DOCRPIJM af4cf07ba2 BAB VIIBAB VII Kelembagaan.compressed
7.1.
Petunjuk Umum
Tujuan
umum
pembahasan
pembangunan
prasarana
pembangunan
dan
dan
aspek
sarana
dioperasionalkan
kelembagaan
Kabupaten
secara
pembangunan yaitu pemerintah daerah
daerah
Magetan
optimal
yaitu
oleh
terkait
dengan
agar
investasi
pelaksana-pelaksana
Kabupaten Magetan.
Untuk
Pelaksanaan
pembangunan infrastruktur dibutuhkan dukungan kelembagaan yang ada. Kemampuan
kelembagaan sendiri merupakan manajemen yang dibutuhkan untuk mempersiapkan,
melaksanakan dan memelihara suatu rencana tindakan pengembangan kelembagaan
pemerintah
daerah
serta
sebagai
alat
operasional
yang
dipergunakan
untuk
mengembangkan kelembagaan dan sumber daya manusia, terutama untuk mendukung
pelaksanaan Rencana Investasi Jangka Menengah di Kabupaten Magetan
Pada era pasca krisis ini, reformasi lembaga pemerintahan pusat dan daerah
mengalami tantangan yang berat. di satu sisi pemerintah sebagai penyelenggara negara
dituntut untuk melakukan transformasi internal agar lebih adaptif terhadap kebutuhan
globalisasi,
dengan
tetap
mengedepankan
aspek
akuntabilitas,
transparansi,
dan
profesionalisme, namun di pihak lain yang bersangkutan masih mengalami permasalahan
keterbatasan sumber daya yang tersedia.
Dalam kerangka inilah maka pelaksanaan implementasi e-government kerap
mengalami kendala di lapangan sehingga banyak inisiatifnya yang berjalan secara lambat
dan tersendat-sendat. bercermin pada keberhasilan sejumlah pengembangan e-government
di negara lain, salah satu jawaban terhadap isu terkait adalah dijalinnya kemitraan strategis
antara pemerintah dan swasta (baca: industri) dalam merencanakan dan mengembangkan
berbagai inisiatif e-government.
Kemitraan yang tangguh tidak saja akan dapat menjawab tantangan jangka pendek
implementasi e-government semata, namun dapat menjamin tingginya tingkat sustainabilitas
dan kesinambungan program yang ada. tantangan terbesar dalam proses menjalin
kemitraan ini adalah ditemukannya model bisnis (baca: business model) yang disepakati
oleh kedua belah pihak. Penentuan model bisnis yang dimaksud tidaklah semudah yang
diduga, karena selain harus bersifat ‘win-win’ bagi kedua belah pihak, bentuknya tidak boleh
bertentangan dengan peraturan maupun etika bisnis dan pemerintahan yang berlaku. artikel
ini menawarkan beragam bentuk model bisnis yang dapat diadopsi oleh pemerintah dan
VII - 1
pelaku swasta di indonesia dalam rangka mencari bentuk kemitraan yang efektif untuk
mempercepat implementasi e-government secara berhasil di berbagai wilayah tanah air.
7.2.
Kondisi Kelembagaan
7.2.1. Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten
Secara umum instansi pemerintahan yang terdapat di Kabupaten Magetan sudah
mencakup bidang-bidang dalam kegiatan pengembangan prasarana dan sarana wilayah di
Kabupatan Magetan. Instansi pemerintahan yang berwenang dalam kegiatan pengelolaan
dan pengembangan prasarana dan sarana dalam mendukung pembangunan wilayah
Kabupaten Magetan yaitu Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
Dinas Pekerjaan Umum (PU), dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Magetan. Pada umumnya kewenangan dan tanggung jawab instansi-instansi pemerintahan
tersebut dalam menjalankan dan melaksanakan program-program pembangunan daerah
sudah cukup baik.
Di Kabupaten Magetan, pengelolaan dan pengembangan bidang-bidang prasarana
dan sarnaan permukiman dilakukan oleh tiap-tiap dinas dalam bertindak sebagai pengelola,
juga berfungsi sebagai pengatur, pengawas, dan pembina pengelola. Sebagai pengatur,
Dinas-dinas tersebut bertugas membuat peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan
dalam tata pengelolaan dan pembangunan prasarana dan sarana permukiman. Sebagai
pengawas, fungsi instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah mengawasi pelaksanaan
peraturan-peraturan yang telah dibuat dan memberikan sangsi bila dalam pelaksanaan
tugasnya tidak mencapai kinerja yang telah ditetapkan. Fungsi sebagai pembina
pengelolaan pada instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah melakukan peningkatan
kemampuan. Pembinaan tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan maupun
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sebagai upaya peningkatan dan pengembangan
pelayanan pengelolaan infrastruktur di wilayah Kabupaten Mageten.
Dalam manajamen pegelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana wilayah
yang dioperasionalkan, tiap-tiap instansi pemeritahanan tersebut juga mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab dalam penyediaan pembiayaan pengelolaan prasarana
dan sarana wilayah yang didapatkan dari sumber-sumber pemerintah daerah dan retribusi
jasa pelayanan.
1.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah unsur pendukung tugas kepala
daerah di bidang perencanaan pembangunan di daerah. Dipimpin oleh seorang kepala
VII - 2
badan yang mempunyai tugas membantu Bupati di bidang perencanaan pembangunan
di daerah serta penilaian atas pelaksanaannya.
Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah meliputi :
2.
Kepala Badan
Sekretariat
Bidang Pemerintahan
Bidang Ekonomi dan Pembangunan
Bidang Kesejahteran Rakyat
Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pengelolaan Data Elektronik
Bidang Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Dinas Pekerjaan Umum (PU)
Dinas Pekerjaan Umum adalah unsur pendukung tugas kepala daerah di bidang
pekerjaan umum di daerah. Dipimpin oleh seorang kepala dinas yang mempunyai tugas
memimpin, melaksanakan koordinasi dalam merumuskan perencanaan kebijaksanaan,
pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan dibidang Pekerjaan
Umum
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum meliputi :
Kepala Dinas
Sekretariat
Bidang Bina Marga
Bidang Cipta Karya
Bidang Kebersihan
Bidang Pertamanan
7.2.2. Kondisi Kelembagaan Non Pemerintahan
Kelembagaan non pemerintahan yang terdapat diwilayah Kabupaten Magetan
merupakan organisasi-organisasi yang terbentuk ditingkatan masyarakat serta pihak-pihak
swasta yang berkepentingan dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan infrastruktur
daerah. Organisasi pada tingkatan masyarakat pada umumnya merupakan organisasi
bentukan oleh kelompok-kelompok masyarakat daerah yang terlibat dalam kegiatankegiatan pembangunan daerah. Masyarakat tentunya memiliki peran yang besar dalam
pengelolaan prasarana dan saran di sekitar tempat tinggalnya, mereka harus sadar dan bisa
mengelola ketersediaan dan kondisi prasarana dan sarana disekitar tempat tinggalnya
dengan baik.
