FENOMENA HALLYU DALAM PEMBENTUKAN TREN REMAJA (Studi kasus pada Sone penggemar Girl Band Korea “Girls Generation” di Han-Guk Aein Community) - FISIP Untirta Repository

  

FENOMENA NA HALLYU DALAM PEMBENT NTUKAN

TREN REMAJA

(Studi kasus pada S a Sone penggemar Girl Band Korea “Girls G rls Generation” di

  

Han-Guk Aein Community)

SKRIPSI

  Diajukan sebagai S gai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar S r Sarjana Ilmu Komunikasi pada pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Kom u Komunikasi

  Disusun Oleh :

  

M Muhammad Auliya Ul Ikhwan

NIM. 082099

KONSENTRASI HUMAS

PROGR OGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI ASI

FAKULTA LTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLI OLITIK

UNIVER ERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYA YASA

BANTEN

  

2014

  “Keterbatasan bukanlah sebuah halangan, akan tetapi keterbatasan justru menjadi tanda bahwa kita masih berada dibawah keharusan kita ” (Mario Teguh)

  Skripsi ini kupersembahkan tulus untuk Bapak dan Ibu Terima kasih atas doa, kesabaran dan ketulusan tiada henti Yang menjadikanku luar biasa...

  

ABSTRAK

  Muhammad Auliya Ul Ikhwan, 082099. 2014. Tim Pembimbing : Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing pertama dan Andin Nesia, S.ik., M.Ikom.. selaku dosen pembimbing kedua. Judul penelitian : Fenomena Hallyu dalam Pembentukan Tren Remaja (Studi Kasus pada SONE Penggemar Girl

  ”. Band Korea Girls’ Generation di Han-guk Aein Community )

  Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana fenomena Hallyu dalam pembentukan tren remaja, mulai dari awal diperkenalkan hingga membentuk trend remaja. Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana proses mengadopsi trend remaja khususnya Sone di komunitas Han Guk Aein dan bagaimana proses interaksi terhadap komunitas lainnya. Penelitian ini menggunakan teori Asimilasi dan teori Penyusunan Tindakan.

  Penelitian ini menggunakan metode dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Peneliti mengumpulkan data dengan wawancara, dan observasi. Obyek penelitian ini adalah karena memenuhi kriteria sebagai informan yaitu memahami tentang fenomena hallyu secara mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti berhasil mendapatkan data dan informasi tentang bagaimana proses mengadopsi trend remaja khususnya Sone di komunitas Han Guk Aein dan bagaimana proses interaksi terhadap komunitas lainnya.

  Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses penelitian dari orang terdekat, kemudian mencari info di internet. Proses interaksi antar anggota yang terjadi biasanya dilakukan menggunakan media sosial. Pola interaksinya dilakukan dengan komando dari atasan ke bawahan.

  

ABSTRACT

Muhammad Auliya Ul Ikhwan, 082099. 2014. Conselor team : Neka Fitriyah,

S.Sos., M.Si. as the first conselor lecturer, and Andin Nesia, S.ik., M.Ikom. as the

second conselor lecturer. The research title : Hallyu Phenomenon in The

Formation of Trend of Youth (Case Study on SONE Korean Girls Band Fans of

”.

  Girls Generation on Han-guk Aein Community )

This study to determine how the Hallyu phenomenon in the formation of teen

trends, ranging from early teens are introduced to form the trend. In this study,

the focus of research is the process of how teenager adopting a trend, especially

Sone at Han Guk Aein community and how the interaction of the other

community. This study using both of the assimilation theory and Diffusion of

Innovations theory.

  

This study uses a qualitative descriptive approach. Researchers collected data

through interviews and observation. Object of this study is due to meet the criteria

as an informant is understood about the hallyu phenomenon in depth. In this

study, researchers managed to obtain data and information on how the process of

adopting a trend, especially Sone at Han Guk Aein community and how the

interaction with the other community.

  

The conclusion of this research is the study of people nearby, then look up info on

the internet. The process of interaction between members which happened usually

done using social media. The pattern of interaction performed by the command of

superiors to subordinates.

  AssalamualaikumWr.

  kehadirat Allah SWT., Tuhan semesta a sayang kepada peneliti, sehingga dapa tmenyele

  n hanya milik Allah demi menuju kearah khususnya dan orang pada pihak yang telah ingin mengucapkan rsitas Sultan Ageng rsitas Sultan Ageng unikasi selaku dosen rahan serta masukan

  ENTUKAN TREN AR GIRL BAND MUNITY )

  h, terimakasih atas segala nasihat dan motivasin nia, S.Ip, M.Si, ,selaku dosen pembimbing penul atas segala nasihat dan motivasinya. uman, M.Si, selaku dosen pembimbing penul atas segala nasihat dan motivasinya. alam yang selalu elesaikan skiripsi ini

  Jaiz, S.sosM.Pd ,selaku dosen pembimbing

  a, S.ik.,M.Ikom.selaku dosen pembimbing I yak terima kasih atas masukan dan arahan ya lesaikan skripsi.

  h, S.Sos.,M.Si, selaku ketua prodi ilmu komuni I skripsi yang membantu memberikan araha lesaikan skripsi ini..

  sempurna didunia ini, Karena kesempurnaan h nelit imengharapkan kritik maupun saran dem gar penelitian ini berguna bagi peneliti khususn ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada memotivasi peneliti.Untuk itu peneliti ing besar-besarnya kepada : oleh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universi nten. jafari, M.Si, selaku dekan FISIP Universit nten.

