Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Nege

  

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE ROLE PLAYING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI ANALISIS

BUKTI TRANSAKSI DAN PENCATATAN BUKTI

TRANSAKSI DALAM JURNAL KHUSUS

  Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

  

OLEH:

Richardo Eko Widyono

NIM 091334030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

  Karya yang sederhana ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus, Bapak, ibu, adik, kakek, nenek, pakde, bulik, dan seluruh keluarga yang selalu menyayangi, memberikan kepercayaan, dan perhatian kepadaku

  

Almamaterku,

Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi

  Universitas Sanata Dharma

  

MOTTO

You Can If You Think You Can Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras.

  Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.

  • Thomas A. Edison-

  

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE ROLE PLAYING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN

PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI ANALISIS

BUKTI TRANSAKSI DAN PENCATATAN BUKTI

TRANSAKSI DALAM JURNAL KHUSUS

  Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta

  Richardo Eko Widyono Universitas Sanata Dharma

  2013 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatkan pemahaman materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role playing.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah 31 siswa kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam satu siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data analisis dengan menggunakan analisis deskriptif, analisis komparatif, dan uji beda

  mean .

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role playing dapat meningkatkan pemahaman siswa materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta siswa secara signifikan (rata-rata skor pre-test = 56,77, dan rata-rata skor post-test = 84,73; Sig. (2-tailed) = 0,000 < = 0,05).

  

ABSTRACT

THE APPLICATION OF A COOPERATIVE LEARNING

MODEL ROLE PLAYING TYPE AS AN ATTEMPT TO

  

IMPROVE STUDENTS’ UNDERSTANDING ON THE

EVIDENCE TRANSACTION ANALYSIS AND LISTING

MATERIALS IN THE SPECIAL JOURNAL

  A Classroom Action Research on the Twelfth Class of Two Social Department Students of SMA Negeri 11 Yogyakarta

  Richardo Eko Widyono Sanata Dharma University

  2013 The purpose of this research is to know th e students’ understanding improvement on the evidence transaction analysis and listing in the special journal for the Twelfth Class of Two Social Department Students of SMA Negeri 11 Yogyakarta through the application of a cooperative learning model role playing type.

  This research is a classroom action research. The subjects of the research were the 31 students of Twelfth Class of Two Social Department Students of SMA Negeri 11 Yogyakarta. This classroom action research is conducted in one cycle that consists of four steps, which are a planning, an action, an observation, an evaluation, and reflection. The techniques of gathering the data were observation method, an interview, and documentation. The data were analyzed by descriptive and comparative analysis, and comparative mean test.

  The result of the research shows that the application of a cooperative learning model role playing type can improve the students’ understanding on the evidence transaction analysis and listing in the special journal for the Twelfth Class of Two Social Department Students of SMA Negeri 11 Yogyakarta significantly (pre-test score average = 56,77, and post-test score average = 84,73;

  Sig. (2-tailed) = 0,000 < = 0,05).

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua karunia dan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

  

Role Playing Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi

  Analisis Bukti Transaksi Dan Pencatatan Bukti Transaksi Dalam Jurnal Khusus ” ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Pendidikan

  Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam pembuatan skripsi ini tidak lepas dari beberapa pihak yang telah memberikan bantuan moril, matriel, dukungan, bimbingan maupun kerja sama kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

  4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan, dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini.

  5. Seluruh dosen Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama

  6. Ibu Dra. Baniyah selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan PTK.

  7. Bapak Ruswidaryanto, S.Pd selaku Guru Akuntansi SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data.

  8. Para siswa kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta yang bersedia bekerja sama membantu peneliti untuk menelitinya.

  9. Mbak Aris selaku staf sekretariat Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah membantu melayani dalam administrasi.

  10. Bapak Marcus Gunaryono dan ibu A.E. Widiastuti selaku orang tua yang selalu memberikan doa, motivasi, kepercayaan, dan nasihat-nasihat untuk kemajuan penulis.

  11. Pakde Gum beserta keluarga yang selalu membantu dengan memberi nasihat- nasihat untuk kemajuan penulis. Terima kasih atas semua yang telah diberikan kepada penulis.

  12. Adikku Arnold Dwihattomo Widyono dan Dismas Violano Triatmojo Widyono selaku saudara yang telah memberi motivasi tersendiri dalam menghibur penulis. FORZA WIDYONO !