VII - 3
Selain itu masyarakat juga harus mendukung program pemerintah yang berkaitan dengan
penyediaan, pengelolaan dan pengembangan prsarana dan sarana daerah. Pemerintah
menyediakan berbagai sarana dan prasarana wilayah, dan masyarakat bisa mengelola dan
merawatnya dengan baik. Dengan adanya partisipasi pada masyarakat, baik dalam bentuk
kelompok-kelompok
masyarakat
maupun
kelembagaan
lainnya
diharapkan
akan
mendukung serta mendorong peningkatan penyediaan, pengelolaan serta pengawasan
dalam pembangunan prasarana dan sarana wilayah di Kabupaten Magetan.
7.3.
Masalah, Analisis dan Usulan Program
7.3.1. Masalah Yang Dihadapi
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengelola prasarana dan sarana pada
wilayah Kabupaten Magetan adalah masalah koordinasi, kewenangan dan tanggung jawab
dalam penyediaan, pengelolaan dan pengawasan oleh tiap-tiap instansi pemerintahan
selaku opertor utama dalam hal pembangunan wilayah. Hal tersebut juga diperparah oleh
permasalahan sumber daya manusia baik pada level pemerintahan maupun masyarakat.
Permasalahan sumber daya manusia merupakan hal cukup penting, karena sebagai
pondasi dasar dalam pemahaman dan kesadaran dalam kegiatan pembangunan wilayah.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada daerah Kabupaten Magetan akan
menghambat proses percepatan pembangunan, untuk itu program-program peningkatan
kemampuan aparatur pemerintahan serta kelompok-kelompok masyarakat dirasa sangat
perlu sebagai genertor bagi perkembangan wilayah Kabupaten. Ketidakmampuan aparatur
pemeritahan dalam pelaksanaan pembangunan daerah perlu mendapat stimulan, baik yang
berupa program-program peningkatan kemampuan secara kelembagaan maupun indvidual
organisasi pemeritah agar kinerja dan proses pembangunan dapat terlaksana dan tercapai
dengan optimal. Kordinasi antar organisasi pemerintahan yang terkait dalam pembangunan
infrastruktur wilayah sangat penting sehingga proses pembangunan dan pengelolaan tidak
parsial atau sepotong-sepotong melainkan menyeluruh.
7.3.2. Analisis Permasalahan
Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi atau lembaga yang terkait da
bertanggungjawab atas terselanggaranya pembangunan daerah, sangat penting artinya bagi
terwujudnya tujuan pembangunan dengan efektif dan efisien. Semakin layaknya suatu
kelembagaan atau organisasi maka akan semakin tinggi tingkat efisensi yang dihasilkan
dalam
menyelenggarakan
dan
menyelesaikan
tugas
dan
tanggungjawabnya.
Perkembangan wilayah pada Kabupaten Magetan menuntut adanya perkembangan sosial
yang berjalan secara sinergis dan bekelanjutan. Untuk itu, kemampuan organisasi
pemerintahan selaku motor penggerak utama dalam pelaksanaan pembangunan daerah
VII - 4
perlu mendapat perhatian lebih. Rendahnya kualitas sumber daya manusia berimplikasi
pada ketidakmampuan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pembangunan oleh organisasi
yang berwenang dan bertanggung jawab. Hal ini mengakibatkan kurang optimalnya prosesproses pembangunan bagi wilayah. Untuk itu, stimulan bagi lembaga maupun masyarakat
perlu mendapat perhatian lebih, agar peningkatan kemampuan dan kinerja kelembagaan
dapat terwujud.
Pelaksanaan Sub Bidang Air Limbah dan Persampahan ditangani oleh Dinas
Pekerjaan Umum melalui Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Pelaksanaan Sub Bidang
Drainase, PSD Permukiman, dan Tata Bangunan Lingkungan dilaksanakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum melalui Seksi Permukiman dan Penataan Ruang dan Seksi Penyehatan
Lingkungan. Pelaksana Sub Bidang Air Minum dilaksanakan oleh PDAM. sehingga masalah
yang dihadapi adalah penanganan pembangunan keciptakaryaan di Kabupaten Mageta
dilakukan oleh instnasi yang berbeda-beda, tentunya akan menyulitkan dalam hal koordinasi
dan integrasi dalam pembangunan.
7.3.3. Usulan Program
Tujuan dari peningkatan kapasitas kelembagaan terkait dengan pembangunan
infrsatruktur yaitu terutama agar instansi pembangunan yang diselenggarakan dapat
dilaksanakan dengan baik, dan terpelihara dan diperankan secara optimal oleh pemerintah
daerah
selaku
penyelenggara
pembangunan daerah.
Kelembagaan
daerah
perlu
dioptimalkan dan perlu dikoordiasi dan dilakukan sinkronisasi guna mendukung dan
mendorong pembangunan yang yang efektif dan efisien. Terkait dengan program yang
diusulkan utnuk meningkatkan kinerja dan kapasitas kelembagaan daerah kabupaten
Magetan yaitu :
1. Optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi
2. Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintahan
3. Perkuatan Unit Pelaksana untuk manajemen aset dan monitoring & evaluasi
infrastruktur
4. Kerjasama
dan
Partisipasi
masyarakat
untuk
penyehatan
lingkungan
dan
pembangunan infrastruktur daerah.
7.4.
Usulan Sistem Prosedur Antar Instansi
7.4.1. Kedudukan, Fungsi dan Tugas Dalam Pelaksanaan RPIJM
VII - 5
Pemerintah Kabupaten Magetan telah melakukan penataan kelembagaan Organisasi
Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007. Ada
beberapa hal yang patut menjadi bahan pertimbangan dalam bidang kelembagaan formal
yang berkaitan dengan bidang kecipta karyaan.
1.
Kelembagaan Perangkat Daerah
Lembaga Perangkat Daerah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi berkaitan dengan
penyelenggaraan bidang keciptakaryaan terdiri dari beberapa SKPD yang berhubungan
langsung dan tidak langsung, yaitu sebagai berikut:
a. SKPD yang berhubungan langsung:
Yang dimaksud dengan SKPD yang berhubungan langsung adalah SKPD yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan urusan-urusan yang menjadi
bagian dari bidang keciptakaryaan.
