Uangkita yang sehat, adil, dan mandiri
Edisi November 2018
APBN KITA
KINERJA DAN FAKTA
Scan untuk Unduh
#Uangkita yang sehat, adil, dan mandiri
untuk Indonesia Berdaulat
1
2
A P B NCover:
K I TA ( KMedia
i n e r j a Keuangan
dan Fak ta) Edisi November 2018
Foto
“Kemiskinan 9,82 persen (per Maret 2018), pertama kali dibawah 10
persen, serta koefisien gini juga makin menurun dari 0,41 ke 0,38”
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada acara
penganugerahan Habibie Award Tahun 2018 di Jakarta
3
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
Infografis
4
Angka realisasi
Komponen
Realisasi Belanja
Realisasi Transfer
Realisasi defisit
pendapatan negara
penerimaan
Negara sampai
ke Daerah dan
APBN hingga
dan hibah sampai
Perpajakan
dengan akhir
Dana Desa (TKDD)
Oktober 2018
dengan akhir bulan
sampai dengan
Oktober 2018
sampai dengan
sebesar Rp236,99
Oktober 2018
31 Oktober 2018
mencapai Rp
Oktober 2018 telah
triliun atau sekitar
telah mencapai
tercatat sebesar
1.720,85 triliun
mencapai Rp646,42
1,60 persen PDB.
Rp1.483,86 triliun,
Rp1.016,52 triliun
(77,49 persen
triliun atau 84,37
dimana capaian
merupakan realisasi
dari pagu APBN
persen dari pagu
tersebut adalah
penerimaan Pajak ,
2018), tumbuh
APBN 2018.
78,32 persen dari
sedangkan realisasi
11,94 persen jika
target penerimaan
dari penerimaan
dibandingkan
pendapatan negara
Kepabeanan dan
periode yang sama
dan hibah pada
Cukai tercatat
tahun sebelumnya.
APBN 2018
sebesar Rp144,14
triliun, atau
masing-masing
telah mencapai
71,39 persen dan
74,26 persen dari
target penerimaan
Pajak dan target
penerimaan
Kepabeanan dan
Cukai pada APBN
2018.
Ringkasan Eksekutif
RINGK ASAN
EKSEKUTIF
P
ada Triwulan III tahun 2018
Namun, risiko ketidakpastian situasi
perekonomian Indonesia
ekonomi dan keuangan global perlu
mampu tumbuh 5,17
tetap diwaspadai pemerintah. Kinerja
persen, melanjutkan tren
perdagangan internasional diharapkan
pertumbuhan ekonomi yang
akan lebih baik pada Triwulan IV tahun
membaik dan memperlihatkan
2018.
daya tahan perekonomian nasional
terhadap gejolak perekonomian
Angka realisasi pendapatan negara
global. Pembentukan Modal Tetap
dan hibah sampai dengan akhir
Bruto (PMTB) mampu tumbuh
bulan Oktober 2018 telah mencapai
tinggi dan menjadi pendorong
Rp1.483,86 triliun, dimana capaian
pertumbuhan PDB. Konsumsi
tersebut adalah 78,32 persen dari
pemerintah juga tumbuh cukup
target penerimaan pendapatan
tinggi selama Triwulan III tahun
negara dan hibah pada APBN 2018.
2018 seiring dengan peningkatan
Berdasarkan jenis penerimaannya,
kemampuan penyerapan anggaran
pendapatan negara yang berasal
belanja negara. Tingkat inflasi yang
dari penerimaan Perpajakan,
terkendali diharapkan mampu
PNBP, dan Hibah berturut-turut
menjaga tingkat konsumsi masyarakat.
sebesar Rp1.160,66 triliun, Rp315,44
Disamping itu, menurunnya tekanan
triliun, dan Rp7,77 triliun atau telah
terhadap nilai tukar rupiah akan
mencapai 71,73 persen, 114,53
mampu menopang stabilitas ekonomi.
persen, dan 648,84 persen terhadap
5
target penerimaan masing-masing
mencapai 13,30 persen (yoy).
yang ditetapkan pada APBN 2018.
Dari sisi pertumbuhannya terhadap
Pertumbuhan penerimaan pajak
penerimaan pada periode yang sama
per komponen penerimaannya
tahun lalu, realisasi penerimaan
menunjukkan bahwa penerimaan
Perpajakan dan PNBP tumbuh
dari PPh nonmigas mampu terus
berturut-turut sebesar 15,87 persen
tumbuh sebesar 17,03 persen
secara year on year (yoy) dan 34,52
(yoy), dimana komponen utama
persen (yoy).
penerimaan PPh nonmigas, yang
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
terdiri dari PPh 22 Impor, PPh 25/29
6
Komponen penerimaan Perpajakan
Badan, PPh 25/29 OP, dan PPh
sampai dengan 31 Oktober 2018
Pasal 26, tercatat mampu terus
tercatat sebesar Rp1.016,52 triliun
tumbuh berturut-turut sebesar
merupakan realisasi penerimaan
27,72 persen (yoy), 25,21 persen
Pajak, sedangkan realisasi dari
(yoy), 21,00 persen (yoy), dan 26,54
penerimaan Kepabeanan dan Cukai
persen (yoy). Faktor yang mendorong
tercatat sebesar Rp144,14 triliun,
tumbuhnya penerimaan komponen
atau masing-masing telah mencapai
utama PPh nonmigas tersebut antara
71,39 persen dan 74,26 persen
lain masih tetap tumbuhnya aktivitas
dari target penerimaan Pajak dan
perdagangan internasional Indonesia
target penerimaan Kepabeanan
dan kinerja positif sektor usaha
dan Cukai pada APBN 2018.
industri, perdagangan, pertambangan,
Berdasarkan pola pertumbuhannya,
dan pertanian di dalam negeri. Lebih
realisasi penerimaan pajak tercatat
lanjut, pengaruh apresiasi nilai dollar
tumbuh sebesar 16,25 persen (yoy),
Amerika terhadap rupiah yang masih
namun jika tidak memperhitungkan
terus berlangsung, juga menjadi
penerimaan dari uang tebusan tax
salah satu faktor yang tidak langsung
amnesty pada tahun 2017 maka
ikut mendorong pertumbuhan
penerimaan pajak tercatat mampu
penerimaan PPh nonmigas. Selain
tumbuh 17,87 persen (yoy). Beberapa
itu, dari sisi penerimaan PPh migas
faktor yang mendorong pertumbuhan
tercatat tumbuh secara signifikan
penerimaan pajak diantaranya yaitu
sebesar 28,06 persen (yoy), dimana
masih terus tumbuhnya penerimaan
pertumbuhan penerimaan PPh migas
PPh migas, PPh nonmigas, serta
tersebut utamanya dipengaruhi oleh
PPN dan PPnBM yang masih
faktor meningkatnya Indonesian Crude
tumbuh penerimaannya. Selain
Price (ICP).
itu, penerimaan Kepabeanan dan
Cukai yang berasal dari Cukai, Bea
Realisasi penerimaan PPN dan
Masuk (BM), dan Bea Keluar (BK) juga
PPnBM sebagai komponen
tercatat tetap tumbuh. Komponen
penerimaan pajak yang lain
penerimaan tersebut mampu
tercatat tumbuh mencapai 14,96
mendorong realisasi penerimaan
persen (yoy). Masih tingginya aktivitas
Kepabeanan dan Cukai secara
impor dan tetap tumbuhnya konsumsi
keseluruhan tumbuh positif
dalam negeri, masih menjadi
faktor pendorong pertumbuhan
dampak positif kebijakan program
penerimaan PPN Impor dan PPN
pemberantasan peredaran rokok
DN, dimana masing-masing tumbuh
illegal. Lebih lanjut, kenaikan tarif
28,10 persen (yoy) dan 8,94 persen
efektif cukai pada produk HT
(yoy). Sedangkan, pertumbuhan
yang lebih tinggi dibandingkan
penerimaan PPnBM DN masih negatif
kenaikan rata-rata tarifnya di 2018
3,96 persen (yoy), namun sedikit lebih
juga mendorong pertumbuhan
baik jika dibandingkan pertumbuhan
penerimaan CHT. Sementara itu,
penerimaan pada periode bulan
realisasi penerimaan dari Cukai
sebelumnya sebesar negatif 5,96
Minuman Mengandung Etil Alkohol
persen (yoy). Untuk PPnBM Impor,
(MMEA) masih tercatat tumbuh paling
realisasi penerimaannya sudah
tinggi dalam komponen penerimaan
mengalami pertumbuhan sebesar 6,11
Cukai yaitu mencapai 15,80 persen
persen (yoy).
(yoy).
Tren positif pertumbuhan
Hingga akhir Oktober 2018, faktor
penerimaan juga masih
peningkatan aktivitas impor serta
ditunjukkan oleh komponen
dampak positif program PIBT masih
penerimaan perpajakan yang
menjadi pendorong pertumbuhan
berasal dari penerimaan
penerimaan BM, melanjutkan
Kepabeanan dan Cukai, dimana
tren positif periode sebelumnya.
realisasi penerimaan dari Cukai
Pertumbuhan impor yang masih
tercatat masih tumbuh sebesar
didominasi oleh aktivitas impor
10,36 persen (yoy), penerimaan BM
dari sektor industri pengolahan
tumbuh mencapai 15,66 persen
(manufaktur) menunjukkan indikasi
(yoy), dan penerimaan BK tetap
industri dalam negeri yang masih
tumbuh mencapai 83,20 persen
terus terjaga pertumbuhannya. Di
(yoy). Faktor yang mendorong
sisi yang lain, peningkatan aktivitas
pertumbuhan penerimaan
ekspor minerba akibat relatif stabilnya
Kepabeanan dan Cukai diantaranya
harga komoditas mineral dan masih
yaitu peningkatan aktivitas
tingginya permintaan dari mitra
perdagangan internasional, dampak
dagang Indonesia, tetap menjadi
positif kebijakan Kepabeanan dan
faktor utama yang mendorong
Cukai melalui program PIBT dan PCBT,
pertumbuhan positif penerimaan BK
serta peningkatan harga komoditas
hingga akhir Oktober 2018.
internasional.
Pada akhir Oktober 2018, realisasi
Pertumbuhan komponen realisasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak
penerimaan Cukai dari penerimaan
(PNBP) telah mencapai Rp315,44
Cukai Hasil Tembakau (CHT) mencapai
triliun atau 114,5 persen dari
9,88 persen (yoy). Penerimaan CHT
target APBN 2018. Realisasi PNBP
pertumbuhannya didukung oleh
bulan ini tumbuh sebesar 34,5
faktor meningkatnya produksi Hasil
persen jika dibandingkan dengan
Tembakau (HT) yang merupakan
penerimaan PNBP pada Oktober
7
2017. Kenaikan harga komoditas
(yoy). Di sisi penerimaan PNBP Lainnya
minyak bumi dan batu bara
, pada bulan Oktober 2018 telah
sepanjang periode Januari-Oktober
mencapai 88,31 triliun atau sebesar
2018 yang terus berlanjut menjadi
105,4 persen dari target APBN 2018
faktor utama yang menyebabkan
serta mengalami pertumbuhan 17,16
peningkatan penerimaan PNBP.
persen (yoy). Di sisi lain, penerimaan
Realisasi Penerimaan PNBP SDA pada
PNBP Pendapatan BLU hingga
periode ini mencapai Rp142,03 triliun
Oktober 2018 telah mencapai 42,63
dengan pertumbuhan mencapai
triliun atau sebesar 98,4 persen dari
72,6 persen (yoy). Penerimaan PNBP
target APBN 2018 dan tumbuh 19,53
SDA ini terutama didukung oleh
persen (yoy).
realisasi penerimaan SDA migas yang
mencapai Rp112,2 triliun yang tumbuh
Realisasi Belanja Negara sampai
91,4 persen (yoy). Peningkatan
dengan akhir Oktober 2018
penerimaan SDA secara umum dan
mencapai Rp 1.720,85 triliun
migas secara khusus ini disebabkan
(77,5 persen dari pagu APBN
oleh tren peningkatan ICP. Rata-rata
2018), tumbuh 11,9 persen jika
ICP hingga akhir Oktober 2018 sebesar
dibandingkan periode yang sama
USD69,18 per barel, dimana lebih
tahun sebelumnya. Realisasi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
tinggi sebesar USD49,38 per barel
8
Belanja Negara tersebut terdiri atas
pada periode yang sama tahun 2017.
Belanja Pemerintah Pusat sebesar
Di sisi lain, realisasi penerimaan PNBP
pagu APBN) dan Transfer ke Daerah
SDA Non Migas pada Oktober 2018
dan Dana Desa sebesar 646,42
telah mencapai Rp29,84 triliun atau
triliun (84,4 persen dari pagu APBN).
sebesar 127,9 persen dari target
Pemerintah berkomitmen untuk
APBN 2018 yang tumbuh sebesar
terus melakukan upaya perbaikan
26,2 persen (yoy). Peningkatan
penyerapan anggaran yang lebih
realisasi penerimaan PNBP SDA
optimal agar masyarakat dapat lebih
Non Migas ini salah satunya dipicu
merasakan manfaat dari belanja
oleh peningkatan kenaikan rata-rata
yang dilakukan Pemerintah. Upaya
harga batubara acuan (HBA) pada
perbaikan tersebut tercermin antara
periode Januari–Oktober 2018 yang
lain dari realisasi Belanja Pemerintah
mencapai USD99,72 per ton, lebih
Pusat sampai dengan Oktober 2018
tinggi dibandingkan HBA periode yang
yang tumbuh 19,6 persen (yoy).
sama tahun sebelumnya yaitu sebesar
Pertumbuhan realisasi Belanja
USD84,22 per ton.
Pemerintah Pusat tersebut terutama
Rp1.074,43 triliun (73,9 persen dari
didorong oleh realisasi Belanja
Sementara itu, Penerimaan PNBP
Bantuan Sosial (bansos) yang telah
dari Pendapatan Kekayaan Negara
mencapai Rp69,14 triliun (tumbuh
yang Dipisahkan telah mencapai
47,8 persen) dan Subsidi yang
42,47 triliun pada Oktober 2018 atau
sebesar 95,0 persen dari target APBN
2018 dan tumbuh sebesar 3,14 persen
mencapai Rp160,36 triliun (tumbuh
56,2 persen). Membaiknya kinerja
belanja bansos dan subsidi tersebut
menunjukkan komitmen Pemerintah
realisasi tersebut meliputi Transfer ke
yang senantiasa melindungi
Daerah (TKD) sebesar Rp601,99 triliun
masyarakat miskin dan rentan dengan
(85,2 persen dari pagu) dan Dana Desa
menjaga daya beli mereka di tengah
Rp44,43 triliun (74,0 persen dari pagu).
ketidakpastian perekonomian dunia.
