BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Definisi Pasar Modal - Analisis Faktor Suku Bunga deposito dan Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing”

  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Tinjauan Pustaka

  2.1.1 Pasar Modal

  2.1.1.1 Definisi Pasar Modal

  Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi.

  Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan nya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”

  A. Bursa Utama

  Sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, proses perdagangan surat berharga di pasar modal mengarah pada sistem scripless trading (perdagangan tanpa warkat) dan remote trading (perdagangan jarak jauh). Bursa seperti ini dikategorikan sebagai bursa utama (main board).

B. Over the Counter Market (OTC)

  OTC memiliki peran yang sangat penting dalam transaksi surat-surat berharga sebab sebagian besar transaksi terjadi di sini, baik transaksi besar, dalam arti nilai transaksi, maupun mengenai frekuensi transaksinya. Transaksi yang terjadi tidak menempati tempat tertentu. Pike (dalam Widoatmodjo, 2009 : 15) mengungkapkan “apabila suatu saham tidak tercatat di bursa manapun (yang dimaksud bursa utama), ini berarti tidak ada counter tertentu, di mana penjual dan pembeli secara bersama-sama dapat melakukan jual-beli. Untuk dapat melakukan transaksi, dapat menggunaka OTC, yaitu dengan cara melakukan hubungan telepon guna menginformasikan posisinya, jual atau beli.”

2.1.1.2 Manfaat Pasar Modal

  Pasar modal memberikan banyak manfaat, diantaranya:  Bagi dunia usaha sebagai sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal.

   Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.

   Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara.  Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah.

   Menciptakan lapangan kerja / profesi yang menarik.

   Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik.

   Alternativ investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi.

   Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial.

   Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.

2.1.1.3 Struktur Pasar Modal Indonesia dan Pelaku Pasar Modal

A. Struktur Pasar Modal Indonesia Struktur pasar modal Indonesia diatur dalam undang-undang No. 8 Tahun 1995.

  Kebijakan di Pasar Modal ditetapkan oleh Menteri keuangan. Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh Badan Pelaksanaan Pasar Modal (Bapepam) sebagai salah satu di lingkungan Departemen Keuangan. Bapepam mempunyai kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku Pasar Modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari undang-undang di bidang Pasar Modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan di bidang Pasar Modal.

  Badan Usaha

  Struktur Pasar Modal Indonesia dapat terlihat pada gambar di bawah ini : Menteri Keuangan

  Bapepam

  Pasar Perdana Pasar Sekunder

  

Gambar 2.1

Struktur Pasar Modal Indonesia

  Pelaku pasar modal adalah seluruh unsur, individu atau organisasi, yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal sehingga pasar modal dapat melakukan kegiatannya. Menurut bidang tugasnya, pelaku pasar modal dikelompokkan menjadi:

  Perusahaan Efek Lembaga Penunjang Pasar Modal

  

Agen/Sub Agen

Agen/Penjualan Bursa Efek Indonesia

  KPEI, KSEI, PEFINDO Reksa Dana Profesi

  Penunjang Pemodal/Masyarakat

  Perusahaan Efek Lembaga Penunjang Pasar Modal Profesi Penunjang

B. Pelaku Pasar Modal

  a. Pengawas

  Tugas pengawasan dilakukan secara resmi oleh Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan). Bapepam-LK adalah lembaga pemerintah di bawah Departemen Keuangan yang bertugas membuat peraturan-peraturan sebagai pedoman bagi seluruh pelaku pasar modal.

  b. Penyelenggara Bursa

  Yang mempunyai tugas menyelenggarakan bursa (perdagangan surat berharga) adalah bursa efek. Di Indonesia, sekarang ini hanya ada satu bursa, yaitu Bursa Efek Indonesia. Tugas utama bursa adalah menyediakan fasilitas perdagangan agar proses transaksi dapat berjalan dengan efisien.

  c. Pelaku Utama

  Di pasar modal, pelaku inti tidak dapat melakukan transaksi secara langsung, mereka harus dibantu oleh tenaga profesional yang dinyatakan telah lulus ujian profesi dan dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat.

  Secara lengkap, para pelaku utama terdiri atas: 1.

  Emiten Emiten adalah perusahaan swasta atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang mencari modal dari bursa efek dengan cara menerbitkan efek (saham, obligasi,

  right issue, dan waran).

