BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal - Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pasar Modal

  Pasar modal adalah suatu pasar dimana dana jangka panjang baik utang maupun modal sendiri ditawarkan kepada investor dan diperdagangkan antar investor. Dana jangka panjang yang diperdagangkan di pasar modal diwujudkan dalam bentuk surat-surat berharga yang memiliki jangka waktu jatuh tempo lebih dari 1 tahun. Dana jangka panjang berupa utang diperdagangkan dalam bentuk obligasi (bond), sedangkan modal sendiri diperdagangkan dalam bentuk saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferen stock).

  Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang (obligasi) atau modal sendiri (saham) (Syahyunan, 2012:11). Pasar modal dibentuk oleh berbagai pasar sekuritas (securities exchange) yang menyediakan media transaksi saham dan obligasi.

  Pasar modal adalah pertemuan pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2001:13). Tempat dimana terjadi jual beli sekuritas ini disebut bursa efek. Menurut Widoatmodjo (2009:11), Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.

  Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang (Tandelilin,2001:3). Dengan kata lain, motivasi utama dalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh return (kembalian) investasi sesuai dengan harapan pada tingkat risiko tertentu.

2.1.3 Return Saham

  Saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan pemegangnya atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Saham merupakan pengembalian bagian dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Perusahaan dapat menjual sahamnya kepada masyarakat umum melalui go public.

  Perusahaan yang sudah go public menjual sahamnya dengan mendaftarkan dan mencatatkan saham-sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Jenis saham yang biasa diperdagangkan adalah saham biasa. Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan posisi kepemilikan dan risiko terakhir atas suatu perusahaan (Horne dan Wachowicz, 2005:372).

  Saham merupakan bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (Tandelilin, 2001:18). Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Selain itu, saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa : dividen, capital gain dan manfaat nonfinansial (Situmorang, 2008:45). dimana pemiliknya disebut sebagai pemilik saham (shareholder atau stockholder). Saham dibagi atas dua jenis yaitu : 1.

  Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan.

2. Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif.

  Return adalah laba atas suatu investasi yang biasanya dinyatakan dalam

  persentase tahunan. Return adalah penghasilan yang diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan harga pasar, yang biasanya dinyatakan sebagai persentase dari harga pasar awal dari investasi tersebut (Horne dan Wachowicz, 2005:144). Tanpa adanya return yang dapat dinikmati dari investasi, maka investor tidak akan mau untuk berinvestasi.

  Return adalah imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas

  investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001:47). Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga imbalan atas keputusan investasi yang mengandung risiko di dalam investasinya.

  Return saham adalah tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi

  yang dilakukan dalam saham atau beberapa saham melalui portofolio. Return saham merupakan selisih antara harga jual atau harga saat ini dengan harga pembelian atau harga awal periode. Return dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi yaitu return yang telah terjadi dan return ekspektasi yaitu return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang. Return realisasi penting perhitungan return saham dilakukan dengan rumus (Sjahrial, 2007:106):

  − −1 Return =

  −1

  Keterangan: Pt = harga saham periode akhir t Pt-1 = harga saham periode awal t

  Untuk menghitung return rata-rata saham dapat digunakan rumus pengembalian aritmatika. Return rata-rata dirumuskan dengan formula:

  1+ 2+ 3+⋯…. + Return rata-rata =

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham

2.1.4.1 Book to Market Value

  Book to market value adalah perbandingan antara nilai buku saham suatu

  perusahaan dengan nilai pasar sahamnya di pasar modal. Nilai pasar adalah nilai ekuitas yang dilihat oleh investor. Book value (nilai buku) merupakan nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan penerbit saham (emiten). Sedangkan nilai pasar adalah nilai saham di pasar, yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar. (Tandelilin, 2001:183).