Secara lebih rinci, realisasi TKD terdiri
Realisasi belanja subsidi sampai
dengan akhir Oktober 2018 mencapai
Rp160,36 triliun atau 102,64 persen
dari pagu yang ditetapkan dalam
APBN 2018. Realisasi belanja subsidi
tersebut meliputi subsidi energi
Rp117,37 triliun dan subsidi non
energi Rp42,99 triliun. Realisasi
belanja subsidi sampai dengan akhir
Oktober 2018 lebih besar Rp57,70
triliun atau 56,20 persen dibandingkan
realisasi belanja subsidi pada periode
yang sama tahun 2017. Lebih
tingginya realisasi belanja subsidi
dari Dana Perimbangan Rp578,79
triliun (85,5 persen dari pagu), Dana
Insentif Daerah (DID) Rp8,07 triliun
(95,0 persen dari pagu), serta Dana
Otonomi Khusus dan Keistimewaan
DIY Rp15,12 triliun (71,8 persen dari
pagu). Realisasi TKD sampai dengan
Oktober 2018 tersebut lebih tinggi
Rp10,68 triliun atau sekitar 1,8
persen bila dibandingkan realisasi
TKD pada periode yang sama tahun
2017. Tingginya realisasi TKD sampai
dengan Oktober 2018 tersebut
terutama disebabkan karena: (1)
Peningkatan realisasi Dana Transfer
sampai dengan bulan Oktober 2018
Khusus (DAK Fisik dan Non Fisik)
tersebut terutama disebabkan oleh
sebesar 6,9 persen dibandingkan
realisasi belanja subsidi energi yang
dengan periode sebelumnya,
dipengaruhi pergerakan ICP dan
karena proses penyaluran dana
nilai tukar rupiah, serta pembayaran
hingga awal triwulan IV yang relatif
sebagian kurang bayar belanja subsidi
lebih cepat dibandingkan periode
pada tahun-tahun sebelumnya
sebelumnya; serta (2) Realisasi
sebagai bentuk komitmen Pemerintah
DAU yang lebih tinggi 0,7 persen
dalam menjaga good governance dan
kinerja keuangan BUMN. Pemerintah
akan secara konsisten melakukan
pengelolaan belanja subsidi yang
sangat penting dalam upaya menjaga
dibandingkan periode sebelumnya
karena penyaluran DAU yang cukup
meningkat pada awal triwulan IV
tahun 2018. Sementara itu, realisasi
Dana Desa sampai dengan Oktober
daya beli masyarakat, dengan
2018 lebih rendah Rp3,09 triliun
tetap memperhatikan realisasi
(6,5 persen dari pagu) dibandingkan
asumsi ekonomi makro APBN
realisasi Dana Desa pada periode
dan kesinambungan pengelolaan
yang sama tahun 2017. Hal tersebut
keuangan negara.
dipengaruhi oleh lambannya realisasi
Realisasi Transfer ke Daerah dan
Dana Desa (TKDD) sampai dengan
Oktober 2018 telah mencapai
Rp646,42 triliun atau 84,4 persen
dari pagu APBN 2018. Capaian
penyerapan Dana Desa hingga awal
triwulan IV 2018 karena keterlambatan
beberapa desa dalam memenuhi
beberapa persyaratan dokumen
penyaluran Dana Desa.
9
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
10
Keberlanjutan fiskal di tahun
2018. Realisasi pembiayaan utang
2018 diharapkan akan tetap
tersebut terdiri dari penerbitan SBN
terjaga. Realisasi defisit APBN
(neto) sebesar Rp343,23 triliun atau
hingga Oktober 2018 mencapai
mencapai 82,8 persen dari APBN
Rp236,99 triliun atau sekitar
2018 dan pinjaman (neto) sebesar
1,60 persen PDB. Realisasi defisit
negatif Rp9,51 triliun atau sekitar
tersebut lebih rendah dari realisasi
62,1 persen dari rencana Pemerintah
defisit di periode yang sama tahun
di tahun 2018. Posisi pinjaman yang
sebelumnya, baik secara nominal
negatif tersebut mengindikasikan
maupun persentase terhadap PDB.
bahwa pembayaran cicilan pokok
Selain itu, posisi keseimbangan primer
pinjaman yang dilakukan Pemerintah
hingga Oktober 2018 berada pada
lebih tinggi dari penarikan pinjaman.
posisi negatif Rp23,76 triliun, tetapi
Selain itu, pembiayaan utang juga
masih jauh lebih baik dibandingkan
menunjukkan tren yang menurun
tahun sebelumnya yang mencapai
apabila dibandingkan dengan realisasi
negatif Rp115,22 triliun. Pemerintah
Oktober 2017, yaitu turun sebesar
terus mengupayakan keseimbangan
19,5 persen (yoy). Pemerintah tetap
primer menuju positif. Hal ini sejalan
menjaga pengelolaan utang dilakukan
dengan komitmen Pemerintah yang
secara prudent dan produktif yang
senantiasa menjaga pengelolaan
antara lain dilakukan dengan strategi
APBN yang sehat dan berkelanjutan.
menjaga rasio utang tetap terkendali
Realisasi pembiayaan yang dilakukan
dalam batas aman, meningkatkan
Pemerintah hingga Oktober 2018
efisiensi atas pengelolaan utang,
mencapai Rp320,0 triliun, terutama
mendorong pemanfaatan utang untuk
bersumber dari pembiayaan utang
kegiatan yang lebih produktif, serta
yaitu sebesar Rp333,72 triliun, atau
menjaga keseimbangan pengelolaan
mencapai 83,6 persen dari APBN
utang.
Infografis
REALISASI APBN 2018
s/d 31 OKTOBER 2018
APBN 2018
Realisasi
s.d. 31 Okt
% thd
APBN
PENDAPATAN
NEGARA (A)
1,894,720.4
1,483,862.1
78.32%
BELANJA NEGARA (B)
2,220,657.0
1,720,847.8
77.49%
KESEIMBANGAN
PRIMER
(87,329.5)
(23,764.0)
27.21%
SURPLUS/(DEFISIT)
ANGGARAN (A-B)
(325,936.6)
(236,985.7)
PEMBIAYAAN
ANGGARAN
325,936.6
320,007.1
98.18%
dalam miliar Rupiah
11
Realisasi APBN
sampai dengan
akhir Oktober
Tahun 2018
P
erkembangan APBN tahun
a.
Laju realisasi penerimaan
2018 sampai dengan
perpajakan tumbuh sebesar
periode 31 Oktober 2018
15,87 persen (yoy) atau mencapai
menunjukkan capaian yang
Rp1.160,66 triliun atau 71,73
sangat positif pada semua komponen
persen dari target APBN 2018,
serta konsisten sejak awal tahun.
terutama bersumber dari:
Pendapatan negara dan belanja
negara secara bersamaan mampu
•
Penerimaan Pajak yang tumbuh
memberikan capaian yang lebih besar
sebesar 16,25 persen (yoy)
dibandingkan tahun sebelumnya dan
dengan capaian sebesar Rp
1.016,52 triliun atau 71,39
defisit terjaga lebih rendah.
persen dari target APBN tahun
Rasio defisit anggaran terjaga pada
1,60 persen terhadap PDB yang
merupakan angka terendah dalam
2018.
•
5 tahun terakhir pada periode yang
tumbuh sebesar 13,27 persen
sama, sedangkan defisit keseimbangan
(yoy) dengan capaian sebesar
primer sebesar 0,85 persen terhadap
Rp144,14 triliun atau 74,26
PDB menjadi yang terendah sejak
persen dari target APBN tahun
tahun 2013. Hal ini menunjukkan
2018.
komitmen Pemerintah untuk
mewujudkan APBN yang lebih sehat,
b.
dan sangat positif sebesar
Realisasi pendapatan negara tumbuh
34,52 persen (yoy) yang mampu
19,76 persen (yoy) yang mencapai
membukukan nilai realisasi
sebesar Rp 315,44 triliun atau
Rp1.483,86 triliun atau 78,32 persen
dari target dalam APBN tahun 2018
114,53 persen dari target APBN
atau, lebih baik dibandingkan realisasi
tahun 2018.
pendapatan negara tahun 2017 yang
mencapai Rp1.239,03 triliun atau
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
Pertumbuhan realisasi PNBP juga
menunjukkan nilai yang signifikan
realistis, dan kredibel.
12
Penerimaan bea dan cukai
71,37 persen dari target. Rincian
realisasi pendapatan negara sebagai
berikut:
c.
Sementara itu penerimaan hibah
juga mengalami peningkatan
sebesar 170,63 persen (yoy)
dengan nilai nominal Rp7,77
triliun atau 648,84 persen
dari target APBN Tahun 2018,
meningkat dari capaian tahun
sebelumnya sebesar Rp2,87
triliun atau 92,32 persen dari
target APBN.
Selanjutnya, untuk kinerja penyerapan
Berdasarkan realisasi pendapatan
belanja negara meningkat 11,94
negara dan belanja negara di atas,
persen (yoy) yang mencapai
maka realisasi defisit anggaran
Rp1.720,85 triliun atau 77,49 persen
sebesar Rp236,99 triliun dengan defisit
dari pagu APBN 2018 dengan rincian
keseimbangan primer sebesar Rp23,76
sebagai berikut:
triliun, menurun dibandingkan defisit
a.
Belanja pemerintah pusat
tumbuh 19,58 persen (yoy),
dengan capaian Rp1.074,43
triliun atau 73,87 persen dari
pagu. Kontribusi belanja negara
•
2017 yakni Rp298,33 triliun dengan
defisit keseimbangan primer sebesar
Rp115,22 triliun. Dengan realisasi
pembiayaan sebesar Rp320,01 triliun
termasuk untuk pembiayaan investasi
ini didukung oleh :
sebesar Rp14,71 triliun, terdapat
belanja K/L yang meningkat
kelebihan pembiayaan anggaran
sebesar 14,66 persen (yoy)
dengan nominal Rp586,37 triliun
atau 69,19 persen dari pagu ;
•
anggaran periode yang sama tahun
sebesar Rp83,02 triliun. Melihat
gambaran fiskal tersebut, maka
pelaksanaan APBN tahun 2018 secara
garis besar masih on the track.
belanja Non K/L naik 26,08
persen (yoy) yang mencapai
Rp488,06 triliun atau 80,40
persen dari pagu.
b.
Sedangkan TKDD tumbuh sebesar
1,19 persen (yoy) dengan capaian
Rp646,42 triliun atau 84,37
persen dari pagu APBN tahun
2018, diantaranya adalah :
•
Transfer ke Daerah meningkat
sebesar 1,81 persen (yoy) dengan
nominal Rp601,99 triliun atau
85,25 persen dari pagu.
•
Dana Desa sedikit mengalami
penurunan sebesar 6,51 persen
(yoy) dengan capaian Rp44,43
triliun atau 74,05 persen dari
pagu.
13
Ekonomi Makro
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
PERKEMBANGAN
EKONOMI
MAKRO
14
Perekonomian nasional pada
Defisit Transaksi Berjalan tercatat
Triwulan III tahun 2018 mampu
sebesar USD8,8 miliar atau 3,37
tumbuh sebesar 5,17 persen (yoy)
persen terhadap PDB. Peningkatan
lebih tinggi dari pada Triwulan III
defisit neraca transaksi berjalan
tahun 2017 sebesar 5,06 persen.
ini dipengaruhi oleh penurunan
Pertumbuhan ekonomi Triwulan
kinerja neraca perdagangan barang
III tahun 2018 didorong oleh
dan meningkatnya defisit neraca
pertumbuhan PMTB dan konsumsi
jasa. Penurunan kinerja neraca
pemerintah, yang tumbuh masing-
perdagangan barang terutama
masing sebesar 6,96 persen (yoy)
dipengaruhi oleh meningkatnya defisit
dan 6,28 persen (yoy). Peningkatan
neraca perdagangan migas sejalan
konsumsi pemerintah sejalan dengan
dengan masih tingginya permintaan
perbaikan pengelolaan belanja
domestik. Sementara itu, neraca
negara dalam APBN tahun 2018.
perdagangan nonmigas mengalami
Namun, sektor luar negeri atau net
surplus yang terutama didukung oleh
ekspor mengalami defisit yang cukup
tumbuhnya ekspor sektor manufaktur
dalam karena pertumbuhan impor
meskipun mengalami penurunan porsi
yang cukup tinggi dibandingkan
kontribusi seiring dengan peningkatan
peningkatan ekspor. Secara sektoral,
nilai ekspor sektor pertambangan.
pertumbuhan ekonomi didorong oleh
Sementara itu, meningkatnya defisit
pertumbuhan ekonomi dari sektor
neraca jasa terutama bersumber
jasa lainnya tumbuh sebesar 9,19
dari naiknya jasa transportasi ke luar
persen (yoy), informasi dan komunikas
negeri, sejalan dengan peningkatan
tumbuh sebesar 8,98 persen (yoy), dan
impor barang dan pelaksanaan
jasa perusahaan tumbuh sebesar 8,67
kegiatan ibadah haji. Disisi lain,
persen (yoy).
transaksi modal dan finansial
Masih tingginya defisit pada impor
migas dan jasa meningkatkan
pelebaran defisit transaksi berjalan
pada triwulan III tahun 2018.
mengalami surplus USD4,2 miliar,
didukung terutama oleh meningkatnya
aliran masuk investasi langsung. Selain
itu, aliran dana asing pada instrumen
Surat Berharga Negara dan pinjaman
luar negeri korporasi juga meningkat.
Namun, Pemerintah tetap mewaspadai
Namun demikian, surplus transaksi
risiko-risiko yang berpotensi
modal dan finansial belum cukup
meningkatkan laju inflasi, seperti
untuk membiayai defisit transaksi
faktor depresiasi nilai tukar rupiah,
berjalan, sehingga Neraca Pembayaran
kenaikan harga pangan karena faktor
Indonesia (NPI) pada triwulan III 2018
pergantian musim, serta peningkatan
mengalami defisit sebesar USD4,4
permintaan di akhir tahun (Natal dan
miliar.
Liburan).
Pada bulan Oktober, inflasi tercatat
Tekanan terhadap nilai tukar
sebesar 0,28 persen, dimana 2
Rupiah akhir-akhir ini mengalami
bulan sebelumnya mengalami
penurunan dan per 8 November
deflasi sebesar 0,05 persen dan 0,18
tercatat pada level Rp14.651,0
persen. Sehingga, sampai dengan
per dolar Amrika Serikat, atau
bulan Oktober 2018, inflasi mencapai
terdepresiasi sebesar 8,19 persen
2,2 persen (ytd) atau 3,16 persen
(ytd). Kondisi eksternal yang
(yoy), yang menggambarkan stabilitas
mempengaruhi risk apetite mendorong
ekonomi nasional masih tetap terjaga.
penguatan posisi nilai tukar Rupiah.
