Perbedaan flow saliva pada wanita menopause sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol Repository - UNAIR REPOSITORY

  

Perbedaan flow saliva pada wanita menopause sebelum dan sesudah

mengunyah permen karet yang mengandung xylitol (Saliva flow difference in menopausal women, before and after chewing gum- containing-xylitol) Puspita Kusumayani 1 , Kus Harijanti 2 , Iwan Hernawan 2 1 Mahasiswa Strata-Pendidikan Dokter Gigi 2 Staff Pengajar Departemen Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya - Indonesia ABSTRACT

Background: Menopause is transition period from reproductive stage to non-reproductive stage. Average ages of

menopausal women is between 43-57 years. In menopausal women, occurs decrease of saliva flow. In prior study, gum-

containing-xylitol is able to increase saliva flow in elderly people. Purpose: The aims of this study are to determine the

quantity of increased saliva flow in menopausal women and non-menopausal women after chewing gum-containing-xylitol

and to prove function gum-containing-xylitol as a ingredient which may increase saliva flow. Methods: This study uses

menopausal women and non-menopausal women as the subjects of this research. Unstimulated whole saliva was collected

for 3 minutes. After that, they were asked to rest for 10 minutes. Then subjects were asked to chew gum-containing-xylitol 5

minutes and the stimulated saliva was collected for 3 minutes. Results: There was significant increase in saliva flow rate due

to chewing gum-containing xylitol is about 0,3 ml/minute.

  Key words: menopausal women, saliva flow, gum-containing-xylitol

Korespondensi (correspondence): Puspita Kusumayani, Mahasiswa Strata-Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Airlangga, Jln. Mayjend. Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya 60132. Indonesia. Email:

puspitakusumayani@yahoo.com PENDAHULUAN

  Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar 43 – 57 tahun namun tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause. Selain itu, faktor keturunan juga berperan disini, seorang wanita akan mengalami menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya.

  menurut WHO ialah 47 – 55 tahun, di mana pada rentang umur tersebut sudah terjadi atrofi organ.

  proses menua oleh karena penurunan fungsi dari organ-organ tubuh. Proses menua adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas termasuk infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Perubahan ini disebabkan sel-sel mengalami atrofi dan mati sehingga terjadi kemunduran fisik.

  3 Penurunan hormon estrogen

  dapat menyebabkan flow saliva berkurang pada wanita menopause.

  4 Pada aspek rongga mulut wanita yang

  mengalami menopause, selain terjadi kemunduran baik pada jaringan keras maupun jaringan lunak, dapat terjadi atrofi kelenjar dan degenerasi dari epitel kelenjar saliva, menyebabkan terjadinya perubahan struktur dan fungsi kelenjar saliva, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya flow saliva.

1 Rentang umur pada wanita menopause

  5 Flow saliva pada wanita menopause

2 Selama proses menopause, sering diikuti oleh

  mengalami penurunan kuantitas dan perubahan kualitas menjadi lebih kental dibanding wanita dewasa muda. Hal ini menyebabkan xerostomia yaitu keadaan di mana flow saliva di bawah normal. Keadaan xerostomia ini menimbulkan keluhan mulut yang terasa kering, sering merasa haus, kesulitan pada pemakaian gigi tiruan lepasan, kesulitan mengunyah, sensasi rasa terbakar, gangguan penerimaan rasa, dan keadaan xerostomia ini dapat menyerang gigi dan menimbulkan karies servikalis serta penyakit periodontal.

  6,7 Research Report Jumlah rata-rata flow saliva orang dewasa tanpa stimulasi adalah 0,3 ml/menit sampai 0,4 ml/menit.

  8 Hasil penelitian yang dilakukan terhadap wanita

  10 Berdasarkan latar belakang yang telah

  HASIL

  Setelah semua data dikumpulkan, data diolah dengan software SPSS. Uji statistik yang dilakukan adalah uji korelasi Spearman untuk mengetahui korelasi antara usia sampel wanita menopause dengan flow saliva sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol, ANOVA untuk mengetahui perbedaan antara rentang lama menopause 1-5 tahun dengan flow saliva sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol dan Wilcoxon test untuk mengetahui perbedaan antara flow saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol.

  Permen karet dibuang ke dalam tempat sampah yang telah disediakan oleh peneliti. Kemudian saliva ditampung lagi selama 3 menit. Kemudian dilakukan analisis data antara saliva sebelum mengunyah dan saliva sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol.