  Nilai pasar yang tinggi menunjukkan bahwa saham tersebut dihargai lebih tinggi dari nilai bukunya. Sedangkan jika harga saham diperdagangkan lebih rendah dari nilai buku per lembarnya maka ini menunjukkan saham perusahaan tersebut undervalued. Book to market value digunakan untuk mengukur nilai dari

  2006) :

  Book value of equity Book to market value =

  Market value of equity

  Atau

  Nilai buku ekuitas per lembar saham Book to market value =

  Harga per lembar 2 .1.4.2 Price Earning Ratio

  Price earning ratio adalah harga per lembar saham dibagi dengan laba

  (earning) per saham (Hirt dan Block, 2003:180). Price earning ratio ditetapkan investor di pasar pada saat mereka menawarkan harga saham naik atau turun berkaitan dengan earning-nya. Price earning ratio biasanya dinyatakan dalam laporan keuangan sebagai angka historis dengan menggunakan harga saat ini dibagi dengan pendapatan 12 bulan terakhir.

  Price earning ratio adalah perbandingan dari harga saham dengan laba per

  lembar saham (Brealey dkk, 2001:134). Jika semakin tinggi nilai PER berarti bahwa investor bersedia membayar lebih atas setiap rupiah laba bersih dan harga saham ini lebih tinggi dari saham yang memiliki PER yang lebih rendah. PER adalah indeks yang mencerminkan permintaan investor saat ini dengan PER yang tinggi mengindikasikan permintaan yang relatif lebih tinggi pada saham tersebut.

  PER berkaitan dengan harga saham yang merupakan return saham ,sehingga dapat mencerminkan pendapatan bersih perusahaan saat ini. Jika harga saham naik, maka PER juga akan naik tanpa perubahan laba bersih. Price earning saham (Ross et.al, 2003:71).

  Berdasarkan teori yang diuraikan,maka perhitungan Price Earning Ratio dapat dirumuskan dengan ( Ross et al, 2003:31) :

  ℎ Price earning ratio =

  ℎ Price earning ratio digunakan untuk mengukur berapa banyak investor

  harus membayar tiap dollar/rupiah atas laba saat ini. Price earning ratio yang tinggi sering diartikan bahwa perusahaan memiliki prospek di masa yang akan datang.

  Untuk mandapatkan price earning rasio harus terlebih dahulu dihitung nilai earning per share yaitu keuntungan perusahaan yang bisa dibagikan kepada pemegang saham. Earning per share merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan.

  

Earning per share adalah menunjukkan besarnya laba yang diberikan kepada

  pemegang saham (Syahyunan, 2012:95). Earning per share dapat dirumuskan dengan formula:

  ℎ ℎ Earning per share =

  ℎ ℎ

2.1.4.3 Dividend Yield

  Dividend yield adalah bagian dari total return yang investor terima selama capital gain atau capital loss (Block dkk, 2003:219). Dividend yield dapat

  dihitung dengan membagi dividen per lembar saham dengan harga pasar per penghasilan berjalan yang diperoleh dari investasi saham perusahaan.

  Menurut Bodie dan Merton (2000:235), Dividend yield didefinisikan sebagai dividen dollar tahunan dibagi dengan harga saham yang dinyatakan sebagai persentase. Hal ini mencerminkan bahwa dividen yield dinyatakan dalam bentuk persentase tertentu. Dividen yield merupakan ukuran atau rasio keuangan yang mengukur rasio penilaian (valuation ratio) yang bertujuan menjadi tolak ukur yang mengaitkan hubungan antara harga saham biasa dengan pendapatan perusahaan dan nilai buku saham atau mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dividend Yield dihitung dengan membagi dividen per lembar saham biasa dengan harga per lembar saham.

  Berdasarkan uraian tersebut, maka perhitungan Dividend yield dapat dilakukan dengan rumus (Auret dan Sinclaire, 2006):

  ℎ Dividend Yield =

  ℎ

2.1.4.4 Firm Size

  Ukuran perusahaan (Size) adalah skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara seperti total aktiva, nilai pasar saham dan logaritma natural nilai pasar perusahaan. Firm size dikelompokkan dalam 3 (tiga) kategori ukuran yaitu perusahaan besar (large size), perusahaan menegah (medium size), dan perusahaan kecil (small size).