Realisasi ini lebih rendah dibandingkan
Kebijakan yang ditempuh oleh
periode sama pada tahun lalu yang
Bank Indonesia dan Pemerintah
mencapai 2,64 persen (ytd) atau
telah memberikan perbaikan
3,58 persen (yoy). Terjaganya tingkat
kinerja ekonomi nasional yang
inflasi ini didukung oleh melimpahnya
juga memberikan sentimen positif
pasokan komoditas hortikultura
terhadap persepsi investor. Kondisi
(aneka bawang, cabai, dan sayuran)
tersebut juga mendorong capital
serta normalisasi permintaan tarif
inflow yang signifikan, khususnya
angkutan udara setelah libur lebaran.
di SUN yang menambah pasokan
Dengan pencapaian laju inflasi hingga
valas di pasar domestik. Pada akhir
Oktober 2018, Pemerintah optimis
Oktober 2018, posisi cadangan
bahwa target inflasi tahun 2018
devisa Indonesia tercatat sebesar
sebesar 3,5 persen dapat tercapai.
USD115,2 miliar, meningkat sebesar
15
USD0,4 miliar dibandingkan dengan
angkatan kerja pada Agustus tahun
posis akhir September 2018 sebesar
2018 sebanyak 131,01 juta orang, naik
USD114,8 miliar. Posisi cadangan
2,95 juta orang dibanding tahun lalu,
devisa tersebut setara dengan
dengan TPAK meningkat sebesar 0,59
pembiayaan 6,4 bulan impor atau
persen poin menjadi 67,26 persen.
6,2 bulan impor dan pembayaran
Penduduk yang bekerja sebanyak
utang luar negeri pemerintah, atau
124,01 juta orang, bertambah 2,99
jauh di atas standar kecukupan
juta orang dibanding periode sama
internasional sekitar 3 bulan impor.
tahun lalu. Sektor yang mengalami
Selanjutnya, kondisi tekanan nilai
peningkatan persentase lapangan
tukar Rupiah yang mereda tersebut
pekerjaan adalah Penyediaan
berimbas pada penurunan rata-rata
Akomodasi dan Makan Minum,
tingkat SPN 3 bulan dimana pada
Industri Pengolahan, dan Transportasi.
lelang terakhir (6 November 2018),
Sebaliknya sektor yang mengalami
yield yang dimenangkan sebesar 5,76
penurunan adalah Pertanian, Jasa
persen, lebih rendah dibandingkan
Lainnya, dan Jasa Pendidikan.
lelang sebelumnya (23 Oktober 2018)
sebesar 5,81 persen, sehingga rata-
Kedepan, Pemerintah akan terus
rata yield selama Januari-November
berupaya mengantisipasi risiko-
2018 tercatat sebesar 4,34 persen.
risiko yang ada dan memperkuat
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
fundamental ekonomi. Penguatan
16
Indikator ketenagakerjaan
posisi Transaksi Berjalan tetap
memperlihatkan kinerja yang
akan memperoleh perhatian
membaik, ditandai oleh penurunan
yang besar. Koordinasi akan terus
tingkat pengangguran terbuka
diperkuat antara Pemerintah dan
(TPT) pada Agustus tahun 2018
Bank Indonesia untuk mendorong
menjadi 5,34 persen, sesuai dengan
ekspor dan menekan impor guna
target pembangunan tahun 2018
mengendalikan defisit transaksi
pada kisaran 5,0-5,3 persen.
berjalan berada di bawah 3 persen
Pengangguran berkurang sebesar
terhadap PDB. Perbaikan struktural
40 ribu orang atau turun dari 5,5
di sector riil juga tetap diperlukan
persen di Agustus 2017 menjadi 5,34
untuk meningkatan daya saing,
persen di Agustus tahun 2018, dimana
perbaikan iklim investasi, dan
secara relatif TPT untuk SMK masih
pembangunan infrastruktur strategis
mendominasi di antara pendidikan
untuk menopang keberlanjutan
lain selama beberapa tahun terakhir,
pertumbuhan ekonomi.
yaitu sebesar 11,24 persen. Jumlah
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
17
18
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
Foto:
Media Keuangan
Laporan Utama
APBN 2019: Menjaga Kemandirian
dan Keseimbangan Fiskal,
Meningkatkan Daya Saing Bangsa
dan SDM
D
ewan Perwakilan Rakyat
tahun 2019. Selain tu, APBN disusun
Republik Indonesia resmi
juga sebagai instrumen keadilan
mengesahkan Anggaran
untuk terus menurunkan tingkat
Pendapatan dan Belanja
kemiskinan, menciptakan lapangan
Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA.)
kerja dan mengatasi disparitas antar
2019 menjadi undang-undang. APBN
kelompok pendapatan dan wilayah.
TA pada tanggal 31 Oktober 2018
Dari sisi kemandirian APBN TA. 2019
setelah melewati agenda pembahasan
salah satunya dapat dilihat dari
pasca penyampaian Nota Keuangan
pertumbuhan pendapatan negara
dan RAPBN tahun 2019 pada tanggal
yang tumbuh secara signifikan.
16 Agustus 2018. Kesepakatan
tersebut memberikan kepastian
Beberapa poin penting dalam
akan besaran asumsi dasar ekonomi
pembahasan APBN 2019 sebagai
makro dan besaran APBN yang
berikut.
akan menjadi instrumen fiskal pada
2019
Indikator
RAPBN
APBN
5,3
5,3
3,5
3,5
a.
Pertumbuhan Ekonomi (% yoy)
b.
Inflasi (% yoy)
c.
Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)
5,3
5,3
d.
Nilai Tukar (Rp/US$)
14.400
15.000
e.
Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/
barel)
70
70
f.
Lifting Minyak (ribu barel per hari)
750
775
g.
Lifting Gas (ribu barel setara minyak
per hari)
1250
1250
19
Perubahan Asumsi Nilai tukar
(berkontribusi 82,5 persen terhadap
menjadi lebih realistis
Pendapatan Negara) dengan tax
ratio dalam arti luas sekitar 12,2
APBN TA 2019 disusun secara
persen. Selain menjadi sumber
seksama dan hati-hati dengan
utama penerimaan negara, pajak
mempertimbangkan kondisi ekonomi
akan diarahkan untuk mendorong
global yang tengah bergejolak menuju
peningkatan iklim investasi dan daya
keseimbangan baru dan prospek ke
saing. Target Penerimaan Kepabeanan
depan. Oleh karena itu, nilai tukar
dan Cukai tahun 2019 sebesar Rp208,8
rupiah disepakati menjadi Rp15.000/
triliun seiring perbaikan kinerja
USD untuk menyesuaikan dengan
perdagangan dan meningkatnya harga
perubahan sentimen global yang
komoditas.
sangat cepat dan mempengaruhi arus
modal di negara emerging market.
Strategi dan kebijakan perpajakan
tahun 2019 adalah dengan melakukan
Selain itu, target lifting minyak
disepakati menjadi 775 ribu barel/
penggalian sumber pendapatan
negara dengan tetap mendukung iklim
hari guna mengoptimalkan kapasitas
investasi dan daya saing ekspor, serta
produksi.
mendorong tingkat kepatuhan melalui
Selain itu, terdapat perubahan pada
cost recovery menjadi 10,22 miliar
reformasi perpajakan yang lebih
sederhana dan transparan. Di bidang
USD (semula 11,3 miliar USD).
Kepabeanan dan Cukai, pemerintah
Peningkatan Pendapatan Negara
antara lain berupa penyempurnaan
sebagai wujud Kemandirian
penggunaan teknologi informasi,
menerapkan berbagai kebijakan teknis
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
intensifikasi kebijakan tarif, kelancaran
20
Target pendapatan negara di
arus lalu lintas barang, administrasi
tahun 2019 merupakan target yang
dan organisasi pemungutan serta
optimal namun tetap realistis untuk
pemberantasan penyelundupan.
mendorong redistribusi pendapatan
dan menjaga iklim investasi yang
sehat, diantaranya sebagai berikut:
•
Penerimaan perpajakan
•
Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP)
Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) tahun 2019 ditargetkan
Penerimaan Perpajakan ditargetkan
Rp378,3 triliun atau
sebesar Rp1.786,4 triliun, meningkat
tumbuh 8,3 persen dari outlook
Rp5,4 triliun dari RAPBN 2019
APBN tahun 2018, didorong adanya
mempercepat rehab sekolah;
peningkatan kualitas dan volume
Penguatan program perlindungan
layanan, perbaikan tata kelola,
sosial melalui perluasan JKN, serta
dan peningkatan kontribusi PNBP
peningkatan besaran manfaat
dari sumber daya alam. Kebijakan
PKH; Menjaga kesinambungan
PNBP tahun 2019 diarahkan untuk
pembangunan infrastruktur untuk
mengoptimalkan sumber daya alam
pemerataan pembangunan;
dan aset.
Memperkuat reformasi birokrasi
dengan mempermudah pelayanan
Fokus belanja pemerintah pusat
publik dan investasi; Mensukseskan
Belanja Pemerintah Pusat dalam
pelaksanaan pesta demokrasi, dan
APBN tahun 2019 sebesar Rp1.634,3
triliun (meningkat Rp27,0 triliun
dari usulan RAPBN tahun 2019).
Jumlah tersebut terdiri atas belanja
Kementerian /Lembaga (K/L) sebesar
Rp855,4 triliun dan belanja non K/L
sebesar Rp778,9 triliun. Alokasi
belanja pemerintah pusat tahun
menjaga stabilitas pertahanan dan
keamanan.
Pengalokasian anggaran belanja
K/L dilakukan dengan memperkuat
efektivitas dan efisiensi belanja
(value for money) melalui
peningkatan kualitas aparatur
negara, pengendalian belanja
2019 tersebut dimanfaatkan untuk
barang, optimalisasi pemanfaatan
meningkatkan daya saing bangsa
belanja modal, dan penguatan
melalui peningkatan kapasitas SDM,
bantuan sosial. Peningkatan kualitas
penguatan infrastruktur, peningkatan
aparatur negara dilakukan antara
efektivitas program perlindungan
lain dengan menyeimbangkan
sosial, pelaksanaan agenda
penambahan aparatur negara dan
demokrasi, penguatan birokrasi yang
mempertahankan penghasilan
efisien dan efektif, serta antisipasi
aparatur negara dan pensiunan
ketidakpastian termasuk mitigasi
dengan tetap memberikan
risiko bencana.
penghasilan/pensiun-13, pemberian
Belanja K/L tahun 2019 sebesar
Rp855,4 triliun diarahkan untuk
Peningkatan investasi di bidang
pendidikan untuk meningkatkan
kualitas SDM dengan memperkuat
PIP, BOS, beasiswa, vokasi, dan
THR, serta kenaikan gaji/pensiun
pokok rata-rata 5 persen. Sementara
itu, pengendalian belanja barang
dilakukan dengan mendukung
penguatan belanja barang
produktif dan melanjutkan efisiensi
belanja barang non produktif, dan
21
melakukan penajaman belanja
sebesar Rp399,1 triliun, infrastruktur
barang yang diserahkan kepada
sosial sebesar Rp10,7 triliun, dan
masyarakat dan Pemda termasuk
dukungan infrastruktur sebesar Rp5,2
pengembangan perumahan
triliun. Jumlah tersebut mengalami
masyarakat berpenghasilan rendah.
peningkatan dibandingkan alokasinya
Optimalisasi pemanfaatan belanja
dalam APBN tahun 2018. Lebih
modal dilakukan antara lain dengan
tingginya anggaran infrastruktur
meningkatkan kapasitas produksi
dalam APBN Tahun 2019 tersebut,
dan konektivitas untuk mendukung
secara umum disebabkan a.l. oleh: (1)
pusat pertumbuhan ekonomi,
kebijakan efisiensi belanja K/L untuk
mengembangkan infrastruktur
diarahkan kepada belanja yang lebih
transportasi dasar pada kawasan
produktif, termasuk pembangunan
perbatasan, kawasan tertinggal,
infrastruktur, dan (2) meningkatnya
dan pengembangan destinasi
alokasi dana alokasi khusus untuk
wilayah baru, dan mengembangkan
bidang infrastruktur. Dengan
skema pembiayaan kreatif dengan
peningkatan anggaran infrastruktur
meningkatkan keterlibatan peran
tersebut, diharapkan target-target
swasta dalam proses pembangunan.
pembangunan infrastruktur,
Penguatan bantuan sosial antara
terutama yang berpengaruh langsung
lain dilakukan dengan meningkatkan
terhadap pertumbuhan ekonomi dan
sinergi program-program bantuan
pemerataan dapat terwujud.
sosial, menggunakan Basis Data
Terpadu untuk ketepatan sasaran,
mendorong efektivitas dan penguatan
program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) antara lain perluasan
kepesertaan, mendorong efektivitas
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
PKH melalui peningkatan manfaat dan
22
perbaikan penyaluran, penguatan
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Anggaran Infrastruktur
Anggaran pendidikan
Anggaran Pendidikan pada APBN
tahun 2019 sebesar Rp492,5 triliun
diarahkan untuk meningkatkan akses,
distribusi, dan kualitas pendidikan.
Sebesar Rp163,1 triliun merupakan
anggaran pendidikan melalui
belanja pemerintah pusat, Rp308,4
triliun dialokasikan melalui Transfer
ke Daerah dan Dana Desa, dan
Besaran anggaran infrastruktur
Rp21,0 triliun melalui pengeluaran
dalam APBN tahun 2019 diperkirakan
pembiayaan. Peningkatan kualitas
mencapai Rp415,0 triliun yang
dan perbaikan akses dilakukan melalui
terdiri dari infrastruktur ekonomi
peningkatan efektivitas BOS melalui
BOS berdasarkan kinerja dan afirmasi,
melalui intervensi gizi spesifik dan
kelanjutan program Indonesia Pintar
intervensi gizi sensitif pada 160
diikuti peningkatan ketepatan sasaran,
kabupaten/kota, dan melanjutkan
percepatan pembangunan sarpras
optimalisasi bauran kebijakan
sekolah dan universitas (sebagian
pengendalian defisit BPJS kesehatan.
dilaksanakan Kementerian PUPR dan
DAK disupervisi Kementerian PUPR),
Peningkatan efektivitas program
perluasan program beasiswa afirmasi/
perlindungan sosial dengan
bidik misi, enforcement pemenuhan
pelaksanaan program PIP dan
anggaran pendidikan oleh Pemda,
Bidikmisi, melakukan perluasan
dan penguatan pendidikan vokasi
cakupan kepesertaan segmen PBI
untuk meningkatkan link and match
menjadi 96,8 juta jiwa, peningkatan
dengan industri. Selain itu pada APBN
indeks bantuan PKH bagi 10 juta
2019 mulai dialokasikan dana abadi
KPM, dan penguatan bantuan
penelitian.
pangan non tunai bagi 15,6 juta KPM,
serta mengembangkan kerangka
Anggaran Kesehatan
pendanaan risiko bencana, baik
melalui skema transfer risiko maupun
Anggaran kesehatan dalam APBN
tahun 2019 dialokasikan sebesar
Rp123,1 triliun yang ditujukan untuk
meningkatkan akses dan kualitas
layanan kesehatan, serta penguatan
penangan stunting. Jumlah tersebut
terdiri atas anggaran kesehatan
melalui belanja pemerintah pusat
sebesar Rp89,8 triliun serta melalui
transfer ke daerah dan dana desa
sebesar Rp33,4 triliun. Beberapa
memperkuat skema APBN dengan
melanjutkan skema asuransi yang
telah ada (asuransi pertanian dan
asuransi nelayan), dan melakukan
piloting untuk Asuransi Barang Milik
Negara, serta membentuk dana
penanggulangan bencana alam yang
dikelola khusus (pooling fund), untuk
kegiatan tanggap darurat, rehabilitasi
dan rekonstruksi akibat bencana alam.
