26.cara pengeringan dalam usaha perbaikan mutu gaplek
CA RA PEN G ERIN G A N
D A LA M U SA H A PERBA IK A N
M U TU G A PLEK
Sudirman UmarYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ABSTRACT
A n e x p e r im e n t
o f d r y in g
m e t h o d t o im p r o v e
" g a p le k "
q u a lit y
w a s c o n d u c te d .
An
e x p e r im e n t o f d r y in g m e t h o d t o im p r o v e " g a p le k " q u a ! lt ¥ w a s c o n d u c t e d a t B a n ja r b a r u
R e s e a r c h I n s t it u t e f o F o o d C r o p s in O c t o b e r , 1 9 8 8 .
U s in g t w o k in d s d r y in g p la c e
c o m b in a t io n w it h t h r e e k in d s o f t u b e r p ie c e a n d f o u r s o a k in g s o lu t io n .
w a s a r r a n g e d in a 2 x 4 x 4 f a c t o r ia l c o m p le t e r a n d o m iz e d d e s ig n .
d r y in g p la c e c o n s is t e d o f r a c k a n d f lo o r .
T h e e x p e r im e n t
T h e f ir s t f a c t o r w a s
T h e s e c o n d f a c t o r w a s p ie c e f o r m n a m e ly :
t o lie d ia g o n a lly , d ia g o n a l, s lic e ( ir is a n ) a n d b e la h a n ( c h in k ) a n d t h e t h ir d f a c t o r w a s
s o a k in g :
h u s k , lim e , s a lt a n d w it h o u t s o a k in g .
q u a lit y o f g a p le k u s in g d r y in g s y s t e m s .
T h e a im s o f r e s e a r c h w e r e t o im p r o v e
R e s u lt s o f t h e r e s e a r c h s h o w e d t h a t a r a c k
m e t h o d b e t t e r t h a n f lo o r w it h f a s t d e c r e a s e o f m o is t u r e c o n t e n t ( m . c ) a s w e ll a s p ie c e
fo rm s .
T h e lo w e s t p e r c e n t a g e o f f u n g i a t t a c k e d t o s lic e w a s 3 , 0 6 % a n d t h e h ig h e s t
w a s 2 1 ,4 8 % .
PEN D A H U LU A N
U bikayu dapat dim anfaatkan dalam berm acam kepentingan antara lain untuk
m akanan kering, pakan dan bahan industri.
D ibeberapa daerah sentra ubikayu, bahkan
sebagai bahan m akanan pokok. Produksi ubikayu Indonesia m encapai ± 15 juta ton,
70,7% diantaranya berasal dari Lam pung. D i Jaw a, dari produksi yang dihasilkan 35%
untuk konsum si keluarga, 30% dipasarkan, 25% dijual ke pabrik tepung dan 10%
diekspor (Barret dan D am arjati, 1984). D i K alim antan Selatan 80% dari produksi
ubikayu dipasarkan dan hanya 20% untuk konsum si keluarga.
A pabila tanpa penyim panan yang baik, ubikayu m enjadi lebih m udah rusak.
K erusakan ini disebabkan oleh karena faktor m ekanis, fisiologis, patologis dan kim iaw i
1980).
U bikayu sangat peka terhadap terhadap serangan jam ur dan m ikroba lain seperti R h i z o p u s s p , A s p e r g i l l u s s p , B a c i l l u s p o l i m e x a dan ragi (W inarno, 1979).
(Barret dan D am arjati 1984, Richana dan Prastow o 1987, dan M uljohardjo BA
et
a i,
Salah satu usaha untuk m enanggulangi kerusakan um bi setelah panen, adalah
m engolahnya m enjadi bentuk gaplek, yakni bentuk ubikayu kering dengan kandungan
air dibaw ah 12% .
C a r a p e n g e r in g a n d a la m u s a h a p e r b a ik a n m u tu g a p le k
155
Pem buatan
gaplek yang um um dilakukan petani yaitu dengan m engeringkan
ditanah tanpa m enggunakan
alas dan tidak ada pem balikan
sehingga gaplek yang dihasilkan
D alam usaha perbaikan
ukuran
dan potongan
m em perlam bat
m utu gaplek, proses pengeringan
um bi perlu
proses
untuk pengaturan
kotor dan suram serta bercam pur
diperhatikan.
pengeringan
Potongan
larutan pengaw et
dengan cara m enjem ur,
yang
dan lebih m udah terserang
seperti garam
terlalu
jam ur,
besar akan
sebaliknya
atau N aCI m um i dan blanching
perkecil kerusakan
dan juga m em pengaruhi
Sum ardi,
D engan
1982).
hingga diperoleh
dem ikian
penam pilan
perlu dilakukan
aerasi,
debu/tanah.
tongan yang sangat tipis akan cepat kering tapi m udah pecah dan hancur.
dengan
um bi
kualitas gaplek
penelitian
po-
Rendam an
dapat m em (Rum iati dan
cara pengeringan
se-
m utu gaplek yang lebih baik.
BAHAN DAN METODAfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
Penelitian
dilaksanakan
Pangan Banjarbaru,
di Laboratorium
Pasca Panen Balai Penelitian
Tanam an
pada bulan O ktober 1988, yaitu saat dim ana petani banyak m em anen
ubi kayu dan m erupakan
aw al m usim
hujan.
panenan petani dari daerah sentra produksi.
