DOCRPIJM 1b16a6ea5c BAB VIIBAB VII RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

BAB VII RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

7.1. Sektor Pengembangan Permukiman

  Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan

kebutuhan program dan pembiayaan dalam pengembangan kawasan

permukiman, khususnya dalam rangka pencapaian gerakan nasional 100-0-100.

Adapun kondisi pengembangan permukiman di Kabupaten Probolinggo adalah

sebagai berikut :

7.1.1. Kondisi Eksisting Permukiman

  Diwilayah kabupaten Probolinggo terdapat 24 (dua puluh empat)

Kecamatan yang terdiri dari 326 (tiga ratus dua puluh enam) desa. Dengan

dilakukannya pembobotan dari beberapa kriteria permukiman, didapatkan hasil

bahwa yang teridentifikasi sebagai kawasan kumuh kabupaten Probolinggo adalah

di wilayah 12 (empat) kecamatan yang terdiri dari 28 desa. Adapun permasalahan

dari kawasan permukiman kumuh adalah sebagai berikut :

  

Tabel 7. 1 Kondisi Permasalahan Permukiman

Di Kabupaten Probolinggo

  No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan

   Kepadatan Bangunan sangat rapat, jarak

  1. Permukiman Kumuh

  a. Desa Panambangan Nelayan antar rumah saling menempel.

   Kondisi jalan lingkungan lebar ± 1

  • – 1.5 meter, kondisi rusak, perkerasan tanah atau makadam.

   Sumber air minum menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.  Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya KK yang memiliki sepiteng.

   sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar .

  b. Desa Kalibuntu  Kepadatan Bangunan sangat rapat, dan didominasi bangunan semi permanen.

   Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter.

  Kondisi jalan lingkungan di sekitar pinggir

  No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan

  Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.  Tidak terdapat saluran drainase.  Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian menggunakan sumur, hal ini karena air sumur yang di gali masih terasa asin.

   Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter.

  f. Desa Tamansari  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.

   Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.

  Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.  Tidak ada saluran drainase di Desa Gili Ketapang.  Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.

  e. Desa Gili Ketapang  Kepadatan Bangunan sangat rapat, karena jarak antar rumah saling berdekatan dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.  Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter.

   Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.  Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.

   Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter.

  pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.  Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan batu kali. Permasalahan yang ada adalah sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

  d. Desa Randu Tatah  Kondisi bangunan di dominasi bangunan semi permanen.

   pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.

  Kondisi jalan lingkungan di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/pasir atau makadam.  Tidak ada saluran drainase.  Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.

   Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter.

  c. Desa Gejugan  Kepadatan Bangunan sangat rapat dan di dominasi bangunan semi permanen.

   Pembuangan limbah atau MCK sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.  Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut.

  Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar

  No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan

  pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.  Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan semen, namun Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

   Sumber air minum yang ada di Desa Tamansari banyak yang membeli di desa sebelah, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.

   Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.  Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut dan juga dibakar tanpa ada penampungan sampah.

  g. Desa Curah Sawo  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.  Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter.

  Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/pasir atau makadam.  Kondisi drainase di Desa Curah Sawo tergolong bagus dengan perkerasan semen atau batu kali, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

   Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.  Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.  pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.  Kepadatan Bangunan tergolong sangat

  h. Desa Randu Putih rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.  Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter.

  Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/pasir atau makadam.  Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.  Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian menggunakan sumur, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.

   Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.  pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah. i. Desa Jabung Sisir  Kondisi bangunan lebih di dominasi bangunan semi permanen.

  No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan  Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter.

  Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, dengan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.  Kondisi drainase tergolong buruk dengan perkerasan tanah. Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

   Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian menggunakan sumur, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.

   Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut.  Pembuangan sampah, lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah, j. Desa Pondok Kelor  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

   Jalan lingkungan di sekitar rumah 2 meter.

  Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.  Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan dari batu kali. Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan buntunya saluran drainase, baik karena sampah maupun karena mendangkalnya saluran drainase.

   Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

  Selain itu sebagian masyarakat untuk kebutuhan air minum lebih memilih beli isi ulang air gallon.  Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.  sebagian masyarakat lainnya membuang langsung ke sungai atau laut terdekat di kawasan tempat tinggal mereka. k. Desa Sumberanyar  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

   jalan lingkungan di sekitar rumah 2 meter dengan Kondisi tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

   Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan dari batu kali. Namun, Sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan buntunya saluran drainase, baik karena sampah maupun karena mendangkalnya saluran drainase.

   Sumber air minum yang ada di Desa Sumberanyar masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

  No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan

   sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.  sebagian masyarakat lainnya membuang langsung ke sungai atau laut terdekat di kawasan tempat tinggal mereka.

