BAB VII ASPEK TEKNIS PERSEKTOR KOTA BEKASI - DOCRPIJM 1030744ffb BAB VIIBAB VII

BAB VII ASPEK TEKNIS PERSEKTOR KOTA BEKASI

7.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

7.1.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman

  Penjabaran isu-isu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kota Bekasi dapat dilihat pada Tabel 7.1 di bawah ini.

Tabel 7.1 Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kota Bekasi

  

No Isu Strategis Keterangan

1 Sistem sungai yang melewati Bekasi termasuk dalam

  • 2 Kondisi sungi mengalami kerusakan, pendangkalan, erosi
    • – Bekasi – Laut Floodway).

  • 3 Tebing dan tanggul sungai mengalami erosi akibat

  wilayah system aliran banjir CBL (Cikarang

  akibat dari sampah dan penyalahgunaan fungsi sungai

  • 4 Tata lahan yang tidak terstruktur berdampak pada aliran
  • 5 Banyaknya titik banjir yang terdapat di Kota Bekasi. -

  penambangan pasir di sungai

  sungai yang melintasi Kota Bekasi

  Sumber : SPPIP Kota Bekasi tahun 2010

7.1.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

  Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial. Untuk mencapai hal tersebut terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di tingkat Kota Bekasi (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman.

Tabel 7.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Bupati/Peraturan Lainnya

  

terkait Pengembangan Permukiman

Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan Walikota/Bupati/Peraturan Lainnya No

  Keterangan No. Peraturan Perihal Tahun

  Rencana Tata

  1

  13 Ruang Wilayah 2011 - Kota Bekasi

  Pengembangan Permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang sehat dan layak huni (liveble), aman, nyaman, damai dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

  Kondisi Permukiman di Kota bekasi saat ini secara umum apabila dilihat dari sisi kelayakan belum dapat dikatakan sebagai permukiman yang layak terutama menyangkut prasarana dasar permukiman seperti sarana jalan lingkungan, jalan setapak, sarana air bersih, sarana air limbah, sarana persampahan dan sarana drainase.

  Pada kondisi yang lain, masih adanya pusat-pusat atau daerah permukiman yang menempatai areal atau wilayah yang bukan untuk lahan permukiman seperti di sempadan sungai. Akibat dari adanya aktifitas ini bukan hanya terlihat tidak teratur akan tetapi kembali kepada ketersediaan prasarana dasar pun belum sepenuhnya tersedia mengingat dengan fungsi yang ada maka layanan prasarana pendukung bagi aktifitas permukiman tidak disediakan atau tidak dapat diakses oleh masyarakat.

7.1.3 Permasalahan Dan Tantangan

  Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kota Bekasi dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta dan aspek lingkugan permukiman. Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif pemecahannya dalam pengembangan permukiman di Kota Bekasi meliputi : 1. Kawasan permukiman yang tidak merata 2. Terdapatnya permukiman yang tidak layak huni dan berwawasan lingkungan serta permukiman kumuh, terutama di sekitar TPA Bantar Gebang. Areal permukiman padat yang cenderung menjadi perkampungan padat, yang terdapat di Kelurahan Jatisampurna, Jati Waringin, Jati Rahayu, Margajaya, Pekayon Jaya dan Sepanjang Jaya 3. Terbatasnya lahan untuk permukiman di kawasan perkotaan 4. Akses antar kawasan permukiman kurang memadai karena masih menggunakan jalan arteri dan kolektor utama walaupun umumnya akses di dalam kawasan permukiman tergolong baik

7.1.4 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

  Kebutuhan pengembangan perumahan permukiman di Kota Bekasi yang dapat dideteksi, yaitu:

1. Pengembangan perumahan dan permukiman sesuai rencana 2.

  Penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah 3. Pembangunan perumahan vertikal 4. Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana permukiman 5. Pemberdayaan komunitas perumahan

  Kondisi diatas secara menyeluruh dikemas sebagai bagian dari kebutuhan program pengembangan permukiman di Kota Bekasi yaitu berupa : program pengembangan perumahan, program lingkungan sehat perumahan, dan program pemberdayaan komunitas perumahan.

  Pengembangan permukiman di Kota Bekasi dapat dilakukan oleh swasta/pengembang maupun oleh masyarakat. Pengembangan permukiman skala besar oleh swasta dikenai kewajiban menyediakan fasilitas sosial dan umum bagi pelayanan penduduk pada lingkungan permukiman terkait. Agar permukiman skala besar yang dibangun di Kota Bekasi berada pada lokasi yang diarahkan dapat diberikan insentif berupa penyediaan infrastruktur oleh pemerintah serta kemudahan dalam proses perizinan. Bagi pengembang yang memenuhi kewajiban menyediakan fasilitas sosial dan umum pada lingkungan permukiman yang dibangun, maka dapat memperoleh insentif berupa pengurangan biaya perizinan atau pengadaan pelayanan umum oleh pemerintah (air bersih, pengumpulan/pengolahan sampah, air kotor, angkutan umum).

  Bagi pengembangan permukiman oleh individu (masyarakat), insentif dapat diberikan bagi masyarakat yang membangun dengan Koefisen Dasar Bangunan (KDB) lebih rendah dalam rangka menyediakan ruang terbuka hijau yang lebih luas. Jenis insentif yang dapat diberikan diantaranya pengurangan besar PBB, kemudahan perizinan, serta pengurangan biaya perizinan. Sedangkan bagi masyarakat yang membangun rumah pada jalan-jalan utama di pusat kota dapat dikenai disinsentif berupa nilai PBB yang lebih tinggi (setara dengan PBB bagi kegiatan perdagangan dan jasa).