SKPD-SKPD dimaksud adalah:
1)
Dinas Pekerjaan Umum
Mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan beberapa urusan bidang
keciptakaryaan yaitu:
2)
a)
Permukiman
b)
Tata Bangunan dan lingkungan
c)
Penyehatan lingkungan permukiman khususnya drainase
d)
Memfasilitasi sarana prasarana air minum
Kantor Lingkungan Hidup
Mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan beberapa urusan bidang
keciptakaryaan yaitu
urusan air limbah sebagai bagian dari penyehatan
lingkungan permukiman
3)
Perusahaan Daerah Air Minum
Mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan beberapa urusan bidang
keciptakaryaan yaitu
urusan air minum sebagai bagian dari penyehatan
lingkungan permukiman
b. SKPD yang tidak berhubungan langsung
Yang dimaksud dengan SKPD yang tidak berhubungan langsung adalah SKPD yang
dalam tugas pokok dan fungsinya bersifat mempengaruhi keberhasilan proses
penyelenggaraan urusan-urusan yang menjadi bagian dari bidang keciptakaryaan.
Adapun SKPD-SKPD dimaksud adalah:
1)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Peran
yang
dimainkan
sangat
penting
bagi
penyelenggaraan
bidang
keciptakaryaan. Pada awal proses perenanaan di tingkat daerah, Bappeda
mempunyai peran penting untuk memposisikan bidang keciptakaryaan sebagai
VII - 6
prioritas daerah dalam pembangunan tahunan daerah. Sebab Bappeda adalah
SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan Musyawarah
Perencanaan (Musrenbang), penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD), penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan bersama Dinas
Pengelola Keuangan Daerah menyusun draft Prioritasn dan Plafond Anggaran
Sementara (PPAS). Sehingga Bappeda mempunyai kekuatan untuk melakukan
advokasi dan stressing kepada SKPD sampai dengan tingkat Kelurahan untuk
memperhatikan dan memprioritaskan kegiatan bidang keciptakaryaan.
2)
Dinas Pengelola Keuangan Daerah (DPKD)
Hampir sama dengan peran Bappeda, DPKD juga mempunyai peran penting
dalam penyuksesan penyelenggaraan bidang keciptakaryaan, sebab DPKD
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk menentukan Plafond Anggaran
Sementara. Penentuan bidang keciptakaryaan sebagai prioritas daerah akan
sangat menentukan besaran plafond anggaran.
3)
Bagian Hukum Sekretariat Daerah
Bagian yang tidak kalah penting dari aspek finansial adalah aspek legalitas yang
dimainkan oleh Bagian Hukum. Penetapan berbagai aturan yang berkaitan
dengan penguatan penyelenggaraan bidang keciptakaryaan baik di level
Pemerintah Daerah maupun di level masyarakat yang berkaitan dengan apa
yang harus, boleh dan tidak boleh dilakukan dalam bidang keciptakaryaan
beserta insentif dan disinsentifnya akan menjadi sangat kuat kedudukannya jika
diatur secara legal dengan produk hokum daerah.
4)
Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler Sekretariat Daerah
Bagian yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
menyebarluaskan
kebijakan Walikota ini menjadi bagian yang juga cukup penting. Proses advokasi
melalui telaah staf kepada Walikota maupun sentuhan-sentuhan draft sambutan
yang mengarah pada kesadaran bahkan menyentuh pada alam bawah sadar
Walikota
yang
membaca
draft
tentang
nilai-nilai
pentingnya
bidang
keciptakaryaan menjadi peran yang sangat penting bagi keberlangsungan
penyelenggaraan bidang keciptakaryaan.
5)
Dinas Kesehatan
Mau tidak mau Dinas Kesehatan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
upaya penyelenggaraan bidang keciptakaryaan. Karena semua upaya Dinas
Kesehatan baik preventif, rpresif maupun kuratif akan menjadi tidak optimal
bahkan sia-sia jika penyelenggaraan bidang keciptakaryaan terutama yang
berhubungan dengan penyehatan lingkungan tidak dilakukan dengan baik. Oleh
VII - 7
karena itu, peran Dinas Kesehatan sangat diharapkan dalam bentuk advokasi
masyarakat dan pemangku kepentingan tentang pentingnya penyuksesan
bidang kecipta karyaan dikaitkan dengan tingkat kesehatan masyarakat.
6)
Dinas Pendidikan
Proses sosialisasi, kampanye dan advokasi pentingnya upaya penyehatan
lingkungan disamping upaya penyediaan sarana prasarananya juga menjadi
penting. Apalagi jika kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya
preventif atau upaya pencegahan agar sikap dan perilaku masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan sarana prasarana penyehatan lingkungan menjadi
prioritas yang terbangun dalam aam bawah sadarnya maka hal ini menjadi
sangat strategis. Upaya inilah yang diharapkan dari Dinas Pendidikan yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan pendidikan mulai usia
dini sampai dengan menengah atas. Upaya penanaman bawah sadar anak didik
terhadap pentingnya penyehatan lingkungan merupakan peran penting yang
dapat dilakukan Dinas Pendidikan dalam rangka penyusksesan bidang
keciptakaryaan.
7)
Dinas Komunikasi, informasi dan Pariwisata
Hampir sama dengan peran Bagian Humas dan Protokol, yaitu sama-sama
mempunyai peran sebagai publikator pemerintah daerah, hanya bedanya Dinas
Kominpar mempunyai peran untuk mempublikasikan hasil karya dan kinerja
pemerintah daerah atau hal-hal yang sudah dilaksanakan oleh SKPD. Sehingga
masyarakat dapat mengetahui hal-hal yang sudah dilakukan oleh SKPD dan
bagaimana manfaatnya bagi masyarakat. Ole karena itu peran Dinas Kominpar
adalah melakukan secara intensif hasil-hasil penyelenggaraan pembangunan
bidang
cipta
karya
beserta
manfaatnya
kepada
masyarakat
sehingga
masyarakat mempunyai motivasi yang tinggi untuk berpartisipasi dalam
pembangunan bidang cipta karya.
2.
