Pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran di SMP Al-Mubarak Pondok Aren

(1)

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DALAM

PENINGKATAN MUTU PENGAJARAN DI SMP

AL-MUBARAK PONDOK AREN

Oleh SANTI NIM: 103018227386

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAN NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2009


(2)

SURAT PERNYATAAN PENULIS

Bismillahirrohmanirrohim

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : SANTI

NIM : 103018227386

Jurusan : KI-Manajemen Pendidikan Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Kuguruan

Dengan ini saya yang menyatakan bahwa

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (SI) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan Undang-undang yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Februari 2009 Penulis


(3)

ABSTRAK

Santi

KI-Manajemen Pendidikan 103018227386

Pengembangan Kompetensi Guru dalam Peningkatan Mutu Pengajaran di SMP Al-Mubarak Pondok Aren.

Guru adalah sumber daya penentu dan pemegang peranan penting dalam setiap kegiatan proses belajar mengajar, tanpa adanya guru kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Guru sebagai pekerja professional harus menfasilitasi dirinya dengan seperangkat pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan tentang keguruan, selain harus menguasai subtansi keilmuan yang ditekuni.

Namun, kenyataannya di lapangan, sering kali pendidik yang tidak mempunyai kompetensi penuh dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bertindak sebagai pengajar dan pendidik. Sampai saat ini, masih banyak guru yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan, karena berbagai faktor hambatan yang menghalanginya.

Salah satu faktor penghambat tersebut adalah : Kemampuan pendidik yang belum menunjang pelaksanaan tugas, tudak adanya kesadaran, keinginan dan kemauan dari pendidik itu sendiri untuk berupaya meningkatkan kompetensinya.

Untuk itu guru perlu mengembangkan, memperluas, memperbaharui dan memperdalam pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya setiap waktu. Salah satu yang perlu atau terlebih dulu dipersiapkan dalam upaya pelaksanaan pengembangan kompetensi guru, tentunya adalah penciptaan lingkungan kerja yang kreatif, inovatif, agar tujuan lembaga pendidikan tersebut dapat tercapai dengan baik.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kompetensi guru, SMP Al-Mubarak mengikutsertakan tenaga pendidik yang ada didalamnya untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan, baik yang di selenggarakan di dalam maupun di luar sekolah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kompetensi professional guru dan untuk mengetahui usaha-usaha pengembangan kompetensi guru yang dilakukan dalam meningkatkan mutu pengajaran di SMP Al-Mubarak Pondok Aren.

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan beberapa teknik diantaranya yaitu teknik wawancara dan angket. Wawancara diajukan untuk kepala sekolah sedang angket yang peneliti buat adalah angket tertutup sebanyak 15 item yang berbentuk pilihan ganda yang harus dijawab oleh guru-guru yang mengajar di SMP Al-Mubarak.


(4)

Pengembangan kompetensi guru merupakan suatu keharusan yang perlu dilakukan oleh semua sekolah guna meningkatkan kualitas para guru di sekolah tersebut. Tujuan ini dimaksudkan agar sekolah mampu memberdayakan tenaga pendidik yang berkualitas tinggi dan terjamin mutunya, salah satunya dengan pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan menjadi penting dalam membantu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dengan mutu terbaik selain itu pendidikan dan pelatihan akan membawa keuntungan bagi lembaga pendidikan itu sendiri , karna menciptakan tenaga- tenaga pendidik yang berkualitas.

Untuk mengembangkan kompetensi guru, penulis memberikan saran hendaknya kepala sekolah lebih memberdayakan semua komponen-komponen yang ada sehingga dapat menunjang keberhasilan program pendidikan dan pelatihan, dan selalu mendorong serta memberi motivasi kepada tenaga pendidik untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai upaya pengembangan kompetensi guru. Dan bagi tenaga pendidik, agar senantiasa mengoptimalkan pelaksanaan pengembangan kompetensi guru dengan sungguh-sungguh, agar kepuasan kerja dapat tercapai dengan baik.


(5)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih patut penulis ungkapkan selain mengucapkan puji dan syukur kehadirat ilahi Robbi yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir pada program strata satu (S.1) Jurusan Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan.

Shalawat serta salam senantiasa tertuju pada nabi Muhammad SAW, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada para pengikutnya yang setia hingga hari akhir.

Dalam penyelesaian skripsi ini, tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta wakil dan stafnya.

2. Dra. Yefnelti,Z.M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan dan sekaligus sebagai dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini.

3. Seluruh Dosen dan Staf jurusan atau prodi manajemen pendidikan yanmg telah memberikan berbagai masukan baik sebelum maupun sesudah penulisan skripsi ini.

4. Pimpinan dan staf perpustakaan umum dan perpustakaan Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan pelayanan kepada penulis untuk mendapatkan referensi dalam penulisan skripsi ini.

5. Kepala sekolah beserta stap SMP Al-Mubarak yang telah memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan data penulisan skripsi ini. 6. Ayahanda Damirih dan ibunda tercinta Nuronih yang dengan tulus ikhlas

telah memberikan kasih sayang, pengorbanan, perjuangan baik secara moril maupun materil, dalam rangka memberikan pendidikan yang terbaik untuk ananda. Merekalah sumber inspirasi dan motivasi untuk terus belajar dan bertahan dengan segala keterbatasan yang ada, serta my big family (kakak dan adik ku tersayang) yang selalu memberikan dukungan dan


(6)

motivasi dalam menyelesaikan studi S1.

7. Abangku yang aku sayangi Ahmad Ismail yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan studi S1

8. Teman-teman mahasiswa Fakultas Tarbiyah, khususnya Jurusan KI-Manajemen Pendidikan angkatan 2003.

9. Teman-teman PPKT di SMP Al-Mubarak (Zaki, Arif, Khori dan Ujaifah), dan sahabat-sahabatku (Erna, Sri, Ida) yang selalu menemaniku dikala suka dan duka.

10.Rekan-rekan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ) KI-Manajemen Pendidikan

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berpartisifasi dan membantu penulis dalam menyrelesaikan skripsi ini. Semoga dukungan mereka dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan keredhoan Allah SWT. Penulis menyadari akan keterbatasan penulis dalam penyusunan skripsi ini, namun tetap berharap agar karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal Alamin

Jakarta, 25 Februari 2009


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... iii

KATA PENGANTAR ………... iv

DAFTAR ISI ………... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….... 1

B. Identifikasi, pembatasan dan perumusan Masalah ….... 6

C. Tujuan penelitian ………... 7

D. Manfaat penelitian ………... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Mutu pengajaran ……….... 8

1. pengertian pengajaran dan mutu pengajaran …….. 8

2. Faktor – factor yang mempengaruhi Mutu pengajaran ………... 9

B. Pengembangan Kompetensi Guru ………... 10

1. Pengertian kompetensi guru ……….... 10

2. Jenis – jenis kompetensi guru ……….. 12

3. Cara pengembangan kompetensi guru …………... 15

4. factor – factor yang mempengaruhi kompetensi …. 19 5. konsep pengembangan kompetensi guru …………. 20

6. Indikator pengembangan kompetensi guru ………. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian ………. 24

B. Populasi dan sample ……….. 24

C. Teknik pengumpulan data ………. 24

D. Kisi – kisi instrument penelitian ……… 26


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil SMP Al – Mubarak ………. 29 1. histories SMP Al – Mubarak ………. 29 2. visi dan misi SMP Al – Mubarak ……….. 30 B. Keadaan personil guru, pegawai dan siswa

Al – Mubarak ………. 31 1. Keadaan guru dan pegawai SMP Al – Mubarak … 31 2. keadaan siswa SMP Al – Mubarak ……… 31 C. Keadaan sarana dan prasarana SMP Al – Mubarak ….. 32 D. Deskripsi dan Analisis data ……… 34 E. Interpretasi data ……….. 43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……… 49

B. Saran ………... 50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses dinamis dan selalu berkembang mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta perkembangan masyarakat. Oleh karena itu memerlukan alat penunjang, baik yang bersifat material maupun yang bersifat non material. Mengigat semakin meningkatnya tuntutan dalam kehidupan dan makin kompleknya masalah- masalah yang harus dihadapi dan dicari jalan pemecahannya, maka dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan.

Guru adalah sumber daya penentu dan pemegang peranan penting dalam setiap kegiatan proses belajar mengajar, tanpa adanya guru kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Guru sebagai pekerja professional harus menfasilitasi dirinya dengan seperangkat pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan tentang keguruan, selain harus menguasai subtansi keilmuan yang ditekuni.

Namun, kenyataannya di lapangan, sering kali pendidik yang tidak mempunyai kompetensi penuh dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bertindak sebagai pengajar dan pendidik. Sampai saat ini, masih banyak guru yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai harapan, karena berbagai faktor hambatan yang menghalanginya.

Salah satu faktor penghambat tersebut adalah : Kemampuan pendidik yang belum menunjang pelaksanaan tugas, tudak adanya kesadaran, keinginan dan kemauan dari pendidik itu sendiri untuk berupaya meningkatkan kompetensinya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Asrorun Ni’am, kondisi mutu yang memprihatinkan itu ternyata telah menjadi penyebab utama semakin terpuruknya penyelenggaraan proses belajar mengajar disatuan pendidikan yang berlangsung tidak efektif, tidak efesien dan berkualitas rendah.1

Untuk itu guru perlu mengembangkan, memperluas, memperbaharui dan

1

Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru ( Jakarta : Elsas Jakarta ), h. 10


(10)

memperdalam pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya setiap waktu. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan meningkatkan kemampuan guru.

Salah satu yang perlu atau terlebih dulu dipersiapkan dalam upaya pelaksanaan pengembangan kompetensi guru, tentunya adalah penciptaan lingkungan kerja yang kreatif, kondusif dan inovatif, agar tujuan lembaga pendidikan tersebut dapat tercapai dengan baik.

