ANALISIS KEBIJAKAN TRANSFORMASI PT. JAMSOSTEK (PERSERO) MENJADI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DI KANTOR WILAYAH BANTEN - FISIP Untirta Repository

  

ANALISIS KEBIJAKAN TRANSFORMASI PT. JAMSOSTEK (PERSERO)

MENJADI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

KETENAGAKERJAAN DI KANTOR WILAYAH BANTEN

SKRIPSI

  

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  

Oleh :

MELIYANA AGUSTINA

NIM. 6661110133

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

ABSTRAK

Meliyana Agustina. NIM: 6661110133. Skripsi. 2016. Analisis Kebijakan

Transformasi PT. Jamsostek (Persero) menjadi Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Ketenagakerjaan di Kantor Wilayah Banten. Program Studi Ilmu

Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa. Pembimbing I, Rahmawati, S.Sos., M.Si., Pembimbing II, Yeni

Widyastuti, S.Sos., M.Si.

  Kata Kunci: Analisis Kebijakan, Transformasi.

  Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan dan fenomena yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan transformasi PT. Jamosostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Wilayah Banten, yaitu perubahan struktur organisasi, dimana adanya penambahan karyawan akibat dibentuknya Kantor Cabang Perintis, kurangnya perluasan sosialisasi yang mengakibatkan belum semua tenaga kerja dan perusahaan di wilayah Banten menjadi pendaftar kepesertaan dalam BPJS Ketenagakerjaan, perubahan badan hukum yang semula privat, berubah menjadi badan hukum publik, perubahan sistem kerja Umum dan SDM dalam pengadaan barang dan jasa, perubahan program dan manfaat, kurangnya pantauan dan koordinasi dari pemerintah daerah dan lembaga kepolisian selama proses berlangsungnya transformasi, kurangnya penanganan dan Ketidaksigapan karyawan mengenai pencairan iuran JHT kepada tenaga kerja,. Peneliti tertarik untuk menganalisis kebijakan transformasi PT. Jamosostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan dengan menggunakan teori Dunn tentang Tahap-tahap Analisis Kebijakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pelaksanaan kebijakan BPJS Ketenagakerjaan masih belum dilaksanakan secara optimal, karena sosialisasi masih belum dijalankan dengan baik dan meluas ke seluruh daerah atau tempat, kurang sigapnya karyawan dalam menangani pencairan Jaminan Hari Tua. Peneliti merekomendasikan agar pihak BPJS Ketenagakerjaan melakukan proses pengawasan untuk mengatasi masalah di BPJS Ketenagakerjaan, dan meningkatkan lagi sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya BPJS Ketenagakerjaan.

  

ABSTRACT

Meliyana Agustina. NIM: 6661110133. Thesis. 2016. Analysis of The

Transformation of PT. Jamsostek (Persero) Into The Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan in the Regional Office Banten. Public

Administration Departement. Faculty of Social and Political Sciences. Sultan

st nd

Ageng Tirtayasa University. I Advisor , Rahmawati, S.Sos., M.Si., 2 Advisor,

  Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si.

  Keyword: Analysis of Policy, Transformation.

This research was motivated by the problems and phenomenon related to the

implementation of the transformation policy from PT. Jamsostek (Persero) into The

BPJS Ketenagakerjaan in the Regional Office Banten, which is the strructural change

in organization the addition of employees due to establishment of office channeling

branch offices pioneer, still lack of expansion of socialization that cost not all

workers and companies in Banten became the registrator of participation in the BPJS

Ketenagakerjaan, the legal entity which was orginally a privat, it turns into the

public, change of a system of public and human resources in the procurment of goods

and services, change progrmas and benefits, lack of monitoring and coordination

from the regional goverment and the police during the process of transformation, the

lack of handling and spryness from the employees regarding the disbursement of Old

Age Security dues to labor. Researchers are interested to analyze the transformation

policy PT. Jamsostek (Persero) into The BPJS Ketenagakerjaan using Dunn's theory

about the stages of Policy Analysis. Data collection techniques used by researchers is

interview, observation and documentation. The results showed that the

implementation of policies The BPJS Ketenagakerjaan is still not implemented

optimally, because the socialization process is still not well and not extended

throughout the area or place, employees who are not eager to deal with the

disbursement of Old Age Security. Researchers recommend that the BPJS

Ketenagakerjaan conduct the regulatory process to address the problems in The

BPJS Ketenagakerjaan, and further increase public education about the importance

of the BPJS Ketenagakerjaan.

  

“Kerja keras, Usaha, dan Ikhtiar adalah bagian dari Proses Keberhasilan.