  2. Investor

  Investor adalah individu atau organisasi yang membelanjakan uangnya di pasar modal.

  3. Penjamin Emisi (Underwriter) Penjamin emisi adalah perusahaan swasta atau BUMN yang menjadi penaggung jawab atas terjualnya efek emiten kepada investor.

  4. Pialang Pialang atau broker adalah perusahaan swasta atau BUMN yang aktivitas utamanya adalah melakukan penjualan atau pembelian efek di pasar sekunder (setelah efek dicatatkan di bursa). Peranannya juga diperlukan pada pasar perdana, yaitu membantu penjamin emisi dalam memasarkan efek; sebagai agen penjual.

  5. Manajer Investasi Manajer investasi (MI) adalah perusahaan yang kegiatannya menyelenggarakan pengelolaan portofolio efek. Perusahaan inilah yang menerbitkan sertifikat reksa dana.

  6. Penasihat Investasi Penasihat investasi (PI) adalah perusahaan atau perorangan yang kegiatan usahanya memberi nasihat, membuat analisis, dan membuat laporan mengenai efek kepada pihak lain.

d. Lembaga dan Profesional Penunjang Pasar Modal

  Tugas utama penunjang penerbitan adalah membantu terselenggaranya penerbitan efek. Penunjang atau pendukung ini terdiri atas dua kelompok, yaitu lembaga penunjang pasar modal dan profesi penunjang pasar modal.

  1. Biro Administrasi Efek (BAE) Biro Administrasi Efek (BAE) adalah perusahaan yang berdasarkan kontrak tertentu dengan emiten, menyediakan jasa-jasa berupa melaksanakan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran dividen, pembagian hak opsi, dan emisi sertifikat atau laporan tahunan untuk emiten.

  2. Tempat Penitipan Harta Tempat Penitipan Harta (TPH) atau custodian adalah perusahaan yang memberikan jasa menyelenggarakan penyimpangan harta yang dititipkan oleh pihak lain.

  3. Wali Amanat Wali amanat (trust agent) adalah perusahaan yang dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh investor obligasi atau sekuritas kredit.

  4. Penanggung Penanggung adalah perusahaan yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok dan bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.

  5. Lembaga Kliring dan Penjaminan

  Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) adalah perusahaan yang tugas utamanya mencatat transaksi yang dilakukan perusahaan pialang. Sekarang ini, di Indonesia hanya ada satu LKP, yaitu PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).

  6. Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan Lembaga Penyelesaian dan Penyimpanan (LPP) adalah perusahaan yang mempunyai tanggung jawab menyelesaikan semua transaksi yang sudah dicatat oleh

  LKP.

  7. Akuntan Publik Akuntan publik adalah pihak yang memiliki kewenangan melakukan pemerikasaan atas keuangan emiten guna memberikan pendapat atas laporan keuangan yang dipublikasikan oleh emiten.

  8. Konsultan Hukum Konsultan hukum adalah pihak yang memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai emisi efek yang dilakukan emiten.

  9. Notaris Notaris adalah pihak yang berwenang membuat akta otentik mengenai perjanjian dan pernyataan yang dibuat oleh pelaku pasar modal, terutama emiten dalam rangka go public.

  10. Penilai Penilai adalah pihak yang menerbitkan dan menandatngai laporan penilaian atas nilai aktiva, yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian dari penilai.

2.1.2 Surat Utang Negara (SUN)

2.1.2.1 Pengertian Surat Utang Negara (SUN)

  Menurut Nurwadono (dalam Lubis, 2008 : 205) Surat Utang Negara adalah surat berharga yang berupa pengakuan hutang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya. Surat Utang Negara merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia yang dimaksudkan untuk membiayai kebutuhan pembangunan nasional.