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang demikian, dibutuhkan kesabaran dan disiplin yang tinggi. Karena akan ada faktor fositif dan negatif yang dapat mempengaruhi pengembangan kompetensi di lingkungan kerja para pendidik atau lembaga pendidik.

Salah satu faktor yang dapat menghambat pengembangan kompetensi pendidik yaitu : Tingkat pendidikan. Perbedaan tingkat pendidikan diantara para pendidik, dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan antara satu guru dengan guru yang lain. Karena pendidikan yang tinggi, adalah salah satu modal utama dalam pengembangan kompetensi guru itu sendiri. Salah satu ciri dari program pengembangan kompetensi guru yaitu memupuk kebiasaan kerja yang baik, agar semua yang dilakukan oleh guru itu menghasilkan sesuatu yang baik pula.

Kebanyakan pendidik beranggapan bahwa tugas guru hanya mentransfer pengetahuan. Padahal tugas guru bukan sekedar mentransfer pengetahuan saja, tetapi lebih dari itu. Guru harus dapat menunjang fungsi dan tugasnya sebagai seorang ahli pendidikan dan pengajaran, seperti merencanakan proses belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, menilai hasil belajar siswa, menguasai metode mengajar, bagaimana cara memotivasi siswa dalam belajar, bagaimana caranya mengatasi siswa yang bermasalah, penguasaan kelas, dan lain- lain.2

Kurang optimalnya pendidik dalam melaksanakan tugasnya, mengakibatkan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan guru itu sendiri semakin rendah. Dengan kata lain, merosotnya kualitas pendidikan di Indonesia terbukti dari kurangnya pengakuan masyarakat terhadap kemampuan pendidik

2


(11)

disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu :

1. Adanya pandangan sebagai masyarakat, bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia perpengetahuan

2. Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru

3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya sehingga wibawa pendidik semakin merosot.3

Selain faktor di atas, rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru adalah karena rendahnya tingkat kompetensi guru dan penguasaan terhadap materi serta metode pengajaran yang masih di bawah standar. Berdasarkan asumsi minor itulah, maka tingkat kompetensi guru harus ditingkatkan.

Karena itu, untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah sebagi pemimpin pendidikan hendaknya dapat mengembangkan kompetensi para gurunya agar mutu pengajaran yang dilakukan dapat dicapai sesuai dengan tujuan pendidikan. Tidak semua guru dapat melakukan pekerjaan yang ditekuni dengan profesional, hal ini dikarenakan kurangnya pembinaan dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh guru tersebut. Dengan adanya pembinaan dan pengembangan kompetensi terhadap para guru, diharapkan dapat meningkatkan mutu pengajaran sehingga mutu pendidikan pun dapat dicapai dengan baik.

Pembinaan dan pengembangan kompetensi guru dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional yang selama ini dipandang masyarakat cukup rendah dan untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Bermutu tidaknya suatu sekolah atau lembaga pendidikan sangat tergantung pada kadar kualitas tenaga pendidik yaitu guru.

Salah satu syarat yang perlu dimiliki agar pendidik mampu bekerja dengan

3


(12)

baik dan berkualitas, yaitu memiliki kecintaan dan kepeduliaan yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya, serta kesadaran bahwa masing- masing tugasnya itu tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dalam satu sistem jaringan kerja secara keseluruhan.4

Disamping itu, mereka juga harus mendapatkan hak-haknya secara adil, sesuai dengan masing- masing tugas dan tanggung jawabnya, tidak hanya kecukupan dalam insentif dan lengkapnya alat-alat atau fasilitas yang diperlukan, tetapi mereka juga harus faham akan visi, misi, tujuan, dan target serta strategi yang digunakan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas.

Agar dapat mengajar secara efektif, guru harus meningkatkan kompetensinya. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara efektif dalam proses belajar mengajar. Agar dapat meningkatkan kualitasnya dalam mengajar, hendaknya guru mampu merencanakan program pengajaran, dan sekaligus mampu melakukannya dalam bentuk interaksi belajar mengajar.5

Untuk itulah, pendidik dituntut untuk terus berupaya meningkatkan kualitas dan kompetensinya, yang tentunya semua itu berasal dari dirinya sendiri. Salah satunya dengan mengikuti program pendidikan dan pelatihan. Karena jika tidak, semua upaya tersebut tidak akan membawa hasil tanpa ada niat yang kuat dari guru tersebut. Sebab, tanggungjawab dalam mengembangkan kualitas dan kompetensi pada dasarnya merupakan tuntutan kebutuhan pribadi guru itu sendiri, tanggungjawab meningkatkan dan mengembangkan kompetensi tidak dapat dilakukan oleh orang lain, kecuali oleh guru itu sendiri.6

Pendidikan dan pelatihan, perlu dilaksanakan dalam upaya mengembangkan kompetensi guru, yang pada akhirnya diharapkan dapat mengembangkan serta meningkatkan kemampuan intelektual para pendidik dan memberi bekal kepada tenaga pendidik dalam menghadapi tantangan tugas sekarang maupun yang akan datang.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa kompetensi guru merupakan hal

4

Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Professional…, h. 103 5

Moh. Uzer Usman , Menjadi Guru…, h. 1 6


(13)

penting yang harus dimiliki oleh guru, sehingga harus selalu dikembangkan sesuai dengan tuntutan dibidang pendidikan, agar guru memiliki pengetahuan, kecakapan dan keahlian sebagaimana diharapkan. Pengembangan kompetensi guru ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pengajaran yang dilakukan guru, yang pada gilirannya akan mempengaruhi mutu pendidikan itu sendiri.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Mubarak, adalah salah satu lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang selalu berusaha untuk mengembangkan atau meningkatkan kompetensi para pendidik yang ada di sekolah tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kompetensi guru, SMP Al- Mubarak mengikutsertakan tenaga pendidik yang ada didalamnya untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan, baik yang diselenggarakan di dalam maupu diluar sekolah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pada kesempatan ini penulis menyusun skripsi dengan judul “PENGEMBANGAAN KOMPETENSI GURU DALAM PENINGKATAN MUTU PENGAJARAN DI SMP AL-MUBARAK PONDOK – AREN”.

B Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan masalah 1. Identifikasi Masalah

adapun identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:

a) Kurangnya perencanan yang berkaitan dengan usaha pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan kualitas pengajaran

b) Kurangnya pelaksanan program pendidikan yang dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas kerja guru


(14)

Mubarak Pondok- Aren

d) Belum diketahui adanya perbadaan kompetensi antara guru yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan dan guru yang belum mengikuti pendidikan dan pelatihan

2. Pembatasan Masalah

Mengigat luasnya permasalahan yang akan dibahas, sehingga agar pembahasan tidak terlalu meluas dan lebih memudahkan serta lebih terarah dalam skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

a. Pengembangan yang dimaksud dalam hal ini berkaitan dengan manajemen, yang meliputi : Perencanaan program pengembangan kompetensi guru serta upaya pengembangan kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pengajaran di SMP Al-Mubarak Pondok Aren

b. Kompetensi guru yang dimaksud adalah kompetensi professional guru dalam pengajaran meliputi kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola program pengajaran, kemampuan guru dalam proses belajar mengajar dan kemampuan guru dalam mengelola evaluasi program pengajaran.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka selanjutnya penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengembangan kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pengajaran di SMP Al-Mubarak Pondok-Aren Tangerang ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui tingkat kompetensi professional guru SMP Al–Mubarak

Pondok -Aren

2) Untuk mengetahui usaha–usaha pengembangan kompetensi guru yang telah dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pengajaran


(15)

1) Menambah wawasan penulis tentang ruang lingkup pendidikan, khususnya yang berhubungan dengan pengembangan kompetensi guru dalam upaya peningkatan mutu pengajaran

2) Bahan referensi guru atau calon guru untuk lebih termotivasi dalam meningkatkan kompetensinya serta melaksanakan tuga tugasnya dengan baik sesuai kode etik yang berlaku.

3) Sebagai bahan masukan untuk kepala sekolah beserta stafnya

BAB II KAJIAN TEORI


(16)

A. Mutu Pengajaran

1. Pengertian Pengajaran dan Mutu Pengajaran

Pengajaran menurut Nana Sudjana “Suatu proses mengatur, mengorganisasikan lingkugan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa dalam melakukan proses belajar“.7

Di dalam buku “Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem“ Rostiyah N.K mengemukakan empat definisi pengajaran yaitu: pertama, pengajaran adalah transfer pengetahuan kepada siswa. kedua pengajaran adalah mengajar siswa-siswa bagaimana cara belajar. Ketiga, pengajaran adalah hubungan interaktif anatara guru dan siswa. Keempat, mengajar adalah interaksi siwa dengan siswa dan konsultasi guru.8

Adapun pengertian pengajaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991) berasal dari kata “ajar“ artinya petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Kata “mengajar“ berarti memberi pelajaran. Sedangkan kata “mengajarkan“ berarti memberikan pelajaran.

Dari definisi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada hakikatnya pengajaran adalah suatu proses yang dilakukan secara sengaja untuk mengelola lingkungan anak didik agar memungkinkannya untuk belajar dan memberikan respon terhadap situasi tersebut.