  

Dimana puncak kesuksesannya adalah ketika dia bisa berbagi ilmunya untuk

orang- orang disekitarnya”

  Skripsi ini saya persembahkan untuk Mamah, dan kakak- kakakku. Tanpa doa dan semangat kalian, keberhasilan ini tidak akan terwujud. Terima kasih untuk

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

  Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah Subhanahu Wata‟ala yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya kepada seluruh umat manusia. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad Shallahu‟alahi Wassalam yang telah menjadi suri tauladan dan menjadi penerang dalam menggapai ridha Allah. Terimakasih yang mendalam penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang selalu memberikan doa, motivasi, dan kasih sayangnya yang tidak terhingga.

  Skripsi ini diajukkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “Analisis

  

Kebijakan Transformasi PT. Jamsostek (Persero) Menjadi Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Kantor Wilayah Banten”.

  Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tak lepas dari support dan bantuan banyak pihak yang selalu mendukung penulis baik secara moril maupun materil. Untuk itu, peneliti sampaikan rasa terima kasih kepada Allah Subhanahu Wata‟ala, karena atas keridhaan-Nya, penulis diberikan kemudahan, kelancaran, dan kemajuan dalam pengerjaan skripsi. Tak lupa peneliti juga ingin sampaikan rasa terima kasih kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

  3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Dosen Pembimbing I, terima kasih atas arahan dan bimbingannya yang sabar dan tulus selama proses pengerjaan skripsi;

  4. Bapak Iman Mukhroman, S. Ikom., M. Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

  5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M, Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih atas arahannya dari semester 1 hingga semester 9;

  6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

  7. Bapak Riswanda , MPA., Wakil Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

  8. Ibu Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si, Dosen Pembimbing II, terima kasih atas arahan dan bimbingannya yang sabar dan tulus selama proses pengerjaan

  9. Ibu Ipah Ema Jumiati, S. Sos., M. Si, Dosen Penguji Skripsi, terima kasih atas arahan dan koreksinya dalam skripsi ini;

  10. Seluruh Dosen dan Staff Program Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu dan didikannya selama perkuliahan serta kemudahan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi;

  11. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Banten yang sudah membantu dalam penyediaan data untuk menyelesaikan skripsi;

  12. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten yang sudah membantu dalam penyediaan data untuk menyelesaikan skripsi;

  13. Lembaga Administrasi Negara, yang sudah memberikan kesempatan dan arahan kepada saya untuk bisa belajar (magang) disana, khususnya kepada Ibu Septiana Dwiputrianti, S.E.,M.Com,PhD, Bapak Bambang Suhartono, S.Sos, ME, Ibu Mid Rahmalia, SE, M.Si, Bapak Al Zuhruf, S.Sos,M.Si, Bapak Octa Soehartono, SE, Bapak Pracoyo Cipto Nugroho, S.St, Bapak Trimo, S.Sos, MAP, Bapak Syamsuarman, S.Sos,M.Si, dan Ibu Supinah, S.Sos;

  14. Rasa terimakasih yang besar kepada keluarga terutama Ibu, yang selama ini selalu memberikan semangat, motivasi, dan doa kepada saya, Ibu yang selalu memperjuangkan saya untuk bisa berpendidikan tinggi walaupun tanpa sosok seorang Ayah, kepada kaka saya Farida Wahyuni, yang selalu memberikan semangat, yang selalu setia mendengarkan curahan hati adiknya;

  15. Ibu kedua saya, yaitu Bunda Kiki. Yang juga selalu memberikan doa dan memberikan support yang baik untuk saya, semoga Allah selalu melindungimu dan menjagamu bunda;

  16. Rasa terimakasih yang besar juga kepada orang yang selama ini selalu menemani saya, memberikan semangat kepada saya, yang tak pernah jenuh memberikan arahan kepada saya, yang In Syaa Allah menjadi Calon Pasangan hidup saya, yaitu Andhira Alif Pratama;

  17. Sahabat terbaik saya yaitu Maleowati, Laila, Wiwin, Novi, Puput, Lisa, Rabistiarni, Emak Aan, Nunu, Yafie, Galang, Eja, Tian, Akew, terimakasih banyak kalian selalu ada dan selalu memberikan canda tawa;

  18. Teman sekaligus sahabat seperjuangan Ilmu Administrasi Negara, yang selalu menemani saya, memberikan semangat untuk saya dalam mengerjakan skrispsi ini, Lita, Lilla, ika, Ombes, Lulu, Tata, Diana, Dina, Aida, Risda, Herdandi, Indriyani, Hanisa, Firstyana, Desy, Ocha, dan Ayu.

