IMPLEMENTASI KONSEP MARKETING PADA PRODUK PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) UNTUK MEMPENGARUHI MINAT NASABAH DI BMT SYAMIL TUGAS AKHIR - IMPLEMENTASI KONSEP MARKETING PADA PRODUK PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) UNTUK MEMPENGARUHI MINAT NASABAH DI BM

  

IMPLEMENTASI KONSEP MARKETING PADA

PRODUK PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL

(BBA) UNTUK MEMPENGARUHI MINAT NASABAH

DI BMT SYAMIL

TUGAS AKHIR

  

Disusunoleh :

DENNI MAHARDIKA

NIM 20112044

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

IMPLEMENTASI KONSEP MARKETING PADA

PRODUK PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL

(BBA) UNTUK MEMPENGARUHI MINAT NASABAH

DI BMT SYAMIL

TUGAS AKHIR

  DisusundandiajukanuntukmemenuhisyaratgunamemperolehGelarAhliMadyaPada Program Studi DIII PerbankanSyariah (A.md, E.Sy)

  

Disusunoleh :

DENNI MAHARDIKA

NIM 20112044

JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

MOTTO

“ Teruslah berlari mengejar mimpimu, hingga suara

cemoohan itu berubah menjadi tepuk tangan”

  

Kerjakan kebaikan yang kamu katakan, Dan jangan

katakan kebaikan yang kamu kerjakan

  

PERSEMBAHAN

  Tugas Akhir ini saya persembahkan : 1.

  Untuk Baginda Rasul Muhammad SAW, yang saya nantikan syafaatnya di akhirat.

  2. Untuk kedua orang tua saya Bapak Dedy Supardianto dan Ibu Poniah yang senantiasa dan tidak lelah mendoakan dan memberikan semangat untuk saya.

  3. Untuk kakak saya Dikki Pramdianto beserta istrinya Vitha Rosyada Martono dan buah hatiny a Muhammad Wafi As’ad yang telah mendoakan dan memberikan semangat untuk saya.

  4. Untuk teman saya Adi Prabowo, Eriya Bayu Prasetyo, Muhammad Ainur Rifqi dan Lia Rofiani yang telah mendoakan dan banyak membantu saya.

  5. Seluruh keluarga dan teman-teman sekalian untuk harapan dan doa kalian.

  6. Seluruh keluarga BMT Syamil (Ibu Sumiyati, mbk Fitri, Putri Novianti, Eva Hindun Khasanah, Eko Prasetyo).

  7. Teman-teman sahabat dahsyat D III Perbankan Syariah angkatan 2012 atas bantuannya dalam menyelesaikan karya ini.

  8. Sivitas akademisi pada almamater tercinta IAIN Salatiga.

  ABSTRAK Mahardika,Denni.2015.Implementasi Konsep Marketing Pada Produk

  Pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil (BBA) untuk mempengaruhi minat nasabah di BMT Syamil. Tugas Akhir.Fakultas Ekonomi dan Bisnis

  Islam.Jurusan DIII Perbankan Syariah.Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Drs.H.Alfred L.,M.SI.

  Kata Kunci

  : Konsep Marketing, Bai’ Bitsaman Ajil Peneletian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep marketing pembiayaan Bai’ Bitsaman Ajil yang ada di BMT Syamil dalam menarik minat nasabah. Metode yang digunakan dalam peneletian ini adalah menggunakan metode peneletian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara wawancara terhadap karyawan BMT Syamil, observasi secara langsung terhadap obyek tertentu yang menjadi fokus penelitian dan mengetahui suasana kerja BMT Syamil, dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian ini.

  Hasil penelitian ini adalah implementasi konsep marketing yang digunakan BMT Syamil dalam menarik minat nasabah terhitung berhasil karena dalam tahun 2012-2014 jumlah nasabah pembiayaan BBA mengalami peningkatan. Jumlah nasabah tahun 2012 (69), 2013 (84), 2014 (94). Konsep marketing yang digunakan BMT Syamil dalam pemasaran produk adalah dengan menggunakan sistem marketing mix dengan rincian: Produk (product), Harga

  

(price), Promosi (promotion), Tempat (place), Orang (people), Proses (proses),

Layanan konsumen (Customer service).

  KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.

  Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Karena limpahan rahmad, taufik serta hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tanpa halangan apapun. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa kita ikuti teladannya. Maksud dari penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan mencapai derajat ahli madya (A.Md) pada progam studi Diploma III Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

  Penulis juga menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini sulit untuk dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, SE, M.Si., selaku Dekan fakultas Syariah IAIN Salatiga.

