Kebijakan Biro SDM Kemenristekdikti

KEBIJAKAN
BIRO SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Ari Hendrarto Saleh

KEBIJAKAN BIRO SDM
FORMASI
P3K
LHKPN/
LHKASN

TUGAS/IJIN
BELAJAR

BIRO
SDM

SKP


PENGEMBA
NGAN
KOMPETENSI

TUNKIN
DOSEN &
TENDIK
PENGHARGAAN

DISIPLIN
PENSIUN

FORMASI
CPNS

Permenristekdikti no 38 th 2016

tentang tata cara pengangkatan dan
pemberhentian dosen dan tenaga kependidikan
sebagai p3k pada 35 ptnb


Permendiknas No 48 th 2009

tentang pedoman pemberian tugas
belajar bagi pegawai negeri sipil di
lingkungan departemen pendidikan
nasional

Tugas Belajar


Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh
pejabat yang berwenang kepada PNS untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau yang setara
baik di dalam maupun di luar negeri, bukan atas biaya
sendiri, dan meninggalkan tugas sehari-hari sebagai PNS.



Sumber biaya tugas belajar dapat bersumber dari :


1)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

2)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

3)

Bantuan badan / yayasan / lembaga / perusahaan /
organisasi swasta nasional berbadan hukum

4)

Bantuan pihak asing yang tidak mengikat

5)


Sumber lain yang sah

Point Penting Tugas Belajar
1.

Mempunyai jangka waktu tertentu

2.

Mempunyai batas usia maksimal pemberian tugas
belajar

3.

Mempunyai besaran tunjangan keluarga bagi
penerima tugas belajar

4.

Mempunyai prosedur pemberian tugas belajar


5.

Mentaati hak dan kewajiban bagi penerima tugas
belajar

6.

Mempunyai kesempatan pemberian perpanjangan
tugas belajar

Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara

(LHKPN)
PERMENRISTREKDIKTI NO 43 TAHUN 2015

LAPORAN HARTA KEKAYAAN
APARATUR SIPIL NEGERA


(Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 1 Tahun 2015)

LHKPN DAN LHKASN
URAIAN

LHKPN

LHKASN
9

SUBYEK

Pejabat Negara
dan pejabat
strategis serta
potenisal/rawan
KKN

seluruh ASN selain
yang berkewajiban

LHKPN

TUJUAN
PENYAMPAIAN

KPK

Pimpinan Organisasi
Melalui APIP/Itjen

Pengelolaan

KPK

KemenPANRB

LAMPIRAN BUKTI

Wajib melampirkan
bukti


Tidak wajib
melampirkan bukti

WAKTU
PENYAMPAIAN

2 (dua) bulan
setelah menjabat
atau berhenti dari
jabatan

1 (satu) bulan
setelah menjabat
atau berhenti dari
jabatan

WAJIB LHKPN
Uraian


Pasal 2 Ayat 1
dan Ayat 2

Individu
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menteri
Pimpinan Tinggi Madya
Pimpinan Negeri Pratama
Koordinator Kopertis
Sespel Kopertis
Pimpinan PTN :
a.
b.
c.

d.
e.
f.
g.

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

10

Permen
Ristekdikti No
43 Tahun 2015


Pasal

Rektor/Direktur/Ketua
WR/WK/WD
Dekan
PD
Ketua Jurusan
Sekretaris Jurusan
Ketua/Koordinator Prodi

Administrator
Pengawas
KPA
Pejabat Penandatangan SPM
PPK
Auditor
PPBJ
Bendahara Penerimaan dan
Pengeluaran dan Pengeluaran
Pembantu

KEWAJIBAN MENYUSUN SKP
DASAR HUKUM

PP No. 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja PNS
2. Perka BKN No. 1 Tahun 2013
tentang Ketentuan Pelaksanaan
PP No. 46 Tahun 2011
3. PP No. 37 Tahun 2009 tentang
Dosen
4. PermenPAN-RB No. 17 Tahun 2013
tentang Jabatan Fungsional Dosen
dan Angka Kreditnya jo
PermenPAN-RB No. 46 Tahun 2013
1.