  Sampel diminta untuk membaca Lembar Penjelasan Penelitian terlebih dahulu. Bila subyek penelitian telah setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian, maka subyek penelitian menanda tangani lembar informed consent. Kemudian diwawancara menggunakan Lembar Kuisioner dan dilakukan pemeriksaan rongga mulut. Sampel diminta untuk duduk tenang dan santai, dalam posisi punggung tegak dan kepala menunduk dan selanjutnya saliva ditampung dalam gelas ukur selama 3 menit. Kemudian sampel diistirahatkan selama 10 menit dan setelah itu mengunyah permen karet yang mengandung xylitol selama 5 menit.

  antidisritmik, antiparkinsonian, dan lain-lain, tidak menjalani terapi radiasi, tidak terdapat infeksi atau keganasan di kelenjar saliva, dan tidak pernah menjalani pengambilan atau pembedahan di kelenjar saliva. Sampel dipilih melalui teknik total random sampling sebanyak 20 orang sampel.

  formulation,

  α-adrenergik agonis antagonis), obat-obatan antispasme, trisiklik antidepresan, obat-obatan sedatif dan anxiolitik, obat analgesik, bronkial dilator, ophtalmic

  Sampel penelitian adalah wanita menopause yang datang ke kamar terima RSGM FKG Unair maupun karyawan FKG Unair yang memenuhi kriteria sampel yaitu usia antara 47-55 tahun, sudah tidak menstruasi minimal selama setahun penuh, tidak menderita penyakit sistemik, tidak menderita Sjogren Syndrome, tidak mengkonsumsi obat- obatan yang biasa dikonsumsi oleh orang tua yang menyebabkan penurunan flow saliva seperti obat antihipertensi (diuretik,

  BAHAN DAN METODE

  disebutkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan flow saliva pada wanita menopause sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol. Manfaat dari penelitian ini ialah dapat dipakai sebagai salah satu pilihan dalam mengatasi pasien dengan keluhan mulut kering.

  sebelumnya, menunjukkan bahwa pada orang tua terutama yang lebih spesifik pada wanita menopause terjadi penurunan flow saliva dibandingkan dengan wanita sebelum menopause. Tetapi pada penelitian-penelitian tersebut, tidak disebutkan secara jelas seberapa besar signifikansi peningkatan flow saliva pada wanita menopause dan peranan permen karet yang mengandung xylitol terhadap peningkatan kuantitas saliva pada wanita menopause.

  menopause penduduk Surabaya pada rentang usia antara 45-50 tahun didapatkan rerata saliva sebesar 0,26 ml/menit dan pada wanita usia 50 – 55 tahun didapatkan rerata saliva 0,19 ml/menit.

  12 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

  Permen karet yang mengandung xylitol diyakini dapat menstimulasi flow saliva.

  11 .

  , Xylitol merupakan pemanis yang menyehatkan gigi, berbeda dengan pemanis lainnya seperti laktosa, sukrosa, glukosa dan lainnya. Dari penelitian laboratories yang telah dilakukan di Finlandia, xylitol mempunyai efek menstimulasi daya aliran saliva, menurunkan kolonisasi dari Streptococcus mutans. Xylitol dapat dijumpai dalam bentuk tablet, pastiles, permen karet, minuman ringan, obat-obatan dan lain-lain

  11

  menstimulasi pengeluaran saliva. Salah satunya ialah melalui pemberian obat-obatan dan zat-zat yang diketahui dapat merangsang pengeluaran saliva. Menurut Wirayudha

  8 Ada banyak cara yang dilakukan untuk

  dalam rongga mulut, yaitu mekanoreseptor, termoreseptor, nosireseptor, dan kemoreseptor. Dengan reseptor tersebut, kelenjar saliva akan terangsang untuk memproduksi saliva.

  10 Terdapat empat macam reseptor

  dapat digunakan untuk merangsang sekresi saliva dalam mulut.

  9 Permen karet merupakan salah satu media yang

  Dari penelitian yang telah dilakukan pada 20 sampel wanita menopause didapatkan pengaruh permen karet yang mengandung xylitol terhadap Tabel 3. Rata-rata dan standard deviasi flow peningkatan flow saliva. saliva pada wanita menopause sebelum dan sesudah mengunyah permen karet

  Tabel 1. Pengaruh usia wanita menopause terhadap flow yang mengandung xylitol. saliva sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol.

