ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BERAS DENGAN ALAT OMPLONG DI DESA JUNGKARANG KECAMATAN JRENGIK KABUPATEN SAMPANG.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BERAS
DENGAN ALAT OMPLONG DI DESA JUNGKARANG
KECAMATAN JRENGIK KABUPATEN SAMPANG

SKRIPSI
Oleh:
Hifni Mustofa
NIM: C02212058

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (muamalah)
SURABAYA
2016

KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

PERPUSTAKAAN
Jl. Jend. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8431972 Fax.031-8413300

E-Mail: perpus@uinsby.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika UIN Sunan Ampel Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama

: Hifni Mustofa

NIM

: C02212058

Fakultas/Jurusan : Syari’ah dan Hukum/Hukum Ekonomi Syariah (muamalah)
E-mail address

: khifnymus@gmail.com

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Perpustakaan
UIN Sunan Ampel Surabaya, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif atas karya ilmiah :

Sekripsi
Tesis
Desertasi
Lain-lain (……………………………)
yang berjudul :
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BERAS DENGAN
ALAT OMPLONG DI DESA JUNGKARANG KECAMATAN JRENGIK KABUPATEN
SAMPANG
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini
Perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-media/format-kan,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan/mempublikasikannya di Internet atau media lain secara fulltext untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UIN
Sunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta
dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 24 Agustus 2016
Penulis


(

Hifni Mustofa

)

ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Analisis Hukum Islam terhadap praktik jual beli
beras dengan alat omplong di Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten
Sampang”. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana
praktik jual beli beras dengan alat omplong?. Bagaimana analisis hukum Islam
terhadap praktik jual beli beras dengan alat omplong?
Skripsi ini merupakan hasil penelitiam lapangan (field research) di desa
Jungkarang Jrengik Sampang, dengan menggunakan teknik observasi dan
wawancara (interview). Selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis dengan
menggunakan metode deskriptif analisis, yakni data tentang praktik jual beli
beras dengan alat omplong di Desa Jungkarang Jrengik Sampang yang disertai
analisis untuk diambil kesimpulan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa: Jual beli beras dengan alat omplong di Desa Jungkarang dilakukan di
tempat penggilingan padi, di rumah pedagang atau tengkulak dan toko-toko yang
menyediakan beras. Pedagang/tengkulak menakar barang menggunakan dua
omplong. Dengan bertanya terlebih dahulu kepada masyarakat yang ingin
menjual atau membeli beras. Ketika masyarakat akan menjual maka pedagang
akan mengambil takaran yang lebih besar. Namun ketika masyarakat akan
membeli beras pedagang akan mengambil takaran yang lebih kecil. Jual beli
beras dengan alat omplong ini sah karena syarat dan rukunnya telah terpenuhi
meskipun dalam praktiknya takaran yang digunakan tidak seimbang ada takaran
yang lebih besar dan kecil, namun itu tidak masalah bagi masyarkat karena
selisihnya sanga sedikit dan itu dianggap wajar. Mereka saling merelakan (rida)
dan keberadaannya pun dirasa membantu terutama ketika keadaan mendesak.
Penulis menyarankan kepada para pedagang hendaknya transparan dan
tidak mencari keuntungan semata dalam menjalankan usahanya, dan bagi
masyarakat disarankan ketika melakukan kegiatan ekonomi seperti jual beli
hendak lebih cermat agar tidak merasa dirugikan. Hal itu agar mendapat berkah
dan dapat terjalin hubungan yang baik antarsesama manusia melalui jual beli
yang sesuai dengan ketentuan hukum Islam.

vii


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR TRANSLITERASI ......................................................................... xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................

1

B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah ................................

7

C. Rumusan Masalah .......................................................................

7

D. Kajian Pustaka ............................................................................

8

E. Tujuan Penelitian........................................................................

12


F. Kegunaan Hasil Penelitian .........................................................

13

G. Definisi Operasional ...................................................................

14

H. Metode Penelitian .......................................................................

15

I. Sistematika Pembahasan ............................................................

19

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


BAB II JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

BAB III

A. Pengertian Jual Beli ....................................................................
B. Dasar Hukum Jual Beli ...............................................................

