HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN KEMANDIRIAN ANAK DI DUSUN KETAPANG KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN

KEMANDIRIAN ANAK DI DUSUN KETAPANG KECAMATAN

SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh:

Daya Lolita Santi

NIM: 11111042

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DEMOKRATIS DENGAN

KEMANDIRIAN ANAK DI DUSUN KETAPANG KECAMATAN

SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh:

Daya Lolita Santi

NIM: 11111042

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

  

MOTTO

ََ

ًر َ ْ ُﲂِﻠْﻫَاَو ْ ُﲂ َﺴُﻔْﻧَااْﻮُﻗ اْﻮُ َﻣَا َﻦْ ِ ا َﺎﳞ

  

“Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka”

(at Tahrim 6)

kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.

  

Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu

kerjakan”. Q.S.Al-Baqarah 110.

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk:

  1. Kedua orang tua kutercinta IbuRosyidah dan Bapak Rejan Samadi, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, mendidikku dan tak henti hentinya mendo’akanku dalam mencapai kesuksesan dan keberhasilan. Suamiku (Muhammad Taufik) dan anakku (Lu’luk Chafidhotul Ulya) 2. yang memberikan dukungan dan semangat dalam hidupku dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.

  3. Muh Hafidz, M.Ag. selaku pembimbing skripsi yang selalu mengarahkan dan memberi motivasi.

  4. Sahabat – sahabatkueko prasetyo ningsih, fitria isnaini, lusia ayuningsih, siti nina nur annisa, Irina IkaWulandari, dan semua mahasiswa-mahasiswi PAI tahun 2011 yang tidak bias saya sebutkan namanya satu persatu.yang senantiasa menyemangati dan mendukungku menyelesaikan skripsi ini.

  Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini saya ucapkan 5. terima kasih.

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

Pola Asuh Orang Tua Demokratis Dengan Kemandirian

Anak diDusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten

Semarang Tahun2016”.

  Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada

Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kita

umatnya sampai akhir zaman.

  Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian

persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

S-1 Program StudiPendidikan Agama Islam Jurusan

  Penulis menyadari tanpa bantuan, bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak, peneliti tidak akan mampu

menyelesaikan skripsi inidengan baik. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini peneliti menyampaikan

penghargaan dan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. RahmatHariadi, M.Pd. selakurektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selakuDekanFTIKIAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selakuketuajurusanPendidikan Agama Islam (PAI) IAINSalatiga.

  4. Bapak Muh Hafidz, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing dalam Skripsi ini yang telah meluangkan waktunya.

  5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  6. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah member layanan dan bantuan.

  7. Suamiku dan Anakku tercinta yang selalu memberikan dorongan dan do’a demi keberhasilan penulis.

  8. Sahabat – sahabat seperjuangan PAI 2011, yang selalu memberikan semangat dan memberi warna dalam hari – hari penulis. Semoga ukhuwah kita tetap terjalin.

  9. BapakMuhammad Niam SelakuKepalaDesa Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang yang telahmemberikanijinpenelitian dan membantu dalam menyelesaikan penelitian.

  Penulismenyadarimasihbanyakkekurangandanketerbatasandalamskripsiini. OlehKarenaitu, penulismengharapkan saran dankritik yang membangundariberbagaipihakuntukperbaikanlebihlanjut.Semogaskripsiini bermanfaatbagiseluruhpembaca, khususnyapadaduniapendidikan.

  Wassalamu’alaikumWr. Wb.

  Salatiga, 14 Juni 2016

  Penulis DAYA LOLITA SANTI

  

ABSTRAK

Santi. Daya Lolita . 2016. Hubungan Pola Asuh Orang Tua

Demokratis Dengan Kemandirian Anak Di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah.

  Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh Hafidz, M.Ag.

  Kata Kunci :Pola Asuh Orang Tua Demokratis, Kemandirian Anak Penelitianini merupakan upaya untuk mengetahui

Urgensi Pola Asuh orang tua Demokratis di Dusun

  

Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

Tahun 2016.Untuk mengetahui Kemandirian Anak di

Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten

Semarang Tahun 2016. Untuk mengetahui Hubungan

antara Pola Asuh orang tua Demokratis dengan

Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan

Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016.

  Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui

  

tua Demokratis di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang Tahun 2016?. Bagaimana Tingkat

Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan

Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016?. Adakah

hubungan antara Pola Asuh orang tua Demokratis dengan

Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan

Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016?.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif

dan menggunakan angket atau kuesioner sebagai

instrumen penelitian guna mendapatkan data atau

informasi yang dibutuhkan. Untuk melengkapi data yang

dibutuhkan, dalam penelitian ini juga menggunakan

metode observasi, dan dokumentasi.

  Dari hasil penelitian yang diperoleh adalah Ada

korelasi yang signifikanantarapolaasuh orang

tuademokratisdengankemandiriananak di

DusunKetapangKecamatanSusukanKabupaten Semarang

Tahun 2016.

Setelahdilakukanpenelitiandiperolehbahwanilairxysebesa

r 0,566 denganjumlahresponden (N) adalah

  

30.Setelahdikonsultasikandengan “r” tabel,

padatarafsignifikan 5% diperoleh “r” tabel= 0,361,

karenanilairxysebesar 0,566, makarxy>rtabel.

Selanjutnyapadatarafsignifikan 1% diperoleh “r” tabel=

0,463, karenanilairxy = 0,566 makarxy>rtabel.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN LOGO ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.......................................... v

HALAMAN MOTTO ........................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii

KATA

  PENGANTAR

.................................................................................................................... vii

i

ABSTRAK ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

  DAFTAR TABEL

.................................................................................................................... xii

i

  BAB I PENDAHULUAN

  1. LatarBelakangMasalah ............................................................................ 1

  2. RumusanMasalah ............................................................................. 5

  3. TujuanPenelitian ..................................................................................... 5

  4. Hipotesis .................................................................................................. 6

  5. ManfaatPenelitian ................................................................................... 6

  6. Penegasan Istilah ..................................................................................... 7

  7. MetodePenelitian..................................................................................... 8

  8. SistematikaPenulisan .............................................................................. 15

  BAB II LANDASAN TEORI

  1. Pola Asuh Demokratis ............................................................ 17

  1.Pengertian Pola Asuh ....................................................... 18

  2.Macam-Macam Pola Asuh .............................................. 19

  3.Faktor Pola Asuh Demokratis .......................................... 21

  4.Aspek Pendukung Dari Pola Asuh Demokratis .............. 22

  5.Mengenal Pola Demokratis Dalam Keluarga .................. 23

  6. Kemandirian Anak .................................................................. 24

  1. Pengertian Kemandirian Anak ..................................... 25

  2. Ciri Kemandirian ........................................................ 25

  3. Faktor Kemandirian .................................................... 26

  4. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis

  

Terhadap Kemandirian Anak...................................................... 28

  BAB III GAMBARAN UMUM A.Letak Geografis Dusun Ketapang ............................................. 32

  1.Letak Geografis ............................................................. 32

  2. Profil Dusun Ketapang ................................................ 32

  3. Jumlah Penduduk ......................................................... 33

  4. Perangkat Dusun Ketapang.......................................... 34

  5. KelembagaanDusunKetapang ................ 34

  6. Visi dan Misi Dusun Ketapang .................................... 35

  B. Data HasilPenelitian................................................................. 37

  1. Daftar Responden ...................................................... 37

  2. Data Tentang Orang Tua Demokratis ....................... 40

  BAB IV ANALISIS DATA

  1. Analisis Pendahuluan .............................................................................. 45

  1. Analisis Pola Asuh Orang Tua Demokratis ............................................ 45

  2. Analisis Kemandirian Anak Di Dusun Ketapang ................................... 49

  3. Analisis UjiHipotesis .............................................................................. 53

  4. AnalisisLanjut ......................................................................................... 57

  BAB V PENUTUP

  1. Kesimpulan 59

  2. Saran

  60 DAFTAR PUSTAKA

  LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Tabel1.1Kisi-Kisi InstrumenAngketPolaAsuh

Orang TuaDemokratis .................................................................... 11

Tabel1.2 Kisi-Kisi InstrumenKemandirian Anak ................ 11

Tabel 3.1 JumlahPenduduk di KelurahanKetapang PadaTahun 2016 .................................................................... 33Tabel 3.2 Daftar Responden Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis Dengankemandirian Anak ..... 38

  

Tabel3.3 Data Angket tentang Pola Asuh Orang tua

Demokratis ........................................................................................... 40