  Dalam jangka waktu lima tahun kedepan, sekala prioritas pengembangan permukiman lebih di titik beratkan pada penanganan permukiman kumuh khususnya di daerah tepian sungai. Berikut adalah darah-daerah yang termasuk sekala prioritas penanganan :

Tabel 7.3 Lokasi Penanganan Permukiman Kumuh JML NO KECAMATAN KELURAHAN TITIK KUMUH TTK

  Jati melati RT 01/RW 06

  1

  1 Pondok melati

  Jati murni RT 04/RW 05

  2 Rt 04/Rw 06

  3

  2 Jati asih Jati asih RT 02/RW 04

  4 jatikramat Rt 05/Rw 09

  5 Rt 02/Rw 04

  6 Kawasan permukiman

  3 Bantar gebang Bantar gebang

  7 sekitar TPA bantar gebang Cikiwul Rt 01/RW 03

  8 Jalur hijau sempadan rel

  4 Bekasi timur Bekasi jaya

  9 kereta api Jalur hijau sempadan kali

  10 bekasi Kawasan permukiman

  Margahayu

  11 belakang carefour Kawasan permukiman

  12 belakang Bappeda Kawasan pasar proyek

  13 Kawasan jalur hijau

  5 Bekasi selatan Margajaya sempadan kali irigasi

  14 bekasi

  6 Bekasi barat Bintara RT 07/RW 04

  15 Kota baru Kampung rawa bebek

  16 Jalur hijau sempadan kali/drainase samping 17 komplek gereja

  Permukiman sekitar fly Kranji

  18 over kranji

  7 Medan satria Medan satria RT 03/RW 07

  19 Kalibaru Kampung rawa pasung

  20 Kawasan jalur hijau Harapan mulya

  21 sempadan irigasi Pejuang Rt 04/Rw 01

  22 kampung rawa pasung

  23 Kawasan jalur hijau

  8 Bekasi utara Harapan jaya

  24 sempadan kali

  JML NO KECAMATAN KELURAHAN TITIK KUMUH TTK

  irigasi/belakang pabrik iexindo.

  Kawasan jalur hijau sempadan kali 25 irigasi/belakang pabrik garmen sunrise. Marga mulya RT 03/Rw 01

  26

  9 Pondok Gede Jati Waringin Rt 07/ Rw 03

  27

  10 Jati Sampurna Jatiraden Rt04/Rw05

  28 Rt05/Rw09

  29 Rt01/Rw10

  30

  11 Mustika Jaya Padurenan Rt 02/Rw 07

  31 12 Rawa Lumbu bojongrawalumbu Rt 02/Rw 01.

  32 Rt 09/Rw 11

  33 bojongmenteng Rt 04/Rw 05

  34 Sumber : 1.

   Identifikasi kawasan kumuh di 10 Kecamatan di Bekasi 2008

  

2. Perencanaan teknis sanitasi kawasan perumahan & permukiman kumuh di kota Bekasi 2009

  7.1.5 Kriteria Persiapan Daerah

  Dalam pengembangan permukiman di Kota Bekasi kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi:

  1. Dokumen SPPIP Kota Bekasi dilaksanakan pada tahun 2010 2.

  Dokumen RPKPP Kota Bekasi dilaksanakan pada tahun 2011

  7.1.6 Usulan Program Dan Kegiatan A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

  Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan, maka disusunlah usulan program dan kegiatan. Usulan program dan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan kriteria kesiapan daerah. Selengkapnya usulan program pengembangan permukiman Kota Bekasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  • Perencanaan KASIBA - LISIBA 1 paket 500,000 Kec. Jati Asih 1 paket 500,000 Kec. Jati Sampurna 1 paket 500,000 Kec. Pondok Melati 1 paket 500,000 Kec. Bantar Gebang
  • DED Kawasan Kumuh Kawasan Priorita III s.d 12 (RPKPP) 1 paket 1,200,000
  • Pembangunan Infrastrutur Penunjang KASIBA-LISIBA 1 paket 1,000,000 Kec. Jati Asih 1 paket 2,000,000 Kec. Jati Sampurna 1 paket 2,000,000 Kec. Pondok Melati 1 paket 2,000,000 Kec. Bantar Gebang

  1 TB 15,000,000 - Kelurahan Cikiwul

   Usulan Pembiayaan Pembangunan Permukiman

  1 TB 25,000,000

  Kec. Medan Satria

  1 TB 25,000,000

  1 TB 25,000,000

  1 TB 25,000,000

  Susun Sederhana

  6 Pembangunan Rumah

  1 TB 15,000,000 - Kelurahan Ciketing Udik

  1 TB 15,000,000 - Kelurahan Bantargebang

  3

  1 TB 15,000,000 - Kelurahan Bekasi Jaya Kelurahan Bantar Gebang

  1 TB 15,000,000 - Kelurahan Bekasi Jaya

  2

  Kecamatan Bekasi Timur

  5 Pembangunan Rusunawa

  4

  3

  2

  Pembangunan Perumahan Daerah Kota Bekasi (RP4D) 1 paket 700,000

  1 Program Perencanaan

Tabel 7.4 Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kota Bekasi No Kegiatan Volume Satuan Biaya (Rp x 1.000.-) Lokasi

  • Kelurahan Bintara Jaya Bekasi Barat
  • Kelurahan Jati Sampurna Bekasi Barat
  • Kelurahan Medan Satria,
  • Kelurahan Sepanjang Jaya Kec. Rawa Lumbu B.