TUJUAN SKP
1.

Menjamin objektifitas pembinaan PNS
berdasarkan prestasi kerja

2.

Mendapatkan kesempatan peningkatan
kompetensi, promosi dan kenaikan pangkat

3.

Menjamin kinerja PNS sesuai unjuk kerja
yang nyata sehingga PNS dapat
melakukan perencanaan karirnya

PENGARUH SKP
1.

Menjadi tuntunan atasan dalam
memberikan Promosi, Rotasi,
Penugasan dalam Kegiatan dan
Peningkatan Kompetensi pegawai

2.

Menjadi penentu besaran
tunjangan kinerja sesuai
Permenristekdikti No. 31 tahun 2016

3.

Menjadi potret kepatuhan PNS
terhadap aturan kepegawaian
yang berlaku karena tidak
menyampaikan SKP dapat
dikategorikan melanggar
kedisiplinan PNS

SKP bukan DP3
1.
2.
3.

4.
5.

Dinilai Kinerja reel individu : Ada target dan
ada capaian realisasi,
Janji PNS kepada unit kerja,
SKP mendukung program Reformasi Birokrasi
dimana transparansi dan layanan menjadi
tolok ukur utama penilaian,
Penilaian Perilaku diukur se objektif
mungkin/wajar
Kinerja yang ada dalam SKP outputnya adalah
unjuk kerja yang berkualitas

FORMASI PENGADAAN PEGAWAI

FORMASI PENGADAAN PNS
DASAR HUKUM

PENGADAAN PNS

1.

PP No. 98 Tahun 2000 jo PP No.
11 Tahun 2002

1.

2.

Peraturan Kepala BKN No. 11
Tahun 2002

2.
3.

4.

5.

6.
7.
8.

9.

Penetapan Formasi
Pengumuman Penerimaan
Tatacara Pelamaran
Pembentukkan Panitia
Pelaksana dan Penyiapan
Infrastruktur
Pelaksanaan Tes Kompetensi
Dasar
Seleksi Administrasi
Pelaksanaan Tes Kompetensi
Bidang
Pengumuman Hasil Seleksi
Pemberkasan dan Penetapan
NIP

PENETAPAN FORMASI 2016
1.

Ditetapkan 200 Jenis Jabatan Penunjang
Nawacita

2.

Formasi Kemenristekdikti: 1500 (Surat Menteri
PAN No. R/105/M.PAN-RB/08/2016)

3.

Sebaran Formasi: A. Dosen (1430), B. Auditor
(50), C. Widyaiswara (20)

4.

Syarat Pendidikan: A. Dosen dan Widyaiswara
minimal S2, B. Auditor minimal D3

5.

Pimpinan Unit Kerja Menandatangani Surat
Pernyataan tentang Penetapan Jumlah
Kualifikasi Formasi.

PENGUMUMAN PENERIMAAN
1.

2.

a.
b.

c.

Diumumkan melalui media
Pengumuman Memuat:
massa nasional/lokal (TV, surat a. Jumlah jenis jabatan yang
kabar)
lowong
Diumumkan melalui website
b. Kualifikasi pendidikan yang
Kemenristekdikti/PTN dalam
dibutuhkan
rangka:
c. Syarat yang harus dipenuhi
Diketahui oleh umum,
oleh pelamar
Memberi kesempatan
d. Alamat dan tempat lamaran
mengajukan lamaran,
e. Batas waktu pengajuan surat
Memberi kemungkinan untuk
lamaran
memilih calon yang cakap.
f. Waktu dan tempat seleksi
g.

Lain-lain yang dipandang
perlu.

TATACARA PELAMARAN
1.

Mendaftar di PANSELNAS,

2.

Melengkapi proses pendaftaran pada sistem
online K/L yang dipilih,

3.

Melengkapi persyaratan umum di website
pendaftaran dan website Kemenristekdikti,

4.

