MANAJEMEN KEGIATAN DALAM MEMBIASAKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

MANAJEMEN KEGIATAN DALAM MEMBIASAKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH

  IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO Oleh: Rian Yulianto, S.Pd.I. M114033 Tesis Diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016

  

ABSTRAK

Manajemen Kegiatan dalam Membiasakan Pendidikan Karakter di

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura

Kabupaten Sukoharjo

  Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pembiasaan karakter kenabian melalui manajemen kegiatan siswa di madrasah. Informasi digali melalui wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Temuan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) karakter kenabian diimplementasikan berdasarkan indikator yang diinginkan oleh madrasah, 2) pendidikan karakter dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang sebelumnya direncanakan melalui program kerja dari berbagai bidang di madrasah, 3) pelaksanaan dilakukan oleh semua pihak, siswa sebagai sasaran dan guru sebagai fasilitator, 4) evaluasi dilakukan secara berkala dan selalui menyesuaikan kasus-kasus yang terjadi di lapangan, 5) output dari penanaman karakter kenabian adalah siswa terbiasa melaksanakan pembiasaan-pembiasaan di luar madrasah.

  Kata Kunci: manajemen kegiatan, pembiasaan dan karakter kenabian

  

ABSTRACT

Management of Activities to Habituate Character Education in Madrasah

Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura Sukoharjo Regency

  This study aims to find habituation prophetic character through

management of student activities at the school. The information collected through

interviews, observation and documentation then analyzed by qualitative

descriptive approach. The findings of the study are: 1) the character of prophetic

implemented based on the indicators desired by the madrassa, 2) The character

education is developed through activities that planned through the work program

of the various fields in madrassas, 3)the implementation by all parties, students as

a target and the teacher as a facilitator, 4) evaluation conducted regularly and

kept up-to adjust the cases occurred in the field, 5) output of planting prophetic

character is used to implement student habituation-conditioning outside the

madrassa.

Keywords : Activities Management, Habituation, Education, Prophetic Character.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Jangan berkata dan berbuat kecuali yang ma’ruf (Al-Habib Ali bin Alwi Al-Habsyi) Hidup yang berarti, dan mati lebih berarti lagi.

  (Pramoedya Ananta Toer) Tesis ini aku persembahkan untuk:

1. Ayah dan Ibu tercinta yang mendukung baik moril maupun materiil 2.

  Adik ku tercinta Danu Styawan yang memberi tawa bersama 3. Almamater ku IAIN Salatiga

  

PRAKATA

  Ucapan syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah swt. atas rahmat dan hidayah-Nya peneliti bisa menyelesaikan penelitian yang berjudul

  “manajemen

kegiatan pembiasaan dalam mengembangkan pendidikan karakter siswa di

MIM P

  K Kartasura”. Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad saw., semoga kita selalu mendapatkan syafa’atnya.

  Penelitian ini berangkat dari keprihatinan peneliti terhadap kebiasaan- kebiasaan yang ada di sekitar peneliti. Dengan berbagai kasus yang ada, seperti pembunuhan, kenakalan remaja, dan masih banyak lagi masalah-masalah yang terjadi saat ini. Penelitian ini berupaya untuk memfokuskan pada kegiatan pembiasaan siswa dalam mengebagkan pendidikan karakter. Karakter yang ditemukan di lapangan adalah shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Subyek penelitian ini adalah MIM PK Kartasura yang merupakan salah satu sekolah yang diminati masyarakat di kecamatan Kartasura dan sekitarnya. Temuan dalam penelitian ini adalah diterapkannya manajemen kegiatan dalam mengembangkan pendidikan karakter. Yang prosesnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

  Selama melakukan penelitian ini peneliti mengalami kesulitan terkait waktu yang tepat untuk melakukan wawancara maupun observasi, dikarenakan kesibukan dari peneliti sendiri dan juga pihak madrasah yang diteliti. Meskipun Kesuitan yang dialami bukanlah apa-apa dibandingkan dengan pihak yang memperlancar penelitian ini. Peneliti menyadari sepenuhnya dan secara sadar bahwa penelitian ini tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan dari semua pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga 2.

  Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga, sekaligus sebagai pembimbing yang selalu memberikan waktu luang, motivasi, bimbingan dan saran yang membangun dalam menyelesaikan penelitian ini.

  3. Dr. Phil. Asfa Widiyanto selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam (PAI)

  IAIN Salatiga 4. Para Dosen Pascasarjana IAIN yang telah memberikan banyak ilmunya sehingga mencetak mahasiswa yang berkualitas.

  5. Bapak Nasrul Harahab, S.Pd.I. selakuKepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Program Khusus (PK) yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di madrasah yang bapak pimpin.

  6. Dewan Guru MIM PK Kartasura yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu yang bermanfaat kepada peneliti sehingga tesis ini bisa selesai.

  7. Teman-teman Pascasarjana IAIN Salatiga angkatan 2014 yang telah memberikan warna, suka dan kebersamaan selama studi berlangsung.

