PERBEDAAN KONFLIK PERAN GANDA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN A DAN B

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERBEDAAN KONFLIK PERAN GANDA
DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN A DAN B

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun oleh:
Filinia
109114089

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA

2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Ora et Labora

A journey of a thousand miles
begins with a single step
-Lao Tzi-

All our dreams can come true if
we have the courage to pursue them.


-Walt Disney-

Failure is only the opportunity to begin again,
only this time more wisely.
- Henry Ford-

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya yang pertama dan satu-satunya ini kupersembahkan
kepada :


Tuhan Allah dan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan memberikan
ketenangan dalam setiap masalah

Papa dan mama yang tidak kenal lelah dalam mendoakan, menyemangati
dan memenuhi kebutuhan financial selama perantauan ini

Adikku satu-satunya yang sudah tenang di surga

Pacar yang selalu sabar menemani dalam suka dan duka

Dosen pembimbing yang begitu sabar dan telaten dalam membantu
terwujudnya karya ini

Teman-teman senasib dan seperjuangan angkatan 2010 Psikologi Sanata
Dharma

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERBEDAAN KONFLIK PERAN GANDA
DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN A DAN B
Filinia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konflik peran ganda
ditinjau dari tipe kepribadian A dan B. Terdapat dua hipotesis yang diajukan di

dalam penelitian ini. Hipotesis pertama adalah terdapat perbedaan konflik
pekerjaan keluarga ditinjau dari tipe kepribadian A dan B. Hipotesis kedua adalah
terdapat perbedaan konflik keluarga pekerjaan ditinjau dari tipe kepribadian A dan
B. Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 120 subjek. Pengambilan sampel
dilakukan di beberapa lembaga yang ada di Yogyakarta.Kriteria sampel untuk
penelitian ini adalah karyawan yang sudah menikah dan memiliki anak.Metode
sampling yang digunakan adalah nonrandom sampling yaitu metode sampling
yang memiliki syarat bahwa tidak seluruh anggota populasi memiliki peluang
yang sama untuk menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan
accidental sampling yaitu teknik yang digunakan untuk mencari informasi yang
diperlukan kepada siapapun yang berhasil ditemui.Pengambilan data dilakukan
menggunakan skala Konflik Keluarga Pekerjaan, Konflik Pekerjaan Kelurgadan
Tipe Kepribadian A dan B di beberapa lembaga yang ada di Yogyakarta. Teknik
analisis pada penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alphauntuk uji reliabilitas
dan Independent Samples T-Test untuk uji hipotesis dengan bantuan program
komputer SPSS for Windows 16.0. Dari hasil analisis penelitian didapatkan
reliabilitas sebesar 0,906 untuk skala Konflik Pekerjaan keluarga dengan 12
aitem, 0,831 untuk skala Keluarga Pekerjaandengan 11 aitem dan 0,869 untuk
skala Tipe Kepribadian A dan B dengan 24 aitem. Uji hipotesis menghasilkannilai
Sig.(2-tailed) sebesar 0,05 untuk Konflik Pekerjaan Keluarga dan 0,172 untuk

Konflik Keluarga Pekerjaan. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan Konflik
Pekerjaan Keluarga ditinjau dari tipe kepribadian A dan B dan tidak ada
perbedaan Konflik Keluarga Pekerjaan ditinjau dari tipe kepribadian A dan B.
Kata kunci : konflik peran ganda, tipe kepribadian A, tipe kepribadian B

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

THE DIFFERENCE OF WORK FAMILY CONFLICT
REVIEWED WITH TYPE A AND B PERSONALITY
Filinia
ABSTRACT
This research aimed to know the difference of work family conflict
reviewed with type A and B personality.There are two hypothesis in this research.

First hypothesis is there is a difference of work to family conflict reviewed with
type A and B personality. Second hypothesis is there is a difference of family to
work conflict reviewed with type A and B personality. The amount of samples in
this research were 120 subject. Samples were collected from several institutions
on Yogyakarta. The samples’s criterion in this research were married employee
and already had a kids. The sampling method was nonrandom sampling which not
all population members had a opportunity to be a sample. Techniques to collect
the sampling was accidental sampling which used to search information from
anybody who could be found. The Work to Family Conflict’s, Family to Work
Conflict’s and Type A and B Personality’s scale were used to collect the data in
several institutions in Yogyakarta. The data was analyzed with Cronbach’s Alpha
to reliability test and Independent Sample T-Test to hypothesis test by SPSS for
windows 16.0. the analyzed showed the reliability was 0,906 for work to family
conflict scale with 12 items, 0,831 for family to work conflict scalewith 11 items
and 0,869 for type A and B personality scale with 24 items. Hypothesis test
showed the Sig.(2-tailed) was 0,05 for work to family conflict and 0,172 for
family to work conflict. The result told that there wasa difference work to family
conflict reviewed with type A and B personality and there was no difference
family to work conflict reviewed with type A and B personality.
Key word : Work family conflict, type A personality, type B personality


viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas bimbingan serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsinya yang berjudul “Perbedaan Konflik Peran Ganda Ditinjau dari Tipe
Kepribadian A dan B”.Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan mendapatkan dukungan serta
bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya secara tulus kepada:
1. Bpk. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing akademik.
2. Ibu Ratri Sunar Asusti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Dewi Soerna Anggraeni, M.Psi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terima kasih atas kesabaran, bantuan, dan bimbingan yang diberikan
selama proses penyusunan skripsi saya.
4. Papa dan Mama di Singkawang. Terima kasih atas doa dan dukungannya
selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Adik satu-satunya yang sudah tenang di surga. Terima kasih sudah
menjadi motivasi yang luar biasa dalam menyelesaikan skripsi ini.