  Perlakuan Deskriptif Statistik Kemaknaan Usia N Sebelum mengunyah Sebelum Mean 0.5267 Terdapat beda

  Mean Sd Std. 0.4269 bermakna

  47-48,9 7 0,3238 0,2140 deviation antara flow

  49-50,9 4 0,8 0,4955 saliva sebelum

  51-52,9 4 0,3 0,2829 dan sesudah

  53-54,9 3 0,8667 0,8317 mengunyah permen karet

  55-56,9 2 0,4 0,00 Sesudah Mean 0.8717 yang

  Std. 0.7753 Kemaknaan 0,444 mengandung deviation xylitol

  Hasil penelitian pada Tabel 1 setelah diuji analisis statistik menggunakan uji korelasi Dari uji normalitas menggunakan One-Sample

  Spearman dengan p>0.05. Hasil ini menunjukkan

  Shapiro-Wilk Test, didapatkan p sebelum

  bahwa tidak ada korelasi antara fow saliva sebelum mengunyah permen karet yang mengandung xylitol mengunyah permen karet yang mengandung xylitol = 0.016 ,dan p sesudah mengunyah xylitol = 0.003. tersebut dengan usia sampel wanita menopause.

  Berdasarkan hasil p sebelum dan p sesudah, maka test distribusi tidak normal.

  Tabel 2. Pengaruh lama menopause terhadap flow

  Analisis data dengan Wilcoxon Signed Ranks

  saliva sebelum mengunyah permen karet Test untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan flow yang mengandung xylitol.

  saliva pada wanita menopause sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung

  Lama N Mean Sebelum (ml/menit)

  xylitol. Didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan

  (tahun)

  yang bermakna antara flow saliva sebelum 1 10 0.4533 mengunyah permen karet yang mengandung xylitol 2 5 0.7866 dengan flow saliva sesudah mengunyah permen 3 1 1.0000 karet yang mengandung xylitol dengan p = 0,003 4 1 0.3333 (p>0,05). 5 3 0.4445

  Total 3.0177 Signifikansi Tidak ada varians data

  PEMBAHASAN

  (p) Pada penelitian ini dilakukan kriteria sampel wanita menopause yaitu: usia 47-55. Menopause

  Hasil penelitian pada Tabel 2 setelah diuji biasanya ditandai dengan tidak adanya mengalami analisis statistik menggunakan One-way ANOVA

  13

  menstruasi lebih dari satu tahun. Diperkirakan dengan p sebesar 0,832 (p>0.05). Hasil ini pada wanita usia > 55 tahun, pengaruh hormon menunjukkan bahwa tidak ada varians data antara

  14 wanita sudah sangat minimal. fow saliva sebelum dan sesudah mengunyah

  permen karet yang mengandung xylitol tersebut dengan lama menopause.

  Pada umumnya, seseorang mengalami proses

  aging (penuaan) ketika dia telah memasuki dekade kelima kehidupannya.

5 Seiring dengan

  meningkatnya usia, terjadi proses aging yaitu terjadi perubahan dan kemunduran fungsi kelenjar saliva, di mana kelenjar parenkim yang hilang yang digantikan oleh jaringan lemak dan penyambung,

  lining sel duktus intermediate mengalami atropi.

  Keadaan ini mengakibatkan pengurangan flow saliva.

15 Penelitian dilakukan jam 08.00 – 10.00 WIB,

  berkaitan dengan irama sirkadian tubuh. Pada jam tersebut, irama sirkadian tubuh akan meningkat, aktivitas pencernaan akan mulai bekerja sehingga secara tidak langsung sekresi saliva juga ikut meningkat.

16 Penelitian ini menggunakan sampel wanita

  pengaruh usia wanita menopause terhadap flow saliva menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara flow saliva dengan usia wanita menopause. Pada penelitian menggunakan sampel wanita menopause usia 47-55 tahun, hal ini menyatakan bahwa mungkin pada rentang usia 47-55 tahun tidak mempengaruhi flow saliva. Selain itu pada penelitian ini digunakan sampel wanita menopause yang sehat. Pada usia dekade ke-5 flow saliva mungkin mengalami penurunan.

  17 Hasil analisis data pada Tabel 2 mengenai

  pengaruh lama menopause yang dapat mempengaruhi flow saliva menunjukkan bahwa tidak ada varian data antara flow saliva dengan lama menopause. Hal ini menyatakan bahwa lama menopause bukan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi flow saliva.

  12 Hasil analisis data pada Tabel 1 mengenai

  Pada penelitian ini dilakukan pengumpulan saliva yang terstimulasi dengan permen karet yang mengandung xylitol. Penggunaan permen karet yang bebas sukrosa mampu memberikan keuntungan yaitu dapat menghindari resiko karies daripada permen karet yang menggunakan sukrosa.

  18 Permen karet xylitol yang digunakan kali

  ini mempunyai tiga macam kandungan pemanis buatan pengganti gula sukrosa yaitu xylitol, maltitol dan aspartam. Zat yang terkandung dalam permen karet xylitol ini, yang dapat menyebabkan meningkatnya flow saliva ialah xylitol itu sendiri.