  Usulan pembiayaan dapat dijabarkan baik yang bersumber dari APBD Kota Bekasi, APBD Provinsi Jawa Barat, APBN, maupun masyarakat dan swasta. Usulan pembiayaan pembangunan permukiman Kota Bekasi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel-7.5.

  

Tabel 7.5:

Usulan Pembiayaan Program Infrastruktur Permukiman Kota Bekasi

(Rp x Ribu) No Kegiatan APBD APBD APBN Masyarakat Swasta CSR Total Prov Kab/kota Program Perencanaan Pembangunan

  1 Perumahan 700,000

  700,000

  Daerah Kota Bekasi (RP4D)

  • Perencanaan

  2 KASIBA -

  • LISIBA Kec. Jati Asih 500,000

  500,000 Kec. Jati

  500,000 500,000

  Sampurna Kec. Pondok

  500,000 500,000

  Melati Kec. Bantar

  500,000 500,000

  Gebang

  • DED Kawasan Kumuh

  

3 Kawasan 1,200,000 1,200,000

  Priorita III s.d 12 (RPKPP)

  • Pembangunan Infrastrutur
  • 4 Penunjang

  KASIBA- LISIBA Kec. Jati Asih 1,000,000

  1,000,000 Kec. Jati

  2,000,000 2,000,000

  Sampurna Kec. Pondok

  2,000,000 2,000,000

  Melati

  Kec. Bantar

  2,000,000 2,000,000

  Gebang

  Pembangunan

  5

  • Rusunawa Kecamatan
  • Bekasi Timur - Kelurahan 12,000,000 3,000,000 15,000,000

  Bekasi Jaya

  • Kelurahan 12,000,000 3,000,000 15,000,000

  Bekasi Jaya

  (Rp x Ribu) No Kegiatan APBD APBD APBN Masyarakat Swasta CSR Total Prov Kab/kota

  Kelurahan

  • Bantar Ge
  • - Kelurahan

  12,000,000 3,000,000 15,000,000

  Cikiwul

  • Kelurahan 12,000,000 3,000,000 15,000,000

  Bantargebang

  • Kelurahan 12,000,000 3,000,000 15,000,000

  Ciketing Udik Pembangunan

  • 6 Rumah Susun

  Sederhana

  • Kelurahan Bintara Jaya 10,000,000 15,000,000 25,000,000 Bekasi Barat - Kelurahan Jati Sampurna 10,000,000 15,000,000 25,000,000 Bekasi B
  • - Kelurahan Medan Satria,

  10,000,000 15,000,000 25,000,000

  Kec. Medan Satria - Kelurahan Sepanjang

  10,000,000 15,000,000 25,000,000 Jaya Kec.

  Rawa Lumbu

  Untuk lebih jelasnya mengenai usulan program pembangunan bidang Pengembangan Permukiman di Kota Bekasi pada tahun 2015

  • – 2019 dapat dilihat pada Lampiran Tabel.

7.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

7.2.1 Isu Strategis Penataan Bangunan Dan Lingkungan

  Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR, skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan d) penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan. Isu strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Bekasi dapatdilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.6 Isu Strategis Penataan Bangunana dan Lingkungan Kota Bekasi

  Kegiatan Sektor Isu Strategis Sektor PBL PBL 1.

  Terbatasnya ruang yang ada di wilayah administrasi Kota Bekasi pada akhirnya berdampak kepada pelaksanaan Penataan bangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bekasi saat ini belum sepenuhnya berhasil

  Penataan Lingkungan 2.

  Banyak terdapat bangunan yang tumpang tindih dengan badan

  Permukiman

  jalan raya 3. Pemanfaatan lahan yang bukan peruntukannya seperti bangunan permukiman beralih fungsi sebagai saran perbelanjaan atau toko

7.2.2 Kondisi Eksisting Penataan Bangunan Dan Lingkungan

  Kondisi eksisting penataan bangunan dan lingkungan memberikan gambaran mengenai peraturan daerah, kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara, serta capaian dalam pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.

  Sama halnya dengan penataan permukiman, Penataan Bangunan Lingkungan (PBL) di Kota Bekasi saat ini masih belum bisa dikatakan baik, kondisi tersebut terlihat masih terdapatnya bangunan-bangunan liar di tepian sungai dengan kondisi sanitasi yang minim.

  Terbatasnya ruang yang ada di wilayah administrasi Kota Bekasi pada akhirnya berdampak kepada pelaksanaan Penataan bangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bekasi saat ini belum sepenuhnya berhasil, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir RTH mengalami penyusutan sampai 10,32% dari 39% pada tahun 1997 menjadi 28,8% pada tahun 2007, Hal ini apabila mengacu pada kebiijakan tentang penataan ruang (Undang-undang KLHS Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)bahwa ruang terbuka hijau yang ada dalam suatu Daerah harus mencapai sebesar 30 % di setiap Daerah Kabupaten/Kota.

  Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebuah kota terdiri dari RTH Taman dan Hutan Kota, Jalur Hijau Jalan, Ruang Terbuka Hijau Fungsi Tertentu dan RTH Sempadan Sungai. Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran RTH di Kota Bekasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7.6 Sebaran RTH Di Kota Bekasi

  Kawasan Lokasi Luas (Ha)

Pusat Pelayanan Kota Kec. Rawa lumbu 10,58

  Kec. Bekasi Timur 11,5 Kec.Bekasi Barat 11,43

  Kec. Bekasi Selatan 21,87

7.2.3 Permasalahan Dan Tantangan

  Permasalahan dan tantangan penataan bangunan dan lingkungan di Kota Bekasi dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta dan aspek lingkungan permukiman yang meliputi kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara serta kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan. Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif pemecahannya dalam penataan bangunan dan lingkungan di Kota Bekasi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

  

Tabel 7.7:

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

di Kota Bekasi

  No Aspek Penataan Bangunan dan Lingkungan Permasalahan yang Dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

  • Pengaturan dan penegakkan masalah izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan pelaksanaan pengawasan yang baik, kemungkinan alih fungsi dari bangunan dapat terkendali sehingga dampak-dampak lanjutan seperti maslaah kemacetan, banjir/genangan tidak akan muncul

  1. Masih belum tertatanya lingkungan secara baik

  2. Adanya alih fungsi bangunan berdampak pada permasalahan lain seperti kesemrawutan lalu- lintas mengingat adanya aktifitas pertokoan akan ada pengunjung yang datang atau adanya akumulasi kegiatan masyarakat dan banyak lagi dampak turunan yang akan

1 Aspek Teknis

  • Pengembangan kapabilitas institusi pengelola agar menjadi lebih focus merupakan opsi lain yang dapat diambil sebagai langkah strategis dalam rangka meningkatkan pelayanan public khususnya kepada masyarakat

  • Dibangunnya sistim pelayanan air minum, sistim air limbah, sistim persampahan, sistim drainase dan sistim jalan lingkungan serta jalan setapak.

   Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan kota;  Pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota;

  3. Pengembangan sistem perencanaan tata kota yang adaptif, komprehensif, partisipatif, dan berkelanjutan, meliputi :

   Pengembangan ruang terbuka hijau sebagai salah satu infrastruktur dalam pengembangan kawasan permukiman.

   Pengembangan dan penempatan rumah susun;  Perbaikan lingkungan permukiman kumuh;  Pengembangan fasilitas kawasan perumahan sebagai pendukung sentra pertumbuhan ekonomi baru; 2.

  1. Pengembangan dan Pengelolaan kawasan perumahan dan permukiman beserta fasilitasnya, meliputi :

  Kebutuhan pengembangan penataan bangunan dan lingkungan adalah sebagai berikut :

  Permukiman Masih kurang optimalnya atau kurangnya sistim pelayanan air bersih, sistim air limbah, sistim persampahan, sistim drainase, sistim jalan lingkungan dan sistim jalan setapak dan rekayasa lalu- lintas

  5 Aspek Lingkungan

  Masyarakat/Swasta

  4 Aspek Peran Serta

  3 Aspek Pembiayaan - -

  Kelembagaan Dengan banyaknya bidang yang harus dikelola sementara sumber daya yang ada masih relative terbatas sehingga jangkauan pelayanan yang dilaksanakan oleh dinas menjadi terhambat

  2 Aspek

  muncul seperti aktifitas pedagang pinggiran jalan (kios)

  No Aspek Penataan Bangunan dan Lingkungan Permasalahan yang Dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

7.2.4 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan Dan Lingkungan

   Peningkatan akses masyarakat terhadap rencana penggunaan ruang kota secara detail;  Pengimplementasian RTBL secara konsisten;  Peningkatan kerjasama ruang wilayah antara daerah.

   Pemenuhan kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana perkotaan  Penyediaan informasi atas pemanfaatan ruang dan sistem informasi pelayanan yang komperhensif/terpadu melalui sistem komputerisasi.

   Penguatan kelembagaan melalui peningkatan kapabilitas sumber daya manusia di lingkungan dinas (Dinas Bangunan dan Kebakaran Kota Bekasi).

7.2.5 Usulan Program Dan Kegiatan

  Usulan prioritas program dan kegiatan sektor penataan bangunan dan lingkungan di Kota Bekasi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran

  Tabel.

7.3 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

7.3.1 Isu Strategis Pengembangan Spam

  Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu-isu strategis tersebut adalah:

  1. Peningkatan Akses Aman Air Minum 2.

  Pengembangan Pendanaan 3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 4. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan 5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum 6. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat 7. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan

  Penerapan Inovasi Teknologi Sedangkan untuk Kota Bekasi isu strategis pembangunan bidang air minum, meliputi :

  1. Terbatasnya sumber air baku 2.

  Terbatasnya dana baik untuk investasi pembangunan maupun operasional pemeliharaan

  3. Terbatasnya sumberdaya manusia pengelola PDAM 4.

  Tingginya Idle Capacity yang terjadi 5. Terbatasnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan air minum yang memenuhi syarat dan standar.

  6. Terbatasnya atau belum meratanya tingkat kemampuan masyarakat (terkait dengan derajat kemiskinan)

7.3.2 Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM A. Aspek Teknis

  Aspek teknis pengambangan SPAM di Kota Bekasi meliputi : 1.

   Sistem Perpipaan a.

   Sistem Jaringan

  Pengelolaan Air Minum di Kota Bekasi saat ini dikelola oleh pengelola pemerintah (PDAM) dan pengelola swasta (PAM untuk perumahan). 2 (dua) perusahaan yang ada di bawah pemerintah yaitu PDAM Tirta Bhagasasi dan PDAM Tirta Patriot sedangkan untuk pengelola swasta tercatat ada di Perumaha Kemang Pratama, Perumahan Green Garden dan Tirta Pondok Hijau (Bamus) Kedua PDAM tersebut mempunyai batasan wilayah pelayanan.

  b.

   Sumber Air Baku dan Unit Produksi

   PDAM Tirta Bhagasasi Sumber air baku yang digunakan PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi sebagian besar berasal dari air permukaan yang diambil dari saluran Tarum Barat. Dari jumlah air baku yang tersedia pada tahun 2010 sebesar 2.060 l/dtk, sebanyak 2.045 l/dtk merupakan air permukaan, sedangkan sebanyak 15 l/dtk merupakan air tanah. Kebutuhan air baku sampai dengan tahun 2012 sebesar 2.610 l/dtk, dengan demikian PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi masih memerlukan tambahan pasokan air baku sebesar 550 l/dtk.

