BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pasar Modal - AN NISA AL HAKIMA ... BAB II

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Pasar Modal

  Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan suatu lembaga perantara dibidang keuangan, serta seluruh surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu pasar (tempat berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Febriana dan Mudjiati, 2007).

  Pasar modal merupakan pasar untuk berbagi intrumen keuangan jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri (Napitupulu, 2013). Pasar modal adalah sarana yang dimanfaatkan oleh perusahaan dalam upaya peningkatan kebutuhan jangka panjang dan penghimpun dana dari investor, salah satunya dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Janiantari dan Badera, 2014).

  Pasar modal merupakan salah satu alternatif untuk pembiayaan pembangunan. Modal dari pasar modal dapat berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Di pasar ini memperjualbelikan kepemilikan perusahaan dan surat pernyataan utang suatu perusahaan. Kepemilikan tersebut dapat berupa saham, surat pernyataan lainnya yang berjangka panjang. Pasar modal mempunyai peranan penting bagi kegiatan ekonomi makro. Pasar modal

  8

  9 berperan sebagai alat pengalokasian sumber daya ekonomi secara optimal.

  Bagi perusahaan yang memerlukan dana, pasar modal dianggap sebagai alat untuk memperoleh dana yang menguntungkan dibandingkan dengan dana yang diperoleh dari sektor perbankan.

  Instrumen pasar modal adalah semua surat berharga (securities) yang diperdagangkan dibursa dan umumnya bersifat jangka panjang. Intrumen yang sudah ada di pasar modal terdiri dari saham, obligasi dan sertifikat. Sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek adalah saham dan obligasi, sedangkan sertifikat diperdagangkan diluar bursa melalui pemerintahan.

  Peranan pasar modal pada suatu negara dapat dilihat dari lima segi antara lain:

  1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan.

  2. Pasar modal memberi kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan hasil (return) yang diharapkan.

  3. Pasar modal memberi kesempatan pada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.

  4. Pasar modal menciptakan kesempatan pada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian.

  5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.

  Dari sudut pandang secara mikro, fungsi pasar modal mencakup beberapa hal yaitu:

  10 1. Untuk menyehatkan struktur pemodalan perusahaan.

  2. Dalam situasi tertentu go public juga dijadikan salah satu cara untuk menaikkan nilai perusahaan.

  2.1.2 Arti Penting Informasi

  Informasi yang masuk ke pasar ke pasar akan tercermin pada harga-harga surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan lalu pasar akan mengevaluasi harga saham. Informasi tersebut akan sangat dibutuhkan oleh para investor untuk menentukan keputusan untuk berinvestasi. Dengan adanya informasi tersebut akan memberikan gambaran/ pandangan pada para investor mengenai perusahaan yang akan mereka pilih untuk investasi dananya, yaitu prospek perusahaan ke depan dan harapan tentang keuntungan yang diperoleh semaksimal mungkin dengan risiko yang dihadapi seminimal mungkin.

  2.1.3 Saham

  Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

  Menurut Husnan (2002) dalam Shobriati (2013) Saham merupakan selembar kertas yang menunjukkan hak pemodal (pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Dengan memiliki saham suatu perusahaan akan memperoleh manfaat, yaitu: a. Dividen Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS. Dividen dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau saham (stock dividend). Dividen tunai mengacu pada dividen yang diberikan emiten kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Secara umum, para pemegang saham lebih menyukai dividen yang diberikan dalam bentuk tunai.

  11

  Dilihat dari bentuk deviden yang didistribusikan kepada pemegang saham, deviden dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:

  • Dividen tunai (cash dividend), yaitu dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (tunai).
  • Dividen saham (stock dividend), yaitu dividen yang dibagikan bukan dalam bentuk tunai melainkan dalam bentuk saham perusahaan tersebut.
  • Dividen properti (property dividend), yaitu dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva lain selain kas atau saham, misalnya aktiva tetap dan surat-surat berharga.
  • Dividen likuidasi (liquidating dividend), yaitu dividen yang diberikan kepada pemegang saham sebagai akibat dilikuidasinya perusahaan. Dividen yang dibagikan adalah selisih nilai realisasi aset perusahaan dikurangi dengan semua kewajiban.