  Suatu perusahaan besar lebih mudah memasuki pasar modal dibandingkan dengan perusahaan menegah dan kecil yang mengalami keterbatasann akses ke pasar modal akan mengalami kesulitan mendapatkan dana modal atau menahan laba untuk membiayai kegiatan operasional atau investasi di masa mendatang, maka dividen yang merupakan return saham yang diterima pemegang saham akan semakin kecil.

  Menurut Banz (dalam Tandelilin, 2001:125), menunjukkan bukti empiris mengenai size effect yaitu adanya kecenderungan saham-saham perusahaan kecil yang mempunyai return yang lebih tinggi dibanding saham-saham perusahaan besar. Size perusahaan dapat diukur dengan rumus (Auret dan Sinclaire, 2006):

  Size =

  Atau

  Size =

  ( ℎ ℎ ℎ ) Ukuran perusahaan diukur dengan mengembalikan ke bentuk natural dari nilai kapitalisasi pasar dengan cara melogaritma-naturalkan nilai tersebut.

2.1.4.5 Price to Net Asset Value

  Price to net Asset Value adalah perbandingan antara harga saham dengan

  nilai asset bersih per lembar saham. Nilai asset bersih per lembar saham diperoleh dari nilai pasar portofolio dikurangi kewajiban perusahaan dibagi dengan jumlah saham yang beredar ( Fabozzi, 2000:192). Nilai pasar saham dihitung dengan jumlah saham beredar dikalikan harga akhir perdagangan tiap hari.

  − Net Asset Value . =

  ℎ ℎ

  PNAV diperoleh dengan membagi harga pasar saham dengan nilai aset bersih per lembar saham. Berdasarkan uraian teori maka perhitungan Price to net asset value dapat diperoleh dengan rumus (Auret dan Sinclaire ,2006) :

  ℎ

  PNAV =

  ℎ

2.1.4.6 Cash Flow to Price

  Cash flow to price adalah perbandingan antara arus kas terhadap harga

  saham. Cash flow diproksikan oleh arus kas bersih dari kegiatan operasi yang dapat dilihat dalam laporan arus kas. Laporan arus kas adalah menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

  Arus kas operasi secara normatif adalah positif. Perusahaan tidak mengalami masalah operasional yaitu laba dan modal kerja, arus operasionalnya positif. Aliran kas operasi adalah penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas dari kegiatan operasional perusahaan selama satu periode (satu tahun).

  Sehingga cash flow to price dihitung dengan rumus:

  ℎ ℎ Cash flow to price =

  ℎ

2.1.5 Indeks LQ-45

  Indeks LQ-45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 perusahaan yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar yang merupakan indikator likuiditas. Indeks LQ-45 menggunakan 45 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang dipilih berdasarkan likuiditas perdagangan sahamnya dan disesuaikan setipa enam bulan sekali (bulan Pebruari dan Agustus).

  Oleh karena itu, perusahaan dalam indeks ini selalu berubah. Hal ini disebabkan oleh tingkat intensitas transaksi setiap sekuritas berbeda. Ada sebagian namun sebagian sekuritas lainnya relatif sedikit frekuensi transaksinya dan cenderung bersifat pasif.

  Indek LQ-45 hanya terdiri dari 45 perusahaan yang terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan sehingga hanya terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi yang tinggi. Saham LQ-45 harus memenuhi kriteria berikut:

  1. Masuk dalam urutan 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular (rata- rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

  2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir).

  3. Telah tercatat di BEI selama minimum 3 bulan.

  4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan perusahaan,frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi di pasar regular.

  Perkembangan kinerja masing-masing ke 45 saham yang terdaftar dalam indeks LQ-45 akan dipantau atau di-review enam bulan sekali (Pebruari dan Agustus). Apabila ada saham yang tidak masuk kriteria pemilihan akan diganti dengan saham yang memenuhi kriteria. Tujuan indeks LQ-45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan menyediakan sarana objektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer investasi, investor dan pihak yang berkepentingan lainnya di pasar modal dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.