  8. Bapak Suratmin dan Ibu Sukini yang selalu memberi motivasi dan biayanya sehingga peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN................................................. iii ABSTRAK.................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ vi PRAKATA.................................................................................................... vii DAFTAR ISI................................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xii

  BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah..................................................................... 2 C. Signifikasi Penelitian................................................................... 3 D. Kajian Pustaka............................................................................. 4 E. Metode Penelitian........................................................................ 12 F. Sistematika Penulisan.................................................................. 14 BAB II PERENCANAAN KEGIATAN DALAM MEMBIASAKAN PENDIDIKAN KARAKTER KENABIAN............. ................................... 15 A. Perencanaan Kegiatan Pembiasaan............................................. 15 B. Indikator dalam Membiasakan Karakter Kenabian.................... 22 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM MEMBIASAKAN PENDIDIKAN KARAKTER KENABIAN......................... ....................... 25 A. Implementasi Pembiasaan Karakter Shiddiq............................... 25 B. Implementasi Pembiasaan Karakter Amanah.............................. 27 C. Implementasi Pembiasaan Karakter Tabligh............................... 29 D. Implementasi Pembiasaan Karakter Fathonah............................ 31 BAB IV EVALUASI DAN ANALISIS KEGIATAN DALAM MEMBIASAKAN KARAKTER KENABIAN............................................................................ 34 A. Evaluasi Kegiatan Pembiasaan.................................................... 34

  B.

  Analisis Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pengembangan Karakter Rasulullah..................................................................... 38

  BAB V PENUTUP........................................................................................ 45 A. Kesimpulan.................................................................................. 45 B. Saran............................................................................................ 46 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 47 Lampiran-lampiran Biografi Penulis

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1.

  Pedoman Wawancara......................................................................

  49 2. Catatan Lapangan............................................................................

  50 3. Foto-foto Kegiatan Penelitian.........................................................

  81 4. Profil MIM PK Kartasura...............................................................

  90 5. Lembar Bimbingan Tesis................................................................

  91 6. Surat Keterangan Penelitian............................................................

  92 7. Program Kerja MIM PK.................................................................

  93

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak mulia. Penyempurnaan tersebut bisa dikembangkan melalui pendidikan agama. Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi

  manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

  1

  2

  berakhlak mulia termasuk budi pekerti. Mengutip pendapat Hadirah yang mengatakan bahwa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, tanpa pendidikan manusia tidak akan berdaya.

  3 Hal di atas sesuai dengan pernyataan Novan yaitu manusia yang

  sempurna berarti manusia yang memahami tentang Tuhan, diri, dan lingkungannya. Selanjutnya Novan dan Barnawi mengatakan bahwa

  4

  pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa setiap lembaga harus mampu mengembangkan berbagai program yang menunjang terkait pendidikan akhlak dan karakter siswa. Semakin karakter melekat pada siswa, barometer keberhasilan sekolah akan tampak.

  1 2 Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, 43. 3 Hadirah Ira, Dasar-dasar Kependidikan, UIN Alauddin: Makassar, 2008, 5.

  MIM PK Kartasura termasuk salah satu madrasah unggulan dengan program-programnya sehingga mampu menarik animo masyarakat untuk belajar di sana. Sebagai madrasah yang sangat strategis di lingkungan kecamatan Kartasura madrasah ini berupaya untuk membuktikan bahwa pendidikan adalah mencetak generasi masa depan dan yang dicetak adalah sesuatu yang hidup, sehingga harus ada berbagai rancangan untuk ke depan yang lebih baik.

  Sebagai upaya untuk membiasakan pendidikan karakter MIM PK berupaya untuk berinovasi membuat kegiatan yang mendidik siswa menjadi berkarakter. Hal ini menarik untuk diteliti bagaimana manajemen dari MIM PK Kartasura untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi dari kegiatan itu sendiri. Selain menarik untuk diteliti, MIM PK Kartasura tergolong madrasah yang strategis secara lokasi jadi peneliti akan lebih mudah untuk melakukan observasi guna memperdalam penelitian.

B. Rumusan Masalah

  Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang sudah peneliti tulis, maka dalam penelitian ini berupaya untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut ini: 1.

  Bagaimanakah perencanaan kegiatan MIM PK Kartasura dalam membiasakan pendidikan karakter siswa ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan MIM PK Kartasura dalam

  3. Bagaimanakah evaluasi kegiatan MIM PK Kartasura dalam membisakan pendidikan karakter serta kontribusinya dalam dunia pendidikan ? Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang jelas, maka dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan pendidikan karakter kenabian yaitu: Shiddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Fathonah (cerdas) dan

  Tabligh (menyampaikan) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura.

C. Signifikasi Penelitian

  Untuk mempersingkat dan memperjelas seberapa jauh penelitian ini, maka penelitian ini mempunyai tujuan dan manfaat penelitian, antara lain sebagai berikut: 1.

  Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Mengetahui perencanaan kegiatan MIM PK Kartasura dalam membiasakan pendidikan karakter.

  b.