Lembaga Koordinasi
Kabupaten Magetan telah membentuk Satuan Tugas Penyusun Rencana dan Program
Investasi Jangka Menengah Daerah Bidang Keciptakaryaan Kabupaten Magetan
dengan tugas tersebut terdiri dari 2 Tim dan 1 sekretariat Tim.
a. Tim Pengarah
1) Tugas Tim
a)
Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan penyusunan RPIJM Bidang
keciptakaryaan Kabupaten Magetan
VII - 8
b)
Memberikan dukungan dalam penyelenggaraan koordinasi dengan kepala
SKPD atau pimpinan lembaga pemerintah atau non pemerintah lainnya
c)
Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBD untuk mendukung dan
implementasi RPIJM di daerah
2) Komposisi Personal Tim
Tim terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota.dengan komposisi
sebagai berikut :
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
:
:
:
Anggota
:
Bupati Kabupaten Magetan
Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Direktur PDAM Kabupaten Magetan
b. Tim Pelaksana
1) Tugas Tim
a) Melaksanakan tugas penyusunan RPIJM
b) Melaksanakan tugas monitoring dan evaluasi usulan SKPD yang berkaitan
dengan implementasi RPIJM
c) Melaksanakan
evaluasi
dan
penyempurnaan
RPIJMsesuai
dengan
perkembangan dan kebutuhan daerah
2) Komposisi Personal Tim
Tim terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota.dengan komposisi
sebagai berikut:
Ketua
Sekretaris
Anggota
:
:
:
Kabid Fisik & Prasarana Bappeda
Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum
Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kabid Kebersihan Dinas Pekerjaan Umum
Kabid Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum
Kabid Anggaran DPKD
Direktur Teknik PDAM Kabupaten Magetan
c. Sekretariat Tim
1) Tugas Tim
a)
Memberikan dukungan teknis, administrasi dan logistic pada Tim Pengarah
dan Tim Pelaksana;
b)
Menyelenggarakan system informasi manajemen untuk pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan RPIJM
c)
Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Tim
Pelaksana yang berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM
VII - 9
2) Komposisi Personal Tim
Ketua
Sekretaris
:
:
Anggota
:
Kasubbid Perencanaan Daerah Bidang Renstra Bappeda
Kasubbid Perencanaan Fisik dan Prasarana Bidang Renpro
Bappeda
Kasi Pengendalian Lingkungan KLH
Kasi Perencanaan Anggaran Bidang Anggaran DPKD
Staf Kasubbid Perencanaan Daerah Bidang Renstra
Bappeda
Staf Kasubbid Perencanaan Daerah Bidang Renstra
Bappeda
7.4.2. Tindakan Peningkatan Kelembagaan
Tujuan Penguatan Kelembagaan RPIJM Kabupaten Magetan adalah untuk
membangun dan melembagakan jaringan relasi sosial yang sinergis antara Pemerintah
Kabupaten, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Pusat, masyarakat, serta swasta di Kabupaten
Magetan dalam upaya untuk mendorong pengarusutamaan kegiatan RPIJM secara
partisipatif di Kabupaten Magetan.
Adapun sasaran penguatan kelembagaan RPIJM Kabupaten Magetan adalah
terciptanya situasi yang kondusif untuk kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan
sektor swasta dalam suatu wadah lembaga koordinasi sektor keciptakaryaan kota.
Implementasi program pengembangan kapasitas satgas dirumuskan dengan
mempertimbangkah aspek-aspek berikut ini, dan penerapan strategi (langkah-langkahnya)
dituangkan pada Rencana Tindak.
Penentuan skala prioritas program pengembangan kapasitas yang akan dilaksanakan
sejalan dengan pentahapan target yang harus dicapai oleh Satgas menuju kepada
kemandirian kerja Satgas
Kerjasama dengan lembaga pelatihan teknis yang ada dibidang keciptakaryaan,
misalnya dari Departemen Pekerjaan Umum, lembaga pelatihan manajemen perkotaan
dari Departemen Dalam Negeri, dan lembaga pelatihan lain yang terkait
Kerjasama dengan pemerintahan Provinsi dan pemerintahan pusat khususnya Tim
Teknis Pembangunan bidang keciptakaryaan.
Pemilihan metoda pelaksanaan kegiatan yang ekslusif untuk Kota, atau penggabungan
pelaksanaan program bersama dengan Satgas Kota/Kabupaten.
Penerapan metoda saling belajar antar teman sejawat (‘Peer tutoring’) internal Satgas
dan antar Satgas Kota/Kabupaten se Jawa Timur
Dengan memperhatikan sifat pekerjaan dan kegiatan yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan strategi-strategi penguatan kelembagaan dan pengembangan
kapasitas Satgas RPIJM Kabupaten Magetan, dapat dibedakan adanya pekerjaanpekerjaan yang dapat atau harus dikerjakan secara internal oleh Pemerintah Kabupaten
VII - 10
(Pemerintah Kabupaten) dan pekerjaan/kegiatan yang memerlukan bantuan dari luar sistem
Pemerintah Kabupaten Magetan.
1. Internal Pemerintah Kabupaten
Penerbitan Surat Keputusan Satgas RPIJM dan memberlakukannya; dan penerbitan
peraturan lainnya yang terkait dan mendukung pelaksanaan bidang keciptakaryaan.
Implementasi kegiatan RPIJM baik fisik dan non fisik yang bisa dikerjakan oleh
Pemerintah Kabupaten Magetan sendiri.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kemanfaatan program terkait keciptakaryaan
untuk selanjutnya dapat digunakan dalam penyusunan kegiatan RPIJM pada tahuntahun berikutnya.
2. Kegiatan/pekerjaan yang memerlukan bantuan dari luar sistem Pemerintah Kabupaten
Kontrak kepada pihak ketiga. Hal ini akan dipertimbangkan dari sisi efektivitas dan
efisiensinya untuk kegiatan yang hanya dikerjakan sekali dalam kurun waktu tertentu
dan memerlukan keahlian spesifik yang tidak dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten.
Termasuk dalam kategori ini misalnya kontrak dengan LSM ataupun perusahaan
konsultan untuk pelaksanaan pekerjaan
Bantuan dari Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat. Bantuan ini diperlukan oleh
Pokja Sanitasi Kota untuk penciptaan situasi yang kondusif agar Pokja dapat
menjalankan tugasnya dengan baik. Termasuk dalam kategori ini adalah adanya
ketersediaan regulasi yang jelas dan penyediaan payung hukum dari Pusat untuk
menjamin keberlanjutan pelaksanaan RPIJM.
Bantuan teknis konsultan atau pendampingan fasilitator untuk pekerjaan pekerjaan
spesifik.
7.4.3. Format Umum Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan
Tabel 7.1 Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan
no.
1.
2.
3.
kegiatan
Optimaliasi
Pelaksanaan
Fungsi Organinasi
Ketatalaksanaan
Penyelenggaraan
RPIJM di instansi
pemerintahan
Perkuatan Unit
Pelaksana untuk
manajemen aset
dan monitoring &
evaluasi
infrastruktur
sasaran kegiatan
pelaksana
Peningkatan kinerja
aparatur daerah
BAPPEDA
PU
Sistem, tata kerja,
koordinasi dan
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan
Efisiensi dan
optimalisasi
perangkat kerja
BAPPEDA
PU
penanggung
jawab
jadwal
tahunan
biaya
i
ket
ii iii iv v
PU
VII - 11
VII - 12
Petunjuk Umum
Tujuan
umum
pembahasan
pembangunan
prasarana
pembangunan
dan
dan
aspek
sarana
dioperasionalkan
kelembagaan
Kabupaten
secara
pembangunan yaitu pemerintah daerah
daerah
Magetan
optimal
yaitu
oleh
terkait
dengan
agar
investasi
pelaksana-pelaksana
Kabupaten Magetan.