Tabel3.4 Data Angket tentang Kemandirian Anak ............. 42

Tabel4.1HasilAngkettentangPolaAsuh Orang

tuaDemokratis .................................................................................... 45

Tabel 4.2 Tingkat Pola Asuh Orang tua Demokratis di Dusun

  Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang ............................................................................... 48

Tabel 4.3 Nilai Kualifikasi Rata-Rata Variabel Pola Asuh Orang tua di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan

  Kabupaten Semarang ...................................................... 49

Tabel 4.4 Hasil Angket Tentang Kemandirian Anak ......... 50Tabel 4.5 Tingkat Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan

  

Susukan Kabupaten Semarang .................................. 52

Tabel4.6 NilaiKualifikasi Rata-Rata

VariabelKemandirianAnak di DusunKetapangKecamatanSusukanKabupaten Semarang ............................................................................. 53

  

Tabel4.7HubunganPolaAsuh Orang TuaDemokratis

(Variabel x) denganKemandirianAnak di DusunKetapangKecamatanSusukanKabupaten Semarang (Variabel y)....................................................

  .................................................................................................. ..5

  5 Tabel 4.8Nilai r Product moment

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1. Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan

  pengembangan anak. Jika suasana dalam keluarga itu baik dan menyenangkan, anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah pertumbuhan anak tersebut. Keluarga merupakan tempat yang pertama dan yag paling utama bagi tumbuh kembang anak. Mulai dari sejak kandungan, peran orang tua sangat menentukan, melalui orang tua anak akan belajar dan menyerap berbagai pengalaman hidup. Suasana keluarga merupakan tunas subur bagi penyemaian tunas-tunas muda yang lahir dalam keluarga itu sendiri (Fadilah,2013: 92).

  Keluarga sebagai lingkungan terkecilmemiliki peranan yang fundamental dalam perkembangan individu. Sebab, bermula dari lingkungan keluargalah sebenarnya individu dapat melakukan proses pembelajaran dan mengerti segala sesuatu. Keluarga dari sisi dimensi psikologis diartikan sebagai sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya peraturan batin, sehingga terjadi saling menyerahkan diri dan saling mempercayai. Secara paedagogik keluarga diartikan sebagai suatu persekutuan hidup yang dijalani oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan denganpernikahan yang bermaksud saling menyempurnakan diri(Shochib,1997:39).

  Pola asuh orang tua adalah keseluruhan interaksi orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi orang tua dan anak, dimana orang tua yang memberikan dorongan bagi anak dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap paling tepat bagi orang tua agar anak bisa mandiri, tumbuh serta berkembang secara sehat dan optimal, memiliki rasa percaya diri, memiliki sifat rasa ingin tahu, bersahabat, dan berorientasi untuk sukses.

  Menurut Baumrind yang dikutip oleh Tridhonanto (2014: 12), bahwa pola asuh orang tua dapat diklasifikasikan menjadi tiga yakni pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, dan pola asuh permisif. Pola asuh otoriter (Authoritarian Parenting) pola asuh orang tua yang lebih mengutamakan membentuk kepribadian anak dengan cara menetapkan standar mutlak harus dituruti, biasanya dengan ancaman-ancaman. Ciri-ciri pola asuh ini yaitu anak harus tunduk dan patuh terhadap kehendak orang tua, pengontrolan orang tua terhadap perilaku anak sangat ketat, anak hampir tidak pernah mendapat pujian, dan orang tua yang tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah.

  Pola asuh orang tua persimif (Permissive Parenting) pola asuh orang tua pada anak dalam rangka membentuk kepribadian anak dengan cara memberikan pengawasan yang sangat longgar dan memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Ciri-ciri pola asuh ini yaitu orang tua memberi kebebasan kepada menerapkan hukuman pada anak bahkan hampir tidak menggunakan hukuman.

  Pola asuh demokratis (Authotitative Parenting) pola asuh orang tua yang menerapkan perlakuan kepada anak dalam rangka membentuk kepribadian anak dengan cara memprioritaskan kepentingan anakyang bersikap rasional pemikiran-pemikiran. Ciri-ciri pola asuh ini yaitu anak diberi kesempatan untuk mandiri serta mengembangkan kontrol internal, anak diakui sebagai pribadi oleh orang tua serta turut melibatkan dalam pengambilan keputusan, memproritaskan kepentingan anak akan tetapi tidak ragu mengendalikan mereka, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

  Pola asuh demokratis jika diterapkan di zaman ini akan lebih fleksibel bila dibandingkan pola asuh tradisional yang terkesan otoriter atau mungkin pola asuh yang bebas. Anak diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan diikutsertakan dalam pemecahan masalah yang muncul dalam keluarga.Di samping itu, didalam pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak yang mandiri.