  3. Bapak Ahmad Mifdlol M., Lc., M.S.I., selaku pembimbing akademik D III Perbankan Syariah.

  4. Bapak Drs.H. Alfred L, M.SI., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dengan penuh perhatian dan kesabaran selama menyusun maupun penulisan Tugas Akhir

  5. Bapak dan Ibu dosen perbankan syariah terima kasih atas ilmu yang tiada batasnya.

  6. Bapak dan Ibu tercinta yang tanpa hentinya mengalirkan doa untuk kesempatan dan keberhasilan penulis serta memberikan semangat baik spiritual, moril, dan materil.

  7. Ibu Sumiyati selaku manajer BMT Syamil Ampel yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penlitian ini.

  8. Seluruh karyawan di BMT Syamil Ampel yang telah membantu dalam perizinan serta wawancara penulis tugas akhir ini.

  9. Keluarga besar D III Perabankan Syariah khususnya angkatan 2012, terima kasih atas semua dukungannya dan buat angkatan 2013 dan 2014 tetap semangat.

  10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan yang telah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penullisan tugas akhir ini, penulis hanya mampu menghaturkan ucpan terimakasih yang tulus dan ikhlas dari hati sanubari yang paling dalam, serta iringan doa semoga Allah memberikan rahmat dan keselamatan bagi kita semua, Amin.

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Tugas akhir ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran selalu penulis harapkan. Semoga dengan disusunnya tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

  Wassalamualaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 13 Agustus 2015 Denni Mahardika

  201-12-044

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PESETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH ................................................... iii HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v ABSTTRAK ........................................................................................................ viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6 C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 6 D. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 7 E. Metode Penelitian ....................................................................................... 8 F. Penegasan Istilah ......................................................................................... 10 G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran

  1. Pengertian Pemasaran ............................................................................. 14

  2. Marketing Mix ........................................................................................ 15

  B. Teori Pembiayaan

  1. Pengertian Pembiayaan.......................................................................... 24

  2. Prosedur Pembiayaan ............................................................................ 25

  3. Tujuan Pemberiaan Pembiayaan ........................................................... 27

  4. Unsur-unsur Pembiayaan ....................................................................... 29

  C. Definisi Ba’i Bitsaman Ajil (BBA)

  1. Pengertian ........................................................................................... 30

  2. Landasan Teori ................................................................................... 32

  D. Pengertian Minat

  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ......................................... 34

  BAB III LAPORAN OBJEK A.Sejarah Berdirinya KJKS BMT Syamil ..................................................... 36 B. Visi dan Misi KJKS BMT Syamil ............................................................ 36 C. Tujuan Di Dirikannya KJKS BMT Syamil ............................................... 36 D. Indentitas KJKS BMT Syamil .................................................................... 37 E. Kepengurusan KJKS BMT Syamil ............................................................. 37 F. Struktur Organisasi BMT Syamil................................................................ 38 G. Produk BMT Syamil................................................................................... 50 H. Pemberdayaan Dana ................................................................................... 51 BAB IV ANALISIS DATA A. Sistem dan Prosedur .................................................................................. 54 B. Implementasi Konsep Marketing .............................................................. 57 C. Data Deskriptif Produk BBA BMT Syamil ................................................ 62 D.Minat Nasabah di BMT Syamil ................................................................... 63 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................. 65 B. Saran .......................................................................................................... 66

  DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 67 DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel keterangan halaman

  4.1Tabel perolehan dana dan jumlah nasaban............................................... 62

  4.2 Perbandinga produk pembiayaan BMT Syamil ..................................... 63

  1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang

  mempunyai nilai strategis dalam dunia perekonomian suatu negara. Lembaga tersebut berfungsi sebagai perantara pihak-pihak yang kekurangan dana (lacks of

  funds ) dengan pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of funds).

  Dengan demikian, lembaga perbankan akan bergerak dalam kegiatan perkreditan, dan berbagai jasa yang diberikan oleh bank, melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian (Ismail,2011).

  Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan lembaga ini didasari oleh larangan dalam Agama Islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami, dll), di mana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

  Perbankan Syariah mempunyai prinsip bagi hasil yang berbeda dengan perbankan konvensional, yang ternyata lebih tangguh dan terbukti mampu bertahan pada saat krisis ekonomi global. Bahkan sistem perbankan saat ini lebih berkembang dan menjadi alternatif menarik bagi kalangan pengusaha sebagai pelaku bisnis, akademisi sebagai penyedia sumber daya manusia dan masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan.