  Mengetahui pelaksanaan kegiatan MIM PK Kartasura dalam membiasakan pendidikan karakter siswa.

  c.

  Mengetahui evaluasi kegiatan MIM PK Kartasura dalam membiasakan pendidikan karakter serta kontribusinya dalam dunia pendidikan.

2. Manfaat penelitian

  Peneliti berharap penelitian ini mampu memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan, manfaat dari penelitian ini mencakup manfaat teoritis dan praktis.

  a.

  Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan dan wacana pendidikan Islam. selain itu penelitian ini diharapkan juga bermanfaat sebagai data terhadap penelitian selanjutnya.

  b.

  Manfaat praktis Penelitian ini dilakukan sebagai wujud kepedulian peneliti terhadap khususnya Pendidikan Agama Islam, diharapkan mampu digunakan sebagai kontribusi terhadap pendidikan karakter baik di sekolah/ madrasah, keluarga maupun masyarakat luas pada umumnya.

D. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu

  Dari latar belakang dan juga banyaknya teori tentang pendidikan karakter, maka muncullah berbagai penelitian tentang pendidikan karakter.

  Penelitian itu mencakup pada tataran baik secara konsep maupun implementasi yang sesuai dengan penelitin ini, diantaranya:

  Penelitian Fachrudin berjudul “Peranan Pendidikan Agama dalam

  5 Keluarga Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak- Dalam jurnal anak”.

  tersebut menyimpulkan bahwa pendidikan agama mempunyai peran yang sangat penting terhadap keluarga. Dengan adanya penanaman pendidikan agama yang baik sejak dini dalam keluarga, maka selanjutnya diharapkan agar tercipta suatu suasana yang harmonis antara anak dan orang tua.

  Penelitian A.M Wibowo berjudul "Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran PAI pada SMA eks RSBI di

6 Penelitian tersebut menemukan 4 temuan yaitu, (1) Secara Pekalongan”.

  konteks, strategi penanaman nilai-nilai karakter bangsa melalui mata pelajaran agama pada peserta didik SMA dilakukan melalui kebijakan sekolah, iklim, sistem sekolah, kualitas sarana dan prasarana,serta budaya pada setiap satuan pendidikan. (2) Secara Input, internalisasi nilai-nilai

  karakter bangsa telah dilakukan melalui mata pelajaran PAI melalui kualifikasi dan kompetesi guru, input sarana dan prasarana, dan kualifikasi peserta didik. (3) Proses internalisasi nilai-nilai karakter bangsa melalui mata pelajaran PAI dilakukan melalui kurikulum PAI berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, kegiatan interakurikuler dan ekstrakurikuler. (4) Produk yang dihasilkan dari internalisasi nilai-nilai karakter bangsa melalui Pendidikan Agama Islam adalah peserta didik

5 Fachrudin, “Peranan Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap pembentukan

  kepribadian anak- 6 anak”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume 9, Nomor 1 (2009), 1-16. yang memiliki kompetensi pada bidang akademik dan berkarakter kebangsaan sekaligus.

  Penelitian Nur Ainiyah berjudul “Pembentukan Karakter melalui

7 Hasil dari penelitian tersebut adalah Pendidikan Agama Islam”.

  Pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan sehari- hari. Disamping itu, keberhasilan pembelajaran PAI disekolah salah satunya juga ditentukan oleh penerapan metode pembelajaran yang tepat.

  Penelitian Moh Solikhoden Djaelani berjudul “Peran PAI dalam

8 Dalam jurnal tersebut disimpulkan bahwa Keluarga dan Masyarakat”.

  pendidikan agama Islam sangat membantu terhadap pendidikan karakter sebagai fondasi pendidikan moral bagi pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan jalan beriman dan bertaqwa kepada Allah dan juga berakhlakul karimah.

  Penelitian Kelli Larson yang berjudul

  “Understanding the

  9 Penelitian ini dilatarbelakangi atas Importance of Character Education”.

  pernyataan bahwa orang tua atau sekolah saat ini hanya mempelajari bagaimana untuk bisa membaca, menulis ataupun aritmatik. Belum sampai berfokus pada pembangunan karakter atau mental. Mengingat hal tersebut 7 maka sekolah harus memasukkan pendidikan karakter dalam kurikulum

  Nur Ainiyah “Pembentukan Karakter melalui Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Al- Ulum , Volume 13, Nomor 1 (Juni 2013), 25-38. 8 Moh Solikhoden Djaelani “Peran PAI dalam Keluarga dan Masyarakat”, Jurnal Ilmiah

  sekolah. Hal itu akan berguna bagi siswa yang berkarakter disiplin dan peduli terhadap sesama.

  Penelitian Benninga yang berjudul

  “The Relationship of Character Education Implementation and Academic Achivement in Elementary

10 Penelitian ini mengatakan bahwa kebanyakan sekolah di School”.

  California tidak terlaksana riset yang berbasis program pendidikan karakter. Kebanyakan sekolah belum melaksanakan sebuah riset yang mencari hubungan antara pembangunan karakter dengan kualitas prestasi akademik. Pada hasilnya sekolah yang mempunyai perencanaan yang baik akan mempengaruhi prestasi akademiknya.