   PDAM Tirta Patriot Sumber air baku yang digunakan PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi adalah Saluran Air Sekunder Tarum Barat dengan tingkat pemanfaatan yang belum maksimal. Kualitas air baku yang tersedia saat ini kekeruhannya sangat fluktuatif karena adanya suspensi dari Kali Bekasi dan hal ini sangat mempengaruhi kualitas produksi air PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi

Tabel 7.8 : Sumber Air Baku, Unit Produksi dan Daerah Pelayanan Eksisting No Sumber Air Baku Unit Produksi Kapasitas Terpasang Kapasitas Produksi Daerah Pelayanan (l/detik (m3) A PDAM Tirta Patriot

1 Saluran Air Sekunder

  Tarum Barat IPA 16,191,200 Kec Medan Satria dan Kec.

  Bekasi Utara

  Sub Total 16,191,200 B PDAM Tirta Bhagasasi

  Kapasitas Kapasitas Unit Terpasang Produksi No Sumber Air Baku Daerah Pelayanan Produksi (l/detik (m3) IPA 69,922,491 Kec. Medan Satria, Kec.

  Bekasi Barat, Kec. Pondok Gede, Kec. Bekasi Selatan,

  1 saluran Tarum Barat Kec. Rawa Lumbu, Kec.

  Bekasi Timur dan Kecamatan Bekasi Utara

  Sub Total 69,922,491 Total 86,113,691 c.

   Pipa Transmisi Jenis dan diameter pipa transmisi bervariasi seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 7.9 : Jenis Pipa Transmisi dan Komposisi Diameter

  Diameter Panjang Pipa

No. Jenis Pipa Keterangan

Pipa (mm) (m)

  A PDAM Tirta Patriot

  1 Pipa PVC 287,634 -

  • 2 Pipa Steel / GI 1,876 Sub Total 289,510 B PDAM Tirta Bhagasasi

  1 Pipa PVC 2,029,105

  • 2 Pipa GIP 2' hingga 10' 7,016 -

  1” hingga 20”

  3 Pipa Steel 6' hingga 20' - 2,394

  • 4 Pipa DCIP 10' dan 16' 406

  5 Pipa ACP 4' hingga 10' - 11,904 Sub Total 2,050,825 Total 2,340,335 d.

   Pipa Distribusi 1.

   PDAM Tirta Patriot

  Dari sisi jaringan pemipaan, yaitu jaringan pipa transmisi dan distribusi PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi hanya terdiri atas 2 (dua ) jenis pipa sambungan, yaitu pipa jenis PVC yang mencapai 287.634 Meter, dan pipa jenis Steel yang mencapai 1.876 meter koneksinya.Dilihat dari tabel di atas, jaringan pipa transmisi yang menggunakan Pipa PVC lebih dominan dibandingkan Pipa Steel/GI.

  Penggunaan Pipa PVC yang lebih dominan adalah untuk menghindari karat dan bau karena terkontaminasi logam/baja.Sedangkan menggunakan Pipa PVC juga memiliki kelemahan diantaranya gampang pecah/bocor karena terpapar benda berat atau tekanan tinggi. Dari sisi efisiensi cost, penggunaan Pipa PVC mungkin membutuhkan biaya yang lebih efisien dibandingkan Pipa Steel, namun dari segi durability tentu saja Pipa Steel/ GI akan jauh lebih memiliki daya tahan yang cukup lama.

2. PDAM Tirta Bhagasasi

  Dari 18 (delapan belas) cabang/ unit yang dimiliki oleh PDAM Tirta Bhagasasi diantaranya area: Pondok Ungu, Rawa Tembaga, Kota, Rawa Lumbu, Tambun, Wisma Asri, Babelan, Cikarang Utara, Cikarang Selatan, Taruma Jaya, Pondok Gede, Setia Mekar, Lemah Abang, Cabang Bungin, Sukatani, Bojong Mangu, Kedung Waringin dan Setu, total jaringan pipa transmisi dan distribusinya mencapai jumlah lebih dari 2 juta meter saluran pipa-pipa.

  Pipa-pipa tersebut memiliki ukuran mulai dari diameter 1(satu) inch hingga mencapai 20 (dua puluh) inch dan terdiri atas beberapa jenis pipa seperti Pipa PVC, Pipa GIP, Pipa Steel, Pipa DCIP, Pipa ACP dan jenis GRP e.

   Jumlah Pelanggan, Pemakaian Air dan Cakupan Pelayanan 1.

   PDAM Tirta Patriot

  Cakupan pelayanan administrasi oleh PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi mencapai 80.496 jiwa atau 3,84% dari jumlah penduduk sebanyak 2.098.805 jiwa. Cakupan pelayanan teknis mencapai 20,92% dari jumlah penduduk di wilayah yang terjangkau jaringan air bersih PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi sebanyak 384.862 jiwa (2 kecamatan). Cakupan pelayanan masih dibawah target RPJMN tahun 2011 sebesar 62,5% dikarenakan wilayah cakupan pelayanan 2.

