Tabel 2. 1 Luas Wilayah Kabupaten Lamongan No Kecamatan Luas Wilayah
Profil
Kabupaten Lamongan
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 0
2.1. Wilayah Administrasi
Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,80 Km² setara 181.280
Ha atau + 3.78 % dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur dengan panjang garis pantai
sepanjang 47 Km. Batas wilayah administratif Kabupaten Lamongan adalah
Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kabupaten Gresik
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab. Jombang dan Kab. Mojokerto
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kab. Bojonegoro dan Kab. Tuban.
Letak dan Kondisi Geografis Kabupaten Lamongan secara geografis terletak pada 6º
51’ 54” sampai dengan 7º 23’ 6” Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur 112° 4’
41” sampai 112° 33’ 12” bujur timur.Wilayah Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai
Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga
karakteristik yaitu :
Bagian Tengah Selatan : Merupakan dataran rendah yang relatif subur yang
membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Lamongan,
Deket, Tikung, Sugio, Sarirejo dan Kembang bahu
Bagian Selatan dan Utara : Merupakan pegunungan kapur berbatu batu dengan
kesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup,nSambeng,
Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan Solokoro.
Bagian Tengah Utara :
Merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah
rawan banjir. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sekaran, Maduran, Laren,
Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun dan Glagah.
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 1
Tabel 2. 1 Luas Wilayah Kabupaten Lamongan
Luas
Luas
No
Kecamatan
Wilayah
Wilayah
1 Sukorame
4.147 15 Sarirejo
4.739
2 Bluluk
5.415 16 Deket
5.005
3 Ngimbang
11.433 17 Glagah
4.052
4 Sambeng
19.544 18 Karangbinangun
5.288
5 Mantup
9.307 19 Turi
5869
6 Kembangbahu
6.384 20 Kalitengah
4335
7 Sugio
9.129 21 Karanggeneng
5132
8 Kedungpring
8.443 22 Sekaran
4965
9 Modo
7.780 23 Maduran
3015
10 Babat
6.295 24 laren
9600
11 Pucuk
4.484 25 Solokuro
10102
12 Sukodadi
5.232 26 Paciran
4789
13 Lamongan
4.038 27 Brondong
7459
14 Tikung
5.299
Total Luas Wilayah
181.280
Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka
No
Kecamatan
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 2
Peta wilayah skala 1:50.000 untuk kabupaten
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 3
2.2. Potensi Wilayah kabupaten/Kota
2.2.1 Potensi Ekonomi Kreatif
Sebagai langkah strategis dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan
ekonomi daerah, maka ada komponen utama yang perlu diketahui yaitu potensi
unggulan daerah. Dengan mengetahui dan memahami potensi unggulan daerah
dapat diketahui sektor‐sektor basis dan unggulan yang dapat dipacu/diakselerasi dan
dioptimalkan guna memacu perkembangan kondisi perekonomian / pembangunan
daerah pada wilayah tersebut. Hal ini tentunya akan digunakan sebagai pendorong
dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis potensi sumber daya yang ada
di Kabupaten Lamongan.
Hasil analisis komparatif dan sektor unggulan berdasarkan data produk Domestik
regional Bruto (PDRB) melalui indeks Dominasi antar daerah di propinsi Jawa Timur
(38 kabupaten/kota) dengan menggunakan 2(dua) indikator utama yaitu statis
location Quotion (SLQ) dan Dynamic Location Quotion (DLQ), maka dapat diketahui
sektor‐sektor unggulan daerah di Kabupataen Lamongan. Adapun sektor unggulan
Kabupaten Lamongan tersebut antara lain :
1.
Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan perikanan,
2.
Sektor industri pengolahan (khususnya sub sektor industri tanpa migas: industri
tekstil, barang kulit, barang kayu, kertas dan barang cetakan),
3.
Sektor bangunan / kontruksi,
4.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran (khususnya sub sektor perdagangan
besar dan eceran dan sub sektor hotel),
5.
Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta
6.
Sektor jasa (khususnya sub sektor sosial dan kemasyarakatan, hiburan, rekreasi,
dan perorangan dan rumah tangga).
Selain berdasarkan hasil analisis diatas, potensi unggulan suatu daerah juga dapat
dilihat dari kondisi sumberdaya yang dimiliki. Berdasarkan kondisi sumber daya alam
yang ada, potensi unggulan daerah Kabupaten Lamongan di sektor pertanian
khususnya nampak pada sub sektor tanaman pangan dan sub sektor perikanan.
Dengan total baku lahan sawah seluas 83.213 hektare(sekitar 7,23% dari total Jawa
Timur Kabupaten Lamongan pada tahun 2013 mampu memberikan kontribusi
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 4
produksi gabah sebanyak 776.085 ton GKG (7,14% dari total produksi gabah di Jawa
Timur atau terbesar ke‐2 di Jawa Timur). Kabupaten Lamongan juga merupakan
penghasil nomor 5 (lima) terbesar di Jawa Timur untuk komoditi jagung, yaitu
sebesar 5,61% dari total Jawa Timur.