x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A. dan Bapak TM. Raditya
Hernawa, M.Psi. selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran yang telah
diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Alfonsus Bayu Dirgantara selaku kekasih, teman seperjuangan dan
pendamping di setiap lika liku penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman luar biasa (Christy, Rinta, Ika, Vivid, Rachel dan Ester)
yang membuat perjuangan menuju sarjana menjadi lebih berwarna.
9. Om dan Tante Darlius yang sudah mengizinkan saya tinggal di rumah
selama perkuliahan ini.
10. Bpk. Emmanuel Bele selaku Sekretaris WR1 yang telah banyak membantu
saya dalam pengambilan data
11. Feby, Rika, Yovi, Pakdhe, Mas Anjar, Mymy, Yohana yang sudah
membantu saya dalam proses pengambilan data
12. Ibu Mamik dari Toko Merah yang telah membantu saya dalam
pengambilan data
13. Pak Ari dari Kotaperak FM yang telah membantu saya dalam pengambilan
data
14. SMP Pangudi Luhur 1 yang telah mengizinkan saya untuk mengambil data
di sana
15. Universitas Sanata Dharma yang telah menjadi tempat saya mengambil
data sekaligus menempah saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi
ABSTRAK........................................................................................................ vii
ABSTRACT...................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR SKEMA ........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 10
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 10
1. Manfaat Teoritis .............................................................. 10
2. Manfaat Teoritis .............................................................. 10

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI ................................................................ 11
A. Konflik Peran Ganda ............................................................. 11
1. Definisi Konflik .............................................................. 11
2. Definisi Konflik Peran Ganda .......................................... 12
3. Jenis-jenis Konflik Peran Ganda ...................................... 13
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konflik Peran Ganda 14
5. Dampak Konflik Peran Ganda .........................................16
6. Dimensi Konflik Peran Ganda .........................................17
7. Pengukuran Konflik Peran Ganda .................................... 18
B. Kepribadian Tipe A dan B ..................................................... 21
1. Definisi Kepribadian ....................................................... 21
2. Proses Terbentuknya Kepribadian ................................... 22
3. Definisi Tipe Kepribadian A dan B ................................. 23
4. Karakteristik Tipe Kepribadian A ................................... 25
5. Karakteristik Tipe Kepribadian B ................................... 28
6. Pengukuran Tipe Kepribadian A dan B ........................... 29
C. Dinamika Perbedaan Konflik Peran Ganda ditinjau dari Tipe
Kepribadian A dan B ............................................................ 31
D. Skema Penelitian ................................................................... 34
E. Hipotesis ............................................................................... 35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 37
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 37
B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................. 37

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Variabel Bebas ......................................................................37
2. Variabel Tergantung .............................................................37
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................... 37
1. Konflik Peran Ganda ...................................................... 37
2. Tipe Kepribadian A dan B .............................................. 38
D. Populasi dan Metode Pengambilan Sampel .......................... 39
1. Populasi .......................................................................... 39
2. Subjek Penelitian............................................................. 40
E. Metode Pengumpulan Data ................................................... 40
1. Skala Konflik Peran Ganda ............................................ 41
2. Skala Tipe Kepribadian A dan B .................................... 42
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...................................... 44
1. Validitas Skala ............................................................... 44
2. Seleksi Aitem .................................................................. 44
3. Reliabilitas ...................................................................... 49
G. Metode Analisis Data ............................................................ 50
1. Uji Asumsi ...................................................................... 50
2. Uji Hipotesis ................................................................... 51
BAB IV

HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 52
A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 52
B. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................... 52
C. Deskripsi Data Penelitian ...................................................... 54
D. Hasil Penelitian ..................................................................... 57

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Uji Asumsi ........................................................................ 57
2. Uji Hipotesis ..................................................................... 60
E. Pembahasan .......................................................................... 62
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 66
A. Kesimpulan ........................................................................... 66
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 66
C. Saran..................................................................................... 67
1. Bagi Subjek Penelitian .................................................... 67
2. Bagi Peneliti Selanjutnya................................................. 67

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68
LAMPIRAN ..................................................................................................... 72

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1

Blue Print Skala Konflik Peran Ganda sebelum Tryout…………… 42

Tabel 2

Blue Print Skala Tipe Kepribadian A dan B sebelum Tryout…....... 43

Tabel 3

Blue Print Skala Konflik Peran Ganda sesudah Tryout…………… 46

Tabel 4

Blue Print Skala Penelitian Konflik Peran Ganda………………… 47

Tabel 5

Blue Print Skala Tipe Kepribadian A dan B sesudah Tryout……... 48

Tabel 6

Blue Print Skala Penelitian Tipe Kepribadian A dan B…………… 49

Tabel 7

Deskripsi Subjek Penelitian………………………………………... 53

Tabel 8

Deskripsi Data Penelitian………………………………………….. 55

Tabel 9

Mean Empirik dan Teoritik………………………………………... 56

Tabel 10 Ringkasan UjiNormalitas Skala Konflik Peran Ganda……………

58

Tabel 11 Ringkasan Uji Normalitas Skala Tipe Kepribadian A dan B……... 58
Tabel 12 Ringkasan Levene’s Testpada Skala Konflik Pekerjaan Keluarga..

60

Tabel 13 Ringkasan Levene’s Test pada Skala Konflik Keluarga Pekerjaan.. 60
Tabel 14 Ringkasan Independent Samples Test pada Skala Konflik
Pekerjaan Keluarga………………………………………............... 61
Tabel 15 Ringkasan Independent Samples Test pada Skala Konflik
Keluarga Pekerjaan………………………………………............... 62

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR SKEMA

Skema 1

Skema Dinamika Perbedaan Konflik Peran Ganda Ditinjau dari Tipe
Kepribadian A dan B ..........................................................................34

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A

Skala Penelitian (Tryout)……………………………………... 72

Lampiran B

Uji Reliabilitas dan Kualitas Aitem……………………..........