  Dikeluarkannya Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sekalipun belum dengan istilah yang tegas, tetapi baru dimunculkan dengan istilah “bagi hasil”. Setelah Undang-undang tersebut diubah dengan Undang-undang No.

  10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, istilah yang dipakai lebih terbuka. Dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 disebut dengan tegas istilah “prinsip syariah” bank berdasarkan prinsip syariah.

  Munculnya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 ternyata dirasa masih belum memberikan stimulasi yang besar bagi perkembangan perbankan syariah.

  Akhirnya pada tahun 2008 disusunlah Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang spesifik membahas tentang perbankan syariah.

  Undang-undang tersebut ternyata memberikan pengaruh yang besar bagi dunia ekonomi syariah, terbukti setelah adanya Undang-undang tersebut banyak lembaga-lembaga keuangan yang berprinsip syariah berdiri. Mulai dari bank umum syariah, unit usaha syariah, BPR Syariah, koperasi syariah, Baitul Maal

  

Wattamwil (BMT), pegadaian syariah, asuransi syariah dan lembaga lain yang

beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah.

  BMT merupakan lembaga keuangan syariah yang secara kelembagaan sama dengan koperasi. Oleh karena itu, BMT operasionalnya tidak diawasi oleh Bank Indonesia. Fungsi BMT sama dengan bank, yaitu sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Perbedaan antara BMT dengan bank ada pada fasilitas yang diberikan, jika bank sebagai lembaga besar dapat memberikan fasilitas berupa transfer, kliring, inkaso, dan lain sebagainya, sedangkan BMT tidak dapat melakukan hal demikian (Ridwan,2004).

  Sebenarnya sejak zaman Rosulullah SAW itu sudah ada lembaga keuangan tetapi bukan BMT melainkan baitul mal. Baitul mal yang ada di zaman Rosulullah SAW adalah lembaga keuangan yang menerima pendapatan (revenue

  

collection ) dan pembelanjaan (expenditure) (Muhammad, 2003). Jadi lembaga

  tersebut adalah lembaga yang menyerupai bank. Baitul mal yang di dirikan oleh Rosulullah SAW tidak mempunyai bentuk yang formal sehingga memberikan fleksibilitas yang tinggi dan nyaris tanpa birokasi.Baitul mal zaman Rosulullah SAW bukan hanya lembaga BAZIS yang dikenal sekarang akan tetapi baitul malyang memainkan kebijakan fiskal sebagaimana yang dikenal ekonomi sekarang. Kebijakan fiskal yang dilakukan akan memberikan dampak langsung pada tingkat investasi dan secara tidak langsung memberikan dampak pada tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi (Muhammad, 2003).

  Seperti Bank Syariah, BMT juga memberikan jasa-jasa pembiayaan. Jasa- jasa yang terkait dengan jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh BMT dikemas dalam produk-produk sama dengan yang ada dalam Bank Syariah, produk tersebut diantaranya adalah pembiayaan

  Bai’bitsaman ajil (BBA). Pada

  pembiayaan BBA ada perjanjian keuntungan atau mark-up, BMT membiayai pembelian barang atau asset yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli arang itu dari pemasok barang kemudian menjualnya kepada nasabah tersebut dengan menambah suatu mark-up atau keuntungan. Dengan kata lain, penjualan barang oleh bank kepada nasabah dilakukan atas dasar harga pokok ditambah keuntungan.

  Dari uraian mengenai pembiayaan BBA di atas, pembiayaan BBA merupakan jenis pembiayaan BMT yang akan sangat berpengaruh dan bermanfaat bagi masyarakat. Maka dari itu BMT dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syaraiah, BMT harus menempuh suatu cara agar tidak merugikan kepentingan kedua belah pihak, maka BMT dalam memberikan pembiayaan harus mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas i’tikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah untuk mengembalikan baik pembiayaan

  bai’ bitsaman ajil sesuai perjanjian antara BMT dan nasabah.

  Kelebihan produk pembiayaan BBA ini yaitu sesuai dengan syariat islam, karena sesuai dengan prinsip syariah dan angsurannya ringan. Selain itu nasabah pengguna produk ini juga tidak perlu datang ke BMT untuk melakukan angsuran pembiayaan, karena petugas marketing bisa langsung datang ke rumah. Oleh sebab itu masyarakat cenderung memilih produk pembiayaan ini dari pada produk pembiayaan lain.