  Penelitian-penelitian yang relevan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini adalah: Auret dan Sinclaire (2006) melakukan penelitian dengan judul Book to

  market ratio and return on the JSE ”. Variabel independenya adalah Size, Price

Earning Ratio (PE), Cash Flow to Price (CFTP), Dividend Yield (DY), Price to

Net Asset Value (PNAV), dan Book to Market Value (BTM). Variabel

  dependennya adalah return saham. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi OLS univariat, Regresi Bivariat dan regresi multivariat (regresi linear berganda).

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil regresi OLS univariat menunjukan bahwa seluruh variabel berpengaruh signifikan. Hasil regresi bivariat menggunakan sepasang variabel bebas menunjukkan 1 pasang variabel bebas berpengaruh signifikan pada level 5% yaitu PE dan Size sementara empat pasang variabel bebas berpengaruh signifikan pada level 10% yaitu DY dan Size, CFTP dan Size, BTM dan CFTP, serta BTM dan DY. Dan hasil regresi linear berganda bahwa seluruh variabel tidak berpengaruh signifikan pada level 5 %.

  Sezgin (2010) melakukan penelitian dengan judul “An Emperical

  Investigation of Relationship among P/E ratio, Stock Return and dividend yield

for Istanbul stock exchange ”. Variabelnya adalah Price earning ratio (P/E),

Dividend yield (DY), dan return saham. Teknik analisis data yang digunakan

  adalah stationary test, Uji Cointegration Johansen, Model Error-Corection dan Uji Granger Causality. nilai nilai P/E ratio muncul lebih tinggi, P/E membawa sebuah karakter yang menunjukkan bahwa lebih variasi dibanding dividend yield dan return. Hasil

  

Cointegratio n dan model Error-Corection menunjukkan ada hubungan antara

  variabel dalam jangka panjang dan jangka pendek. Return ratio berdampak negatif pada P/E ratio dalam jangka panjang dan rasio Dividend yield (DY) berdampak positif pada P/E dalam jangka panjang. Sementara hasil uji Granger

  Causality adalah ada unidirectional Granger kausal dari DY terhadap PE, Return terhadap PE, dan DY terhadap RE.

  Aras dan Yilmaz (2008) melakukan penelitian dengan judul “Price

  Earning Ratio, Dividend Yield And Market to Book Ratio To Predict Return On

Stock Market : Evidence From The Emerging Market ”. Variabel independennya

  adalah Price Earning Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book Ratio. Variabel dependennya adalah Return. Teknik analisis data adalah model regresi. Hasil penelitian mereka adalah investor dalam emerging market dapat meramalkan

  

return saham pasar potensial untuk periode 1 tahun sampai batas tertentu dengan

  tingkat probabilitas yang tinggi menggunakan rasio Market to Book dan sebagian

  Dividend Yield . Di sisi lain Price earning ratio berperan kecil dalam memprediksi return saham.

  Kheradyar dan Ibrahim (2011) melakukan penelitian dengan judul “Financial Ratio as Emperical Predictor of Stock Return”. Variabel independennya adalah Dividend Yield, Earning Yield, dan Book to Market ratio. panel dan metode Generalized Least Squares. Hasil penelitian adalah: 1.

  Uji parsial (setiap variabel) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara

  2

  rasio keuangan dan return masa depan. Selain itu, adjusted R menunjukkan bahwa kekuatan prediksi Book to Market (B/M) paling tinggi diantara rasio keuangan serta kekuatan prediksi Dividend Yield (DY) lebih besar dari pada

  Earning Yield ( EY) 2.

  Hasil kombinasi rasio menunjukkan bahwa kombinasi B/M ratio, DY dan EY dapat memprediksi return saham masa mendatang dan koefisiennya bernilai positif. Koefisien B/M rasio terbesar dari semua variabel dan lebih berpengaruh terhadap return saham dibanding Dividend Yield dan Earning Yield. Namun secara kombinasi B/M rasio, Dividend Yield dan Earning Yield mampu memprediksi return saham.

  Pan (2012) melakukan penelitian dengan judul” Which factors explain

  

stock returns on the Shanghai Stock Exchange” . Variabel indepeden penelitian

  adalah Market Beta, Price/Earning Ratio, Market Value, Book to Market Value,

  

Average return, Number of Trade . Variabel depeden adalah return saham. Teknik

analisis adalah Analisis data panel.