88

1. Hasil Analisis Skala Konflik Pekerjaan Keluarga sebelum
Seleksi Aitem…………………………..................................................

89

2. Hasil Analisis Skala Konflik Pekerjaan Keluarga sesudah
Seleksi Aitem…………………………..................................................

90

3. Hasil Analisis Skala Konflik Keluarga Pekerjaan sebelum
Seleksi Aitem…………………………..................................................

91

4. Hasil Analisis Skala Konflik Keluarga Pekerjaan sesudah
Seleksi Aitem…………………………..................................................

92

5. Hasil Analisis Skala Tipe Kepribadian A dan B sebelum Seleksi Aitem 93
4. Hasil Analisis Skala Tipe Kepribadian A dan B setelah Seleksi Aitem

95

Lampiran C

Skala Penelitian (setelah tryout)……………………….……… 96

Lampiran D

Uji Normalitas………………………………………………… 109

1. Uji Normalitas Skala Konflik Pekerjaan Keluarga……………………. 110
2. Uji Normalitas Skala Konflik Keluarga Pekerjaan…………………….

110

2. Uji Normalitas Skala Tipe Kepribadian A dan B……………………… 111
Lampiran E

Uji Homogenitas dan Hipotesis…………………………….... 112

Lampiran F

Surat Keterangan Penelitian…………………………..……… 115

xix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dunia kerja pada zaman sekarang telah mengalami perubahan.Hal ini
tampak pada wanita yang mulai memasuki dunia kerja seperti laki-laki. Badan
pusat statistik Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2009, prosentase
wanita di dalam rumah tangga yang bekerja di perkotaan maupun perdesaan
adalah 60,54% dari seluruh penduduk Indonesia yang berjenis kelamin
perempuan, sedangkan pada tahun 2012, prosentase tersebut meningkat
menjadi 60,67%. Badan pusat statistik Indonesia juga membandingkan
prosentase wanita yang bekerja, pengangguran dan mengurus rumah
tangga.Hasilnya menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Pada tahun
2012, prosentase wanita yang bekerja adalah 47,91%, pengangguran hanya
3,48% dan yang mengurus rumah tangga sebanyak 36,97%. Hal ini
menunjukkan bahwa kebanyakan wanita di Indonesia mulai mendalami dunia
kerja selain mengurus rumah tangganya.
Meskipun data statistik menunjukkan bahwa perempuan Indonesia telah
memasuki dunia kerja, namun budaya Indonesia masih menganggap bahwa
prioritas utama seorang wanita adalah mengurus keluarganya sehingga
meskipun seorang wanita mendalami pekerjaan, wanita tersebut tetap wajib
mementingkan keluarganya (Kementerian Riset & Teknologi Republik
Indonesia, 2009). Peran seorang wanita yang wajib mementingkan keluarga

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

juga sesuai dengan ajaran muslim yang dianut oleh mayoritas penduduk
Indonesia yaitu sekitar 195.000.000 jiwa dari 222.000.000 jiwa yang
mengatakan bahwa tanggung jawab terbesar wanita adalah rumah tangganya
(dalam muslim.or.id) dan pencari nafkah dalam keluarga adalah seorang lakilaki (Viano dalam kompasiana, 2011).
Wanita yang mulai bekerja di luar rumah membuat kehidupan rumah tangga
menjadi tidak mudah.Hal ini sesuai dengan kisah seorang ibu rumah tangga
yang dikutip oleh harian Kompas.Ibu rumah tangga tersebut mengalami konflik
karena suaminya merasa ibu tersebut sibuk bekerja di luar rumah sehingga
menelantarkan anak-anak mereka.Masalah ibu rumah tangga tersebut
ditanggapi oleh seorang konselor yang mengatakan bahwa pandangan
masyarakat saat ini masih menganggap bahwa pencari nafkah adalah pria dan
wanita bertugas di dalam rumah. Konselor tersebut juga mengatakan bahwa
dalam buku The Psychology of Woman,perempuan yang bekerja sering
mengalami ketegangan peran berupa konflik dalam pekerjaan dan keluarganya
(harian Kompas, 2011).
Masalah rumah tangga yang lain diceritakan oleh Billy Boen dalam
bukunya Young on Top yang mengatakan bahwa menyeimbangkan dunia kerja
dengan keluarga tidak mudah. Di dalam dunia kerja, setiap orang akan
berusaha mengejar karir dan mengakibatkan waktu bersama keluarga
berkurang. Pada saat seseorang telah mendapatkan kesuksesan, waktu untuk
bekerja menjadi lebih fleksibel dan dapat memberikan lebih banyak waktu
untuk berada di rumah.Meskipun demikian, waktu tersebut tidak dimanfaatkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

untuk bersama keluarga melainkan mengerjakan hal-hal untuk pekerjaan
sehingga mengakibatkan dunia kerja dan keluarga menjadi tidak seimbang
(Boen, youngontop.com, 2013).
Kasus konflik rumah tangga dan pekerjaan dialami juga oleh seorang ibu
rumah tangga yang menceritakan kisahnya dalam sebuah majalah wanita
bahwa membagi waktu untuk pekerjaan dan rumah tangga memang tidak
mudah.Solusi yang diterapkan oleh wanita tersebut untuk mengatasi konflik
antara pekerjaan dan rumah tangga adalah dengan berhenti bekerja dan
menjalankan bisnis di rumah.Solusi tersebut dilakukan dengan harapan agar
dapat mengatur keluarga dengan lebih baik.Meskipun demikian, solusi tersebut
tidak mudah dilakukan karena menjalankan bisnis di rumah juga menyita
banyak waktu bersama keluarga.Kasus yang dialami ibu rumah tangga tersebut
menunjukkan bahwa menyeimbangkan waktu antara keluarga dan pekerjaan
memang tidak mudah (www.femina.co.id).
Permasalahan dalam menyeimbangkan dunia kerja dan keluarga memang
telah menjadi masalah umum dalam pernikahan.Hal tersebut diungkapkan
dalam sebuah artikel dalam okezone. Di dalam artikel tersebut dikatakan bahwa
berbagi pekerjaan dalam rumah tangga menjadi hal yang sulit bagi pria dan
wanita karena tekanan norma-norma mengenai kodrat pria dan wanita serta
pekerjaan di kantor masing-masing (www.lifestyle.okezone.com).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa wanita zaman
sekarang melaksanakan dua pekerjaan sekaligus yaitu pekerjaan di luar rumah
dan pekerjaan rumah tangga seperti mengurus suami dan anak-anak.Pria