  Surat utang negara yang dikenal saat ini pada awalnya merupakan obligasi rekapitalisasi perbankan yang diterbitkan pemerintah pada tahun 1998/1999. SUN pada awalnya diterbitkan untuk menyelamatkan sistem perbankan sehubungan krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997. Pemerintah melakukan rekapitalisasi perbankan pada tahun 1998/1999 dengan memindahkan kredit bermasalah perbankan nasional ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Selanjutnya, pemerintah menerbitkan obligasi rekapitalisasi yang kemudian diserahkan ke bank yang direkapitalisasi sebagai pembayaran dari kredit yang dipindahkan tersebut. Obligasi rekapitalisasi dimaksud diterbitkan dengan berbagai tingkatan suku bunga, terdiri dari suku bunga tetap (fixed rate), suku bunga mengambang (variable rate), serta obligasi lindung nilai (hedge bond). Pemerintah juga menerbitkan skema penjaminan (blanket

  

guarantee ) untuk semua jenis simpanan masyarakat yang ada perbankan nasional

  dengan maksud untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional, terutama untuk membangun kembali kepercayaan dari lembaga keuangan dan perbankan asing (Sihombing, 2008).

  Setiap penerbitan SUN ysng dilakukan pemerintah pada dasarnya telah memenuhi unsur-unsur: a. Authorized, karena penerbitannya telah mendapatkan persertujuan dari parlemen lebih dahulu, sebagaimana yang berlaku umum di sebagian besar negara- negara maju.

  b. Responsible, karena penatausahaannya dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang mempunyai pengalaman yang luas, fasilitas jaringan dan infrastruktur, dan personalia yang baik serta terampil untuk melaksanakan kegiatan penatausahaan dan lelang surat utang negara.

  c. Accountable, karena penggunaan hasil penerbitan surat utang negara setiap tahunnya dipertanggungjawabkan oleh pemerintah ke DPR.

  d. Fairness, karena metode penerbitannya dilakukan secara lelang, dan penyimpanannya dilakukan secara ganda (dual ownership), dan penitipan utama (central registry) yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia mengikuti ketentuan yang berlaku umum di kebanyakan negara. (Sihombing, 2008 : 243).

  Central Registry, 2003 (dalam Lubis, 2008 : 68) menyatakan SUN yang telah diterbitkan dapat dikelompokkan menjadi:

  1. SUN yang diterbitkan untuk Bank Indonesia yang terdiri dari:

  a. untuk menutupi dana talangan yang disebut dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), diterbitkan dari September 1998 sampai September 1999. b. untuk membiayai program penjaminan, diterbitkan Mei 1999.

  c. dalam rangka membiayai kredit program, diterbitkan 29 Desember 1999.

  2. SUN yang diterbitkan untuk kepentingan Bank. SUN yang dapat diperdagangkan di pasar sekunder antara lain:

  1. Fixed Rate Bond (FR), diterbitkan untuk meningkatkan Capital Adequacy

  Ratio (CAR) bank dari 0% menjadi 4% yang terdiri :

  a. FR0001 - FR0005 dengan jangka waktu 5-10 tahun. Pada Desember 2000 ditukar seri FR0001

  • – FR0003 dengan tingkat bunga 12%.

  b. FR0006

  • – FR0009 dengan tingkat bunga 10%-16,5% dikenal dengan bonds exchange offer atau staple bond.

  c. FR0010

  • – FR0020 dengan jangka waktu 8-11 tahun untuk mengganti seri-seri dengan sisa jangka waktu 2-7 tahun.

  d. FR0021

  • – FR0024 disebut juga dengan T Bonds, diterbitkan melalui lelang.

  2. Variable Rate Bonds (VR), diterbitkan untuk mengembalikan CAR perbankan yang negatif menjadi 0% terdiri dari 16 seri, yaitu VR0001-VR0016 dengan jangka waktu 3-10 tahun. Seri VR0017 dan VR0018 diterbitkan dalam rangka konversi atas pelunasan hedge bonds. VR0019-VR0031 diterbitkan pemerintah dalam rangka

  

revolving dengan jangka waktu 12-18 tahun untuk mengganti seri-seri dengan sisa

jangka waktu 1-7 tahun.

  3. Hedge Bond (HB), diterbitkan untuk menjaga Net Open Position (NOP) bank. Nilai nominal obligasi dikaitkan dengan nilai tukar rupiah. Seri HB tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

2.1.2.2 Dasar Hukum Penerbitan Surat Utang Negara

  Surat Utang Negara (SUN) dan pengelolaannya diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 memberi kepastian bahwa:

  • Penerbitan SUN hanya untuk tujuan-tujuan tertentu
  • Pemerintah wajib membayar bunga dan pokok SUN yang jatuh tempo
  • Jumlah SUN yang akan diterbitkan setiap tahun anggaran harus memperoleh persetujuan DPR dan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Bank Indonesia • Perdagangan SUN diatur dan diawasi oleh instansi berwenang
  • Memberikan sanksi hukum yang berat dan jelas terhadap penerbitan oleh pihak yang tidak berwenang dan atau pemalsuan SUN.