  DI HAN-GUK AEIN COMMU

  I KASUS PADA SONE PENGGEMAR ENERATION

  NOMENA HALLYU DALAM PEMBEN

  

KATA PENGANTAR

Wr. Wb

  Puji syukur k mencurahkan kasih say yang berjudul “ FEN

  7. HusnanNurjum terima kasih ata

  6. RadenNiaKania terima kasih ata

  5. Muhammad Ja selama kuliah, t

  4. Andin Nesia, ucapkan banyak untuk menyelesa

  3. Neka Fitriyah, pembimbing I untuk menyelesa

  2. Dr. Agus Sjaf Tirtayasa Bante

  1. Prof. Dr. Shol Tirtayasa Bante

  Peneliti juga ing mendukung dan me terimakasih yang sebesa

  Tiada yang sem SWT .Untuk itu pene yang lebih baik. Aga lainumumnya.

  REMAJA (STUDI KOREA GIRLS’ GEN

  II skripsi. Peneliti yang telah diberikan ng akademik penulis sinya. penulis selam kuliah, nulis selama kuliah,

  8. Ronny Septa, S.Ikom selaku dosen pembimbing di Radio Tirtafm, terima kasih atas segala nasihat dan motivasinya.

  9. YokiYusanto, S.Sos, M.Ikom selaku dosen yang membimbing penulis dan banyak member ilmu

  10. Seluruh dosen FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah memberikan pengajaran dan pendidikan selama penulis menuntut ilmu.

  11. Seluruh staf administrasi dan pegawai FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah membantu kelancaran administrasi penulis selama masa kuliah.

  12. Bambang Rahayu Bawiyono Bapak dan Lestari Iriswati Ibu tercinta, yang telah mencurahkan kasih saying tiada henti, dorongan, kesabaran serta doa tulus demi keberhasilan penulis selama ini.

  13. Adik-adik tersayang, Muhammad faris afif, Nur Sabrina, Sumayah terimakasih semangatnya lewat canda tawa bersama penulis.

  14. Keluarga besar subowosardjono Kartoharsono danDjuhari Sastrosudjono yang turut memberikan doa dan semangat bagi keberhasilan penulis.

15. Charina Putrinda W . terimasih atas dukungannya, semangat 16. Anak – anakku di RP, terima kasih atas dukungannya.

  17. Komunitas Han-gukAein , Hegar, Ria, Siti Mamnuah dan Tamimi Terima kasih atas bantuannya dan lingkungan yang sangat menyenangkan.

  18. Teman-Teman kosan. Auliya, Argan, Adi, Nizar Oka, dan Wisnu makasih atas bantuannya, semangat dan motivasinya.

  19. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan perhatian dan semangat AdiPrayoga, Semi, Noval, Helena, Vincent, Dhina, Tb ugi, Bundaindra, dudung, Sena, Afif, Adi Kornel, Farah, Anas, Toge, Nanda, Niar, danKinkin semoga perjuangan kita membawa kita menuju kesuksesan. .

  20. Adik-adik Komunikasi Angkatan 2009, 2010 dan 2011. Terima kasih untuk dukungan dan doanya. Semoga lancar kuliahnya

  21. Crew Tirta FM, dan Crew Untirta TV, yang banyak memberikan penulis banyak Ilmu,

  22. Seluruh teman-teman Humas dan Jurnalistik 2008 serta kepada semua saudara, sahabat, teman yang tidak bias saya sebutkan satu persatu yang telah

  Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan skiripsi ini. Mohon maaf jika masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini.Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang membaca.

  WassalamualaikumWr. Wb Serang, 11 Februari 2014

  Muhammad AuliyaUlIkhwan

  DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi ........................................................................................................... iv

DaftarGambar................................................................................................... vii

DaftarTabel ....................................................................................................... viii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

  1.2. Perumusan Masalah .................................................................8

  1.3. Identifikasi Masalah ................................................................8

  1.4. Tujuan Penelitian .....................................................................8

  1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................9

  BAB II DESKRIPSI TEORI

  2.1. Komunikasi ............................................................................... 10

  2.1.1 Ilmu Komunikasi ............................................................ 10

  2.2. Budaya ..................................................................................... 13

  2.2.1 Wujud Kebudayaan ......................................................... 14

  2.3.1 pengertian fenomena ...................................................... 17