Untuk
Pelaksanaan
pembangunan infrastruktur dibutuhkan dukungan kelembagaan yang ada. Kemampuan
kelembagaan sendiri merupakan manajemen yang dibutuhkan untuk mempersiapkan,
melaksanakan dan memelihara suatu rencana tindakan pengembangan kelembagaan
pemerintah
daerah
serta
sebagai
alat
operasional
yang
dipergunakan
untuk
mengembangkan kelembagaan dan sumber daya manusia, terutama untuk mendukung
pelaksanaan Rencana Investasi Jangka Menengah di Kabupaten Magetan
Pada era pasca krisis ini, reformasi lembaga pemerintahan pusat dan daerah
mengalami tantangan yang berat. di satu sisi pemerintah sebagai penyelenggara negara
dituntut untuk melakukan transformasi internal agar lebih adaptif terhadap kebutuhan
globalisasi,
dengan
tetap
mengedepankan
aspek
akuntabilitas,
transparansi,
dan
profesionalisme, namun di pihak lain yang bersangkutan masih mengalami permasalahan
keterbatasan sumber daya yang tersedia.
Dalam kerangka inilah maka pelaksanaan implementasi e-government kerap
mengalami kendala di lapangan sehingga banyak inisiatifnya yang berjalan secara lambat
dan tersendat-sendat. bercermin pada keberhasilan sejumlah pengembangan e-government
di negara lain, salah satu jawaban terhadap isu terkait adalah dijalinnya kemitraan strategis
antara pemerintah dan swasta (baca: industri) dalam merencanakan dan mengembangkan
berbagai inisiatif e-government.
Kemitraan yang tangguh tidak saja akan dapat menjawab tantangan jangka pendek
implementasi e-government semata, namun dapat menjamin tingginya tingkat sustainabilitas
dan kesinambungan program yang ada. tantangan terbesar dalam proses menjalin
kemitraan ini adalah ditemukannya model bisnis (baca: business model) yang disepakati
oleh kedua belah pihak. Penentuan model bisnis yang dimaksud tidaklah semudah yang
diduga, karena selain harus bersifat ‘win-win’ bagi kedua belah pihak, bentuknya tidak boleh
bertentangan dengan peraturan maupun etika bisnis dan pemerintahan yang berlaku. artikel
ini menawarkan beragam bentuk model bisnis yang dapat diadopsi oleh pemerintah dan
VII - 1
pelaku swasta di indonesia dalam rangka mencari bentuk kemitraan yang efektif untuk
mempercepat implementasi e-government secara berhasil di berbagai wilayah tanah air.
7.2.
Kondisi Kelembagaan
7.2.1. Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten
Secara umum instansi pemerintahan yang terdapat di Kabupaten Magetan sudah
mencakup bidang-bidang dalam kegiatan pengembangan prasarana dan sarana wilayah di
Kabupatan Magetan. Instansi pemerintahan yang berwenang dalam kegiatan pengelolaan
dan pengembangan prasarana dan sarana dalam mendukung pembangunan wilayah
Kabupaten Magetan yaitu Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
Dinas Pekerjaan Umum (PU), dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten
Magetan. Pada umumnya kewenangan dan tanggung jawab instansi-instansi pemerintahan
tersebut dalam menjalankan dan melaksanakan program-program pembangunan daerah
sudah cukup baik.
Di Kabupaten Magetan, pengelolaan dan pengembangan bidang-bidang prasarana
dan sarnaan permukiman dilakukan oleh tiap-tiap dinas dalam bertindak sebagai pengelola,
juga berfungsi sebagai pengatur, pengawas, dan pembina pengelola. Sebagai pengatur,
Dinas-dinas tersebut bertugas membuat peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan
dalam tata pengelolaan dan pembangunan prasarana dan sarana permukiman. Sebagai
pengawas, fungsi instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah mengawasi pelaksanaan
peraturan-peraturan yang telah dibuat dan memberikan sangsi bila dalam pelaksanaan
tugasnya tidak mencapai kinerja yang telah ditetapkan. Fungsi sebagai pembina
pengelolaan pada instansi-instansi pemerintahan tersebut adalah melakukan peningkatan
kemampuan. Pembinaan tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan-pelatihan maupun
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sebagai upaya peningkatan dan pengembangan
pelayanan pengelolaan infrastruktur di wilayah Kabupaten Mageten.
Dalam manajamen pegelolaan dan pengembangan prasarana dan sarana wilayah
yang dioperasionalkan, tiap-tiap instansi pemeritahanan tersebut juga mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab dalam penyediaan pembiayaan pengelolaan prasarana
dan sarana wilayah yang didapatkan dari sumber-sumber pemerintah daerah dan retribusi
jasa pelayanan.
1.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah unsur pendukung tugas kepala
daerah di bidang perencanaan pembangunan di daerah. Dipimpin oleh seorang kepala
VII - 2
badan yang mempunyai tugas membantu Bupati di bidang perencanaan pembangunan
di daerah serta penilaian atas pelaksanaannya.
Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah meliputi :
2.
Kepala Badan
Sekretariat
Bidang Pemerintahan
Bidang Ekonomi dan Pembangunan
Bidang Kesejahteran Rakyat
Bidang Penelitian, Pengembangan dan Pengelolaan Data Elektronik
Bidang Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Dinas Pekerjaan Umum (PU)
Dinas Pekerjaan Umum adalah unsur pendukung tugas kepala daerah di bidang
pekerjaan umum di daerah. Dipimpin oleh seorang kepala dinas yang mempunyai tugas
memimpin, melaksanakan koordinasi dalam merumuskan perencanaan kebijaksanaan,
pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan dibidang Pekerjaan
Umum
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum meliputi :
Kepala Dinas
Sekretariat
Bidang Bina Marga
Bidang Cipta Karya
Bidang Kebersihan
Bidang Pertamanan
7.2.2. Kondisi Kelembagaan Non Pemerintahan
Kelembagaan non pemerintahan yang terdapat diwilayah Kabupaten Magetan
merupakan organisasi-organisasi yang terbentuk ditingkatan masyarakat serta pihak-pihak
swasta yang berkepentingan dalam kegiatan pengelolaan dan pengembangan infrastruktur
daerah. Organisasi pada tingkatan masyarakat pada umumnya merupakan organisasi
bentukan oleh kelompok-kelompok masyarakat daerah yang terlibat dalam kegiatankegiatan pembangunan daerah. Masyarakat tentunya memiliki peran yang besar dalam
pengelolaan prasarana dan saran di sekitar tempat tinggalnya, mereka harus sadar dan bisa
mengelola ketersediaan dan kondisi prasarana dan sarana disekitar tempat tinggalnya
dengan baik.