  19. Teman Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Desa Panyaungan Jaya Ciomas, yaitu Fenny, Suci, Rivani, Sari, Uci, Mbak Eni, Rizki, Jaelani, Dwiki, dan Faisal. Terima kasih kalian sudah menjadi teman yang solid, kerja sama, dan kebersamaan kita akan selamanya saya kenang;

  20. Ibu Lurah Panyaungan Jaya, terima kasih karena ibu sudah menjadi ibu yang baik untuk kami kelompok KKM di Desa Panyaungan Jaya, ibu sudah

  21. Terima kasih juga kepada Rangga, sahabat baru saya, yang sudah membantu saya, untuk bisa penelitian di PT. Krakatau Steel, dan terima kasih karena sudah memberikan semangat untuk saya dalam mengerjakan skripsi;

  Akhir kata penulis berharap berdoa agar pihak-pihak yang telah banyak membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini mendapat imbalan dari Allah Subhanahu Wata‟ala serta penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca umumnya.

  Serang, Februari 2015 Meliyana Agustina

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK ABSTRACT LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................ vi

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

  1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 18

  1.3. Batasan Masalah .......................................................................................... 19

  1.4. Rumusan Masalah ........................................................................................ 19

  1.5. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 19

  1.6. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 20

  1.7. Sistematika Penulisan .................................................................................. 21

  

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

  2.1. Landasan Teori ............................................................................................. 29

  2.1.3. Pengertian Pengembangan Organisasi ............................................... 55

  2.1.4. Perubahan di dalam Organisasi .......................................................... 61

  2.1.5. PT. Jamsostek (Persero) ..................................................................... 73

  2.1.6. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan .................... 75

  2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 80

  2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................................... 85

  2.4. Asumsi Dasar ............................................................................................... 89

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian .............................................................. 90

  

3.2. Fokus Penelitian .......................................................................................... 91

  

3.3. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 91

  

3.4. Variabel Penelitian....................................................................................... 92

  

3.4.1. Definisi Konsep ................................................................................. 92

  

3.4.2. Definisi Operasional .......................................................................... 95

  

3.5. Instrumen Penelitian ................................................................................... 99

  3.6. Informan Penelitian ..................................................................................... 105

  3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 107

  3.8. Jadwal Penelitian ........................................................................................ 110

  BAB IV HASIL PENELITIAN

   4.1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................................. 112

  4.1.1. Deskripsi BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Banten .......................... 112

  4.2. Deskripsi Data ..................................................................................................... 137

  4.2.1. Deskripsi Data Penelitian ............................................................................ 137

  4.2.2. Deskripsi Informan Penelitian ..................................................................... 139

  4.2.4. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................... 142

  4.3. Pembahasan ......................................................................................................... 169

  BAB V PENUTUP

  5.1. Kesimpulan ........................................................................................................... 185

  5.2. Saran ..................................................................................................................... 187

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. xi

LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  1.1 Persentase Ketercapaian Kepesertaan Tenaga Kerja di BPJS Ketenaga- kerjaan Kanwil Banten (Januari 2014-April 2015) .............................................. 11

  1.2 Persentase Ketercapaian Kepesertaan Perusahaan di BPJS Ketenaga- kerjaan Kanwil Banten (Januari 2014-April 2015) .............................................. 13

  

1.3 Perubahan Program dan Manfaat ......................................................................... 15

  

2.1 Pendekatan Pemantauan Hasil Kebijakan ............................................................ 44

  

2.2 Tahap Analisis Kebijakan Subarsono .................................................................. 48

  

3.1 Pedoman Wawancara ........................................................................................... 101

  

3.2 Informan Penelitian .............................................................................................. 106

  

3.3 Jadwal Rencana Penelitian ................................................................................... 111

  

4.1 Langkah-langkah Kepesertaan Program Jaminan Hari Tua ................................ 119

  

4.2 Iuran dan Tata Cara Pembayaran ......................................................................... 121

  

4.3 Pembayaran Iuran Program Jaminan Kecelakaan Kerja ...................................... 123

  

4.4 Manfaat dari Program Jaminan Kecelakaan Kerja .............................................. 124

  

4.5 Daftar Informan ................................................................................................... 140

  

4.6 Pembagian Iuran BPJS Ketenagakerjaan antara Pekerja dan Perusahaan ........... 170

  

4.7 Pembahasan dan Temuan di Lapangan ................................................................ 183

  