  Selain Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002, berbagai peraturan pelaksanaan telah diterbitkan untuk mendukung pengelolaan SUN, antara lain:

  • Keputusan Menteri Keuangan Nomor 66/KMK.01/2003 tentang Penunjukan Bank Indonesia sebagai Agen untuk melaksanakan Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana.
  • Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.08/2009 tentang Lelang Pembelian Kembali Surat Utang Negara.

  • Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.08/2008 tentang Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana.
  • Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.08/2008 tentang Penjualan SUN dalam Valuta Asing di Pasar Perdana Internasional, sebagaimana terakhir kali diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.08/2009

  .• Peraturan-peraturan lain yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yang meliputi Peraturan Bank Indonesia atau PBI dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI), terkait dengan peran Bank Indonesia sebagai agen lelang, registrasi, kliring, setelmen SUN dan central register.

2.1.2.3 Tujuan dan Manfaat Penerbitan Surat Utang Negara

  Pasal 4 UU No. 24 Tahun 2002 menyebutkan tujuan dari penerbitan SUN ialah untuk:

  1. Membiayai defisit APBN

  2. Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat pengeluaran dari rekening Kas Negara dalam satu tahun anggaran 3. Mengelola portofolio utang negara.

  Pemerintah pusat berwenang menerbitkan SUN setelah mendapat persetujuan DPR yang disahkan dalam kerangka pengesahan APBN dan setelah berkonsultai dengan Bank Indonesia. Atas penerbitan tersebut, Pemerintah berkewajiban membayar bunga dan pokok pada saat jatuh tempo. Dana untuk pembayaran bunga dan pokok SUN disediakan di dalam APBN.

  Manfaat penerbitan SUN adalah:  Sebagai Instrumen Fiskal Penerbitan SUN diharapkan dapat menggali potensi sumber pembiayaan APBN yang lebih besar dari investor pasar modal.

   Sebagai Instrumen Investasi Menyediakan alternatif investasi yang relatif bebas risiko gagal bayar dan memberikan peluang bagi investor dan pelaku pasar untuk melakukan diverifikasi portofolio guna memperkecil risiko investasi. Selain itu, investor SUN memiliki potential capital gain dalam transaksi perdagangan di pasar sekunder SUN tersebut. Potential capital gain ialah potensi keuntungan akibat lebih besarnya harga jual obligasi dibandingkan harga belinya.

   Sebagai Instrumen Pasar Keuangan Surat Utang Negara dapat memperkuat stabilitas sistem keuangan dan dapat dijadikan acuan (benchmark) bagi penentuan nilai instrumen keuangan lainnya.

2.1.2.4 Jenis dan Bentuk Surat Utang Negara

  Secara umum jenis SUN dapat dibedakan sebagai berikut: 1.

  Surat Perbendaharaan Negara (SPN); jangka waktu sampai dengan 12 bulan, pembayaran bunga secara diskonto (discounted paper). Di beberapa negara SPN lebih dikenal dengan sebutan T-Bills atau Treasury Bills.

2. Obligasi negara (Treasury Bonds); jangka waktu diatas 12 bulan dengan kupon atau dengan pembayaran bunga secara diskonto (zero coupon bonds).

  Obligasi Negara dengan kupon memiliki jadwal pembayaran kupon yang periodik (tiga bulan sekali atau enam bulan sekali). Sementara ON tanpa kupon tidak memiliki jadwal pembayaran kupon, dijual pada harga diskon dan pokoknya akan dilunasi pada saat jatuh tempo. Berdasarkan tingkat kuponnya ON dapat dibedakan menjadi (1) Obligasi Berbunga Tetap, yaitu obligasi dengan tingkat bunga tetap setiap periodenya (atau Fixed Rate

  Bonds ) dan (2) Obligasi Berbunga Mengambang, yaitu obligasi dengan

  tingkat bunga mengambang (atau Variable Rate Bonds) yang ditentukan berdasarkan suatu acuan tertentu seperti tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Bentuk dari SUN antara lain:

  1. Warkat diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar Sekunder.

  2. Tanpa warkat (scripless), diperdagangkan atau tidak diperdagangkan di Pasar Sekunder.

2.1.2.5 Pengelolaan Surat Utang Negara

  Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2002, pengelolaan SUN diselenggarakan oleh Menteri Keuangan. Pengelolaan SUN sendiri telah dilakukan sejak tahun 2000 dengan dibentuknya tim Debt Management Unit (DMU) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) nomor 101/KMK.017/2000.