  Tujuan dari penulisan TA ini yaitu penulis ingin mengetahui tentang minat nasabah pembiayaan BBA yang ada di BMT Syamil. Karena dilihat dari perolehan data yang ada, pembiayaan BBA setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlah nasabah yaitu :

  NO TAHUN JUMLAH NASABAH PEROLEHAN DANA 1. 2012 69 541.775.500 2. 2013 84 572.611.000 3. 2014 94 1.070.750.000 Jika dibandingkan dengan produk lain pembiayaan BBA di BMT Syamil mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu : No. Nama Produk 2012 2013 2014

  1. Mudharabah 41,99% 32,05% 30,92%

  2. BBA 20,18% 38,82% 47,50%

  3. Murabahah 22,775 5,85% 12,76%

  4. Ijarah 6,10% 12,39% 3,56%

  5. Musyarakah 6,59% 0,72% 5,16%

  6. Qardh 2,87% 10,44% 0,1% Dari uraian tersebut, maka penulis terdorong untuk meneliti tentang penerapan akad

  bai’ bitsaman ajil (BBA) di BMT SYAMIL, karena pada

  hakekatnya implikasi dari produk

  bai’ bitsaman ajil (BBA) akan bermanfaat dan

  memudahkan masyarakat yang membutuhkan. Maka penulis dalam pembuatan tugas akhir ini mengangkat judul

  “IMPLEMENTASI KONSEP MARKETING PADA PRODUK PEMBIAYAAN BAI’ BITSAMAN AJIL (BBA) UNTUK

  MEMPENGARUH I MINAT NASABAH DI BMT SYAMIL “.

  B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini,penulis merumuskan : 1.

  Bagaimana sistem dan prosedur pembiayaan BBA pada BMT SYAMIL? 2. Bagaimana Implementasi konsep marketing pada pembiayaan BBA untuk menarik minat nasabah di BMT SYAMIL ?

  C. Tujuan dan Kegunaan

  Tujuan merupakan harapan atau hal-hal yang ingin dicapai penulis sebagai upaya pemecahan masalah, adapun tujuan dari penelitiaan ini adalah :

  1. Untuk mengetahui tentang sistem dan prosedur pembiayaan di BMT SYAMIL.

  2. Untuk mengetahui konsep marketing pembiayaan BBA di BMT SYAMIL.

  Adapun manfaat atau kegunaan dari tugas akhir ini antara lain : Kegunaan dari Tugas Akhir ini adalah: 1.

  Kegunaan Bagi Mahasiswa a. Agar memberikan pengalaman belajar, pengetahuan serta menambah wawasan bagi mahasiswa tentang konsep, sistem dan prosedur pembiayaan dalam lembaga keuangan syariah.

  b.

  Sebagai referensi mahasiswa dalam melakukan penelitian.

  c.

  Sebagai pengembangan pembelajaran yang telah diperoleh selama melakukan perkuliahan.

  2. a.

  Sebagai literatur bagi perpustakaan kampus IAIN Salatiga.

  b.

  Agar dapat menambah informasi dan referensi bagi mahasiswa program DIII PS.

3. Kegunaan Bagi BMT

  Memberi saran dan masukan bagi BMT untuk memperbaiki kinerja karyawan serta BMT itu sendiri dalam bagaimana cara untuk melayani nasabah dan melakukan strategi pembiayaan.

D. Penelitian terdahulu

  Penelitian yang pertama dalam tugas akhir yang berjudul “ Pengaruh

  Pembiayaan Bai’bitsaman Ajil Terhadap Tingkat Pendapatan BMT Al-Fattah Susukan”, Istiqomah Mufidah (2011) menjelaskan bahwa pembiayaan BBA

  sangat mempengaruhi peningkatan pendapatan BMT, karena banyaknya jumlah nasabah pembiayaan BBA. Tugas akhir ini lebih fokus pada peningkatan pendapatan yang dihubungkan dengan pembiayaan BBA dengan melihat prosentase pendapatan dan jumlah dana yang mengalami peningkatan cukup signifikan.

  Menurut Istiqomah, prosentase pendapatan dan jumlah dana yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan membutikan bahwa pendapatan yang diperoleh dalam kondisi konstan atau seimbang berdasarkan seberapa besar penggunaan dana atau modal.

  Tugas akhir ini lebih fokus pada peningkatan pendapatan yang dihubungkan dengan pembiayaan BBA dengan melihat prosentase pendapatan dan jumlah dana yang mengalami peningkatan cukup signifikan.