Sedangkan untuk sub sektor perikanan, Kabupaten Lamongan mampu memberikan
kontribusi sebesar 15,25% dari total produksi ikan di Jawa Timur atau merupakan
penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, yaitu sekitar 65.874,984 ton senilai kurang
lebih Rp.446 milyard. Kontribusi terbesar produksi ikan di Kabupaten Lamongan
disumbangakan oleh produksi ikan air tawar (sawah tambak) dan produksi perikanan
laut. Perikana sawah tambak yang didukung areal 22.422,49 hektare mampu
memberikan produksi ikan air tawar sebesar di Jawa Timur, sedangkan perikanan laut
yang didukung 19.994 nelayan dan 5.385 armada kapal penangkap ikan mampu
menghasilkan produksi ikan terbesar nomor 3 (tiga) di Jawa Timur setelah Kabupaten
Sumenep dan Probolinggo.
Sedangkakan pada sektor indusri pengolahan, keunggulan potensi sektor ini banyak
ditopang oleh besarnya keberadaan industri rumah tangga (IRT) dan Usaha Mikro
kecil Menengah (UMKM) yang ada. Berdasarkan data tahun 2013,di Kabupaten
Lamongan berkembang 13.676 unit industri non formal dan 445 unit industri formal
yang kesemuanya memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap perekonomian
daerah dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Lamongan.
Sektor bangunan /kontruksi merupakan salah satu sektor unggulan daerah di
Kabupaten Lamongan.Hal ini menunjukkan suatu indikasi cepatnya laju gerak
pembangunan sarana prasarana di Kabupaten Lamongan, baik itu berupa
gedung,jalan jembatan,sarana irigasi dan infrastruktur lainnya seperti pelabuhan
penyeberangan (ASDP), obyek wisata (WBL) dan kawasan industri (LIS) yang
didukung peranan swasta/ investor.
Besarnya volume perdagangan di Kabupaten Lamongan khususnya komoditi
pertanian, pertambangan dan penggalian dan industri hasil produk lamongan
merupakan suatu potensi unggulan daerah yang perlu didukung dengan system
pemasaran yang efisien dan dukungan sarana prasarana (infrastruktur) yang baik.
Surplus beras pada tahun 2013 yang kurang lebih mencapai 358.000 ton merupakan
salah satu komodoti perdagangan unggulan daerah, demikian juga komoditi
perikanan air tawar (sawah tambak) dan perikanan laut yang memberikan kontribusi
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 5
besar terhadap perekonomian daerah. Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada
tahun 2013 memberikan perumbuhan ekonomi tertinggi, yaitu sebesar 10,37%.
Sedangkan untuk sektor jasa, khususnya sub sektor hiburan dan rekreasi
menunjukkan suatu perkembangan yang nyata/ significant untuk memberikan
kontribusi yang semakin meningkat terhadap perokonomian daerah Kabupaten
Lamongan. Pembangunan Wisata Bahari Lamongan (WBL) nampak nyata
memberikan pengaruh langsung terhadap besarnya kontribusi sub sektor ini
terhadap PDRB. Dengan kunjungan wisatawan mencapai kurang lebih 850.000 per
tahun merupakan suatu potensi daerah yang besar untuk terus dikembangkan dan
disinergikan dengan obyek wisata lainnya seperti wisata religi / ziarah Makam Sunan
Drajat dan Goa Maharani. Keberadaan WBL juga secara tidak langsung memberikan
multiplayer effect terhadap kembang tumbuhnya kegiatan ekenomi produktif lainnya
di masyarakat. Pada tahun 2013 sub sektor hiburan dan rekreasi mampu tumbuh
sebesar 5,23%.
Melalui pemikiran yang berwawasan luas (regional dan nasional) yang didukung
dengan pemahaman bahwa potensi ekonomi daerah bukanlah sekedar apa yang
terkandung dan tersedia di daerah tersebut, tetapi juga meliputi potensi ekonomi di
luar teritori Wilayah Lamongan yang dapat mendatangkan manfaat bagi Lamongan.
Melalui riset peta potensi unggulan daerah baik yang bersifat internal maupun
lingkungan eksternal‐luar daerah, propinsi bahkan nasional disertai dengan strategi
pemasaran daerah, Kab.Lamongan memanfaatkan peluang dan potensi tersebut
demi terwujudnya kemajuan perekonomian daerah dan masyarakat Lamongan.
Wilayah Kab.Lamongan yang mempunyai letak strategis di antara pusat‐pusat
pertumbuhan di Jawa Timur merupakan potensi yang cukup besar untuk
dioptimalkan dalam rangka pengembangan wilayah.