  Selanjutnya pada tahun 2001, melalui KMK nomor 2/KMK.01/2001, tim DMU berubah menjadi Pusat Manajemen Obligasi Negara (PMON). Dan berubah lagi menjadi Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara (DPSUN) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor 302/KMK.01/2004. Seiring dengan proses reorganisasi ditubuh Kementerian Keuangan, pada tahun 2006 organisasi ini berkembang menjadi setingkat eselon I berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2006 dengan nama Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) dan terakhir telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 143.1/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.

  Tugas DJPU yang terkait dengan pengelolaan SUN ialah menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan SUN yang meliputi: perencanaan struktur portofolio yang optimal; pelaksanaan penerbitan, penjualan, pembelian kembali dan penukaran; pengelolaan risiko portofolio SUN; pengembangan infrastruktur dan institusi pasar SUN; dan publikasi informasi tentang pengelolaan SUN berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan Direktur Jenderal.

  Strategi jangka pendek dan menengah pengelolaan SUN saat ini ialah: menurunkan refinancing risk terutama pada jangka pendek, memperpanjang rata-rata jangka waktu jatuh tempo (average maturity) SUN, menyeimbangkan struktur jatuh tempo portofolio SUN sehingga selaras dengan perkembangan anggaran negara dan daya serap pasar, serta mengembangkan dan meningkatkan likuiditas pasar sekunder SUN, sehingga dalam jangka panjang dapat menurunkan biaya pinjaman (cost of borrowings ).

2.1.2.6 Penatausahaan Surat Utang Negara

  Sampai saat ini SUN diterbitkan tanpa warkat (scripless securities). Pencatatan kepemilikan dilakukan secara elektronik. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, kegiatan penatausahaan yang mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen, serta agen pembayar bunga dan pokok SUN dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

  Dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai central registry tersebut, BI telah membuat sistem setelmen surat berharga yang disingkat dengan BI-SSSS yaitu Bank Indonesia

  • Scripless Securities Settlement System. Sistem ini merupakan sistem yang menatausahakan pencatatan dan penyelesaian transaksi SUN secara menyeluruh. Bank Indonesia sebagai central registry bertanggung jawab untuk menyimpan catatan kepemilikan SUN, pembayaran kupon dan pokok yang jatuh tempo, serta menatausahakan perpindahan hak kepemilikan obligasi.

  Untuk mempermudah penatausahaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia, Bank Indonesia menunjuk subregistry yang bertugas mencatat kepemilikan SUN untuk institusi selain bank. Sampai saat ini Bank Indonesia telah menunjuk 15 (lima belas) yaitu: Bank Central Asia

  subregistry

  • Subregistry, Bank Danamon – Custodial

  Services , Bank Internasional Indonesia

  • Agent Sub Registry ,Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Rakyat Indonesia, Bank Permata, Citibank NA
  • Client Account, Deutsche Bank AG, HSBC – Securities Services, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Standard Chartered – Custodial Services, Bank Panin –
custodian, Bank Mega

  • Custodial Services. Sistem pencatatan kepemilikan dengan pembagian menjadi central registry dan sub-registry ini dikenal dengan istilah two-tier system .

2.1.3 Tingkat Suku Bunga

  2.1.3.1 Pengertian Suku Bunga

  Tingkat bunga terdiri atas ukuran tingkat bunga, ukuran lain dari tingkat bunga, perbedaan tingkat bunga nominal dengan tingkat bunga riil, dan perbedaan tingkat bunga dengan tingkat imbal hasil. Pengertian tingkat bunga ini merupakan prinsip pasar keuangan sedangkan perilaku tingkat bunga merupakan alat analisis permintaan aset, permintaan dan penawaran obligasi, perubahan keseimbangan tingkat bunga dan preferensi likuiditas atau permintaan dan penawaran uang.