DAFTAR GAMBAR

  1.1 Struktur Organisasi PT. Jamsostek (Persero) Kanwil Banten ............................. 9

  

1.2 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Banten ................................ 10

  

2.1 Konteks Sistem Kebijakan ................................................................................... 37

  

2.2 Empat Macam Tipe Perubahan Keorganisasian .................................................. 65

  

2.3 Model Perubahan Tiga Langkah .......................................................................... 67

  

2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................................ 88

  

3.1 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif........................................ 108

  4.1 Infrastruktur Hirarki Peraturan, Kebijakan dan Pedoman Good Governance

BPJS Ketenagakerjaan .......................................................................................... 172

  

4.2 Pendaftaran Online Pengajuan Klaim .................................................................. 180

  

4.3 Alur Pelayanan Tenaga Kerja yang Mengalami Kecelakaan Kerja ..................... 182

DAFTAR LAMPIRAN

  1 Surat Ijin Penelitian

  2 Surat Keterangan Penelitian

  3 Pedoman Wawancara

  4 Catatan Lapangan dan Membercheck

  5 Kategorisasi Data Penelitian

  6 Matriks Hasil Wawancara

  7 Dokumentasi Penelitian

  8 Data Pendukung Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Perkembangan kehidupan masyarakat semakin hari semakin mengalami perubahan. Hal ini sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Persoalan perubahan ini, tentunya sejalan juga dengan perubahan yang ada di dalam suatu organisasi atau birokrasi. Manusia hidup selalu membutuhkan organisasi atau birokrasi pemerintahan untuk dapat mengatur dan menjalankan sistem pemerintahan di suatu daerah. Di dalam organisasi atau birokrasi, untuk mencapai tujuan, harus diiringi dengan proses perubahan. Proses perubahan inilah yang nantinya akan menjadikan organisasi atau birokrasi tersebut akan semakin menjadi lebih baik.

  Organisasi atau birokrasi harus mampu melakukan berbagai perubahan dan inovasi organisasional, dan tidak bisa melepaskan diri dari perubahan yang tak terhindarkan. Untuk itu, para birokrat harus selalu siap untuk menghadapi segala macam perubahan dan persoalan-persoalan yang datang.

  Untuk mengelola perubahan, pemimpin seharusnya mengembangkan pendekatan-pendekatan yang sesuai dalam mengadopsi dan mengimplementasikan perubahan itu. Sehingga proses perubahan yang akan anggota organisasi. Pemimpin juga harus mendukung proses perubahan melalui upaya penciptaan organisasi pembelajaran sebagai bagian budaya organisasi.

  Negara Indonesia memiliki tujuan yaitu salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini tertuang didalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 alinea keempat, yakni tujuan dari pembentukkan Pemerintahan di Indonesia adalah untuk memajukkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

  Berdasarkan hal ini, pemerintah melakukan upaya-upaya dalam mewujudkan keadaan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Untuk itu pemerintah membuat dan mengembangkan sistem jaminan sosial bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

  Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, yaitu: dalam Pasal

  28 H ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dan Pasal 34 ayat (1) ayat (2) dan melalui Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor X/MPR/2001, dimana Presiden ditugaskan untuk membentuk sistem jaminan sosial nasional dalam rangka memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat yang lebih menyeluruh dan terpadu. Jaminan sosial ini merupakan satu bentuk sistem perlindungan sosial.

  Sehubungan dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial Nasional, selanjutnya ditindaklanjuti dengan membentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Badan penyelenggara Jaminan Sosial, akan dilaksanakan oleh 2 (dua) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yaitu badan Penyelenggara Jaminan sosial (BPJS) Kesehatan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Transformasi badan-badan penyelenggara jaminan sosial tersebut akan dilanjutkan dengan pengalihan peserta, program, aset dan liabilitas, pegawai, serta hak dan kewajiban.

  Pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) juga akan melahirkan transformasi kelembagaan dari beberapa perusahaan persero yang selama ini ada. Ada tiga derajat transformasi dalam Undang-undang BPJS. Tingkat tertinggi adalah transformasi tegas. Undang-undang BPJS dengan tegas mengubah PT. Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan, membubarkan PT. Jamsostek (Persero) dan mencabut UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek.

  Tahap partama masa peralihan PT. Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan berlangsung selama 2 tahun, mulai 25 November 2011 sampai dengan 31 Desember 2013. Tahap pertama diakhiri dengan pendirian BPJS Ketenagakerjaan pada 1 Januari 2014. Tahap kedua, adalah tahap penyiapan operasionalisasi BPJS Ketenagakerjaan untuk penyelenggaraan program jaminan dengan ketentuan Undang-undang SJSN. Persiapan tahap kedua berlangsung selambat-lambatnya hingga 30 Juni 2015 dan diakhiri dengan beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan untuk menyelenggarakan keempat program tersebut sesuai dengan ketentuan Undang-undang SJSN selambatnya pada 1 Juli 2015.