  12

  b. Capital gain

  Capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih harga

  jual dengan harga belinya. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital

  

gain . Investor bisa saja membeli saham pada pagi hari dan menjualnya

kemudian pada siang hari jika saham mengalami kenaikan.

  Disamping itu pemegang saham juga dimungkinkan untuk mendapatkan saham bonus (jika ada). Saham bonus adalah saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham ialah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.

  c. Manfaat non financial, yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.

  Dari berbagai jenis saham yang dikenal di bursa, yang diperdagangkan yaitu saham biasa (Common Stock) dan saham preferen (Preferred Stock).

  a. Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa merupakan surat berharga yang paling banyak dan luas perdagangannya. Pemegang surat berharga ini memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) selain itu mereka memperoleh pembagian keuntungan (deviden) dari perusahaan serta kemungkinan adanya keuntungan atas kenaikan modal (nilai) surat

  13 berharga tersebut atau disebut capital gain. Saham biasa mempunyai risiko terbesar karena pemegang saham biasa menerima deviden setelah deviden saham preferen dibayar.

  Saham biasa mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:  Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

   Mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham (satu saham satu suara atau one share one vote).

   Mempunyai hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

   Mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.

   Hak untuk memiliki saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan terlebih dahulu (preemptive right).

  b. Saham Preferen (Preffered Stock) Saham preferen sering disebut saham istimewa karena saham preferen mendapat prioritas dalam pembagian deviden sebelum pembagian deviden saham biasa. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham preferen juga mendapat prioritas klaim atas aset perusahaan setelah kewajiban kepada pemegang obligasi dan kreditor hanya dipenuhi dan sebelum klaim oleh pemegang saham biasa.

  Saham preferen mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:  Mempunyai hak lebih dahulu untuk memperoleh dividen.

  14  Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan).

   Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.

   Dalam hal perusahaan dilikuidasi (dibubarkan), memiliki hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan diatas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. Adapun kelebihan dan kelemahan dari saham preferen, yaitu: 1) Kelebihan

   Lebih aman daripada saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian diviven terlebih dahulu.

  2) Kelemahan  Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman/ utang, saham preferen kurang aman karena dividen secara hukum bukan kewajiban.

   Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan.  Tidak memiliki waktu jatuh tempo.  Sulit diperjualbelikan dibandingkan saham biasa karena biasanya jumlah saham preferen yang beredar jauh lebih sedikit.

   Pada saat perusahaan dilikuidasi yang dibayarkan hanya nilai nominalnya.

  15

2.1.4 Harga Saham (price per share)

  Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Harga saham dapat didefinisikan sebagai harga pasar. Harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan, karena asar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya (closing price) (Indarti dan Purba, 2011).

  Harga saham adalah harga pasar yang telah tercatat setiap hari pada waktu penutupan (closing price) dari suatu saham. Jika harga pasar saham dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan (outstanding

  shares ) maka, akan didapatkan nilai pasar atau nilai kapitalisasi pasar

  (marketcapitalization). Kapitalisasi pasar dari saham-saham yang diperdagangkan di pasar modal dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan kapitalisasinya yaitu kapitalisasi besar, kapitalisasi sedang, dan kapitalisasi kecil. Dari penelitian diatas dapat dilihat bahwa hasil penelitian berbeda dari waktu ke waktu. Para investor dituntut untuk lebih teliti dan kritis dalam memilah informasi atau referensi untuk menunjang kelangsungan kegiatannya. Terlebih lagi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan

  stock split , karena stock split mempunyai risiko yang tidak dapat dikurangi

  (sistematis). Variabel ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (Anggraini, 2013).

  16 Harga saham dapat dikatakan sebagai indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, dimana kekuatan pasar ditunjukkan dengan terjadinya transaksi perdagangan saham perusahaan di pasar modal. Terjadinya transaksi tersebut didasarkan pada hasil pengamatan para investor terhadap prestasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (informasi-informasi yang dimiliki oleh pemegang saham). Pada prinsipinya semakin baik prestasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, akan meningkatkan permintaan saham perusahaan yang bersangkutan sehingga harga pasar saham akan mengalami peningkatan. Apabila keadaan yang terjadi adalah sebaliknya maka hal ini akan menurunkan harga pasar saham perusahaan yang bersangkutan.