VII - 3
Selain itu masyarakat juga harus mendukung program pemerintah yang berkaitan dengan
penyediaan, pengelolaan dan pengembangan prsarana dan sarana daerah. Pemerintah
menyediakan berbagai sarana dan prasarana wilayah, dan masyarakat bisa mengelola dan
merawatnya dengan baik. Dengan adanya partisipasi pada masyarakat, baik dalam bentuk
kelompok-kelompok
masyarakat
maupun
kelembagaan
lainnya
diharapkan
akan
mendukung serta mendorong peningkatan penyediaan, pengelolaan serta pengawasan
dalam pembangunan prasarana dan sarana wilayah di Kabupaten Magetan.
7.3.
Masalah, Analisis dan Usulan Program
7.3.1. Masalah Yang Dihadapi
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengelola prasarana dan sarana pada
wilayah Kabupaten Magetan adalah masalah koordinasi, kewenangan dan tanggung jawab
dalam penyediaan, pengelolaan dan pengawasan oleh tiap-tiap instansi pemerintahan
selaku opertor utama dalam hal pembangunan wilayah. Hal tersebut juga diperparah oleh
permasalahan sumber daya manusia baik pada level pemerintahan maupun masyarakat.
Permasalahan sumber daya manusia merupakan hal cukup penting, karena sebagai
pondasi dasar dalam pemahaman dan kesadaran dalam kegiatan pembangunan wilayah.
Rendahnya kualitas sumber daya manusia pada daerah Kabupaten Magetan akan
menghambat proses percepatan pembangunan, untuk itu program-program peningkatan
kemampuan aparatur pemerintahan serta kelompok-kelompok masyarakat dirasa sangat
perlu sebagai genertor bagi perkembangan wilayah Kabupaten. Ketidakmampuan aparatur
pemeritahan dalam pelaksanaan pembangunan daerah perlu mendapat stimulan, baik yang
berupa program-program peningkatan kemampuan secara kelembagaan maupun indvidual
organisasi pemeritah agar kinerja dan proses pembangunan dapat terlaksana dan tercapai
dengan optimal. Kordinasi antar organisasi pemerintahan yang terkait dalam pembangunan
infrastruktur wilayah sangat penting sehingga proses pembangunan dan pengelolaan tidak
parsial atau sepotong-sepotong melainkan menyeluruh.
7.3.2. Analisis Permasalahan
Kelayakan yang tinggi bagi suatu institusi atau lembaga yang terkait da
bertanggungjawab atas terselanggaranya pembangunan daerah, sangat penting artinya bagi
terwujudnya tujuan pembangunan dengan efektif dan efisien. Semakin layaknya suatu
kelembagaan atau organisasi maka akan semakin tinggi tingkat efisensi yang dihasilkan
dalam
menyelenggarakan
dan
menyelesaikan
tugas
dan
tanggungjawabnya.
Perkembangan wilayah pada Kabupaten Magetan menuntut adanya perkembangan sosial
yang berjalan secara sinergis dan bekelanjutan. Untuk itu, kemampuan organisasi
pemerintahan selaku motor penggerak utama dalam pelaksanaan pembangunan daerah
VII - 4
perlu mendapat perhatian lebih. Rendahnya kualitas sumber daya manusia berimplikasi
pada ketidakmampuan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pembangunan oleh organisasi
yang berwenang dan bertanggung jawab. Hal ini mengakibatkan kurang optimalnya prosesproses pembangunan bagi wilayah. Untuk itu, stimulan bagi lembaga maupun masyarakat
perlu mendapat perhatian lebih, agar peningkatan kemampuan dan kinerja kelembagaan
dapat terwujud.
Pelaksanaan Sub Bidang Air Limbah dan Persampahan ditangani oleh Dinas
Pekerjaan Umum melalui Sub Dinas Kebersihan dan Pertamanan. Pelaksanaan Sub Bidang
Drainase, PSD Permukiman, dan Tata Bangunan Lingkungan dilaksanakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum melalui Seksi Permukiman dan Penataan Ruang dan Seksi Penyehatan
Lingkungan. Pelaksana Sub Bidang Air Minum dilaksanakan oleh PDAM. sehingga masalah
yang dihadapi adalah penanganan pembangunan keciptakaryaan di Kabupaten Mageta
dilakukan oleh instnasi yang berbeda-beda, tentunya akan menyulitkan dalam hal koordinasi
dan integrasi dalam pembangunan.
7.3.3. Usulan Program
Tujuan dari peningkatan kapasitas kelembagaan terkait dengan pembangunan
infrsatruktur yaitu terutama agar instansi pembangunan yang diselenggarakan dapat
dilaksanakan dengan baik, dan terpelihara dan diperankan secara optimal oleh pemerintah
daerah
selaku
penyelenggara
pembangunan daerah.
Kelembagaan
daerah
perlu
dioptimalkan dan perlu dikoordiasi dan dilakukan sinkronisasi guna mendukung dan
mendorong pembangunan yang yang efektif dan efisien. Terkait dengan program yang
diusulkan utnuk meningkatkan kinerja dan kapasitas kelembagaan daerah kabupaten
Magetan yaitu :
1. Optimalisasi pelaksanaan fungsi organisasi
2. Ketatalaksanaan Penyelenggaraan RPIJM di instansi pemerintahan
3. Perkuatan Unit Pelaksana untuk manajemen aset dan monitoring & evaluasi
infrastruktur
4. Kerjasama
dan
Partisipasi
masyarakat
untuk
penyehatan
lingkungan
dan
pembangunan infrastruktur daerah.
7.4.
Usulan Sistem Prosedur Antar Instansi
7.4.1. Kedudukan, Fungsi dan Tugas Dalam Pelaksanaan RPIJM
VII - 5
Pemerintah Kabupaten Magetan telah melakukan penataan kelembagaan Organisasi
Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007. Ada
beberapa hal yang patut menjadi bahan pertimbangan dalam bidang kelembagaan formal
yang berkaitan dengan bidang kecipta karyaan.
1.
Kelembagaan Perangkat Daerah
Lembaga Perangkat Daerah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi berkaitan dengan
penyelenggaraan bidang keciptakaryaan terdiri dari beberapa SKPD yang berhubungan
langsung dan tidak langsung, yaitu sebagai berikut:
a. SKPD yang berhubungan langsung:
Yang dimaksud dengan SKPD yang berhubungan langsung adalah SKPD yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan urusan-urusan yang menjadi
bagian dari bidang keciptakaryaan.