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

dikatakan dapat membantu wanita dalam mengurus rumah tangga tetapi
tanggung jawab utama rumah tangga tetap ada pada wanita (Schultz, 2010).
Fakta bahwa wanita saat ini juga mulai bekerja seperti pria akan
mengakibatkan suatu konflik yang disebut konflik peran ganda. Konflik ini
terjadi saat tuntutan dalam pekerjaan bertentangan dengan tuntutan dalam
keluarga.
Konflik peran ganda merupakan konflik antar peran pada saat tuntutan
dalam pekerjaan tidak sesuai dengan tuntutan di dalam keluarga (Spector,
2008).Konflik peran ganda juga didefinisikan sebagai konflik antar peran pada
saat peran dalam pekerjaan dan keluarga saling bertentangan (dalam Ahmad,
2008).Menurut Riggio (2008) konflik peran ganda merupakan konflik yang
muncul pada saat seseorang berusaha menyeimbangkan peran dan kebutuhan
dalam pekerjaan dengan keluarga atau kehidupan di luar pekerjaan.
Konflik peran ganda telah menjadi suatu masalah yang cukup serius di
antara masyarakat. Hal ini tampak pada berita yang dilansir oleh Antara News
yang memberitakan bahwa sepanjang tahun 2013 telah terdapat tiga orang
polisi yang bunuh diri di Jakarta, Medan dan Magelang. Ketiga polisi tersebut
berjenis kelamin laki-laki.Tindakan bunuh diri tersebut dikarenakan tuntutan
bekerja selama 24 jam dalam kepolisian dengan gaji yang tidak sepadan
memicu konflik di dalam keluarga. Tuntutan pekerjaan dan keluarga yang
muncul bersamaan dan bertentangan diduga merupakan penyebab utama
tindakan bunuh diri tersebut (antaranews.com).Berdasarkan artikel kesehatan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

di dalam kompasiana (2012), pria mengaku depresi jika tuntutan dalam
keluarga bertentangan dengan tuntutan dalam pekerjaannya (kompasiana.com).
Konflik peran ganda dapat menyebabkan berbagai dampak pada pria
maupun wanita. Penelitian lain menunjukkan bahwa konflik peran ganda
menyebabkan rendahnya kepuasan kerja pada wanita maupun pria (Allen,
Herst, Bruck & Sutton, 2000; Spector, 2008). Konflik peran ganda juga dapat
menyebabkan ketidakhadiran maupun keterlambatan dalam pekerjaan sampai
kekecewaan

pada

hidup

berumah

tangga

(Spector,

2008).Penelitian

sebelumnya juga menunjukkan bahwa konflik peran ganda menyebabkan
produktivitas (Triastutik, 2013) dan motivasi (Rahmadita, 2013) kerja
menurun.
Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi konflik peran ganda, yaitu
faktor pekerjaan, faktor keluarga dan faktor individual (Ahmad, 2008).Pertama,
faktor pekerjaan dapat mempengaruhi konflik peran ganda, misalnya seorang
manajer atau karyawan yang memiliki kesempatan untuk medapatkan promosi
lebih rentan terhadap konflik peran ganda daripada karyawan biasa. Seorang
karyawan yang bekerja dalam waktu yang cukup lama di luar rumah juga lebih
rentan terhadap konflik peran ganda karena dia akan lebih susah
menyeimbangkan kegiatan di pekerjaan dan di rumah.
Kedua, faktor keluarga yang mempengaruhi konflik peran ganda adalah
anak-anak. Seseorang yang memiliki anak terutama balita akan lebih rentan
terhadap konflik peran ganda. Seseorang yang memiliki tanggungjawab untuk
mengurus