Bahan
yang digunakan
V arietas yang digunakan
berasal dari
adalah lokal putih
setem pat.
Lantai pengering
dengan perm ukaaan
dengan batas atap 90 cm .
U bikayu dikeringkan
Setiap perlakuan
tanah dibuat setinggi
60 em dan alas rak
2,5 kg ubi basah, dipotong
setebal 0,5 cm .
selam a 9 hari pada pukul 08.00 hingga 15.00 dan pada m alam hari
bahan tersebut dipindahkan.
Proses pengolahan
lalu dicuci.
U m bi
diaw ali dengan m ensortir
dipotong-potong
um bi yang baik kem udian
sesuai dengan
dengan 3 jenis larutan m asing- m asing selam a
perlakuan,
sesudah
dikupas
itu direndam
15 m enit, setelah itu air yang berlebihan
ditiriskan dan dijem ur/ keringkan.
Penelitian
m enggunakan
dengan 2 ulangan.
pengeringan
potongan
faktorial yang disusun dalam
Faktor A adalah alat pengering
lantai jem ur.
m em bujur
rendam an,
rancangan
Faktor B yaitu potongan
(irisan),
3) potongan
diagonal
: 1) pengeringan
acak lengkap,
rak plastik, dan 2)
um bi 1) potongan
dan 4) belahan.
m elintang, 2)
Faktor C adalah
1) larutan abu sekam 5% , 2) larutan kapur 5% , 3) larutan garam dapur 5%,
dan 4) tanpa larutan.
Param eter
pertum buhan
156
S u d ir m a n
yang
jam ur,
U m ar
diam ati
kepoyoan
adalah
kadar air sebelum
dan sesudah
(% bobot rusak/ bobot aw al), kandungan
penggaplekan,
pati (dengan BA
m etoda A nthrone),
w arna tepung berdasarkan
pada 3 periode yakni pukul 09.00;
G aplek
berm utu
tinggi
Barret dan D am ardjati,
65-70% , kotoran
Suhu dan kelem baban
diam ati
12.00 dan 15.00.
m enurut
standar
1984) berdasarkan
m aksim um
uji panelis.
D epartem en
Perdagangan
pada kadar air m aksim um
R.I (dalam
14% , kadar tepung
4-7% dan kadar serat 4-6% juga tidak terdapat
cendaw an
yang m erusak.
H A SIL D A N PEM BA H A SA N
Suhu dan K elem baban
Intensitas
penyinaran,
proses pengeringan.
tinggi dengan
jem ur.
suhu, kelem baban
Pengeringan
kelem baban
yang
dengan
dan kadar air sangat berpengaruh
rak plastik
lebih rendah
m enghasilkan
dibanding
pengeringan
pengeringan
K elem baban
yang
dengan lantai jem ur
dicapai
(60
sirkulasi udara m elalui
lantaijem ur
±
pada rak plastik
fentilasi
lebih rendah
rak dibuat
yang m em buat
sedem ikian
ruang
lantai
35,0 ° e .
suhu yang diperoleh
2% ), karena
dengan
°e ,
rak plastik adalah 39,4 YXWVUTSRQP
Suhu rata-rata harian yang dicapai pad a pengeringan
bila dibanding
dalam
suhu yang lebih
(56 ± 4% ) dibanding
rupa sehingga
pengeringan
terjadi
tidak m enyim pan
udara yang keluar dari bahan.
K adar A ir
U bikayu
m enjadi
segar dengan
10,02%
untuk
kadar air aw al 58% , setelah
potongan
rata-rata kadar air pada rak plastik
Penurunan
dan
untuk
pengeringan
bentuk
kadar air Iebih cepat dengan cara pengeringan
bahan dapat keluar dari 2 perm ukaan
jem ur hanya pada satu perm ukaan
sehingga kelem baban
11,04% .
penggunaan
saja, sedang pada bagian lainnya tertahan
rak
air dalam
lantai
oleh
lantai
m eningkat.
secara m elintang,
bentuk belahan.
potongan,
rata-rata
K ecilnya penurunan
nya belahan dan sem pitnya
perm ukaan
penurunan
kadar
kadar air tersebut
sehingga penguapan
m em bujur
dan diagonal
Ini sesuai dengan pendapat
W inarno (1979) bahw a pada bentuk ubi irisan atau chipping
belahan hanya 0,26% .
9 hari
1) dan
yang m enggunakan
irisan yang luas, sedangkan
ubi kayu yang dikeringkan
Pada bentuk
selam a
(Tabel
H al dem ikian terjadi karena kandungan
kadar airnya lebih cepat turun dibanding
cepat.
belahan
10,21 % sedang pada lantai jem ur
plastik dari pada dengan lantai jem ur.