  2 Permukiman Kumuh

  a. Desa Dandang  Kepadatan Bangunan tergolong sangat Di Pinggiran Kota rapat.

   Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1

  • – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan kondisi perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan kumuh.

   Kondisi drainase tergolong Sedang dengan perkerasan batu kali.  Sumber air minum yang ada masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

   Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah atau KK yang memiliki sepitank untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.

   Sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar tanpa ada penampungan.  Kepadatan Bangunan tergolong sangat

  b. Desa Sukodadi rapat.

   jalan lingkungan di sekitar rumah 2 meter.

  Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.  Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan dari batu kali, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan buntunya saluran drainase, baik karena sampah maupun karena mendangkalnya saluran drainase.

   Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

   Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.  Sebagian KK atau rumah sudah terdapat tempat penampungan sampah pribadi dan membuang langsung ke TPS terdekat di kawasan tempat tinggal mereka. Namun begitu masih terdapat warga yang tidak memiliki tempat sampah pribadi sehingga memilih membakar sampah di pekarangan rumah mereka  Kepadatan Bangunan tergolong sangat

  c. Desa Bulu rapat.

   jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1

  • – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun

  No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan

  begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.  Sumber air minum masih menggunakan

  Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.  Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan sepiteng untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga, hanya sebagian rumah atau KK yang pergi ke sungai tempat MCK tradisional (jemblung).

   Sebagian KK atau rumah sudah terdapat tempat penampungan sampah pribadi dan membuang langsung ke TPS terdekat di kawasan tempat tinggal mereka. Namun masih terdapat warga yang tidak memiliki tempat sampah pribadi sehingga memilih membakar sampah di pekarangan rumah mereka.

  d. Desa Sumber  Kepadatan Bangunan yang ada tergolong Secang sangat rapat.

   Sumber air minum yang ada di Desa Sumber Secang masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.  Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah atau KK yang memiliki sepiteng untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.

   Pembuangan sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai tanpa ada penampungan.  Kepadatan Bangunan tergolong sangat

  e. Desa Rondo Kuning rapat.

   Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1

  • – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

   Sumber air minum yang ada di Desa Rondo Kuning masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.  Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.  Sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar tanpa ada penampungan.

  f. Desa Ambulu  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

   Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1

  • – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

   Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

  No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan

   Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah atau KK yang memiliki sepitank untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.

   Sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar tanpa ada penampungan.

  g. Desa Mentor  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

   Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1

  • – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan yang ada tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

   Kondisi drainase tergolong sedang dengan perkerasan semen.  Sumber air minum masih menggunakan

  Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.  Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK.

   Pembuangan sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar tanpa ada penampungan.  Kepadatan Bangunan tergolong sangat

  h. Desa Bantaran rapat.

   jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1

  • – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

   Kondisi drainase tergolong Buruk dengan perkerasan tanah.  Sumber air minum sebagian menggunakan

  Sumur dan sebagian lagi menggunakan air PDAM.  Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai.  Sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar tanpa ada penampungan. i. Desa Sumber  Kepadatan Bangunan tergolong sangat Kedawung rapat.

   Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1

  • – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

   Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

   Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah atau KK yang memiliki sepitank untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.

  No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan

   Sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar tanpa ada penampungan. j. Desa Sepuh  Kepadatan Bangunan tergolong sangat Gembol rapat.

   Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, dengan kondisi perkerasan tanah atau makadam, namun begitu terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.  Sumber air minum masih menggunakan

  Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.  Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah yang memiliki septitank untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.

   Sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar tanpa ada penampungan.  Kepadatan Bangunan tergolong sangat k. Desa Kraksaan Wetan rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.  Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter.

  Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah/ pasir atau makadam.  Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian lagi menggunakan sumur, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.

   Kondisi pembuangan limbah atau MCK sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut. Namun ada juga yang memilih membuang air besar di MCK umum.

   Pembuangan sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan.  Kepadatan Bangunan tergolong sangat

  3. Pemukiman Kumuh Di

  a. Desa Selogudig Tepi Sungai Wetan rapat.

   Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1

  • – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

   Kondisi drainase tergolong sedang dengan perkerasan semen.  Sumber air minum masih menggunakan

  Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.  Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK, hanya sebagian rumah atau KK yang memiliki sepiteng untuk menampung pembuangan limbah rumah tangga.

  No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan

   Sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar tanpa ada penampungan.

  b. Desa Kedung Dalem  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat.

   jalan lingkungan di sekitar rumah ± 1

  • – 1,5 meter. Kondisi jalan lingkungan tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah atau makadam, namun terdapat juga jalan paving maupun aspal disebagian kawasan.