  Penelitian yang kedua dalam tugas akhir yang berjudul “ Pengaruh

  pembiayaan Murabahah Dan B ai’bitsaman Ajil Terhadap Profibilitas BMT Bina Insani Pringapus Ungaran Jawa Tengah”, Siti Khapsoh (2008) menjelaskan

  tentang perbandingan pengaruh pembiayaan BBA dan Murabahah terhadap profitabilitas BMT Bina Insani Pringapus. Profitabilitas merupakan perbandingan antara laba dengan atktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Dalam pembiayaan Murabahah dan Bai’bitsaman Ajil (BBA) meskipun hampir sama antara kedua pembiayaan tersebut , tetapi ada perbedaan pola pembayarannya. Pembiayaan murabahah pembayarannya dilakukan dengan termin waktu yang telah disepakati, sedangkan pembiayaan BBA pembayarannya dilakukan dengan angsuran rutin setiap bulannya atau dengan sistem cicilan sesuai waktu yang telah disepakati.

E. Metode Penelitian

  Metode penelitian dilakukan secara terperinci dan efektif sehingga diketahui bahwa seseorang melakukan penelitian ilmiah adalah untuk mendapatkan suatu interpelasi yang sistematik untuk menunjang.

  Metode penelitian yang saya gunakan adalah : 1. Jenis penelitian Dalam penulisan penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif.

  Metode ini menggunakan data-data yang dikumpulkan dan diolah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka sebagai suatu kepastian bagi sebuah penyimpulan keadaan laporan penelitian akan berisi berbagai kutipan data untuk dideskripsikan dalam kata kajian yang komprehensif dan saling keterhubungan (Mahi, 2011: 40).

  2. Tipe penelitian Metode Penelitian Deskriptif Penelitian ini ditujukan untuk menggambarkan suatu keadaan secara apa adanya. Jadi di sini peneliti tidak melakukan manipulasi terhadap objek penelitian.

  3. Teknik pengumpulan data a.

  Observasi langsung Penlitian ini dilakukan langsung kepada objek yang akan diteliti yaitu bank yang bersangkutan dan anggota.

  b.

  Metode interview Metode ini dengan cara melakukan wawancara dengan manajer, karyawan, staf, dan anggota di BMT SYAMIL.

  c.

  Metode dokumentasi Data ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data sesuai prosedur yang ada di BMT SYAMIL.

  4. Teknik analisis data a.

  Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian atau sumber data akurat. Data ini di dapatkan dari BMT SYAMIL, sedangkan data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain data perkembangan anggota yang menyimpan dana di BMT SYAMIL ini. b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan dikumpulkan oleh pihak lain. Misalnya dalam bentuk tabel atau grafik..

  Data ini meliputi: latar belakang dan sejarah, tujuan, visi, misi dan struktur organisasi dari BMT SYAMIL.

F. Penegasan Istilah

  Penegasan masalah dari proposal ini adalah : 1.

  Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi dari pihak pemilik dana (Ismail : 2011).

2. Implementasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguji data dan menerapkan sistem yang diperoleh dari kegiatan seleksi.

  3. Prosedur menurut Mulyadi (2001: 3) adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

  4. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberiaan sejumlah imbalan atau hasil (Ridwan : 2005: 92).

  5. Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) adalah yang berorientasi sosial keagamaan yang kegiatan utamanya menampung serta ,emyalurkan harta masyarakat berupa zakat, infaq, dan shadaqoh (ZIS) berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Al-quran dan sunah RosulNya(Ilmi, 2002).

  6. Ba’i bitsaman ajil (BBA) pembiayaan berakad jual beli, adalah suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara bank Islam dengan nasabah, dimana bank Islam menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses pembayarannya dilakukan secara menyicil atau angsuran (Muhammad : 2000 : 119).

  7. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. ( Philip Kotler, 1995 )

  8. Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut Bimo Walgito (1981: 38).

9. Pengertian nasabah adalah orang atau badan yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank(Saladin, 1994).

G. Sistematika Penulisan

  Pada penulisan tugas akhir ini terdapat satu bab yang terdiri dari beberapa sub bab yang di uraikan kembali. Sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

  Bab I Pendahuluan. berisi tentang latar belakang,rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian,penegasan istilah dan sistematika penulisan.

  Bab II Landasan teori ini membahas tentang telaah pustaka, karangka teori yang membahas tentang: yang pertama pengertian BMT, sejarah BMT di Indonesia, produk penghimpun dana dan penyaluran dana yang ada di BMT. Kedua sistem dan prosedur pemberian pembiayaan, serta landasan teori yang mendukung permasalahan ini.