  Selama masa persiapan, Dewan Komisaris dan Direksi PT. Jamsostek (Persero) ditugasi untuk menyiapkan: pengalihan program Jaminan Kesehatan PT.

  Jamsostek (Persero) kepada BPJS Kesehatan, pengalihan asset dan liabititas serta hak dan kewajiban program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan PT. Jamsostek (Persero) ke BPJS Kesehatan, penyiapan beroperasinya BPJS Ketenagakerjaan berupa pembangunan sistem dan prosedur bagi penyelenggaraan program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kematian, serta sosialisasi program kepada publik, yang terakhir adalah pengalihan asset dan liabilitas pegawai serta hak dan kewajiban PT. Jamsostek (Persero) ke BPJS Ketenagakerjaan.

  Tingkat kedua adalah transformasi tidak tegas. Undang-undang BPJS tidak secara eksplisit mengubah PT. Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan, maupun pencabutan peraturan perundangan terkait pembentukan PT. Askes (Persero) . UU BPJS hanya menyatakan pembubaran PT. Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan sejak beroperasinya BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014. Perubahan PT. Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan tersirat dalam kata pembubaran PT.

  Masa persiapan transformasi PT. Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan adalah selama dua tahun terhitung mulai 25 November 2011 sampai dengan 31 Desember 2013. Dalam masa persiapan, Dewan Komisaris dan Direksi PT. Askes (Persero) ditugasi untuk menyiapkan operasional BPJS Kesehatan, serta menyiapkan pengalihan asset dan liabilitas, pegawai serta hak dan kewajiban PT.

  Askes (Persero) ke BPJS Kesehatan. Penyiapan operasional BPJS Kesehatan mencakup: penyusunan sistem dan prosedur operasioan BPJS Kesehatan, sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan, penentuan program jaminan kesehatan yang sesuai dengan Undang-undang SJSN, koordinasi dengan Kementrian Kesehatan untuk mengalihkan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), koordinasi dengan Kementrian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan Polisi Republik Indonesia untuk mengalihkan penyelenggaraan program pelayanan kesehatan bagi anggota TNI/POLRI, yang terakhir koordinasi dengan PT. Jamsostek (Persero) untuk mengalihkan penyelenggaraan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek.

  Tingkat ketiga adalah tidak bertransformasi. Undang-undang BPJS tidak menyatakan perubahan maupun pembubaran PT. Asabri (Persero) dan PT. Taspen (Persero). UU BPJS hanya mengalihkan fungsi kedua Persero yaitu penyelenggaraan program perlindungan hari tua dan pembayaran pensiun yang diselenggarakan oleh keduanya ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat pada tahun program yang diselenggarakan oleh keduanya ke peraturan Pemerintah. Berikut ketentuan yang mengatur pengalihan program PT. Asabri (Persero) dan PT. Taspen (Persero): Pasal 65 ayat 1, PT. Asabri (Persero) menyelesaikan pengalihan program Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan program pembayaran pension ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029. Pasal 65 ayat 2, PT.

  Taspen (Persero) menyelesaikan pengalihan program tabungan hari tua dan program pembayaran tabungan hari tua dan program embayaran pensiun dari PT.

  Taspen (Persero) ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029. Undang- undang mewajibkan PT. Asabri (Persero) dan PT. Taspen (Persero) untuk menyusun roadmap transformasi paling lambat tahun 2014.

  Program PT. Jamsostek diselenggarakan dengan pertimbangan selain untuk memberikan ketenangan kerja juga karena dianggap mempunyai dampak positif terhadap usaha-usaha peningkatan disiplin dan produktifitas tenaga kerja. Program Jamsostek diselenggarakan untuk memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya. Program Jamsostek juga merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja.

  Sebagai badan hukum publik, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada pejabat publik yang diwaliki oleh Presiden. BPJS menyampaikan kinerjanya dalam bentuk keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik kepada Presiden. Laporan tersebut harus dengan tembusan kepada DJSN, paling lambat 30 Juni tahun berikutnya.

  Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Undang-undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial memberi kata „transformasi‟ sebagai perubahan bentuk BUMN Persero yang menyelenggarakan program jaminan sosial, menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Perubahan bentuk bermakna perubahan karakteristik badan penyelengara jaminan sosial sebagai penyesuaian atas perubahan filosofi penyelenggaraan program jaminan sosial. Perubahan karakteristik berarti perubahan bentuk badan hukum yang mencakup pendirian, ruang lingkup kerja dan kewenangan badan. Siagian (2007:230) mengemukakan bahwa transformasi organisasi bermakna upaya perubahan yang dilakukan bersifat drastis dan mendadak yang diarahkan pada tiga faktor organisasional, yaitu: struktur organisasi, proses manajemen, dan kultur organisasi.

  Terkait perubahan filosofi penyelenggaraan jaminan sosial ini, misi yang dilaksanakan oleh keempat Persero (PT. Jamsostek, PT. Askes, PT. Asabri dan PT.

  Taspen) merujuk pada peraturan perundangan yang mengatur program jaminan sosial bagi berbagai kelompok pekerja. Walaupun program-program jaminan sosial yang tengah berlangsung saat ini diatur dalam peraturan perundangan yang berlainan, keempat Persero mengemban misi yang sama. Misi keempat Persero atau menggairahkan semangat kerja para pekerja. Sehingga pekerja tidak merasakan dihawatirkan bilamana terjadinya masalah atau kecelakaan pada waktu mereka berangkat kerja ataupun sedang kerja.

  Untuk memperkecil pembahasan dan lokus penelitian, peneliti mengambil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan ini untuk peneliti fokuskan pada pembahasan skripsi. Di dalam lapangan yang berlokuskan di BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Wilayah Banten, peneliti menemukan adanya fenomena terkait dengan kebijakan transformasi dari PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Adapun fenomena yang peneliti temukan disini adalah, Pertama, adanya perubahan pada struktur organisasi di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Banten. Perubahan pertambahan kepegawaian di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Banten, dipengaruhi dari pembentukan Kantor Cabang Perintis (KCP). Hal ini membutuhkan tenaga kerja-tenaga kerja baru dalam membantu tugas dan tanggung jawab BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Banten.

  Sehingga merekrut kepegawaian lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Adapun dibawah KC Serang terdapat 4 KCP yaitu: KCP Lebak, KCP Labuan, KCP Cilegon, dan KCP Cikande. Dibawah KC BSD terdapat 2 KCP yaitu: KCP Ciputat, KCP Bintaro. Dibawah KC Cimone terdapat 1 KCP yaitu KCP Pasar Kamis.

  Dibawah KC Batu Ceper ada 1 KCP yaitu KCP Dadap. Untuk KC Cikupa dan KC Cikokol, pembentukan KCP masih dalam proses pembentukan. Adapun Perubahan

Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Jamsostek (Persero) Kanwil Banten

  Kepala KANWIL Banten Sekretaris Keuangan &

  Umum & Manajemen Pelayanan Pemasaran

  Senior Teknologi SDM Mutu & Wilayah Wilayah

  Analis Informasi Wilayah Risiko Wilayah

  Wilayah Wilayah Spesialis Spesialis Penata Penata Penata Pemasaran Manajemen Madya Madya Umum Formal Program Umum Keuangan Manajemen

  Kanwil JPK-JKK Mutu Spesialis Penata Penata Penata Penata

  Manajemen Umum Madya Madya TI Utama Account Manajemen SDM Manajemen Kanwil Pelayanan

  Risiko Penata Utama Penata Penata

  Pengendalian Utama Utama Internal Pemasaran Manajemen

  Informal Program Kanwil JHT-Jk Penata Madya

  

Kantor Cabang

Pengelolaan

Gambar 1.2 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Banten

  

Kepala KANWIL

Banten

Sekretaris Pemasaran Pelayanan Keuangan & Manajemen

  Umum & Senior Wilayah Wilayah Teknologi Mutu &

  m SDM

  Analis Informasi Risiko Wilayah

  Wilayah Wilayah Wilayah Penata Penata Penata Penata Penata Utama Senior Utama Madya Madya Manajemen

  Pemasaran Manajemen Umum Keuangan Mutu Penerima Pelayanan Upah Penata Penata Penata Penata Penata Utama

  Senior Madya Madya Madya TI Manajemen Manajemen Pelayanan SDM Risiko Account Kanwil

  Penata Senior Penata Utama Pemasaran

  Pengendalian Bukan Internal Petugas Pengawasan

  Penerima dan Pemeriksaan Upah Penata Madya

  Pemasaran Kantor Cabang

  Kedua, kurangnya perluasan sosialisasi dalam menggerakkan pertambahan kepesertaan sehingga belum semua tenaga kerja dan perusahaan di wilayah Banten menjadi pendaftar kepesertaan dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Berikut adalah tabel 1.1 Kepesertaan Tenaga Kerja dan Tabel 1.2 Kepesertaan Perusahaan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan wilayah Banten.