  2.8.1.1Tingkatan Proses Asimilasi .................................. 37

  3.5. Analisis Data .............................................................................56

  3.4. Informan....................................................................................53

  3.3. Teknik Pengumpulan Data........................................................51

  3.2. Paradigma Penelitian ................................................................49

  3.1. Metode Penelitian .................................................................... 48

  BAB III METODE PENELITIAN

  2.11 Penelitian Sebelumnya.............................................................. 45

  2.10 Kerangka Berfikir ..................................................................... 41

  2.9.2 Teori Penyusunan Tindakan ........................................... 39

  2.9.1 TeoriAsimilasi.................................................................. 35

  2.4 Sikap ........................................................................................ 18

  2.9 Teori .......................................................................................... 35

  2.9.1 Pola Pola komunikasi Organisasi..................................... 30

  2.8.2 Ruang Lingkup Komunikasi Organisasi .......................... 28

  2.8.1 Aktivitas komunikasi Organisasi ..................................... 26

  2.8 Komunikasi Organisasi ............................................................. 22

  2.7 Pengertian Han Guk Aien.......................................................... 22

  2.6 Pengertian Sone......................................................................... 22

  2.5.2 Pengertian K-Pop ............................................................. 21

  2.5.1 Sejarah Hallyu.................................................................. 20

  2.5 Hallyu ........................................................................................ 20

  3.6 Fokus Penelitian........................................................................59

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1. Deskripsi Objek Penelitian .......................................................62

  4.1.1 Sejarah Singkat Han-GukAein Community......................62

  4.1.2 Sejarah SNSD Dan Sone...................................................65

  4.2. Deskripsi Data ........................................................................70

  4.3. Deskripsi Hasil Penelitian.........................................................73

  4.3.1 Proses Mengikuti Trend ................... ............................75

  4.3.2 Trend Yang Diikuti .............. ....................................... 78

  4.3.2.1Feshion Mode Yang Di ikuti.............................. 81

  4.3.2.2Bahasa Yang Di ikuti.... .................................................83

  4.3.3 Proses Interaksi Angota ................................................ 88

  4.4 Pembentukan Trend Remaja .............. ...................................... 90

  BAB V PENUTUP

  5.1. Kesimpulan ...............................................................................92

  5.2. Saran ........................................................................................94

  

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................95

LAMPIRAN CURICULLUM VITAE PENELITI

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 44Gambar 4.1 Logo Hanguk Aein Community (HAC) ....................................... 63Gambar 4.2 Bagan Struktur Organisasi HAC ................................................. 64

  Gambar4.3 Contoh Pakaian Yang Diikuti .....................................................80

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Sebelumnya...............................................................45Tabel 4.1 Tabel Bahasa Korea ............................................................................84

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Budaya berkaitan dengan cara hidup manusia. Manusia belajar berpikir, merasa, memercayai, dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.

  Bahasa, persahabatan, kebiasan makan, praktik komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik, serta teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya.

  Ada orang yang berbicara bahasa Tagalog, memakan ular, menghindari minuman keras yang terbuat dari anggur, menguburkan orang yang mati, berbicara melalui telepon, atau meluncurkan roket ke bulan, itu semua karena mereka telah dilahirkan atau sekurang-kurangnya mereka dibesarkan dalam suatu budaya berbeda yang mengandung unsur-unsur tersebut. Apa yang orang-orang lakukan, bagaimana orang bertindak, bagaimana mereka hidup, dan berkomunikasi, merupakan respons-respons terhadap dan fungsi-fungsi dari

  1 budaya mereka.

  Fenomena girlband Korea pada saat ini merupakan refleksi dari budaya Barat atau Western yang kental dengan nuansa musik yang easy listening dan koreografi yang memukau. Dimulai dari New Kids on The Block (NKOTB) yang booming di 1 era 1986. NKOTB merupakan pelopor boy bandyang pada akhirnya melejit saat

  Deddy M dan Jalaludin R. 2006.Komunikasi antarbudaya, Bandung: Rosdakarya, Hal 18 itu. Kemashyuran boy band diikuti pula dengan suksesnya girl band Spice Girl yang populer di masanya. Setelah era boy band dan girl band padam di Amerika dan Eropa menjelang tahun 2000-an, pada akhirnya Korea lah yang mengadposi tema pria-pria tampan dan perempuan-perempuan cantik nan seksi yang bernyanyi dan menari dalam sebuah grup musik. Saat ini, fenomena dari Korea tersebut dikenal dengan gelombang K-Pop atau Korean Wave.

  Hallyu atau Korean Wave (Gelombang Korea) adalah istilah yang diberikan

  untuk tersebarnya secara global di berbagai negara di dunia. Umumnya Hallyu memicu banyak orang di negara tersebut untuk mempelajari

  Kegemaran akan budaya pop Korea dimulai di mulai akhir 1990-an. Istilah Hanliu ( 韓 流 , bahasa Korea:한류;Hallyu) diadopsi oleh , HOT, dirilis di Cina.