  Bab III Laporan objek tugas akhir ini adalah salah satu BMT yang berada di daerah Ampel, Kab. Boyolali. Untuk melakukan penyusunan Tugas Akhir, penulis melakukan peninjauan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas pada laporan tugas akhir ini, yang berjudul “Implementasi Konsep Marketing Pada Produk Pembiayaan Ba’i bitsaman Ajil (BBA) untuk mempengaruhi minat nasabah di BMT Syamil” mulai dari sejarah berdirinya BMT Syamil, visi dan misi BMT, tujuan berdirinya BMT, alamat BMT, susunan struktur organisasi, dan penjabaran tugas serta wewenang masing- masing pekerja yang ada di BMT Syamil.

  Bab IV Analisa dalam bab ini akan menjelaskan tentang bagaimana cara menganalisa masalah yang dihadapi oleh BMT Syamil yang terkait serta jalan keluar atau saran yang diberikaan kepada BMT Syamil oleh penulis.

  Bab V Penutup dalam bab ini membahas kesimpulan, kritik, dan saran yang didapatkan oleh penulis dan penelitian yang dilakukan di BMT Syamil.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran 1. Konsep Pemasaran Sebelum ilmu marketing berkembang sedemikian rupa dengan

  tingkat persaingan usaha yang sedemikian ketat, pada zaman dulu orang yang menanam padi maka terus menerus makan padi, nelayan akan terus menerus makan ikan, dan pemburu akan terus menerus makan daging. Lama kelamaan timbul kebosanan dan mereka berpindah tempat untuk menemukan sesuatu yang baru. Ketika dalam perjalanan, orang yang membawa padi akan bertemu dengan orang yang membawa ikan atau daging. Saat itu juga mereka menukarnya, di tempat itulah akhirnya kita mengenal istilah market atau pasar. Tempat bertemunya antara penjual dan pembeli ini akhirnya disepakati sebagai tempat penukaran resmi yang lama kelamaan dijadikan pasar secara resmi (Arifin, 2004:32-33).

  Menurut Arifin (2004) dalam pemasaran terdapat konsep-konsep dasar marketing yang perlu kita ketahui, yaitu :

  1. Bauran Pemasaran atau marketing mix; merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan

  Marketing mix

  secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaaan di antara elemen-elemen yang ada di dalam marekting mix itu sendiri.

  2. Segmentasi, targeting dan positioning pasar; Yaitu tindakan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda-beda yang mungkin membutuhkan produk atau kombinasi pemasaran yang terpisah.

  3. Market dan potensial market; Adalah nilai maksimum dari konsumen yang dapat ditarik dari pasar tentunya dengan definisi pasar yang jelas.

  4. Posisi perusahaan.

  Yaitu tindakan untuk menempatkan posisi bersaing produk dan bauran pemasaran yang tepat pada setiap pasar sasar.

2. Marketing Mix

  Menurut Kasmir (2014:213), bauran pemasaran atau marketing mix merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan di antara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain.

  Penggunaan bauran pemasaran atau marketing mix dalam dunia perbankan dilakukan dengan menggunakan konsep-konsep yang sesuai dengan kebutuhan bank. Dalam praktiknya, konsep bauran pemasaran terdiri dari bauran pemasaran untuk produk yang berbentuk barang maupun jasa. Khusus untuk produk yang berbentuk jasa diberlakukan konsep yang sedikit berbeda dengan produk barang.

  Menurut Kasmir (2014) konsep pemasaran marketing mix terdiri dari 7 P yaitu :

1. Product (Produk)

  Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya, apapun wujudnya selama itu dapat memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan kita, katakan sebagai produk (Kasmir, 2014:216).

  Dalam praktiknya produk terdiri dari dua jenis, yaitu yang berkaitan dengan fisik atau benda berwujud dan tidak berwujud. Produk yang diinginkan pelanggan, baik berwujud maupun yang tidak berwujud adalah produk yang berkualitas tinggi. Artinya, produk yang ditawarkan oleh bank ke nasabahnya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk bank pesaing. Produk yang berkualitas tinggi ini disebut juga produk plus.

  Produk yang berkualitas tinggi yang berhasil diciptakan oleh bank akan memberikan berbagai keuntungan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Kasmir, 2014:216). Adapun keuntungan produk plus antara lain : a.