  13. Teman-teman Pendidikan Akuntansi 2009 terimakasih atas kerjasamanya selama ini. You are the best.

  14. Teman-teman kos Grinjing 04 terimakasih atas dukungan, semangat, dan penghilang rasa jenuh serta canda tawa yang selama ini kalian berikan kepada

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii

ABSTRAK............................................................................................................ .... viii

ABSTRACT........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii

  

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Batasan Masalah ...................................................................................... 3 C. Rumusan Masalah ................................................................................... 3 D. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 6

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............................................................ 6 B. Pembelajaran Kooperatif ......................................................................... 9 C. Ruang Lingkup Model Pembelajaran Role Playing .................................. 13 D. Pengertian Pemahaman............................................................................ 17 E. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang ..................................................... 18 F. Kerangka Berpikir ................................................................................... 20 BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................

  23

  B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 23

  C. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................................. 24

  D. Prosedur Penelitian .................................................................................. 24

  E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 33

  F. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 35

  G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 36

  

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ....................................................... 40

A. Sejarah SMA Negeri 11 Yogyakarta ........................................................ 40 B. Visi dan Misi SMA Negeri 11 Yogyakarta .............................................. 42 C. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ........................... 43 D. Sistem Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ........................... 43 E. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ..................... 44 F. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ........ 47 G. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta .. 52 H. Siswa Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ............................. 55 I. Kondisi Fisik dan Lingkungan Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta .............................................................................................. 55 J. Proses Belajar Mengajar Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta . 57 K. Fasilitas Pendidikan dan Latihan SMA Negeri 11 Yogyakarta ................. 60 L. Majelis Sekolah/ Dewan Sekolah/ Komite Sekolah SMA Negeri 11 Yogyakarta .............................................................................................. 62 M. Hubungan antara Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan Instansi lain ............................................................................................. 62 N. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan SMA Negeri 11 Yogyakarta 64

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ........................................ 66

A. Deskripsi Data ......................................................................................... 66

  1. Kegiatan Penelitian Pendahuluan ....................................................... 66

  a. Observasi pada guru ..................................................................... 66

  b. Observasi pada siswa ................................................................... 69

  c. Observasi pada kelas .................................................................... 71

  e. Wawancara pada siswa ................................................................ 72

  2. Pelaksanaan Tindakan Kelas.............................................................. 75

  a. Perencanaan Tindakan ................................................................... 75

  b. Tindakan ....................................................................................... 78

  c. Observasi ....................................................................................... 88

  d. Evaluasi dan refleksi ...................................................................... 94

  B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Role Playing ................................................................................. 98

  1. Analisis Komparatif.............................................................................. 98

  2. Pengujian Hipotesis.............................................................................. 99

  C. Pembahasan ............................................................................................... 101

  

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ............................ 103

A. Kesimpulan ............................................................................................. 103 B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 103 C. Saran ....................................................................................................... 104 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

  105

  

LAMPIRAN ......................................................................................................... 108

  DAFTAR TABEL

Tabel 5.3 Pemahaman Siswa Berdasarkan Hasil Pre-Test PAP II.................... 80Tabel 5.11 Hasil Pengujian Normalitas Kolmogorof-Smirnov Test .................... 100Tabel 5.10 Hasil Pemahaman Sebelum dan Sesudah Penerapan Role Playing ... 98Tabel 5.9 Hasil Refleksi Guru Sesudah Penerapan Role Playing ..................... 96Tabel 5.8 Hasil Observasi Keadaan Kelas Saat Penerapan Role Playing ......... 92Tabel 5.7 Hasil Observasi Perilaku Siswa Saat Penerapan Role Playing .......... 91Tabel 5.6 Hasil Observasi Perilaku Guru Saat Penerapan Role Playing ........... 88Tabel 5.5 Hasil Refleksi Siswa Sesudah Penerapan Role Playing ................... 85Tabel 5.4 Pemahaman Siswa Berdasarkan Hasil Post-Test PAP II ................. 84

  Playing ............................................................................................ 70

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Soal Pre-Test ..................................................... 28Tabel 5.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Sebelum Penerapan Role

  Playing ............................................................................................ 66

Tabel 5.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru Di Kelas Sebelum Penerapan RoleTabel 4.3 Keadaan Fasilitas Sekolah ............................................................... 56Tabel 4.2 Karyawan dan Bidang Tugas ........................................................... 54Tabel 4.1 Tenaga Edukatif .............................................................................. 52

  Role Playing .................................................................................... 37