  Serial drama TV Korea mulai diputar di Cina dan menyebar ke negara-negara lain seperti Hongkong, Vietnam, Thailand, Indonesia, Filipina, Jepang, Amerika Serikat, Amerika Latin, sampai Timur Tengah.Pada saat ini,Hallyu diikuti dengan banyaknya perhatian akan produk Korea Selatan, seperti masakan, barang elektronik, musik, dan film. Fenomena ini turut mempromosikan bahasa Korea

  2 dan budaya Korea.

  Fenomena Hallyu ini mulai menerpa Indonesia pada tahun 2002 dengan

  

booming- nya drama seri Korea seperti Endless Love. Merebaknya Hallyu di

  negara-negara Asia Timur dan beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia telah menunjukkan adanya aliran budaya dari Korea ke negara-negara tetangganya. Terlepas dari dampak panjang yang akan terus berlanjut, Hallyu memang suatu fenomena tersendiri dalam dunia industri hiburan modern Korea. Dalam situasi dunia di mana pertukaran informasi terjadi hampir tanpa halangan

  3 apa pun, Korea telah menjejakkan pengaruhnya di kawasan Asia.

  Sejarah K-Pop dimulai dengan munculnya boy band yang beranggotakan tiga orang seperti: Seo Taiji dan Boys pada tahun 1992, dan beberapa nama boy band maupun girl band yang sedang naik daun saat ini, antara lain TVXQ, Se7en, Lee

  

Hyori, Shinhwa, Wonder Girls, Epic High, Super Junior, Big Bang, SS501,

sampai Girls’ Generation.

  Daya tarik K-Popini dapat ditemukan dalam lagu, tarian, dan efek panggung yang besar, serta tempo cepat ala pop Korea dicampur dengan irama Asia yang sangat menarik untuk remaja muda di Cina, Jepang, Taiwan, Hong Kong, dan 2 bagian lain dari Asia yang lain termasuk Indonesia.

  file:///K:/SuperShining-Infinity%5E%5E%20-%20Hallyu%20Wave.htm. (diunduh 25-04-2012, 3 jam 04.41) Korea.net, Exploring Korea. 2012. http://www.korea.net/exploring.do.( diunduh 12-01-2012, jam 21.10

  Jika beberapa waktu silam, media dipenuhi dengan boy band dari negara- negara barat. Sebenarnya variasi musik memiliki beberapa alternatif seperti lagu Mandarin, J-Pop, I-Pop, J-Rock, Country, Dangdut, dan lainya. Saat ini musik populer Korea mengisi beberapa tangga lagu di acara-acara musik remaja.

  Pada awalnya, sebagian besar para penggemar musik populer Korea ini mendengar soundtrack drama seri Korea yang ditayangkan di televisi.

  Darisoundtrack-soundtrack ini mereka mulai mencari siapa yang

  4 menyanyikannya dan segala informasi tentang lagu tersebut.

  Penggemar K-pop didominasi oleh para pemuda atau remaja. Masa remaja adalah masa transisi (peralihan) dari masa anak-anak menuju masa dewasa atau masa mencari jati diri, maka remaja merasa tertantang dan tertarik untuk membuktikan intelektualnya. Seharusnya dalam menyikapi budaya-budaya global terutama Hallyu, remaja Indonesia dapat menarik keberadaan budaya Korea secara bijak. Walaupun memang harus diakui bahwa budaya Korea benar-benar merajai industri hiburan di dunia saat ini.

  Pergeseran nilai pun terjadi pada remaja di Indonesia. Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh

  5

  seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Pergeseran nilai pada remaja Indonesia ditunjukan dengan keinginan mereka menjadi anggota boy band atau

4 Korea.net, Exploring Korea. 2012. http://www.korea.net/detail.do?guid=28234 (diunduh tanggal

  5 12-01-2012 , jam 21.15) M. Elly setiadi. 2006. Ilmu social dan budaya dasar, Jakarta : Kencana Hal 31 tata cara makan yang tadinya di Indonesiamemakai sendok, tetapi

  girl band, sekarang menggunakan sumpit.

  Sebisa mungkin, semestinya dalam hal ini memang harus ada yang dapat menggerakan kecintaan remaja Indonesia pada budaya bangsa sendiri. Meskipun terdapat tren Korean Wave, namun jangan sampai melupakan kearifan lokal milik daerah setempat. Sebab, pembentukan identitas diri anak bangsa dimulai dari rasa cinta akan budaya tanah airnya sendiri.

  Hallyu memang sangat berpengaruh terhadap sistem sosial masyarakat dunia

  pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Setuju atau tidak, proses akulturasi budaya memang sedang terjadi dewasa ini. Remaja sangat gandrung dengan ‘dewa-dewi’ baru pujaan mereka dalam bentuk yang sangat nyata, yakni boy band dan girl band. Segala hal yang mereka kenakan dan mereka lakukan akan ditiru dan dielu-elukan.

  Idealnya budaya Indonesia harus dipertahankan dengan cara mempelajari, mengembangkan, dan mempromosikan budaya tersebut. Mempelajari budaya mulai dari bahasa daerah, kesenianya, dan lain sebagainya. Mengembangkan budayanya dengan cara membuat inovasi-inovasi baru tanpa menghilangkan nilai budaya Indonesia-nya. Mempromosikan budayanya dengan menyebarluaskannya melalui media massa.