  2.1.3.2 Teori Tingkat Suku Bunga

A. Teori Klasik tentang Tingkat Bunga

  Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengurangi pengeluaran konsumsi guna menambah tabungan.

  Investasi juga tergantung fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil. Seseorang akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital). Makin rendah tingkat bunga, maka investor akan terdorong untuk melakukan investasi, karena biaya penggunaan dana juga semakin kecil.

  Tingkat suku bunga S

  Dana investasi

Gambar 2.2 Teori Klasik Tentang Suku Bunga

B. Teori Keynesian

  Menurut Keynesian tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dan degan demikian akan mempengaruhi GNP.

  Bentuk kekayaan dalam uang kas tidak dapat memberikan penghasilan, sebaliknya kekayaan dalam bentuk surat berharga di mana harganya dapat naik turun tergantung dari tingkat bunga (apabila tingkat bunga naik harga surat berharga turun dan sebaliknya), sehingga ada kemungkinan pemegang surat berharga akan menderita

  

capital loss . Surat berharga juga mendatangkan pendapatan yang berupa bunga.

  Dengan anggapan bahwa investor tidak suka risiko (risk averters) maka mereka akan mau memegang bentuk kekayaan yang risikonya tinggi apabila didorong dengan tingkat bunga yang tinggi pula. Semakin banyak surat berharga dalam susunan kekayaan, risikonya juga semakin tinggi.

2.1.3.3 Deposito

  A. Pengertian Deposito

  Undang-undang No. 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan Indonesia mengemukakan bahwa “Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan.”

  Dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Indonesia “Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dikalakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah dengan bank”.

  B. Jenis Deposito

  1. Deposito Berjangka Deposito berjangka (DB) merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito berjangka biasanya 1, 2, 3, 6,

  12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga, artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama perorangan atau lembaga si pemilik deposito berjangka. Penarikan bunga deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, biasanya diterbitkan oleh Bank devisa.

  2. Sertifikat Deposito Sama seperti halnya deposito berjangka, sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat serta dapat diperjual-belikan atau dipindah- tangankan kepada pihak lain. Perbedaan lain adalah pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan di muka baik tunai disamping setiap bulan atau jatuh tempo. Kemudian penerbitan nilai sertifikat deposito sudah dicetak dalam berbagai nominal dan biasanya dalam jumlah yang bulat. Sehingga, nasabah dapat membeli dalam lembaran yang bervariasi untuk jumlah yang diinginkan.

  3. Deposito on Call Deposito on Call (DOC) merupakan deposito digunakan untuk deposan yang memiliki jumlah uang dalam jumlah uang dalam jumlah besar dan sementara waktu belum digunakan. Penerbitan deposito on Call memiliki jangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. DOC diterbitkan atas nama. Pencarian bunga dilakukan pada saat pencairan deposito on call. Besarnya bunga DOC biasanya dihitung perbulan dan untuk menentukan jumlah bunga yang diberlakukan terlebih dahulu dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak Bank.

2.1.4 Nilai Tukar (Kurs)

  2.1.4.1 Pengertian Nilai Tukar (Kurs)

  Nilai tukar (foreign exchange rate) menurut Cornelius Luca di dalam bukunya yang be rjudul “Trading in the Global Currency Markets” dapat diartikan sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang negara lain. Frank J. Fabozzi dan Franco

  Modigliani dalam buku “Capital Markets” memberikan defenisi mengenai nilai tukar yang dapat diartikan bahwa nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain (Ming, 2001 : 7).

  2.1.4.2 Teori Nilai Tukar

A. Traditional Theories

  Traditional Theories terdiri dari Teori Purchasing Power Parity dan Teori Elastisitas.

  1. Teori Purchasing Power Parity

  Teori ini menyatakan bahwa harga barang di suatu negara harus sama dengan harga barang serupa di negara lain sesuai dengan tingkat nilai tukar yang berlaku antar kedua negara tersebut.