  Penelitian William G. Thompson yang berjudul

  “The Effects Of

  11 C

  Hasil dari penelitian ini haracter Education on Student Behavior”. menyatakan bahwa pendidikan karakter bisa mengubah perilaku positif bagi siswa. Selanjutnya pendidikan karakter mampu membantu siswa dalam rangka mengembangkan diri dan tujuan terakhir adalah memperbaiki perilaku siswa.

  Penelitian Kamaruddin yang berjudul

  “Character Education and

12 Penelitian ini berfokus pada orientasi atas Students Social Behavior”.

  dua pemikiran dalam pendidikan karakter, yaitu aspek karakter manusia 10 dan individu pembelajar di institusi resmi. Penelitian ini mencoba untuk

  Jacques S. Benninga “The Relationship of Character Education Implementation and

Academic Achivement in Elementary School”, Jurnal of Research in Character Education,

Volume 1, Nomor 1, 2003, 19-32. 11 William G. Thompson

  “The Effects Of Character Education on Student Behaviour”, menghubungkan antar karakter manusia dengan program yang ditawarkan oleh institusi resmi. Alhasil lembaga pendidikan juga harus berupaya menanamkan karakter agar pada akhirnya siswa yang lulus di instansi terkait menjadi cerdas dan berkarakter baik.

  Dari beberapa penelitian di atas semuanya fokus pada pendidikan karakter dilihat dari berbagai aspek. Namun ada beberapa hal yang membedakan antara penelitian yang peneliti ajukan dengan penelitian sebelumnya, diantaranya peneliti lebih memfokuskan pada pembiasaan pendidikan karakter yang mengacu pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di MIM PK Kartasura. Dengan ketiga komponen tersebut maka diharapkan dalam penelitian ini akan menjawab bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi mengenai pendidikan karakter yang dijalankan di MIM PK Kartasura.

2. Kerangka Teori a.

  Manajemen Kegiatan Pembiasaan Siswa Berbicara mengenai manajemen tentu terdapat komponen perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), dan evaluasi (evaluasi). ketiganya saling berhubungan erat tidak bisa ditinggalkan salah satu. Ketiga komponen tersebut dilakukan bertujuan agar apa yang akan dicapai menjadi jelas. Ketiganya mempunyai ranah kerja masing- masing diantaranya sebagai berikut:

  1) Perencanaan Kegiatan Pembiasaan

  Perencanaan ini merupakan langkah pertama yang

  13

  dilakukan dalam manajemen. Menurut Usman perencanaan merupakan kegiatan yang dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan Suwardi yang berpendapat bahwa perencanaan merupakan suatu proses dan cara berpikir mengenai proyeksi berbagai hal yang akan dilakukan sehingga

  14 tujuan tercapai.

  Perencanaan termasuk salah satu komponen penting dalam manajemen madrasah. Tanpa perencanaan yang matang, segala kegiatan tidak punya tujuan yang pasti. Apabila perencanaan dilakukan dengan semestinya, maka hal ini akan meringan kerja dari lembaga yang berkaitan. 2)

  Pelaksanaan Kegiatan Pembiasaan Siswa Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan yang efektif dan efisien sehingga akan memiliki nilai guna yang

  15

  benar-benar bermanfaat. Dengan pengertian itu, maka dapat jelas diketahui bahwa pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan 13 yang telah dibuat dan diketahui bersama.

  Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, 66. 14 Suwardi, Manajemen Pembelajaran: Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi,

  3) Evaluasi Kegiatan Pembiasaan Siswa

  Evaluasi dilakukan untuk menilai efisiensi, efektivitas, manfaat, dampak dan keberlanjutan dari suatu program atau

  16

  kegiatan. Depdiknas menjelaskan melalui evaluasi dapat meninjau ulang kemajuan pendidikan dan melakukan ikhtiar baru

  17

  untuk mengembangkannya. Dengan demikian evaluasi bisa diartikan sebagai upaya sebuah lembaga untuk menentukan ketercapaian sasaran atau target terhadap program kegiatan yang telah dilaksanakan.

  Sebuah perencanaan tidak akan mungkin terealisasi tanpa perencanaan. Sebuah pelaksanaan tidak akan mungkin terarah tanpa sebuah perencanaan yang matang, dan bahkan akan kesana kemari. Begitupun dengan perencanaan dan pelaksanaan tanpa evaluasi tidak akan ada upaya untuk mengetahui mana yang efektif dan mana yang tidak.

  b.

  Pembiasaan Pendidikan Karakter Membentuk karakter seperti mengukir di atas batu permata atau permukaan besi yang keras. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan mendasari cara pandang, 16 berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Kebajikan tersebut

  Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani

  18

  bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain. Sedangkan Thomas Lickona menyebutkan

  “character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavoiur” yang artinya secara bebas karakter pada intinya adalah

  pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen terhadap

  19 kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan.