  Alasan peneliti mengkaji hal ini dikarenakan budaya Korea sedang marak di Indonesia, terutama musiknya. Musik merupakan salah satu media komunikasi untuk menyampaikan pesan, yaitu lewat syair lagu dan nada-nadanya. Komunikator pada musik adalah penyanyi atau pemain musik, sedangkan komunikannya adalah pendengar musik tersebut. Kita sudah sering mendengar ungkapan, musik adalah bahasa dunia (universal).

  Dengan adanya pengaruh komunikasi media massa yang terlalu berlebihan, maka gaya dan trenjuga sangat berpengaruh terhadap remaja masa kini. Mereka pada umunya, mengindentifikasikan diri pada tokoh yang mereka idolakan, oleh karena itu mereka berupaya bagaimana dirinya mampu menyerupai idolanya tersebut. Caranya dengan meniru perilaku, kebiasaan, dan apa yang dipakai oleh idola tersebut. Umumnya, para remaja mengidolakan seseorang yang pintar, berparas tampan atau cantik, dan baik hati. Demikian identitas para remaja terbentuk dan secara disadari atau pun tidak menciptakan sebuah life style baru melalui kesukaan mereka terhadap sesuatu.

  Han-guk Aeinadalah komunitas penggemar Korea yang terletak di Banten, memiliki anggota sekitar 150 orang. Dari Han-guk Aeinmemiliki beberapa fan

  

base yaitu :Elf 50%, Triple S 6%, Cassie6%, VIP 5%, Shawol 5%, Hottest 5%,

Sone 2%, dan fan base dari boy band dan girl band lainnya21%.

  Peneliti memilih Sonepenggemar Girls’ Generationatau yang biasa disebut juga dengan SNSD (So Nyeo Shi Dae)karena girl band ini memiliki banyak penggemar di dunia, bahkan Forbes Korea menempatkan Girls’ Generationsebagai selebritas paling berpengaruh di Korea Selatan dan tentu saja,

  6

  grup musik perempuan Korea yang paling populer. Media Inggris menyebutkan bahwa Girls’ Generation adalah ratu K-Pop. Pujian itu tertulis diartikel yang

  7

  diberi judul “Ratu K-POP Muncul Setelah PSY dengan “Gangnam Style”. Klip

  8 video terbaru Girls’ Generationdalam dua bulan telah ditonton 43.854.412 orang.

  Di Indonesia sendiri, menurut Korean Cultural Center yang melakukan polling diFacebook, denganpertanyaannya “Grup K-Pop mana yang paling diharapkan konser di Indonesia tahun 2012?”.Hasilnya adalah: Super Junior 490 votes, Jang Geun Suk 432 votes, Girls’ Generation 329 votes, Big Bang 288 votes, dan masih

  9 banyak lagi.

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul: “ Fenomena ‘ Hallyu’ dalam Pembentukan Tren Remaja (Studi Kasus pada Sone Penggemar Girl Band Korea

  Girls’ Generation

  di Han-guk Aein Community ) .”

  6 7 Jessica Ayasti. 2012. All About Girls Generation. Jakarta : Klik publishing hal 108 http://www.selebnews.com/2012/11/3351/wow-snsd-dinobatkan-jadi-ratu-k-pop- 8 menurutmu.html. (berita tanggal 25/11/2012) (diunduh tanggal 04-03-2013, jam 17:36) 9 https://www.youtube.com/watch?v=wq7ftOZBy0E (diunduh tanggal 04-03-2013, jam 17:41) Majalah marketing. Terbitan Juli 2012 :Gramedia : hal 73.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu: Bagaimana fenomena “Hallyu” dalam pembentukan tren remaja?

  1.3 Identifikasi Masalah Untuk membahas masalah yang diteliti, maka dibuatlah fokus penelitian.

  Berikut fokus penelitian dari fenomena “Hallyu” dalam pembentukan identitas diri:

  1. Bagaimana proses penyusunan tindakan dalam komunitas Sone di Han- guk Aein?

  2. Bagaimana proses interaksi anggota terhadap anggota kelompok lainnya dan Sone.

  1.4 Tujuan Penelitian

  1. Untuk menggambarkan proses penyusunan tindakan para penggemar girl band Korea Girls’ Generation, yakni Sone.

  2. Untuk mengkaji serta menggambarkan proses interaksi anggota terhadap anggota yang lain dan Girls’ Generation.

1.5 Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan, baik di bidang akademis maupun praktis, seperti manfaat teoritis dan manfaat praktis. Di bidang teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang bermanfaat untuk perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan terutama dalam ranah komunikasi dan ilmu kehumasan (Public

  

Relations ). Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk

memahami apa itu fenomena Hallyu.