Secara umum kata “Mutu“ dapat diartikan kualitas, suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik buruknya hasil yang dicapai para siswa dalam prises pendidikan yang sedang dilaksanakan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, kualitas, taraf, kadar, atau derajat dan kecerdasan, kepandaian dan

7

Nana Sudjana, Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar ( Bandung : Sinar Baru Algasindo, 2000 ), h. 29

8

Rostiyah, N.K, Masalah-masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, (Jakarta Rineka Cipta, 1994) Cet. Ke-3, h. 41-44


(17)

sebagainya.9

Pada pembahasan di atas, telah dijabarkan mengenai pengertian mutu dan pengajaran secara terpisah, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan mutu pengajaran adalah kualitas atau gambaran yang menjelaskan baik buruknya mengenai hasil belajar mengajar yang dilakukan oleh guru terhadap anak didik dalam proses pendidikan

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Pengajaran

Usaha meningkatkan mutu pengajaran bukanlah pekejan mudah tanpa banyak memenuhi hambatan. Adanya hambatan ini meminta setiap orang yang mengusahakan peningkatan mutu pengajaran untuk memperhatikan segala faktor yang dapat mempengaruhi mutu pengajaran. Segala faktor tersebut perlu diidentifikasikan agar usaha yang dilakukan berjalan lancar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pengajaran, diantaranya adalah: 1) Tenaga kependidikan yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan staf; 2) Pengelolaan sekolah yaitu pengaturan pengintegrasian segala kegiatanyang

dilakukan di dalam lingkungan sekolah serta segala kegiatan yang berhubungan dengan sekolah;

3) Anak didik;

4) Lingkungan dan Orang tua; 5) Sarana dan sarana pendidikan.10

Selain hal tersebut di atas, untuk meningkatkan mutu guru perlu dipertimbangkan faktor yang mempoengaruhinya baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Bagaimanapun baiknya situsi dan kondisi yang tersedia sert pembinaan dan pengembangan yang telah diupayakan dengan baik oleh kepal sekolah. Namun jika guru tersebut tidak memiliki kemauan maka semuanya tidak akan berjalan dengan lancar. Dengan adanya kemauan, kecakapan, serta keahlian yang dimilki oleh seorang guru maka segala kekurangan yang ada akan menjadi pendirong baginya untuk senantisa selalu berusaha meningkatkan

9

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), Edisi III, Cet. Ke-2, h. 768.

10

Ace Suryadi, Mutu Pendidikan Persekolahan Dalam Perspektif Mimbar Pendidikan, IX, 2 Juli 1990, h. 2-8


(18)

kemampuannya, sehingga mutu pengajaran dalam pendidikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan mutu pengajaran adalah suatu kualitas atau gambaran yang menjelaskan mengenai baik buruknya hasil belajar mengajar yang dilakukan oleh guru terhadap anak didik dalam proses pendidikan. Untuk mencapai mutu pengajaran yang baik tidak terlepas dari berbagai indikator yang mempengaruhi proses pengajaran itu sendiri, karena indikator-indikator tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan proses pengajaran.

B. Pengembangan Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Guru

Untuk memahami pengertian kompetensi guru, terlebih dahulu mengetahui tentang pengertian kompetensi itu sendiri. Istilah kompetensi mempunyai banyak makna. Menurut Rostiyan N.K, kompetensi adalah “ Suatu tugas yang memadai, atau kepemilikan pengetahuan, keterampilan, kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang”.11

Sedangkan menurut Muhibbin Syah, pengertian kompetensi adalah “ Gambaran hakekat kualitatif dari prilaku guru yang tampak sangat berarti”.12 Disamping berarti kemampuan, kompetensi merupakan prilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.13

Dari beberapa definisi di atas, dapat dirumuskan bahwa kompetensi dapat dikatakan sebagai kecakapan atau kemampuan seseorang dalam melakukan suatu hal secara benar dan bertanggung jawab.

Adapun yang dimaksud dengan kompetensi guru adalah “Kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban–kewajiban secara bertanggung

11

Rostiyan N.K, Masalah Ilmu - ilmu Keguruan, ( Jakarta : Bina Aksara, 1989 ), h. 18 12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, ( Bandung : Rosdakarya, 1997 ), h. 230

13

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, ( Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 1997 ), h. 14


(19)

jawab dan layak”.14 Dengan kata lain kompetensi guru juga dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya.

Didalam bukunya “Menjadi Guru Profesional“ Uzer Usman mengungkapkan bahwa kompetensi guru merupakan “Kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya“.15 Artinya bahwa guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya dapat disebut guru yang kompeten dan profesioanal.

Menurut Zakiyah Derajat, kompetensi guru merupakan “ Kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pengajar yang bertanggung jawab dan layak “.16

Definisi ini menunjukkan bahwa tanggung jawab dari seorang pengajar dalam melaksanakan tugasnya yaitu mendidik sebagai wujud dari pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya secara rasional oleh jabatan seseorang.

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan dasar yang seharusnya demikian setiap guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan kewajibanya secara baik dan bertanggung jawab sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan efektif dan efesien.

2. Jenis- jenis Kompetensi Guru

Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan formal pada umumnya, karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan. Maka setiap guru harus memilik porilaku dan kemampuan yang cukup untuk mengembangkan siswanya dengan baik. Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar, guru harus menguasai berbagai kompetensi yang dimilikinya.

Moh. Uzer Usman dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional“ membagi

14

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…, h. 230 15

Moh. Uzer Usmani, Menjadi Guru Profesional,…, h. 4 16

Zakiyah Derajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, ( Jakarta : Ruhama, 1994 ), Cet. Ke – 1, h. 95


(20)

kompetensi kedalam dua bagian yaitu kompetensi pribadi dan kompetensi profesional.

1) Kompetensi pribadi, kemampuan pribadi ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Mengembangkan kepribadian

(1)Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

(2)Mengembangkan sifat-sifat terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru

b) Berinteraksi dan komunikasi

(1)Berinteraksi dengan teman sejawatuntuk meningkatkan kemampuan profesional

(2)Berinteraksi dengan masyarakat untuk penunaian misi pendidikan c) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

(1)Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar (2)Membimbing siswa yang berkelainan dan berbakat khusus d) Melaksanakan administrasi sekolah

(1)Mengenal pengadministrasi sekolah (2)Melaksanakan adaministrasi sekolah

e) Melaksanakan penelitian bersama untuk keperluan sekolah (1)Mengkaji konsep dasar penelitian ilmu

(2)Melaksanakan penelitian sederhana

2) Kompetensi profesional, kemampuan ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a) Menguasai landasan pendidikan

(1)Mengenal tujuan pendidikan untuk mengenal tujuan nasional (2)Mengenal fungsi sekolah dan masyarakat

b) Menguasai bahan pengajaran

(1)Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dan menengah

(2)Menguasai bahan pengajaran c) Menyusun program pengajaran

(1)Menetapkan tujuan pengajaran

(2)Memilih dan mengembangkan bahan pengajaran (3)Memilih dan mengembangkan strategi belajar mengajar (4)Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai (5)Memilih dan memanfaatkan sumber belajar

d) Melaksanakan program pengajaran (1)Mengatur ruang belajar

(2)Mengelola interaksi belajar mengajar

e) Menilai hasil belajar mengajar untuk kepentingan pengajaran (1)Menilai prestasi murid untuk kepentingan mengajar (2)Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.17

Sedangkan Nana Sudjana mengemukakan dalam bukunya Dasar– dasar

17


(21)

Proses Belajar Mengajar bahwa kompetensi dibagi menjadi tiga bidang yaitu : 1. Kompetensi bidang kongnitif

Artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan pembelajaran, pengetahuan mngenai cara mengajar, mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang administarsi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan dan pengetahuan umum lainnya.

2. Kompetensi bidang sikap

Yaitu bidang kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya, mencintai yang dibinanya, toleransi sesama teman seprofesinya, mempunyai keinginan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.

3. Kompetensi prilaku / performance

Artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan berprilaku, seperti keterampilan membimbing, mengajar, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa. Keterampilan menyusun persiapan atau perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan administarsi kelas.18

Sebagaimana dijelaskan pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 ayat 3 bahwa “Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan usia dini meliputi : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial“.19

Adapun penjelasan dari kompetensi di atas adalah sebagai berikut : 1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan

18

Nana Sudjana, Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar, …, h. 18 19

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, ( Jakarta : Lekdis, 2005 ), h. 27


(22)

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya 2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia

3. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam satandar kompetensi pendidikan

4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali, peserta didik dan masyarakat sekitar.20

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi yang beragam. Karena anatara kompetensi yang satu dengan yang lainnya akan saling berkaitan. Jika guru memiliki semua kompetensi baik kompetensi kepribadiaan, sosial, dan kompetensi professional, maka guru tersebut bisa menjadi guru yang ideal.

3. Cara Pengembangan Kompetensi Guru

Pengembangan manusia mengacu kepada kemajuan pengetahuan, keterampilan, kompetisi, dan peningkatan prilaku manusia dalam organisasi, baik untuk kegunaan pribadinya maupun kegunaan professional. Sedangkan pengembangan manusia dalam organisasi diarahkan kepada peningkatan kinerja agar organisasi dapat keuntungan bertambah besar efesiensi, lebih efektif dalam kompetisi dan lebih mampu menghasilkan keuntungan.21

Menurut salah seorang pakar manajemen Malayu S. P. Hasibuan, mendifinisikan pengembangan sebagai “Suatu usaha untuk meningkatkan

20

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, …, h. 85 21


(23)

kemampuan teoritis dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan jabatan melalui pendidikan dan pelatihan”.22

Uraian tersebut mengandung makna, bahwa pengembangan merupakan proses membantu pendidik, pegawai, serta anggota organisasi dalam meningkatkan sikap, wawasan, kepemimpinan, dan penyaluran kemampuan potensial dan juga sebagai persiapan untuk mengantisipasi tantangan masa depan. Pengembangan ini dilakukan pada para pendidik atau anggota organisasi yang potensial, yang diperkirakan mempunyai peluang untuk menduduki jabatan atau tingkat yang lebih tinggi lagi dimasa yang akan datang.