  Hasil penelitiannya adalah bahwa pengaruh faktor market beta dalam pasar yang bergairah dan lesu, Number of trade, Market value, Book to Market

  

Value pada pasar yang naik dan lesu adalah signifikan terhadap return saham di

  Shanghai Stock Exchange. Faktor Number of Trade dan Book to Market Value dalam pasar bergairah dan lesu berpengaruh positif signifikan, sedangkan beta negatif signifikan. Price earning ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Average return signifikan.

  Harsalim (2013) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Market

  Risk, Size, Book to Market Ratio, dan Earning Price Ratio terhadap return saham

  sektor miscellaneous industry di BEI periode 2006-2012”. Variabel independenya adalah Market Risk, Book to Market ratio, dan Earning price ratio. Variabel dependen adalah Return saham. Teknik analisis data yang digunakan adalah model regresi linear berganda. Hasil penelitiannya adalah Market risk berpengaruh negatif signifikan, Size berpengaruh negatif signifikan, Book to

  Market berpengaruh positif tidak signifikan dan Earning Price Ratio berpengaruh

  positif signifikan terhadap return saham sektor miscellaneous industry di BEI 2006-2012.

  Margaretha dan Damayanti (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Price Earning Ratio, Dividend Yield dan Market to Book Ratio terhadap stock return di Bursa Efek Indonesia”. Variabel independennya adalah

  

Price earning ratio, Dividend Yield dan Maket to Book Ratio. Variabel dependen

  adalah stock return. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitiannya adalah berdasarkan hasil analisis bahwa Price

  

Earning ratio, Dividend Yield, dan Market to Book ratio berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham.

  Trisnawaty (2009) melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi, Pendanaan, Serta Laba Bersih Terhadap Return Saham”. pendanaan dan Laba bersih. Variabel dependennya: Return saham. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitiannya adalah Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan laba operasi berpengaruh positif terhadap return saham secara simultan. Uji parsial bahwa Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba bersih berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

  .

  No Peneliti/ Tahun Judul Penelitian Variabel Teknik Analisis Data Hasil Penelitian

  1 Auret dan Sinclaire (2006)

  Book to market and

  return on JSE

  Independen:

  Size, Price Earning ratio (P/E), Cash Flow to Price, Dividend Yield ,Price to Net Asset Value, Book to Market Value

  Dependen: Stock return

  Regresi OLS univariat, Regresi bivariat, Regresi multivariat (Regresi linear berganda) 1.

  Regresi OLS univariat: seluruh variabel berpengaruh signifikan.

  2. Regresi Bivariat: Menggunakan 2 variabel independen menunjukkan 1 pasangan variabel berpengaruh signifikan pada level 5% yaitu PE dan Size, sedangkan 4 pasang variabel berpengaruh signifikan pada level 10% yaitu DY dan Size,CFTP dan Size,BTM dan CFTP,btm dan DY.

  3. Regresi multivariate : tidak ada satu pun variabel berpengaruh signifikan pada level 5%

  No Peneliti/ Judul Judul Penelitian

Variabel Teknik

Analisis

  Return on

  Uji Parsial : Ada hubungan positif antara rasio keungan dan return saham. Adjusted R 2 menunjukkan bahwa kekuatan prediksi B/M paling tinggi diantara rasi keuangan dan DY lebih tinggi dari EY.

  Regresi data panel Generalize d Least Squares 1.

  Independen: Dividend Yield,Earnin g Yield,Book to Market ratio Dependen: Stock return

  Financial Ratio as Empericl Predictors of Stock Return.

  4 Kheradyar dan Ibrahim (2011)

  1. MTB dan DY memiliki probabilitas yang tinggi dibanding PE ratio dalam memprediksi Return saham dalam emerging market.

  Model regresi

  Return

  Independen: Price Earning Ratio, Dividen Yield, dan Market to Book ratio Dependen:

  Stock Market:Evide nce from the Emerging Market

  Price Earning Ratio, Dividen Yield and Market to Book Ratio to Predict

  Data Hasil Penelitian

  3 Aras dan Yilmaz (2008)

  Granger kausal dari DY terhadap PE, RE terhadap PE, dan DY terhadap RE.