Tabel 1.1 Persentase Ketercapaian Kepesertaan Tenaga Kerja di BPJS Ketenagakerjaan

  

wilayah Banten (Januari 2014-April 2015)

Tenaga Kerja Tenaga Kerja Jasa Tenaga Kerja Jaminan Penerima Upah Konstruksi Tenaga Kerja BPU Pensiun

  

No Kacab Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %

  1 Serang 132823 18696

  • 18407 83,9% 35195 785 2,2% 11259 - 14,1% 21949

  2 Cikokol 146971 26274 17,9% 21649 2647 12,2% 12550 - - 1930 15,4% 12558

  3 Cimone 57796 9310 16,1% 1380 571 41,4% 2612 1785 68,3% - - 4863

  4 BSD 50172 9021 17,9% 15734 4815 30,6% 2145 180 8,4% 4036 - -

  5 Cikupa 104604 12725 12,2% 2597 1596 61,4% 13160 440 3,3% 8966 - -

  6 Batuceper 50416

  • 15271 30,3% 2635 769 29,2% 3729 Total 542782 91297 16,8% 63309
  • 28036 44,3% 68297 5889 8,6% 45411

  (Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Banten) Dari tabel 1.1 tersebut menjelaskan bahwa kepesertaan tenaga kerja di BPJS

  Ketenagakerjaan wilayah Banten pada realisasinya belum maksimal dengan kata lain belum sampai mencapai target yang telah ditentukan dari pusat, karena untuk persentase ketercapaian kepesertaan tenaga kerja bila dibandingkan dengan apa yang telah di tergetkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan penerima upah dengan jumlah kepesertaan 542.782 tenaga kerja. Namun pada realisasinya hanya mencapai 91.297 tenaga kerja yang aktif dengan persentase ketercapaian 16,8% dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Banten. Selanjutnya Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan menargetkan tenaga kerja jasa konstruksi dengan jumlah kepesertaan 63.309 tenaga kerja. Namun pada realisasinya hanya mencapai 28.036 tenaga kerja yang aktif dengan persentase ketercapaian 44,3% dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Banten.

  Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan juga menargetkan tenaga kerja bukan penerima upah dengan jumlah kepesertaan 68.297 tenaga kerja. Namun pada realisasinya hanya mencapai 5.889 tenaga kerja yang aktif dengan persentase ketercapaian 8,6% dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Banten.

  Terakhir Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan menargetkan tenaga kerja jaminan pensiun dengan jumlah 45.411 tenaga kerja. Namun disini, pada realisasinya tidak ada satupun tenaga kerja yang ikut turut menjadi kepesertaan di BPJS Ketenagakerjaan wilayah Banten di karenakan tenaga kerja jaminan pensiun, jaminannya masih dicover oleh perusahaan jaminan pensiunnya itu sendiri.

  Sehingga tenaga kerja jaminan pensiun tidak ada realisasi dan persentase ketercapaiannya.

Tabel 1.2 Persentase Ketercapaian Kepesertaan Perusahaan di BPJS Ketenagakerjaan wilayah Banten (Januari 2014-April 2015) Perusahaan Penerima Perusahaan Jasa Perusahaan Program Upah Konstruksi Jaminan Pensiun

  

No Kacab Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %

  • - 1 Serang 655 212 32% 1717 547 32%

  36 -

  2 Cikokol 663 204 31% 627 29 5% -

  43 -

  3 Cimone

  • - 47

  15 32%

  22 - 342 108 32%

  4 BSD 502 121 24 14%

  27 -

  • 24% 177
    • - 5 Cikupa 448 108 24%

      72 - 24 33%

      28 -

      6 Batuceper 560 171 31% 24 - - - -

    • - - Total 3170 924 29% 2640 639 24% 180 (Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Banten)