   Sumber air minum masih menggunakan Sumur (gali, pompa maupun mesin) dan hanya sedikit yang menggunakan air PDAM.

   Kondisi pembuangan limbah atau MCK lebih banyak menggunakan air sungai sebagai tempat MCK.  Sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau dibakar tanpa ada penampungan.  Kepadatan Bangunan tergolong sangat

  c. Desa Dringu rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.  Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter.

  Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai juga tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah/pasir atau makadam.  Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan batu kali, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

   Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah, hal ini karena tidak adanya bantuan PDAM untuk kebutuhan air minum warga di pinggiran pantai.  Sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir laut. Namun ada juga yang memilih membuang air besar di MCK umum.  Lokasi pembuangan sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah.

  d. Desa Pesisir  Kepadatan Bangunan tergolong sangat rapat, dan lebih di dominasi bangunan semi permanen.  Jalan lingkungan di sekitar rumah ± 2 meter.

  Kondisi jalan lingkungan yang ada di sekitar pinggir pantai juga tergolong rusak, karena sebagian jalan menggunakan perkerasan tanah/pasir atau makadam.  Kondisi drainase tergolong bagus dengan perkerasan semen, namun sebagian lingkungan sering terjadi banjir yang disebabkan pasang surut air laut.

   Sumber air minum banyak yang membeli di desa sebelah dan sebagian lagi menggunakan sumur.  Kondisi pembuangan limbah atau MCK sebagian kecil warganya masih ada yang membuang air besar ke sungai atau pinggir

  No Kondisi Umum Lokasi Permasalahan

  

Tabel 7. 2 Kebutuhan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Di Kabupaten Probolinggo 5 Tahun Mendatang

  8 Tiris 887 940 996 1.056 1.120

  7 Banyuanyar 729 773 819 868 921

  6 Tegalsiwalan 509 539 572 606 642

  5 Leces 771 817 867 919 974

  4 Bantaran 566 600 636 674 714

  3 Kuripan 406 430 456 483 512

  2 Sumber 365 387 410 435 461

  1 Sukapura 270 286 304 322 341

  No Kecamatan Jumlah Kebutuhan Rumah (Unit) 2018 2019 2020 2021 2022

  Sumber : Hasil Analisa Selain masalah terkait rehabilitasi permukiman tersebut, Kabupaten

Probolinggo juga dihadapkan pada masalah pemenuhan kebutuhan rumah bagi

masyarakat berpenghasilan rendah. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

  laut. Namun ada juga yang memilih membuang air besar di MCK umum.  Pembuangan sampah lebih banyak dibuang langsung ke sungai atau laut tanpa ada penampungan sampah

  h. Kecamatan Banyuanyar Terdapat RTLH Sebanyak 129 unit. i. Kecamatan Leces Terdapat RTLH Sebanyak 214 unit. j. Kecamatan Sumberasih Terdapat RTLH Sebanyak 382 unit. k. Kecamatan Tegalsiwalan Terdapat RTLH Sebanyak 1,007 unit. l. Kecamatan Tongas Terdapat RTLH Sebanyak 481 unit. m. Kecamatan Gading Terdapat RTLH Sebanyak 687 unit. n. Kecamatan Kotaanyar Terdapat RTLH Sebanyak 610 unit. o. Kecamatan Paiton Terdapat RTLH Sebanyak 920 unit. p. Kecamatan Pakuniran Terdapat RTLH Sebanyak 389 unit. q. Kecamatan Tiris Terdapat RTLH Sebanyak 6,554 unit. r. Kecamatan Gending Terdapat RTLH Sebanyak 148 unit. s. Kecamatan Krejengan Terdapat RTLH Sebanyak 2,614 unit. t. Kecamatan Maron Terdapat RTLH Sebanyak 4,368 unit. u. Kecamatan Pajarakan Terdapat RTLH Sebanyak 1,037 unit. v. Kecamatan Besuk Terdapat RTLH Sebanyak 1,995 unit. w. Kecamatan Kraksaan Terdapat RTLH Sebanyak 397 unit. x. Kecamatan Krucil Terdapat RTLH Sebanyak 125 unit.

  g. Kecamatan Dringu Terdapat RTLH Sebanyak 135 unit.

  f. Kecamatan Wonomerto Terdapat RTLH Sebanyak 59 unit.

  e. Kecamatan Sumber Terdapat RTLH Sebanyak 471 unit.

  d. Kecamatan Sukapura Terdapat RTLH Sebanyak 58 unit.

  c. Kecamatan Lumbang Terdapat RTLH Sebanyak 494 unit.

  b. Kecamatan Kuripan Terdapat RTLH Sebanyak 517 unit.

  a. Kecamatan Bantaran Terdapat RTLH Sebanyak 498 unit.