Sekolah adalah sebuah subsistem dari sitem kehidupan sosial yang tidak pernah input dari perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan sosial budaya dan sebagainya. Sekolah atau lembaga pendidikan agar tetap mampu bersaing, maka dapat dilakukan dengan cara memahami perubahan yang terjadi serta mampu melakukan penyesuaian–penyesuaian cara berfikir, bertindak, pola prilaku, kemampuan teknik dan sebagainya.23

Secara umum, tujuan dari pengembangan lembaga pendidikan adalah dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan atau sekolah itu sendiri sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja sumber daya manusia yang ada didalamnya. Secara khusus, dengan memberikan pengembangan kesempatan anggota lembaga pendidikan untuk meningkatkan karir masing- masing individu agar meraka dapat bekerja lebih baik lagi.

Agar dapat mengajar secara efektif, guru harus meningkatkan kompetensinya. Kesempatam belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara melibatkan siswa secara efektif dalam proses belajar mengajar. Agar dapat meningkatkan kualitasnya dalam mengajar, hendaknya guru dapat mampu merencanakan program pengajaran, dan sekaligus mampu melakukannya dalam bentuk interaksi belajar mengajar.

22

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen SDM, ( Jakarta : Bumi Aksara 2002 ), h. 69 23

R. Matindas, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Pustaka Utama Grafitri, 2002 ), h. 89


(24)

Untuk itulah, pendidik dituntut untuk terus berupaya meningkatkan kualitas dan kompetensinya, yang tentunya semua itu berasal dari dirinya sendiri. Salah satunya dengan mengikuti program pendidikan dan pelatihan

Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang diperlukan oleh suatu instansi atau lembaga pendidikan, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan keterampilan karyawan atau staf yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu.

Untuk memahami hakekat pendidikan atau pelatihan terlebih dahulu dibahas tentang pengertian pendidikan. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat, karena tanpa pedidikan mustahil manusia atau suatu kelompok dapat hidup berkembang sejalan dengan cita–cita untuk maju, sejahtera dan bahagia.

Seperti diungkapkan oleh Burhannuddin Salam, tentang pendidikan : a. Pendidikan berlangsung seumur hidup (life long education), ini berarti

usaha pendidikan sudah dimulai sejak manusia lahir sampai tutup usia, sepanjang manusia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya.

b. Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah.

c. Pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.24 Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan di atas, pendidikan adalah tanggung jawab manusia sebagai subjek atas diri sendiri lebih–lebih sesudah ia dewasa, yakni mandiri secara sosial, ekonomis, psikologis, dan lain–lain.

Pendidikan dapat berlangsung dimana saja tempat manusia berada, baik didalam lingkungan sekolah maupun luar seolah yang memberi kontribusi dalam pembentukan keterampilan, sikap dan tingkah laku seseorang. Kegiatan pendidikan membutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena kegiatannya adalah

24

Burhannudin Salam, Pengantar Pedagogik, Dasar – dasar Ilmu Mendidik , ( Bandung : Rineka cipta, 1996 ), h. 5


(25)

mengembangkan kemampuan secara jasmani maupun rohani, intelektual ataupun emosional yang mengacu kearah perubahan positif.

Beralih tentang pengertian pelatihan. Menurut Soekidjo Notoadmodjo, mendifinisikan bahwa “Pelatihan adalah salah satu cara untuk memperoleh keterampilan tertentu”.25

Sementara, Edwin B. Flippo yang dikutip oleh Malayu Hasibuan mengemukakan pengertian “Pelatihan sebagai suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian seorang pegawai untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu”.26

Dari beberapa pengertian pelatihan jelaslah, bahwa pelatihan merupakan bagian dari proses pendidikan karena dalam pelatihan terdapat proses tarnsfer pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kecakapan dalam bekerja. Pendidikan dan pelatihan merupakansalah satu tugas serta tanggung jawab yang tidak bisa dilakukan dengan sembarangan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu bentuk bagi lembaga pendidikan pada umumnya dan tenaga pendidik pada khususnya. Ini berarti, pendidikan dan pelatihan sangat diperlukan dalam meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia dalam suatu lembaga pendidikan.

Tujuan dan Manfaat Pendidikan dan Pelatihan

Tujuan pendidikan dan pelatihan berhubungan erat dengan manfaat dari pendidikan dan pelatihan tersebut, dengan maksud agar tenaga pendidik dapat melaksanakan tugasnya sebagai guru dengan lebih baik lagi.

Sedangkan manfaat pendidikan dan pelatihan menurut Sondang P, Siagian bagi organisasi, diantaranya:

1. Membantu para pegawai membuat keputusan dengan lebih baik.

2. Meningkatkan kemampuan para pekerja dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya.

3. Terjadinya internisasi faktor–faktor motivasional

4. Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja atau pegawai untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya.

25

Soekidjo Notoadmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1996 ), h. 28

26

Malayu S.P. Hasibuan, ManajemenSumber Daya Manusia, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2000 ), h. 69


(26)

5. Peningkatan kemampuan pegawai unruk mengatasi stres, frustasi, dan konplik yang pada gilirannya dapat memperbesar rasa percaya pada diri sendiri

6. Terjadinya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangaka pertumbuhan masing– masing secara teknikal dan intelektual

7. Meningkatnya kepuasan kerja

8. Semakin besrnya pengakuan atas kemampuan seseorang 9. Semakin besarnya tekad para pegawai untuk lebih mandiri

10.Mengurangi ketakutan dalam menghadapi tugas – tugas baru di masa depan.27

Dari berbagai manfaat yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan pegawai sebagai salah satu bentuk investasi dalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan bukan hanya wajar, akan tetapi mutlak untuk dilakukan. Karena dengan menindkatkan kemampuan atau keterampilan para pegawai atau pendidik, sekaligus pula dapat meningkatkan produktifitas kerja para pegawai yang ada didalamnya. Produktifitas kerja para pegawai meningkat, berarti organisasi atau instansi yang bersangkutanpun akan memperoleh keuntungan.

4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kompetensi

Pengembangan kompetensi guru merupakan proses perubahan kemampuan profesional guru secara bertahap kearah yang lebih baik untuk terciptanya suatu kesempurnaan. Perngembangan kompetensi guru merupakan bagian dari kegiatan peningkatan tenaga pendidikan.

Kualitas guru dalam mengajar pada hakikatnya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor yang datangnay dari dalam dirinya dan luar dirinya. Faktor yang datang dari dalam dirinya (faktor internal) antara lain adalah faktor kesehatan, potensi, sikap dan kepribadian. Sedangkan faktor yang berasal dari luar dirinya (faktor eksternal) antara lain adalah kepala sekolah, anak didik, dan sarana prasaran sekolah.

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi antara lain adalah faktor dari dalam diri sendiri yang meliputi kecerdasan, keterampilan dan

27

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1999 ), h. 184


(27)

kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motif, kepribadian dan cita-cita. Dan faktor dari luar diri sendiri yang meliputi lingkungan dan sarana prasarana.28 Kedua faktor tersebut menunjukkan bahwa guru sebagai ahli pendidikan dan pengajaran harus mampu memiliki kecerdasan, keinginan dan kemauan untuk selalu meningkatkan kompetensinya, sehingga diharapkan guru menjadi lebih kompeten dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Selain itu ditunjang juga dengan upaya-upaya dari luar, seperti sarana dan prasarana serta kegiatan-kegiatan pengembangan kompetensi guru dalam upaya untuk meningkatkan profesionalisme gurudalam pengajaran (pendidikan dan pelatihan, seminar, dan penataran-penataran).

5. Konsep Pengembangan Kompetensi Guru

Sebelum membahas lebih dalam mengenai pengembangan kompetensi guru, penulis lebih dahulu akan membahas pengembangan personil kerena bila dilihat dari kaca mata manajemen guru adalah sebagai tenaga personil dari sebuah lembaga atau organisasi.

Dalam hubungannya dengan hal tersebut, Sudarwan Danim mengemukakan bahwa pengembangan personil guru adalah untuk :

1) Meningkatkan performans dalam posisi mereka yang memegang jabatan atau menduduki posisi tertentu

2) Mengembangkan keterampilan atau keahlian pokok dari personil yang terpilih untuk mengisi tempat atau posisi tertentu.

3) Mempromosikan pengembangan diri semua personil dalam rangka meningkatkan pengaruhnya sebagai individu dan memudahkan pemenuhan kebutuhan.29

Dari tujuan pengembangan tersebut diatas, ternyata pengembangan kompetensi tenaga educatif tidak berbeda dengan tujuan pengembangan persinil yang telah diuraikan, yaitu meningkatkan performens dan meningkatkan keterampilan atau keahlian pokok yang harus dimiliki, keterampilan konseptual, teknikal dan pribadi untuk dapat melaksanakan tugasnya secara professional.

28

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik,…, H. 43 29

Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan, ( Bandung : Pustaka Setia, 2002 ), Cet. Ke – 1, h. 35


(28)

Setiap anggota dalam lembaga pendidikan dituntut untuk bekerja secara efektif dan efesien. Agar kualitas dan kuantitas pekerjaanya menjadi lebih baik, sehingga memiliki daya saing yang dapat meningkatkan mutu lembaga pindidikan tersebut.

Pada dasarnya pemberdayaan guru tidak dibatasi oleh waktu, melainkan dapat berlangsung seumur hidup, jenjang pendidikan hanya merupakan syarat untuk menjadi seorang guru, dan selebihnya guru dapat mengembangkan sendiri melalui : pendidikan dan pelatihan, seminar pendidikan, membaca buku dan lain– lain.