Unit kerja wajib memasang persyaratan
pelamar baik umum maupun khusus di website,

5.

Link persyaratan dibuat mudah terlihat dan
mudah diakses oleh pelamar.

KEBIJAKAN PENANGANAN DOSEN

I. GAMBARAN UMUM
Pengertian Dosen
Dosen adalah Pendidik profesional dan ilmuwan
dengan
tugas
utama
mentransformasikan,
mengembangkan,
dan
menyebarluaskan
ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

 Punya Keahlian, Keterampilan, Mandiri sesuai bidangnya
 Profesional
 Personal yang kreatif

Syarat Menjadi Dosen (... JFT berkualitas)

1. Memiliki ijazah Magister (S2) untuk program
diploma dan sarjana, serta ijazah Doktor (S3)
untuk program pascasarjana (diperoleh melalui
pendidikan tinggi program pascasarjana yang
terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian)
2. Memiliki sertifikat pendidik
a. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada dosen selaku
tenaga profesional
b. Sertifikasi pendidik untuk dosen diselenggarakan
oleh
perguruan
tinggi
terakreditasi
yang
menyelenggarakan program pengadaan tenaga
kependidikan yang ditetapkan oleh Pemerintah

Syarat Menjadi Dosen (... JFT berkualitas)
3.

Memiliki kompetensi.

4.

Sehat jasmani dan rohani

5.

Memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan oleh
perguruan tinggi tempat bertugas.

6.

Memiliki kemampuan
pendidikan nasional

untuk

mewujudkan

tujuan

Sertifikat pendidik untuk dosen diberikan setelah memenuhi
syarat sebagai berikut:
a.

memiliki pengalaman kerja sebagai pendidik pada
perguruan tinggi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;

b.

memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya asisten
ahli;

c.

lulus sertifikasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi
yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga
kependidikan pada perguruan tinggi yang ditetapkan
oleh Pemerintah

II.

Strategi Pengelolaan Dosen

(Dasar Hukum PermenPAN dan RB Nomor 17 Tahun 2013)

a.Menyusun ketentuan pelaksanaan jabatan akademik dosen.
b.Menyusun ketentuan teknis jabatan akademik dosen;
c.Menyusun pedoman formasi jabatan Akademik dosen;

d.Menetapkan standar kompetensi jabatan Akademik dosen;
e.Melakukan pengkajian dan pengusulan tunjangan Akademik dosen;
f.Melakukan sosialisasi jabatan Akademik dosen;

g.Mengembangkan sistem informasi jabatan Akademik dosen;
h.Memfasilitasi pelaksanaan jabatan Akademik dosen;
i.Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi Dosen;
j.Memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik dosen;

k.Melakukan monitoring dan evaluasi jabatan Akademik Dosen.

III. Strategi Penanganan Dosen
(Dasar Hukum UU Nomor 14 Tahun 2005 dan PP Nomor 37 Tahun
2009)
Siklus Manajemen Kepegawaian; Mulai dari Pengadaan, Pengembangan, Pembinaan
dan Pemberhentian.
a.Menyangkut kepastian hukum bagi PNS Dosen yang masih memiliki kualifikasi S1.
(Pasal 45 dan 46 UU Nomor 14 Tahun 2005, yang mewajibkan setiap dosen PNS
paling lambat tanggal 30 Desember 2015 wajib memiliki kualifikasi akademik S2
yang diperoleh dari Program Pascasarjana).
b.Bagi yang sampai batas waktu yang ditentukan masih memiliki kualifikasi S1,
diambil tindakan penertiban sebagaimana diamanatkan pada pasal 39 PP Nomor 37
Tahun 2009 yaitu berupa:
 Dialihktugaskan pada kegiatan pekerjaan tenaga kependidikan yang tidak
mempersyaratkan kaulifikasi dan kompetensi dosen.
 Diberhentikan tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, dan
tunjangan khususnya, atau
 Diberhentikan dari jabatan sebagai dosen.