  Corection : ada hubungan antara variabel dalam jangka panjang dan jangka pendek.RE berpengaruh negatif pada PE dalam jangka panjang, dan DY berpangaruh positif pada PE dalam jangka panjang 3. Uji Granger Causality: ada unidirectional

  1. Hasil statistik deskriptif volalitas nilai P/E ratio lebih tinggi dan membawa karakter lebih variasi dibanding DY dan RE 2. Hasil Uji Cointegration dan Model Error-

  saham Stationarity test, Uji Cointegrati on Johansen, Model Error- Corection, Uji Granger Causality.

  Return

  Price Earning Ratio, Dividend Yield dan

  dividend yield ror Istanbul stock exchange

  return and

  An Emperical Investigation of Relationship among P/E ratio,stock

  2 Funda H Sezgin (2010)

  2. Uji simultan : kombinasi B/M rasio, DY, dan EY dapat memprediksi return saham dan koefisiennya positif. Koefisiennya B/M terbesar dibanding dari semua variabel dan lebih berpengaruh terhadap return saham.

  No Peneliti/ Tahun Judul Penelitian

Variabel Teknik

Analisis

  terhadap stock return di Bursa Efek Indonesia”.

  saham Regresi Linear Berganda 1.

  Market risk berpengaruh negatif signifikan 2. Size berpengaruh negatif signifikan

  3. Book to Market ratio berpengaruh positif tidak signifikan 4. Earning price berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.

  7 Margaretha dan Damayanti (2008)

  Pengaruh

  Price Earning Ratio,Dividen d Yield dan Market to Book Ratio

  Independen:

  Independen: Market risk, Size, Book to Market Ratio, Earning Price Ratio Dependen:

  Price earning ratio, Dividend Yield,

  dan

  Maket to Book Ratio .

  Dependen:

  Stock return

  Regresi linear berganda

  Price Earning ratio,Dividend Yield dan Market to Book ratio

  Return

  saham sektor miscellaneous Industry di BEI Periode 2006-2012.

  Data Hasil Penelitian

  Return

  5 Lijin Pan (2012)

  Which factors explain stock

  return on The

  Shanghai Stock Exchange

  Independen: Market Beta, Price/Earnin g Ratio, Market Value, Book to Market value, Average

  Return ,

  Number of trade Dependen: Stock

  Analisis Data Panel 1.

  return

  Faktor Market Beta, Number of trade, market value, Book to Market value pada pasar yang bergairah dan lesu berpengaruh signifikan terhadap return saham di SSE.

  2. Faktor Number of trade, Book to Market value dalam kondisi pasar yang naik dan lesu berpengaruh positing signifikan

  3. beta dalam pasar yang naik dan turun dan market value berpengaruh negatif.

  4. Price Earning Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.

  5. Average return berpengaruh signifikan.

  6 Harsalim (2013)

  Pengaruh Market Risk, Size, Book to Market ratio, dan Earning price Ratio terhadap

  berpengaruh positif dan signifikan

  No Peneliti /Tahun Judul Penelitian

Variabel Teknik

Analisis

  Data Hasil Penelitian

  8 Trisnawaty (2013)

  Pengaruh Arus Kas Operasi,Inves tasi,pendanaa n,Serta Laba Bersih Terhadap

  Return saham

  Independen: Arus kas operasi,Arus kas investasi ,Arus kas pendanaan, Laba bersih Dependen:

  Return saham.

  Analisis Regresi 1.

  Secara simultan arus kas operasi, investasi pendanaan,serta laba bersih berpengaruh positif signifikan.

  2. Secara parsial Arus kas operasi, Arus kas investasi, Arus kas pendanaan,serta Laba bersih berpengaruh signifikan.

2.3 Kerangka Konseptual

  Berdasarkan uraian teoritis dan penelitian terdahulu maka variabel independen yang terdiri dari: Book to Market Value, Price Earning Ratio,

  

Dividend Yield, Size, Price to Net Asset Value, Cash Flow to Price , sedangkan

variabel dependennya adalah return saham.

  Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh

  pemilik modal atas investasi yang dilakukannya. Dapat dikatakan para pemodal melakukan investasi untuk mendapatkan return. Return saham merupakan selisih antara harga beli saham atau harga saat ini dengan harga jual atau periode sebelumnya. Investor harus benar-benar memahami dan mempertimbangkan bahwa di samping mendapat keuntungan kemungkinan mengalami kerugian karena adanya risiko yang harus dihadapi.

  Keuntungan dan kerugian dipengaruhi kemampuan investor menganalisis keadaan pasar dan harga saham yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kinerja keuangan perusahaan, kekuatan permintaan dan penawaran harga saham, kondisi ekonomi, kondisi politik dan kemampuan analisis investor. lembar saham dengan nilai pasar per lembar saham. Book to market value berpengaruh negatif terhadap return saham. Semakin tinggi book to market maka semakin rendah return saham yang dihasilkan dan sebaliknya. Book to market memiliki kekuatan untuk memprediksi return saham.

  Price earning ratio adalah perbandingan antara harga saham di pasar

  dengan earning per saham. Tingkat pendapatan perusahaan tercermin di earning

  

per share (EPS) yang memiliki hubungan dengan peningkatan harga saham. Jika

semakin tinggi EPS maka semakin tinggi perubahan harga dan return sahamnya.

  Semakin tinggi PER maka semakin tinggi return yang diperoleh.

  Dividend yield merupakan perbandingan antara dividen per lembar saham

  dengan harga pasar per lembar saham. Dividend yield berpengaruh terhadap return saham untuk periode tertentu saja.

  Size merupakan ukuran nilai pasar saham perusahaan di pasar modal.

  Ukuran perusahaan akan mempengaruhi return perusahaan karena perusahaan besar menjadi faktor untuk mengakses pasar modal bagi perusahaan terutama perusahaan besar.

  Price to net asset value merupakan perbandingan antara harga pasar per

  lembar saham dengan nilai aktiva bersih per lembar saham. Price to net asset

  

value digunakan untuk mengukur seberapa besar harga per saham yang

  dibayarkan atas nilai aktiva bersih perusahaan. Harga tersebut akan mempengaruhi minat investor untuk membeli saham tersebut. lembar saham dengan harga per lembar saham. Arus kas dari operasi berpengaruh terhadap return saham karena arus kas bersih operasi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan yang mempengaruhi laba perusahaan. Dengan adanya arus kas yang positif investor yakin bahwa kinerja perusahaan akan baik dan berpengaruh pada harga saham. Jika harga saham meningkat maka akan diperoleh return.

  Berdasarkan tinjauan pustaka dan diperkuat hasil penelitian terdahulu bahwa Book to Market Value, Price Earning Ratio, Dividend Yield, Size, Price to

  Net Asset Value, dan Cash Flow to Price berpengaruh terhadap Return saham.

  Dengan demikian dapat dirumuskan kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :

  Book to Market Value (X 1 ) Price Earning Ratio (X 2 )

  Dividend Yield (X )

3 RETURN

   SAHAM (Y) Size (X 4 ) Price to Net Asset Value (X

  5 ) Cash Flow to Price (X )

  6 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Book to Market Value (BTM), Price Earning Ratio (PER), Dividend Yield (DY), Size, Price to Net Asset Value (PNAV), dan Cash Flow to Price (CFTP) berpengaruh terhadap return saham perusahaan indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia dengan regresi univariat.

  2. Book to Market Value (BTM), Price Earning Ratio (PER), Dividend Yield (DY), Size, Price to Net Asset Value (PNAV), dan Cash Flow to Price (CFTP) berpengaruh terhadap return saham perusahaan indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia dengan regresi bivariat.

  3. Book to Market Value (BTM), Price Earning Ratio (PER), Dividend Yield (DY), Size, Price to Net Asset Value (PNAV), dan Cash Flow to Price (CFTP) berpengaruh terhadap return saham perusahaan indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia dengan regresi linear berganda (multivariat).