  4. Rumah Tidak Layak Huni

  9 Krucil 740 784 831 881 934

  No Kecamatan Jumlah Kebutuhan Rumah (Unit) 2018 2019 2020 2021 2022

  21 Wonomerto 541 574 608 644 683

  Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi

eksisting. Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang

harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target

pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan kawasan

permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota. Adapun

sasaran program Pengembangan Kawasan Permukiman dapat dilihat pada tabel

7.2 sebagai berikut :

  3. Potensi Kawasan Minapolitan;

  2. Potensi Kawasan Agropolitan;

  1. Potensi Kawasan Pariwisata;

  Sumber : Hasil Analisa Dalam hal pengembangan permukiman, juga akan direncanakan

pengembangan permukiman pedesaan terkait dengan potensi-potensi yang ada

di Kabupaten Probolinggo. Adapun potensi-potensi pengembangan permukiman

yang ada di Kabupaten Probolinggo yang juga menjadi prioritas pengembangan

adalah sebagai berikut :

  Total 15.377 16.300 17.278 18.315 19.414

  24 Sumberasih 839 890 943 1.000 1.060

  23 Tongas 893 947 1.004 1.064 1.128

  22 Lumbang 434 460 487 516 547

  20 Dringu 713 756 801 849 900

  10 Gading 674 714 757 803 851

  19 Gending 548 581 616 653 692

  18 Maron 865 917 972 1.030 1.092

  17 Pajarakan 474 502 532 564 598

  16 Krejengan 533 565 599 635 673

  15 Kraksaan 932 988 1.047 1.110 1.176

  14 Besuk 638 676 717 760 806

  13 Paiton 975 1.033 1.095 1.161 1.230

  12 Kotaanyar 489 519 550 583 618

  11 Pakuniran 587 623 660 700 742

7.1.2. Sasaran Program Pengembangan Kawasan Permukiman

  

Tabel 7. 3 Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan

Kawasan Permukiman

  8 Kecamatan Yang Masuk Dalam Kawasan Minapolitan Di Kabupaten Probolinggo

  Pengembangan Kawasan Pariwisata

  21 Obyek Wisata

  Program pengembangan Pariwisata, Dijabarkan dalam memorandum program pada bab VII (delapan) 7.

  Pengembangan Kawasan Agropolitan

  2 Wilayah Agropolitan (Wilayah Timur dan Barat)

  Program pengembangan Kawasan Agropolitan, Dijabarkan dalam memorandum program pada bab VII (delapan) 8.

  Pengembangan Kawasan Minapolitan

  Program pengembangan Kawasan Minapolitan, Dijabarkan dalam memorandum program pada bab VII (delapan)

  Unit 19.414

  Usulan kebutuhan program pengembangan kawasan permukiman

berisikan rincian usulan hasil identifikasi kebutuhan program untuk pencapaian

sasaran program sektor pengembangan kawasan permukiman yang dijabarkan

setiap tahunnya. Adapun usulan kebutuhan program di Kabupaten Probolinggo

dapat dilihat pada tabel 7.3 sebagai berikut :

  

Tabel 7. 4 Matriks Usulan Kebutuhan Program Pengembangan

Kawasan Permukiman

  NO KAWASAN PERMUKIMAN LUAS KAWASAN RENCANA PROGRAM (Tahun) 2018 2019 2020 2021 2022

  I Kawasan Perkotaan Kawasan Kumuh Perkotaan 131.69 Ha

  Kawasan Permukiman Kumuh Dipinggiran Kota

  112.77 Ha Kawasan Permukiman Kumuh Di Tepian Sungai

  18.92 Ha Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

  24,289 Ha

  Unit Rumah MBR Tipe 36 6.

  Unit 18.315

  No Uraian Sasaran Program Total Luas Kawasan Sasaran Program (Tahun) KET 2018 2019 2020 2021 2022 1.