  Untuk membiasakan karakter yang baik perlu adanya sebuah pembiasaan. Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman, yang dibiasakan adalah sesuatu yang diamalkan. Pembiasaan menentukan manusia sebagai sesuatu yang diistemawakan, yang dapat menghemat kekuatan, karena akan menjadi kebiasaan yang melekat dan spontan agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan dalam

  20 setiap pekerjaan dan aktivitas lainnya.

  Kajian mengenai pembiasaan sangat tepat diberikan untuk usia anak-anak. Usia tersebut memasuki tahap perkembangan anak yang 18 rawan, apa yang mereka lakukan adalah berdasarkan apa yang menjadi

  Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat

Kurikulum Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya

Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter Bangsa. Pengembangan Pendidikan dan Karakter Bangsa. (Jakarta: Kemendiknas, 2010), 3. 19 Hamdani Hamid & Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2013, 30-31. 20 H. E. Mulyasa, ed. Dewi Ispurwanti, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: kebiasaan sehari-hari. Sebagai lembaga pendidikan yang bertanggung jawab, seharusnya gagasan mengenai pembiasaan ini harus selalu dikembangkan. Pada usia tersebut bisa menjadi dasar pacu di usia

  21 remaja nanti.

  Dari berbagai pemaparan karakter di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembiasaan pendidikan karakter merupakan sebuah hal yang harus dilaksanakan secara aplikatif. Salah satu lembaga pendidikan yang harus membiasakan karakter adalah sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Pembiasaan karakter bisa dilaksanakan melalui kegiatan yang direncanakan ataupun spontan.

E. Metode Penelitian

  Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah:

  1. Setting penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di MI Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kartasura.

  2. Subyek penelitian Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian ini meliputi Kepala

  MIM PK Kartasura, Waka kurikulum, Bidang diniyah, kesiswaan dan

21 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers,

  guru-guru PAI yang terdiri dari Al-Quran Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, Aqidah dan Akhlak, serta Fiqih.

  3. Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini akan menggunakan tiga teknik dalam mengumpulkan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

  Observasi, dalam hal ini peneliti akan akan mengamati secara mendalam tentang pembiasaan pendidikan karakter di MIM PK Kartasura serta dampak-dampak positif yang berhasil terhadap siswa. Wawancara, teknik ini akan dilakukan dengan cara tanya jawab secara mendalam kepada kepala madrasah, waka bidang kesiswaan, waka bidang diniyah dan guru-guru PAI MIM PK Kartasura. Selanjutnya dokumentasi, dalam penelitian ini akan mengambil dokumentasi yang meliputi program kerja MIM PK selama satu tahun ajaran, buku komunikasi, program-program yang menunjang pendidikan karakter baik secara langsung maupun tidak langsung, serta agenda-agenda baik harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan. Selain itu peneliti juga akan menggunakan catatan-catatan lapangan.

  4. Teknik analisis data Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengemukakan bahwa

  22

  aktifitas dalam analisis data yaitu

  a) Reduksi Data, dilakukan dengan merangkum, memilih hal pokok, memfokuskan kepada hal hal penting, dicari tema, dan polanya dan membuang yang tidak perlu. b) Penyajian Data, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Hal itu berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

  c) Conclusion Drawing /Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi), langkah ketiga dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.

F. Sistematika Pembahasan

  Bab I pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah dan pembatasan masalah, signifikasi, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

  Bab

  II perencanaan dan indikator Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura dalam membiasakan pendidikan karakter.

  Bab III pelaksanaan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura dalam membiasakan karakter kenabian. Bab IV evaluasi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura dalam membiasakan karakter kenabian serta analisis mengenai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembiasaan pendidikan karakter kenabian.

  Bab V penutup, dalam bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran-saran dan diakhiri dengan penutup.

BAB II PERENCANAAN KEGIATAN PEMBIASAAN DAN INDIKATOR DALAM MEMBIASAKAN PENDIDIKAN KARAKTER KENABIAN A. Perencanaan Kegiatan Pembiasaan Perencanaan merupakan syarat mutlak bagi setiap kegiatan dan proses

  administrasi. Tanpa perencanaan, keberhasilan akan sulit diukur. Perencanaan program-program kerja dilakukan setiap akhir tahun pelajaran, sehingga program yang dijalankan sesuai dengan hasil evaluasi tahun pelajaran sebelumnya. Menurut penuturan kepala madrasah

  23

  , hal ini diharapkan dapat dijalankan terus menerus agar tercipta suasana madrasah yang nyaman.

  Berikut ini merupakan daftar program kerja yang menjadi sebuah perencanaan kegiatan di MIM PK Kartasura :

1. Pembinaan kepribadian anak muslim

  Pembinaan ini ditujukan kepada siswa agar siswa menjadi anak yang berakhlak mulia. Indikator keberhasilan adakah sebagai berikut: a) Terbentuknya mental positif siswa; b) Siswa dapat tertib dalam mengikuti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar); c) Tertanganinya permasalahan anak.