  Anak-anak didusun ketapang berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Ada yang berasal dari keluarga pegawai negeri, pegawai swasta, TNI, petani, buruh tani, buruh pabrik dan dari keluarga dengan latar belakang pekerjaan musiman.Dari berbagai latar belakang keluarga yang berbeda tersebut telah membentuk pola asuh orang tua yang berbeda-beda di dalam keluarga. Dari latar belakang keluarga yang berbeda akan membentuk pola asuh orang tua yang berbeda-beda dan diprediksikan dari pola asuh orang tua yang berbeda-beda itu mempengaruhi kemandirian anak.

  Anak juga perlu belajar bahwa setiap keputusan dan tindakan yang diambil memiliki konsekuensi. Dengan demikian, hal ini membantu mereka untuk menjadi pengambil keputusan yang baik dan mencari penyelesaian masalah sehingga mereka siap untuk menjadi orang dewasa yang mandiri.

  Untuk mendidik kemandiriannya, biarkanlah anak mengerjakan apa yang ingin dilakukannya sendiri.

  Anak adalah makluk hidup yang memiliki kesempatan berkembang baik secara fisik, psikologi, dan aspek lain. Anak memiliki kesempatan yang sama. Anak dituntut kemandiriannya dalam menghadapi kehidupan yang akan datang. Melihat kondisi tersebut apabila orang tua memberikan penekanan atas semua yang harus dilakukan, maka akan mempengaruhi psikologis anak dan kemandiriannya.

  Hal itu perlu adanya pembenahan dalam rangka untuk meningkatkan kemandirian anak. Anak diberi kesempatan untuk menyampaikan, mengembangkan, melakukan sesuai dengan gagasannya. Orang tua hanya bersifat mengawasi dan mengarahkan apabila muncul penyimpangan terhadap anak.

  Kajian tentang pola asuh orang tua yang demokratis terhadap kemandirian anak belum pernah dilaksanakan di dusun Ketapang. Hal tersebut mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang hubungan penulis rumuskan dalam penelitian yang berjudul sebagai berikut ” Hubungan Pola Asuh Orang Tua Demokratis Dengan Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016” 2.

  Rumusan Masalah

  Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana Pola Asuh orang tua Demokratis di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016?

  2. Bagaimana Tingkat Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016?

  3. Adakah hubungan antara Pola Asuh orang tua Demokratis dengan Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016? 4.

  Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pokok masalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui Pola Asuh orang tua Demokratis di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016.

  2. Untuk mengetahui Tingkat Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016.

  3. Untuk mengetahui Hubungan antara Pola Asuh orang tua Demokratis dengan Kemandirian Anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan

  Hipotesis 4.

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah di nyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011:64).

  Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis kerja atau hipotesis alternatif, yang di singkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok (Arikunto, 2010:112).

  Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenaranya masih harus diuji secara empiris (Sumadi Suryabata, 1995:69).

  Dengan demikian hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua demokratis dengan kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2016.

  Manfaat Penelitian 5.

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam khasanah keilmuan khususnya yang berkaitan keluarga.

  2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai panduan kepada

  Penegasan Istilah 3.

  Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menafsirkan maksud yang terkandung dalam istilah-istilah pada judul skripsi, maka penulis menegaskan istilah pokok yang terkandung dalam skripsi sebagai berikut:

  1. Pola Asuh Demokratis Pola Asuh adalah gambaran yang dipakai oleh orang tua untuk mengasuh (merawat, menjaga atau mendidik) anak (Gunarsa, 1991 : 108-

  109).

  Pola asuh orang tua demokratis adalah pola asuh orang tua yang menerapkan perlakuan kepada anak dalam rangka membentuk kepribadian anak dengan cara memprioritaskan kepentingan anak yang bersikap rasional atau pemikiran-pemikiran.(Tridhonanto dan Agency, 2014: 16)

  Indikator pola asuh demokratis: 1. Bersikap bersahabat.