Model pembangunan ekonomi daerah dengan pendekatan kutub pertumbuhan
(Growth Pole Approach), yaitu menciptakan pusat‐pusat pertumbuhan (growth pole)
khususnya di wilayah pantura dengan pihak investor merupakan strategi yang telah
dikembangkan selama beberapa tahun ini. Diharapkan pusat‐pusat pertumbuhan
tersebut bisa menjadi engine of growth dari perekonomian Kabupaten Lamongan
secara keseluruhan tanpa mengesampingkan pengembangan wilayah lainnya.
A. Pertumbuhan
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 6
Nilai total PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten Lamongan pada
tahun 2015 (yang masih merupakan angka estimasi/ sangat sementara) adalah
sebesar Rp.4,082 triliun. Sedangkan berdasarkan atas dasar berlaku (ADHB), PDRB
Kabupaten Lamongan mencapai Rp.5,872 triliun atau meningkat sebesar 10,24%
dibandingkan tahun 2014 dimana sebesar Rp.2,283 triliun disumbangkan oleh
sektor pertanian .
Perkembangan pencapaian kemajuan perekonomian suatu daerah dapat dilihat
dari nilai pertumbuhan perekonomian yang dicapai tiap tahunnya. Pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Lamongan pada tahun 2015 mencapai 5,11%. Pertumbuhan
ekonomi selama 5 (Lima) tahun terakhir (20011 s/d 2015) menunjukkan pola
kecenderungan yang semakin meningkat. Namun demikian pencapaian
pertumbuhan ekonomi tersebut disadari masih dibawah rata‐rata pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur dan Nasional yang pada tahun 2013 mencapai 5,5%.
Struktur perekonomian Kabupataen Lamongan yang masih besar ditopang oleh
sektor pertanian mengakibatkan laju pertumbuhan ekonominya masih dibawah
rata‐rata Jawa Timur dan Nasional Persoalan struktural yang dialami oleh sektor
pertanian selama ini mengakibatkan rendahnya kontribusi sektor ini terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini dapat dilihat dari nilai pertumbuhan
ekonomi yang disumbangakan oleh sektor pertanian selam kurun waktu 2011‐2015
relatip stagnan, dimana pada tahun 2015 hanya tumbuh sebesar 1,72%, paling
rendah dibandingkan pertumbuhan sektor‐sektor lainnya. Berkaitan dengan
kondisi tersebut, upaya peningakatan nilai tambah produk‐produk komoditi
pertanian pada tahun‐tahuin mendatang melalui pengembangan kegiatan
pengolahan hasil komoditi pertanian (industri pengolahan berbasis komoditi
pertanian) menjadi salah satu pemecahannya.
Berdasarkan data perkembangan selama 5 (Lima) tahun terakhir (2009 s/d2013)
struktur perekonomian Kabupaten Lamongan masih belum banyak mengalami
perubahan yaitu masih ditopang utamanya oleh sektor primer (khususnya oleh
sektor pertanian). Meski demikian peranan sektor primer menunjukkan
kecenderungan samakin menurun, sedangkan sektor tersier (khususnya sektor
perdagangan, hotel & restoran dan sektor jasa‐jasa) menunjukkan kecenderungan
meningkat. Pada tahun 2009 sektor pertanian masih memberikan kontribusi
terbesar yaitu 43,22% terhadap total PDRB ADHK Kabupaten Lamongan, kemudian
berturut‐turut diikuti oleh sektor perdagangan, hotel & restoran (29,58%) dan
sektor jasa‐jasa (11,48 %), dan sektor industri pengaolahan sebesar 5,51 %.
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 7
Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan mencapai 7,08%
dengan 2 (dua) sektor mengalami pertumbuhan melampaui 10% yaitu sektor
pembangunan dan konstruksi, dan sektor jasa‐jasa masing‐masing 25,10% dan
15,37%. Pada tahun 2015 perekonomian Kabupaten Lamongan tumbuh 7,12%
dengan pertumbuhan sektor tertinggi oleh sektor bangunan/kontruksi dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran masing‐masing tumbuh 12,11% dan 9,16%.
Disusul dengan sektor jasa 8,72%, sektor pertambangan dan penggalian 7,06%,
sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan 7,00%, sektor industri pengolahan
6,60%, sektor pertanian 5,63%, sektor angkutan dan komunikasi 4,16% dan sektor
listrik, gas dan air bersih 4,00%.