  19 Dengan mengunyah permen karet yang

  mengandung xylitol sekitar tiga sampai lima kali setiap hari selama minimum lima menit setelah makan, dapat menghambat akumulasi plak, meningkatkan remineralisasi dan mengurangi jumlah Streptococcus mutans.

  12 Penggunaan

  aspartam selain sebagai pemanis tambahan pada permen karet ini, mempunyai keuntungan yaitu meningkatkan dan memperluas rasa permen di mulut, tidak menyebabkan kerusakan gigi, aman bagi pasien diabetes karena termasuk pemanis rendah kalori.

  20 Kandungan permen karet yang mengandung

  xylitol mempengaruhi persepsi rasa, yang diterima oleh kemoreseptor dalam taste bud berperan dalam merangsang kelenjar saliva. Rangsangan kemoreseptor menginduksi sistem saraf simpatis. Kemudian neurotransmitter norepinephrin yang dilepaskan dari ujung saraf mengaktivasi reseptor pada permukaan membran asini, sehingga mengaktivasi satu atau dua sekaligus sistem sinyal intrasel. Norepinephrin kemudian melepaskan

  Penelitian ini menggunakan permen karet yang mengandung xylitol oleh karena permen karet tersebut banyak terdapat di pasaran, murah harganya dan aman dikonsumsi. Kandungan xylitol yang terdapat pada permen karet dapat meningkatkan flow saliva.

  menopause yang sehat. Sampel tidak menderita penyakit sistemik, tidak menggunakan obat-obatan kholinergik atau antikholinergik, tidak menderita kelainan atau penyakit yang menyerang kelenjar saliva, tidak pernah atau sedang mengalami terapi radiasi daerah kepala dan leher. Karena hal-hal tersebut di atas dapat mempengaruhi flow saliva.

  Hasil penelitian pada wanita menopause yang ditunjukkan pada Tabel 3 memperlihatkan adanya peningkatan flow saliva setelah mengunyah permen karet sebesar 0,3450 ml/menit (dari 0,5267 ml/menit menjadi 0,8717 ml/menit. Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya rangsangan mekanis yang disebabkan persentuhan permen karet yang mengandung xylitol yang berada di dalam mulut, dengan reseptor tekanan yang tersebar di mukosa mulut berhasil memberikan rangsangan pada mekanoreseptor, yang melanjutkan rangsangan tersebut melalui neurotransmitter ke pusat rangsang saliva untuk merangsang kelenjar mensekresi saliva. Gerakan mengunyah akan memperluas permukaan sentuh antara benda asing dengan reseptor tekan yang tersebar di mukosa mulut sehingga meningkatkan rangsangan. Rangsangan mekanis menginduksi sistem saraf parasimpatis yang nantinya sistem saraf parasimpatis tersebut melepaskan neurotransmitter asetilkolin, menyebabkan vasodilatasi saluran kelenjar saliva sehingga merangsang kelenjar saliva untuk memproduksi hasil sekresi yang kaya air tetapi rendah protein. reseptor β-adrenergik akan menyebabkan kontraksi filamen, sehingga granula sekretori diangkut ke membran plasma luminal. Eksostosis dari kandungan sekretori terjadi dengan jalan menggabungkan membrana granula sekretori dengan membrana sel piramidal dan keluarlah isi granula (saliva primer) diteruskan ke lumen untuk diangkut menuju muara pembuangan. Rangsangan β-adrenergik biasanya menghasilkan flow saliva pekat, kaya protein dan berbusa. Sedangkan rangsangan saraf parasimpatis yaitu muskarinik kolinergik (M3) menghasilkan flow saliva cair yang banyak dengan kadar protein rendah.

  flow saliva sesudah mengunyah permen karet yang

  15. Ship J. Geriatric. Burkett’s oral medicine diagnosis

dan treatment. 10

th ed. Ontario- Cannada: BC Decker Inc; 2003.p.617-9.

  11. Wirayudha A. Pengaruh permen xylitol terhadap pertumbuhan kuman di rongga mulut. Skripsi.

  Surabaya: Fakultas Kedokeran Gigi Unair; 2009.

  12. Caglar E, Kavaloglu SC, Kuscu OO, Sandalli N, Holgerson PL, Twetman S. Effect of chewing gum containg xylitol or probiotic bacteria on salivary mutant streptococci and lactobacilli. Clinical Oral Investment. Springer 2007; 425 – 9.