21
23

C. Rukun dan Syarat Jual Beli ........................................................

25

D. Khiyar dalam Jual Beli ...............................................................

31

E. Bentuk-bentuk Jual Beli .............................................................


33

F. Jual Beli yang dilarang dalam Islam ..........................................

35

PRAKTIK JUAL BELI BERAS DENGAN ALAT OMPLONG
DI DESA JUNGKARANG KECAMATAN JRENGIK
SAMPANG
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..........................................

45

1. Letak geografis dan struktur pemerintah ..............................

45

2. Kondisi sosial agama .............................................................

48


3. Kondisi sosial budaya ............................................................

59

4. Kondisi pendidikan ................................................................

50

5. Kondisi sosial ekonomi ..........................................................

51

B. Sistematika Praktik Jual Beli Beras dengan Alat Omplong di
Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang ......

52

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL
BELI BERAS DENGAN ALAT OMPLONG DI DESA

JUNGKARANG KECAMATAN JRENGIK KABUPATEN
SAMPANG
A. Analisis terhadap Praktik Jual Beli Beras dengan Alat Omplong di
Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang ...... 61
B. Analisis Hukum Islam terhadap Praktik Jual Beli Beras dengan Alat
Omplong di Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten
Sampang ..................................................................................... 65
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................

73

B. Saran ...........................................................................................

74

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kata muamalah berasal dari kata ( ‫ ) المعا ملة‬yang secara etimologi
sama dan semakna dengan al-mufa>’alah (saling berbuat). Kata ini
menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan
seseorang atau seseorang dengan beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan
masing-masing. Fikih muamalah secara terminologi didefinisikan sebagai
hukum-hukum yang berkaitan dengan tindakan hukum manusia dalam
persoalan-persoalan keduniaan.1Misalnya, dalam persoalan jual beli, utang
piutang, kerjasama dagang, perserikatan dan Lain-lain.
Seperti di dalam pembagian muamalah, yakni ruang lingkup fikih
muamalah juga terbagi, salah satunya mengenai permasalahan jual beli (al-

ba‘y al-tija>rah). Allah Swt. berfirman :

َ٩٢: ‫تبور ُفا طر‬

ً ‫ير جو تِ ا ر‬

Mereka mengharapkan tija>rah (perdagangan) yang tidak akan rugi.
(QS. Fathir ayat: 29).2
Jual beli (al-bay’) secara bahasa ialah memindahkan hak milik
terhadap benda dengan akad saling mengganti. Adapula yang mendefinisikan

1

Abdulla>h as-Sattar Fatulla>h Sa’id, Al-Mua>mlat fi al-Isla>m, ( Mekkah: Rabithah al-Ala>m al
Isla>mi : Idarah al-Kita al-Isla>mi, 1402 H), 12.
2
Departemen Agama RI, Al-qur`an dan Tafsirnya, ( Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 164.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

jual beli sebagai sebagai pemilikan terhadap harta atau manfaat untuk
selamanya dengan bayaran harta.3
Dalam menguraikan apa yang dimaksud dengan Al-ma>l (harta),
terdapat perbedaan pendapat antara ulama Hanafiyah dengan jumhur ulama.
Menurut jumhur ulama, yang dikatakan Al-ma>l adalah materi dan manfaat.
Oleh sebab itu, manfaat dari suatu benda, menurut mereka dapat diperjual
belikan. Ulama mazhab Hanafi mengartikan dengan suatu materi yang
mempunyai nilai. Oleh sebab itu manfaat dan hak-hak, menurut mereka
tidak boleh dijadikan objek jual beli.4
Dasar hukum diperbolehkan jual beli, terdapat dalam Alqur`an surah
Albaqarah ayat 275 dan 198 Allah Swt. telah berfirman:

‫ه اْبيع و حر ا رِ بوْا‬
ُ ‫واحَا‬
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.5

َ‫ فاءِ ا افضت ِّ عرفتٍ فا ْكُروا اه‬, ُ ِ‫يس ع ي ُ ج احٌ ا ْ تبتغوا فضًا ِ رب‬
‫ وا ْكُرو ك ا د ى ُ واِ ْ كُ ت قبِ ِ ِ ا ضا ِي‬,ِ ‫عِ داْمَْرِاَْرا‬
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil
perniagaan) dari tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ‘Arofat,
berdzikirlah kepada allah di Masy’arilharam. Dan berdzikirlah (dengan
menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukannya kepadamu, dan
sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang
sesat.6

Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat, (Jakarta: AMZAH, 2010), 25.
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, 112.
5
Ibid.
6
Abdul Rahman Ghazaly DKK, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2010), 69.
3