Potongan
12,44%
proses pengeringan
air 2,57%
disebabkan
sedang
lebih
bentuk
karena tebal-
air relatifkecil. BA
C a r a p e n g e r in g a n d a la m u s a h a p e r b a ik a n m u tu g a p le k
157
Tabe\ 1. Pengaruh alat pengeringan
Banjarbaru, 1988.
terhadap
penurunan
kadar
air
pada
pengeringan
gaplek,
Potongan um bi
Belahan
Pengeringan
M em bujur
D iagonal
9,65
10,26
9,91
10,27
9,58
10,48
11,71
10,21 b
13,16
11,04 a
10,09 b
10,03 b
12,44 a
Rak Plastik
Lantai
Rata-rata
9,96 b
A ngka rata-rata pada \ajur yang sarna yang diikuti huruf yang sarna tidak rnenunjukkan
K erusakan
Rata-rata
M elintang
beda nyata pada taraf S% .
A kibat Jam ur
K erusakan gaplek akibat jam ur banyak dipengaruhi oleh cara pengeringannya.
Persentase kerusakan ubikayu pada rak plastik lebih kecil dibanding lantaijem ur (Tabel
2), karena penguapan yang terjadi lebih sem pum a sehingga kerusakan akibat cendaw an
diperkecil dan penurunan kadar air juga lebih cepat. Potongan ubikayu bentuk diagonal
pad a larutan garam yang dikeringkan dengan alat pengeringan rak, tidak terserangjam ur.
G aplek bentuk irisan hasil pengeringan lantai jem ur, terdapat serangan rata-rata 2,27% ,
sedangkan bentuk belahan terdapat serangan yang sangat tinggi (21,48% ).
Tingginya
serangan pada bentuk belahan karena sem pitnya luas perm ukaan yang m engandung air,
sehingga penguapan terjadi secara lam bat hal ini akan m em pengaruhi tim bulnya jam ur
selain itu juga dipengaruhi oleh rendam an garam dapur. Richana dan Prastow o (1987),
m um i
m enunjukkan bahw a perendam an aw al ubikayu dengan garam dapur atau N aCI BA
sebelum dikeringkan dapat m enekan pertum buhan cendaw an dan kepoyoan.
Sedang
m enu rut Shreve (1956) bahw a garam berfungsi sebagai bahan pengaw et dan penyerap
uap air serta dapat m engham bat aktifitas enzim .
A bu sekam berfungsi sebagai lapisan
pelindung perm ukaan bahan dan kapur sebagai insektisida disam ping sebagai penyerap
gas dan untuk m engeringkan.
K epoyoan (Iunak)
c;ara pengeringan
poyoan.
dan pem otongan
secara langsung tidak m em pengaruhi ke-
Tim bulnya kepoyoan karena terjadinya kerusakan fisik, dim ana kadar air dan
kelem babanjuga m eningkat.
K erusakan fisik didahului oleh proses "brow ning" akibat
proses enzim atis dan non-enzim atis yang pada akhim ya terjadi pem busukan.
dari proses enzim atis, dan kelam batan aerasi m aka kepoyoan m udah terjadi.
158
S u d ir m a n
U m ar
A kibat
r - - fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
K epoyoan
yang tinggi um um nya
pada hasil pengeringan
lantai jem ur.
potongan baik irisan atau bentuk
sarna ditunjukkan
diternukan
Richana
H asil pengeringan
lainnya tidak nam pak
dan Prastow o
lebihbanyak pada gaplek hasil penjem uran
Pada perm ukaan
luar gaplek potongan
kuning kecoklatan,
pada gaplek belahan dibagian dalam
apalagi jika perm ukaan
pada bentuk
kepoyoan.
(1987) yang m enem ukan
H al yang
adanya
di lantai dari pada dipengeringan
yang dikeringkan
tapi bukan gejala "brow ning".
buatan atau dengan cara m enjem ur
yang diperoleh
adanya
kem ungkinan
kepoyoan
rak plastik.
juga terjadi perubahan
Pada pengeringan
w arn a
baik alat pengering
dapat terjadi proses oksidasi-enzim atis
ubikayu yang akan dikeringkan
tersebut
berlendir.
W arna Tepung Gaplek
H asil penelitian
juga m enunjukkan
m enghasilkan w arna tepung
Potongan um bi m elintang,
bahw a tepung yang dijem ur pada rak plastik
yang putih dan bersih dibanding
m em bujur
Pada belahan terdapat pencoklatan
dan diagonal
dibagian dalam sehingga
m enghasilkan w arna yang lebih gelap.
Jenis rendam an
berikan pengaruh
terhadap w arna tepung (Tabel 3).
Tabel2. Pengaruh
alat pengeringan
lantai jem ur
(Tabel 2).
lebih putih dibandingkan
belahan.
dalam proses penepungan
pada penelitian
terhadap w arna tepung pada pengeringan
ini tidak m em -
gaplek. Banjarbaru,
1988.
Potongan um bi
Rata-rata
Pengeringan
M elintang
M em bujur
D iagonal
Belahan
1,00
1,82
1,25
2,00
1,58
1,92
1,25
1,83
1,41a
1,63 a
1,75 a
1,54 a
Rak Plastik
Lantai
A ngka rata-rata
K eterangan:
pada lajur yang sarna yang diikuti hurufyang
sarna tidak m enunjukkan
0,1-1
=
putih
2,1-3
=
kuning kecoklatan
1,1-2
=
putih kekuningan
3,1-4
=
coklat kehitarnan
H asil uji panelis
rnasih digolongkan
m enunjukkan
bahw a penilaian
pad a w arn a putih kekuningan.
nam pak pada gaplek hasil pengujian
penjem uran, sehingga pada perm ukaan
w arna
tepung
Perubahan
yang dihasilkan
w arna yang terjadi dan
air diperm ukaan
gaplek terjadi lapisan tipis berw am a
H al ini m engakibatkan
suram .
ubikayu
Iangsung
beda nyata pada taraf 5%
akibat adanya pem am patan
yang tertinggal.