Tabel 2. 2
Pertumbuhan PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2012‐2014
No
Sektor
2012
2013
2014
1
Pertanian
4,63%
3,88%
5,63%
2
Pertambangan & Penggalian
1,48%
8,73%
7,06%
3
Industri Pengolahan
7,63%
8,75%
6,60%
4
Listrik, Gas & Air Bersih
5.80%
6,28%
4,00%
5
Bangunan / Konstruksi
3,50%
25,10%
12,11%
6
Perdagangan, Hotel & Restoran
9,85%
8,27%
9,16%
7
Pengangkutan dan Komunikasi
6,83%
6,97%
4,16%
8
Keuangan, Sewa & Jasa Perusahaan
12,23%
8,48%
7,00%
9
Jasa‐Jasa
10,45%
15,37%
8,72%
PDRB
6,89%
7,08%
7,12%
Sumber : BPS Kabupaten Lamongan
1. Laju Inflasi PDRB Kabupaten Lamongan
Laju inflasi PDRB Kabupaten Lamongan tahun 2011 yaitu 3,48% dan naik di tahun
2012 menjadi 6,31%. Hal ini disebabkan oleh kondisi perekonomian baik nasional,
regional maupun domestik yang relatif kurang stabil. Selain itu juga didukung
dengan ketersediaan bahan pokok di Kabupaten Lamongan distribusinya kurang
merata. Hal ini kurang menguntungkan bagi perkembangan perekonomian
Kabupaten Lamongan yang ditandai dengan nilai investasi dan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang kenaikannya kurang signifikan.
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 8
2. PDRB Per Kapita Kabupaten Lamongan
No
1
2
3
Tahun
2010
2011
2012
PDRB Per
Kapita
9.474.775
10.771.552
12.184.430
Perubahan
(%)
14,69 %
15,62 %
13,11 %
PDRB sebagai salah satu indikator makro ekonomi di Kabupaten Lamongan.
Selanjutnya jika besaran PDRB tersebut diberi penimbang dengan jumlah
penduduk, karena penduduk merupakan pelaku pembangun an yang
menghasilkan output (PDRB) akan diperoleh angka PDRB per kapita.
PDRB per kapita merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat
kesejahteraan masyarakat. Dari hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku
tahun 2011 telah diketahui bahwa PDRB per kapita Kabupaten Lamongan tahun
2011 sebesar Rp. 10.771.552,‐ atau tumbuh 15,62% dari tahun 2010 dan pada tahun
2012 menjadi Rp. 12.184.430 ‐ atau tumbuh 13,11% dari tahun 2011.
B. Kesejahteraan Sosial
Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial terkait dengan upaya
meningkatkan kualitas manusia dan masyarakat Kabupaten Lamongan yang
tercermin pada angka melek huruf, angka rata‐rata lama sekolah, angka partisipasi
kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka
kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, presentase penduduk yang
memiliki lahan, dan rasio penduduk yang bekerja. Indeks Pembang unan Manusia :
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit nilai rata‐rata
dari gabungan tiga komponen penilai kualitas sumber daya manusia, digunakan
unutk mengukur pencapaian keberhasilan pembangunan manusia di suatu
wilayah. Masing‐masing indeks dari komponen IPM memperlihatkan seberapa
besar tingkat pencapaian yang telah dilakukan selama ini di bidang kesehatan,
pendidikan dan ekonomi.
Berdasarkan data dari BPS Propinsi Jawa Timur pada tahun 2010 IPM Kabupaten
Lamongan sebesar 69,63 dengan kategori tingkat pembangunan manusia
menengah atas. Sedangkan pada tahun 2012 angka IPM tersebut mengalami
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 9
peningkatan menjadi 70,76 (angka sementara) dan termasuk kategori
pembangunan manusia tingkat atas.
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 10
2.2.2 Potensi Pertambangan, Potensi Pariwisata, Yang Perlu Didukung
Pembangunannya Dengan Infrastruktur Permukiman
A. Potensi Pertambangan
Kabupaten Lamongan memiliki sumber daya potensial mineral dengan potensi
pertambangan berupa minyak dan gas bumi di Desa Balongsari Kecamatan Tikung
dan bahan mineral bukan logam dan batuan di Kecamatan Paciran, Brondong,
Solokuro , Babat, Ngimbang, Sugio, Mantup dan Sambeng.
Masalah :
1. Pada Kecamatan Mantup, Kecamatan Babat, Kecamatan Brondong dan
Kecamatan Paciran yang merupakan areal pertambangan mengalami kerusakan
akibat penambangan bahan galian mineral batuan;
2. Kawasan pertambangan belum dikelola dengan baik, terutama penanganan lahan
pasca penambangan, serta belum teridentifikasinya besaran tambang yang ada.
Tanpa adanya reklamasi dan pengembalian pada rona awal, maka eksploitasi
penambangan rawan perusakan lingkungan dalam jangka panjang.
Prospek Pengembangan
1. Nilai ekonomis yang dihasilkan oleh tambang dapat meningkatkan perekonomian
wilayah;
2. Pengembangan pertambangan di wilayah pantura menjadi keterpaduan ekonomi
dengan kawasan LS di wilayah pantura sebagai pendukung perekonomian
regional dalam Gerbangkertosusila Plus;
3. Dalam mengantisipasi kemungkinan akibat habisnya hasil tambang maka
masyarakat harus melakukan peningkatan Sumberdaya Manusia di bidang
teknologi.