  (Ang, 1997) menyatakan bahwa nilai atau harga saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Nilai Nominal (par value) adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan dan berfungsi untuk tujuan akuntansi.

  2. Harga Dasar (base price) adalah harga suatu saham yang dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga saham akan berubah jika emiten melakukan corporate action dan untuk saham baru harga dasar adalah harga saham pada pasar perdana.

  3. Harga Pasar (market value) adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika bursa efek tutup maka harga pasarnya adalahharga penutupan (closing price). Harga berdasarkan pasar ini yang menyatakan perubahan harga saham.

  17 Naik turunnya harga saham di pasar modal disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya persepsi yang berbeda dari masing-masing investor dan tingkat pengembalian tanpa risiko. Selain itu masih banyak lagi hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga saham antara lain isu-isu dan peristiwa-peristiwa politik, rencana emisi saham, kebijakan dividen perusahaan, cash flow perusahaan dan tingkat laba yang dapat dicapai perusahaan

2.1.5 Volume Perdagangan Saham (Trading Volume Activity)

  Volume perdagangan saham merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume saham yang diperdagangkan di pasar. Volume perdagangan saham dapat dirumuskan sebagai berikut:

  (Shobriati dkk, 2013). Volume perdagangan saham adalah banyaknya jumlah lembar saham yang diperdagangkan dalam satu hari perdagangan. Dilihat dari fungsinya, maka dapat dikatakan bahwa TVA (Trading Volume Activity) merupakan suatu variasi dari event study. Rumus volume perdagangan sebagai berikut: (Anggraini dkk, 2013).

  18 Volume perdagangan saham adalah jumlah saham atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal selama periode yang telah ditentukan. Volume perdagangan saham merupakan salah satu variabel dari harga saham karena volume perdagangan menggambarkan jumlah aktivitas perdagangan saham per hari (Paramita dan Yulianto, 2014).

  Apabila volume saham yang diperdagangkan dengan information

  traders melebihi volume saham yang diperdagangkan dengan liquidity traders , maka dealer akan memperbesar spread. Informasi publik yang

  diberikan oleh manajer akan diterima oleh dealer dan investor (baik investor yang memiliki informasi maupun investor yang tidak memiliki informasi) sehingga berakibat terjadinya penurunan asimetri informasi. Hal ini akan menurunkan adverse selection risk yang dihadapi dealer sehingga dealer termotivasi untuk menurunkan spread.

  Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi atau tidak, seorang investor akan mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, investor harus melakukan analisis sebelum menentukan saham yang akan mereka beli dan untuk melakukan analisis investor memerlukan informasi. Adanya informasi yang dipublikasikan akan berpengaruh terhadap keyakinan para investor yang dapat dilihat dari reaksi pasar dan salah satu reaksi pasar tersebut adalah reaksi volume perdaganagan saham.

  19

2.1.6 Varian Return

  Varian return menunjukkan variabilitas return di seputar return normal yang diakibatkan adanya volatilitas (fluktuasi harga) saham.

  Semakin tinggi variance return menunjukkan semakin bervariasinya return harian yang diperoleh investor. Hal ini mencerminkan ketidakpastian (risiko) pasar yang tinggi. Risiko saham yang semakin tinggi menyebabkan dealer berusaha menutupinya dengan spread yang lebih besar.

  Varian return adalah tingkat risiko yang terjadi dari suatu kegiatan investasi, terutama akibat transaksi saham dipasar bursa yang disebabkan adanya volatitas harga saham. Varian return dihitung dengan mencari varian dari return saham selama periode observasi.

  Dimana: P t = Harga penutupan saham tahun t P = Harga penutupan saham tahun t-1

  t-1

  Dalam kaitannya dengan pertimbangan investasi khususnya keputusan untuk menahan atau melepas suatu kepemilikan saham, return dan tingkat risiko merupakan bahan pertimbangan tambahan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan karena pada dasarnya antara tingkat resiko yang harus ditanggung dengan penentuan waktu untuk keputusan menahan atau melepas saham merupakan suatu hal yang berkaitan.