A pabila
1,27 b
1,89 a
tepung yang digiling
diolah
m enjadi
bahan
hasil gaplek berw arna
siap jadi
(tepung)
C a r a p e n g e r in g a n d a la m u s a h a p e r b a ik a n m u tu g a p le k
•.....
saat
akibat cairan
akan BA
159
m enghasilkan tepung dengan w arna yang sangat putih, sedangkan setelah m elalui
pengolahan, w arnanya kem ungkinan berubah tergantung dari persentase "brow ning"
atau adanya kepoyoan.
Pat YXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
i
H asil penelitian m enunjukkan bahw a kandungan pati dari keduajenis pengeringan
rak plastik dan lantai jem ur tidak berbeda, juga pada perlakuan potongan dan rendam an
(Tabel 3).
Perbedaan kandungan pati lebih banyak ditunjukkan oleh perbedaan um ur
panen tanam an dan lam a pengeringan, hal ini sesuai dengan penem uan Polm er, 1982.
K andungan pati pada um bi segar yang dipanen antara 9 bulan dan 14 bulan sekitar
18-35% m eningkat m enjadi 80-90% setelah pengeringan (pem adatan pati per luasan
yang dikeringkan).
Tabel 3. Pengaruh alat pengeringan, jenis potongan ubikayu, dan rendam an
terhadap kadar air, seranganjam ur kandungan pati, dan w am a
tepung ubi kayu. Banjarbaru, 1988.
Pengaruh perlakuan terhadap
Perl aku an
K andungan
air (% )
Serangan
jam ur (% )
K andungan
pati (% )
A lat pengering :
Rak (t: 39,4°C)
Lantai (t: 35°C)
10,21 b
11,04 a
4,95 b
12,08 a
82,06 a
81,72 a
1,27 b
1,89 a
Jenis potongan :
M elintang
Irisan
D iagonal
Belahan
9,96
10,09
10,03
12,44
5,10
3,06
7,38
21,48
c
d
b
a
81,63 a
82,55 a
81,84a
81,54 a
1,53
1,59
1,61
2,12
Jenis rendam an
A bu sekam
K apur
G aram dapur
10,29 a
10,58 a
10,63 a
12,56 b
6,21 c
2,27 d
82,45 a
81,64 a
82,55 a
1,58 b
1,63 b
1,75 a
10,76 a
14,79 a
80,91a
1,29 b
K ontrol
CV
LSD 0,05
b
b
b
a
W am a
tepung
b
b
b
a
:
4,61
0,98
13,35
2,01
0,83
1,78
34,71
0,36
Angka rata-rata pada lajur yang sarna yang diikuti huruf yang sarna tidak m enunjukkan beda nyata
pada taraf 5% . BA
160
S u d ir m a n
U m ar
KESIMPULANfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
U ntuk m enghasilkan
ringan dilakukan
gaplek yang baik dengan w arna tepung yang putih, penge-
pada rak plastik
dengan bentuk potongan
ubikayu
secara m elintang,
irisan atau diagonal.
Potongan
gaplek
perkecil pertum buhan
buhan jam ur sem inim al
yang tipis m em percepat
jam ur.
Perendam an
m ungkin
proses pengeringan
disam ping
dalam garam dapur dapat m enekan
dan juga terhindar
m em pertum -
dari kepoyoan . YXWVUTSRQPONMLK
. . -"
DAFT AR PUSTAKA
Barret,D .M ,
dan D am ardjati,D .S.
1984. Peningkatan M utu H asil U bikayu di Indonesia, Jum al Penel. dan Pengem bangan
Pertanian. V ol.III no. 2 : 40 - 48.
M uljohardjo.
1980. Cara Pengolahan
U G M , Y ogjakarta.
dan Penyim panan
G aplek
Lem baga
Penelitian
Polm er,J.K . 1982. Carbohydrates
in Sw eet Potato. Proc. 1st. sym p. on sw eet potato,
A V RD C, SH A N H U A , Tainan Taiw an edited by R.L V illareal and T.D G riggs.
p.135-140.
Rum iati dan Sum ardi, 1982. Evaluasi H asil Penelitian Peningkatan M utu Padi dan
Palaw ija.
Risalah Lokakarya Pasca Panen Tanam an Pangan. Bogor, 5-6 A pril
1982, hal 103
Richana.N dan B. Prastow o, 1987. Perbaikan
Penelitian Pertanian M aros vol.2,no.2
Shreve, H .N , 1956. The chem ical
pany, Inc N ew Y ork.
Process
Cara Pem buatan G aplek A grikam
1987. hal. 45-48.
Industries,
Buletin
second ed. M e, G raw -H ill
com -
W inarno,F.G ,
1979. Penanganan Singkong dan U bijalar. K um pulan G agasan tertulis
1979 - 1981 Pusat Penel.dan Pengem bangan Teknologi Pangan, IPB. BA
C a r a p e n g e r in g a n
d a la m
u s a h a p e r b a ik a n
m u tu g a p le k
161
D A LA M U SA H A PERBA IK A N
M U TU G A PLEK
Sudirman UmarYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
ABSTRACT
A n e x p e r im e n t
o f d r y in g
m e t h o d t o im p r o v e
" g a p le k "
q u a lit y
w a s c o n d u c te d .