B. Potensi Pariwisata
Kabupaten Lamongan memiliki banyak potensi pariwisata yang tersebar di beberapa
wilayah kecamatan, objek wisata di Kabupaten Lamongan terdiri dari Wisata Alam
WBL (Wisata Bahari Lamongan), Waduk Gondang, Goa Maharani dan Zoo dan
Sumber mata air Panas Tepanas), Wisata Budaya (Monumen van Der Wijck, Makam
Sunan Drajad, Makam Sendang Duwur, Makam Joko Tingkir, Makam Nyai Ratu
Andongsari dan Desa Balun). dan Wisata Buatan (TPI di Wilayah Pantura dan Sudetan
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 11
Bengawan Solo). Selain itu juga terdapat Pusat Promosi dan Penjualan Produk
Unggulan Kabupaten Lamongan, Produk Industri Kerajinan dan Makanan Khas
1. Obyek Wisata Budaya
Di Kabupaten Lamongan Obyek wisata budaya yang ada sangat banyak dan ini
dapat dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata, selain obyek ini dapat berupa
artifak atau bangunan peninggalan sejarah/benda purbakala dan kerajinan juga
sebagai pengembangan ilmu pengetahuan. Wisata budaya meliputi Monumen
Van Der Wijck, Makam Sunan Drajad, Makam Sendang Duwur, Makam Joko
Tingkir, Makam Nyai Ratu Andongsari, Desa Balun. Wisata buatan meliputi TPI di
wilayah Pantura dan Sudetan Bengawan Solo. Obyek tersebut adalah sebagai
berikut:
Wisata bangunan peninggalan budaya :
Monumen van Der Wijck di Kecamatan Brondong Pemerintah Belanda
memberikan penghargaan kepada masyarakat Brondong berupa tugu
peringatan Monumen van Der Wijck, yang terletak di pelabuhan perikanan
Nusantara Brondong. Karena jasa para nelayan Brondong yang ikut
memberikan pertolongan kepada Kapal mewah milik perusahaan
perkapalan Belanda, van der Wijck, yang tenggelam di sekitar perairan
Brondong
Makam Sunan Drajat Di Kecamatan Paciran
Sunan Drajat merupakan tokoh penyebar agama islam di Jawa dan termasuk
salah satu 9 wali. Sehingga untuk menghormati jasa – jasa Sunan Drajat dan
juga dalam upaya melestarikan benda – benda peninggalan bersejarah, di
lokasi makam didirikan Museum Sunan Drajat. Makam Sunan Drajat telah
ditetapkan sebagai tempat Wisata Ziarah oleh Menteri Negara Kebudayaan
dan Pariwisata
Makam Sendang Duwur Di Kecamatan Paciran
Sunan Sendang Duwur adalah gelar yang diberikan oleh Sunan Drajat
kepada Raden Nur Rahmad, karena jasanya dalam menyebarkan Agama
Islam. Sunan Sendang Duwur adalah seorang tokoh Kharismatik yang
berpengaruh yang dapat disejajarkan dengan para Wali Songo. Bangunan
Makam Sendang Duwur berarsiktektur tinggi yang menggambarkan
perpaduan antara kebudayaan Islam dan Hindu. Makam ini terletak di Desa
Sendang Duwur, kecamatan Paciran. Walaupun letak komplek makam
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 12
berada di dataran yang cukup tinggi, namun mudah dijangkau oleh
kendaraan
Makam Joko Tingkir di Kecamatan Maduran
Merupakan tempat tujuan wisata ritual objek wisata situs makam yang lebih
dikenal sebagai komplek makam mbah Anggungboyo, hal ini dilihat dari
tulisan tangan pada Gapura makam.
Pada Komplek situs makam ini terdapat makam Mbah Anggungboyo yang
bersebelahan dengan makam isterinya bernama Putri Campa, sedangkan
peninggalan lain yang menyebut nama Joko Tingkir tidak ditemukan dilokasi
tersebut, namun masyarakat percaya bahwa Joko Tingkir adalah
Anggungboyo.
Makam Nyai Ratu Andongsari di Dusun Cancing Desa Sendangrejo,
Kecamatan Ngimbang.
Objek wisata situs makam ini lebih dikenal sebagai makam gunung ratu yang
diyakini sebagai ibu kandung Patih Gajah Mada dari Mojopahit. Lokasi ini
termasuk dikeramatkan oleh masyarakat yang ditandai oleh adanya kegiatan
ritual, baik oleh masyarakat desa Cancing maupun Desa Blawi, berupa acara
sedekah Bumi. Pada areal lahan 15x20m terdapat dua makam kecil, tanpa
tanda ataupun nisan bertulis, sehingga sulit diketahui kepastian situs
tersebut.