  27.93 Ha

  Kawasan Kumuh Perkotaan

  131.69 Ha

  43.90 Ha

  43.90 Ha

  43.90 Ha Terdiri atas permukiman kumuh pinggiran kota dan tepian sungai.

  2. Permukiman Kumuh Nelayan

  83.78

  27.93 Ha

  27.93 Ha 4. Rumah Tidak Layak huni

  Unit 17.278

  24,289 Unit 4.858

  Unit 4.858

  Unit 4.858

  Unit 4.858

  Unit 4.857

  Unit 5. Pemenuhan Kebutuhan Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

  86.683 Unit 15.377

  Unit 16.300

7.1.3. Usulan Kebutuhan Program Pengembangan Kawasan Permukiman

  RENCANA PROGRAM (Tahun) NO KAWASAN PERMUKIMAN LUAS KAWASAN 2018 2019 2020 2021 2022

  Pemenuhan Kebutuhan 86.683 Unit

  Rumah MBR

  Pengembangan Kawasan

  II Pedesaan

  Pengembangan Infrastruktur

  21 Obyek Wisata Kawasan Pariwisata

  2 Wilayah Agropolitan Pengembangan Infrastruktur (Wilayah Timur dan Kawasan Agropolitan Barat)

  8 Kecamatan Yang Masuk Dalam Kawasan Minapolitan

  Pengembangan Infrastruktur Di Kabupaten Kawasan Minapolitan Probolinggo

  Kawasan Permukiman

  III

83.78 Khusus

  Kawasan Kumuh

  83.78 Permukiman Nelayan

  Berdasarkan matriks usulan kebutuhan program pengembangan kawasan permukiman tersebut, dalam hal realisasi program disusun pula usulan kebutuhan pembiayaan sektor pengembangan kawasan permukiman, dimana matriks tersebut berisikan rincian program serta besaran biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Untuk lebih jelasnya mengenai usulan pembiayaan program pengembangan kawasan permukiman dapat dilihat pada tabel 7.4 berikut :

  Tabel 7. 5 Matriks Usulan Kebutuhan Pembiayaan Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000 NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI

  VOL SATUAN Tahun APBD APBN DAK APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat PROV

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  14

  15 A. Pengembangan Permukiman

1. Kawasan Perkotaan

  1.1. Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan

  1.1.1. Kawasan Permukiman Kumuh Dipinggiran Kota Penataan/Peningkatan Kec. Bantaran (Ds.

  1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000 Infrastruktur Bantaran) Permukiman RSH Kec. Leces (Ds.

  1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000 Sumberkedawung) Kec. Gading (Ds.

  Dandang dan

  2 Kawasan 2.018 3.900.000 1.100.000 550.000 Sumbersecang) Kec. Kotaanyar (Ds.

  1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000 Tambak Ukir) Kec. Paiton (Ds.

  1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000 Sukodadi) Kec. Kraksaan (Ds.

  1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000 Sokaan) Kec. Wonomerto (Ds. Sepuh

  1 Kawasan 2.018 1.950.000 550.000 275.000 Gempol) Kec. Sumberasih (Ds. Mentor dan

  2 Kawasan 2.018 3.850.000 1.100.000 550.000 Ambulu)

  Penyediaan Infrastruktur Permukiman RSH Pembangunan Jalan Kec. Bantaran (Ds.

  1.200 Meter 2019 1.700.000 480.000 240.000 Aspal Hotmix Bantaran) Kec. Leces (Ds.

  1.100 Meter 2019 1.550.000 440.000 220.000 Sumberkedawung)

  VII

LAPORAN AKHIR

  • 14

  SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000 NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI

  VOL SATUAN Tahun APBD APBN DAK APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat PROV

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  14

  15 Kec. Gading (Ds.

  Dandang dan 2.300 Meter 2020 3.300.000 920.000 460.000 Sumbersecang) Kec. Kotaanyar (Ds.

  1.400 Meter 2020 2.000.000 560.000 280.000 Tambak Ukir) Kec. Paiton (Ds.

  1.200 Meter 2019 1.700.000 480.000 240.000 Sukodadi) Kec. Kraksaan (Ds.

  1.500 Meter 2018 2.100.000 600.000 300.000 Sokaan) Kec. Wonomerto (Ds. Sepuh 1.300 Meter 2019

  1.850.000 520.000 260.000 Gempol) Kec. Sumberasih (Ds. Mentor dan 2.100 Meter 2020

  3.000.000 840.000 420.000 Ambulu) Penyediaan PSD Kec. Bantaran (Ds.

  1 Paket 2019 permukiman di Bantaran) 1.400.000 400.000 200.000 kawasan RSH Kec. Leces (Ds.

  1 Paket 2019 Sumberkedawung) 1.400.000 400.000 200.000 Kec. Gading (Ds.

  Dandang dan

  1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000

  Sumbersecang) Kec. Kotaanyar (Ds.