SKPD-SKPD dimaksud adalah:
1)
Dinas Pekerjaan Umum
Mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan beberapa urusan bidang
keciptakaryaan yaitu:
2)
a)
Permukiman
b)
Tata Bangunan dan lingkungan
c)
Penyehatan lingkungan permukiman khususnya drainase
d)
Memfasilitasi sarana prasarana air minum
Kantor Lingkungan Hidup
Mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan beberapa urusan bidang
keciptakaryaan yaitu
urusan air limbah sebagai bagian dari penyehatan
lingkungan permukiman
3)
Perusahaan Daerah Air Minum
Mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan beberapa urusan bidang
keciptakaryaan yaitu
urusan air minum sebagai bagian dari penyehatan
lingkungan permukiman
b. SKPD yang tidak berhubungan langsung
Yang dimaksud dengan SKPD yang tidak berhubungan langsung adalah SKPD yang
dalam tugas pokok dan fungsinya bersifat mempengaruhi keberhasilan proses
penyelenggaraan urusan-urusan yang menjadi bagian dari bidang keciptakaryaan.
Adapun SKPD-SKPD dimaksud adalah:
1)
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Peran
yang
dimainkan
sangat
penting
bagi
penyelenggaraan
bidang
keciptakaryaan. Pada awal proses perenanaan di tingkat daerah, Bappeda
mempunyai peran penting untuk memposisikan bidang keciptakaryaan sebagai
VII - 6
prioritas daerah dalam pembangunan tahunan daerah. Sebab Bappeda adalah
SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan Musyawarah
Perencanaan (Musrenbang), penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD), penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan bersama Dinas
Pengelola Keuangan Daerah menyusun draft Prioritasn dan Plafond Anggaran
Sementara (PPAS). Sehingga Bappeda mempunyai kekuatan untuk melakukan
advokasi dan stressing kepada SKPD sampai dengan tingkat Kelurahan untuk
memperhatikan dan memprioritaskan kegiatan bidang keciptakaryaan.
2)
Dinas Pengelola Keuangan Daerah (DPKD)
Hampir sama dengan peran Bappeda, DPKD juga mempunyai peran penting
dalam penyuksesan penyelenggaraan bidang keciptakaryaan, sebab DPKD
mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk menentukan Plafond Anggaran
Sementara. Penentuan bidang keciptakaryaan sebagai prioritas daerah akan
sangat menentukan besaran plafond anggaran.
3)
Bagian Hukum Sekretariat Daerah
Bagian yang tidak kalah penting dari aspek finansial adalah aspek legalitas yang
dimainkan oleh Bagian Hukum. Penetapan berbagai aturan yang berkaitan
dengan penguatan penyelenggaraan bidang keciptakaryaan baik di level
Pemerintah Daerah maupun di level masyarakat yang berkaitan dengan apa
yang harus, boleh dan tidak boleh dilakukan dalam bidang keciptakaryaan
beserta insentif dan disinsentifnya akan menjadi sangat kuat kedudukannya jika
diatur secara legal dengan produk hokum daerah.
4)
Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler Sekretariat Daerah
Bagian yang mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk
menyebarluaskan
kebijakan Walikota ini menjadi bagian yang juga cukup penting. Proses advokasi
melalui telaah staf kepada Walikota maupun sentuhan-sentuhan draft sambutan
yang mengarah pada kesadaran bahkan menyentuh pada alam bawah sadar
Walikota
yang
membaca
draft
tentang
nilai-nilai
pentingnya
bidang
keciptakaryaan menjadi peran yang sangat penting bagi keberlangsungan
penyelenggaraan bidang keciptakaryaan.
5)
Dinas Kesehatan
Mau tidak mau Dinas Kesehatan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
upaya penyelenggaraan bidang keciptakaryaan. Karena semua upaya Dinas
Kesehatan baik preventif, rpresif maupun kuratif akan menjadi tidak optimal
bahkan sia-sia jika penyelenggaraan bidang keciptakaryaan terutama yang
berhubungan dengan penyehatan lingkungan tidak dilakukan dengan baik. Oleh
VII - 7
karena itu, peran Dinas Kesehatan sangat diharapkan dalam bentuk advokasi
masyarakat dan pemangku kepentingan tentang pentingnya penyuksesan
bidang kecipta karyaan dikaitkan dengan tingkat kesehatan masyarakat.
6)
Dinas Pendidikan
Proses sosialisasi, kampanye dan advokasi pentingnya upaya penyehatan
lingkungan disamping upaya penyediaan sarana prasarananya juga menjadi
penting. Apalagi jika kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya
preventif atau upaya pencegahan agar sikap dan perilaku masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan sarana prasarana penyehatan lingkungan menjadi
prioritas yang terbangun dalam aam bawah sadarnya maka hal ini menjadi
sangat strategis. Upaya inilah yang diharapkan dari Dinas Pendidikan yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan pendidikan mulai usia
dini sampai dengan menengah atas. Upaya penanaman bawah sadar anak didik
terhadap pentingnya penyehatan lingkungan merupakan peran penting yang
dapat dilakukan Dinas Pendidikan dalam rangka penyusksesan bidang
keciptakaryaan.
7)
Dinas Komunikasi, informasi dan Pariwisata
Hampir sama dengan peran Bagian Humas dan Protokol, yaitu sama-sama
mempunyai peran sebagai publikator pemerintah daerah, hanya bedanya Dinas
Kominpar mempunyai peran untuk mempublikasikan hasil karya dan kinerja
pemerintah daerah atau hal-hal yang sudah dilaksanakan oleh SKPD. Sehingga
masyarakat dapat mengetahui hal-hal yang sudah dilakukan oleh SKPD dan
bagaimana manfaatnya bagi masyarakat. Ole karena itu peran Dinas Kominpar
adalah melakukan secara intensif hasil-hasil penyelenggaraan pembangunan
bidang
cipta
karya
beserta
manfaatnya
kepada
masyarakat
sehingga
masyarakat mempunyai motivasi yang tinggi untuk berpartisipasi dalam
pembangunan bidang cipta karya.
2.