orang

tua

juga

lebih

rentan

terhadap

konflik

peran

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

ganda.Lingkungan keluarga juga sangat mempengaruhi konflik peran ganda.
Jika seseorang sedang mengalami masalah dalam keluarga, dia akan terus
memikirkan hal tersebut walaupun sedang bekerja.
Faktor terakhir yang mempengaruhi konflik peran ganda adalah faktor
individual.Faktor individual termasuk jenis kelamin. Seseorang yang
menyakini bahwa bekerja di luar rumah adalah tugas pria akan lebih susah
untuk menerima jika istrinya bekerja. Kepribadian juga merupakan salah satu
faktor yang terkait dengan konflik peran ganda. Hal ini dikarenakan
pengalaman seorang individu, persepsi individu terhadap peran dalam
pekerjaan dan keluarga dan cara individu menghadapi masalah dapat
mempengaruhi konflik peran ganda.
Spector (2008) juga mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi
konflik peran ganda yaitu konflik dari sisi perusahaan dan karyawan. Pertama,
pada sisi perusahaan, konflik peran ganda dapat muncul karena individu
diharuskan bekerja dalam waktu yang lama dalam perusahaan (Day &
Chamberlain, 2006; Van Daalen, Willemsen & Sanders, 2006 dalam Spector,
2008) dan jadwal yang kurang fleksibel juga dapat menimbulkan konflik peran
ganda (Major, Klein & Ehrhart, 2003 dalam Spector, 2008).
Kedua, dalam sisi karyawan, kepribadian dapat menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi konflik peran ganda, misalnya individu yang cenderung
memiliki tendensi emosi negatif lebih rentan dengan konflik peran ganda
(Spector, 2008).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Seseorang juga akan mengalami konflik peran ganda jika harus
menyelesaikan tuntutan dalam pekerjaan dan keluarga secara bersamaan,
misalnya seseorang akan tidak hadir dalam pekerjaan jika diharuskan untuk
mengantarkan anak yang sedang sakit. Konflik peran ganda juga disebabkan
oleh berbagai faktor seperti lamanya jam kerja dan jadwal kerja yang tidak
fleksibel (Spector, 2008).
Penelitian sebelumnya dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tipe
kepribadian Big Five dan konflik peran ganda.Di dalam penelitian tersebut
ditemukan bahwa tipe kepribadian neuroticism berkaitan paling erat dengan
konflik peran ganda dibandingkan tipe kepribadian big five yang lainnya
(Setianingrum & Cokroamidjojo, 2006).Hal ini berarti tipe kepribadian
memang mempengaruhi konflik peran ganda.
Penelitian lain dilakukan oleh Shaheen (2012) yang meneliti mengenai tipe
kepribadian A dan B dengan konflik peran ganda pada wanita profesional. Di
dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa tipe kepribadian A memiliki
hubungan yang signifikan dengan konflik peran ganda. Hal lain yang
ditemukan adalah bahwa tipe kepribadian A mengalami konflik peran ganda
yang lebih tinggi daripada tipe kepribadian B. Akan tetapi, penelitian tersebut
masih memiliki kekurangan yaitu hanya meneliti subjek berjenis kelamin
wanita dan berprofesi sebagai dokter dan guru. Shaheen juga menyarankan
agar penelitian selanjutnya mampu meneliti konflik peran ganda pada
perempuan maupun laki-laki dan menjangkau subjek dengan pekerjaan yang
lebih bervariasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

Di dalam buku Encyclopedia of Social Psychology (2007) dikatakan bahwa
tipe kepribadian A adalah sekumpulan perilaku yang berkaitan dengan
ketidaksabaran dan kepentingan untuk menyelesaikan banyak tugas, agresif,
permusuhan terhadap orang-orang yang menghalangi jalannya dan keinginan
untuk mencapai kesuksesan yang memicu persaingan yang berlebihan.
Individu dengan tipe kepribadian A juga berbicara, berjalan dan makan dengan
cepat agar dapat mendapatkan hasil yang maksimal dalam waktu sesingkatsingkatnya. Ciri-ciri tipe kepribadian A adalah stabil, pekerja keras, agresif,
kompetitif dan memiliki gaya hidup yang mementingkan pekerjaan. Individu
dengan tipe kepribadian A juga merupakan tipe yang mengerjakan pekerjaan
dengan sempurna dan memiliki keinginan kuat untuk produktivitas dan
lingkungan kerja yang menantang. Individu dengan tipe kepribadian A bekerja
dalam

waktu

yang

lama

dan

memiliki

kepercayaan diri

terhadap

kemampuannya sendiri (Shaheen, 2012).
Tipe kepribadian B merupakan tipe kepribadian yang bertolak belakang
dengan tipe kepribadian A. Individu dengan tipe kepribadian B merupakan tipe
yang

santai

dan

kurang

memperhatikan

tuntutan

untuk

mencapai

kesuksesan.Meskipun demikian, individu dengan tipe kepribadian B bukan tipe
pemalas (Baumeister,2007).
Penelitian sebelumnya menemukan bahwa tipe kepribadian A lebih rentan
terhadap stress dibandingkan dengan tipe kepribadian B (Giu, 2013). Hal
tersebut menyebabkan tipe kepribadian A lebih memungkinkan untuk
mengalami konflik peran ganda dibandingkan tipe kepribadian B karena

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

konflik peran ganda merupakan salah satu sumber stress (Riggio, 2008).
Penelitian lain dilakukan oleh Shaheen (2012) yang menemukan bahwa tipe
kepribadian A mengalami konflik peran ganda yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tipe B. Meskipun demikian, penelitian tersebut hanya meneliti
perempuan yang bekerja sebagai guru dan tenaga medis. Penelitian yang
mengaitkan tipe kepribadian B dengan konflik peran ganda belum ditemukan
dan kemungkinan belum pernah diteliti sehingga dunia penelitian belum
memiliki pengetahuan mengenai hubungan tipe kepribadian B dengan konflik
peran ganda. Hal tersebut yang mendorong penulis untuk meneliti mengenai
perbedaan konflik peran ganda ditinjau dari tipe kepribadian A dan B.
Penelitian ini juga dilakukan berdasarkan saran dari penelitian sebelumnya
(Shaheen, 2012) untuk meneliti perbedaan konflik peran ganda ditinjau dari
tipe kepribadian A dan B dengan subjek wanita maupun pria dan pekerjaan
yang lebih bervariasi. Penelitian ini dirasa penting karena melalui penelitian ini
dapat diketahui secara jelas perbedaan konflik peran ganda ditinjau dari tipe
kepribadian A dan B.

B. RUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat perbedaan konflik peran ganda pada karyawan ditinjau dari
tipe kepribadian A dan B?

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperjelas perbedaan
konflik peran ganda pada karyawan ditinjau dari tipe kepribadian A dan B.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah hasil dari penelitian ini dapat
menyumbangkan dan menegaskan mengenai perbedaan konflik peran ganda
ditinjau dari tipe kepribadian A dan B. Penelitian ini akan menambah ilmu
pengetahuan dalam Psikologi terutama bidang psikologi industri dan
organisasi serta psikologi kepribadian. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan referensi berupa hasil penelitian, teori maupun saran bagi
penulis selanjutnya yang akan meneliti topik yang sama.