  Di bidang praktis dari penelitian ini adalah semoga dapat membantu mahasiswa untuk memahami interaksionisme simbolik pada suatu komunitas penggemar girl band Korea. Selain itu, penelitian ini juga bisa menjadi masukan bagi mahasiswa yang mengambil program studi Ilmu Komunikasi, khususnya bidang kehumasan, sebagai sarana untuk bahan referensi studi dan dapat dijadikan referensi bagi yang lainnya apabila ingin melakukan penelitian selanjutnya.

  Di bidang sosial, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan pemikiran kepada pihak komunitas penggemar girl band Korea Girls’’Generation, yakni Sonedalam kegiatan-kegiatan interaksi mereka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Agar dapat lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian

  tentang perubahan tren sikap remaja Indonesia di komunitas Han-guk Aein, maka alangkah baiknya apabila peneliti memaparkan hal-hal dibawah ini terlebih dahulu.

2.1 Komunikasi

  Komunikasi sebenarnya bukan hanya ilmu pengetahuan, tapi juga seni bergaul. Agar kita dapat berkomunikasi efektif, kita dituntut tidak hanya memahami prosesnya, tapi juga mampu menerapkan pengetahuan kita secara kreatif (Kincaid & Schramm, 1977: 2). Komunikasi yang efektif adalah makna yang distimulasikan serupa atau sama dengan yang dimaksudkan komunikator,

  10 jadi komunikasi efektif adalah makna bersama (Verderber, 1978:7).

  Kata komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi berasal dari bahasa Latin, yaitu “communication” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran

  11

  pikiran”. Makadapat diartikan bahwa dalam prosesnya komunikasi harus memiliki unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi pertukaran pikiran maupun 10 pengertian antara sumber (source) dan penerima (recipient). Komunikasi itu

  Mulyana Deddy. Mengapa kita mempelajari komun 11 ikasi?. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2005. Hal Viii Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi.Jakarta : Raja Grafindo

  11 sendiri mudah diartikan sebagai proses transfer pesan dalam penyaluran informasi atau message melalui sarana atau saluran komunikasi kepada komunikan yang tertuju.

  Apabila dikaitkan dalam konteks Pencinta budaya Korea atau Korean

  

Lovers, komunikasi sangat melekat di dalam keseharian KoreaLovers.Artinya,

  dapat berperan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan

  Korea Lovers

  kepada Korea Lovers lainnya yang berperan sebagai komunikan, sehingga dapat memahami maksud dan tujuan isi pesan tersebut.

  Esensi komunikasi terletak pada proses, yakni suatu aktivitas yang melayani hubungan antara pengirim dan penerima pesan melampaui ruang dan waktu. Contohnya Korea Lovers yang bisa berhubungan melalui jejaring sosial meskipun berbeda wilayah.Itulah sebabnya mengapa setiap orang tertarik mempelajari komunikasi manusia (human communication). Komunikasi manusia dapat diartikan sebagai sebuah proses komunikasi yang melibatkan manusia pada kemarin, kini, dan mungkin di masa yang akan datang.

  Komunikasi manusia itu melayani segala sesuatu, akibatnya banyak orang mengatakan komunikasi itu sangat mendasar dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan proses yang universal, komunikasimerupakan pusat seluruh kehidupan, perilaku, dan tindakan yang terampil dari manusia. Manusia tidak bisa dikatakan berinteraksi sosial kalau ia tidak berkomunikasi dengan cara

  12 atau melalui pertukaran informasi, ide-ide, gagasan, maksud, serta emosi yang

  12 dinyatakan dalam simbol-simbol dengan orang lain.

  Menurut Jane Pauley, definisi khusus atas komunikasi, setelah membandingkan tiga komponen yang harus ada dalam sebuah peristiwa komunikasi, jadi kalau satu komponen kurang maka komunikasi tidak akan terjadi. Komponenya adalah transmisi informasi, transmisi pengertian, dan yang menggunakan simbol yang sama.

  Dalam hal ini aktivitas Korea Lovers melakukan yang namanya berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai pencinta budaya yang sama,Korea Lovers memiliki suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama dan mungkin hanya mereka yang terlibat di dalam dunia yang mereka mengerti maknanya.Korea Lovers berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, “kita mendiskusikan makna”, dan “kita mengirimkan makna”.

  Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagi pengalaman”. Sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi

  13 dalam pengertian berbagi pengalaman.

  12 13 Liliweri alo.Dasar-dasar komunikasi antar budaya.Yogyakarta : pustaka pelajar. 2004 hal 5

Deddy Mulyana. Ilmu komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung;Remaja Rosdakarya,2000, hlm 41-

  42

  13

2.2 Pengertian Budaya

  Kata budaya berasal dari kata Sansekerta “buddhayah”, yaitu kata jamak dari “buddhi” yang berarti budi atau akal.Dengan demikian budaya dapat diartikan hal- hal yang bersangkutan dengan akal.Budaya juga bisa diartikan perkembangan dari majemuk budi daya.Karena dari itu budaya adalah daya dari budi yang berupa

  14

  cipta.Karsa, dan rasa. Fenomena hallyu merupakan produk kebudayaanyang tercipta dari hasil karya dan rasa masyarakat Korea yang telah dimodifikasi.