Di sekitar lokasi tersebut terdapat sendang yang diberi nama Sendang
Sidowayah dengan warna air yang selalu berwarna kuning tidak pernah
jernih, disamping terdapat juga sebuah sendang yang airnya selalu jernih dan
dimanfaatkan sebagai sumber air bersih bagi masyarakat sekitar.
Desa Balun dI Kecamatan Turi
Desa Balun merupakan contoh desa dengan kerukunan umat beragama
yang tinggi.
Agama yang ada di Desa Balun meliputi agama islam, kristen, katolik, dan
hindu. Antar sesama pemeluk saling menghormati dan menghargai, hal itu
terbukti salah satunya bila ada warga yang meninggal dunia dan beragama
islam, penduduk agama lain ikut dalam prosesi upacara penguburan kecuali
menyolati jenazah. Selain itu apabila ada agama lain sedang merayakan hari
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 13
raya agamanya penganut yang lain tak segan untuk mengucapkan selamat
bagi yang merayakan.
Di Kabupaten Lamongan juga terdapat beberapa kearifan lokal terkait seni
budaya, antara lain:
Upacara Sanggring di Desa Tlemang, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten
Lamongan
Upacara sedekah bumi ini dilakukan untuk memperingati masuknya Ki Buyut
Terik ke wilayah Ngimbang. Ki Buyut Terik adalah salah satu prajurit Mataram
yang mengembangkan wilayah Ngimbang.
Upacara Sedekah Bumi (Kaulan) di Desa Songowareng, Kecamatan Bluluk,
Kabupaten Lamongan
Upacara sedekah bumi terdapat acara ludruk dan tayub, serta pembuatan
tumpeng raksasa. Upacara ini dilakukan pasca panen sebagai bentuk syukur
pada Tuhan YME.
Upacara sedekah bumi di Desa Dibee, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten
Lamongan.
Upacara sedekah bumi sebagai wujud syukur terhadap hasil pertanian dan
diadakan pasca panen.
Upacara Petik Laut di Kelurahan Brondong, Kecamatan Brondong
Dilakukan setiap bulan maret setelah angin barat dan berlokasi di Pelabuhan
Brondong. Adapun acara dalam upacara petik laut ini adalah Wayangan dan
Tayuban.
2. Obyek Wisata Alam
Waduk Gondang di Kecamatan Sugio
Waduk Gondang terletak di Desa Gondang Lor dan Desa Deket Agung,
kecamatan Sugio, sekitar 19 Km ke arah barat kota Lamongan. Selain fungsi
utamanya sebagai tempat irigasi bagi persawahan dan pertambakan
masyarakat Lamongan, waduk Gondang juga dijadikan sebagai tempat objek
Wisata. Tidak jauh dari waduk Gondang terdapat Makam Dewi Sekardadu, putri
Adipati Blambangan yang diperistri oleh Kanjeng Maulana Iskak.
Oleh masyarakat Gondang dan sekitarnya, Makam Dewi Sekardadu dikenal
sebagai Makam Mbok Rondo Gondang sebagai ibu dari Sunan Giri. Makam yang
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 14
terletak ditepi jalan sebelah timur Waduk Gondang ini ditemukan pada Tahun
1911, yang kemudian dilakukan pemugaran pada Tahun 1917.
Goa Maharani dan Zoo di Kecamatan Paciran
Goa Maharani merupakan salah satu keajaiban alam yang ditemukan secara
tidak sengaja oleh beberapa orang penggali phospat di daerah paciran. Goa
yang menyimpan sejuta keindahan yaitu berupa stalaktit dan stalakmit yang
pada umumnya didalam goa tersebut terdapat banyak stalaktit berbentuk
kristal – kristal yang sangat indah. Goa ini berada pada kedalaman 25 meter dari
permukaan tanah dengan rongga goa seluas 2.500 m2. Ahli pergoaan
internasional menilai bahwa stalaktit dan stalakmit di Goa Maharani masih
hidup dan terus tumbuh.
Wisata Bahari Lamongan (WBL)
Wisata Bahari Lamongan (WBL) hadir dengan segala aspek – aspek nature
(alam), culture (budaya) dan architecture (arsitek) yang bernuansa global
dengan tetap mempertahankan ciri khas lokal. WBL sebagai penyeimbang
wahana wisata yang telah ada sebelumnya, yaitu Tanjung Kodok dan Goa
Maharani yang terletak di pesisir bagian utara Pulau Jawa tepatnya di
Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Kawasan WBL menempati lokasi seluas 17 Ha. Lokasi seluas itu, dilengkapi
dengan berbagai fasilitas yang lengkap, termasuk masjid yang berasiktektur
Timur Tengah. WBL merupakan sarana rekreasi, hiburan, pendidikan,
pengetahuan kebaharian dan keterampilan dengan berbagai sarana. Selain itu
juga tersedia penginapan yang cukup representative bernama Tanjung Kodok
Beach Resort.