2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada karyawan
mengenai perbedaan konflik peran ganda ditinjau dari tipe kepribadian A
dan B sehingga karyawan dapat lebih menyadari kepribadiannya masingmasing dan kerentanannya terhadap konflik peran ganda.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konflik Peran Ganda
1. Definisi Konflik
Rubin et al (dalam Tjosuold, 2006) mendefinisikan konflik sebagai suatu
perbedaan rasa, ketertarikan atau kepercayaan bahwa aspirasi seseorang
belum dapat tercapai. Lewicki et al (dalam Tsjosuold, 2006) juga
mendefinisikan konflik sebagai interaksi dari orang-orang yang saling
tergantung satu sama lain yang merasakan tujuan yang bertentangan dan
saling mengganggu dalam mencapai tujuan. Konflik juga didefinisikan
sebagai proses dinamis yang muncul di antara orang-orang yang tergantung
satu sama lain dan mengalami reaksi emosi negatif saat mengalami
perbedaan pendapat dan gangguan dalam mencapai tujuan (Barki &
Hartwick dalam Tsjosuold, 2006). Jehn dan Bendersky (dalam Tsjosuold,
2006) mendefinisikan konflik sebagai perasaan saat memiliki pandangan
yang berbeda dan tidak sesuai di antara orang-orang yang terlibat.Konflik
juga diartikan sebagai ketegangan yang dialami individu atau kelompok
karena terdapat perbedaan antara dirinya dengan individu atau kelompok
yang lain (De Dreu et al dalam Tsosuold, 2006).
Berdasarkan definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik
adalah ketegangan yang dialami individu atau kelompok berupa reaksi

11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

emosi negatif yang muncul saat mengalami perbedaan pendapat dan
gangguan dalam mencapai tujuannya.

2. Definisi Konflik Peran Ganda
Baltes dan Heydens-Gahir (2003) mendefinisikan konflik peran ganda
sebagai bentuk konflik peran pada saat tuntutan dari pekerjaan mengganggu
kehidupan rumah tangga maupun tuntutan dari kehidupan berkeluarga
mengganggu pekerjaan (Spector, 2008). Greenhaus dan Beutell (1985) juga
mengatakan hal yang kurang lebih sama mengenai konflik peran ganda.
Mereka mengatakan bahwa konflik peran ganda merupakan bentuk konflik
peran dimana tuntutan dalam pekerjaan dan keluarga saling bertentangan
(Aluja & Blanch, 2012).
Pada saat konflik peran ganda diartikan secara tradisional, konflik ini
disebut sebagai konflik yang muncul pada saat peran dalam pekerjaan
bertentangan dengan peran dalam keluarga (Carlson, Kacmar, & Williams,
2000; Mesmer-Magnus & Viswesvaran, 2005) dan mengabaikan konflik
yang muncul pada saat peran dalam keluarga bertentangan dengan
pekerjaan. Pada saat ini, konflik peran ganda telah diartikan sebagai konflik
yang muncul saat peran dalam pekerjaan bertentangan dengan peran dalam
keluarga maupun sebaliknya (Byron, 2005; Carlson et al., 2000; Cinamon,
2006; Cinamon & Rich, 2005; Greenhaus & Beutrell, 1985 dalam Gaffey &
Rottinghaus, 2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

Frone, Russel dan Copper (1992) mendefinisikan konflik peran ganda
sebagai konflik yang terjadi ketika seseorang harus memperhatikan
pekerjaan di kantor dan juga keluarga secara utuh sehingga sulit
membedakan antara pekerjaan mengganggu keluarga atau keluarga
mengganggu pekerjaan (dalam Rahmadita, 2013). Kahn et al (1964) juga
mendefinisikan konflik peran ganda sebagai konflik yang muncul saat
tekanan sebagai anggota organisasi bertentangan dengan tekanan sebagai
anggota dalam keluarga (dalam Boyar, Carson, Mosley Jr, Maertz Jr,
Pearson, 2006).
Berdasarkan definisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik
peran ganda merupakan konflik antar peran yang terjadi pada saat tuntutan
dalam pekerjaan dan keluarga muncul secara bersamaan dan saling
bertentangan.

3. Aspek Konflik Peran Ganda
Grennhaus dan Beutell (dalam Gaffey & Rottinghaus, 2009) membagi
konflik peran ganda menjadi tiga, yaitu:
a. Time-based conflict
Konflik ini terjadi pada saat tuntutan pada salah satu peran membuat
individu tidak memiliki waktu yang cukup untuk peran yang lain,
misalnya seseorang harus terlambat menjemput anaknya karena bekerja
lembur di kantor.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

b. Strains-based conflict
Konflik ini terjadi pada saat kondisi emosi seseorang pada salah satu
peran terbawa dalam peran lainnya, misalnya kondisi stres di keluarga
mempengaruhi kondisi stres di pekerjaan sehingga berdampak pada
kinerja
c. Behavior-based conflict
Konflik ini terjadi pada saat perilaku pada salah satu peran bertolak
belakang dengan perilaku pada peran lain, misalnya seseorang
memerlukan sikap yang keras di pekerjaan sedangkan jika di dalam
keluarga harus menunjukkan sikap yang hangat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik
peran ganda terdiri dari tiga aspek yaitu time-based, strains-based dan
behavior-based conflict.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konflik Peran Ganda
Spector (2008) mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi konflik peran ganda, yaitu :
a. Konflik dari sisi perusahaan
Dalam sisi perusahaan, konflik peran ganda dapat muncul karena
individu diharuskan bekerja dalam waktu yang lama dalam perusahaan
(Day & Chamberlain, 2006; Van Daalen, Willemsen & Sanders, 2006
dalam Spector, 2008) dan jadwal yang kurang fleksibel juga dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