Guru sebagai personil educatif dituntut untuk mengembangkan bidang pekerjaannya, karena perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah demikian maju dengan pesatnya, sehingga lembaga sekolah dituntut untuk bisa mengikuti gerak langkah kemajuan itu, dimana semua personil yang terlibat didalamnya harus menyesuaikan diri dengan hal tersebut. Tenaga edukatif atau guru sebagai salah satu personil di lembaga sekolah harus mengembangkan kompetensi demi keberhasilan pelaksanaan tugas profesionalnya, disamping melaksanakan inovasi dan mengatasi tantangan yang menghadangnya.30

Sudarwan Danim mengemukakan tiga manfaat pengembangan guru, yaitu: a) Peningkatan performansi guru sesuai dengan posisinya saat ini;

b) Pengembngan keterampilan guru untuk mengantisipasi tugas-tugas baru yangbersifat reformasi;

c) Merangsang pertumbuhan diri guru bagi penciptaan kepuasan kerja secara individual.31

Sedangkan menurut Siagian, disamping bermanfaat bagi organisasi, kegiatan program pengembangan sudah barang tentu bermanfaat pula bagi para anggota organisasi.32

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa guru dapat

30

Nanag Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, ( Bandumg : PT Remaja Rosda Karya, 2004), h. 5

31

Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan,…, h. 36 32


(29)

senantiasa mempunyai andil besar dan tanggung jawab terhadap pengembangan professionalnya disamping lembaga atau departemen yang terkait bagi peningkatan mutu pengajaran dalam menciptakan tujuan pendidikan.

6. Indikator Pengembangan Kompetensi Guru

Mutu pada dasarnya adalah suatu pengertian yang abstark dan subyektif, karena berdasarkan sudut pandang seseorang atau berdasarkan dengan syarat-syarat tertenru yang telah ditetapkan bersama. Dalam hal ini mutu kompetensi guru adalah dimana guru tersebut dengan kompetensi yang dimilikinya dapat melaksanakan tugasnya secara bertanggung jawab. Diantara indikator kompetensi guru secara umum ialah :

1) Melaksanakan tugas belajar mengajar dengan menggunakan persiapan mengajar, perencanaan bahan pengajaran, hadir di kelas sesuai jadwal. Melaksanakan berbagai teknik dan metode mengajar untuk lebih memudahkan pemahaman siswa, melaksanakan evaluasi terhadap bahan pelajaran yang telah disampaikan.

2) Pengelolaan kelas dan mengelola interaksi belajar mengajar, agar pelaksanaan belajar mengajar berjalan dengan suasana kondusif.

3) Membantu siswa ketika menghadapi kesulitan baik yang berhubungan langsung dengan pelajaran maupun tidak.

4) Selalu berusaha meningkatkan kepentingan belajar dengan mencari metode-metode baru dalam penyampaian bahan pelajaran.

5) Selalu berusaha meningkatkan kemampuannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan dengan membaca buku-buku yang berhububgan dengan bidang studi yang dipegangnya dan mengikuti kegiatan ilmiah berupa diskusi atau seminar.

6) Bertanggung jawab untuk membantu sesama guru dan membantu sekolah dalam kegiatan pengembangan kurikulum serta berpartisipasi dalam kepanitiaan yang diselenggarakan oleh sekolah.33

Sedangkan Sudarwan Danim, mengemukakan empat langkah pengembangan personalia, yaitu : 1) Perencanaan, 2) Pengorganisasian, 3) Pelaksanaan, 4) Evaluasi.34

Berdasrkan pendapat teresebut, penulis berpendapat bahwa sekolah sebagai suatu organisasi dipandang perlu untuk mengadakan pengembangan personalia, dalam hal ini salah diantaranya adalah pengembangan kompetensi

33

Sanusi Uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. Ke- 1, h. 30-31

34


(30)

guru. Dimana pengembangan kompetensi guru tersebut menyangkut tiga hal yang harus dilakukan yaitu perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kegiatan.

Dalam pengembangan kompetensi guru mengenai hal-hal tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan ini menurut penulis bisa mencakup bagaimana sekolah atau individu guru dalam merencanakan pengembangan kompetensi professional keguruannya, seperti berencana untuk senantiasa mengembangkan kompetensi professional guru seperti : berencana mengikuti pelatihan-pelatihan, membeli buku-buku baru dan sebagainya. Pelaksanaan adalah sesuatu yang dikerjakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya baik oleh individu guru yang bersangkutan atau oleh sekolah juga institusi yang terkait.

Adapun kegiatan evaluasi adalah melakukan penilaian terhadap pelaksanaan-pelaksanaan yang telah dilakukan atau dikerjakan, apakah perencanaan yang dibuat sudah terlaksana atau belum, sesuai rencana atau tidak, serta berhasil atau tidaknya perencanaan dan pelaksanaan pengembangan kompetensi guru, oleh institusi sekolah atau guru itu sendiri.

Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan kompetensi guru dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan kecakapan-kecakapan serta untuk menambah pengetahuan yang dimiliki oleh para guru, sehingga dengan adanya kegiatan pengembangan kompetensi tersebut guru menjadi lebih berkualitas dan kompeten dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Dengan kata lain, pengembangan kompetensi guru tersebut adalah merupakan serangkaian bantuan yang berwujud layanan professional, dimana layanan tersebut diberikan oleh orang ahli (kepala sekolah, penilik sekolah, pengawas dan ahli lainnya) kepada guru dengan maksud agar dapat meningkatkan baik kualitas guru maupun kualitas proses dan hasil pengajaran sehingga tujuan pendidikan yang direncanakan dapat tercapai dengan baik.


(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dijadikan penelitian adalah Sekolah Menengah Utama ( SMP ) Al-Mubarak yang beralamat di JL.Raya Ciledug Pondok-Aren Tangerang. Adapun penelitian dilaksanakan pada bulan April – Juni 2008


(32)

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar di SMP Al-Mubarak Pondok-Aren yang berjumlah 20 orang. Mengigat jumlah populasi sangat terbatas, maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Dengan demikian, penelitian termasuk kedalam penelitian populasi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, digunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu :

1) Angket (Quesioner)

Angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran. Angket ini akan disebarkan kepada guru-guru di SMP Al-Mubarak Pondok Aren.

2) Wawancara

Wawancara ini dilakukan untuk menggali data tentang pengembangan kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pengajaran. Wawancara ini akan di tujukan kepada kepala sekolah.

3) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data dari responden dengan melihat dokumen yang benar-benar asli, melalui dokumen tersebut peneliti menggambil data tentang guru yang pernah mengikuti program pendidikan dan pelatihan


(33)

D. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Tabel 1

Kisi-kisi Instrumen Wawancara untuk Kepala Sekolah

NO Dimensi Indikator Butir

soal 1 Pengembangan

program pendidikan dan pelatihan

a. Mengadakan program diklat guna meningkatkan kompetensi guru. b. Menyebutkan bentuk atau

program diklat yang diadakan oleh sekolah

c. Mengetahui respon para guru dalam mengikuti diklat yang diadakan sekolah

d. Mengetahui hasil dari 1

2

3


(34)

2 Pengembangan skill dalam upaya

peningkatan kompeternsi guru

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

a. Mampu mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan kompetensi guru b. Menyebutkan faktor pendukung

dalam peningkatan kompeternsi guru

c. Mampu membuat program dalam pengembangan kompetensi guru d. Menganalisa faktor yang sangat

mempengaruhi tinggi rendahnya kompetensi yang dimiliki guru

5

6

7

8

Tabel 2

Kisi-kisi Instrumen Agket untuk Guru

NO Dimensi Indikator Butir

soal 1 2 Memiliki wawasan ilmu pengetahuan Penguasaan metode mengajar

a. Memiliki wawasan yang luas b. Menggunakan metode

pembelajaran

c. Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan

a. Memiliki kreativitas dalam mengajar

b. Menguasai setiap materi yang diajarkan 1, 2 3, 4 5 6,15 7


(35)

3 Penguasaan skill dalam membuat rencana pembelajaran

c. Mampu mengembangkan strategi metode pembelajaran

a. Mempu meningkatkan produktifitas belajar mengajar

b. Mampu membuat inovasi dalam setiap proses pengajaran

8, 9

10, 11

12, 13, 14

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan, sehingga data yang telah terkumpul dapat dianalisa dan kemudian dapat diambil suatu kesimpulan. Pada proses ini, penulis menggunakan teknik analisis data secara deskriptif untuk memaparkan hasil yang diperoleh. Teknik yang digunakan adalah dengan mencari persentase setiap jawaban yang dipilih responden setelah data diedit dan ditabulasikan terlebih dahulu. Adapun rumus yang penulis gunakan dalam analisis data adalah rumus persentase, yaitu:

Keterangan P = Angka Persentase F = Frekuensi


(36)

N = Jumlah sampel obyek penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil SMP Al-MUBARAK 1. Historis Smp Al–Mubarak

Yayasan Al–Mubarak didirikan pada tahun 1964, di Bendungan Hilir Jakarta Pusat dan melalui pengembangan dakwahnya dalam bidang pendidikan


(37)

pada tahun 1964 dengan salah seorang pendiri yaitu KH. Abdullah bin H. Syarmilli dan KH. Abdurrahman bin H. Muasyim (Almarhum).

Pembentukan Yayasan Al–Mubarak dilatar belakangi oleh keinginan beliau untuk memajukan masyarakat yang berwawasan intelektual tanpa melupakan ajaran dan nilai–nilai islam di era globalisasi dan modernisasi yang sebagaimana sabda Rasullah di sebutkan antara lain ” Pendidikan itu adalah modal yang ditanamkan tanpa mengenal akhir karena mencakup kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Education Is Investation Without End).