An
e x p e r im e n t o f d r y in g m e t h o d t o im p r o v e " g a p le k " q u a ! lt ¥ w a s c o n d u c t e d a t B a n ja r b a r u
R e s e a r c h I n s t it u t e f o F o o d C r o p s in O c t o b e r , 1 9 8 8 .
U s in g t w o k in d s d r y in g p la c e
c o m b in a t io n w it h t h r e e k in d s o f t u b e r p ie c e a n d f o u r s o a k in g s o lu t io n .
w a s a r r a n g e d in a 2 x 4 x 4 f a c t o r ia l c o m p le t e r a n d o m iz e d d e s ig n .
d r y in g p la c e c o n s is t e d o f r a c k a n d f lo o r .
T h e e x p e r im e n t
T h e f ir s t f a c t o r w a s
T h e s e c o n d f a c t o r w a s p ie c e f o r m n a m e ly :
t o lie d ia g o n a lly , d ia g o n a l, s lic e ( ir is a n ) a n d b e la h a n ( c h in k ) a n d t h e t h ir d f a c t o r w a s
s o a k in g :
h u s k , lim e , s a lt a n d w it h o u t s o a k in g .
q u a lit y o f g a p le k u s in g d r y in g s y s t e m s .
T h e a im s o f r e s e a r c h w e r e t o im p r o v e
R e s u lt s o f t h e r e s e a r c h s h o w e d t h a t a r a c k
m e t h o d b e t t e r t h a n f lo o r w it h f a s t d e c r e a s e o f m o is t u r e c o n t e n t ( m . c ) a s w e ll a s p ie c e
fo rm s .
T h e lo w e s t p e r c e n t a g e o f f u n g i a t t a c k e d t o s lic e w a s 3 , 0 6 % a n d t h e h ig h e s t
w a s 2 1 ,4 8 % .
PEN D A H U LU A N
U bikayu dapat dim anfaatkan dalam berm acam kepentingan antara lain untuk
m akanan kering, pakan dan bahan industri.
D ibeberapa daerah sentra ubikayu, bahkan
sebagai bahan m akanan pokok. Produksi ubikayu Indonesia m encapai ± 15 juta ton,
70,7% diantaranya berasal dari Lam pung. D i Jaw a, dari produksi yang dihasilkan 35%
untuk konsum si keluarga, 30% dipasarkan, 25% dijual ke pabrik tepung dan 10%
diekspor (Barret dan D am arjati, 1984). D i K alim antan Selatan 80% dari produksi
ubikayu dipasarkan dan hanya 20% untuk konsum si keluarga.
A pabila tanpa penyim panan yang baik, ubikayu m enjadi lebih m udah rusak.
K erusakan ini disebabkan oleh karena faktor m ekanis, fisiologis, patologis dan kim iaw i
1980).
U bikayu sangat peka terhadap terhadap serangan jam ur dan m ikroba lain seperti R h i z o p u s s p , A s p e r g i l l u s s p , B a c i l l u s p o l i m e x a dan ragi (W inarno, 1979).
(Barret dan D am arjati 1984, Richana dan Prastow o 1987, dan M uljohardjo BA
et
a i,
Salah satu usaha untuk m enanggulangi kerusakan um bi setelah panen, adalah
m engolahnya m enjadi bentuk gaplek, yakni bentuk ubikayu kering dengan kandungan
air dibaw ah 12% .
C a r a p e n g e r in g a n d a la m u s a h a p e r b a ik a n m u tu g a p le k
155
Pem buatan
gaplek yang um um dilakukan petani yaitu dengan m engeringkan
ditanah tanpa m enggunakan
alas dan tidak ada pem balikan
sehingga gaplek yang dihasilkan
D alam usaha perbaikan
ukuran
dan potongan
m em perlam bat
m utu gaplek, proses pengeringan
um bi perlu
proses
untuk pengaturan
kotor dan suram serta bercam pur
diperhatikan.
pengeringan
Potongan
larutan pengaw et
dengan cara m enjem ur,
yang
dan lebih m udah terserang
seperti garam
terlalu
jam ur,
besar akan
sebaliknya
atau N aCI m um i dan blanching
perkecil kerusakan
dan juga m em pengaruhi
Sum ardi,
D engan
1982).
hingga diperoleh
dem ikian
penam pilan
perlu dilakukan
aerasi,
debu/tanah.
tongan yang sangat tipis akan cepat kering tapi m udah pecah dan hancur.
dengan
um bi
kualitas gaplek
penelitian
po-
Rendam an
dapat m em (Rum iati dan
cara pengeringan
se-
m utu gaplek yang lebih baik.
BAHAN DAN METODAfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
Penelitian
dilaksanakan
Pangan Banjarbaru,
di Laboratorium
Pasca Panen Balai Penelitian
Tanam an
pada bulan O ktober 1988, yaitu saat dim ana petani banyak m em anen
ubi kayu dan m erupakan
aw al m usim
hujan.
panenan petani dari daerah sentra produksi.