  Budaya merupakan suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hierarki, agama, waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi, dan milik yang diperoleh sekelompok besar

  15 orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok.

  Budaya menurut E. B. Tylor (1871) adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat oleh manusia

  16

  sebagai anggota masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan orang Korea yang biasa ditiru oleh remaja Sone Han-Guk ain adalah seperti memakan mi instan langsung dari panci, yang sebelum ada fenomena hallyu memakan mi instan biasanya hanya menggunakan mangkuk.

  14 15 Koentjaraningrat.Pengantar ilmu antropologi.jakarta: rineke cipta 2002 hal181

Deddy mulyana dan jalaludin rakhmat.komunikasi antar budaya. Bandung : remaja rosdakarya

16 2006 hal 18 Soerjono Soekanto. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : rajagrafindo persada 1990 hal 172

  14 Budaya menurut Lebra (1976: 42) adalah serangkaian simbol-simbol abstrak dan umum atau ideasional dan perilaku adalah serangkaian organisme yang bertenaga, bersifat khusus, dan bisa diamati.Dalam hal ini perilaku adalah manifestasi dari budaya atau kebudayaan memberi arti bagi aktifitas manusia tersebut.

  Budaya lama cenderung kurang diminati oleh remaja sehingga mereka lebih memilih untuk mengeksplorasi budaya yang mereka minati dengan cara mempelajarinya seperti apa yang dikatakan Koentjaraningrat bahwa budaya

  17 adalah kesuluruhan sistem dan gagasan, milik dari manusia dengan belajar.

  Budaya berkenaan dengan cara hidup manusia. Manusa berpikir, merasa, memercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi, dan tindakan-tindakan sosial, kegiatan ekonomi dan politik, serta teknologi, semua itu berasal dari pola-pola budaya.

2.2.1 Tiga Wujud Kebudayaan

  Menurut Koenjaraningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu:

  1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.

  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola 17 dari manusia dalam masyarakat.

  15

  18 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

2.3 Budaya Populer

  Raymond Williams memberikan empat makna terhadap istilah budaya populer, yaitu banyak disukai orang, jenis kerja rendahan, karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang, budaya yang memang dibuat oleh orang untuk

  19

  dirinya sendiri. Budaya populer atau yang biasa disebut budaya pop merupakan sebuah budaya yang menyenangkan atau yang banyak disukai orang. Budaya populer identik dengan budaya rendah, substandar, dan tertinggal yang berbeda dari budaya tinggi. Pembatasan ini didukung oleh pernyataan bahwa budaya populer adalah budaya komersial yang merupakan dampak dari produksi massal sedangkan budaya tinggi adalah kreasi hasil kreativitas individu yang

  20 mendapat penerimaan moral dan estesis yang lebih.

  Akan tetapi pembatasan seperti ini dianggap memiliki kekeliruan. Misalnya karya-karya William Shakespeare pada zamannya dianggap tak lebih dari sekedar teater pop sedangkan zaman sekarang ia dianggap sebagai pelopor budaya tinggi. Pembagian antara budaya tinggi dan budaya populer pun dianggap

  21 sudah tidak jelas lagi.

  Budaya populer juga didefinisikan sebagai budaya massa yang diproduksi massal 18 untuk konsumsi massa. Penikmatnya adalah orang-orang yang tidak 19 Koentjaraningrat.Pengantar ilmu antropologi.jakarta: rineke cipta 2002 hal 187 20 John Storey, Teori Budaya dan Budaya Pop, Yogyakarta: Qalam, 1993, hal 1 21 ibid, hal 11-12 ibid, hal 14

  16 memilih,mengkonsumsi budaya tersebut tanpa berpikir panjang, dan tanpa perhitungan.Oleh karena diproduksi secara massal, budaya ini pun dianggap sebagai budaya yang berasal dari rakyat. Menurut Richard Maltby definisi ini seringkali dikaitkan dengan konsep romantisme budaya kelas buruh yang kemudian ditafsirkan sebagai sumber utama protes simbolik dalam kapitalisme kontemporer. Maltby pun mengemukakan bahwa budaya populer memberi ruang bagi eskapisme yang bukan hanya lari dari atau tempat

  22

  tertentu, tetapi suatu pelarian dari utopia kita sendiri. Teks dan praktik budaya populer lebih dilihat sebagai fantasi publik dan dianggap sebagai dunia impian kolektif.

  Munculnya boyband dan girlband merupakan hasil dari kebudayaan populer. Baik cara berpakaian, cara menyanyi dan menari, seluruhnya mendapatkan kebebasan untuk berekspresi, dan tidak terpaku pada kebudayaan tradisional yang ada.Hal yang patut dicermati adalah munculnya beberapa pendapat, pertama masyarakat telah mengenal adanya dua macam bentuk kebudayaan, kebudayaan klasik atau tradisional dan kebudayaan populer.Kebudayaan klasik atau tradisional terpaku oleh norma-norma atau adat istiadat yang berlaku pada suatu masyarakat, agak segan menerima unsur luar atau modernisasi.