kebijakan yang dilakukan untuk
peningkatan kualitas dan perbaikan
akses antara lain melalui perluasan
Penguatan Kepastian dan Kebijakan
penerima bantuan iuran dalam
Transfer ke Daerah dan dana Desa
rangka jaminan kesehatan nasional,
perbaikan pelayanan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama, dan
percepatan penanganan stunting
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
(TKDD) sebesar Rp826,8 triliun atau
lebih rendah Rp5,6 triliun dari RAPBN
23
2019. Pengalokasian TKDD tersebut
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
diharmonisasikan dengan kebijakan
fokus pada pembangunan SDM dan
belanja K/L dan diarahkan untuk
Infrastruktur,
dikelola berdasarkan prinsip value for
terutama melalui percepatan
money untuk meningkatkan kualitas
rehabilitasi dan pembangunan
pelayanan publik di daerah, sekaligus
ruang kelas (bidang pendidikan),
mengurangi kesenjangan penyediaan
pembangunan dan rehabilitasi
layanan publik antardaerah. Beberapa
rumah sarana kesehatan dan
poin penting sebagai berikut:
penyediaan Puskesmas keliling
•
(bidang kesehatan), pembangunan/
Dana Alokasi Umum
(DAU) bersifat final untuk
memberikan kepastian
sumber pendanaan bagi APBD,
pemeliharaan/peningkatan jalan
dan jembatan, penyediaan jaringan
air minum, sarana air limbah dan
sampah, pembanguna/rehabilitasi
karena minimal 25 persen dari
irigasi, dan pembangunan perumahan
DAU sebagai bagian dari Dana
(bidang infrastruktur dasar). Selain
Transfer Umum harus digunakan
itu terdapat penambahan subbidang
untuk belanja infrastruktur.
baru, yaitu GOR dan perpustakaan
Pengalokasian DAU telah
daerah. Pengalokasian DAK Fisik
memperhitungkan rata-rata
berdasarkan usulan kebutuhan
kenaikan gaji pokok 5 persen, gaji
ke-13, Tunjangan Hari Raya (THR),
daerah dan prioritas pembangunan
nasional.
serta Formasi CPNS Daerah.
•
perbaikan kualitas kinerja,
Dalam DAU termasuk alokasi
terutama melalui BOS berbasis
DAU tambahan untuk pendanaan
kinerja dan peningkatan unit
kelurahan sebesar Rp3,0 triliun
cost BOS untuk Pendidikan
yang ditujukan bagi 8.212
Vokasi. Penambahan jenis DAK
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
kelurahan di seluruh kabupaten/
24
DAK Non Fisik untuk
Dalam DAU termasuk alokasi
Nonfisik baru, yaitu bantuan
kota untuk pembangunan sarana
operasional pendidikan (BOP)
dan prasarana kelurahan dan
untuk kesetaraan, BOP untuk
pemberdayaan masyarakat.
museum dan tamanbudaya,
Walaupun telah ada DAU
Dana Pelayanan Kepariwisataan,
tambahan tersebut, namun
dan Dana Bantuan Biaya Layanan
Pemda diminta untuk tetap
Pengolahan Sampah (BLPS).
mempunyai komitmen untuk
mengalokasikan pendanaan
•
Dana Desa dioptimalkan
bagi kelurahan dari sumber
pemanfaatannya untuk
pendapatan lainnya dalam APBD,
meningkatkan penyediaan
sesuai Peraturan Pemerintah
infrastruktur desa, mengentaskan
Nomor 17 Tahun 2018 tentang
kemiskinan, memajukan
Kecamatan.
perekonomian desa, dan
mengatasi kesenjangan
pembangunan antardesa,
juga terlihat dari defisit keseimbangan
sesuai kebutuhan dan prioritas
primer yang mencapai Rp20,1
desa, melalui penyempurnaan
triliun, yang jauh lebih rendah
pola padat karya tunai (cash for
dibandingkan outlook APBN 2018.
work), penyaluran berdasarkan
Defisit keseimbangan primer yang
kinerja pelaksanaan, penguatan
konsisten turun menuju positif ini
kapasitas SDM desa dan
memberikan bukti kuat sekaligus
tenaga pendamping desa, dan
sinyal positif bahwa pengelolaan APBN
penguatan monitoring, evaluasi
selama ini telah berada pada jalur
dan pengawasan.
yang tepat. Rasio defisit APBN dan
Defisit Terjaga dan Pembiayaan
defisit keseimbangan primer ini yang
terendah sejak tahun 2013.
Utang Turun
Defisit APBN Tahun 2019 mengalami
defisit sebesar Rp296,0 triliun atau
sebesar 1,84 persen terhadap PDB
(sama dengan defisit RAPBN tahun
2019). Defisit ini lebih rendah dari
outlook 2018 sebesar 2,12 persen
terhadap PDB atau sebesar 314,2
triliun. Defisit yang dijaga lebih
rendah ini bertuuan untuk menjaga
ketahanan fiskal, disertai dengan
Upaya menutup defisit tersebut,
melalui berbagai sumber pembiayaan,
terutama: (1) pembiayaan utang,
termasuk Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) yang diperuntukkan
langsung untuk membiayai
proyek infrastruktur dengan nilai
yang semakin meningkat dan (2)
Pembiayaan Investasi tahun 2019
ditujukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, infrastruktur,
rencana penarikan utang yang
dan daya saing ekspor serta
semakin menurun dan secara terukur,
meningkatkan peran Indonesia di
dan dikelola secara transparan,
dunia internasional, termasuk dana
akuntabel, serta sesuai standar
abadi penelitian untuk meningkatkan
internasional.
kegiatan penelitian yang akan
Upaya menjaga keberlanjutan fiskal
mendorong peningkatan daya saing.
25
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
26
Tim Penilai dari
KPKNL Jayapura
menyusuri sungai
guna Revaluasi Aset
di Bouvendigoel,
Papua
Foto:
Media Keuangan
Laporan Utama
Revaluasi Aset:
Mengejar Tuntas yang
Berkualitas
R
evaluasi aset tahun 2017-
tujuan untuk menyajikan nilai aset
2018 yang dicanangkan oleh
pemerintah yang wajar dan realistis.
Direktorat Jenderal Kekayaan
Berbeda dengan revaluasi aset 2007
Negara (DJKN) pada 29 Agustus
yang dilaksanakan terhadap seluruh
2017 lalu telah selesai dalam kurun
jenis Barang Milik negara (BMN),
waktu satu tahun (per 31 Agustus
revaluasi aset 2017-2018 ini hanya
2018. Sebanyak 931.649 Nomor Urut
dilaksanakan atas 3 kelompok aset
Pendaftaran (NUP) aset telah dinilai
berupa: (1) tanah; (2) gedung dan
ulang dengan nilai wajar meningkat
bangunan; serta (3) jalan, irigasi dan
menjadi Rp5.709,19 triliun dari
jaringan, yang meliputi jalan, jembatan
nilai sebelumnya Rp1.530,91 triliun
dan bangunan air. Ketiga kelompok
(kenaikan sebesar 272,93%).
aset ini memiliki proporsi nilai yang
besar pada neraca pemerintah pusat,
“Nilai aset yang reliable dan laporan
sehingga potensi kenaikan nilainya
keuangan pemerintah pusat yang
signifikan bila dilakukan penilaian
mencerminkan kondisi wajar
kembali. Sebagian dari aset-aset
merupakan bentuk perwujudan
tersebut juga memiliki peran penting
good governance.” – Sri Mulyani
dalam pembiayaan APBN, yaitu
Indrawati
sebagai underlying asset dari Surat
Revaluasi aset pemerintah pusat
Berharga Syariah Negara (SBSN).
pertama kali dilakukan tahun 2007.
Aset yang menjadi target revaluasi
Satu dasawarsa kemudian, revaluasi
tersebar pada 13.787 satuan kerja
aset dilaksanakan kembali dengan
di bawah 82 Kementerian/Lembaga
27
(K/L). Tiga K/L dengan objek revaluasi
diikuti oleh Kementerian Pertahanan
terbanyak yaitu Kementerian
dengan 159.404 NUP (17,11%), serta
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Kepolisian Negara Republik Indonesia
Rakyat dengan objek revaluasi
dengan 74.049 NUP (7,95%).
sebanyak 354.348 NUP (38,03%),
No
BA
Uraian
033
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
354.348
2
012
Kementerian Pertahanan
159.404
17,11%
3
060
Kepolisian Negara Republik Indonesia
74.049
7,95%
38,03%
4
025
Kementerian Agama
62.457
6,70%
5
022
Kementerian Perhubungan
60.933
6,54%
6
018
Kementerian Pertanian
38.934
4,18%
7
042
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
21.901
2,35%
8
015
Kementerian Keuangan
20.408
2,19%
9
013
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
19.060
2,05%
10
029
Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
13.010
1,40%
107.145
11,50%
K/L Lainnya
11
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
%
1
TOTAL
28
Capaian Jumlah NUP
Kementerian/Lembaga
931.649
100%
Rangkaian kegiatan revaluasi aset
(Rp1.238,08 triliun) , Kementerian
menghasilkan kenaikan nilai wajar
Pekerjaan Umum dan Perumahan
aset pemerintah yang pada akhirnya
Rakyat dengan kenaikan nilai sebesar
juga turut meningkatkan performa
179% (Rp1.117,81 triliun), serta
laporan keuangan pemerintah.
Kementerian Sekretariat Negara
Bila dirinci berdasarkan tahun
dengan kenaikan nilai sebesar 532%
pelaksanaan revaluasi, pada 2017
(Rp474,98 triliun).
terdapat kenaikan nilai aset sekitar
Rp1.910,55 triliun dan sebesar
Rp2.267,73 triliun pada 2018.
Di antara aset yang mengalami
kenaikan nilai wajar, terdapat BMN
yang disiapkan sebagai underlying
Menurut data, tiga K/L dengan
asset SBSN (sukuk). Semula, nilai
kenaikan nilai tertinggi yaitu
buku aset tersebut tercatat sebesar
Kementerian Pertahanan dengan
Rp259,9T. Setelah revaluasi, kini nilai
kenaikan nilai sebesar 393%
wajarnya menjadi Rp728,8T.
Kementerian/Lembaga
No
BA
Nilai Buku
Nilai Wajar
Kenaikan/
Penurunan
Uraian
1
012
Kementerian
Pertahanan
314,686
1.552,774
1.238,088
2
033
Kementerian
Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
624,908
1.742,722
1.117,813
3
007
Kementerian
Sekretariat
Negara
89,223
564,204
474,981
4
042
Kementerian
Riset, Teknologi
dan Pendidikan
Tinggi
72,783
363,085
290,301
5
022
Kementerian
Perhubungan
109,869
399,532
289,662
6
060
Kepolisian
Negara Republik
Indonesia
50,690
227,063
176,373
7
015
Kementerian
Keuangan
29,625
105,796
76,171
8
018
Kementerian
Pertanian
14,285
84,856
70,570
9
025
Kementerian
Agama
31,438
84,571
53,133
Selain menghasilkan kenaikan
342 NUP bangunan, dan 119 NUP
nilai wajar aset pemerintah,
jalan, jembatan, bangunan air. Aset ini
kegiatan revaluasi BMN juga turut
dapat dijadikan alternatif pemenuhan
meningkatkan kualitas pengelolaan
kebutuhan gedung pemerintah, dan
BMN melalui pemutakhiran basis
juga mendukung program kebijakan
data BMN. Dari kegiatan ini dapat
pemerintah, seperti penyediaan
dipetakan kondisi aset, status hukum,
infrastruktur dan rumah negara.
status penggunaan, eksistensi, hingga
Terpenuhinya kebutuhan ini berarti
koordinat lokasi aset. Dengan basis
penghematan belanja modal bagi
data BMN yang mutakhir, pemerintah
pemerintah.
dapat memaksimalkan penggunaan
BMN serta menciptakan cost saving
Secara umum terdapat beberapa
sebagai inisiatif efisiensi belanja
hal yang menjadi tantangan dalam
pemeliharaan.
penyelesaian revaluasi aset 2017-2018
ini, antara lain:
Dari kegiatan ini dapat diidentifikasi
pula aset-aset yang belum optimal
terutilisasi, terdiri dari 315 NUP tanah,
1.
Keterbatasan Sumber Daya
Manusia
29
Keterbatasan jumlah SDM di Kantor
sehingga proses pertukaran data
Pelayanan Kekayaan Negara dan
dapat berjalan dengan cepat.
Lelang (KPKNL) diatasi dengan
bantuan tenaga penilai dari
3.
kegiatan
Kanwil DJKN yang masih memiliki
ketersediaan SDM dan juga dari
Kantor Pusat DJKN. Total tim penilai
yang diturunkan untuk menyelesaikan
revaluasi aset ini mencapai lebih dari
300 tim.
waktu yang singkat mengakibatkan
terjadinya risiko kesalahan input tim
penilai. Langkah-langkah yang telah
diambil untuk mengatasi hambatan
ini adalah kendali mutu atas produk
pada satuan kerja mitra KPKNL pun
laporan penilaian kembali (LPK) BMN
merupakan tantangan yang dihadapi
yang dilakukan berjenjang mulai dari
dalam pelaksanaan revaluasi. Hal
tingkat KPKNL, Kanwil DJKN sampai
ini sangat penting bagi kualitas
Kantor Pusat DJKN.
pelaksanaan revaluasi, karena proses
4.
Kondisi Objek
pendataan dan inventarisasi aset pada
Hambatan lain yang dihadapi dalam
satuan kerja kementerian/lembaga
pelaksanaan adalah karakteristik BMN
2.