   PDAM Tirta Bhagasasi

  Jumlah penduduk Kota Bekasi sebanyak 4.966.040 jiwa, dari jumlah tersebut yang terlayani mencapai 1.006.105 jiwa sehingga cakupan pelayanan administrasi PDAM Tirta Bhagasasi mencapai 20,26%sedangkan jumlah penduduk pada wilayah pelayanan sebanyak 3.495.299 jiwa, dengan demikian cakupan pelayanan teknis 28,79%

  Cakupan pelayanan air bersih di Kota Bekasi mencapai 536.150 atau 25.55% dari jumlah penduduk total kota bekasi sebanyak 2.098.805. Sedangkan jika dilihat dari wilayah pelayanan maka cakupan pelayanan air bersih di kota bekasi mencapai 48.47 % (jumlah penduduk total wilayah pelayanan 7 Kecamatan sebanyak 1.106.000)

  f.

   Kebocoran 1.

   PDAM Tirta Patriot

  Jumlah Air Baku yang diproduksi oleh PDAM Tirta Patriot mencapai jumlah 11.141.446 meter kubik, sedangkan air yang didistribusikan mencapai 10.852.300 terdapat air yang hilang sebesar 559.146 meter kubik (5,02 %) yang dipakai untu operasional instalasi (pengurasan, pembersihan unit dll)

  2. PDAM Tirta Bhagasasi Tingkat kebocoran yang terjadi di PDAM Tirta Bhagasasi sebesar 29.96 %.

  Masalah kehilangan air yang dihadapi dengan mempertimbangkan kemampuan pengelola yang dimiliki serta pendekatan yang dianggap berhasil dilihat dari resiko pembiayaan, maka beberapa metode penanggulangan kebocoran yang dapat diaplikasikan adalah :

  1. Pendeteksian secara langsung 2.

  Metode isolasi/zone observasi 3. Pemantauan wilayah/sistem distriK 4. Penanganan langsung dari rumah ke rumah (Metode house to house survey

  and rehabilitation) 5.

  Pilot Area dengan penanganan langsung 6. Kombinasi zone observasi dan renovasi 7. Kombinasi sistem distrik dan zone observasi 2.

   Sistem Perpipaan Non PDAM Pengolahan air minum di Kota Bekasi dilakukan selain oleh PDAM juga oleh pengelola tersendiri. Adapun sistem perpipaan Non PDAM adalah : a) Tirta Pondok Hijau (Bamus)

  Tirta Pondok Hijau (BAMUS) adalah Pengelola air bersih Sistem air minum non PDAM yang ada di Kota Bekasi. Tirta Pondok Hijau dikelola oleh warga setempat, Sumber air yang digunakan berasal dari sumur dalam. Saat ini kapasitas terpasang adalah sebanyak 15 l/dtk, dengan kapasitas produksi baru mencapai 5 l/dtk, jumlah sambungan langsung yang dimiliki oleh Tirta Pondok Hijau sebanyak 600 SL.

  b) Kemang Pratama 1 dan 2

  Pengelola perumahan Kemang Pratama 1 dan 2 saat ini sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air tersendiri untuk didistribusikan kepada warga diperumahan tersebut. Kapasitas instalasi saat ini adalah 15 l/dtk untuk Kemang Pratama 1 dan 30 l/dtk untuk Kemang Pratama 2, jumlah pelanggan mencapai 5700 SL. Sumber air diambil dari kali bekasi, namun saat ini kondisi dari kali bekasi sudah tercemar sehingga air yang dihasilkan kadang-kadang berwarna keruh dan berbau.

  c) Citra Gran

  Pengelola perumahan Citra Grand saat ini sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air tersendiri untuk didistribusikan kepada warga diperumahan tersebut. Kapasitas instalasi sebesar 30 l/dtk serta ada yang sedang dalam proses pembangunan instalasi sebesar 25 l/dtk. Sehingga total instalasi yang dimiliki oleh Citra Grand sebesar 55 l.dtk. jumlah pelanggan sebesar 3000 SL. Instalasi Citra Gand menggunakan sumber air dari sungai Cikeas

  d) SPAM Bantar Gebang

  SPAM Bantar Gebang adalah sistem penyediaan air minum non PDAM yang ada di kecamatan Bantargebang. SPAM Bantar Gebang ini dikelola oleh warga setempat dengan pengawasan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi. Sumber air yang digunakan berasal dari sumur dalam. Saat ini telah dibangun 6 titik sumur dalam yaitu 2 titik di Kel. Cikiwul, 2 titik di Kel. Sumur batu dan 2 titik di Kel.Ciketing Udik. 1 sumur artesis tersebut digunakan untuk melayani 100 SL. Di tahun 2012, telah dibangun 2 titik penambahan sumur artesis yaitu 1 titik di Kel. Sumur batu dan 1 titik di Kel. Ciketing Udik. Unit tambahan sumur tersebut direncanakan akan mulai beroperasi di tahun 2013. Dari informasi yang didapat dari Dinas Lingkungan Hidup Kota bekasi, Dinas Kesehatan Kota Bekasi melalui program sanitasi air bersih, akan membangun 2 titik sumur dalam yang berlokasi di Kel. Margajaya dan Kel. Margahayu.