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Pada hakikatnya, Islam tidak melarang segala bentuk jual beli apapun
selama tidak merugikan salah satu pihak dan selama tidak melanggar aturanaturan yang telah ditetapkan dan diserukan agar tetap memelihara ukhuwah

Isla>miyah. Bahkan dalam hal pengembangan perekonomian yang mapan,
Islam sangat menganjurkannya. Dalam aturan hukum Islam manusia telah
dilarang memakan harta sesama atau memakan harta yang diperoleh dengan
jalan batil (tidak sah) seperti halnya telah dijelaskan dalam firman Allah
Swt. dalam surah Annisa’, ayat 29:

ُ ِ ‫يااي ا اَ ِي ا وا ات ْأ كُُو ا و ُ بي ُ بِااْ با طِ ِ ِاَا ا ْ ت ُو ِت ا ر ً ع تراض‬
‫و اتقْتُوا ا فُس ُ اِ َ اه كا بِ ُ ر حِي ا‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaaan
yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha penyayang kepadamu.7
Sesuai dengan ketetapan hukum maksudnya ialah memenuhi
persyaratan – persyaratan, rukun – rukun, dan hal – hal lain yang ada
kaitannya dengan jual beli sehingga bila syarat – syarat dan rukunnya tidak
terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syarak.
Benda dapat mencakup pengertian barang dan uang, sedangkan sifat
benda tersebut harus dapat dinilai, yakni benda – benda yang berharga dan
dapat dibenarkan penggunaanya menurut syarak.

7

Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Tafsirnya, …153.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Selain jual beli yang diperbolehkan ada pula jual beli yang dilarang
dan batal hukumnya adalah, barang yang dihukumi najis oleh agama, seperti
anjing, babi, berhala, bangkai, dan khamr, Nabi saw. bersabda:

ِ‫إِ َ اه و ر سو حر بيع اَ رِ و اْ يتة‬

‫قا‬

‫ع جا بِر ر ض ا َ ر سو اه‬

َ ‫س‬

‫واْخِ زِ ي ِر و َأ ص ا ِ ُر و أ ا بخار‬

Dari jabir r.a, Rasulullah Saw. Bersabda sesungguhnya Allah dan
rasul-Nya telah mengharamkan menjual arak, bangkai babi, dan berhala.
(riwayat bukhari dan muslim).8
Dalam menyelesaikan segala macam persoalan dalam jual beli dan
perdagangan jika

dilaksanakan

tanpa memperhatikan aturan yang

ditentukan oleh syarak pastinya akan menimbulkan kerusakan dalam
masyarakat. Nafsu berperan penting mendorong manusia untuk mengambil
keuntungan

sebanyak-banyaknya

dengan menghalalkan berbagai cara,

seperti halnya melakukan kecurangan dalam ukuran dan takaran serta
manipulasi dalam kualitas barang dagangan. Jika itu yang terjadi jangan
heran jika terjadi kerusakan dalam sendi perekonomian masyarakat. Oleh
karenanya dalam Islam menerapkan sistem ekonomi yang berbeda,
dimana Islam memiliki akar dalam syariah yang membentuk pandangan dunia
sekaligus sasaran-sasaran dan maqa>s}id Ash-shari>ah.9
Untuk mewujudkan kesejahteraan bagi

masyarakat di Indonesia,

dibutuhkan sebuah bentuk kemitraan sebagai kerjasama antara pihak yang
mempunyai modal dengan pihak yang mempunyai keahlian usaha dengan

8

Al Imam Al Bukhari, Hadits Shahih Bukhari, (Surabaya: Gita Media Pres, 2009), 458.

9

Hasbi Ash Shidiqie, Hukum Hukum Fikih Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), 469.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
Walaupun demikian, realitanya masih banyak praktik jual beli yang
masih ada unsur penipuan dan pemaksaan dan itu merugikan salah satu pihak.
Dalam perkembangan yang sudah modern seperti sekarang ini, maka praktik
jual beli beraneka ragam bentuk maupun caranya.
Demikian pula yang terjadi di Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik
Kabupaten Sampang ini, mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani
padi dan beragama Islam. Sebagian masyarakat di sana masih melakukan
transaksi jual beli khususnya Jual beli beras dengan menggunakan alat
takaran yang masih tradisional yang disebut omplong.
Jual beli dengan alat ini tidak jauh berbeda dengan jual beli yang lain,
seperti menggunakan timbangan atau yang lainnya. Perbedaannya di sini
menggunakan takaran tradisional yang disebut omplong. Bentuknya seperti
kaleng susu namun lebih besar dan ukurannya sama dengan literan tetapi
tidak mempunyai ukuran standart baku atau pasti, sehingga di sini terdapat
celah yang bisa dimanfaatkan untuk memanipulasi takaran itu, semisal
membuatnya lebih kecil untuk mendapat keuntungan yang lebih besar dari
biasanya. Hal ini di indikasikan tidak sesuai dengan firman Allah (QS.
Almutaffifi>n ayat 1-6).
             