  2. Teori Elastisitas

  Teori elastisitas mengatakan bahwa nilai tukar adalah harga dari valuta asing untuk mempertahankan neraca pembayaran internasional suatu negara agar tetap berada pada tingkat ekuilibrium. Dengan kata lain, respons nilai tukar terhadap perubahan dalam neraca perdagangan sangat dipengaruhi oleh elastisitas permintaan terhadap perubahan harga. Jika elastisitas permintaan bersifat inelastis, pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor dalam neraca pembayaran internasional akan sangat kecil. Akibatnya, nilai tukar harus melakukan penyesuaian secara tajam untuk menghilangkan defisit neraca pembayaran internasional. Jika elastisitas permintaan bersifat elastis, pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor akan sangat berpengaruh bagi keseimbangan neraca pembayaran internasional sehingga hanya diperlukan sedikit penyesuaian dalam nilai tukar.

  

B. Modern Monetary Theories on Short Term Exchange Rate Volayility

  Teori ini memperlihatkan adanya peran pasar modal dalam jangka pendek dan peran bursa komoditi dalam jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar. Teori ini mengatakan bahwa adanya perbedaan nilai tukar dan perbedaan dalam purchasing

  

power parity adalah karena adanya suatu perubahan dalam permintaan dan penawaran

  terhadap aset-aset keuangan. Teori Purchasing Power Parity juga diperluas dengan menyertakan variabel-variabel, seperti jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga, dan pendapatan riil, dalam menentukan tingkat nilai tukar antar dua negara.

  C. Synthesis of Traditional and Modern Monetary Views

  Menurut teori ini, dinamika perubahan yang terjadi di pasar keuangan (pasar modal dan pasar uang) lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan di pasar barang komoditi. Dalam jangka pendek, fluktuasi nilai tukar lebih dipengaruhi oleh perubahan dalam pasar modal dan dalam jangka panjang fluktuasi nilai tukar dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di pasar barang.

2.1.4.3 Sistem Nilai Tukar Mata Uang

  Terdapat tiga kelompok besar sistem nilai tukar mata uang yang diterapkan oleh berbagai negara di dunia, yaitu:

  1. Freely Flexible (Freely Floating) Exchange Rate System Pada sistem ini, nilai mata uang dibiarkan mengambang bebas dan nilai tukarnya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terdapat di pasar. Dalam sistem ini tidak terdapat tindakan intervensi yang dilakukan pemerintah (Bank Sentral) untuk mempengaruhi nilai tukarnya.

  2. Fixed (Pegged) Exchange Rate System Pada sistem fixed exchange rate, pemerintah berperan aktif melakukan intervensi dalam pasar valuta asing untuk mempertahankan pergerakan nilai tukar suatu mata uang agar berada pada suatu acuan nilai tukar tertentu.

  3. Managed/Controlled (Semi Pegged) Exchange Rate System Pada sistem mengambang terkendali ini, fluktuasi nilai tukar diambangkan dalam suatu rentang (band) intervensi tertentu. Bank Sentral tetap berperan dalam melakukan intervensi untuk mengembalikan nilai tukar mata uang tersebut ke dalam rentang nilai tukarnya semula apabila fluktuasi melebihi batas intervensi yang diperkenankan.

2.1.5 Investasi

  2.1.5.1 Pengertian Investasi

  Kamaruddin Ahmad mengartikan investasi adalah: “menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut” (dalam Salim, 2008 : 32). Dalam definisi ini, investasi difokuskan pada penempatan uang atau dana. Tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan. Ini erat kaitannya dengan penanaman investasi di bidang pasar modal.

  Definisi investasi disempurnakan oleh Salim, yang mengartikan investasi adalah: “penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.”

  Investasi dibagi dua macam, yaitu investasi asing dan domestik. Investasi asing merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan luar negeri. Sementara itu, investasi domestik merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri. Investasi itu digunakan untuk pengembangan usaha yang terbuka untuk investasi dan tujuannya untuk memperoleh keuntungan.

  2.1.5.2 Investasi Asing Investasi asing adalah investasi yang pembiayaannya bersumber dari luar negeri.

  Investasi asing dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, terutama untuk memenuhi kebutuhan modal dan teknologi yang tinggi.

  Manfaat investasi asing antara lain:

  1. Perluasan kesempatan kerja

  2. Alih teknologi

  3. Manfaat perolehan devisa Investasi asing dapat dilakukan baik secara langsung (foreign direct investment) maupun secara tidak langsung (foreign indirect investment).