  Kebudayaan populer lebih diminati masyarakat luas karena seakan-akan tidak dikungkung oleh norma-norma yang ketat, orang dapat mengekspresikan atau menyalurkan kreativitas dalam bidang, seni tari, sastra, seni lukis, seni bangun 22 dengan lebih bebas tanpa ada hambatan.Kedua, adanya pandangan bahwa dalam

  17 suatu kebudayaan terdapat berbagai persepsi manusia yang mendasarinya. Melalui persepsi itulah dimunculkan semacam pola berpikir sehingga akan muncul bentuk-bentuk perilaku budaya. Disisi lain, pemahaman secara kualitatif, menampilkan atau memunculkan berbagai pemahaman akan nilai-nilai (values) yang berasal dari kebudayaan populer dan relevansinya dengan situasi yang aktual

  23 dalam kehidupan manusia.

  Kebudayaan populer adalah kebudayaan yang memiliki elemen-elemen budaya tanpa harus mengikuti norma-norma tradisi atau adat istiadat masyarakat tertentu.Para pelaku budaya dapat mengaktualisasikan elemen budaya dengan lebih bebas tanpa mengindahkan atau takut terhadap kebiasaan yang telah ada.

  Berbagai elemen budaya seakan-akan berada dalam satu “wadah” yang sangat kompleks. Hasil kebudayaan populer seperti ketoprak humor, musik campur sari (musik tradisional Jawa digabung dengan alat musik barat: gitar, drum, dan sebagainya), teknologi internet atau telepon genggam yang sangatdisenangi dan

  24 dinikmati oleh masyarakat luas.

2.3.1 Pengertian Fenomena

  Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, fenomena adalah sesuatu yang dapat disakskan atau dilihat dengan panca indra, kenyataan yg ada, tanda- tanda, gejala, sesuatu yang luar biasa, keajaiban dan fakta.

  23 24 Irmayanti maliono dan budianto.Ideologi budaya.Kota kita, Jakarta 2004. Hal 67

  18 Fenomena juga diartikan sebagai berikut: a.Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapatditerangkan serta dinilaisecara ilmiah (seperti fenomena alam) atau gejala.Contoh :Gerhana adalah salah satu --ilmu pengetahuan; b.Fenomena diartikan sebagai sesuatu yg luar biasa atau keajaiban. Contoh :Sementara masyarakattidak percaya akan adanya pemimpin ygberwibawa, tokoh itu merupakan –tersendiri c.Fenomena diartikan sebagai fakta dan kenyataan.Contoh :Peristiwa itu merupakan - sejarah yg tidak dapat diabaikan Kata Fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatuurusan atau perkara, keadaan atau kondisi khusus yg berhubungan denganseseorangatau suatu hal, soal atau perkara

2.4 Pengertian Sikap

  Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling sering didefinisikan.Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenesis yang diperoleh dari belajar.(Sherif dan Sherif, 1956: 489).

  Ada pula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf (neural settings) sebelum

  25 memberikan respons.(Allport, 1924).

25 Jalaludin Rakhmat. Psikologi komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya 2008 hal 39

  19 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan berapa hal: Pertama adalah kecendrungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap bisa berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.Jadi, pada kenyataannya tidak ada istilah sikap berdiri sendiri.Dengan munculnya fenomena hallyu, remaja bertindak atau berperilaku cenderung mengikuti sifat-sifat orang Korea.

  Kedua, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi.sikap bukan sekadar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro dan kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan: mengesampingkan apa yang tidak diinginkan apa yang harus dihindari (Sherif dan Sherif, 1956:489). Remaja lebih terdorong atau termotivasi untuk mempelajari bahasa dan kebudayaan Korea karena booming-nya fenomena hallyu.

  Ketiga, sikap relatif lebih menetap.Bahwa sikap seseorang cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan.Seperti sikap Sonedi Han-Guk ainyang lebih banyak mencari informasi, mendengarkan musik, kebiasaan- kebiasaan dan hal apapun mengenai idolanya yaitu Girls’ Generation.

  Keempat, sikap mengandung aspek evaluatif.Artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap Sonedi Han-Guk ainyang lebih menyukai segala sesuatu tentang Girls’ Generation.

  20 Kelima, sikap timbul dari penagalaman maksudnya tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar.Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.Jadi, sikap Sonedi Han-Guk ainyang tadinya tidak peduli tentang budaya Korea menjadi lebih memperhatikan budaya tersebut karena idolanya.

2.5 Hallyu

2.5.1 Sejarah Hallyu

  Hallyu yang mana biasa di sebut juga Korean Wave pertama kali muncul di China, Baijing jurnalis China ditahun 1990-an mendeskripsikan cepat tumbuhnya popularitas dari hiburan dan budaya korea. Sejarah Hallyu dikenal pertama kali di

  26 film Winter Sonata yang di sutradai oleh Yoon Seok- ho pada tahun 1993.