IV. Implementasi Penerapan pasal 39 PP Nomor 37 Tahun 2009
1. Semua PNS Dosen yang masih berkualifikasi S1 diberhentikan dari jabatan
fungsional dosen terhitung mulai tanggal 31 Desember 2015.
2. Bagi yang berusia 58 Tahun atau lebih pada 31 Desember 2015, maka

diusulkan pensiun TMT 1 Januari 2016 dengan memperoleh Kenaikan Pangkat
Pengabdian.
3. Bagi yang berusia 57 tahun atau lebih, tetapi kurang dari 58 tahun dan tidak

bersedia untuk diangkat dalam jabatan lain yang tidak mempersyaratkan
kualifikasi akademik S2, diusulkan permohonan MPP
4. Bagi yang berusia 57 tahun ke bawah dan tidak bersedia mengajukan
permohonan MPP, dialih tugaskan dalam jabatan lain yang tidak mewajibkan
persyaratan kualifikasi akademik S2.
5. Yang memiliki kualifikasi akademik S1 tetapi sedang menjalani studi S2 dan
belum mencapai usia 58 tahun, tetap pada jabatan fungsional dosen tetapi

tunjangan yang melekat diberhentikan sementara dan akan diberikan kembali
tunjangannya setelah menyelesaikan S2.

V. Strategi

mengantisipasi

kemungkinan

kekurangan

Dosen

sebagai akibat pemberhentian Dosen yang masih kualifikasi S1 :


Diterapkan ketentuan permenristekdikti Nomor 2 Tahun 2016
tentang Perubahan atas Permenristekdikti Nomor 26 Tahun 2015

tentang Registrasi Pendidik pada Perguruan Tinggi dimana
dimungkinkan untuk mengangkat sebagai Dosen bagi para pensiunan
Dosen maupun Non Dosen yang memiliki kualifikasi minimal S2
melalui jalur NIDK.

PESAN PRESIDEN
1. Tingkatkan kualitas pelayanan pendidikan


Dosen perlu terus bebenah



Dosen perlu merombak pola pikir ke arah penciptaan
enterpreuner mahasiswanya



Pimpinan PTN perlu memperhatikan kondisi infrastruktur dan
peralatan pendidikannya



Pimpinan kementerian terus memonitor program beasiswa
bagi kalangan tidak mampu tapi mempunyai kemampuan
intelektual

PESAN PRESIDEN (lanjutan)
2. Lakukan edukasi dan pemasyarakatan budaya
iptek dalam masyarakat


Bagaimana bisa muncul semakin banyak tenaga siap
pakai yang kompeten dan memenuhi standar kualifikasi
dunia kerja



Mahasiswa harus mampu membaca peluang

PESAN MENRISTEKDIKTI
1. Perkuat bidang kerjasama iptek dalam
bidang


Teknologi penerbangan dan antariksa



Teknologi informasi dan komunikasi



Teknologi kesehatan dan obat-obatan

2. Hentikan jabatan fungsional bagi dosen
yang belum S2


Harapannya dosen-dosen terpacu untuk
menyelesaikan studi S2-nya sehingga kualitas
SDM diharapkan bisa lebih baik

GOOD NEWS
1. Perpustakaan Nasional RI (PNRI) telah
berlangganan beberapa databasae
jurnal nasional dan internasional
terkemuka untuk berbagai bidang
ilmu
2. Cara mendaftar


http://keanggotaan.pnri.go.id/daftar.aspx



Mendapatkan nomor aggota PNRI



Masuk ke http://e-resource.pnri.go.id daftarkan
username dan password dengan memakai nomor
anggota PNRI

JUMLAH KEKUATAN SDM PERGURUAN TINGGI

DOSEN PNS

DOSEN NON-PNS

TENDIK PNS

TENDIK NONPNS

75641

12101

41441

33748

TOTAL PNS

117082

TOTAL NON-PNS

45849

Data per 31 Agustus 2016