              
 

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orangorang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,
Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka
mengurangi. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya
mereka akan dibangkitkan, Pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika)
manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.10
Yang dimaksud dengan orang-orang yang curang di sini ialah orangorang yang curang dalam menakar dan menimbang. Kaitannya dengan
penelitian ini yaitu ketika pedagang dalam hal ini sebagai pembeli menerima
barang dari penjual yaitu masyarakat, pedagang ini menggunakan takaran
seperti biasanya namun ketika pedagang ini menjual kepada masyarakat
dalam hal ini sebagai pembeli, pedagang tersebut menggunakan takaran yang
sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi lebih kecil dan
hasilnya isi takaran pun semakin sedikit.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti menganggap bahwa
masalah tersebut perlu dikaji secara mendalam untuk melihat dari pandangan
hukum Islam menyangkut praktik jual beli beras dengan alat omplong di
Desa Jungkarang. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul skripsi
“Analisis Hukum Islam terhadap jual beli beras dengan alat omplong di Desa
Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang”.

10

Departemen Agama RI, Al-quran dan Tafsirnya, …585.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Menjelaskan kemungkinan-kemungkinan cakupan yang dapat
muncul dalam penelitian dengan melakukan identifikasi dan inventarisasi
sebanyak-banyaknya

kemungkinan

yang

dapat

diduga

sebagai

masalah.11Yaitu:
1. Proses terjadinya praktik jual beli dengan alat omplong.
2. Rukun dan Syarat jual beli beras dengan alat omplong.
3. Praktik jual beli dengan alat omplong dalam hukum Islam
4. Analisis hukum Islam terhadap jual beli beras dengan alat omplong di
Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang.
Agar pokok permasalahan di atas lebih terarah, maka yang perlu
dikaji dan menetapkan batasan-batasan pada :
1. Praktik jual beli beras dengan alat omplong di Desa Jungkarang
Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang.
2. Analisis hukum Islam terhadap jual beli beras dengan alat omplong di
Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang.

C. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian berdasarkan
paparan latar belakang, indentifikasi dan batasan masalah di atas, maka
peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

11

Tim Penyusun, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya, UIN Sunan Ampel, 2014), 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

1. Bagaimana praktik jual beli beras dengan alat omplong di Desa
Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap jual beli beras dengan alat

omplong di Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian
yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulagan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada.12
1. Skripsi yang ditulis oleh Miftahul Jannah “Tinjauan Hukum Islam
terhadap Jual Beli Bibit Lele” (Studi di Desa Margotuhu Kecamatan
Margoyoso Kabupaten Pati), oleh Miftahul Jannah pada tahun 2009.
Kesimpulannya bahwa Pandangan hukum Islam terhadap praktik jual
beli bibit lele di Desa Margotuhu Kecamatan Margoyoso Kabupaten
Pati tidak sesuai dengan hukum Islam, karena ditinjau dari pelaksanaan
jual beli bibit lele

yang

menggunakan

alat

takaran

dalam

perhitungannya dan menjadikan takaran awal menjadi acuan untuk
takaran selanjutnya. Kemudian setelah perhitungan bibit lele selesai
biasanya

penjual menambahkan

satu

takaran

lagi

karena

dikhawatirkan hitungan yang tidak sesuai namun masih adanya unsur
ketidakpastian dalam hitungan takaran tersebut dan hal itu harus segera
12

Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

dihindarkan karena berdasarkan adat (‘urf) yang dilakukan termasuk ‘urf

fa>sid dan itu dilarang oleh hukum Islam.13
2. Skripsi yang ditulis oleh Muhamad Kurniawan yang berjudul “Tinjauan
Hukum Islam terhadap Jual Beli Bibit Lele dengan sistem hitungan dan
takaran di Desa Tulung Rejo Kecamatan Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro kesimpulannya Hasil penelitian menemukan bahwa dalam
praktik jual beli bibit lele di Desa Tulung Rejo Kecamatan Sumberrejo
Kabupaten Bojonegoro pihak penjual dan pembeli dalam praktik tersebut
sepakat menggunakan sistem hitungan dan takaran yaitu takaran yang
pertama mereka jadikan acuan untuk takaran-takaran selanjutnya. Islam
memandang jual beli ini hukumnya boleh karena dalam praktiknya sudah
memenuhi syarat dan rukunnya jual beli sesuai hukum islam. Dalam
praktiknya sudah dilakukan penakaran bibit lele dengan cara yang adil,
tidak adanya tipu menipu, dan saling rela. Sedangkan bibit lele
membutuhkan penanganan yang cepat, halus dan akurat sehingga
diperlakukan dengan cara yang baik agar terjaga kelangsungan hidup bibit
lele dan hal ini sejalan dengan konsep sadd ad-da>ri‘ah sehingga sstem jual
beli dengan hitungan dan takaran tersebut sudah dijadikan kebiasaan yang
baik oleh mereka dan ini sejalan juga dengan konsep ‘urf.
Dari

hasil

penelitian dan analisis

hukum

Islam

penulis

menyimpulkan jual beli bibit lele di Desa Tulung Rejo Kecamatan

13

Miftahul Jannah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Bibit Lele, (Studi di Desa
Margotuhu Kec. Margoyoso Kab. Pati) (Skripsi--UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009), ii.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro diperbolehkan menggunakan sistem
hitungan dan takaran14
3. Skripsi yang ditulis oleh M. Mujiburrahman yang berjudul “Tinjauan
Hukum Islam terhadap Jual Beli Tembakau dengan sistem pengurangan
timbangan (Studi Kasus di Desa Pitrosari, Kecamatan Wonoboyo,
Kabupaten Temanggung) “ Dari hasil penelitian diketahui bahwa jual
beli

tembakau

di

Desa

Pitrosari dalam

penjualannya

terdapat

pengurangan timbangan yang dilakukan oleh pembeli, pengurangan
tersebut

sudah

menjadi

kebiasaan,

sehingga

para petani

selaku

penjual walaupun merasa dirugikan terpaksa harus bisa menerima.
Namun rasa menerima dari petani diiringi dengan kecurangan yaitu
dengan mencampur gula kedalam tembakau agar berat tembakau bisa
bertambah. Jual beli tembakau tersebut jika dilihat dari segi Hukum
Islam sangatlah dilarang, karena terdapat kecurangan yang bisa
mengakibatkan kerugian salah satu pihak. Seharusnya dalam Jual
Beli para pelaku harus berbuat jujur sehingga bisa menjauhkan dari
memakan harta dengan cara yang batil.15
4. Skripsi yang ditulis oleh Agus Wahyudi yang berjudul “ Praktik jual beli
Salak Pondoh di Desa Bangunkerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman
dalam Perspektif Sosiologi Hukum Islam” Dari permasalahan tersebut
14

Muhamad Kurniawan, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Bibit Lele dengan Alat
Hitungan dan Takaran di Desa Tulung Rejo Kec. Sumberrejo Kab. Bojonegoro” (Skripsi--IAIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2@013), 97-98.
15
M. Mujiburrahman “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Tembakau dengan Alat
Pengurangan Timbangan (Studi Kasus di Desa Pitrosari, Kecamatan Wonoboyo, Kabupaten
Temanggung) “ (Kripsi—UIN Walisongo, Semarang, 2015), vii.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