Tabel 3.3 Tabel Komparasi Pemahaman Sebelum dan Sesudah PenerapanTabel 3.2 Hasil Uji Validitas Soal Post-Test ................................................... 29Tabel 5.12 Hasil Uji Beda Rata-Rata Paired Smples Test .................................. 101

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Lembar Observasi Aktivitas Guru Di Kelas ..................................... 109 Lampiran 2 Lembar Observasi Keadaan Kelas ................................................... 112 Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa .................................................. 113 Lampiran 4 Instrumen Wawancara Guru dan Siswa ........................................... 114 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................... 115 Lampiran 6 Kisi-Kisi Soal .................................................................................. 120 Lampiran 7 Soal Pre-Test dan Post-Test ............................................................ 121 Lampiran 8 Instrumen Observasi Aktivitas Guru Saat Role Playing ................... 137 Lampiran 9 Instrumen Observasi Kelas Saat Role Playing ................................. 139 Lampiran 10 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa Saat Role Playing .................. 140 Lampiran 11 Instrumen Refleksi Guru ................................................................. 141 Lampiran 12 Instrumen Refleksi Siswa ................................................................ 142 Lampiran 13 Instrumen Wawancara Guru dan Siswa Sesudah Role playing ......... 143 Lampiran 14 Role Of The Game Role Playing ...................................................... 144 Lampiran 15 Skenario Pembelajaran .................................................................... 146 Lampiran 16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Di Kelas Sebelum Penerapan Role

  Playing ............................................................................................ 147

  Lampiran 17 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Di Kelas Sebelum Penerapan Role

  Playing ............................................................................................ 150

  Lampiran 18 Catatan Anecdotal Observasi Keadaan Kelas Sebelum Penerapan

  Role Playing .................................................................................... 151

  Lampiran 19 Wawancara Pada Guru Sebelum Tindakan ...................................... 152 Lampiran 20 Wawancara Pada Siswa Sebelum Tindakan ..................................... 153 Lampiran 21 Daftar Kelompok............................................................................. 154 Lampiran 21a Daftar Kelompok Saat Pelaksanaan Role Playing ............................ 155 Lampiran 22 Papan Nama .................................................................................... 156 Lampiran 23 Uang-Uangan .................................................................................. 157 Lampiran 24 Instruksi Masing-Masing Peran ....................................................... 158

  Lampiran 26 Buku Akuntansi .............................................................................. 172 Lampiran 27 Buku Kas ........................................................................................ 175 Lampiran 28 Hasil Pre-Test ................................................................................. 176 Lampiran 29 Hasil Observasi Aktivitas Guru Saat Penerapan Role Playing .......... 183 Lampiran 30 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Saat Penerapan Role Playing ........ 185 Lampiran 31 Hasil Observasi Keadaan Kelas Saat Penerapan Role Playing ......... 186 Lampiran 32 Hasil Refleksi Siswa Sesudah Penerapan Role Playing .................... 187 Lampiran 33 Wawancara Pada Siswa Sesudah Tindakan...................................... 194 Lampiran 34 Hasil Refleksi Guru Sesudah Penerapan Role Playing ..................... 195 Lampiran 35 Wawancara Pada Guru Sesudah Tindakan ....................................... 196 Lampiran 36 Hasil Post-Test ................................................................................ 198 Lampiran 37 Analisis Pre-Test Post-Test ............................................................. 204 Lampiran 38 Hasil Pengujian Normalitas Kolmogorof-Smirnov Test .................... 205 Lampiran 39 Hasil Uji Beda Rata-Rata Paired Smples Test .................................. 206 Lampiran 40 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 207

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa sekolah menengah

  atas program ilmu sosial kelas XII pada semester gasal adalah memahami materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus pada siklus akuntansi perusahaan dagang. Bukti transaksi adalah dokumen atau surat yang menandai bahwa transaksi yang sah telah terjadi (Suwardjono, 2002:131).

  Bukti transaksi harus dianalisis. Analisis bukti transaksi merupakan kegiatan mengidentifikasi dokumen-dokumen otentik berisi data transaksi yang telah dilakukan. Kemampuan siswa dalam melakukan analisis bukti transaksi sangatlah penting, karena benar atau salahnya analisis akan menentukan benar atau salahnya pencatatan ke dalam buku jurnal dan proses alat ukurnya. Idealnya agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, guru harus memiliki metode pembelajaran yang tepat.