menimbulkan konflik peran ganda (Major, Klein & Ehrhart, 2003 dalam
Spector, 2008).
b. Konflik dari sisi karyawan
Dalam sisi karyawan, kepribadian dapat menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi konflik peran ganda, misalnya individu yang cenderung
memiliki tendensi emosi negatif lebih rentan dengan konflik peran ganda.
Menurut Ahmad (2008) terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi
konflik peran ganda, yaitu :
a. Faktor pekerjaan
Dalam pekerjaan, jenis pekerjaan dapat mempengaruhi konflik peran
ganda, misalnya seorang manajer atau karyawan yang memiliki
kesempatan untuk medapatkan promosi lebih rentan terhadap konflik
peran ganda daripada karyawan biasa.Tingkat pendidikan juga termasuk
dalam

faktor

pekerjaan

yang

mempengaruhi

konflik

peran

ganda.Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi lebih
rentan terhadap konflik peran ganda. Seorang karyawan yang bekerja
dalam waktu yang cukup lama di luar rumah juga lebih rentan terhadap
konflik peran ganda karena dia akan lebih susah menyeimbangkan
kegiatan di pekerjaan dan di rumah.
b. Faktor keluarga
Faktor keluarga yang mempengaruhi konflik peran ganda adalah anakanak. Seseorang yang memiliki anak terutama balita akan lebih rentan
terhadap konflik peran ganda. Selain itu, seseorang yang memiliki

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

tanggungjawab untuk mengurus orang tua juga lebih rentan terhadap
konflik peran ganda.Lingkungan keluarga juga sangat mempengaruhi
konflik peran ganda. Jika seseorang sedang mengalami masalah dalam
keluarga, dia akan terus memikirkan hal tersebut walaupun sedang
bekerja.
c. Faktor individual
Faktor individual termasuk jenis kelamin. Seseorang yang menyakini
bahwa bekerja di luar rumah adalah tugas pria akan lebih susah untuk
menerima jika istrinya bekerja. Selain itu, kepribadian juga merupakan
salah satu faktor yang terkait dengan konflik peran ganda. Hal ini
dikarenakan pengalaman seorang individu, persepsi individu terhadap
peran dalam pekerjaan dan keluarga dan cara individu menghadapi
masalah dapat mempengaruhi konflik peran ganda.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik
peran ganda dipengaruhi oleh konflik dari sisi perusahaan dan karyawan
serta faktor pekerjaan, keluarga dan individual.

5. Dampak Konflik Peran Ganda
Zhang, Griffeth dan Fried (2011) membagi dampak konflik peran ganda
menjadi 2, yaitu :
a. Dampak yang berkaitan dengan kesehatan psikologis
Konflik

Peran

Ganda

dikatakan

berdampak

pada

kesehatan

psikologis.Para peneliti menemukan bahwa konflik peran ganda

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

berdampak buruk pada kepuasan hidup dan dapat menyebabkan burnout.
Penelitian yang dilakukan oleh Lu et al (2006) di Taiwan (dalam Zhang,
Griffeth dan Fried, 2011) juga menemukan bahwa konflik peran ganda
berdampak buruk pada kebahagian karyawan.
b. Dampak yang berkaitan dengan pekerjaan
Hasil meta analisis

membuktikan bahwa konflik peran ganda

mengakibatkan komitmen menurun (Allenet al., 2000 dalam Zhang,
Griffeth dan Fried, 2011) dan meningkatkan keluarnya karyawan dari
perusahaan (Kelloway et al., 1999; Kossek and Ozeki, 1999; MesmerMagnus and Viswesvaran, 2005 dalam Zhang, Griffeth dan Fried, 2011).
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik
peran ganda dapat berdampak pada kesehatan maupun pekerjaan karyawan.

6. Dimensi Konflik Peran Ganda
Para peneliti (Grandey et al., 2005; Judge et al., 2006; Kinnunenet al.,
2010; Kossek and Ozeki, 1998; Netemeyer et al., 1996 dalam Rathi &
Barath, 2013) mengemukakan bahwa konflik peran ganda terdiri dari dua
dimensi yaitu :
a. Konflik Pekerjaan-Keluarga (work to family conflict)
Konflik pekerjaan-keluarga merupakan bentuk konflik antar peran pada
saat permintaan-permintaan umum, waktu yang dihabiskan dan
ketegangan dalam pekerjaan mengganggu pemenuhan kewajiban dalam
keluarga

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

b. Konflik Keluarga-Pekerjaan (family to work conflict)
Konflik keluarga-pekerjaan merupakan bentuk konflik antar peran pada
saat permintaan-permintaan umum, waktu yang dihabiskan dan
ketegangan dalam keluarga mengganggu pemenuhan kewajiban dalam
pekerjaan (Rathi & Barath, 2013).
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa konflik
peran ganda terdiri dari dua dimensi yaitu konflik pekerjaan-keluarga (work
to family conflict) dan konflik keluarga-pekerjaan (family to work conflict).

7. Pengukuran Konflik Peran Ganda
Pengukuran konflik peran ganda dapat dilakukan menggunakan 3 aspek
dalam konflik peran ganda yaitu time-based, strains-based dan behavioralbased conflict (Nikandrou, Panayotopoulou, Apospori, 2008).Pengukuran
konflik peran ganda juga dapat dilakukan dengan menggabungkan dua
dimensi konflik peran ganda yaitu konflik pekerjaan-keluarga dan konflik
keluarga-pekerjaan dengan 3 aspek dalam konflik peran ganda yaitu timebased, strains-based dan behavioral-based conflict.Skala pengukuran
konflik peran ganda yang menggabungkan 2 dimensi dan 3 aspek konflik
peran ganda adalah skala dari Carlson et al (2000).Skala tersebut berupa
kuesioner yang terdiri dari 18 soal, 9 soal untuk tiap dimensi dan 3
pertanyaan untuk tiap aspek.Contoh soal untuk mengukur konflik pekerjaankeluarga adalah “pekerjaan menahan saya dari aktivitas keluarga lebih

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

daripada yang saya inginkan”, sedangkan contoh soal untuk mengukur
konflik keluarga-pekerjaan adalah “waktu yang saya habiskan untuk
tanggung jawab dalam keluarga sering mengganggu tanggung jawab dalam
pekerjaan” (Hassan, Dollard dan Winefield, 2010).
Pengukuran lain dalam konflik peran ganda juga menggabungkan konflik
pekerjaan-keluarga dan konflik keluarga-pekerjaan dengan time-based,
strains-based

dan

behavioral-based

conflict.