Kondisi Infrastruktur Teknologi
Informasi
Pada masa awal pelaksanaan revaluasi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
Pelaksanaan kegiatan dengan alokasi
Selain itu, kuantitas dan kualitas SDM
revaluasi dimulai oleh aktivitas
30
Kendali Mutu Pelaksanaan
yang menjadi objek penilaian kembali
yaitu lokasi BMN tidak diketahui, BMN
tersebar di berbagai pelosok wilayah,
sulitnya akses menuju objek penilaian
aset, infrastruktur teknologi informasi
kembali (kondisi geografis maupun
belum dapat digunakan secara
faktor keamanan), BMN berupa tanah
maksimal karena kondisi jaringan
tidak didukung dokumen legalitas
internet yang tidak stabil dan aplikasi
pendukung yang belum berjalan
yang cukup, dan objek diakui dan
dikuasai sebagai milik pihak ketiga
optimal. Langkah-langkah yang telah
(masyarakat/penghuni/swasta/
diambil untuk mengatasi hambatan
Pemda).
ini adalah melalui penambahan
server, pengatu
APBN KITA
KINERJA DAN FAKTA
Scan untuk Unduh
#Uangkita yang sehat, adil, dan mandiri
untuk Indonesia Berdaulat
1
2
A P B NCover:
K I TA ( KMedia
i n e r j a Keuangan
dan Fak ta) Edisi November 2018
Foto
“Kemiskinan 9,82 persen (per Maret 2018), pertama kali dibawah 10
persen, serta koefisien gini juga makin menurun dari 0,41 ke 0,38”
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada acara
penganugerahan Habibie Award Tahun 2018 di Jakarta
3
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
Infografis
4
Angka realisasi
Komponen
Realisasi Belanja
Realisasi Transfer
Realisasi defisit
pendapatan negara
penerimaan
Negara sampai
ke Daerah dan
APBN hingga
dan hibah sampai
Perpajakan
dengan akhir
Dana Desa (TKDD)
Oktober 2018
dengan akhir bulan
sampai dengan
Oktober 2018
sampai dengan
sebesar Rp236,99
Oktober 2018
31 Oktober 2018
mencapai Rp
Oktober 2018 telah
triliun atau sekitar
telah mencapai
tercatat sebesar
1.720,85 triliun
mencapai Rp646,42
1,60 persen PDB.
Rp1.483,86 triliun,
Rp1.016,52 triliun
(77,49 persen
triliun atau 84,37
dimana capaian
merupakan realisasi
dari pagu APBN
persen dari pagu
tersebut adalah
penerimaan Pajak ,
2018), tumbuh
APBN 2018.
78,32 persen dari
sedangkan realisasi
11,94 persen jika
target penerimaan
dari penerimaan
dibandingkan
pendapatan negara
Kepabeanan dan
periode yang sama
dan hibah pada
Cukai tercatat
tahun sebelumnya.
APBN 2018
sebesar Rp144,14
triliun, atau
masing-masing
telah mencapai
71,39 persen dan
74,26 persen dari
target penerimaan
Pajak dan target
penerimaan
Kepabeanan dan
Cukai pada APBN
2018.
Ringkasan Eksekutif
RINGK ASAN
EKSEKUTIF
P
ada Triwulan III tahun 2018
Namun, risiko ketidakpastian situasi
perekonomian Indonesia
ekonomi dan keuangan global perlu
mampu tumbuh 5,17
tetap diwaspadai pemerintah. Kinerja
persen, melanjutkan tren
perdagangan internasional diharapkan
pertumbuhan ekonomi yang
akan lebih baik pada Triwulan IV tahun
membaik dan memperlihatkan
2018.
daya tahan perekonomian nasional
terhadap gejolak perekonomian
Angka realisasi pendapatan negara
global. Pembentukan Modal Tetap
dan hibah sampai dengan akhir
Bruto (PMTB) mampu tumbuh
bulan Oktober 2018 telah mencapai
tinggi dan menjadi pendorong
Rp1.483,86 triliun, dimana capaian
pertumbuhan PDB. Konsumsi
tersebut adalah 78,32 persen dari
pemerintah juga tumbuh cukup
target penerimaan pendapatan
tinggi selama Triwulan III tahun
negara dan hibah pada APBN 2018.
2018 seiring dengan peningkatan
Berdasarkan jenis penerimaannya,
kemampuan penyerapan anggaran
pendapatan negara yang berasal
belanja negara. Tingkat inflasi yang
dari penerimaan Perpajakan,
terkendali diharapkan mampu
PNBP, dan Hibah berturut-turut
menjaga tingkat konsumsi masyarakat.
sebesar Rp1.160,66 triliun, Rp315,44
Disamping itu, menurunnya tekanan
triliun, dan Rp7,77 triliun atau telah
terhadap nilai tukar rupiah akan
mencapai 71,73 persen, 114,53
mampu menopang stabilitas ekonomi.
persen, dan 648,84 persen terhadap
5
target penerimaan masing-masing
mencapai 13,30 persen (yoy).
yang ditetapkan pada APBN 2018.
Dari sisi pertumbuhannya terhadap
Pertumbuhan penerimaan pajak
penerimaan pada periode yang sama
per komponen penerimaannya
tahun lalu, realisasi penerimaan
menunjukkan bahwa penerimaan
Perpajakan dan PNBP tumbuh
dari PPh nonmigas mampu terus
berturut-turut sebesar 15,87 persen
tumbuh sebesar 17,03 persen
secara year on year (yoy) dan 34,52
(yoy), dimana komponen utama
persen (yoy).
penerimaan PPh nonmigas, yang
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
terdiri dari PPh 22 Impor, PPh 25/29
6
Komponen penerimaan Perpajakan
Badan, PPh 25/29 OP, dan PPh
sampai dengan 31 Oktober 2018
Pasal 26, tercatat mampu terus
tercatat sebesar Rp1.016,52 triliun
tumbuh berturut-turut sebesar
merupakan realisasi penerimaan
27,72 persen (yoy), 25,21 persen
Pajak, sedangkan realisasi dari
(yoy), 21,00 persen (yoy), dan 26,54
penerimaan Kepabeanan dan Cukai
persen (yoy). Faktor yang mendorong
tercatat sebesar Rp144,14 triliun,
tumbuhnya penerimaan komponen
atau masing-masing telah mencapai
utama PPh nonmigas tersebut antara
71,39 persen dan 74,26 persen
lain masih tetap tumbuhnya aktivitas
dari target penerimaan Pajak dan
perdagangan internasional Indonesia
target penerimaan Kepabeanan
dan kinerja positif sektor usaha
dan Cukai pada APBN 2018.
industri, perdagangan, pertambangan,
Berdasarkan pola pertumbuhannya,
dan pertanian di dalam negeri. Lebih
realisasi penerimaan pajak tercatat
lanjut, pengaruh apresiasi nilai dollar
tumbuh sebesar 16,25 persen (yoy),
Amerika terhadap rupiah yang masih
namun jika tidak memperhitungkan
terus berlangsung, juga menjadi
penerimaan dari uang tebusan tax
salah satu faktor yang tidak langsung
amnesty pada tahun 2017 maka
ikut mendorong pertumbuhan
penerimaan pajak tercatat mampu
penerimaan PPh nonmigas. Selain
tumbuh 17,87 persen (yoy). Beberapa
itu, dari sisi penerimaan PPh migas
faktor yang mendorong pertumbuhan
tercatat tumbuh secara signifikan
penerimaan pajak diantaranya yaitu
sebesar 28,06 persen (yoy), dimana
masih terus tumbuhnya penerimaan
pertumbuhan penerimaan PPh migas
PPh migas, PPh nonmigas, serta
tersebut utamanya dipengaruhi oleh
PPN dan PPnBM yang masih
faktor meningkatnya Indonesian Crude
tumbuh penerimaannya. Selain
Price (ICP).
itu, penerimaan Kepabeanan dan
Cukai yang berasal dari Cukai, Bea
Realisasi penerimaan PPN dan
Masuk (BM), dan Bea Keluar (BK) juga
PPnBM sebagai komponen
tercatat tetap tumbuh. Komponen
penerimaan pajak yang lain
penerimaan tersebut mampu
tercatat tumbuh mencapai 14,96
mendorong realisasi penerimaan
persen (yoy). Masih tingginya aktivitas
Kepabeanan dan Cukai secara
impor dan tetap tumbuhnya konsumsi
keseluruhan tumbuh positif
dalam negeri, masih menjadi
faktor pendorong pertumbuhan
dampak positif kebijakan program
penerimaan PPN Impor dan PPN
pemberantasan peredaran rokok
DN, dimana masing-masing tumbuh
illegal. Lebih lanjut, kenaikan tarif
28,10 persen (yoy) dan 8,94 persen
efektif cukai pada produk HT
(yoy). Sedangkan, pertumbuhan
yang lebih tinggi dibandingkan
penerimaan PPnBM DN masih negatif
kenaikan rata-rata tarifnya di 2018
3,96 persen (yoy), namun sedikit lebih
juga mendorong pertumbuhan
baik jika dibandingkan pertumbuhan
penerimaan CHT. Sementara itu,
penerimaan pada periode bulan
realisasi penerimaan dari Cukai
sebelumnya sebesar negatif 5,96
Minuman Mengandung Etil Alkohol
persen (yoy). Untuk PPnBM Impor,
(MMEA) masih tercatat tumbuh paling
realisasi penerimaannya sudah
tinggi dalam komponen penerimaan
mengalami pertumbuhan sebesar 6,11
Cukai yaitu mencapai 15,80 persen
persen (yoy).
(yoy).
Tren positif pertumbuhan
Hingga akhir Oktober 2018, faktor
penerimaan juga masih
peningkatan aktivitas impor serta
ditunjukkan oleh komponen
dampak positif program PIBT masih
penerimaan perpajakan yang
menjadi pendorong pertumbuhan
berasal dari penerimaan
penerimaan BM, melanjutkan
Kepabeanan dan Cukai, dimana
tren positif periode sebelumnya.
realisasi penerimaan dari Cukai
Pertumbuhan impor yang masih
tercatat masih tumbuh sebesar
didominasi oleh aktivitas impor
10,36 persen (yoy), penerimaan BM
dari sektor industri pengolahan
tumbuh mencapai 15,66 persen
(manufaktur) menunjukkan indikasi
(yoy), dan penerimaan BK tetap
industri dalam negeri yang masih
tumbuh mencapai 83,20 persen
terus terjaga pertumbuhannya. Di
(yoy). Faktor yang mendorong
sisi yang lain, peningkatan aktivitas
pertumbuhan penerimaan
ekspor minerba akibat relatif stabilnya
Kepabeanan dan Cukai diantaranya
harga komoditas mineral dan masih
yaitu peningkatan aktivitas
tingginya permintaan dari mitra
perdagangan internasional, dampak
dagang Indonesia, tetap menjadi
positif kebijakan Kepabeanan dan
faktor utama yang mendorong
Cukai melalui program PIBT dan PCBT,
pertumbuhan positif penerimaan BK
serta peningkatan harga komoditas
hingga akhir Oktober 2018.
internasional.
Pada akhir Oktober 2018, realisasi
Pertumbuhan komponen realisasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak
penerimaan Cukai dari penerimaan
(PNBP) telah mencapai Rp315,44
Cukai Hasil Tembakau (CHT) mencapai
triliun atau 114,5 persen dari
9,88 persen (yoy). Penerimaan CHT
target APBN 2018. Realisasi PNBP
pertumbuhannya didukung oleh
bulan ini tumbuh sebesar 34,5
faktor meningkatnya produksi Hasil
persen jika dibandingkan dengan
Tembakau (HT) yang merupakan
penerimaan PNBP pada Oktober
7
2017. Kenaikan harga komoditas
(yoy). Di sisi penerimaan PNBP Lainnya
minyak bumi dan batu bara
, pada bulan Oktober 2018 telah
sepanjang periode Januari-Oktober
mencapai 88,31 triliun atau sebesar
2018 yang terus berlanjut menjadi
105,4 persen dari target APBN 2018
faktor utama yang menyebabkan
serta mengalami pertumbuhan 17,16
peningkatan penerimaan PNBP.
persen (yoy). Di sisi lain, penerimaan
Realisasi Penerimaan PNBP SDA pada
PNBP Pendapatan BLU hingga
periode ini mencapai Rp142,03 triliun
Oktober 2018 telah mencapai 42,63
dengan pertumbuhan mencapai
triliun atau sebesar 98,4 persen dari
72,6 persen (yoy). Penerimaan PNBP
target APBN 2018 dan tumbuh 19,53
SDA ini terutama didukung oleh
persen (yoy).
realisasi penerimaan SDA migas yang
mencapai Rp112,2 triliun yang tumbuh
Realisasi Belanja Negara sampai
91,4 persen (yoy). Peningkatan
dengan akhir Oktober 2018
penerimaan SDA secara umum dan
mencapai Rp 1.720,85 triliun
migas secara khusus ini disebabkan
(77,5 persen dari pagu APBN
oleh tren peningkatan ICP. Rata-rata
2018), tumbuh 11,9 persen jika
ICP hingga akhir Oktober 2018 sebesar
dibandingkan periode yang sama
USD69,18 per barel, dimana lebih
tahun sebelumnya. Realisasi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
tinggi sebesar USD49,38 per barel
8
Belanja Negara tersebut terdiri atas
pada periode yang sama tahun 2017.
Belanja Pemerintah Pusat sebesar
Di sisi lain, realisasi penerimaan PNBP
pagu APBN) dan Transfer ke Daerah
SDA Non Migas pada Oktober 2018
dan Dana Desa sebesar 646,42
telah mencapai Rp29,84 triliun atau
triliun (84,4 persen dari pagu APBN).
sebesar 127,9 persen dari target
Pemerintah berkomitmen untuk
APBN 2018 yang tumbuh sebesar
terus melakukan upaya perbaikan
26,2 persen (yoy). Peningkatan
penyerapan anggaran yang lebih
realisasi penerimaan PNBP SDA
optimal agar masyarakat dapat lebih
Non Migas ini salah satunya dipicu
merasakan manfaat dari belanja
oleh peningkatan kenaikan rata-rata
yang dilakukan Pemerintah. Upaya
harga batubara acuan (HBA) pada
perbaikan tersebut tercermin antara
periode Januari–Oktober 2018 yang
lain dari realisasi Belanja Pemerintah
mencapai USD99,72 per ton, lebih
Pusat sampai dengan Oktober 2018
tinggi dibandingkan HBA periode yang
yang tumbuh 19,6 persen (yoy).
sama tahun sebelumnya yaitu sebesar
Pertumbuhan realisasi Belanja
USD84,22 per ton.
Pemerintah Pusat tersebut terutama
Rp1.074,43 triliun (73,9 persen dari
didorong oleh realisasi Belanja
Sementara itu, Penerimaan PNBP
Bantuan Sosial (bansos) yang telah
dari Pendapatan Kekayaan Negara
mencapai Rp69,14 triliun (tumbuh
yang Dipisahkan telah mencapai
47,8 persen) dan Subsidi yang
42,47 triliun pada Oktober 2018 atau
sebesar 95,0 persen dari target APBN
2018 dan tumbuh sebesar 3,14 persen
mencapai Rp160,36 triliun (tumbuh
56,2 persen). Membaiknya kinerja
belanja bansos dan subsidi tersebut
menunjukkan komitmen Pemerintah
realisasi tersebut meliputi Transfer ke
yang senantiasa melindungi
Daerah (TKD) sebesar Rp601,99 triliun
masyarakat miskin dan rentan dengan
(85,2 persen dari pagu) dan Dana Desa
menjaga daya beli mereka di tengah
Rp44,43 triliun (74,0 persen dari pagu).
ketidakpastian perekonomian dunia.