Untuk merealisasikan cita–citanya inilah sebagai langkah awal mendirikan Pendidikan tingkat : TK, SD, SMP, Al–Mubarak yang berdomisili di Ibukota negara RI tepatnya di Bendungan Hilir Jakarta Pusat. Dalam perjalannya mendapatkan respon positif dan masyarakat dan mengalami perkembngan, hal mana sebagai salah satu bukti yang nyata yaitu dengan menyusul didirikannya Pendidikan MTS Al- Mubarak di lingkungan Masjid Al–Mubarak.

Yayasan Al–Mubarak di bawah kepemimpinan sejak dini, bahwa KH. Abdurrahman telah mengantisipasi sejak dini, bahwa untuk memperluas pengembangan bidang pendidikan perlu memiliki lokasi baru dalam wilayah Botabek yakni di Pondok Aren Cileduk Tangerang dengan pemikiran untuk tetap berpartisipasi dalam pembangunan di bidang pendidikan.

Berdasarkan atas pertimbangan bahwa pada lokasi tersebut perlu ada fasilitas pendidikan yang memadai, maka didirikan TK, SD, SLTP, SLTA Islam Al – mubarak beserta rumah dinas guru dan karyawan dalam satu lokasi yang luas arealnya ± 9.350 M2 dan telah diresmikan pada tanggal 11 April 1993 dengan pembukaan awal tahun pelajaran 1993 / 1994.

2. Visi Dan Misi SMP Al–Mubarak Visi SMP Al– Mubarak adalah :

” Menciptakan sumber daya manusia yang menguasai IPTEK berdasarkan IMTAK.

Sedangkan misinya adalah :


(38)

2. Mewujudkan suasana kekeluargaan antara sesama komunitas sekolah. Dari Visi dan Misi yang ada di sekolah tersebut, dapat diketahui bahwa sekolah ini berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan dan mempunyai nilai kreatif yang cukup tinggi, bisa dilihat dari visi yang diterapikan yaitu menciptakan sumber daya manusia yang mengusai IPTEK berdasarkan IMTAK.

Meningkatkan produktivitas kegiatan belajar mengajar, maksudnya yaitu guru sebagai fasilitator harus dapat menghasilkan siswa yang mempunyai prestasi dan kemampuan serta kreatifitas dalam pembelajaran, misalnya yaitu memberikan permainan dalam memberikan tugas kepada siswanya agar mereka dapat berfikir kreatif.

Mewujudkan suasana kekeluargaan antara sesama komunitas sekolah. Hal ini di maksudkan agar suasana guru, staf, dan juga siswa dapat terjalin komunikasi yang baik dan menimbulkan rasa kekeluargaan serta tali silaturahmi sehingga seluruh sumber daya manusia yang ada di sekolah dapat bekerja sama dalam mewujudkan mutu pendidikan yang berkualitas. Hal ini dilakukan berdasarkan IMTAK setiap SDM yang ada di sekolah.

B. Keadaan Personil Guru, Pegawai dan Siswa SMP Al–Mubarak 1. Keadaan Guru dan Pegawai SMP Al-Mubarak.

Demi menujang kelancaran kegiatan pembelajaran, perlu dodukung oleh tenaga pendidik yang memadai, yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Adapun data tentang tenaga pendidik yang terdapat di SMP Al–Mubarak adalah sebagai berikut :

SMP Al–Mubarak memiliki 1 orang kepala sekolah, 1 orang wakil kepala sekolah, dan 20 orang tenaga kerja pendidik yang mayoritas berlatar belakang sarjana pendidikan. Sebanyak 12 orang dari tenaga pendidik berjenis kelamin perempuan, sedangkan 8 tenaga pendidik lainnya berjenis kelamin laki-laki.

Dalam lingkungan lembaga pendidikan ini, tenaga kerja dibedakan dalam dua kelompok, yaitu tenaga administrasi dan tenaga pendidik. Tenaga administrasi tidak terlibat dalam kegiatan belajar mengajar, melainkan khusus pada bidang tat


(39)

usaha, tenaga administrasi di SMP Al–Mubarak berjumlah 2 orang. Sedangkan tenaga pendidik adalah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, yaitu Guru. Adapun mengenai rincian nama, status pegawai dan latar belakang pendidikan guru bisa dilihat pada lampiran.

2. Keadaan Siswa SMP Al - Mubarak

Siswa SMP Al–Mubarak untuk tahun pelajaran 2006 / 2007 berjumlah 278 siswa, terdiri dari 114 siswa laki-laki dan 164 siswa perermpuan. Rinciannya bisa dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel . 1

Jumlah Siswa SMP Al – Mubarak 2006 / 2007

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

VII / I VIII / II

IX / III

36 45 33

45 65 54

81 110

87

Jumlah 114 164 278

Sumber : diperoleh dari data rekapitulasi siswaTahun ajaran 2006 / 2007 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa–siswi Al–Mubarak cukup banyak, jumlah siswa dalam tiap kelasnya ± 36 orang dengan jumlah gabungan kelas ( antara kelas pagi dan siang ) ada sebayak 5 kelas

Latar belakang siswa SMP Al – Mubarak berasal dari beraneka ragam suku di Indonesia, antara lain : Jawa, Sunda, Jakarta, Aceh, Padang. Keadaan ekonominya kelas menengah ke bawah. Pekerjaan orang tua siswa rata-rata Wiraswasta, namun ada juga sebagian dari mereka yang pegawai negri.

C. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Al–Mubarak

Guna terciptanya keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran disekolah, tidak terlepas dari tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Kemapuan dalam melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan sangat penting, karena dapat menunjang keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang ada disekolah


(40)

tersebut. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Al–Mubarak Pondok Aren adalah sebagai berikut :

Ruang Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah menjadi satu ruang, didalamnya terdapat 2 buah kursi dan meja kerja, 1 buah TV, 2 buah lemari kaca untuk menyimpan dokumen-dokumen penting sekaligus untuk menyimpan piala-piala prestasi yang diperoleh siswa dan sekolah, 1 buah kipas angin, dan seperangkat kursi dan meja tamu.

Ruang guru terpisah dengan ruang kepala sekolah, didalamnya terdapat meja kursi untuk masing-masing guru yang berjumlah 20 buah, 1 unit televisi 21 inci, 1 buah kipas angin, 1 buah dispenser 9 buah lemari yang digunakan untuk menyimpan arsip-arsip para guru, 1 buah Whiteboard dan 2 buah spidol, 1 buah papan daftar piket guru, 1 buah jam dinding dan 1 buah kalender akademik,

Ruang tata usaha terletak dilantai bawah berjauhan dengan ruang kepala sekolah dan ruang guru, didalamnya terdapat : 1 buah telepon, 2 unit komputer dan 1 unit printer, 1 buah mesin tik 5 buah meja dan kursi, 2 buah lemari kaca yang digunkan untuk menyimpan arsip-arsip sekolah, 1 buah papan indeks jumlah siswa, 1 buah papan daftar guru, 1 buah papan grafik perkembangan jumlah siswa dari tahun ajaran 1993 / 1994 sampai dengan tahun ajaran 2006 / 2007, 1 buah jam dinding dan 1 buah kalender akademik.

Terdapat 5 ruang kelas yang penggunaannya secara bergiliran (pagi dan siang), masing–masing kelas dilengkapi dengan meja dan kursi siswa yang jumlahnya ± 36 buah, 1 buah meja dan kursi guru, 1 buah pas bunga dilengkapi dengan bunga imitasi, 1 buah taplak meja, 1 buah lemari kelas, 1 buah globe dunia, 1 buah white board, 1 buah penghapus white board, 2 buah spidol, 1 buah penggaris kayu, 1 buah buku jurnal kelas beserta buku absensi, 1 buah jam dinding, 1 buah bingkai daftar piket, 1 buah bingkai daftar mata pelajaran, 1 buah kalender, sepasang foto presiden dan wakil presiden, 1 buah bingkai lambang pancasila, dan berbagai jenis hasil karya -karya siswa.

Di ruang BK, terdapat 1 unit meja dan 2 kursi konsultasi siswa, taplak meja, vas bunga beserta bunganya, buku agenda konsultasi siswa, 3 buah pulpen,


(41)

1 buah kalender akademik, 1 buah papan tata tertib siswa beserta point pelanggaran.

Ruang UKS dilengkapi dengan 1 buah meja dan kursipanjang, 1 buah kotak lemari obat, 1 buah dispenser, 1 buah kalender, dan 1 buah tandu.

Ruang Laboratorium komputer dilengkapi 10 unit komputer, 1 buah printer, 1 buah papan white board, 1 buah spidol, 1 meja guru disertai kursinya, 8 buah kursi siswa, 1 buah air conditioner (AC), 1 buah lemari, dan 1 buah jam dinding.

Sekolah memiliki masjid yang dilengkapi dengan 6 buah karpet berbentuk sajadah, 12 buah Al – Qur’an, seperangkat sound system, 7 buah seperangkat alat shalat / mukena, 8 buah tikar, 4 buah kipas angin, 1 buah jam dinding dan 1 buah lemari.

Sebagai sarana tambahan sekolah ini dilengkapi dengan lapangan sepak bola (Futsal), lapangan Basket, kantin, toilet guru dan siswa, ruang penjaga sekolah atau pos satpam.

Dari hasil observasi diperoleh gambaran bahwa keadaan sarana dan presarana SMP Al– Mubarak 63,70 % dalam keadaan baik. Dengan adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai memungkinkan guru dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar – mengajar dengan baik, sehingga keadaan tersebut dapat menunjang keefektifan proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Selain itu, penggunaan sarana dan prasarana di SMP Al–Mubarak Pondok Aren sangat membantu siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas.