  1 Paket 2019 Tambak Ukir) 1.400.000 400.000 200.000 Kec. Paiton (Ds.

  1 Paket 2019 Sukodadi) 1.400.000 400.000 200.000 Kec. Kraksaan (Ds.

  1 Paket 2019 Sokaan) 1.400.000 400.000 200.000 Kec. Wonomerto (Ds. Sepuh

  1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000

  Gempol)

  VII

LAPORAN AKHIR

  • 15

  SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000 NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI

  VOL SATUAN Tahun APBD APBN DAK APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat PROV

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  14

  15 Kec. Sumberasih

  (Ds. Mentor dan

  1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000

  Ambulu)

  1.1.2. Kawasan Permukiman Kumuh Di Tepian Sungai Penataan/Peningkatan Kec. Pajarakan (Ds.

  1 Kawasan 2018 1.950.000 550.000 275.000 Infrastruktur Selogudig Wetan) Permukiman RSH Kec. Dringu (Ds.

  1 Kawasan 2018 1.950.000 550.000 275.000 Dringu) Kec. Sumberasih

  1 Kawasan 2018 1.950.000 550.000 275.000 (Ds. Pesisir)

  Penyediaan Infrastruktur Permukiman RSH Pembangunan Jalan Kec. Pajarakan (Ds.

  1.700 Meter 2021 2.400.000 680.000 340.000 Aspal Hotmix Selogudig Wetan) Kec. Dringu (Ds.

  1.400 Meter 2021 1.950.000 560.000 280.000 Dringu) Kec. Sumberasih 1100 Meter 2021 1.550.000 440.000 220.000 (Ds. Pesisir) Penyediaan PSD Kec. Pajarakan (Ds.

  1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000 permukiman di Selogudig Wetan) kawasan RSH Kec. Dringu (Ds.

  1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000 Dringu) Kec. Sumberasih

  1 Paket 2019 1.400.000 400.000 200.000 (Ds. Pesisir)

1.2. Rumah Tidak Layak Huni

  Rehabilitasi Rumah Bantaran 498 Unit 2018 3.500.000 1.000.000 498.000 Tidak Layak Huni

  Kuripan 517 Unit 2018 3.600.000 1.000.000 520.000 Lumbang 494 Unit 2018 3.500.000 1.000.000 495.000 Sukapura

  58 Unit 2018 410.000 120.000 58.000 Sumber 471 Unit 2018 3.300.000 950.000 475.000 Wonomerto

  59 Unit 2018 450.000 120.000 60.000 Dringu 135 Unit 2018 950.000 270.000 140.000

  VII

LAPORAN AKHIR

  • 16

NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI

  10

  8

  14

  13

  12

  11

  9

  7

  Leces 214 Unit 2018 1.500.000 430.000 250.000 Sumberasih 382 Unit 2018 2.700.000 760.000 400.000 Tegalsiwalan 1007 Unit 2018 7.000.000 2.000.000 1.000.000 Tongas 481 Unit 2019 3.500.000 970.000 480.000 Gading 687 Unit 2019 5.000.000 1.400.000 690.000 Kotaanyar 610 Unit 2019 4.500.000 1.300.000 610.000 Paiton 920 Unit 2019 6.500.000 1.900.000 920.000 Pakuniran 389 Unit 2019 3.000.000 780.000 390.000 Tiris 6554 Unit 2020 46.000.000 13.110.000 6.600.000 Gending 148 Unit 2019 1.000.000 300.000 150.000 Krejengan 2614 Unit 2022 19.000.000 5.250.000 2.650.000 Maron 4368 Unit 2021 30.500.000 8.750.000 4.400.000 Pajarakan 1037 Unit 2022 7.500.000 2.100.000 1.000.000 Besuk 1995 Unit 2022 14.000.000 4.000.000 2.000.000 Kraksaan 397 Unit 2022 2.800.000 795.000 400.000 Krucil 125 Unit 2022 875.000 250.000 125.000

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  VOL SATUAN Tahun SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000 APBN DAK APBD PROV APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat

  15 Banyuanyar 129 Unit 2018 900.000 260.000 130.000

1.3. Pemenuhan Kebutuhan Hunian

  Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)

  Sukapura 240 Unit 2018 16.800.000 4.800.000 2.400.000 Sumber 324 Unit 2018 22.700.000 6.500.000 3.250.000 Kuripan 361 Unit 2018 25.300.000 7.250.000 3.650.000 Bantaran 503 Unit 2018 35.250.000 10.100.000 5.050.000 Leces 686 Unit 2018 48.000.000 13.750.000 6.850.000 Tegalsiwalan 452 Unit 2018 31.650.000 9.100.000 4.550.000 Banyuanyar 648 Unit 2018 45.350.000 12.950.000 6.500.000 Tiris 789 Unit 2018 55.250.000 15.800.000 7.900.000 Krucil 658 Unit 2018 46.000.000 13.150.000 6.600.000 Gading 599 Unit 2018 41.950.000 11.100.000 5.990.000 Pakuniran 522 Unit 2018 36.550.000 10.450.000 5.250.000 Kotaanyar 435 Unit 2018 30.450.000 8.700.000 4.350.000 Paiton 587 Unit 2018 41.100.000 11.750.000 5.900.000 Besuk 567 Unit 2018 39.700.000 11.350.000 5.700.000