Secara lebih rinci, realisasi TKD terdiri
Realisasi belanja subsidi sampai
dengan akhir Oktober 2018 mencapai
Rp160,36 triliun atau 102,64 persen
dari pagu yang ditetapkan dalam
APBN 2018. Realisasi belanja subsidi
tersebut meliputi subsidi energi
Rp117,37 triliun dan subsidi non
energi Rp42,99 triliun. Realisasi
belanja subsidi sampai dengan akhir
Oktober 2018 lebih besar Rp57,70
triliun atau 56,20 persen dibandingkan
realisasi belanja subsidi pada periode
yang sama tahun 2017. Lebih
tingginya realisasi belanja subsidi
dari Dana Perimbangan Rp578,79
triliun (85,5 persen dari pagu), Dana
Insentif Daerah (DID) Rp8,07 triliun
(95,0 persen dari pagu), serta Dana
Otonomi Khusus dan Keistimewaan
DIY Rp15,12 triliun (71,8 persen dari
pagu). Realisasi TKD sampai dengan
Oktober 2018 tersebut lebih tinggi
Rp10,68 triliun atau sekitar 1,8
persen bila dibandingkan realisasi
TKD pada periode yang sama tahun
2017. Tingginya realisasi TKD sampai
dengan Oktober 2018 tersebut
terutama disebabkan karena: (1)
Peningkatan realisasi Dana Transfer
sampai dengan bulan Oktober 2018
Khusus (DAK Fisik dan Non Fisik)
tersebut terutama disebabkan oleh
sebesar 6,9 persen dibandingkan
realisasi belanja subsidi energi yang
dengan periode sebelumnya,
dipengaruhi pergerakan ICP dan
karena proses penyaluran dana
nilai tukar rupiah, serta pembayaran
hingga awal triwulan IV yang relatif
sebagian kurang bayar belanja subsidi
lebih cepat dibandingkan periode
pada tahun-tahun sebelumnya
sebelumnya; serta (2) Realisasi
sebagai bentuk komitmen Pemerintah
DAU yang lebih tinggi 0,7 persen
dalam menjaga good governance dan
kinerja keuangan BUMN. Pemerintah
akan secara konsisten melakukan
pengelolaan belanja subsidi yang
sangat penting dalam upaya menjaga
dibandingkan periode sebelumnya
karena penyaluran DAU yang cukup
meningkat pada awal triwulan IV
tahun 2018. Sementara itu, realisasi
Dana Desa sampai dengan Oktober
daya beli masyarakat, dengan
2018 lebih rendah Rp3,09 triliun
tetap memperhatikan realisasi
(6,5 persen dari pagu) dibandingkan
asumsi ekonomi makro APBN
realisasi Dana Desa pada periode
dan kesinambungan pengelolaan
yang sama tahun 2017. Hal tersebut
keuangan negara.
dipengaruhi oleh lambannya realisasi
Realisasi Transfer ke Daerah dan
Dana Desa (TKDD) sampai dengan
Oktober 2018 telah mencapai
Rp646,42 triliun atau 84,4 persen
dari pagu APBN 2018. Capaian
penyerapan Dana Desa hingga awal
triwulan IV 2018 karena keterlambatan
beberapa desa dalam memenuhi
beberapa persyaratan dokumen
penyaluran Dana Desa.
9
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
10
Keberlanjutan fiskal di tahun
2018. Realisasi pembiayaan utang
2018 diharapkan akan tetap
tersebut terdiri dari penerbitan SBN
terjaga. Realisasi defisit APBN
(neto) sebesar Rp343,23 triliun atau
hingga Oktober 2018 mencapai
mencapai 82,8 persen dari APBN
Rp236,99 triliun atau sekitar
2018 dan pinjaman (neto) sebesar
1,60 persen PDB. Realisasi defisit
negatif Rp9,51 triliun atau sekitar
tersebut lebih rendah dari realisasi
62,1 persen dari rencana Pemerintah
defisit di periode yang sama tahun
di tahun 2018. Posisi pinjaman yang
sebelumnya, baik secara nominal
negatif tersebut mengindikasikan
maupun persentase terhadap PDB.
bahwa pembayaran cicilan pokok
Selain itu, posisi keseimbangan primer
pinjaman yang dilakukan Pemerintah
hingga Oktober 2018 berada pada
lebih tinggi dari penarikan pinjaman.
posisi negatif Rp23,76 triliun, tetapi
Selain itu, pembiayaan utang juga
masih jauh lebih baik dibandingkan
menunjukkan tren yang menurun
tahun sebelumnya yang mencapai
apabila dibandingkan dengan realisasi
negatif Rp115,22 triliun. Pemerintah
Oktober 2017, yaitu turun sebesar
terus mengupayakan keseimbangan
19,5 persen (yoy). Pemerintah tetap
primer menuju positif. Hal ini sejalan
menjaga pengelolaan utang dilakukan
dengan komitmen Pemerintah yang
secara prudent dan produktif yang
senantiasa menjaga pengelolaan
antara lain dilakukan dengan strategi
APBN yang sehat dan berkelanjutan.
menjaga rasio utang tetap terkendali
Realisasi pembiayaan yang dilakukan
dalam batas aman, meningkatkan
Pemerintah hingga Oktober 2018
efisiensi atas pengelolaan utang,
mencapai Rp320,0 triliun, terutama
mendorong pemanfaatan utang untuk
bersumber dari pembiayaan utang
kegiatan yang lebih produktif, serta
yaitu sebesar Rp333,72 triliun, atau
menjaga keseimbangan pengelolaan
mencapai 83,6 persen dari APBN
utang.
Infografis
REALISASI APBN 2018
s/d 31 OKTOBER 2018
APBN 2018
Realisasi
s.d. 31 Okt
% thd
APBN
PENDAPATAN
NEGARA (A)
1,894,720.4
1,483,862.1
78.32%
BELANJA NEGARA (B)
2,220,657.0
1,720,847.8
77.49%
KESEIMBANGAN
PRIMER
(87,329.5)
(23,764.0)
27.21%
SURPLUS/(DEFISIT)
ANGGARAN (A-B)
(325,936.6)
(236,985.7)
PEMBIAYAAN
ANGGARAN
325,936.6
320,007.1
98.18%
dalam miliar Rupiah
11
Realisasi APBN
sampai dengan
akhir Oktober
Tahun 2018
P
erkembangan APBN tahun
a.
Laju realisasi penerimaan
2018 sampai dengan
perpajakan tumbuh sebesar
periode 31 Oktober 2018
15,87 persen (yoy) atau mencapai
menunjukkan capaian yang
Rp1.160,66 triliun atau 71,73
sangat positif pada semua komponen
persen dari target APBN 2018,
serta konsisten sejak awal tahun.
terutama bersumber dari:
Pendapatan negara dan belanja
negara secara bersamaan mampu
•
Penerimaan Pajak yang tumbuh
memberikan capaian yang lebih besar
sebesar 16,25 persen (yoy)
dibandingkan tahun sebelumnya dan
dengan capaian sebesar Rp
1.016,52 triliun atau 71,39
defisit terjaga lebih rendah.
persen dari target APBN tahun
Rasio defisit anggaran terjaga pada
1,60 persen terhadap PDB yang
merupakan angka terendah dalam
2018.
•
5 tahun terakhir pada periode yang
tumbuh sebesar 13,27 persen
sama, sedangkan defisit keseimbangan
(yoy) dengan capaian sebesar
primer sebesar 0,85 persen terhadap
Rp144,14 triliun atau 74,26
PDB menjadi yang terendah sejak
persen dari target APBN tahun
tahun 2013. Hal ini menunjukkan
2018.
komitmen Pemerintah untuk
mewujudkan APBN yang lebih sehat,
b.
dan sangat positif sebesar
Realisasi pendapatan negara tumbuh
34,52 persen (yoy) yang mampu
19,76 persen (yoy) yang mencapai
membukukan nilai realisasi
sebesar Rp 315,44 triliun atau
Rp1.483,86 triliun atau 78,32 persen
dari target dalam APBN tahun 2018
114,53 persen dari target APBN
atau, lebih baik dibandingkan realisasi
tahun 2018.
pendapatan negara tahun 2017 yang
mencapai Rp1.239,03 triliun atau
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
Pertumbuhan realisasi PNBP juga
menunjukkan nilai yang signifikan
realistis, dan kredibel.
12
Penerimaan bea dan cukai
71,37 persen dari target. Rincian
realisasi pendapatan negara sebagai
berikut:
c.
Sementara itu penerimaan hibah
juga mengalami peningkatan
sebesar 170,63 persen (yoy)
dengan nilai nominal Rp7,77
triliun atau 648,84 persen
dari target APBN Tahun 2018,
meningkat dari capaian tahun
sebelumnya sebesar Rp2,87
triliun atau 92,32 persen dari
target APBN.
Selanjutnya, untuk kinerja penyerapan
Berdasarkan realisasi pendapatan
belanja negara meningkat 11,94
negara dan belanja negara di atas,
persen (yoy) yang mencapai
maka realisasi defisit anggaran
Rp1.720,85 triliun atau 77,49 persen
sebesar Rp236,99 triliun dengan defisit
dari pagu APBN 2018 dengan rincian
keseimbangan primer sebesar Rp23,76
sebagai berikut:
triliun, menurun dibandingkan defisit
a.
Belanja pemerintah pusat
tumbuh 19,58 persen (yoy),
dengan capaian Rp1.074,43
triliun atau 73,87 persen dari
pagu. Kontribusi belanja negara
•
2017 yakni Rp298,33 triliun dengan
defisit keseimbangan primer sebesar
Rp115,22 triliun. Dengan realisasi
pembiayaan sebesar Rp320,01 triliun
termasuk untuk pembiayaan investasi
ini didukung oleh :
sebesar Rp14,71 triliun, terdapat
belanja K/L yang meningkat
kelebihan pembiayaan anggaran
sebesar 14,66 persen (yoy)
dengan nominal Rp586,37 triliun
atau 69,19 persen dari pagu ;
•
anggaran periode yang sama tahun
sebesar Rp83,02 triliun. Melihat
gambaran fiskal tersebut, maka
pelaksanaan APBN tahun 2018 secara
garis besar masih on the track.
belanja Non K/L naik 26,08
persen (yoy) yang mencapai
Rp488,06 triliun atau 80,40
persen dari pagu.
b.
Sedangkan TKDD tumbuh sebesar
1,19 persen (yoy) dengan capaian
Rp646,42 triliun atau 84,37
persen dari pagu APBN tahun
2018, diantaranya adalah :
•
Transfer ke Daerah meningkat
sebesar 1,81 persen (yoy) dengan
nominal Rp601,99 triliun atau
85,25 persen dari pagu.
•
Dana Desa sedikit mengalami
penurunan sebesar 6,51 persen
(yoy) dengan capaian Rp44,43
triliun atau 74,05 persen dari
pagu.
13
Ekonomi Makro
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
PERKEMBANGAN
EKONOMI
MAKRO
14
Perekonomian nasional pada
Defisit Transaksi Berjalan tercatat
Triwulan III tahun 2018 mampu
sebesar USD8,8 miliar atau 3,37
tumbuh sebesar 5,17 persen (yoy)
persen terhadap PDB. Peningkatan
lebih tinggi dari pada Triwulan III
defisit neraca transaksi berjalan
tahun 2017 sebesar 5,06 persen.
ini dipengaruhi oleh penurunan
Pertumbuhan ekonomi Triwulan
kinerja neraca perdagangan barang
III tahun 2018 didorong oleh
dan meningkatnya defisit neraca
pertumbuhan PMTB dan konsumsi
jasa. Penurunan kinerja neraca
pemerintah, yang tumbuh masing-
perdagangan barang terutama
masing sebesar 6,96 persen (yoy)
dipengaruhi oleh meningkatnya defisit
dan 6,28 persen (yoy). Peningkatan
neraca perdagangan migas sejalan
konsumsi pemerintah sejalan dengan
dengan masih tingginya permintaan
perbaikan pengelolaan belanja
domestik. Sementara itu, neraca
negara dalam APBN tahun 2018.
perdagangan nonmigas mengalami
Namun, sektor luar negeri atau net
surplus yang terutama didukung oleh
ekspor mengalami defisit yang cukup
tumbuhnya ekspor sektor manufaktur
dalam karena pertumbuhan impor
meskipun mengalami penurunan porsi
yang cukup tinggi dibandingkan
kontribusi seiring dengan peningkatan
peningkatan ekspor. Secara sektoral,
nilai ekspor sektor pertambangan.
pertumbuhan ekonomi didorong oleh
Sementara itu, meningkatnya defisit
pertumbuhan ekonomi dari sektor
neraca jasa terutama bersumber
jasa lainnya tumbuh sebesar 9,19
dari naiknya jasa transportasi ke luar
persen (yoy), informasi dan komunikas
negeri, sejalan dengan peningkatan
tumbuh sebesar 8,98 persen (yoy), dan
impor barang dan pelaksanaan
jasa perusahaan tumbuh sebesar 8,67
kegiatan ibadah haji. Disisi lain,
persen (yoy).
transaksi modal dan finansial
Masih tingginya defisit pada impor
migas dan jasa meningkatkan
pelebaran defisit transaksi berjalan
pada triwulan III tahun 2018.
mengalami surplus USD4,2 miliar,
didukung terutama oleh meningkatnya
aliran masuk investasi langsung. Selain
itu, aliran dana asing pada instrumen
Surat Berharga Negara dan pinjaman
luar negeri korporasi juga meningkat.
Namun, Pemerintah tetap mewaspadai
Namun demikian, surplus transaksi
risiko-risiko yang berpotensi
modal dan finansial belum cukup
meningkatkan laju inflasi, seperti
untuk membiayai defisit transaksi
faktor depresiasi nilai tukar rupiah,
berjalan, sehingga Neraca Pembayaran
kenaikan harga pangan karena faktor
Indonesia (NPI) pada triwulan III 2018
pergantian musim, serta peningkatan
mengalami defisit sebesar USD4,4
permintaan di akhir tahun (Natal dan
miliar.
Liburan).
Pada bulan Oktober, inflasi tercatat
Tekanan terhadap nilai tukar
sebesar 0,28 persen, dimana 2
Rupiah akhir-akhir ini mengalami
bulan sebelumnya mengalami
penurunan dan per 8 November
deflasi sebesar 0,05 persen dan 0,18
tercatat pada level Rp14.651,0
persen. Sehingga, sampai dengan
per dolar Amrika Serikat, atau
bulan Oktober 2018, inflasi mencapai
terdepresiasi sebesar 8,19 persen
2,2 persen (ytd) atau 3,16 persen
(ytd). Kondisi eksternal yang
(yoy), yang menggambarkan stabilitas
mempengaruhi risk apetite mendorong
ekonomi nasional masih tetap terjaga.
penguatan posisi nilai tukar Rupiah.
Realisasi ini lebih rendah dibandingkan
Kebijakan yang ditempuh oleh
periode sama pada tahun lalu yang
Bank Indonesia dan Pemerintah
mencapai 2,64 persen (ytd) atau
telah memberikan perbaikan
3,58 persen (yoy). Terjaganya tingkat
kinerja ekonomi nasional yang
inflasi ini didukung oleh melimpahnya
juga memberikan sentimen positif
pasokan komoditas hortikultura
terhadap persepsi investor. Kondisi
(aneka bawang, cabai, dan sayuran)
tersebut juga mendorong capital
serta normalisasi permintaan tarif
inflow yang signifikan, khususnya
angkutan udara setelah libur lebaran.
di SUN yang menambah pasokan
Dengan pencapaian laju inflasi hingga
valas di pasar domestik. Pada akhir
Oktober 2018, Pemerintah optimis
Oktober 2018, posisi cadangan
bahwa target inflasi tahun 2018
devisa Indonesia tercatat sebesar
sebesar 3,5 persen dapat tercapai.