  A. Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment) Foreign Direct Investment dilakukan dengan membentuk perusahaan sendiri,

  menyediakan modal, serta menjalankan perusahaan tersebut. Investasi asing secara langsung dapat dilakukan oleh pemiliknya sendiri. Pemodal asing yang hendak mananamkan modalnya secara langsung, maka secara fisik ia hadir dalam manjalankan usahanya.

  B. Investasi Asing Tidak Langsung (Foreign Indirect Investment) Foreign Indirect Investment dilakukan oleh pihak asing dengan cara membeli

  saham, obligasi, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan Surat Utang Negara (SUN) yang dikeluarkan oleh perusahaan atau unit pemerintah Indonesia.

2.1.5.3 Imbalan Investasi

  Imbalan investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu imbalan yang telah direalisasikan (realized return) dan imbalan yang diharapkan (expected return).

  Imbalan yang telah direalisasikan sudah terjadi (ex post) dan oleh karena itu mudah diukur dengan cermat. Sedangkan imbalan yang diharapkan baru merupakan antisipasi

  (ex ante) oleh pihak investor atas dana yang ditanamkan sehingga sangat dipengaruhi oleh tingkat probabilitas atau tingkat ketidakpastiannya.

  a) Komponen-komponen imbalan

  Komponen imbalan dalam investasi meliputi:  Hasil (yield), untuk investasi dalam bentuk saham berupa dividen dan untuk investasi surat berharga bersifat hutang hasilnya berupa bunga.

   Keuntungan/kerugian modal (capital gain/loss), yaitu selisih nilai investasi yang disebabkan karena kenaikan/penurunan harga pasar investasi tersebut dari nilai belinya sehingga sering juga disebut perubahan harga.

  Dari kedua komponen ini dapat diperoleh persamaan, yaitu jumlah imbalan sama dengan hasil ditambah perubahan harga. Hasil dapat berupa angka positif atau nihil, sedangkan perubahan harga dapat positif atau negatif. Persamaan tersebut maerupakan konsep yang mendasar dalam investasi.

  b) Mengukur imbalan investasi global

  Jika investor asing melakukan pembelian atau penjualan saham negara lain maka investor tersebut harus mempertimbangkan risiko nilai tukar uang. Risiko ini dapat menyebabkan keuntungan dari suatu investasi berubah menjadi kerugian atau sebaliknya dapat mengubah kerugian dari investasi menjadi suatu keuntungan. Untuk menghitung total imbalan investasi di negara lain, dapat digunakan rumus sebagai berikut: Total imbalan =

  2.2 Kerangka Konseptual

  Suku Bunga Deposito Permintaan Asing terhadap SUN

  Nilai Tukar Rupiah

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing.

  2.3 Hipotesis

  Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut: 1.

  a) Jika suku bunga deposito naik, maka investor akan berpindah ke deposito sehingga akan menurunkan permintaan SUN oleh investor asing, demikian sebaliknya. Jika suku bunga deposito turun akan meningkatkan permintaan SUN oleh investor asing.

  b) Depresiasi rupiah menurunkan daya tarik investor karena menurunkan total imbalan bagi investor asing, demikian sebaliknya. Apresiasi rupiah meningkatkan daya tarik investasi bagi investor karena menambah total imbalan bagi investor asing.

  2.

a) Terdapat pengaruh negatif antara suku bunga deposito terhadap permintaan SUN oleh investor asing.

  b) Terdapat pengaruh positif antara nilai tukar rupiah terhadap permintaan SUN oleh investor asing.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor Suku Bunga deposito dan Nilai Kurs Terhadap Permintaan SUN oleh Investor Asing”

0 32 98

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal - Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

1 1 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Efisiensi Pasar Modal - Pengujian Price Reversal Jangka Pendek Atas Penurunan Harga Saham Pada Indeks Lq-45 Di Indonesia

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal - Pengaruh Earning per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio & Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham pada Perusahaan Kategori LQ45 yang Terd

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal 2.1.1. Pengertian Pasar Modal - Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Pasar Modal di Indonesia

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal - Pengaruh Analisis Rasio Keuangan terhadap Abnormal Return Saham

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal - Analisis Pengaruh Return on Asset, Net Profit Margin, Earning Per Share terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

0 0 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal - Analisis Pengaruh Inflasi, Sukubunga, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di BEI

0 0 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal - Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar

0 0 18