  Adapun langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan adalah sebagai berikut: a) Pembinaan dan pendampingan bagi seluruh siswa dengan kajian anak, untuk kelas 1 diberikan kajian oleh team teaching, untuk kelas 2 dan 3 pengkaderan untuk lomba dan olimpiade; b) Penanganan khusus bagi siswa bermasalah; c) Pemanggilan orang tua jika dipandang perlu; d) Pengamatan siswa terlambat (ketika tahfizh); e) Membentuk peraturan kelas yang dibentuk dan dilaksanakan oleh siswa sendiri; f) Pembuatan struktur organisasi kelas; g) Siswa dibudayakan untuk saling mengingatkan dengan cara yang baik ketika mereka

  24 melakukan kesalahan.

  2. Adab atau tata tertib madrasah beserta sanksi-sanksinya Kegiatan ini dijadikan landasan bagi guru dan siswa untuk menciptakan keseragaman dalam mewujudkan atmosfir pembelajaran yang Islami. Adapun indikatornya adalah tercapainya tertib madrasah. Langkah-langkah untuk mencapai keberhasilannya adalah sebagai berikut:

  a) Sosialisasi tata tertib madrasah dan sanksinya ke seluruh komponen madrasah, baik guru, karyawan dan siswa serta orang tua murid; b) Penyiapan dan penataan fasilitas penunjang untuk pensosialisasian kepada seluruh komponen baik di dalam maupun di luar kelas; c) Adanya kesepakatan diantara semua warga sekolah tentang semua sanksi yang

  25 diberikan.

  3. Penyambutan siswa Kegiatan ini bertujuan membiasakan siswa berjabat tangan bila bertemu dengan guru maupun dengan teman. Selain itu juga membangun kedekatan dengan orang tua/ wali/ keluarga yang mengantar. Adapun indikator keberhasilannya adalah : a) Pelaksanaan penyambutan siswa dilaksanakan setiap hari oleh guru piket; b) Siswa terbiasa berjabat tangan dengan gurunya bila bertemu; c) Siswa berjabat tangan bila bertemu; d) Tumbuhnya rasa menghormati antara siswa dengan guru, siswa dan orang tua.

  Langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan adalah: a) Penyusunan jadwal piket pagi; b) Pengamatan siswa yang terlambat (10 menit di depan kelas); c) Pengawasan penjemputan siswa kelas bawah

  

26

(batas 14.30) dan kelas atas (16.00).

4. Laporan kegiatan aktivitas harian oleh orang tua dan madrasah

  Tujuan kegiatan ini adalah untuk mewujudkan kerja sama dan pengawasan terhadap siswa ketika di rumah. Hal itu dilakukan mengingat guru hanya bisa mengawasi siswa selama berada di madrasah. Adapun indikator keberhasilan terhadap kegiatan ini adalah: a) Terlaksananya laporan rutin harian berkaitan dengan aktivitas siswa yang tertera dalam buku komunikasi; b) Siswa terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan tersebut

  Langkah-langkah yang ditawarkan untuk mencapai target indikatornya adalah sebagai berikut: a) Pembuatan buku komunikasi; b)

  27 Mengisi secara rutin setiap hari; c) Komunikasi dengan wali murid.

  Di atas adalah adalah sebagian program kerja kesiswaan terkait pembentukan karakter. Selain bidang kesiswaan sebagai pembentuk karakter ada juga bidang diniyah yang membawahi segala bentuk bidang keagamaan siswa dengan kegiatan-kegiatannya. Bidang diniyah di sini bertugas sebagai pengembang dan pelaksana segala kegiatan keislaman di MIM PK Kartasura. Adapun program kerja dari bidang diniyah adalah: 1.

  Pemantauan dan pendampingan wudhu siswa Pendampingan kepada siswa ini dilakukan ketika siswa berwudhu sebelum melaksanakan salat baik itu wajib maupun sunnah. Hal ini mengingat bahwa sahnya salat merupakan sahnya wudhu pula. Adapun indikator keberhasilannya adalah sebagai berikut: a) Siswa dapat tertib ketika berwudhu; b) Siswa dapat mempraktikkan tatacara berwudhu dengan baik dan benar; c) Siswa dapat menghafalkan doa sesudah wudhu

  Pembentukan karakter yang terinternalisasi dalam kegiatan ini adalah tanggung jawab, hidup tertib dan teratur atau disiplin dan juga terbiasa antri. Langkah-langkah yang dilakukan adalah tiap-tiap siswa

  28 diawasi cara berwudhu oleh guru.

2. Sholat berjamaah

  Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya sholat berjamaah. Adapun indikator kegiatan ini adalah: a) Siswa dapat melaksanakan sholat dengan tertib; b) Siswa dapat menghafalkan bacaan sholat, dzikir dan doa; c) Anak putri kelas atas mengenakan mukena a tau baju syar’i ketika berjamaah.