USD115,2 miliar, meningkat sebesar
15
USD0,4 miliar dibandingkan dengan
angkatan kerja pada Agustus tahun
posis akhir September 2018 sebesar
2018 sebanyak 131,01 juta orang, naik
USD114,8 miliar. Posisi cadangan
2,95 juta orang dibanding tahun lalu,
devisa tersebut setara dengan
dengan TPAK meningkat sebesar 0,59
pembiayaan 6,4 bulan impor atau
persen poin menjadi 67,26 persen.
6,2 bulan impor dan pembayaran
Penduduk yang bekerja sebanyak
utang luar negeri pemerintah, atau
124,01 juta orang, bertambah 2,99
jauh di atas standar kecukupan
juta orang dibanding periode sama
internasional sekitar 3 bulan impor.
tahun lalu. Sektor yang mengalami
Selanjutnya, kondisi tekanan nilai
peningkatan persentase lapangan
tukar Rupiah yang mereda tersebut
pekerjaan adalah Penyediaan
berimbas pada penurunan rata-rata
Akomodasi dan Makan Minum,
tingkat SPN 3 bulan dimana pada
Industri Pengolahan, dan Transportasi.
lelang terakhir (6 November 2018),
Sebaliknya sektor yang mengalami
yield yang dimenangkan sebesar 5,76
penurunan adalah Pertanian, Jasa
persen, lebih rendah dibandingkan
Lainnya, dan Jasa Pendidikan.
lelang sebelumnya (23 Oktober 2018)
sebesar 5,81 persen, sehingga rata-
Kedepan, Pemerintah akan terus
rata yield selama Januari-November
berupaya mengantisipasi risiko-
2018 tercatat sebesar 4,34 persen.
risiko yang ada dan memperkuat
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
fundamental ekonomi. Penguatan
16
Indikator ketenagakerjaan
posisi Transaksi Berjalan tetap
memperlihatkan kinerja yang
akan memperoleh perhatian
membaik, ditandai oleh penurunan
yang besar. Koordinasi akan terus
tingkat pengangguran terbuka
diperkuat antara Pemerintah dan
(TPT) pada Agustus tahun 2018
Bank Indonesia untuk mendorong
menjadi 5,34 persen, sesuai dengan
ekspor dan menekan impor guna
target pembangunan tahun 2018
mengendalikan defisit transaksi
pada kisaran 5,0-5,3 persen.
berjalan berada di bawah 3 persen
Pengangguran berkurang sebesar
terhadap PDB. Perbaikan struktural
40 ribu orang atau turun dari 5,5
di sector riil juga tetap diperlukan
persen di Agustus 2017 menjadi 5,34
untuk meningkatan daya saing,
persen di Agustus tahun 2018, dimana
perbaikan iklim investasi, dan
secara relatif TPT untuk SMK masih
pembangunan infrastruktur strategis
mendominasi di antara pendidikan
untuk menopang keberlanjutan
lain selama beberapa tahun terakhir,
pertumbuhan ekonomi.
yaitu sebesar 11,24 persen. Jumlah
Halaman Ini Sengaja Dikosongkan
17
18
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
Foto:
Media Keuangan
Laporan Utama
APBN 2019: Menjaga Kemandirian
dan Keseimbangan Fiskal,
Meningkatkan Daya Saing Bangsa
dan SDM
D
ewan Perwakilan Rakyat
tahun 2019. Selain tu, APBN disusun
Republik Indonesia resmi
juga sebagai instrumen keadilan
mengesahkan Anggaran
untuk terus menurunkan tingkat
Pendapatan dan Belanja
kemiskinan, menciptakan lapangan
Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA.)
kerja dan mengatasi disparitas antar
2019 menjadi undang-undang. APBN
kelompok pendapatan dan wilayah.
TA pada tanggal 31 Oktober 2018
Dari sisi kemandirian APBN TA. 2019
setelah melewati agenda pembahasan
salah satunya dapat dilihat dari
pasca penyampaian Nota Keuangan
pertumbuhan pendapatan negara
dan RAPBN tahun 2019 pada tanggal
yang tumbuh secara signifikan.
16 Agustus 2018. Kesepakatan
tersebut memberikan kepastian
Beberapa poin penting dalam
akan besaran asumsi dasar ekonomi
pembahasan APBN 2019 sebagai
makro dan besaran APBN yang
berikut.
akan menjadi instrumen fiskal pada
2019
Indikator
RAPBN
APBN
5,3
5,3
3,5
3,5
a.
Pertumbuhan Ekonomi (% yoy)
b.
Inflasi (% yoy)
c.
Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)
5,3
5,3
d.
Nilai Tukar (Rp/US$)
14.400
15.000
e.
Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/
barel)
70
70
f.
Lifting Minyak (ribu barel per hari)
750
775
g.
Lifting Gas (ribu barel setara minyak
per hari)
1250
1250
19
Perubahan Asumsi Nilai tukar
(berkontribusi 82,5 persen terhadap
menjadi lebih realistis
Pendapatan Negara) dengan tax
ratio dalam arti luas sekitar 12,2
APBN TA 2019 disusun secara
persen. Selain menjadi sumber
seksama dan hati-hati dengan
utama penerimaan negara, pajak
mempertimbangkan kondisi ekonomi
akan diarahkan untuk mendorong
global yang tengah bergejolak menuju
peningkatan iklim investasi dan daya
keseimbangan baru dan prospek ke
saing. Target Penerimaan Kepabeanan
depan. Oleh karena itu, nilai tukar
dan Cukai tahun 2019 sebesar Rp208,8
rupiah disepakati menjadi Rp15.000/
triliun seiring perbaikan kinerja
USD untuk menyesuaikan dengan
perdagangan dan meningkatnya harga
perubahan sentimen global yang
komoditas.
sangat cepat dan mempengaruhi arus
modal di negara emerging market.
Strategi dan kebijakan perpajakan
tahun 2019 adalah dengan melakukan
Selain itu, target lifting minyak
disepakati menjadi 775 ribu barel/
penggalian sumber pendapatan
negara dengan tetap mendukung iklim
hari guna mengoptimalkan kapasitas
investasi dan daya saing ekspor, serta
produksi.
mendorong tingkat kepatuhan melalui
Selain itu, terdapat perubahan pada
cost recovery menjadi 10,22 miliar
reformasi perpajakan yang lebih
sederhana dan transparan. Di bidang
USD (semula 11,3 miliar USD).
Kepabeanan dan Cukai, pemerintah
Peningkatan Pendapatan Negara
antara lain berupa penyempurnaan
sebagai wujud Kemandirian
penggunaan teknologi informasi,
menerapkan berbagai kebijakan teknis
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
intensifikasi kebijakan tarif, kelancaran
20
Target pendapatan negara di
arus lalu lintas barang, administrasi
tahun 2019 merupakan target yang
dan organisasi pemungutan serta
optimal namun tetap realistis untuk
pemberantasan penyelundupan.
mendorong redistribusi pendapatan
dan menjaga iklim investasi yang
sehat, diantaranya sebagai berikut:
•
Penerimaan perpajakan
•
Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP)
Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) tahun 2019 ditargetkan
Penerimaan Perpajakan ditargetkan
Rp378,3 triliun atau
sebesar Rp1.786,4 triliun, meningkat
tumbuh 8,3 persen dari outlook
Rp5,4 triliun dari RAPBN 2019
APBN tahun 2018, didorong adanya
mempercepat rehab sekolah;
peningkatan kualitas dan volume
Penguatan program perlindungan
layanan, perbaikan tata kelola,
sosial melalui perluasan JKN, serta
dan peningkatan kontribusi PNBP
peningkatan besaran manfaat
dari sumber daya alam. Kebijakan
PKH; Menjaga kesinambungan
PNBP tahun 2019 diarahkan untuk
pembangunan infrastruktur untuk
mengoptimalkan sumber daya alam
pemerataan pembangunan;
dan aset.
Memperkuat reformasi birokrasi
dengan mempermudah pelayanan
Fokus belanja pemerintah pusat
publik dan investasi; Mensukseskan
Belanja Pemerintah Pusat dalam
pelaksanaan pesta demokrasi, dan
APBN tahun 2019 sebesar Rp1.634,3
triliun (meningkat Rp27,0 triliun
dari usulan RAPBN tahun 2019).
Jumlah tersebut terdiri atas belanja
Kementerian /Lembaga (K/L) sebesar
Rp855,4 triliun dan belanja non K/L
sebesar Rp778,9 triliun. Alokasi
belanja pemerintah pusat tahun
menjaga stabilitas pertahanan dan
keamanan.
Pengalokasian anggaran belanja
K/L dilakukan dengan memperkuat
efektivitas dan efisiensi belanja
(value for money) melalui
peningkatan kualitas aparatur
negara, pengendalian belanja
2019 tersebut dimanfaatkan untuk
barang, optimalisasi pemanfaatan
meningkatkan daya saing bangsa
belanja modal, dan penguatan
melalui peningkatan kapasitas SDM,
bantuan sosial. Peningkatan kualitas
penguatan infrastruktur, peningkatan
aparatur negara dilakukan antara
efektivitas program perlindungan
lain dengan menyeimbangkan
sosial, pelaksanaan agenda
penambahan aparatur negara dan
demokrasi, penguatan birokrasi yang
mempertahankan penghasilan
efisien dan efektif, serta antisipasi
aparatur negara dan pensiunan
ketidakpastian termasuk mitigasi
dengan tetap memberikan
risiko bencana.
penghasilan/pensiun-13, pemberian
Belanja K/L tahun 2019 sebesar
Rp855,4 triliun diarahkan untuk
Peningkatan investasi di bidang
pendidikan untuk meningkatkan
kualitas SDM dengan memperkuat
PIP, BOS, beasiswa, vokasi, dan
THR, serta kenaikan gaji/pensiun
pokok rata-rata 5 persen. Sementara
itu, pengendalian belanja barang
dilakukan dengan mendukung
penguatan belanja barang
produktif dan melanjutkan efisiensi
belanja barang non produktif, dan
21
melakukan penajaman belanja
sebesar Rp399,1 triliun, infrastruktur
barang yang diserahkan kepada
sosial sebesar Rp10,7 triliun, dan
masyarakat dan Pemda termasuk
dukungan infrastruktur sebesar Rp5,2
pengembangan perumahan
triliun. Jumlah tersebut mengalami
masyarakat berpenghasilan rendah.
peningkatan dibandingkan alokasinya
Optimalisasi pemanfaatan belanja
dalam APBN tahun 2018. Lebih
modal dilakukan antara lain dengan
tingginya anggaran infrastruktur
meningkatkan kapasitas produksi
dalam APBN Tahun 2019 tersebut,
dan konektivitas untuk mendukung
secara umum disebabkan a.l. oleh: (1)
pusat pertumbuhan ekonomi,
kebijakan efisiensi belanja K/L untuk
mengembangkan infrastruktur
diarahkan kepada belanja yang lebih
transportasi dasar pada kawasan
produktif, termasuk pembangunan
perbatasan, kawasan tertinggal,
infrastruktur, dan (2) meningkatnya
dan pengembangan destinasi
alokasi dana alokasi khusus untuk
wilayah baru, dan mengembangkan
bidang infrastruktur. Dengan
skema pembiayaan kreatif dengan
peningkatan anggaran infrastruktur
meningkatkan keterlibatan peran
tersebut, diharapkan target-target
swasta dalam proses pembangunan.
pembangunan infrastruktur,
Penguatan bantuan sosial antara
terutama yang berpengaruh langsung
lain dilakukan dengan meningkatkan
terhadap pertumbuhan ekonomi dan
sinergi program-program bantuan
pemerataan dapat terwujud.
sosial, menggunakan Basis Data
Terpadu untuk ketepatan sasaran,
mendorong efektivitas dan penguatan
program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) antara lain perluasan
kepesertaan, mendorong efektivitas
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
PKH melalui peningkatan manfaat dan
22
perbaikan penyaluran, penguatan
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Anggaran Infrastruktur
Anggaran pendidikan
Anggaran Pendidikan pada APBN
tahun 2019 sebesar Rp492,5 triliun
diarahkan untuk meningkatkan akses,
distribusi, dan kualitas pendidikan.
Sebesar Rp163,1 triliun merupakan
anggaran pendidikan melalui
belanja pemerintah pusat, Rp308,4
triliun dialokasikan melalui Transfer
ke Daerah dan Dana Desa, dan
Besaran anggaran infrastruktur
Rp21,0 triliun melalui pengeluaran
dalam APBN tahun 2019 diperkirakan
pembiayaan. Peningkatan kualitas
mencapai Rp415,0 triliun yang
dan perbaikan akses dilakukan melalui
terdiri dari infrastruktur ekonomi
peningkatan efektivitas BOS melalui
BOS berdasarkan kinerja dan afirmasi,
melalui intervensi gizi spesifik dan
kelanjutan program Indonesia Pintar
intervensi gizi sensitif pada 160
diikuti peningkatan ketepatan sasaran,
kabupaten/kota, dan melanjutkan
percepatan pembangunan sarpras
optimalisasi bauran kebijakan
sekolah dan universitas (sebagian
pengendalian defisit BPJS kesehatan.
dilaksanakan Kementerian PUPR dan
DAK disupervisi Kementerian PUPR),
Peningkatan efektivitas program
perluasan program beasiswa afirmasi/
perlindungan sosial dengan
bidik misi, enforcement pemenuhan
pelaksanaan program PIP dan
anggaran pendidikan oleh Pemda,
Bidikmisi, melakukan perluasan
dan penguatan pendidikan vokasi
cakupan kepesertaan segmen PBI
untuk meningkatkan link and match
menjadi 96,8 juta jiwa, peningkatan
dengan industri. Selain itu pada APBN
indeks bantuan PKH bagi 10 juta
2019 mulai dialokasikan dana abadi
KPM, dan penguatan bantuan
penelitian.
pangan non tunai bagi 15,6 juta KPM,
serta mengembangkan kerangka
Anggaran Kesehatan
pendanaan risiko bencana, baik
melalui skema transfer risiko maupun
Anggaran kesehatan dalam APBN
tahun 2019 dialokasikan sebesar
Rp123,1 triliun yang ditujukan untuk
meningkatkan akses dan kualitas
layanan kesehatan, serta penguatan
penangan stunting. Jumlah tersebut
terdiri atas anggaran kesehatan
melalui belanja pemerintah pusat
sebesar Rp89,8 triliun serta melalui
transfer ke daerah dan dana desa
sebesar Rp33,4 triliun. Beberapa
memperkuat skema APBN dengan
melanjutkan skema asuransi yang
telah ada (asuransi pertanian dan
asuransi nelayan), dan melakukan
piloting untuk Asuransi Barang Milik
Negara, serta membentuk dana
penanggulangan bencana alam yang
dikelola khusus (pooling fund), untuk
kegiatan tanggap darurat, rehabilitasi
dan rekonstruksi akibat bencana alam.