  2. Memiliki tujuan dan arah hidup jelas.

  3. Memberikan kesempatan anak untuk meningkatkan kreativitas.

  4. Memberi kesempatan anak untuk bermain

  5. Kemandirian Anak kemandirian berasal dari kata mandiri artinya berdiri sendiri. Dalam melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tidak lagi memerlukan bantuan dari orang lain, atau mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri, mampu mengatasi kesulitan hidupnya sendiri

  Anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan (Kanisius 2006:45).

  Indikator kemandirian anak:

  1. Tidak tergantung dengan orang lain

  2. Berinisiatif

  3. Mampu dan berani menentukan pilihannya

  4. Mampu mengendalikan diri

5. Memiliki kepercayaan pada diri sendiri 6.

  Metode Penelitian

  1. Pendekatan Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional.

  Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitan yang menekankan analisanya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1998:5).

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan didusun Ketapang Kecamatan

  Susukan Kabupaten Semarang. Alasan memilih lokasi ini karena di tempat penelitian ini terdapat orang tua yang demokratis yang

  2. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, mulai bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Juni 2016.

  3. Populasi Suharsimi (2010:173), “yang dimaksud populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.Menurut Sukandarrumidi (2004: 47), populasi yaitu keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama. Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas. Darmawan (2014: 137)Populasi adalah sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki jumlah banyak dan luas. Dalam arti lain keseluruhan populasi penelitian dapat dimintai keterangan atau banyaknya subyek yang akan diteliti.Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak di dusun Ketapang Kecamatan Susukan sebanyak 30 Orang.

  4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

  (Darmawan, 2013: 159).Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data, angket, observasi dan dokumentasi.

  1. Angket (kuesioner) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2011:142). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.Angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang pola asuh orang tua demokratis terhadap kemandirian anak.

  2. Observasi Hadi sebagimana dikutip oleh Sugiyono mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis (Sugiono, 2011: 145)

  Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung untuk mengetahui kemandirian anak. Observasi dilakukan berdasarkan pedoman observasi yang telah dipersiapkan.

  3. Dokumentasi Menurut Arikunto (2010: 201), dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi data monografi tentang orang tua dan anak di Kantor Kelurahan Desa Ketapang Susukan

  4. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan fakta agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga instrumen penelitian berupa angket ditujukan kepada responden yang berjumlah 30 orang. Angket terdiri dari dua kategori, pertama angket yang diberikan dengan kategori pola asuh orang tua demokratis dan yang kedua angket dengan kategori kemandirian anak di Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tahun 2016. Untuk mengetahui jawaban- jawaban dari pertanyaan dalam angket terdiri masing masing 10 soal yang memiliki alternative jawaban (A,B,C,dan D).

  

Tabel1.1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Pola Asuh Orang Tua

Demokratis No. Indikator pola asuh orang tua demokratis Jumlah Item soal soal

  1. Bersikap bersahabat 2 1,2

  2. Memiliki tujuan dan arah hidup jelas 2 3,4

  3. Memiliki minat dan bakat 2 5,6,7

  4. Memberikan kesempatan anak untuk meningkatkan 2 8,9, kreativitas

5 Memberi kesempatan anak untuk bermain

  1

  10 Tabel 1.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemandirian Anak No. Indikator kemandirian anak Jumlah Item soal soal

  1. Tidak tergantung dengan orang lain 2 1,2

2. Berinisiatif

  2 3,4

  3. Mampu dan berani menentukan pilihannya 2 5,6

  4. Mampu mengendalikan diri 2 7,8

  5. Memiliki kepercayaan kepada diri sendiri 2 9,10

  5. Analisis Data Analisis data dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur dan lebih berarti (Marzuki, 2000:8).

  Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data.Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada pengaruh pola asuh orang tua demokratis terhadap kemandirian anak di Dusun Ketapang Susukan.Variable x: pola asuh orang tua demokratis dan variabel y: kemandirian anak.

  Adapun langkah-langkahnya adalah analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut.