  VII

LAPORAN AKHIR

  • 17

NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI

  10

  Sukapura 270 Unit 2019 18.900.000 5.400.000 2.700.000 Sumber 364 Unit 2019 25.480.000 7.280.000 3.640.000 Kuripan 405 Unit 2019 28.350.000 8.100.000 4.050.000 Bantaran 565 Unit 2019 39.550.000 11.300.000 5.650.000 Leces 771 Unit 2019 53.970.000 15.420.000 7.710.000 Tegalsiwalan 508 Unit 2019 35.560.000 10.160.000 5.080.000 Banyuanyar 729 Unit 2019 51.030.000 14.580.000 7.290.000 Tiris 886 Unit 2019 62.021.000 17.720.000 8.860.000 Krucil 739 Unit 2019 51.730.000 14.780.000 7.390.000 Gading 673 Unit 2019 47.110.000 13.460.000 6.730.000 Pakuniran 587 Unit 2019 41.090.000 11.740.000 5.870.000 Kotaanyar 489 Unit 2019 34.230.000 9.780.000 4.890.000 Paiton 974 Unit 2019 68.180.000 19.480.000 9.740.000 Besuk 638 Unit 2019 44.660.000 12.760.000 6.380.000 Kraksaan 931 Unit 2019 65.170.000 18.620.000 9.310.000 Krejengan 533 Unit 2019 37.310.000 10.660.000 5.330.000 Pajarakan 473 Unit 2019 33.110.000 9.460.000 4.730.000 Maron 864 Unit 2019 60.480.000 17.280.000 8.640.000 Gending 548 Unit 2019 38.360.000 10.960.000 5.480.000 Dringu 713 Unit 2019 49.910.000 14.260.000 7.130.000 Wonomerto 541 Unit 2019 37.870.000 10.820.000 5.410.000 Lumbang 433 Unit 2019 30.310.000 8.660.000 4.330.000

  Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)

  Krejengan 474 Unit 2018 33.200.000 9.500.000 4.750.000 Pajarakan 421 Unit 2018 29.500.000 8.450.000 4.250.000 Maron 769 Unit 2018 53.850.000 15.400.000 7.700.000 Gending 487 Unit 2018 34.000.000 9.750.000 4.900.000 Dringu 634 Unit 2018 44.400.000 12.700.000 6.350.000 Wonomerto 481 Unit 2018 33.700.000 9.650.000 4.850.000 Lumbang 385 Unit 2018 26.950.000 7.700.000 3.850.000 Tongas 794 Unit 2018 55.600.000 15.900.000 7.950.000 Sumberasih 746 Unit 2018 52.250.000 14.950.000 7.500.000

  15 Kraksaan 829 Unit 2018 58.000.000 16.600.000 8.300.000

  14

  13

  12

  11

  9

  VII

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  VOL SATUAN Tahun SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000 APBN DAK APBD PROV APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat

LAPORAN AKHIR

  • 18

NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI

  VII

  Sukapura 304 Unit 2021 21.280.000 6.080.000 3.040.000 Sumber 410 Unit 2021 28.700.000 8.200.000 4.100.000 Kuripan 456 Unit 2021 31.920.000 9.120.000 4.560.000 Bantaran 636 Unit 2021 44.520.000 12.720.000 6.360.000 Leces 867 Unit 2021 60.690.000 17.340.000 8.670.000 Tegalsiwalan 572 Unit 2021 40.040.000 11.440.000 5.720.000

  Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)