Meskipun

demikian,

pengukuran tersebut hanya berfokus pada time-based dan strains-based
conflict karena behavioral-based conflict belum memiliki prediksi yang
valid dibandingkan dua aspek yang lain. Pengukuran tersebut menggunakan
skala dari Frone dan Yardley (1996).Skala tersebut memiliki 12 soal yang
mengukur konflik pekerjaan-keluarga (6 soal) dan konflik keluargapekerjaan (6 soal). Contoh soal untuk konflik pekerjaan-keluarga adalah
“pekerjaan atau karir menahan saya untuk menghabiskan waktu yang saya
inginkan bersama keluarga”, sedangkan contoh soal untuk konflik keluargapekerjaan adalah “kehidupan keluarga mengganggu tanggung jawab saya
dalam pekerjaan, seperti sampai di kantor tepat waktu, menyelesaikan
pekerjaan harian atau lembur” (Zhang, Griffeth dan Fried, 2011).
Konflik peran ganda muncul dengan berbagai bentuk karena konflik
dapat bermula dari berbagai situasi.Meskipun demikian, kebanyakan
penelitian berfokus pada time-based dan strains-based conflict.pengukuran
yang lain dari konflik peran ganda berfokus pada 4 dimensi konflik peran
ganda yaitu konflik pekerjaan-keluarga time-based, konflik keluarga-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

pekerjaan time-based, konflik pekerjaan-keluarga strains-based dan konflik
keluarga-pekerjaan strains-based. Pengukuran tersebut menggunakan skala
12 soal dengan tipe Likert yang terdiri dari 3 soal tiap dimensi dengan
penilaian semakin tinggi nilai subjek maka konflik peran ganda semakin
tinggi.Contoh soal untuk konflik pekerjaan-keluarga time-based adalah
“waktu yang harus saya sediakan untuk pekerjaan menahan saya untuk
berpartisipasi dalam tanggung jawab dan aktivitas keluarga”.Contoh soal
untuk konflik keluarga-pekerjaan time-based adalah “kehidupan pribadi
saya menyita waktu yang ingin saya habiskan untuk bekerja”.Contoh soal
untuk konflik pekerjaan-keluarga strains-based adalah “kondisi stres yang
saya alami dalam pekerjaan seringkali membuat saya mudah marah di
rumah”.Contoh soal untuk konflik keluarga-pekerjaan strains-based adalah
“saya sering memikirkan masalah yang terjadi di rumah saat sedang
bekerja” (Rotondo, Carlson, Kincaid, 2002).
Berdasarkan

penjelasan

tersebut,

penulis

menyimpulkan

bahwa

pengukuran konflik peran ganda dapat dilakukan dengan menggabungkan
dua dimensi konflik peran ganda yaitu konflik pekerjaan-keluarga dan
konflik keluarga-pekerjaan dengan 3 aspek konflik peran ganda yaitu timebased, strains-based dan behavioral-based conflict. Penulis akan berfokus
pada time-based dan strains-based conflict yang digabungkan dengan
konflik pekerjaan-keluarga dan keluarga-pekerjaan pada penelitian ini.
Penulis tidak menggunakan behavioral-based conflict karena berdasarkan
penjelasan mengenai pengukuran konflik peran ganda, behavioral-based

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

conflict belum memiliki prediksi valid yang cukup dibandingkan dua jenis
konflik peran ganda yang lain (Zhang, Griffeth dan Fried, 2011).

B. Kepribadian Tipe A dan B
1. Definisi Kepribadian
Stagner (dalam Pervin, Cervone & John, 2004) mendefinisikan
kepribadian sebagai suatu organisasi dalam diri individu yang meliputi
persepsi, kognitif, emosi dan motivasi yang menentukan reaksi unik tiap
individu terhadap lingkungannya.Kepribadian juga didefinisikan sebagai
karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi perasaan,
pemikiran dan perilaku.Kepribadian juga didefinisikan sebagai suatu
organisasi psikologis dalam diri individu yang menentukan karakteristik
perilaku dan pikirannya (Allport dalam Mischel, 1971).
Mischel (1971) mendefinisikan kepribadian sebagai suatu pola khusus
dalam perilaku (termasuk pikiran dan emosi) yang memberikan karakteristik
pada tiap individu dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Definisi yang
lain dari kepribadian adalah pola sifat atau karakteristik tertentu yang relatif
permanen dan bersifat individual serta konsisten pada perilaku individu
(Feist & Feist, 2010). Pervin, Cervone dan John (2010) juga memberikan
definisi yang hampir sama mengenai kepribadian yaitu karakteristik
individu yang menyebabkan munculnya konsistensi perilaku, pemikiran dan
perasaan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian
merupakan karakteristik dalam diri seorang individu yang relatif permanen
dan konsisten serta menentukan reaksi unik tiap individu baik dalam hal
perilaku, pemikiran maupun perasaan terhadap lingkungannya.

2. Proses Terbentuknya Kepribadian
Cloninger (2004) mengatakan bahwa perkembangan kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
a. Pengaruh biologis
Temperamen adalah gaya yang konsisten dari emosi dan perilaku sejak
lahir karena pengaruh biologis. Pada zaman dulu, para peneliti per