  Dapat meningkatkan penjualan, mengingat nasabah akan tertarik untuk membeli dan mempertahankan produk yang memiliki nilai lebih dengan terus melakukan transaksi; b.

  Menimbulkan rasa bangga bagi nasabah yang memiliki produk plusnya ditengah-tengah masyarakat; c.

  Menimbulkan rasa kepercayaan yang tinggi, sehingga dapat mempertahankan nasabah lama dan menggaet nasabah baru; d. Menimbulkan kepuasan tersendiri bagi nasabah yang bersangkutan.

  Dalam praktiknya untuk menciptakan produk plus bukanlah perkara mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan atau dengan kata lain kehadiran produk plus sangat tergantung dari berbagai pihak yang terkait produk tersebut (Kasmir, 2014:217).

  Secara umum produk plus sangat tergantung dari: a. Pelayanan yang prima, artinya pelayanan terhadap produk yang dijual harus dilakukan secara baik, sehingga nasabah cepat mengerti dan memahami produk tersebut dibandingkan dengan produk lainnya; b.

  Pegawai yang professional, artinya memiliki kemampuan untuk menjelaskan dan mempengaruhi nasabah sehingga mau membeli produk yang ditawarkan; c. Sarana dan prasarana yang dimiliki harus dapat menunjang kelengkapan teknologi yang dimilikinya, sehingga mampu melayani nasabah secara cepat dan tepat; d.

  Lokasi dan layout gedung dan ruangan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan nasabah selama berhubungan dengan bank. Lokasi yang tidak strategis membuat nasabah malas untuk mendatangi bank.

  Demikian pula dengan layout ruangan yang tidak baik juga menyebabkan nasabah bosan untuk berhubungan dengan bank; e. Nama baik bank, menjual jaminan bagi nasabah untuk membeli produk bank. Oleh karena itu, bank harus pandai menjaga nama baik, mengingat jasa bank yang ditawarkan merupakan bisnis kepercayaan.

2. Price (Harga)

  Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing

  mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk

  diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Penentuan harga oleh suatu bank dimaksudkan untuk berbagai tujuan yang hendak dicapai (Kasmir, 2014:227).

  Secara umum tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut: a.

  Untuk bertahan hidup Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang ditawarkan laku di pasaran, misalnya untuk bunga simpanan tinggi dan bunga pinjam rendah, tetapi dalam kondisi masih menguntungkan (Kasmir, 2014:227).

  b.

  Untuk memaksimalkan laba Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba, dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.

  c.

  Untuk memperbesar market share Penentuan harga ini dengan harga yang murah, sehingga diharapkan jumlah pelanggan meningkat dan diharapkan pula pelanggan pesaing beralih ke produk yang ditawarkan seperti penentuan suku bunga simpanan yang lebih tinggi dari pesaing.

  d.

  Mutu produk Tujuannya adalah memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga jual ditentukan setinggi mungkin.

  e.

  Karena pesaing Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing artinya bunga simpanan di atas pesaing dan bunga pinjaman dibawah pesaing.

3. Place ( tempat / saluran distribusi)

  Pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam memganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah untuk berhubungan dengan bank.

  Menurut Kasmir (2014:240), paling tidak ada dua faktor yang menjadi pertimbangan dalam penentuan lokasi suatu cabang, yaitu :

  1) Faktor utama (Primer) a.

  Dekat dengan pasar; b. Dekat dengan bahan baku; c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan; d.

  Terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya atau kereta api atau pelabuhan laut atau pelabuhan udara; e.

  Tersedianya sarana dan prasarana seperti listrik, telepon, dan lainnya; f.

  Sikap masyarakat. 2) Faktor sekunder a.

  Biaya untuk invetasi di lokasi seperti biaya pembelian tanah atau pembangunan gedung; b.

  Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut; c. d.

  Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau perumahan.

  Setelah lokasi diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menentukan layout gedung dan layout ruang kantor. Kedua layout ini saling mendukung kenyamanan nasabah serta keamanan nasabah dalam berurusan dengan bank.

  Menurut (Kasmir, 2014:240) hal-hal yang perlu diperhatikan untuk layout gedung adalah sebagai berikut: a.

  Bentuk gedung yang memberikan kesan bonafit; b. Lokasi parkir luas dan aman; c. Keamanan di sekitar gedung terjamin; d. Tersedia telepon umum dan fasilitas lainnya khusus untuk nasabah.

  Sementara itu, untuk layout ruangan yang harus diperhatikan adalah : a.