B. Aspek Pendanaan

  Secara garis besar kondisi pendanaan pengembangan SPAM Kota Bekasi.adalah sebagai berikut:

1. Pembiayaan Pengelolaan Air Minum

  Pembiayaan pengelolaan air minum di Kota Bekasi terdiri dari pendapatan, biaya langsung usaha, dan biaya tidak langsung. Pendapatan usaha meliputi pendapatan penjualan air dan pendapatan penjualan non air. Untuk biaya langsung usaha terdiri dari biaya sumber air, biaya pengelolaan air, dan biaya transmisi dan distribusi. Sedangkan untuk biaya tidak langsung meliputi biaya umum dan administrasi serta biaya diluar usaha. Selengkapnya pembiayaan pengelolaan air minum Kota Bekasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.10 Kondisi Pembiayaan Air Minum Kota Bekasi

  Biaya Tahun (Juta Rupiah) No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 A PENDAPATAN

  1 Pendapatan 112,325,561,210 126,637,491,902 154,511,716,664

  • Penjualan Air

  2 Pendapatan Non

  • 11,594,215,737 12,847,012,798 13,803,635,959 Air
  • Jumlah Pendapatan 123,919,776,947 139,484,504,700 168,315,352,623

  Usaha B BIAYA

  LANGSUNG USAHA

  1 Biaya Sumber Air

  • 10,912,003,206 13,419,345,556 - 9,596,923,069

  2 Biaya Pengolahan 44,896,322,445 48,021,183,977 49,544,590,311

  • Air

  3 Biaya Transmisi 18,769,530,015 21,149,771,717

  • 19,090,034,472 dan Distribusi
  • Jumlah Biaya 73,262,775,530 80,082,958,901 82,053,970,339 -

  Langsung Usaha Laba/Rugi Kotor

  • 50,657,001,417 59,401,545,799 86,261,382,284

  Usaha C BIAYA TIDAK

  LANGSUNG

  1 Biaya Umum dan

  • 47,436,515,065 68,884,659,382 - 40,504,028,483

  Administrasi

  2 Biaya di Luar 1,880,484,643 2,729,914,367 2,531,597,446

  • Usaha

  Jumlah Biaya Tidak 42,384,513,126

  • 50,166,429,432 71,416,256,828

  Langsung Laba/Rugi Usaha 8,272,488,291 9,235,116,368 14,845,125,456 - -

  Sumber : Review Masterplan Kota Bekasi C.

   Kelembagaan Pengelolaan air minum PDAM di Kota Bekasi dikelola oleh 2 (dua) perusahaan yaitu PDAM Tirta Bhagasasi dan PDAM Tirta Patriot. Untuk lebih

  jelasnya mengenai kelembagaan 2 (dua) perusahaan pengelolaan air minum di Kota Bekasi dapat dilihat pada uraian dibawah ini.

1. PDAM Tirta Bhagasasi

  Struktur Organisasi PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor : 690/SK.29.PDAM/1988 tanggal 26 Desember 1988 yang diperbaharui oleh Surat Keputusan Bupati No. 8 Tahun 2000 Tanggal 23 Agustus 2000. Sesuai Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 dan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2001 tentang Kepengurusan dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum. PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi termasuk dalam kategori Tipe A dengan jumlah pelanggan sebanyak 147.761 sambungan pelanggan.

  VII - 20

Gambar 7.1 Struktur Organisasi PDAM Bhagasasi

2. PDAM Tirta Patriot

  Organisasi dan kepegawaian PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi ditetapkan dengan Peraturan Walikota Bekasi Nomor 21 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot Kota Bekasi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Bekasi Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Bekasi Nomor 21 Tahun 2011 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot Kota Bekasi.

Gambar 7.2 Struktur Organisasi PDAM Tirta Patriot

  Berdasarkan Peraturan Walikota Bekasi tersebut Organisasi PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi terdiri dari komisaris, Dewan Pengawas dan Direksi. Sesuai Peraturan Walikota Bekasi Nomor 21 Tahun 2011 tersebut, Komisaris terdiri dari :  Walikota sebagai Pelindung  Wakil Walikota sebagai Pembina, dan  Sekretaris Daerah sebagai Pengarah Susunan Dewan pengawas PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi periode Tahun 2009-2012 ditetapkan dengan Keputusan Walikota Bekasi Nomor 693/KEP.369- Ekbang.TP/XII/2009 tanggal 4 Desember 2009 tentang pengangkatan Kepengurusan Badan Pengawas PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi periode 2009- 2012 dengan susunan sebagi berikut:  Ketua : Drs. H Zaki Outomo, M.Si  Sekretaris : Kariman, S.Sos  Anggota :

1. H. Dadang Hidayat, S.E., M.Si 2.

  Imron Rosyadi 3. Sadeli

  Jajaran Direksi PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi diangkat dengan keputusan Walikota Bekasi sebagai berikut :  Keputusan Walikota Bekasi Nomor 693/KEP.369-Ekbang.TP/XII/2009 tentang Pengangkatan Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Patriot Kota Bekasi Periode 2011-2015.

   Keputusan Walikota Bekasi Nomor 539/Kep.89-EkbangTP/III/2012 tentang Pengangkatan Direktur Bidang Umum PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi.  Keputusan Walikota Bekasi Nomor 539/Kep.90-EkbangTP/III/2012 tentang

  Pengangkatan Direktur Bidang Bidang Teknik PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi.

  Berdasarkan Keputusan Walikota Bekasi tersebut diatas, susunan direksi PDAM Tirta Patriot Kota adalah sebagai berikut :  Direktur Utama : H. Achmad Zulnaini  Direktur Bidang Umum : Drs. H. Gunung Hilman  Direktur Bidang Teknik : H. Tjetjep Achmadi Dalam melaksanakan tugasnya Direksi dibantu oleh :  Kepala Bagian Perencanaan  Kepala Bagian Produksi  Kepala Bagian Distribusi  Kepala Bagian Hubungan Pelanggan  Kepala Bagian Keuangan  Kepala Bagian Umum  Ketua Satuan Pengawas Internal Jumlah Karyawan PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi per 31 Desember 2011 adalah 119 orang atau bertambah sebanyak 37 orang dibandingkan dengan tahun 2010 sebanyak 82 orang.

D. Peraturan Perundangan

  Peraturan perundangan yang berkaitan dengan pengelolaan air minum di Kota Bekasi adalah sebagai berikut:

  1.