  20 Menurut Tandelilin (2010) risiko investasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Risiko sistematis Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi.

  2. Risiko tidak sistematis Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan. Risiko perubahan lebih terkait pada perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Dalam manajemen portofolio disebutkan bahwa risiko perusahaan dapat diminimalkan dengan melakukan diversifikasi aset dalam suatu portofolio.

2.1.7 Bid Ask Spread

  Menurut (Febiana dan Mudjianti, 2007) Bid Ask Spread merupakan selisih harga beli tertinggi (bid-price) yang dealer bersedia membeli saham dengan harga jual terendah (ask-price).

  Terdapat dua model spread yakni dealer spread dan market

  spread . Dealer spread merupakan selisih antara harga bid dan harga ask

  yang menyebabkan individu dealer ingin memperdagangkan sekuritas dengan aktivanya sendiri. Market spread merupakan beda antara permintaan

  21 beli tertinggi dengan penawaran jual terendah yang terjadi pada waktu tertentu (Istanti, 2009).

  Terdapat perbedaan antara biaya yang terjadi di dealer spread dan

  market spread . Dealer spread adalah perbedaan harga antara permintaan

  dan penawaran ketika dealer akan berbelanja atau berdagang pada suatu waktu dengan menggunakan asetnya sendiri. Market spread dapat dilihat dari selisih antara offer price dan bid price yang terdapat di bursa. Biaya kesegaran bagi investor merupakan ukuran market spread, sedangkan persaingan antara dealer dan biaya dealer membuat pasar berhubungan dengan ukuran dealer spread. Berkaitan dengan kedua jenis spread tersebut, tidak semua bursa dapat mengamati keduanya. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagaimana di New York Stock Exchange (NYSE), terdapat kesulitan mengamati dealer spread karena fungsi perantara pedagang efek yang berperan ganda yaitu sebagai dealer dan broker atau biasa disebut broker/dealer .

2.1.8 Stock Split

  Pemecahan saham (stock split) adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil. Keputusan untuk melakukan pemecahan saham didasarkan atas persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Pemegang Saham yang bertujuan agar perdagangan suatu saham menjadi lebih banyak dan harganya menjadi lebih murah. Hal ini akan sangat efektif jika dilakukan terhadap saham-saham yang harganya sudah cukup tinggi.

  22 Menurut Michella dan Sugiarto (2012), stock split dilakukan perusahaan karena diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu: a) Menurunkan harga saham, membuat harga saham lebih likuid untuk diperdagangkan, menimbulkan market-ability dan efisiensi pasar.

  b) Mengubah investor odd lot (membeli saham dibawah 100 lembar) menjadi investor round lot (membeli saham minimal 100 lembar).

  c) Memanfaatkan psikologi investor tentang keuntungan yang lebih tinggi karena basis harga yang lebih murah.

  d) Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berinvestasi.

  e) Mensinyalkan kondisi perusahaan yang bagus.

  Selain mempunyai manfaat pemecahan saham (stock split) juga mempunyai dampak bagi pemegang saham. Dampak pemecahan saham (stock split) bagi pemegang saham yaitu jumlah saham yang dimiliki para pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per lembar saham menjadi lebih kecil, tetapi secara teoritis harga saham tersebut akan turun secara proporsional. Dengan demikian, secara keseluruhan nilai kapitalisasi saham tersebut tidak akan mengalami perubahan.

  Dengan adanya pemecahan saham, maka pemegang saham harus menukarkan sahamnya terlebih dahulu dengan saham baru hasil dari pemecahan saham agar dapat diperdagangkan di bursa. Pada saat perdagangan saham dimulai dengan nominal yang baru, maka harga saham tersebut dibursa akan dikoreksi sesuai dengan rasio dari pemecahan saham atas dasar harga terakhir perdagangan dengan nilai nominal yang lama.