Sumber air panas Puncakwangi di desa Puncakwangi
Sumber air panas ini berada di Desa Puncakwangi. Dilihat dari luar, sepertinya
kawasan ini tidak memiliki tempat pariwisata. Karena tidak terdapat papan
petunjuk yang bisa membantu wisatawan yang ingin berkunjung, aksesbilitas
yang kurang seperti kondisi perkerasan jalan yang rusak, dan yang paling
penting kurangnya pengelolaan baik yang dilakukan oleh PEMDA setempat
beserta masyarakat yang ada di desa tersebut sehingga membuat kawasan
wisata ini tidak berkembang.
3. Obyek Wisata Buatan
TPI di Wilayah Pantura
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 15
Di wilayah Pantura terdapat beberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yaitu TPI
Weru, TPI Kranji, TPI Brondong, TPI Labuhan dan TPI Lohgung. TPI Kranji
merupakan kawasan perikanan yang berada di kawasan Pantura Lamongan
yang lokasinya berada di Desa Kranji.
TPI Kranji merupakan salah satu sarana pemasaran hasil laut segar dan hasil laut
olahan berupa ikan kering dengan 3 unit usaha yang menyerap 30 orang
tenaga kerja serta krupuk ikan dengan 7 unit usaha yang menyerap 22 tenaga
kerja, bagi nelayan di kawasan pantura Lamongan. TPI Kranji memiliki
kapasitas/daya tampung sebesar 25‐30 ton. Jumlah kunjungan TPI Kranji
berupa kapal porsaine perhari rata – rata 10‐12 kapal, sedangkan kapal kecil
sebanyak 20‐30 kapal.
TPI Brondong merupakan pusat pendaratan ikan di Kabupaten Lamongan yang
terletak di Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusa Brondong yang memiliki
Potensi perikanan laut dengan produksi perikanan laut tertinggi di Jawa Timur,
dengan kunjungan kapal nelayan ± 2.000 kapal/bulan dengan hasil tangkapan
nelayan ± 100 ton/hari dengan hasil berbagai jenis ikan antara lain : Dorang,
Kerapu, Bawal, Bambangan, Tengiri, Cumi‐cumi dan ikan lainnya.
Hampir sebagian besar pemasarannya berupa ikan segar untuk pasar lokal dan
eksport, selain itu juga ikan hasil tangkapan nelayan ada juga yang diolah
menjadi produk olahan seperti ikan asin, krupuk ikan, terasi dan petis.
Pada Kawasan TPI Brondong juga dapat dinikmati pemandangan aktifitas
bongkar muat hasil tangkapan nelayan bebekalan, proses pelelangan ikan
serta pengepakan ikan.
Sudetan Bengawan Solo (Floodway)
Merupakan bendungan gerak dengan system kerja memotong aliran air dari
hulu yang menuju kelaut dengan debit air yang tetap. System ini bertujuan
untuk mengaliri sawah penduduk dan mengatur air agar debitnya tetap
sehingga dapat mengurangi resiko banjir.
Secara umum lokasi obyek‐wisata potensial berada pada jalur regional sehingga
memundahkan akses wisatawan dari luar Kabupaten Lamongan.
Masalah
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 16
1. Potensi pariwisata yang besar dan sangat banyak belum mampu bersaing dalam
skala regional dan nasional dan dengan banyaknya obyek wisata menjadikan sulit
untuk mengembangkan dalam skala besar secara bersamaan;
2. Kurangnya pengembangan keterkaitan obyek wisata sebagai satu kesatuan sistem;
3. Lokasi obyek‐obyek wisata yang berjauhan sehingga sulit untuk dijangkau oleh
wisatawan.
4. Banyak obyek‐obyek yang memiliki prospek pengembangan tetapi karena jauh dari
pusat pengembangan sehingga sulit mendapat pengelolaan.
Prospek Pengembangan
1. Pengembangan kawasan WBL dan Tanjung Kodok sebagai kawasan pariwisata
skala nasional;
2. Pengembangan wisata‐wisata pendukung obyek wisata utama seperti Sunan
Drajad dan TPI Brondong; serta
3. Pengembangan jalur pariwisata internal dan eksternal dengan membuat suatu
rute wisata yang mampu mendongkrak popularitas tempat wisata yang masih
kurang dikenal.
C. Potensi Agropolitan dan Minapolitan
1. Potensi Agropolitan di Kabupaten Lamongan yang ada di wilayah selatan yang
harus dikembangkan sehingga dapat memberikan dampak strategis pada
kawasan tersebut;
2. Potensi Minapolitan yang ada di kabupaten Lamongan terdiri dari Minapolitan
tangkap dan budidaya.
Masalah
1. Kawasan agropolitan yang ada di wilayah selatan Kabupaten Lamongan perlu
adanya dukungan pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung
perkembangan kawasan agropolitan;
2. Kawasan Minapolitan yang ada di Kabupaten Lamongan perlu mendapatkan
dukungan perbaikan sarana penunjang;
3. Perlu adanya penetapan komoditas unggulan pada lokasi agropolitan dan
minapolitan.