  1. Analisis Pendahuluan Untuk langkah awal penulis menganalisis data dari awal yang terkumpul dengan menggunakan teknik prosentase yang bertujuan untuk mengetahui frekuensi gejala yang muncul. Adapun rumus yang digunakan adalah:

  1. Mencari Interval

  ( ) =

  Keterangan: i= interval i= interval Xt= nilai tertinggi Xt= nilai tertinggi Xr= nilai terendah Xr= nilai terendah Ki= kelas interval Ki= kelas interval

  2. Mencari Prosentase Mencari Prosentase P = × 100 % P = Keterangan: Keterangan: P = Proporsi individu dengan golongan P = Proporsi individu dengan golongan

  F = Frekuensi N = Jumlah subyek dalam golongan N = Jumlah subyek dalam golongan

  3. Analisis uji Hipotesis Analisis uji Hipotesis Untuk mengetahui hasil penelitian signifikan atau tidak, maka penulis Untuk mengetahui hasil penelitian signifikan atau tidak, maka penulis Untuk mengetahui hasil penelitian signifikan atau tidak, maka penulis menggunakan uji hipotesis product moment dengan rumus sebagai menggunakan uji hipotesis product moment dengan rumus sebagai menggunakan uji hipotesis product moment dengan rumus sebagai berikut:

  ∑ − (∑ )(∑ ) =

  ( ) ∑ ∑

  − (∑ ) − (∑ Keterangan: Keterangan: rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y xy : Perhatian antara X dan Y xy : Perhatian antara X dan Y x² : Variabel pengaruh y² : Variabel terpengaruh N : Jumah responden

  4. Analisis Lanjut Mengkonsultasikan nilai r product moment objektif (ro) dengan nilai r pada tabel (rt). Dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Jika rxy lebih besar dari pada rtabel, maka ada korelasi positif antara variabel x dan y maka hasilna signifikan

  2. Jika rxy lebih kecildari pada rtabel, maka tidak ada korelasi positif antara variabel x dan y maka hasilnya tidak signifikan.

3. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini disusun dalam lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

  BAB 1:PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, defini operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II: LANDASAN TEORI Menjelaskan secara rinci tentang pola asuh orang tua demokratis

  BAB III: LAPORAN HASIL PENELITIAN Berisikan tentang gambaran umum Dusun Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016 dan uraian karakteristik tiap-tiap variabel. Kajian ini meliputi letak geografis, jumlah penduduk, perangkat, kelembagaan, visi dan misi, dan daftar responden serta penyajian data hasil penelitian

  BAB IV: ANALISIS DATA Pada bab ini akan dilakukan pembahasan meliputi analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut. BAB V: PENUTUP Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian dan saran-saran.

BAB II LANDASAN TEORI

1. Pola Asuh Demokratis

  Pola Asuh adalah gambaran yang dipakai oleh orang tua untuk mengasuh (merawat, menjaga atau mendidik) anak (Gunarsa, 1991: 108- 109).Menurut Lutfi dan Hidayah yang dikutip oleh Shochib bahwa sikap demokratis mendorong adanya komunikasi yang dialogis antara anak dan orang tua. Adanya kehangatan diantara mereka membuat anak merasa diterima oleh orang tuanya, sehingga ada pertautan perasaan. Karena itu, anak yang diterima orang tuannya dimungkinkan dapat memahami, menerima dan menginternalisasi pesan nilai moral yang diupayakan (Shochib, 1997 : 35 .

  )

  Sebelum melakukan pengkajian lebih mendalam, perlu diketahui pengertian sikap demokratis terlebih dahulu, macam-macam pola asuh, dan faktor yang mempengaruhinya,Aspek Pendukung dari Pola Asuh Demokratis

  1. Pengertian Pola Asuh Menurut Thoha (1996:109) bahwa pola asuh orang tua merupakan suatu cara terbaik yang ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Peran keluarga menjadi penting untuk mendidik anak baik dalam sudut tinjauan agama,tinjauan sosial kemasyarakatan maupun tinjauan individu. Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka akan mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa mandiri potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang secara optimal.

  Sedangkan demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakukan yang sama bagi semua warga Negara (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995 : 220) .

  Dalam terminologi al- Qur’an, pentingnya sikap demokrasi juga mendapat perhatian yang cukup besar. Hal ini tercermin dalam firman Allah surat asy-Syura ayat 38 sebagai berikut:

  

ﺎﱠِﳑَو ْﻢُﻬَـﻨْـﻴَـﺑ ىَرﻮُﺷ ْﻢُﻫُﺮْﻣَأَو َة َﻼﱠﺼﻟا اﻮُﻣﺎَﻗَأَو ْﻢِﱢَﺮِﻟ اﻮُﺑﺎَﺠَﺘْﺳا َﻦﻳِﺬﱠﻟاَو

38 : ىرﻮﺸﻟا

  ( ) َنﻮُﻘِﻔْﻨُـﻳ ْﻢُﻫﺎَﻨْـﻗَزَر Artinya: Dan (bagi orang-orang menerima (mematuhi) seruan

Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)

dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian

dari rezeki yang kami berikan kepada mereka(asy-Syura: 38).