  Pada dasarnya, terdapat dua jenis pemecahan saham (stock split) yaitu pemecahan saham naik (stock split up) dan pemecahan saham kebawah (stock split down). Stock split up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan peningkatan dalam jumlah saham yang beredar, sedangkan stock split down adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan penurunan jumlah saham yang beredar.

  Terdapat dua teori yang menjelaskan motivasi perusahaan melakukan stock split, yaitu: a) Signaling Theory

  Signaling Theory merupakan manajemen perusahaan mempunyai

  informasi yang akurat tentang nilai pasar yang tidak diketahui oleh pihak investor luar dan manajemen adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang diharapkannya, hal ini berarti bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih lengkap dan akurat dibandingkan dengan pihak luar perusahaan (investor) mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi perusahaan. Jadi, Signaling Theory menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya.

  b) Trading Range Theory Menurut Marwata (2001) dalam Shobriati(2013) mendukung teori Trading Range Theory yang menyatakan bahwa pemecahan saham

  23

  24 dilakukan untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu. Hal tersebut diharapkan mampu untuk menarik partisipan pasar karena semakin banyak partisipan pasa yang terlibat maka likuiditas saham di bursa akan meningkat. Jadi, menurut trading range theory perusahaan yang memandang harga sahamnya terlalu tinggi maka perusahaan tersebut akan melakukan pemecahan saham (stock split). Dengan kata lain, harga saham yang terlalu tinggi akan mendorong perusahaan untuk melakukan pemecahan saham (stock split).

2.2 Kerangka Pemikiran

  Besar kecilnya bid ask spread ditentukan oleh beberapa faktor antara lain harga saham, volume perdagangan dan varian return.

  Harga saham yang senantiasa memberikan return yang tinggi mengidentifikasikan bahwa saham tersebut disukai oleh investor, sehingga

  broker/dealer (perantara pedagang efek) tidak perlu memegang saham

  tersebut terlalu lama sehingga menurunkan biaya pemilikan saham yang berarti mempersempit bid ask spread.

  Istanti (2009) menemukan bahwa harga saham tidak berpengaruh terhadap bid ask spread. Shobriati dkk (2013) menemukan bahwa harga saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread. Penelitian Anggraini dkk (2013) menyimpulkan bahwa harga saham berpengaruh positif signifikan terhadap bid ask spread.

  Volume perdagangan saham yang besar menandakan bahwa saham tersebut aktif ditransaksikan, sehingga broker/dealer tidak perlu menyimpan

  25 saham terlalu lama sehingga menurunkan biaya pemilikan saham tersebut yang berdampak pada bid ask spread yang lebih sempit.

  Varian return saham adalah varian dari return harian dari perubahan harga saham. Dalam berinvestasi yang diharapkan investor adalah tingkat keuntungan yang maksimal dengan risiko yang kecil. Risiko yang semakin rendah mengakibatkan bid ask spread kecil, begitu pula sebaliknya jika risiko semakin tinggi maka bid ask spread akan semakin besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa varian return saham memiliki hubungan positif terhadap bid ask spread.

  Yuliastari (2008) menyatakan bahwa jika harga suatu saham turun, investor akan tertarik untuk memperbanyak jumlah saham yang dimiliki dan banyak investor yang dapat menjual dan membeli sahamnya, akibatnya jumlah pemegang saham menjadi bertambah banyak setelah stock split.

  Saham yang baru akan menekan harga saham secara temporer dibawah nilai sebenarnya. Jika harga saham jatuh karena maningkatnya penawaran, maka saham akan menawarkan return yang lebih tinggi daripada saham lain dan investor akan tertarik untuk membelinya. Hal ini menunjukkan bahwa harga saham tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap bid ask spread sebelum dan sesudah stock split.

  Ciptaningsih (2010) menyatakan bahwa harga saham, volume perdagangan saham secara bersama-sama berpengaruh negatif terhadap bid

  ask spread , artinya semakin meningkat harga saham, maka semakin

  menurun bid ask spread dan sebaliknya. Jadi harga saham yang semakin

  26 menurun dapat mengurangi minat investor untuk membeli saham tersebut karena harga saham yang rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik.