Prospek Pengembangan
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 17
1. Perlu adanya perbaikan dan pembangunan sarana penunjang pada kawasan
agropolitan dan kawasan minapolitan;
Pada kawasan agropolitan dan kawasan minapolitan perlu adanya pemetaan
yang detail tentang komoditas unggulan yang akan dikembangkan.
2.3. Demografi dan Urbanisasi
Jumlah penduduk Kabupaten Lamongan hingga tahun 2015 yaitu 1.179.059 jiwa
dimana wilayah dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kecamatan Paciran
sebesar 90.700 jiwa sedangkan wilayah dengan jumlah penduduk terkecil terdapat di
Kecamatan Sukorame sebesar 20.126 jiwa.
Tabel 2. 3
Jumlah penduduk Kabupaten Lamongan Tahun 2015
NO
KECAMATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Sukorame
Bluluk
Ngimbang
Sambeng
Mantup
Kembangbahu
Sugio
Kedungpring
Modo
Babat
Pucuk
Sukodadi
Lamongan
Tikung
Sarirejo
Deket
Glagah
Karangbinangun
Turi
Kalitengah
Karanggeneng
Sekaran
Maduran
laren
Solokuro
LAKI LAKI
9.916
10.321
21.610
23.677
21.067
22.910
26.639
24.138
21.754
37.491
18.838
24.554
31.864
20.511
11.102
20.466
17.232
16.160
23.522
14.438
17.323
15.685
12.234
16.729
18.384
PEREMPUAN
10.210
11.108
22.068
24.321
21.683
23.122
27.839
26.175
23.234
38.687
20.215
26.128
33.219
20.972
11.401
20.579
17.782
17.125
24.189
15.656
19.286
17.758
14.054
19.763
21.146
JUMLAH
20.126
21.429
43.678
47.998
42.750
46.032
54.478
50.313
44.988
76.178
39.053
50.682
65.083
41.483
22.503
41.045
35.014
33.285
47.711
30.094
36.609
33.443
26.288
36.492
39.530
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 18
26
27
Paciran
Brondong
Jumlah
43.986
30.287
572.838
46.714
31.787
606.221
90.700
62.074
1.179.059
Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka Tahun 2015
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Tabel 2. 4
Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk
Kabupaten Lamongan Tahun 2015
KECAMATAN JUMLAH NO KECAMATAN JUMLAH
Sukorame
15 Sarirejo
Bluluk
16 Deket
Ngimbang
17 Glagah
Sambeng
18 Karangbinangun
Mantup
19 Turi
Kembangbahu
20 Kalitengah
Sugio
21 Karanggeneng
Kedungpring
22 Sekaran
Modo
23 Maduran
Babat
24 laren
Pucuk
25 Solokuro
Sukodadi
26 Paciran
Lamongan
27
Brondong
Tikung
Jumlah
Jumlah
Tabel 2. 5
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 5 Tahun Kedepan
Kabupaten Lamongan Tahun 2015
NO
KECAMATAN
2015
2016
2017
2018
1 Sukorame
2 Bluluk
3 Ngimbang
4 Sambeng
5 Mantup
6 Kembangbahu
7 Sugio
8 Kedungpring
9 Modo
2019
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 19
NO
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
KECAMATAN
Babat
Pucuk
Sukodadi
Lamongan
Tikung
Sarirejo
Deket
Glagah
Karangbinangun
Turi
Kalitengah
Karanggeneng
Sekaran
Maduran
laren
Solokuro
Paciran
Brondong
Jumlah
2015
2016
2017
2018
2019
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Tabel 2. 6
Jumlah Penduduk Perkotaan Dan Proyeksi Urbanisasi
Kabupaten Lamongan
KECAMATAN JUMLAH NO KECAMATAN
Sukorame
15 Sarirejo
Bluluk
16
Deket
Ngimbang
17 Glagah
Karangbinangu
Sambeng
18
n
Mantup
19 Turi
Kembangbahu
20 Kalitengah
Sugio
21 Karanggeneng
Kedungpring
22 Sekaran
Modo
23 Maduran
Babat
24 laren
Pucuk
25 Solokuro
Sukodadi
26
Paciran
Lamongan
27 Brondong
JUMLAH
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 20
14
Tikung
Jumlah
Jumlah
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 21
2.4. Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW
Kabupaten/Kota
Bagian ini berisikan, antara lain:
i. Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi
ii. Data pendapatan per kapita dan proporsi penduduk miskin
iii. Data kondisi lingkungan strategis (misal: topografi, geologi, klimatologi dll)
iv. Data risiko bencana alam
v. isu‐isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya (antara
lain capaian pelayanan dan kualitas)
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 22
Profil Kabupaten Lamongan |II‐ 23