  Sukapura 286 Unit 2020 20.020.000 5.720.000 2.860.000 Sumber 386 Unit 2020 27.020.000 7.720.000 3.860.000 Kuripan 430 Unit 2020 30.100.000 8.600.000 4.300.000 Bantaran 599 Unit 2020 41.930.000 11.980.000 5.990.000 Leces 817 Unit 2020 57.190.000 16.340.000 8.170.000 Tegalsiwalan 539 Unit 2020 37.730.000 10.780.000 5.390.000 Banyuanyar 772 Unit 2020 54.040.000 15.440.000 7.720.000 Tiris 940 Unit 2020 65.800.000 18.800.000 9.400.000 Krucil 783 Unit 2020 54.810.000 15.660.000 7.830.000 Gading 714 Unit 2020 49.980.000 14.280.000 7.140.000 Pakuniran 622 Unit 2020 43.540.000 12.440.000 6.220.000 Kotaanyar 518 Unit 2020 36.260.000 10.360.000 5.180.000 Paiton 1033 Unit 2020 72.310.000 20.660.000 10.330.000 Besuk 676 Unit 2020 47.320.000 13.520.000 6.760.000 Kraksaan 987 Unit 2020 69.090.000 19.740.000 9.870.000 Krejengan 565 Unit 2020 39.550.000 11.300.000 5.650.000 Pajarakan 502 Unit 2020 35.140.000 10.040.000 5.020.000 Maron 916 Unit 2020 64.120.000 18.320.000 9.160.000 Gending 581 Unit 2020 40.670.000 11.620.000 5.810.000 Dringu 756 Unit 2020 52.920.000 15.120.000 7.560.000 Wonomerto 573 Unit 2020 40.110.000 11.460.000 5.730.000 Lumbang 459 Unit 2020 32.130.000 9.180.000 4.590.000 Tongas 946 Unit 2020 66.220.000 18.920.000 9.460.000 Sumberasih 889 Unit 2020 62.230.000 17.780.000 8.890.000

  Sumberasih 839 Unit 2019 58.730.000 16.780.000 8.390.000 Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)

  15 Tongas 893 Unit 2019 62.510.000 17.860.000 8.930.000

  14

  13

  12

  11

  10

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  VOL SATUAN Tahun SUMBER PEMBIAYAAN (RP) X 1000 APBN DAK APBD PROV APBD KAB BUMD KPS CSR Masyarakat

LAPORAN AKHIR

  • 19

NO SEKTOR RINCIAN KEGIATAN LOKASI

  10

  Sukapura 321 Unit 2022 22.470.000 6.420.000 3.210.000 Sumber 434 Unit 2022 30.380.000 8.680.000 4.340.000 Kuripan 483 Unit 2022 33.810.000 9.660.000 4.830.000 Bantaran 673 Unit 2022 47.110.000 13.460.000 6.730.000 Leces 918 Unit 2022 64.260.000 18.360.000 9.180.000 Tegalsiwalan 605 Unit 2022 42.350.000 12.100.000 6.050.000 Banyuanyar 868 Unit 2022 60.760.000 17.360.000 8.680.000 Tiris 1056 Unit 2022 73.920.000 21.120.000 10.560.000 Krucil 880 Unit 2022 61.600.000 17.600.000 8.800.000 Gading 802 Unit 2022 56.140.000 16.040.000 8.020.000 Pakuniran 699 Unit 2022 48.930.000 13.980.000 6.990.000 Kotaanyar 582 Unit 2022 40.740.000 11.640.000 5.820.000 Paiton 1160 Unit 2022 81.200.000 23.200.000 11.600.000 Besuk 760 Unit 2022 53.200.000 15.200.000 7.600.000

  Pemenuhan Kebutuhan Rumah MBR (Tipe 36)

  Tiris 996 Unit 2021 69.720.000 19.920.000 9.960.000 Krucil 831 Unit 2021 58.170.000 16.620.000 8.310.000 Gading 757 Unit 2021 52.990.000 15.140.000 7.570.000 Pakuniran 660 Unit 2021 46.200.000 13.200.000 6.600.000 Kotaanyar 550 Unit 2021 38.500.000 11.000.000 5.500.000 Paiton 1095 Unit 2021 76.650.000 21.900.000 10.950.000 Besuk 717 Unit 2021 50.190.000 14.340.000 7.170.000 Kraksaan 1047 Unit 2021 73.290.000 20.940.000 10.470.000 Krejengan 599 Unit 2021 41.930.000 11.980.000 5.990.000 Pajarakan 532 Unit 2021 37.240.000 10.640.000 5.320.000 Maron 972 Unit 2021 68.040.000 19.440.000 9.720.000 Gending 616 Unit 2021 43.120.000 12.320.000 6.160.000 Dringu 801 Unit 2021 56.070.000 16.020.000 8.010.000 Wonomerto 608 Unit 2021 42.560.000 12.160.000 6.080.000 Lumbang 487 Unit 2021 34.090.000 9.740.000 4.870.000 Tongas 1004 Unit 2021 70.280.000 20.080.000 10.040.000 Sumberasih 943 Unit 2021 66.010.000 18.860.000 9.430.000

  15 Banyuanyar 819 Unit 2021 57.330.000 16.380.000 8.190.000

  14

  13

  12

  11

  9

  VII

  8

  7

  6

  5