Lembaga Koordinasi
Kabupaten Magetan telah membentuk Satuan Tugas Penyusun Rencana dan Program
Investasi Jangka Menengah Daerah Bidang Keciptakaryaan Kabupaten Magetan
dengan tugas tersebut terdiri dari 2 Tim dan 1 sekretariat Tim.
a. Tim Pengarah
1) Tugas Tim
a)
Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan penyusunan RPIJM Bidang
keciptakaryaan Kabupaten Magetan
VII - 8
b)
Memberikan dukungan dalam penyelenggaraan koordinasi dengan kepala
SKPD atau pimpinan lembaga pemerintah atau non pemerintah lainnya
c)
Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBD untuk mendukung dan
implementasi RPIJM di daerah
2) Komposisi Personal Tim
Tim terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota.dengan komposisi
sebagai berikut :
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
:
:
:
Anggota
:
Bupati Kabupaten Magetan
Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Direktur PDAM Kabupaten Magetan
b. Tim Pelaksana
1) Tugas Tim
a) Melaksanakan tugas penyusunan RPIJM
b) Melaksanakan tugas monitoring dan evaluasi usulan SKPD yang berkaitan
dengan implementasi RPIJM
c) Melaksanakan
evaluasi
dan
penyempurnaan
RPIJMsesuai
dengan
perkembangan dan kebutuhan daerah
2) Komposisi Personal Tim
Tim terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota.dengan komposisi
sebagai berikut:
Ketua
Sekretaris
Anggota
:
:
:
Kabid Fisik & Prasarana Bappeda
Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum
Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kabid Kebersihan Dinas Pekerjaan Umum
Kabid Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum
Kabid Anggaran DPKD
Direktur Teknik PDAM Kabupaten Magetan
c. Sekretariat Tim
1) Tugas Tim
a)
Memberikan dukungan teknis, administrasi dan logistic pada Tim Pengarah
dan Tim Pelaksana;
b)
Menyelenggarakan system informasi manajemen untuk pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan RPIJM
c)
Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Tim
Pelaksana yang berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan RPIJM
VII - 9
2) Komposisi Personal Tim
Ketua
Sekretaris
:
:
Anggota
:
Kasubbid Perencanaan Daerah Bidang Renstra Bappeda
Kasubbid Perencanaan Fisik dan Prasarana Bidang Renpro
Bappeda
Kasi Pengendalian Lingkungan KLH
Kasi Perencanaan Anggaran Bidang Anggaran DPKD
Staf Kasubbid Perencanaan Daerah Bidang Renstra
Bappeda
Staf Kasubbid Perencanaan Daerah Bidang Renstra
Bappeda
7.4.2. Tindakan Peningkatan Kelembagaan
Tujuan Penguatan Kelembagaan RPIJM Kabupaten Magetan adalah untuk
membangun dan melembagakan jaringan relasi sosial yang sinergis antara Pemerintah
Kabupaten, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Pusat, masyarakat, serta swasta di Kabupaten
Magetan dalam upaya untuk mendorong pengarusutamaan kegiatan RPIJM secara
partisipatif di Kabupaten Magetan.
Adapun sasaran penguatan kelembagaan RPIJM Kabupaten Magetan adalah
terciptanya situasi yang kondusif untuk kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan
sektor swasta dalam suatu wadah lembaga koordinasi sektor keciptakaryaan kota.
Implementasi program pengembangan kapasitas satgas dirumuskan dengan
mempertimbangkah aspek-aspek berikut ini, dan penerapan strategi (langkah-langkahnya)
dituangkan pada Rencana Tindak.
Penentuan skala prioritas program pengembangan kapasitas yang akan dilaksanakan
sejalan dengan pentahapan target yang harus dicapai oleh Satgas menuju kepada
kemandirian kerja Satgas
Kerjasama dengan lembaga pelatihan teknis yang ada dibidang keciptakaryaan,
misalnya dari Departemen Pekerjaan Umum, lembaga pelatihan manajemen perkotaan
dari Departemen Dalam Negeri, dan lembaga pelatihan lain yang terkait
Kerjasama dengan pemerintahan Provinsi dan pemerintahan pusat khususnya Tim
Teknis Pembangunan bidang keciptakaryaan.
Pemilihan metoda pelaksanaan kegiatan yang ekslusif untuk Kota, atau penggabungan
pelaksanaan program bersama dengan Satgas Kota/Kabupaten.
Penerapan metoda saling belajar antar teman sejawat (‘Peer tutoring’) internal Satgas
dan antar Satgas Kota/Kabupaten se Jawa Timur
Dengan memperhatikan sifat pekerjaan dan kegiatan yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan strategi-strategi penguatan kelembagaan dan pengembangan
kapasitas Satgas RPIJM Kabupaten Magetan, dapat dibedakan adanya pekerjaanpekerjaan yang dapat atau harus dikerjakan secara internal oleh Pemerintah Kabupaten
VII - 10
(Pemerintah Kabupaten) dan pekerjaan/kegiatan yang memerlukan bantuan dari luar sistem
Pemerintah Kabupaten Magetan.
1. Internal Pemerintah Kabupaten
Penerbitan Surat Keputusan Satgas RPIJM dan memberlakukannya; dan penerbitan
peraturan lainnya yang terkait dan mendukung pelaksanaan bidang keciptakaryaan.
Implementasi kegiatan RPIJM baik fisik dan non fisik yang bisa dikerjakan oleh
Pemerintah Kabupaten Magetan sendiri.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kemanfaatan program terkait keciptakaryaan
untuk selanjutnya dapat digunakan dalam penyusunan kegiatan RPIJM pada tahuntahun berikutnya.
2. Kegiatan/pekerjaan yang memerlukan bantuan dari luar sistem Pemerintah Kabupaten
Kontrak kepada pihak ketiga. Hal ini akan dipertimbangkan dari sisi efektivitas dan
efisiensinya untuk kegiatan yang hanya dikerjakan sekali dalam kurun waktu tertentu
dan memerlukan keahlian spesifik yang tidak dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten.
Termasuk dalam kategori ini misalnya kontrak dengan LSM ataupun perusahaan
konsultan untuk pelaksanaan pekerjaan
Bantuan dari Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat. Bantuan ini diperlukan oleh
Pokja Sanitasi Kota untuk penciptaan situasi yang kondusif agar Pokja dapat
menjalankan tugasnya dengan baik. Termasuk dalam kategori ini adalah adanya
ketersediaan regulasi yang jelas dan penyediaan payung hukum dari Pusat untuk
menjamin keberlanjutan pelaksanaan RPIJM.
Bantuan teknis konsultan atau pendampingan fasilitator untuk pekerjaan pekerjaan
spesifik.
7.4.3. Format Umum Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan
Tabel 7.1 Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan
no.
1.
2.
3.
kegiatan
Optimaliasi
Pelaksanaan
Fungsi Organinasi
Ketatalaksanaan
Penyelenggaraan
RPIJM di instansi
pemerintahan
Perkuatan Unit
Pelaksana untuk
manajemen aset
dan monitoring &
evaluasi
infrastruktur
sasaran kegiatan
pelaksana
Peningkatan kinerja
aparatur daerah
BAPPEDA
PU
Sistem, tata kerja,
koordinasi dan
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan
Efisiensi dan
optimalisasi
perangkat kerja
BAPPEDA
PU
penanggung
jawab
jadwal
tahunan
biaya
i
ket
ii iii iv v
PU
VII - 11
VII - 12