  Dari ayat di atas orang tua mempunyai peranan penting dalam mendidik anak hingga pada persoalan yang sekecil-kecilnya. Orang tua memiliki pengaruh langsung dalam masa depan anak. jika orang tua termaksuk memiliki pola asuh demokratis dalam mendidik anaknya maka akan tercipta anak yang terdidik pola pikirnya, serta cerdas secara emosi yang mengikuti langkah orang tuanya.

  2. Macam-Macam Pola Asuh Menurut Thoha (1996 : 111-112) bahwa pola asuh orang tua terhadap anak dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, pola asuh demokratis, otoriter dan permisif.

  Pertama, Pola Asuh Otoriter. Pola asuh otoriter ditandai dengan

  cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Anak jarang diajak berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orang tua, orang tua menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar sehingga tidak perlu dipertimbangkan dengan anak.

  Pola asuh yang bersifat otoriter juga ditandai dengan penggunaan hukuman yang keras, lebih banyak menggunakan hukuman badan, anak juga diatur segala keperluan dengan aturan yang ketat dan masih tetap diberlakukan meskipun sudah menginjak usia dewasa. Anak yang dibesarkan dalam suasana semacam ini akan besar dengan sifat yang ragu- ragu, lemah kepribadian dan tidak sanggup mengambil keputusan tentang

  Purwaningsih (1989 : 46), mengemukakan bahwa orang

  apa saja. Menurut

  tua otoriter mengemukakan keinginan dan kemauannya dengan didasarkan pad apendapat atau pandangannya sendiri, tanpa suatu alasan. Anak tidak dilatih untuk mengembangkan inisiatif dan rasa tanggung jawab.

  Kedua, Pola Asuh Demokratis. Pola asuh demokratis ditandai

  dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung pada orang tua. Orang tua sedikit memberi kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya, anak didengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya. Pola asuh demokratis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua dalammendidik anak, pola asuh demokratis yang ditanamkan orang tua adalah sebagai berikut.: (Nashih, 1999 : 593)

  1. Mengembangkan minat dan bakat anak 2. Memberi kesempatan anak untuk bermain.

  3. Memberikan kesempatan anak untuk meningkatkan kreativitas.

  4. Memberi kesempatan anak untuk menyampaikan gagasan.

  Ketiga, Pola Asuh Permisive. Pola asuh ini ditandai dengan cara

  orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran seluasluasnya untuk melakukan apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan yang cukup berarti bagi anaknya.

  Semua apa yang telah dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak perlu mendapatkan teguran, arahan atau bimbingan

  5. Faktor Pola Asuh Demokratis Pola pengasuhan anak senantiasa melibatkan orang tua sebagai pengasuh atau pendidik dan anak sebagai yang dididik atau diasuh masing masing dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam individu itu yang akan sebagian besar mempengaruhi mereka. Faktor yang mempengaruhi pola asuh antara lain sebagai berikut.

  Pertama, usia orang tua, tujuan dari undang undang perkawinan

  sebagai salah satu upaya didalam setiap pasangan dimungkinkan untuk siap secara fisik maupun psikososial untuk membentuk rumah tangga dan menjadi orang tua, rentang usia tertentu baik untuk menjalankan peran pengasuhan, bila terlalu muda atau terlalu tua maka, tidak akan dapat menjalankan peran-peran tersebut.

  Kedua, keterlibatan orang tua, kedekatan hubungan antara ibu dan

  anaknya sama pentingnya dengan ayah dan anak walaupun secara kodrati akan ada perbedaan, tetapi tidak mengurangi makna penting hubungan tersebut.

  Ketiga, pendidikan orang tua, pendidikan dan pengalaman orang

  tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi kesiapan dalam menjalankan peran pengasuhan, agar lebih siap dalam menjalankan peran pengasuhan yaitu dengan terlibat aktif dalam setiap upaya pendidikan anak.

  Keempat, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, orang akan lebih siap menjalankan peran pengasuhan dan lebih tenang, orang tua mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan .dan perkembangan anak.