  Nilai karakter yang terkandung dalam kegiatan pelaksanaan sholat berjama’ah ini adalah untuk menanamkan kepada siswa bahwa sholat itu harus benar sesuai tuntunan dan juga memupuk kebersamaan. Langkah- langkah untuk mencapainya adalah: a) Ditunjuknya koordinator sholat setiap jenjang; b) Guru mendampingi siswa sholat untuk kelas bawah yaitu

  29 kelas 1 dan 2.

  3. Kegiatan Ramadhan Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan syi’ar Islam dan dilakukan secara rutin menjelang bulan ramadhan. Agar terlaksana secara baik, maka indikator keberhasilannya adalah sebagai berikut: a) Pemb iasaan ibadah secara berjama’ah; b) Pembiasaan kegiatan harian secara islami

  Kegiatan ini mempunyai nilai karakter yag mulia, yaitu menjadikan momen ramadhan sebagai bulan suci umat Islam. internalisasi nilai karakter yang terkandung dalam kegiatan ini adalah istiqomah atau ajeg dalam melakukan kebaikan. Adapun langkah-langkah untuk mencapai keberhasilannya adalah sebagai berikut: a) Penyiapan materi dan jenis kegiatan yang akan dijalankan; b) Pawai ramadhan seminggu sebelum

  30 bulan suci; c) Pembuatan jadwal imsakiyah.

  4. Reciting Al-Qur’an (Pembacaan Al-Qur;an) Kegiatan ini bertujuan untuk terlaksananya pendampingan individu dalam hal membaca Al-

  Qur’an ataupun Iqra’. Internalisasi nilai karakter yang bisa diambil dalam kegiatan ini adalah disiplin, waspada, tanggung jawab, ulet/gigih, dan kerjasama. Adapun langkah yang dilakukan untuk mencapainya adalah sebagai berikut: a) Membagi dewan guru untuk membina pada masing-masing kelas (team teaching plus tambahan guru yang tidak bertugas); b) Menyediakan kart u prestasi iqro’ atau Al-Qur’an;

  c) Membuat program untuk proyek 1 semester bebas buta huruf Al- Qur’an; d) Setiap pergantian jilid, anak-anak harus melalui asesor yang

  31 telah dipilih.

  5. Salat Dhuha Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan siswa melaksanakan salat dhuha. Indikator keberhasilannya adalah sebagai berikut:a)

  Terlaksananya kegiatan sholat dhuha secara munfarid untuk kelas 1 dan 2 diawasi oleh guru; b) Terlaksananya kegiatan sholat dhuha secara

  32 berjama’ah untuk siswa kelas 3 sampai kelas 6.

  Nilai karakter yang bisa diambil dari kegiatan sholat dhuha di atas adalah jujur, istiqomah, tanggung jawab, disiplin, kerjasama dan saling menghormati. Adapun langkah untuk mencapainya adalah sebagai berikut:a) Membentuk koordinator sholat dhuha; b) Mengawasi anak-anak dalam pelaksanaan sholat dhuha; c) Imam sholat dhuha adalah siswa sendiri yang terdiri dari kelas 4 dan 5.

  6. Tahfizh Kegiatan ini dilaksanakan untuk menguatkan hafalan siswa.

  Adapun indikator keberhasilan dalam kegiatan ini adalah: a) Siswa mampu menghafal juz 30 bagi kelas 2-6; b) Siswa mampu menghafal hadits-hadits Nabi dalam kurikulum pelajaran Al-

  Qur’an dan Hadits; c) Siswa mampu menghafal 3 juz Al- Qur’an untuk program jangka panjang kelas 1 tahun ajaran 2015/2016 (juz 30, 29 dan juz 1) terutama bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam hal hafalan.

7. Audio Learning (Pembelajaran Pendengaran)

  Kegiatan ini adalah bertujuan untuk membiasakan siswa mendengarkan lagu-lagu atau bisa saja bacaan Al- Qur’an. Indikator dari kegiatan ini adalah tertanamnya keakraban dengan muratal Al-

  Qur’an, nasyid Islami, nasionalisme perjuangan serta jiwa yang berbudaya.

  Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Membeli sound yang berkualitas; b) Membuat jadwal pemutaran muratal Al-

  Qur’an, nasyid Islami, lagu perjuangan, dan lagu daerah pagi hari; c) Mengadakan audio learning berupa murotal Al-

  Qur’an pada jam istirahat

  33 hari Senin sampai Kamis.

B. Indikator dalam Mengembangkan Karakter Rasulullah

  Setidaknya ada 4 program kerja bidang kesiswaan dan 7 program kerja bidang diniyah. Jumlah total dari program kerja ada 11 program kerja yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran 2015/2016. Pada semua program yang telah direncanakan terdapat nama kegiatan, indikator keberhasilan kegiatan, langkah-langkah untuk mencapai indikator keberhasilan, penanggung jawab, pelaksana dan juga biaya kegiatan. Semua direncanakan untuk mencapai tujuan mencapai pendidikan karakter siswa.