D. Deskripsi dan Analisis Data

Dalam mengumpalkan data, penulis menggunakan beberapa teknik yang diantaranya teknik wawancara dan angket. Wawancara yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran, hal ini dilakukan untuk mendapatkan data–data yang lebih akurat. Sedangkan angket tertutup sebanyak 15 item yang berbentuk pilihan ganda


(42)

yang harus dijawab oleh guru–guru yang mengajar di SMP Al–Mubarak Pondok Aren dengan memberikan tanda silang.

Kemudian hasil angket yang telah dikumpulkan ditabulasikan ke dalam bentuk presentase dan diolah kemudian dapat diperoleh kesimpulan, hal ini dapat dilihat dan dijelaskan dalam analisis data secara keseluruhan.

Data yang telah dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan kepada guru–guru kemudian di olah dengan menggunakan rumusan distribusi frekuensi. Maksud dan pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat memberikan arti dan penjelasannya dari tujuan penelitian yang dilakukan.

Untuk memudahkan menganalisis data hasil penelitian tersebut, maka setiap item dimasukan ke dalam tabulasi yang disesuaikan dengan teknik analisis data sehingga dengan demikian dapat ditari kesimpulan seberapa besar tingkat implementasi pengembangan kompetensi guru dalam peningkatan mutu pengajaran dapat di lihat dari hasil angket di bawah ini.

Tabel. 2

Pengembangan Kompetensi Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

1. Ya 17 85 %

Tidak 3 15 %

Jumlah 20 100 %

Melihat data pada tabel 2 di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab ” Ya” sebanyak 85 % sedangkan yang menjawab ”tidak” sebanyak 15 %. Hal ini berarti bahwa Kepala Sekolah melakukan pengembangan kompetensi guru untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.


(43)

Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Kompetensi Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

2. Ya 13 65 %

Tidak 7 35 %

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data pada tabel 3 di atas dapat di ketahui bahwa responden yang menjawab ” Ya ” sebanyak 65 %, sedangkan responden yang menjawab ”tidak” sebanyak 35 %. Hal ini menunjukkan bahwa guru melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi yang telah diprogamkan kepada sekolah

Tabel 4

Kegiatan Yang Dilaksanakan Dalam Pengembangan Kompetensi Guru

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

3. Pengarahan / Bimbingan 3 15 %

Diskusi / Seminar 4 20 %

Pelatihan / Work Shop 13 60 %

Jumlah 20 100 %

Melihat data pada tabel 4 tersebut di atas menunjukkan bahwa responden yang menjawab ” pelatihan / Work Shop ” sebanyak 60 % yang menjawab ” Diskusi / Seminar ” sebanyak 20 %, sedangkan yang menjawab ” Pengarahan /


(44)

bimbingan ” sebanyak 15 %. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan / Work Shop kegiatan yang dilaksanakan dalam pengembangan kompetensi guru.

Tabel. 5

Keikut sertaan Dalam Penataran / Seminar pendidikan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

4. Selalu 14 70 %

Sering 4 20 %

Kadang – kadang 2 10 %

Tidak pernah - -

Jumlah 20 100 %

Pada data tabel 5 tersebut di atas menunjukkan bahwa responden yang mengatakan ” Selalu ” sebanyak 70 %, guru tersebut adalah mereka yang menganggap bahwa hal tersebut merupakan layanan yang baik bagi guru untuk mengembangkan dan meningkatkan yang dimiliki, ” Sering ” sebanyak 20 % sedangkan yang menyatakan ” kadang – kadang ” sebanyak 10 %, dan ” tidak pernah ” sebanyak 0 %. Hal ini berarti bahwa Kepala Sekolah selalu mengikitsertakan guru – guru dalam berbagai penataran / seminar pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.

Tabel. 6

Keikutsertaan Guru Dalam Kegiatan Pengembangan Kompetensi No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

5. 1 -3 kali 2 10 %

4 – 6 kali 3 15 %

Lebih dari 6 kali 15 75 %

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data pada tabel 6 diatas tersebut diatas menunjukkan bahwa responden yang menjawab ” lebih dari 6 kali ” sebanyak 75 %, yang menjawab


(45)

” 4 – 6 ” kali ” sebanyak 15 %, sedangkan yang mengatakan ” 1-3 kali ” sebanyak 10 %. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari 6 kali para guru telah mengikuti berbagai kegiatan pengembangan kompetensi yang diprogramkan Kepala Sekolah.

Tabel. 7

Respon Guru – Guru Dalam Mengikuti Pendidikan Dan Pelatihan Yang Diselenggarakan Oleh Sekolah

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

6. Baik 13 65 %

Cukup baik 7 35 %

Kurang baik - -

Jumlah 20 100 %

Dari data tabel 7 diatas menunjukkan bahwa responden yang menjawab ” baik ” sebanyak 65 %, sedangkan ” cukup baik ” sebanyak 35 %, sedangkan yang menjawab ” kurang baik ” sebanyak 0 %. Hal ini berarti bahwa dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan yang di selenggarakan oleh sekolah guru– guru meresponnya dengan baik.

Tabel. 8

Hambatan Dalam Kegiatan Pengembangan Kompetensi

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

7. Selalu 2 10 %

Sering 4 20 %

Kadang – kadang 9 45 %

Tidak pernah 5 25 %

Jumlah 20 100 %

Data pada tabel 8 tersebut diatas menunjukkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi yang diprogramkan Kepala


(46)

Sekolah, guru kadang – kadang mengalami hambatan – hambatan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menjawab ” kadang – kadang ” sebanyak 45 %, ” tidak pernah ” sebanyak 25 %, ” sering ” sebanyak 20 %, sedangkan yang mengatakan ” selalu ” sebanyak 10 %.

Tabel. 9

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Kompetensi

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

8 Baik 16 80 %

Cukup baik 4 20 %

Kurang baik - -

Jumlah 20 100 %

Dari data pada tabel 9 tersebut di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pengembangan kompetensi yang dilaksanakan oleh guru sesuai yang diprogramkan Kepala Sekolah berjalan dengan baik. Hal ini dapat di lihat dari jawaban responden yang menjawab ” baik ” sebanyak 80 %, ” cukup baik ” sebanyak 20 %, sedangkan ” kurang baik ” sebanyak 0 %.

Tabel. 10

Pemantauan atau Pengawasan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

9 Selalu 5 25 %

Sering 11 55 %

Kadang – kadang 4 20 %

Tidak Pernah - -

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data pada tabel 10 tersebut diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengatakan ” sering ” sebanyak 55 %, ” selalu ” sebanyak 25 %, sedangkan yang ” kadang - kadang ” sebanyak 20 %, dan ” tidak pernah ”


(47)

sebanyak 0 %. Hal ini berarti bahwa selama kegiatan pengembangan kompetensi guru berlangsung Kepala Sekolah sering mengadakan pemantauan atau pengawasan terhadap para guru yang sedang mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi demi tercapainya kegiatan tersebut.

Tabel.11 Evaluasi Belajar

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

10 Selalu 5 25 %

Sering 13 65 %

Kadang – kadang 2 10 %

Tidak pernah - -

Jumlah 20 100 %

Data pada tabel 11 tersebut diatas menunjukkan bahwa setelah kegiatan pengembangan kompetensi dilaksanakan Kepala Sekolah sering mengadakan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan oleh para guru untuk mengukur keberhasilan kegiatan tersebut. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang mengatakan ” sering ” sebanyak 65 %, ” selalu ” sebanyak 25 %, ” kadang – kadang ” 10 %, sedangkan yang mengatakan ” tidak pernah ” 0 %.

Tabel. 12 Keberhasilan Kegiatan

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

11. Sangat berhasil 14 70 %

Cukup berhasil 6 30 %

Kurang berhasil - -

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data pada tabel 12 tersebut diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengatakan ” sangat baik ” sebanyak 70 %, sedangkan yang


(48)

mengatakan ” cukup baik ” sebanyak 30 %, dan ” kurang baik ” sebanyak 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pengembangan kompetensi guru yang di programkan Kepala Sekolah sangat berhasil sepenuhnya dilaksanakan oleh guru.

Tabel. 13

Implementasi Hasil Pengembangan Kompetensi Dalam Proses Pengajaran No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

12. Selalu 3 15 %

Sering 12 60 %

Kadang – kadang 5 25 %

Tidak pernah - -

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan dari data pada tabel 13 tersebut diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengatakan ” sering ” sebanyak 60 %, ” kadang – kadang ”, 25 % sedangkan yang mengatakan ” selalu ” sebanyak 15 %, dan yang mengatakan ” tidak pernah ” 0%. Hal ini menunjukkan bahwa setelah mengikuti berbagai kegiatan pengembangan kompetensi guru yang diprogramkan Kepala Sekolah, guru sering mengimplementasikan hasil yang diperoleh dalam proses pengajaran.

Tabel. 14

Peningkatan Yang Dapat Diimplementasikan Dalam Pembelajaran

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

13. Penyusunan SATPEL / RPR 4 20 %

Dalam melaksanakam metode Pembelajaran 9 45 %

Dalam menggunakan media pembelajaran 5 25 %

Dalam melaksanakan evaluasi & feed back 2 10 %

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan data dari tabel 14 tersebut diatas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab ” Dalam melaksanakan metode pembelajaran ”


(49)

sebanyak 45 %, yang menjawab ” dalam menggunakan media pembelajaran ” sebanyak 25 %, sedanngkan yang menjawab ” penyusunan SATPEL / RPP ” sebanyak 20 %, dan yang menjawab ” dalam melaksankan eveluasi dan feed back ” sebanyak 10 %. Hal ini dapat menunjukkan bahwa peningkatan yang guru dapat implementasikan dalam pembelajaran adalah melaksanakan metode pembelajaran.