  (SK) Walikota Bekasi No. 693/Kep.368-DTKP/X/2003 tanggal 08 Oktober 2003 tentang Pembentukan Satuan Pengelola Sementara Instalasi Pengolahan Air Kota Bekasi 2. Perda Kota Bekasi No. 02 tahun 2006 tanggal 30 Juni 2006 tentang

  Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Patriot Pemerintah Kota Bekasi 3. Peraturan Walikota Bekasi Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas

  Peraturan Walikota Bekasi Nomor 21 Tahun 2011 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot Kota Bekasi 4.

  Keputusan Walikota Bekasi Nomor 693/KEP.369-Ekbang.TP/XII/2009 tanggal 4 Desember 2009 tentang pengangkatan Kepengurusan Badan Pengawas PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi periode 2009-2012 5. Keputusan Walikota Bekasi Nomor 693/KEP.369-Ekbang.TP/XII/2009 tentang

  Pengangkatan Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Patriot Kota Bekasi Periode 2011-2015.

  6. Keputusan Walikota Bekasi Nomor 539/Kep.89-EkbangTP/III/2012 tentang Pengangkatan Direktur Bidang Umum PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi 7.

  Keputusan Walikota Bekasi Nomor 539/Kep.90-EkbangTP/III/2012 tentang Pengangkatan Direktur Bidang Bidang Teknik PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi.

  8. Surat Keputusan Bupati No. 8 Tahun 2000 Tanggal 23 Agustus 2000. Struktur Organisasi PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi

7.3.3 Permasalahan Dan Tantangan

  Permasalahan yang dihadapi oleh Kota Bekasi dalam pengembangan SPAM dapat diuraikan sebagai berikut:

  1) Unit Produksi

   Kualitas air hasil produksi tidak sesuai  Kapasitas produksi yang terbatas

  2) Unit Distribusi  Kualitas air pada saat pendistribusian belum memenuhi syarat. 3) Sambungan Pelanggan

   Terjadi selisih yang besar antara produksi air dan hasil pembacaan water meter pelanggan  Water meter banyak yang rusak/hilang  Tingginya kebocoran air pada pipa pipa dinas dan meter air pelanggan  Pembacaan meter air tidak sesuai dengan pemakaian pelanggan

  4) Kelembagaan dan Perundang-Undangan (contoh:)

   Kualitas SDM belum sesuai dengan kebutuhan (pengetahuan, keterampilan dan sikap)

   Belum adanya uraian tugas unit organisasi dan karyawan  Kompetensi SDM tidak memadai/tidak sesuai kebutuhan

5) Air Baku (contoh:)

   Menurunnya kualitas air baku yang tersedia sehingga mempengaruhi air hasil produksi  Penurunan kinerja dan keadalan akibat penurunan debit sumber air.

   Keterbatasan fasilitas produksi dan distrubusi yang ada terhadap potensi sumber yang dimiliki (idle kapasitas).

7.3.4 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum

  7.3.4.1 Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM

  Analisa terhadap kelengkapan komponen SPAM yang ada terhadap kebutuhan komponen SPAM yang mengacu pada standar perencanaan dan pelayanan distribusi yang baku. Dari permasalahan yang timbul diantaranya yaitu rendahnya cakupan pelayanan rendahnya pertambahan sambungan pelanggan setiap tahunnya dan tinggginya tingkat kebocoran air disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: a.

  Dilihat dari segi standar perencanaan, maka ketersediaan sistem penyediaan air minum di PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi belum menerapkan prinsip perencanaan pengembangan SPAM ke depan yang menyeluruh. Hal ini berakibat pada rendahnya cakupan pelayanan pada akhir tahun 2011 yang hanya mencapai 3,08% dari total jumlah penduduk penduduk Kota.

  b.

  Dilihat dari segi rendahnya pertumbuhan sambungan setiap tahunnya mengindikasikan SPAM yang ada tidak berpedoman pada aspek pengembangan yang disebabkan oleh beberapa hal yang saling terkait yaitu :  Sumber air baku yang tercemar sehingga menyulitkan PDAM Tirta Patriot untuk mempertahankan kualitas air yang dihasilkan.

   Kebocoran air pada jaringan pipa masih cukup tinggi menyebabkan kurangnya pasokan air ke wilayah pelayanan dan akhirnya berdampak pada rendahnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pasokan air bersih dari PDAM.

  7.3.4.2 Kebutuhan Pengembangan SPAM

  Rencana pengembangan pelayanan air minum di wilayah Kota Bekasi dalam rentang waktu jangka menengah kedepan adalah :

1. Dari sisi non teknis dilakukan upaya perencanaan induk (Rencana Induk

  Sistem Penyediaan Air Minum). Dengan adanya rencana induk ini maka potensi permaslahan maupun potensi peningkatan pelayanan akan terpetakan sehingga kegiatan yang dialksanakan kedepan akan lebih tepat, baik tepat waktu maupun tepat sasaran dengan mempertimbangkan segala potensi yang ada.

  2. Peningkatan cakupan pelayanan dengan memanfaatkan kapasitas tersimpan atau belum terpakai (idle) dengan target sasaran yang akan dilayani adalah Untuk Unit Rawa Tembaga, Cabang Kota, Cabang Rawa Lumbu, Cabang Pondok Gede dan Bamus Pondok Hijau.

  3. Peningkatan kinerja pengelolaan dengan upaya penurunan kebocoran total yang terjadi.

  4. Pembangunan instalasi baru dengan memanfaatkan kali Cikeas sebagai sumber air baku. Kapasitas pengambilan sebesar 100 L/det.