  Situasi pembelajaran yang terjadi di kelas sering berbeda dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi di kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta, situasi pembelajaran akuntansi cenderung berlangsung tidak menarik bagi siswa. Pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Guru jauh lebih aktif dibandingkan para siswanya. Dalam pengamatan tampak bahwa cukup banyak siswa yang tidak mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru, melakukan kegiatan-kegiatan yang kontraproduktif, dan bahkan ada yang tertidur di kelas.

  2

  memiliki pemahaman yang baik terhadap materi pembelajaran akuntansi. Nilai ulangan harian siswa menunjukkan cukup banyak siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

  Guru perlu memiliki metode yang tepat dalam pembelajaran. Pada materi pembelajaran analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus idealnya pembelajaran dikemas secara menarik dan kontekstual. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipilih adalah role playing (bermain peran). Role

  

playing atau bermain peran/sosiodrama adalah suatu model mengajar di mana

  guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (Djajadisastra, 1982:34). Dalam pembelajaran akuntansi, role playing dapat dilakukan dengan mengajarkan siswa memainkan peran sebagaimana yang ada dalam perusahaan dagang. Siswa akan berperan sebagai pihak yang mengambil peranan bagian penjualan dan pembelian, bagian keuangan, dan bagian akuntansi.

  Melalui cara ini siswa diharapkan lebih mampu mengenal proses akuntansi perusahaan dagang, khususnya analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus.

  Siswa akan belajar dengan bermain peran layaknya seorang yang bekerja dalam suatu perusahaan dagang. Ada yang bertindak sebagai bagian penjualan dan pembelian, bagian keuangan, dan bagian akuntansi. Pada setiap bagian perusahaan siswa berlatih membuat bukti transaksi, mengenal hubungan di antara bagian- bagian, menganalisis bukti transaksi, dan melakukan pencatatan akuntansi. Setiap

  3

  Melalui cara pembelajaran demikian, siswa mengalami pembelajaran yang bersifat kontekstual yang berujung kepada pemahaman siswa yang lebih komprehensif tentang siklus akuntansi perusahaan dagang pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal khusus.

  Berdasarkan masalah di atas, maka penulis akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul

  ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Role Playing Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Analisis Bukti Transaksi Dan Pencatatan Bukti Transaksi Dalam Jurnal Khusus Studi Kasus Siswa Kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta.

  B. Batasan Masalah

  Penelitian ini difokuskan untuk memaparkan rancangan dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role playing untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus.

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatkan pemahaman materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role playing?

  4 D. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatkan pemahaman materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role playing.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Siswa Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role playing ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta.

  2. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Negeri 11 Yogyakarta.

  5

  3. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi guru dalam menjalankan PTK di sekolah. Hal demikian diharapkan agar upaya perbaikan proses pembelajaran dapat diwujudkan di sekolah.

  4. Bagi Perguruan Tinggi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi mahasiswa lainnya. Mahasiswa diharapkan dapat memperbaiki dan mengembangkan penelitian tindakan kelas ini agar perbaikan kualitas pembelajaran dapat diwujudkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Tindakan Kelas

  1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Lewin (Arifin, 2011:96), PTK merupakan cara guru untuk mengorganisasikan pembelajaran berdasarkan pengalamannya sendiri atau pengalamannya berkolaborasi dengan guru lain (kompetensi profesional). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan di kelasnya sendiri dengan cara: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Kusumah & Tagama, 2009:9).

  Calhoun dan Glanz (Arifin, 2011:96) menjelaskan bahwa PTK merupakan suatu metode untuk memberdayakan guru yang mampu mendukung kinerja kreatif sekolah (kompetensi profesional). Sedangkan menurut Mulyasa (2009:88), PTK merupakan suatu cara memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru, karena guru merupakan orang yang paling tahu segala sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran. Menurut Arikunto (2006:104), PTK

  merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam PTK diperoleh dari persepsi atau

  7

  proses penyelidikan ilmiah dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki pemahaman dan keadilan tentang praktik yang dilakukan, dan situasi-situasi dimana praktik itu dilaksanakan (Arifin, 2011:98).

  Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa PTK adalah suatu tindakan yang terjadi di kelas untuk perbaikan mutu pembelajaran yang menghasilkan peningkatan kualitas pendidikan.

  2. Karakteristik PTK Menurut Rochman Natawidjaya (Mulyasa, 2009:14), karakteristik PTK sebagai berikut: a. Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan; b. Ditetapkan secara kontekstual, artinya variabel-variabel atau faktor-faktor yang ditelaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana penelitian; c. Terarah pada perbaikan atau peningkatan mutu kinerja guru di kelas;

  d. Bersifat fleksibel (disesuaikan dengan keadaan);

  e. Banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung dari pengamatan atas perilaku serta refleksi peneliti; f.