  13. Hembing Wijayakusuma. Mencegah dan mengatasi gangguan menopause secara alamiah. 2003.

  Diambil dari: http://cybermed.cbn.net.id/detilhit.asp?kategori=He

mbing&newsno=48

  14. Cigna Health Care. Salivary Hormone Testing for Menopause. 2007. Available from: http://www.cigna.com/customer_care/healthcare_pr ofessional/coverage_positions/medical/mm_0458_c overagepositioncriteria_salivary_hormone_testing for_menopause.pdf . Diakses tanggal 22 Desember 2010.

  16. Salsabila. Pengaruh irama sirkadian bagi keseimbangan gaya Hidup. 2010. Diambil dari: www.raihansalsabila.wordpress.com/2010.html Diakses tanggal: 27 Agustus 2010.

  mengandung xylitol pada 3 sampel wanita menopause. Rata-rata penurunan flow saliva sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol tersebut yaitu sebesar -0,1444 ml/menit. Hal ini kemungkinan sampel penelitian sedang mengalami kondisi psikologis yang tidak menyenangkan pada saat dilakukan penelitian. Pada wanita menopause sering terjadi perubahan psikis pada wanita menopause, di antaranya perasaan mudah tertekan, cepat marah dan gelisah.

  17. Myers E, Ferris RL. Salivary gland disorders.

  Germany: Springer Science and Business Media; 2007.p.11-3.

  18. Sumanomo KW. Xylitol zat anti karies gigi.

  Dentistry news. 2007. Diambil dari: www.lawalangy.wordpress.com . Diakses 30 April 2010.

  19. Balch PA. About xylitol. 2010. Diambil dari: http://www.xylitol.org/about_xylitol . Diakses tanggal: 12 Desember 2010.

  20. Calorie Control Council. Low-calorie sweeteners: aspartame. 2007. Available from:

  10. Paramita D. Peningkatan flow saliva setelah mengunyah permen karet bebas glukosa-rasa asam pada wanita usia lanjut. Skripsi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Gigi Unair; 2007.

  Surabaya: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Airlangga; 2000.

  9. Hikmah N. Perbandingan aliran saliva pada wanita pre menopause dan post menopause. Skripsi.

  Faktor psikologis terutama ketika sedang stress memegang peranan penting dalam menimbulkan xerostomia.

  P.83.

  7. Field, Longman. Tyldesley’s oral medicine. 5 th edition. London: Oxford University Press; 2003.

  6. Carranza. Clinical periodontology. 9 th Ed. Ontario: WB Saunders; 2002.p. 513-26.

  11 th ed. Philadelphia-Pennsylvania: Elseviere- Saunders; 2006. p.793, 1022.

  5. Guyton, and Hall. Textbook of medical physiology.

  8. Martini FH. Fundamentals of anatomy and physiology. New Jersey: Prentice-Hall Inc; 2001. p.482.

21 Pada penelitian ini juga didapatkan penurunan

  5,22

23 Dari penelitian mengunyah permen karet yang

  Diambil dari: http://purwatiwidiastuti.wordpress.com/2009/09/01/ pasca-menopause/

  DAFTAR PUSTAKA 1. Purwati Widiastuti. Pasca menopause. 2009.

  mengandung xylitol terhadap wanita menopause ini mampu meningkatkan flow saliva dengan rata-rata peningkatan flow saliva sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol ini sebesar 0,3450 ml/menit.

2. Artikel Indonesia. Menopause pada wanita. 2009.

  Diambil dari: http://artikelindonesia.com/menopause-pada- wanita.html http://www.aspartamearchives.org/aspartame.htm .

  4. Agha-Hosseini F, Mirzaii-Dizgah I, Moghaddam PP, Akrad ZT. Stimulated whole salivary flow rate and composition in menopausal women with oral dryness feeling. Journal of Oral Disease 2007; 320-

  3.

  3. Setijanto B. Pengetahuan pelayanan fisik lanjut usia. 2007. Diambil dari: http://www.pjnhk.go.id/index2.php?option=com_c ontent&do_pdf=1&id=249 Diakses tanggal 30 Agustus 2010.

  Accessed December, 19 2010.

21. Sherwood L. Human physiology – from cells to systems. Belmont: Thomson Learning Inc; 2004.p.

  224-30, 591-603.

  22. Artha AR. Kajian psikoneuroimunologi burning mouth syndrome pada wanita menopause (studi pustaka). Skripsi. Surabaya: Fakultas Kedokteran Gigi Unair; 2005.

  23. Hasibuan SL. Keluhan mulut kering ditinjau dari faktor penyebab, manifestasi dan penanggulangannya. USU Digital Library. 2002. Diambel dari: http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-sayuti.pdf