Bahan
yang digunakan
V arietas yang digunakan
berasal dari
adalah lokal putih
setem pat.
Lantai pengering
dengan perm ukaaan
dengan batas atap 90 cm .
U bikayu dikeringkan
Setiap perlakuan
tanah dibuat setinggi
60 em dan alas rak
2,5 kg ubi basah, dipotong
setebal 0,5 cm .
selam a 9 hari pada pukul 08.00 hingga 15.00 dan pada m alam hari
bahan tersebut dipindahkan.
Proses pengolahan
lalu dicuci.
U m bi
diaw ali dengan m ensortir
dipotong-potong
um bi yang baik kem udian
sesuai dengan
dengan 3 jenis larutan m asing- m asing selam a
perlakuan,
sesudah
dikupas
itu direndam
15 m enit, setelah itu air yang berlebihan
ditiriskan dan dijem ur/ keringkan.
Penelitian
m enggunakan
dengan 2 ulangan.
pengeringan
potongan
faktorial yang disusun dalam
Faktor A adalah alat pengering
lantai jem ur.
m em bujur
rendam an,
rancangan
Faktor B yaitu potongan
(irisan),
3) potongan
diagonal
: 1) pengeringan
acak lengkap,
rak plastik, dan 2)
um bi 1) potongan
dan 4) belahan.
m elintang, 2)
Faktor C adalah
1) larutan abu sekam 5% , 2) larutan kapur 5% , 3) larutan garam dapur 5%,
dan 4) tanpa larutan.
Param eter
pertum buhan
156
S u d ir m a n
yang
jam ur,
U m ar
diam ati
kepoyoan
adalah
kadar air sebelum
dan sesudah
(% bobot rusak/ bobot aw al), kandungan
penggaplekan,
pati (dengan BA
m etoda A nthrone),
w arna tepung berdasarkan
pada 3 periode yakni pukul 09.00;
G aplek
berm utu
tinggi
Barret dan D am ardjati,
65-70% , kotoran
Suhu dan kelem baban
diam ati
12.00 dan 15.00.
m enurut
standar
1984) berdasarkan
m aksim um
uji panelis.
D epartem en
Perdagangan
pada kadar air m aksim um
R.I (dalam
14% , kadar tepung
4-7% dan kadar serat 4-6% juga tidak terdapat
cendaw an
yang m erusak.
H A SIL D A N PEM BA H A SA N
Suhu dan K elem baban
Intensitas
penyinaran,
proses pengeringan.
tinggi dengan
jem ur.
suhu, kelem baban
Pengeringan
kelem baban
yang
dengan
dan kadar air sangat berpengaruh
rak plastik
lebih rendah
m enghasilkan
dibanding
pengeringan
pengeringan
K elem baban
yang
dengan lantai jem ur
dicapai
(60
sirkulasi udara m elalui
lantaijem ur
±
pada rak plastik
fentilasi
lebih rendah
rak dibuat
yang m em buat
sedem ikian
ruang
lantai
35,0 ° e .
suhu yang diperoleh
2% ), karena
dengan
°e ,
rak plastik adalah 39,4 YXWVUTSRQP
Suhu rata-rata harian yang dicapai pad a pengeringan
bila dibanding
dalam
suhu yang lebih
(56 ± 4% ) dibanding
rupa sehingga
pengeringan
terjadi
tidak m enyim pan
udara yang keluar dari bahan.
K adar A ir
U bikayu
m enjadi
segar dengan
10,02%
untuk
kadar air aw al 58% , setelah
potongan
rata-rata kadar air pada rak plastik
Penurunan
dan
untuk
pengeringan
bentuk
kadar air Iebih cepat dengan cara pengeringan
bahan dapat keluar dari 2 perm ukaan
jem ur hanya pada satu perm ukaan
sehingga kelem baban
11,04% .
penggunaan
saja, sedang pada bagian lainnya tertahan
rak
air dalam
lantai
oleh
lantai
m eningkat.
secara m elintang,
bentuk belahan.
potongan,
rata-rata
K ecilnya penurunan
nya belahan dan sem pitnya
perm ukaan
penurunan
kadar
kadar air tersebut
sehingga penguapan
m em bujur
dan diagonal
Ini sesuai dengan pendapat
W inarno (1979) bahw a pada bentuk ubi irisan atau chipping
belahan hanya 0,26% .
9 hari
1) dan
yang m enggunakan
irisan yang luas, sedangkan
ubi kayu yang dikeringkan
Pada bentuk
selam a
(Tabel
H al dem ikian terjadi karena kandungan
kadar airnya lebih cepat turun dibanding
cepat.
belahan
10,21 % sedang pada lantai jem ur
plastik dari pada dengan lantai jem ur.
Potongan
12,44%
proses pengeringan
air 2,57%
disebabkan
sedang
lebih
bentuk
karena tebal-
air relatifkecil. BA
C a r a p e n g e r in g a n d a la m u s a h a p e r b a ik a n m u tu g a p le k
157
Tabe\ 1. Pengaruh alat pengeringan
Banjarbaru, 1988.
terhadap
penurunan
kadar
air
pada
pengeringan
gaplek,
Potongan um bi
Belahan
Pengeringan
M em bujur
D iagonal
9,65
10,26
9,91
10,27
9,58
10,48
11,71
10,21 b
13,16
11,04 a
10,09 b
10,03 b
12,44 a
Rak Plastik
Lantai
Rata-rata
9,96 b
A ngka rata-rata pada \ajur yang sarna yang diikuti huruf yang sarna tidak rnenunjukkan
K erusakan
Rata-rata
M elintang
beda nyata pada taraf S% .