      Dari Tabel 1.2 tersebut menjelaskan bahwa kepesertaan perusahaan di BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Banten belum maksimal, dengan kata lain belum sampai mencapai target yang telah ditentukan dari pusat. Kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan menargetkan perusahaan penerima upah dengan jumlah kepesertaan 3.170 perusahaan. Namun pada realisasinya hanya mencapai 924 perusahaan yang menjadi kepesertaan aktif dengan persentase ketercapaiannya adalah 29% di BPJS Ketenagakerjaan wilayah Banten. Sedangkan pada perusahaan jasa konstruksi, kantor Pusat BPJS Ketenagakerjaan menargetkan kepesertaan dengan jumlah 2.640 perusahaan. Namun realisasinya hanya 639 perusahaan yang menjadi kepesertaan aktif dengan persentase ketercapaiannya adalah 24% di BPJS perusahaan program jaminan pensiun dengan jumlah kepesertaan 180 perusahaan. Namun pada realisasinya tidak ada satupun perusahaan yang menjadi kepesertaan di BPJS Ketenagakerjaan wilayah Banten. Dikarenakan perusahaan jaminan pensiun masih memiliki program jaminan yang mengcover tenaga kerjanya sebelum adanya BPJS Ketenagakerjaan, perusahaan masih mempercayai program yang sebelumnya sudah ditetapkan, belum adanya keputusan dari perusahaan untuk bisa menjadi kepesertaan di BPJS Ketenagakerjaan. Sehingga tidak adanya realisasi dari perusahaan program jaminan pensiun.

      Ketiga, perubahan status badan hukum organisasi, dimana ketika menjadi PT. Jamsostek (Persero) merupakan badan hukum persero/privat, berorientasi profit (keuntungan), fokus pelanggan dan pemegang saham yang berkoordinasi dibawah Kementerian BUMN, berubah menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan merupakan badan hukum publik, berorientasi sosial, memfokuskan pada kepentingan warga negara sesuai mandat Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya yang berkedudukan langsung dibawah Presiden.

      Keempat, perubahan sistem kerja bagian Umum dan SDM dalam pengadaan barang dan jasa atau belanja modal. Ketika masih menjadi PT. Jamsostek, dalam transaksi pengadaan barang dan jasa atau belanja modal masih melakukan secara manual yaitu, pertemuan langsung atau tatap muka langsung. Sekarang menjadi BPJS ketenagakerjaan sudah menggunakan teknologi yang dapat memudahkan dikemukakan bahwa Perubahan sistem kerja Umum dan SDM dalam pengadaan barang dan jasa atau belanja modal yang sekarang sudah melakukan transaksi secara teknologi, tujuan perubahan ini, meminimalisir kecurangan yaitu adanya

      

    money game (permainan uang) yang terjadi saat terjadinya transaksi secara

      langsung atau manual. Akan tetapi perubahan sistem kerja yang sekarang tentunya tidak lepas dari hambatan atau kelemahannya, yaitu dimulai dari adanya gangguan internet yang tentunya bisa menghambat atau sering kali mengagalkan transaksi, dan sistem yang sekarang digunakanpun masih belum sempurna, atau efektif.

      Kelima, perubahan program dan manfaat. Perubahan program cenderung akan berdampak pada kurangnya pemahaman tenaga kerja dan perusahaan mengenai program dan manfaat sistem penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional dimana terdapat penambahan dan pengurangan program sebagai berikut:

    Tabel 1.3 Perubahan Program dan Manfaat

    PROGRAM LAMA PROGRAM BARU (BPJS NO (PT.JAMSOSTEK) KETENAGAKERJAAN)

      1 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

      2 Jaminan Kematian (JKM) Jaminan Kematian (JKM)

      3 Jaminan Hari Tua (JHT) Jaminan Hari Tua (JHT) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

      4 Jaminan Pensiun (JP) (JPK)

      (Sumber: BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Banten)

      Sistem Jaminan Sosial Nasional mengamanahkan perluasan program perlindungan dan manfaatnya kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia yaitu:

      1. Jaminan Pensiun (JP) untuk tenaga kerja swasta dan informal.

      2. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) untuk seluruh penduduk.

      Keenam, kurangnya pantauan dan koordinasi Pemerintah Daerah dan Lembaga Kepolisian selama proses berlangsungnya transformasi. Pemerintah Daerah berperan sebagai monitoring kebijakan yang dilaksanakan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Banten, agar dapat mengetahui dapat berjalan efektif atau tidak pelaksanaan kebijakan tesebut. Lembaga Kepolisian berperan sebagai pelindung tenaga kerja, dan juga mengawasi bila terjadi hal-hal yang tidak sejalan dengan tujuan. Wawancara peneliti kepada Kepala Umum dan SDM Kantor Wilayah Banten, dikemukakan bahwa saat ini BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Banten kurang adanya kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Lembaga Kepolisian. Hal ini salah satu penyebab bahwa pelaksanaan kebijakan Trasformasi PT. Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan masih kurang maksimal dalam mengatasi masalah terkait pelaksanaan kebijakan BPJS Ketenagakerjaan.