  6. Aspek Pendukung dari Pola Asuh Demokratis Pola asuh tidak bisa lepas yang namanya indikator-indikator yang mempengaruhi atau mendukungnya. Indikator tersebut adalah kedisiplinan, kebersamaan dan kegotongroyongan (Tridhonanto dan Agency, 2014 :44)

  Pertama, Kedisiplinan. Dalam kehidupan sehari-hari, disiplin

  sering dihubungkan dengan hukuman, dalam arti disiplin diperlukan untuk menghindari terjadinya hukuman karena adanya pelanggaran terhadap suatu peraturan tertentu. Adapun dalam pengertian yang lebih luas, disiplin mengandung makna yakni suatu sikap menghormati, menghargai, dan menaatisegala peraturan dan ketentuan yang berlaku.

  Kedua, Kebersamaan. Kebersamaan dalam arti kerja sama, kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup.

  Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi,atau masyarakat. Tanpa kerjasama dan tanpa rasa kebersamaan keseimbangan hidup akan terancam punah, dengan memiliki keahlian kerjasama seseorang akan mudah mengungkapkankan apa yang diinginkan tanpa menyinggung orang lain.

  Ketiga, Kegotong-royongan. Setiap agama tidak ada terkecuali

  selalu mengerjakan sesuatu untuk hidup dalam kegotong-royongan. Bila dan bersikap hidup dengan penuh kegotong-royongan. Beban yang berat bisa terasa ringan seandainya dilakukan dengan gotong-royong, dan pada akhirnya tidak merasa berat dalam menjalankan hidup ini.

  7. Mengenal Pola Demokratis dalam Keluarga Kebanyakan orang saat mendengar istilah demokratis, maka asumsinya segera tertuju pada persoalan politik dan kekuasaan suatu negara. Padahal sesungguhnya demokrasi tidak selalu berurusan dengan politik dan bukan semata-mata kepentingan partai. Akan tetapi demokrasi adalah menjadi hak dan milik setiap orang yang hidup dalam suatu negara demokrasi

  Seandainya ditarik lebih dalam, bahwa konsep demokrasi mampu diterapkan didalam keluarga terutama dalam hal mengambil keputusan, pola asuh, dan komunikasi antara anak dengan orang tua. Ketika membahas hubungan demokrasi dalam keluarga, maka hal itu akan diawali dengan kondisi rumah tangga yang harmonis. Adapun terwujudnya demokrasi dalam keluarga dapat dilihat dalam rasa kebersamaan tanpa diskrimanasi, bebas menentukan keinginan dan tidak ada kekerasan (Tridhonanto dan Agency, 2014 :42)

  Tidak ada diskriminasi. Keluarga harmonis sebagai tampilan dari keluarga demokratis. Dalam keluarga demokratis tidak membeda-bedakan antara anak yang satu dengan yang lain. Semua anggota didalam rumah diperlakukan sama.

  Semua anggota rumah bebas menentukan keinginan. Rumah tangga yang demokratis memberikan kebebasan kepada anggota keluarganya untuk menentukan sikap. Seorang ayah yang demokrat tentu tidak memaksakan kehendak kepada anaknya dalam menentukan pilihan.

  Adapun tanda yang dapat dilihat adanya komunikasi yang sehat antara anak dan orang tua untuk menetapkan suatu pilihan.

  Tidak ada kekerasan. Ciri rumah tangga yang demokratis antara lain tidak memperlakukan tindakan kekerasan dalam proses mendidik dan membina anggota keluarga, dengan alasan kewibawaan orang tua tidak selalu berawal dari sikap yang keras. Seorang ayah yang demokrat senantiasa memberikan pilihan terbaik bagi anak-anaknya, bukan bertindak semena-mena.

8. Kemandirian Anak

  Islam menghargai prinsip mandiri dan seorang muslimyang mampu demikian memperoleh status terhormat dari segi agama dan sosial, dimana tangan yang berada diatas lebih terhormat dari tangan yang dibawah. Status ini akan tumbuh apabila keluarga sejak dini memberikan peluang kepada anak untuk hanya dapat diperoleh melalui kemandirian, juga melalui penghargaan terhadap sikap rajin bekerja terhadap berbagai percobaan sebagai pengembangan bakat anak.Pengertian Kemandirian Anak