A kibat Jam ur
K erusakan gaplek akibat jam ur banyak dipengaruhi oleh cara pengeringannya.
Persentase kerusakan ubikayu pada rak plastik lebih kecil dibanding lantaijem ur (Tabel
2), karena penguapan yang terjadi lebih sem pum a sehingga kerusakan akibat cendaw an
diperkecil dan penurunan kadar air juga lebih cepat. Potongan ubikayu bentuk diagonal
pad a larutan garam yang dikeringkan dengan alat pengeringan rak, tidak terserangjam ur.
G aplek bentuk irisan hasil pengeringan lantai jem ur, terdapat serangan rata-rata 2,27% ,
sedangkan bentuk belahan terdapat serangan yang sangat tinggi (21,48% ).
Tingginya
serangan pada bentuk belahan karena sem pitnya luas perm ukaan yang m engandung air,
sehingga penguapan terjadi secara lam bat hal ini akan m em pengaruhi tim bulnya jam ur
selain itu juga dipengaruhi oleh rendam an garam dapur. Richana dan Prastow o (1987),
m um i
m enunjukkan bahw a perendam an aw al ubikayu dengan garam dapur atau N aCI BA
sebelum dikeringkan dapat m enekan pertum buhan cendaw an dan kepoyoan.
Sedang
m enu rut Shreve (1956) bahw a garam berfungsi sebagai bahan pengaw et dan penyerap
uap air serta dapat m engham bat aktifitas enzim .
A bu sekam berfungsi sebagai lapisan
pelindung perm ukaan bahan dan kapur sebagai insektisida disam ping sebagai penyerap
gas dan untuk m engeringkan.
K epoyoan (Iunak)
c;ara pengeringan
poyoan.
dan pem otongan
secara langsung tidak m em pengaruhi ke-
Tim bulnya kepoyoan karena terjadinya kerusakan fisik, dim ana kadar air dan
kelem babanjuga m eningkat.
K erusakan fisik didahului oleh proses "brow ning" akibat
proses enzim atis dan non-enzim atis yang pada akhim ya terjadi pem busukan.
dari proses enzim atis, dan kelam batan aerasi m aka kepoyoan m udah terjadi.
158
S u d ir m a n
U m ar
A kibat
r - - fedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
K epoyoan
yang tinggi um um nya
pada hasil pengeringan
lantai jem ur.
potongan baik irisan atau bentuk
sarna ditunjukkan
diternukan
Richana
H asil pengeringan
lainnya tidak nam pak
dan Prastow o
lebihbanyak pada gaplek hasil penjem uran
Pada perm ukaan
luar gaplek potongan
kuning kecoklatan,
pada gaplek belahan dibagian dalam
apalagi jika perm ukaan
pada bentuk
kepoyoan.
(1987) yang m enem ukan
H al yang
adanya
di lantai dari pada dipengeringan
yang dikeringkan
tapi bukan gejala "brow ning".
buatan atau dengan cara m enjem ur
yang diperoleh
adanya
kem ungkinan
kepoyoan
rak plastik.
juga terjadi perubahan
Pada pengeringan
w arn a
baik alat pengering
dapat terjadi proses oksidasi-enzim atis
ubikayu yang akan dikeringkan
tersebut
berlendir.
W arna Tepung Gaplek
H asil penelitian
juga m enunjukkan
m enghasilkan w arna tepung
Potongan um bi m elintang,
bahw a tepung yang dijem ur pada rak plastik
yang putih dan bersih dibanding
m em bujur
Pada belahan terdapat pencoklatan
dan diagonal
dibagian dalam sehingga
m enghasilkan w arna yang lebih gelap.
Jenis rendam an
berikan pengaruh
terhadap w arna tepung (Tabel 3).
Tabel2. Pengaruh
alat pengeringan
lantai jem ur
(Tabel 2).
lebih putih dibandingkan
belahan.
dalam proses penepungan
pada penelitian
terhadap w arna tepung pada pengeringan
ini tidak m em -
gaplek. Banjarbaru,
1988.
Potongan um bi
Rata-rata
Pengeringan
M elintang
M em bujur
D iagonal
Belahan
1,00
1,82
1,25
2,00
1,58
1,92
1,25
1,83
1,41a
1,63 a
1,75 a
1,54 a
Rak Plastik
Lantai
A ngka rata-rata
K eterangan:
pada lajur yang sarna yang diikuti hurufyang
sarna tidak m enunjukkan
0,1-1
=
putih
2,1-3
=
kuning kecoklatan
1,1-2
=
putih kekuningan
3,1-4
=
coklat kehitarnan
H asil uji panelis
rnasih digolongkan
m enunjukkan
bahw a penilaian
pad a w arn a putih kekuningan.
nam pak pada gaplek hasil pengujian
penjem uran, sehingga pada perm ukaan
w arna
tepung
Perubahan
yang dihasilkan
w arna yang terjadi dan
air diperm ukaan
gaplek terjadi lapisan tipis berw am a
H al ini m engakibatkan
suram .
ubikayu
Iangsung
beda nyata pada taraf 5%
akibat adanya pem am patan
yang tertinggal.