Tabel. 15

Penerapan Metode Pembelajaran

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

14. Metode Ceramah 5 25 %

Metode pemberian tugas 3 15 %

Metode diskusi 8 40 %

Metode tanya jawab 7 20 %

Jumlah 20 100 %

Data pada tabel 15 tersebut diatas menunujukkan bahwa metode atau teknik pembelajaran yang sering diterapkan guru berdasarkan pelatihan yang pernah diikuti dalam proses belajar mengajar adalah metode diskusi. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang mengatakan ” metode diskusi ” sebanyak 40 %, yang mengatakan ” metode ceramah ” sebanyak 25 %, sedangkan yang mengatakan ” metode tanya jawab ” sebanyak 20 %, dan yang mengatakan ” metode pemberian tugas ” sebanyak 15 %.

Tabel. 16

Peningkatan Profesioanlisme Dalam Mengajar

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase ( % )

15. Sangat meningkat 2 10 %

Meningkat 10 50 %

Cukup meningkat 8 40 %


(50)

Jumlah 20 100 %

Berdasarkan dari tabel 16 tersebut diatas dapat diketahui bahwa responden yang mengatakan ” meningkat ” sebanyak 50 %, yang mengatakan ” cukup meningkat ” sebanyak 40 %, yang mengatakan ” sangat meningkat ” sebanyak 10 % sedangkan yang mengatakan ” kurang meningkat ” sebanyak 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya berbagai kegiatan penetaran / seminar pendidikan yang telah diikuti dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar.

E. Interpretasi Data

Berdasarkan analisis data tersebut penulis dapat interpretasikan bahwa pelaksanaan pengembangan kompetensi guru yang diprogramkan oleh Kepala Sekolah dapat dikatakan berjalan dengan baik. Dimana hal itu dapat terlihat dari jawaban responden yang mengatakan bahwa 80 % guru (selalu & sering) melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi yang telah diprogramkan Kepala Sekolah serta dapat terlihat pula dari jawaban responden yang mengatakan 75 % guru sudah lebih dari 6 kali mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi yang diprogramkan Kepala Sekolah 15 % guru mengatakan 4 kali dan 10 % guru mengatakan 1 – 3 kali.

Dalam pengembangan terhadap kemampuan dan keterampilan guru, kegiatan yang terlaksana adalah Kepala Sekolah memberikan pelatihan – pelatihan pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan guru, Kepala Sekolah memberikan wawasan keilmuan yang luas kepada guru dalam merumuskan tujuan – tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar


(51)

guru–guru dan Kepala Sekolah memberikan pengetahuan dan keterampilan mengajar kepada guru.

Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden dimana 60 % responden mengatakan bahwa Kepala Sekolah sering memberikan pelatihan–pelatihan pendidikan terhadap kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajar, didukung pula dengan jawaban responden yang mengatakan 65 % (sering ) bahwa Kepala Sekolah memberikan wawasan keilmuan yang luas kepada guru–guru dalam merumuskan tujuan–tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru–guru serta dapat dilihat pula dari jawaban responden yang mengatakan 70 % sering bahwa Kepala Sekolah juga memberikan berbagai pengetahuan dan keterampilan mengajar kepada guru.

Adapun pengembangan melalui penataran, kegiatan yang terlaksana adalah Kepala Sekolah mengikut sertakan guru –guru dalam berbagai penataran – penataran / seminar pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu, sehingga diharapkan dengan mengikuti berbagai penataran / seminar pendidikan dapat meningkatkan kompetensi para guru. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden dimana 75 % (sering) responden mengatakan bahwa Kepala Sekolah mengikutsertakan guru–guru dalam berbagai penataran / seminar pendidikan, serta dapat dilihat pula dari jawaban responden yang mengatakan 75 % (meningkat) guru merasa bahwa dengan adanya penataran / seminar pendidikan yang telah diikuti dapat meningkatkan kompetensi yang telah dimiliki.

Setelah guru–guru melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi yang diprogramkan Kepala Sekolah kemudian Kepala Sekolah melakukan eveluasi terhadap kegiatan pengembangan kompetensi guru, pada aspek ini yang terlaksana adalah Kepala Sekolah melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan oleh guru dan penerapan hasil yang diperoleh dalam proses pengajaran. Untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiatan pengembangan kompetensi guru tersebut Kepala Sekolah melakukan evaluasi terhadap kegiatan – kegiatan yang telah dilaksanakan oleh guru, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden dimana 65 % (sering) guru mengatakan bahwa Kepala Sekolah


(1)

4. Menurut Bapak kepala sekolah, apa dampak nyata dari pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh guru ?

5. Hambatan dan tantangan apa saja yang Bapak kepala sekolah hadapi dalam upaya mengembangkan kompetensi guru guna meningkatkan mutu pengajaran di SMP Al- Mubarak ?

6. Faktor–faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat dalam mengembangkan kompetensi guru guna meningkatkan mutu pengajaran di SMP Al – Mubarak ?

7. Apakah program–program pelatihan guru yang diberikan, mampu meningkatkan kompetensi guru ?

8. Bagaimana cara guru meningkatkan kompetensi kependidikannya ?

ANGKET UNTUK GURU

A. Identifikasi responden Nama : Bidang studi : B. Petunjuk pengisian

1.Bacalah pertanyaan dalam angket ini dengan teliti

2.Isilah dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang Bapak/ Ibu anggap sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Angket Pengembangan Kompetensi Guru Dalam Peningkatan Mutu Pengajaran

1) Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, apakah kepala sekolah melakukan pengembangan kompetensi terhadap Bapak/Ibu guru?


(2)

2) Apakah kepala sekolah mengikutsertakan Bapak/Ibu dalam pendidikan dan pelatihan di luar sekolah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman?

a. Ya b. Tidak

3) Kegiatan apa saja yang bapak kepala sekolah laksanakan dalam peningkatan kompetensi guru?

a. Pengarahan/bimbingan b. Diskusi/seminar c. Pelatihan/workshop

4) Apakah Bapak/Ibu guru mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi guru yang telah diprogramkan kepala sekolah?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

5) Jika sudah, berapa kali Bapak/Ibu mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi guru yang diprogramkan kepala sekolah?

a. 1-3 kali b. 4-6 kali c. Lebih dari 6 kali

6) Bagaimana respon Bapak/Ibu guru dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh sekolah?

a. Baik b. Cukup baik c. Kurang baik

7) Apakah Bapak/Ibu mengalami hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi guru yang diprogramkan kepala sekolah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

8) Apakah kegiatan pengembangan kompetensi guru yang Bapak/Ibu laksanakan sesuai yang diprogramkan kepala sekolah berjalan dengan baik ?

a. Baik b. Cukup baik c. Tidak baik

9) Selama kegiatan pengembangan kompetensi guru berlangsung, kepala sekolah mengadakan pemantauan atau pengawasan terhadap Bapak/Ibu demi tercapainya kegiatan tersebut?


(3)

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10)Setelah kegiatan pengembangan kompetensi guru dilaksanakan, kepala sekolah mengadakan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Bapak/Ibu untuk mengukur pencapaian tujuan kegiatan tersebut? a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

11)Apakah kegiatan pengembangan kompetensi guru yang telah diprogramkan kepala sekolah berhasil meningkatkan kompetensi Bapak/Ibu guru?

a. Sangat berhasil b. Cukup berhasil c. Kurang berhasil

12)Setelah mengikuti berbagai kegiatan pengembangan kompetensi guru yang diprogramkan kepala sekolah, apakah Bapak/Ibu mengimplementasikan hasil yang telah diperoleh dalam proses pengajaran?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13)Peningkatan apa yang Barak/Ibu dapat implementasikan dalam pembelajaran?

a. Penyusunan RPP/SATPEL

b. Dalam melaksanakan metode pembelajaran c. Dalam menggunakan media pembelajaran d. Dalam melaksanakan evaluasi dan feed back

14)Jika Bapak/Ibu dapat menerapkan metode pembelajaran berdasarkan pelatihan yang pernah diikuti, metode apa yang sering digunakan dalam mengajar?

a. Metode ceramah b. Metode pemberian tugas c. Metode diskusi d. Metode tanya jawab

15)Apakah Bapak/Ibu merasa dapat meningkatkan profesionalitas dalam mengajar setelah mengikuti program pengembangan kompetensi?

a. Sangat meningkat b. Meningkat c. Cukup meningkat d. Kurang meningkat


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Atmodiwiryo, Soebagio. 2002, Manajemen Pelatihan, Jakarta : Ardadizya Jaya

Danim, Sudarwan. 2002, Inovasi Pendidikan, Bandung : CV Pustaka Setia Derajat, Zakiyah. 1994, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta : Ruhama

Departemen Agama RI. 2002, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Pendidik, Jakarta

Hasibuan, Malayu S.P. 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara

Kartono, Kartini. 1985, Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta : CV Raja Wali


(5)

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998, Jakarta : Balai Pustaka

Martindas, R. 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : Rineka Cipta

Peraturan Pemerimtah No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan Jakarta : Lekdis

Rostiyah, N.K. 1989, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta : Bumi Aksara . 1991, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta

Salam, Burhannudin. 1996, Pengantar Pedagogik, Dasar-dasar Ilmu Mendidik, Bandung : Rinekacipta

Sholeh, Asrorun Ni’am.2006, Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta : eLsas Siagian, Sondang. P. 1999, manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara

Sudjana, Nana. 1989, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya

Suryadi, Ace. 1990. Mutu Pendidikan dalam Perspektif Mimbar Pendidikan, 1X, 2 Juli

Syah, Muhibbin. 1997, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Rosdakarya

Usman, Moh. Uzer . 2000, Menjadi Guru Professional, Banding : Rasdakarya Uwes, Sanusi 1999. Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, Jakarta : Logos Wacana Ilmu


(6)