  Menyerupai “penelitian eksperimental”, namun tidak secara ketat mempedulikan pengendalian variabel; dan g. Bersifat situasional dan spesifik, umumnya dilakukan dalam bentuk studi kasus.

  3. Tujuan PTK Secara umum, menurut Rochman Natawidjaya (Suwandi, 2010:15), tujuan PTK adalah sebagai berikut: a. Untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga kependidikan, terutama yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi pengajaran; b. Untuk memberikan pedoman bagi guru atau administrator pendidikan di

  8

  c. Untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut; d. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaharuan dalam sistem pembelajaran yang sedang berjalan dan sulit untuk ditembus oleh pembaharuan pada umumnya;

  e. Untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara praktisi (guru) dengan para peneliti akademik, dan; f. Untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah, yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa, orang tua, dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah.

  4. Kelebihan dan Kekurangan PTK Kelebihan PTK yakni (Arifin, 2011:107):

  a. Hasil PTK kolaboratif dapat dijadikan feedback bagi sistem pembelajaran dengan cara yang lebih substansional dan kritis b. Mendorong guru untuk berbagi masalah pembelajaran dengan pihak-pihak yang terkait c. Dapat memberdayakan potensi guru

  d. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kolaborasi tim dalam PTK

  e. Tumbuhnya berpikir kritis dan kreatif, sistematis, dan logis melalui interaksi terbuka yang bersifat reflektif-evaluatif dalam PTK f. Adanya upaya saling mendorong untuk berubah dalam kerjasama

  g. Meningkatnya kesepakatan melalui kerja sama secara demokratis dan dialogis h. Timbulnya semangat dan motivasi kerja dalam dinamika kelompok. Kekurangan PTK antara lain (Arifin, 2011:108):

  a. Sulitnya mencapai keharmonisan kerja sama antara orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda b. Kurangnya pengetahuan peneliti dalam metode peneliti karena terlalu banyak berusaha tentang hal-hal praktis c. Rendahnya efisiensi waktu karena di satu pihak, guru sebagai peneliti harus terlibat dalam proses tindakan sedangkan di pihak lain guru harus melakukan tugas rutin

  d. Adanya tuntutan pemimpin kelompok untuk bertindak secara demokratis dan memiliki kepekaan tinggi e. Memiliki validitas dan reliabilitas yang rendah.

  9

B. Pembelajaran Kooperatif

  1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (Sugiyanto, 2009:37). Sedangkan Artzt dan Newman (Trianto, 2009:56) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi setiap siswa di dalam anggota kelompok memiliki tanggung jawab bersama untuk keberhasilan kelompoknya. Lie (2008:23) menyatakan bahwa ada tiga pilihan model pembelajaran, yaitu kompetisi, individual, dan cooperative learning. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu metode pembelajaran yang menekankan pada kerja sama dalam sebuah team, menurut Lie (2008:29)

  Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang terdiri dari beberapa siswa dalam suatu kelompok atau team dengan menggunakan unsur kerja sama dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran.

  2. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif Johnson dan Johnson (Trianto, 2009:57) menyatakan bahwa tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individual maupun

  10

  membantu dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif (Sugiyanto, 2009:42). Sementara menurut Zamron (Trianto, 2009:56), manfaat penerapan belajar kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan solidaritas antar siswa.

  3. Unsur-unsur dan Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut

  (Trianto, 2009:60):

  a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa merasa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya sukses juga. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok.

  b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok.

  c. Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: (a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) siswa tidak hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.

  d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan seorang siswa juga dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa pada kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut keterampilan khusus.

  e. Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

  Rusman (2011:204) mengatakan ada 4 hal penting dalam strategi pembelajaran kooperatif :

  11

  c. adanya upaya belajar dalam kelompok

  d. adanya kompetensi yang harus dicapai dalam kelompok Berkenaan dengan pengelompokan siswa dapat ditentukan berdasarkan

  Rusman (2011:204):

  a. minat dan bakat siswa

  b. latar belakang kemampuan siswa

  c. perpaduan antara minat dan bakat siswa dengan latar belakang kemampuan siswa.

  Hal itu berarti bahwa untuk pembagian kelompok guru tidak bisa seenaknya, tetapi guru harus menentukan sendiri anggota-anggota dari kelompok tersebut karena gurulah yang mengetahui minat, bakat maupun tingkat kecerdasan dari masing masing siswa.