  Keadaan ini senantiasa membuat dealer tidak langsung melepas saham tetapi saham tersebut ditahan terlebih dahulu sampai pada waktu tertentu sehingga biaya kepemilikan saham menjadi semakin tinggi yang berarti dapat memperlebar bid ask spread. Begitu juga volume perdagangan saham yang besar menandakan bahwa saham tersebut aktif ditransaksikan, sehingga broker atau dealer tidak perlu menyimpan saham terlalu lama sehingga menurunkan biaya pemilikan saham tersebut yang berdampak pada bid ask spread yang lebih sempit.

  Shobriati dkk (2013) menyatakan bahwa aktivitas spread mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham dan volume perdagangan saham, sedangkan varian return berpengaruh positif terhadap

  

bid ask spread . Variabel harga saham mempunyai pengaruh yang paling

dominan terhadap bid ask spread.

  Berdasarkan uaraian diatas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

  27 Harga Saham H H

  1(-)

  Volume Perdagangan Saham H 3 (-)

  Bid-Ask Spread

  H

  4(+)

  Harga Saham

2.3 Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan tinjauan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

2.3.1 Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan Saham, dan Varian Return terhadap Bid Ask Spread.

  Pada penelitian Shobriati dkk (2013), menyebutkan bahwa semua variabel independen yang ada didalam model yaitu harga saham, volume perdagangan saham, dan varian return secara bersama-sama simultan signifikan mempengaruhi bid ask spread.

  Hipotesis pertama yang diajukan berdasarkan penjelasan diatas adalah sebagai berikut :

  H 1 : Harga saham, volume perdagangan saham dan varian return berpengaruh simultan terhadap bid ask spread.

  28 2.3.2 Pengaruh Harga Saham terhadap Bid Ask Spread.

  Harga saham merupakan harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan investor terhadap profit perusahaan. Pada penelitian Paramita dan Yulianto (2014), yang menyatakan bahwa variabel harga saham berpengaruh negatif signifikan terhadapbid ask spread. Hipotesis kedua yang diajukan berdasarkan penjelasan di atas adalah sebagai berikut : H : Harga saham berpengaruh negatif terhadapbid ask spread.

  2 2.3.3 Pengaruh Volume Perdagangan Saham terhadap Bid Ask Spread.

  Volume perdagangan saham adalah banyaknya jumlah lembar saham yang diperdagangkan dalam suatu hari perdagangan. Dalam pengambilan keputusan seorang investor akan mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Maka dari itu investor harus melakukan analisis sebelum menentukan saham yang akan mereka beli dan untuk melakukan analisis investor memerlukan informasi. Informasi yang dipublikasikan akan mempengaruhi keyakinan para investor yang dapat dilihat dari reaksi pasar dan reaksi pasar tersebut adalah reaksi volume perdagangan saham.

  Pada penelitian Shobriati (2013) yang menyatakan bahwa variabel volume perdagangan saham berpengaruh negatif signifikan terhadap bid

  ask spread. Hipotesis ketiga yang diajukan berdasarkan penjelasan di

  atas adalah sebagai berikut:

  29

3 H :Volume perdagangan saham berpengaruh negatif terhadap bid ask spread.

2.3.4 Pengaruh Varian Return terhadap Bid Ask Spread.

  Investasi selalu mengandung risiko yaitu berkenaan dengan ketidakpastian mengenai hasil atau return yang akan diperoleh para investor. Risiko dan return merupakan dua hal yang saling berkaitan. Menurut Samsul (2006) suatu investasi yang memiliki risiko tinggi seharusnya memberikan return (hasil) yang tinggi pula.

  Pada penelitian Nurmayanti (2009), menyebutkan bahwa varian

  return berpengaruh positif terhadap bid ask spread, dengan demikian

  dapat diartikan bahwa varian return berbanding lurus dengan bid ask

  spread . Varian return yang tinggi berarti risiko yang dihadapi juga

  tinggi karena varian return berkorelasi dengan risiko. Hipotesis keempat yang diajukan berdasarkan penjelasan di atas adalah sebagai berikut:

  H

4 : Varian return berpengaruh positif terhadap bid ask spread.