A pabila
1,27 b
1,89 a
tepung yang digiling
diolah
m enjadi
bahan
hasil gaplek berw arna
siap jadi
(tepung)
C a r a p e n g e r in g a n d a la m u s a h a p e r b a ik a n m u tu g a p le k
•.....
saat
akibat cairan
akan BA
159
m enghasilkan tepung dengan w arna yang sangat putih, sedangkan setelah m elalui
pengolahan, w arnanya kem ungkinan berubah tergantung dari persentase "brow ning"
atau adanya kepoyoan.
Pat YXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
i
H asil penelitian m enunjukkan bahw a kandungan pati dari keduajenis pengeringan
rak plastik dan lantai jem ur tidak berbeda, juga pada perlakuan potongan dan rendam an
(Tabel 3).
Perbedaan kandungan pati lebih banyak ditunjukkan oleh perbedaan um ur
panen tanam an dan lam a pengeringan, hal ini sesuai dengan penem uan Polm er, 1982.
K andungan pati pada um bi segar yang dipanen antara 9 bulan dan 14 bulan sekitar
18-35% m eningkat m enjadi 80-90% setelah pengeringan (pem adatan pati per luasan
yang dikeringkan).
Tabel 3. Pengaruh alat pengeringan, jenis potongan ubikayu, dan rendam an
terhadap kadar air, seranganjam ur kandungan pati, dan w am a
tepung ubi kayu. Banjarbaru, 1988.
Pengaruh perlakuan terhadap
Perl aku an
K andungan
air (% )
Serangan
jam ur (% )
K andungan
pati (% )
A lat pengering :
Rak (t: 39,4°C)
Lantai (t: 35°C)
10,21 b
11,04 a
4,95 b
12,08 a
82,06 a
81,72 a
1,27 b
1,89 a
Jenis potongan :
M elintang
Irisan
D iagonal
Belahan
9,96
10,09
10,03
12,44
5,10
3,06
7,38
21,48
c
d
b
a
81,63 a
82,55 a
81,84a
81,54 a
1,53
1,59
1,61
2,12
Jenis rendam an
A bu sekam
K apur
G aram dapur
10,29 a
10,58 a
10,63 a
12,56 b
6,21 c
2,27 d
82,45 a
81,64 a
82,55 a
1,58 b
1,63 b
1,75 a
10,76 a
14,79 a
80,91a
1,29 b
K ontrol
CV
LSD 0,05
b
b
b
a
W am a
tepung
b
b
b
a
:
4,61
0,98
13,35
2,01
0,83
1,78
34,71
0,36
Angka rata-rata pada lajur yang sarna yang diikuti huruf yang sarna tidak m enunjukkan beda nyata
pada taraf 5% . BA
160
S u d ir m a n
U m ar
KESIMPULANfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDC
U ntuk m enghasilkan
ringan dilakukan
gaplek yang baik dengan w arna tepung yang putih, penge-
pada rak plastik
dengan bentuk potongan
ubikayu
secara m elintang,
irisan atau diagonal.
Potongan
gaplek
perkecil pertum buhan
buhan jam ur sem inim al
yang tipis m em percepat
jam ur.
Perendam an
m ungkin
proses pengeringan
disam ping
dalam garam dapur dapat m enekan
dan juga terhindar
m em pertum -
dari kepoyoan . YXWVUTSRQPONMLK
. . -"
DAFT AR PUSTAKA
Barret,D .M ,
dan D am ardjati,D .S.
1984. Peningkatan M utu H asil U bikayu di Indonesia, Jum al Penel. dan Pengem bangan
Pertanian. V ol.III no. 2 : 40 - 48.
M uljohardjo.
1980. Cara Pengolahan
U G M , Y ogjakarta.
dan Penyim panan
G aplek
Lem baga
Penelitian
Polm er,J.K . 1982. Carbohydrates
in Sw eet Potato. Proc. 1st. sym p. on sw eet potato,
A V RD C, SH A N H U A , Tainan Taiw an edited by R.L V illareal and T.D G riggs.
p.135-140.
Rum iati dan Sum ardi, 1982. Evaluasi H asil Penelitian Peningkatan M utu Padi dan
Palaw ija.
Risalah Lokakarya Pasca Panen Tanam an Pangan. Bogor, 5-6 A pril
1982, hal 103
Richana.N dan B. Prastow o, 1987. Perbaikan
Penelitian Pertanian M aros vol.2,no.2
Shreve, H .N , 1956. The chem ical
pany, Inc N ew Y ork.
Process
Cara Pem buatan G aplek A grikam
1987. hal. 45-48.
Industries,
Buletin
second ed. M e, G raw -H ill
com -
W inarno,F.G ,
1979. Penanganan Singkong dan U bijalar. K um pulan G agasan tertulis
1979 - 1981 Pusat Penel.dan Pengem bangan Teknologi Pangan, IPB. BA
C a r a p e n g e r in g a n
d a la m
u s a h a p e r b a ik a n
m u tu g a p le k
161