  Dari berbagai indikator keberhasilan terdapat pengembangan pendidikan karakter yang ingin dicapai. Karakter itu adalah Shiddiq, amanah,

  

tabligh dan fathonah. Keempat sifat Rasul itu dikembangkan oleh MIM PK

  Kartasura dalam dalam kegiatan sehari-hari madrasah. Maka dari itu, sebelas program yang diadakan oleh kesiswaan dan bidang diniyah adalah saling melengkapi satu sama lain.

  Keempat karakter Rasulullah saw. akan terwujud apabila indikator yang ingin dicapai jelas. Dari beberapa program kerja yang direncanakan, berikut indikator yang harus dicapai untuk mewujudkan karakter Rasulullah saw.:

  1. Karakter Shiddiq Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh bidang kesiswaan dan diniyyah mempunyai peranan penting terhadap pengembangan karakter siswa. Salah satu dari pengembangan karakter yang dikembangkan adalah karakter shiddiq. Makna dari kata tersebut luas, karena itu memerlukan indikator diantaranya: a) Jujur/ berkata sebenarnya, b) Melakukan

  34 kebenaran.

  2. Karakter Amanah Dari berbagai referensi Rasulullah saw. adalah suri teladan yang baik. Beliau mendapatkan gelar Al-Amin yang terpercaya dan selalu menyampaikan amanah. Adapun indikator yang ditawarkan madrasah mengenai karakter ini adalah: a) Tanggung jawab, b) Melaksanakan

  35 ibadah.

  3. Karakter Tabligh Berbagai kegiatan dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter sudah dilakukan oleh madrasah. Banyak kegiatan terkait sifat rasul tabligh yang dilaksanakan oleh MIM PK Kartasura. Untuk mengaplikasikan sifat ini, ada beberapa indikator untuk mencapainya,

  36 diantaranya: a) Menegur dengan baik, b) Peka, Ramah dan Peduli.

  4. Karakter Fathonah Rasulullah saw. adalah contoh insan yang cerdas. Walaupun sifat ini tidak mungkin ada manusia yang bisa menyamai, tetapi setidaknya sebagai umat muslim wajib meneladani. Dalam rangka meneladani sifat ini MIM PK Kartasura mengembangkan basis multiple intelligence yang menilai bahwa semua anak adalah anak yang cerdas. Indikator yang diinginkan madrasah mengenai sifat ini adalah: a) Tertib/ disiplin, b)

  37 Gigih.

  35 Wawancara dengan bapak Gunawan Wihananto, 15 Juni 2016

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM MEMBIASAKAN KARAKTER KENABIAN Pembentukan karakter siswa di Madrasah Ibtidaiyah bisa dilakukan

  melalui peneladanan karakter kenabian. Berikut implementasi pendidikan karakter kenabian di MIM PK Kartasura:

A. Implementasi Karakter Shiddiq Menanamkan karakter jujur kepada siswa bukanlah hal yang mudah.

  Perlu pembiasaan positif yang diimplementasikan dalam program yang sudah direncanakan. Hal ini dilakukan dan dibiasakan agar siswa benar-benar

  38

  melakukan dengan senang hati. Pembiasaan kejujuran kepada siswa memang sesuatu yang harus dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan. Hasil yang diraihnya pun tidak bisa diketahui sekarang, walaupun ada beberapa siswa

  39 yang sudah melakukan dalam kehidupan sehari-hari.

  Adapun karakter jujur atau Shiddiq dilakukan dengan kegiatan di bawah ini:

1. Pelaksanaan Pembinaan Kepribadian Anak Muslim

  Kegiatan pelaksanaan ini dijalankan berdasarkan perencanaan sebagaimana dalam program kerja madrasah. Secara teknis kegiatan itu meliputi: a) Bidang kesiswaan bekerja sama dengan BK dalam pelaksanaannya. b) Bidang kesiswaan selalu memantau apa yang dilakukan oleh siswa. c) Bekerja sama dengan BK mencatat berapa kali siswa melakukan kesalahan, jika berlebihan maka orang tua akan

  40 dipanggil ke sekolah.

  Pada prinsipnya kepribadian anak muslim merupakan sasaran penanaman akhlak islami secara umum. Namun secara khusus juga menanamkan karakter jujur siswa. Sebagaimana disebutkan dalam indikator keberhasilannya bahwa program kerja ini membentuk mental

  41 positif siswa salah satunya adalah kejujuran.

2. Pendampingan sholat berjama’ah

  Program kegiatan ini dilaksanakan ketika sholat zhuhur berjama’ah. Program kegiatan sholat berjamaah ini diiringi dengan adzan dan iqomah, kemudian pendampingan doa dan dzikir. Secara teknis pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut: a) Pendampingan sholat ini dilakukan secara intens kepada siswa, agar siswa bisa menjalankan sholat secara tertib. b) Jadwal sholat berjamaah dilakukan secara bergantian, karena pelaksanaan sholat bersamaan dengan warga sekitar, maka dari pihak madrasah mengadakan jadwal tersendiri agar bisa mengajarkan dzikir dan doa secara bersamaan. c) Untuk siswa putri

  42 dianjurkan untuk memakai mukena atau baju syar’i ketika sholat.

  40