  Dari pendapat di atas dapat disimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajarn yang menekankan pada peran aktif siswa dalam belajar dalam kelompok secara kolaboratif. Pembagian kelompoknya pun tidak asal-asalan tetapi harus memperhatikan tingkat kecerdasan siswa. Model pembelajaran kooperatif ini dilaksanakan dalam bentuk sharing sehingga dapat membentuk pemahaman diantara para siswa itu sendiri. Dalam pembelajaran ini siswa tidak belajar dari guru tetapi siswa menyimpulkan sendiri apa yang dikatakan oleh teman-temannya dan menggabungkan dengan apa yang ia pikirkan.

  4. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap yaitu: (a) penjelasan materi; (2) belajar dalam kelompok; (3) penilaian;

  12

  a. Penjelasan Materi Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim).

  b. Belajar dalam Kelompok Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pembelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan ini bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik serta perbedaan kemampuan akademik. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. Anita Lie menjelaskan beberapa alasan lebih disukai pengelompokan heterogen.

  Pertama, kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung. Kedua, kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnis, dan gender. Melalui pembelajaran dalam tim siswa didorong untuk melakukan tukar- menukar (sharing) informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.

  c. Penilaian Penilain dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis.

  Tes atau kuis dilakukan baik secara individu maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.

  d. Pengakuan Tim Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi kelompok lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.

  13

C. Ruang Lingkup Model Pembelajaran Role Playing

  1. Pengertian role playing Menurut Hisyam (2008:98), model pembelajaran role playing dikenal dengan nama model pembelajaran bermain peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan skenario yang telah dibuat guru. Siswa diberi kebebasan berimprovisasi namun masih dalam batas-batas skenario dari guru. Metode role playing atau metode bermain peran/sosiodrama adalah suatu metode mengajar di mana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (Djajadisastra, 1982:34). Dengan metode role playing siswa menggambarkan atau mengekspresikan suatu penghayatan dalam keadaan seandainya ia menjadi tokoh yang sedang diperankannya itu.

  Menurut Ulinbukit Karo-Karo (1981:60), role playing adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan atau mempertontonkan kepada pelajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Bahan-bahan yang disajikan dengan metode role playing ini adalah hubungan-hubungan sosial (isi hubungan sosial, konflik-konflik sosial, cara-cara orang mengambil keputusan, peranan orang tua dan sebagainya). Sedangkan Yahya (http://apa de-finisi-nya.

  Blog-spot.com/2008/05/ kumpulan metode pembelajaran pen-dampin-ga. html) menjelaskan bahwa role playing pada prinsipnya merupakan metode untuk „menghadirkan‟ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu

  14

  „pertunjukan peran‟ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian.

  Berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode role

  playing adalah sebuah metode pembelajaran dimana guru memberi kesempatan

  kepada siswa untuk bermain peran dalam batasan skenario yang diberikan oleh guru. Serta peran-peran yang dilakukan oleh siswa adalah peran yang terjadi di dunia nyata dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas yang menjadi bahan refleksi untuk sebuah penilaian dalam belajar.

  2. Asumsi dasar role playing Menurut Mulyasa (2004:141), sebagaimana dikutip Dindayu (http:// dindayu. wordpress. com/2010/06/17/ model-bermain-peran-role-playing/), terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran role playing untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai sosial, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut: a. Secara implisit bermain peran mendukung suatu situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberat kan isi pelajaran pada situasi “di sini pada saat ini

  ”. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogi mengenai situasi kehidupan nyata. Terhadap analogi yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari respons orang lain.

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta.

0 0 313

Penerapan model pembelajaran kooperatif sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum.

0 2 429

Penerapan model pembelajaran kooperatif pada materi jurnal umum sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman siswa kelas X SMA : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X3 SMA N 6 Yogyakarta.

0 1 279

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) pada materi pembelajaran jurnal umum sebagai upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa : penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Putra

0 0 291

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa : penelitian

0 5 313

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Nege

0 9 227

Penerapan metode Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XI IPS : penelitian dilaksanakan pada kelas XI IPS 2 S

0 0 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai upaya meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa pada materi pembelajaran jurnal umum penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 4 Yogyakarta

0 5 311

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa kelas XII IPS pada materi jurnal khusus perusahaan dagang

0 10 307

Penerapan metode Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XI IPS : penelitian dilaksanakan pada kelas XI IPS 2 S

0 0 260