kebijakan yang dilakukan untuk
peningkatan kualitas dan perbaikan
akses antara lain melalui perluasan
Penguatan Kepastian dan Kebijakan
penerima bantuan iuran dalam
Transfer ke Daerah dan dana Desa
rangka jaminan kesehatan nasional,
perbaikan pelayanan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama, dan
percepatan penanganan stunting
Transfer ke Daerah dan Dana Desa
(TKDD) sebesar Rp826,8 triliun atau
lebih rendah Rp5,6 triliun dari RAPBN
23
2019. Pengalokasian TKDD tersebut
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
diharmonisasikan dengan kebijakan
fokus pada pembangunan SDM dan
belanja K/L dan diarahkan untuk
Infrastruktur,
dikelola berdasarkan prinsip value for
terutama melalui percepatan
money untuk meningkatkan kualitas
rehabilitasi dan pembangunan
pelayanan publik di daerah, sekaligus
ruang kelas (bidang pendidikan),
mengurangi kesenjangan penyediaan
pembangunan dan rehabilitasi
layanan publik antardaerah. Beberapa
rumah sarana kesehatan dan
poin penting sebagai berikut:
penyediaan Puskesmas keliling
•
(bidang kesehatan), pembangunan/
Dana Alokasi Umum
(DAU) bersifat final untuk
memberikan kepastian
sumber pendanaan bagi APBD,
pemeliharaan/peningkatan jalan
dan jembatan, penyediaan jaringan
air minum, sarana air limbah dan
sampah, pembanguna/rehabilitasi
karena minimal 25 persen dari
irigasi, dan pembangunan perumahan
DAU sebagai bagian dari Dana
(bidang infrastruktur dasar). Selain
Transfer Umum harus digunakan
itu terdapat penambahan subbidang
untuk belanja infrastruktur.
baru, yaitu GOR dan perpustakaan
Pengalokasian DAU telah
daerah. Pengalokasian DAK Fisik
memperhitungkan rata-rata
berdasarkan usulan kebutuhan
kenaikan gaji pokok 5 persen, gaji
ke-13, Tunjangan Hari Raya (THR),
daerah dan prioritas pembangunan
nasional.
serta Formasi CPNS Daerah.
•
perbaikan kualitas kinerja,
Dalam DAU termasuk alokasi
terutama melalui BOS berbasis
DAU tambahan untuk pendanaan
kinerja dan peningkatan unit
kelurahan sebesar Rp3,0 triliun
cost BOS untuk Pendidikan
yang ditujukan bagi 8.212
Vokasi. Penambahan jenis DAK
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
kelurahan di seluruh kabupaten/
24
DAK Non Fisik untuk
Dalam DAU termasuk alokasi
Nonfisik baru, yaitu bantuan
kota untuk pembangunan sarana
operasional pendidikan (BOP)
dan prasarana kelurahan dan
untuk kesetaraan, BOP untuk
pemberdayaan masyarakat.
museum dan tamanbudaya,
Walaupun telah ada DAU
Dana Pelayanan Kepariwisataan,
tambahan tersebut, namun
dan Dana Bantuan Biaya Layanan
Pemda diminta untuk tetap
Pengolahan Sampah (BLPS).
mempunyai komitmen untuk
mengalokasikan pendanaan
•
Dana Desa dioptimalkan
bagi kelurahan dari sumber
pemanfaatannya untuk
pendapatan lainnya dalam APBD,
meningkatkan penyediaan
sesuai Peraturan Pemerintah
infrastruktur desa, mengentaskan
Nomor 17 Tahun 2018 tentang
kemiskinan, memajukan
Kecamatan.
perekonomian desa, dan
mengatasi kesenjangan
pembangunan antardesa,
juga terlihat dari defisit keseimbangan
sesuai kebutuhan dan prioritas
primer yang mencapai Rp20,1
desa, melalui penyempurnaan
triliun, yang jauh lebih rendah
pola padat karya tunai (cash for
dibandingkan outlook APBN 2018.
work), penyaluran berdasarkan
Defisit keseimbangan primer yang
kinerja pelaksanaan, penguatan
konsisten turun menuju positif ini
kapasitas SDM desa dan
memberikan bukti kuat sekaligus
tenaga pendamping desa, dan
sinyal positif bahwa pengelolaan APBN
penguatan monitoring, evaluasi
selama ini telah berada pada jalur
dan pengawasan.
yang tepat. Rasio defisit APBN dan
Defisit Terjaga dan Pembiayaan
defisit keseimbangan primer ini yang
terendah sejak tahun 2013.
Utang Turun
Defisit APBN Tahun 2019 mengalami
defisit sebesar Rp296,0 triliun atau
sebesar 1,84 persen terhadap PDB
(sama dengan defisit RAPBN tahun
2019). Defisit ini lebih rendah dari
outlook 2018 sebesar 2,12 persen
terhadap PDB atau sebesar 314,2
triliun. Defisit yang dijaga lebih
rendah ini bertuuan untuk menjaga
ketahanan fiskal, disertai dengan
Upaya menutup defisit tersebut,
melalui berbagai sumber pembiayaan,
terutama: (1) pembiayaan utang,
termasuk Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) yang diperuntukkan
langsung untuk membiayai
proyek infrastruktur dengan nilai
yang semakin meningkat dan (2)
Pembiayaan Investasi tahun 2019
ditujukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, infrastruktur,
rencana penarikan utang yang
dan daya saing ekspor serta
semakin menurun dan secara terukur,
meningkatkan peran Indonesia di
dan dikelola secara transparan,
dunia internasional, termasuk dana
akuntabel, serta sesuai standar
abadi penelitian untuk meningkatkan
internasional.
kegiatan penelitian yang akan
Upaya menjaga keberlanjutan fiskal
mendorong peningkatan daya saing.
25
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
26
Tim Penilai dari
KPKNL Jayapura
menyusuri sungai
guna Revaluasi Aset
di Bouvendigoel,
Papua
Foto:
Media Keuangan
Laporan Utama
Revaluasi Aset:
Mengejar Tuntas yang
Berkualitas
R
evaluasi aset tahun 2017-
tujuan untuk menyajikan nilai aset
2018 yang dicanangkan oleh
pemerintah yang wajar dan realistis.
Direktorat Jenderal Kekayaan
Berbeda dengan revaluasi aset 2007
Negara (DJKN) pada 29 Agustus
yang dilaksanakan terhadap seluruh
2017 lalu telah selesai dalam kurun
jenis Barang Milik negara (BMN),
waktu satu tahun (per 31 Agustus
revaluasi aset 2017-2018 ini hanya
2018. Sebanyak 931.649 Nomor Urut
dilaksanakan atas 3 kelompok aset
Pendaftaran (NUP) aset telah dinilai
berupa: (1) tanah; (2) gedung dan
ulang dengan nilai wajar meningkat
bangunan; serta (3) jalan, irigasi dan
menjadi Rp5.709,19 triliun dari
jaringan, yang meliputi jalan, jembatan
nilai sebelumnya Rp1.530,91 triliun
dan bangunan air. Ketiga kelompok
(kenaikan sebesar 272,93%).
aset ini memiliki proporsi nilai yang
besar pada neraca pemerintah pusat,
“Nilai aset yang reliable dan laporan
sehingga potensi kenaikan nilainya
keuangan pemerintah pusat yang
signifikan bila dilakukan penilaian
mencerminkan kondisi wajar
kembali. Sebagian dari aset-aset
merupakan bentuk perwujudan
tersebut juga memiliki peran penting
good governance.” – Sri Mulyani
dalam pembiayaan APBN, yaitu
Indrawati
sebagai underlying asset dari Surat
Revaluasi aset pemerintah pusat
Berharga Syariah Negara (SBSN).
pertama kali dilakukan tahun 2007.
Aset yang menjadi target revaluasi
Satu dasawarsa kemudian, revaluasi
tersebar pada 13.787 satuan kerja
aset dilaksanakan kembali dengan
di bawah 82 Kementerian/Lembaga
27
(K/L). Tiga K/L dengan objek revaluasi
diikuti oleh Kementerian Pertahanan
terbanyak yaitu Kementerian
dengan 159.404 NUP (17,11%), serta
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Kepolisian Negara Republik Indonesia
Rakyat dengan objek revaluasi
dengan 74.049 NUP (7,95%).
sebanyak 354.348 NUP (38,03%),
No
BA
Uraian
033
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
354.348
2
012
Kementerian Pertahanan
159.404
17,11%
3
060
Kepolisian Negara Republik Indonesia
74.049
7,95%
38,03%
4
025
Kementerian Agama
62.457
6,70%
5
022
Kementerian Perhubungan
60.933
6,54%
6
018
Kementerian Pertanian
38.934
4,18%
7
042
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
21.901
2,35%
8
015
Kementerian Keuangan
20.408
2,19%
9
013
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia
19.060
2,05%
10
029
Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
13.010
1,40%
107.145
11,50%
K/L Lainnya
11
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
%
1
TOTAL
28
Capaian Jumlah NUP
Kementerian/Lembaga
931.649
100%
Rangkaian kegiatan revaluasi aset
(Rp1.238,08 triliun) , Kementerian
menghasilkan kenaikan nilai wajar
Pekerjaan Umum dan Perumahan
aset pemerintah yang pada akhirnya
Rakyat dengan kenaikan nilai sebesar
juga turut meningkatkan performa
179% (Rp1.117,81 triliun), serta
laporan keuangan pemerintah.
Kementerian Sekretariat Negara
Bila dirinci berdasarkan tahun
dengan kenaikan nilai sebesar 532%
pelaksanaan revaluasi, pada 2017
(Rp474,98 triliun).
terdapat kenaikan nilai aset sekitar
Rp1.910,55 triliun dan sebesar
Rp2.267,73 triliun pada 2018.
Di antara aset yang mengalami
kenaikan nilai wajar, terdapat BMN
yang disiapkan sebagai underlying
Menurut data, tiga K/L dengan
asset SBSN (sukuk). Semula, nilai
kenaikan nilai tertinggi yaitu
buku aset tersebut tercatat sebesar
Kementerian Pertahanan dengan
Rp259,9T. Setelah revaluasi, kini nilai
kenaikan nilai sebesar 393%
wajarnya menjadi Rp728,8T.
Kementerian/Lembaga
No
BA
Nilai Buku
Nilai Wajar
Kenaikan/
Penurunan
Uraian
1
012
Kementerian
Pertahanan
314,686
1.552,774
1.238,088
2
033
Kementerian
Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
624,908
1.742,722
1.117,813
3
007
Kementerian
Sekretariat
Negara
89,223
564,204
474,981
4
042
Kementerian
Riset, Teknologi
dan Pendidikan
Tinggi
72,783
363,085
290,301
5
022
Kementerian
Perhubungan
109,869
399,532
289,662
6
060
Kepolisian
Negara Republik
Indonesia
50,690
227,063
176,373
7
015
Kementerian
Keuangan
29,625
105,796
76,171
8
018
Kementerian
Pertanian
14,285
84,856
70,570
9
025
Kementerian
Agama
31,438
84,571
53,133
Selain menghasilkan kenaikan
342 NUP bangunan, dan 119 NUP
nilai wajar aset pemerintah,
jalan, jembatan, bangunan air. Aset ini
kegiatan revaluasi BMN juga turut
dapat dijadikan alternatif pemenuhan
meningkatkan kualitas pengelolaan
kebutuhan gedung pemerintah, dan
BMN melalui pemutakhiran basis
juga mendukung program kebijakan
data BMN. Dari kegiatan ini dapat
pemerintah, seperti penyediaan
dipetakan kondisi aset, status hukum,
infrastruktur dan rumah negara.
status penggunaan, eksistensi, hingga
Terpenuhinya kebutuhan ini berarti
koordinat lokasi aset. Dengan basis
penghematan belanja modal bagi
data BMN yang mutakhir, pemerintah
pemerintah.
dapat memaksimalkan penggunaan
BMN serta menciptakan cost saving
Secara umum terdapat beberapa
sebagai inisiatif efisiensi belanja
hal yang menjadi tantangan dalam
pemeliharaan.
penyelesaian revaluasi aset 2017-2018
ini, antara lain:
Dari kegiatan ini dapat diidentifikasi
pula aset-aset yang belum optimal
terutilisasi, terdiri dari 315 NUP tanah,
1.
Keterbatasan Sumber Daya
Manusia
29
Keterbatasan jumlah SDM di Kantor
sehingga proses pertukaran data
Pelayanan Kekayaan Negara dan
dapat berjalan dengan cepat.
Lelang (KPKNL) diatasi dengan
bantuan tenaga penilai dari
3.
kegiatan
Kanwil DJKN yang masih memiliki
ketersediaan SDM dan juga dari
Kantor Pusat DJKN. Total tim penilai
yang diturunkan untuk menyelesaikan
revaluasi aset ini mencapai lebih dari
300 tim.
waktu yang singkat mengakibatkan
terjadinya risiko kesalahan input tim
penilai. Langkah-langkah yang telah
diambil untuk mengatasi hambatan
ini adalah kendali mutu atas produk
pada satuan kerja mitra KPKNL pun
laporan penilaian kembali (LPK) BMN
merupakan tantangan yang dihadapi
yang dilakukan berjenjang mulai dari
dalam pelaksanaan revaluasi. Hal
tingkat KPKNL, Kanwil DJKN sampai
ini sangat penting bagi kualitas
Kantor Pusat DJKN.
pelaksanaan revaluasi, karena proses
4.
Kondisi Objek
pendataan dan inventarisasi aset pada
Hambatan lain yang dihadapi dalam
satuan kerja kementerian/lembaga
pelaksanaan adalah karakteristik BMN
2.
Kondisi Infrastruktur Teknologi
Informasi
Pada masa awal pelaksanaan revaluasi
A P B N K I TA ( K i n e r j a d a n F a k t a ) E d i s i N o v e m b e r 2 0 1 8
Pelaksanaan kegiatan dengan alokasi
Selain itu, kuantitas dan kualitas SDM
revaluasi dimulai oleh aktivitas
30
Kendali Mutu Pelaksanaan
yang menjadi objek penilaian kembali
yaitu lokasi BMN tidak diketahui, BMN
tersebar di berbagai pelosok wilayah,
sulitnya akses menuju objek penilaian
aset, infrastruktur teknologi informasi
kembali (kondisi geografis maupun
belum dapat digunakan secara
faktor keamanan), BMN berupa tanah
maksimal karena kondisi jaringan
tidak didukung dokumen legalitas
internet yang tidak stabil dan aplikasi
pendukung yang belum berjalan
yang cukup, dan objek diakui dan
dikuasai sebagai milik pihak ketiga
optimal. Langkah-langkah yang telah
(masyarakat/penghuni/swasta/
diambil untuk mengatasi hambatan
Pemda).
ini adalah melalui penambahan
server, pengatu