  Suasana ruangan terkesan luas dan lega; b. Tata letak kursi dan meja sesuai dengan urutan proses dokumen; c.

  Dekorasi dan hiasan dalam ruangan.

4. Promotion atau promosi

  Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Paling tidak ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya (Kasmir, 2014:240).

  Keempat macam sarana promosi yang dapat dilakukan adalah: a. Periklanan (advertising)

  Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna menginformasikan, menarik, dan memengaruhi calon nasabahnya.

  b.

  Promosi penjualan (sale promotion) Tujuan promosi penjualan adalah adalah meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik minat nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan.

  c.

  Publisitas (publicity) Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial, perlombaan cerdas cermat, kuis serta kegiatan lainnya memalui berbagai media.

  d.

  Penjualan pribadi (Personal selling) Kegiatan promosi yang keempat adalah penjualan pribadi atau

  personal selling . Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara

  umum dilakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai dari cleaning , satpam sampai pejabat bank.

  service 5.

   People (orang) People yaitu semua orang yang terlibat aktif dalam pelayanan

  dan memengaruhi persepsi pembeli, nama, pribadi pelanggan, dan pelanggan-pelanggan lain yang ada dalam lingkungan pelayanan.

  People meliputi kegiatan untuk karyawan seperti mulai dari kegiatan rekruitmen , pendidikan dan pelatihan, motivasi, balas jasa, dan kerja

  sama, serta pelanggan yang menjadi nasabah atau calon nasabah (Kasmir, 2014:214).

  6. Physical Evidence (bukti fisik) Physical Evidence atau bukti fisik terdiri dari adanya logo atau

  simbol perusahaan, motto, fasilitas yang dimiliki, seragam karyawan, laporan, kartu nama, dan jaminan perusahaan (Kasmir, 2014:214).

  7. Process (proses) Process atau proses merupakan keterlibatan pelanggan dalam

  pelayanan jasa, proses aktivitas, standar pelayanan, kesederhanaan, atau kompleksitas prosedur kerja yang ada di bank yang bersangkutan (Kasmir, 2014:214).

B. Teori Pembiayaan

  Pembiayaan atau financing merupakan istilah yang dipergunakan dalam bank syariah, sebagaimana dalam bank konvesional disebut dengan kredit atau lending. Dalam kredit keuntungan berbasis pada bunga atau

  interest based , sedangkan dalam pembiayaan atau financing berbasis pada

  keuntungan riil yang dikehendaki atau margin ataupun bagi hasil atau profit sharing (Dahlan, 2012:162).

  Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 (25) tentang Perbankan Syariah disebutkan: Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa: a.

  Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah; b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; c.

  Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan

  istishna ; d.

  Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank

  Syariah dan atau Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

1. Pengertian pembiayaan

  Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuaan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutang setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian sejumlah imbalan atau hasil (Ridwan , 2005:92).

  Pembiayaan berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 adalah penyediaan uang atau tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan sejumlah bunga, imbalan atau pembagiaan hasil (Ridwan, 2005:163).

  Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2002:73).

  Pembiayaan menurut Baitul Mal Wattamwil (BMT) itu sendiri merupakan fasilitas yang diberikan oleh BMT atau lembaga keuangan syariah kepada masyarakat yang membutuhkan dana yang telah terkumpul dari masyarakat dengan besar bagi hasil sesuai kesepakatan dalam jangka waktu tertentu.

2. Prosedur Pembiayaan

  Secara umum prosedur memperoleh pembiayaan disemua lembaga keuangan adalah sama. Secara teoritis beberapa hal yang lazim prosedur memperoleh pembiayaan adalah (Kasmir, 2002:14).

  a) Langkah 1.Susunlah terlebih dahulu RPU (Rencana Pengembangan Usaha).

  b) Langkah 2. Datanglah ke Bank/koperasi/Lembaga Keuangan, minta dan istilah aplikasi pembiayaan.

c) Langkah 3. Lengkapi persyaratan yang diminta Bank.

  d) Langkah 4. Serahkan semua dokumen ke Bank atas (RPU, Formulir, Aplikasi, Persyaratan). e) Langkah 5. Tunggu dan tanya konfirmasi kepada Bank atas langkah ke 4, bila belum lengkap, lengkapi sesuai permintaan Bank.

  f) Langkah 6. Analisis pembiayaan/pembiayaan oleh bank atas aspek 5C (bankable).

  g) Langkah 7. Bank akan melanjutkan dengan analisis keuangan atas laporan yang ada RPU.