didapati bahwa dalam jual beli salak pondoh dengan sistem 1/15 yang
dilakukan oleh masyarakat bangun kerto telah sesuai dengan rukun dan
syarat jual beli dalam hukum Islam. Yaitu adanya penjual, pembeli, objek
yang diperjual belikan dan sighat ijab dan qabul. Sedangkan
persengketaan biasanya terjadi pada besar kecilnya potongan timbangan,
namun hal tersebut dapat disadari oleh petani karena telah mengetahui
adanya dasar potongan timbangan. Dalam perspektif sosiologi hukum
Islam, apabila itu tetap muncul maka dapat diselesaikan dengan
transparansi. Dengan begitu maka jual beli akan saling rela dan akibatnya
terjalin rasa kekeluargaan/interaksi social dengan baik.16
5. Skripsi yang ditulis oleh Nurjanah yang berjudul ”Tinjauan Hukum Islam
terhadap Praktik Pengurangan Takaran dalam Jual Beli Bensin Eceran di
Jalan Medoho Kelurahan Sambirejo Semarang” kesimpulannya bahwa
praktek jual beli bensin eceran di Jalan Medoho Kelurahan Sambirejo
Semarang tidak dibenarkan karena telah terjadi pengurangan takaran
terhadap transaksi jual beli bensin eceran yang dilakukan oleh penjual
utuk mendapatkan keuntungan yang lebih. Penjual bensin eceran ketika
mereka menakar telah beruat curang, tidak memenuhi takaran dan tidak
jarang mereka menakar tidak menggunakan takaran melainkan degan
selang. Padahal dalam prinsip-prinsip Hukum Islam yang dijadikan
pedoman dalam melaksanakan aktifitas muamalah salah satunya adalah

Agus Wahyudi “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Salak Pondoh di Desa
Bangunkerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman dalam Perspektif Sosiologi Hukum Islam” (
Skripsi--UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009), ii.
16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

muamalah dilaksanakan dengan memelihara keadilan, menghindari dari
unsur penganiayaan, penipuan atau gharar dan unsur pengambilan
kesempatan dalam kesempitan yang dapat merugikan pihak lain. Karena
termasuk memakan harta dengan cara yang yang dapat menimbulkan
permusuhan sesama muslim.17
Meskipun sudah banyak penelitian mengenai jual beli namun tidak
menutup kemungkinan bagi penulis untuk menyusun skripsi tentang jual
beli dengan sudut pandang yang berbeda. Jika skripsi diatas membahas
mengenai

pengurangan

takaran,

sistem

hitungan

dan

takaran,

pengurangan timbangan. Maka penelitian ini memfokuskan pada
penggunaan dua takaran yang disebut omplong, apabila dilihat dari obyek
penulisan skripsi kali ini, maka permasalahan yang muncul juga akan
berbeda, dimana kajian pustaka di atas sebagai pelengkap dalam
penelitian kali ini.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian yang dilakukan
ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui praktik jual beli beras dengan alat omplong di Desa
Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang.

Nurjanah, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Pengurangan Takaran dalam Jual Beli
Bensin Eceran di Jalan Medoho Kelurahan Sambirejo Semarang” (Skripsi--IAIN Walisongo,
Semarang, 2012), 61-62.
17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

2. Untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap jual beli beras dengan
alat omplong di Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten
Sampang.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat bermanfaat dan
berguna bagi peneliti dan pembaca lainnya:
Kegunaan secara teoretis, dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu Hukum Ekonomi Syariah (muamalah).
Secara praktis , penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi
dan manfat bagi:
1. Peneliti
Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir agar mendapatkan
gelar S-1 dan juga diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan
khususnya dibidang Hukum Ekonomi Syariah.
2. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada akademisi,
yaitu berupa sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dibidang Hukum Ekonomi Syariah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam kepada masyarakat dalm melakukan berbagai macam kegiatan
ekonomi yang sesuai dengan syariat Islam.

G. Definisi Operasional
Definisi Operasional memuat beberapa penjelasan tentang pengertian
yang bersifat operasional, yaitu memuat masing-masing variabel yang
digunakan dalam penelitian yang kemudian didefinisikan secara jelas dan
mengandung spesifikasi mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian
ini.
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya
adalah sebagai berikut:
Analisis hukum Islam

: Penyelidikan

terhadap

suatu

peristiwa

berlandaskan Alquran dan Sunah Nabi yang
mengatur mengenai Praktik Mua>malah (jual beli).
Sehingga diketahui baik atau buruk, halal atau
haram, serta boleh tidaknya Praktik jual beli itu
dilakukan.
Jual beli beras

: Transaksi tukar menukar uang dengan barang
(beras) antara penjual dan pembeli atas dasar
saling rela.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Alat omplong

:

Transaksi jualbeli dengan menggunakan takaran
tradisional yang disebut “omplong”. Bentuknya
seperti kaleng susu yang berukuran 1/kg.

H. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan berorientasi pada pengumpulan data
empiris yaitu lapangan, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah
penelitian kualitatif, karena kualitatif memuat tentang prosedur penelitian
yang menghasilkan deskriptif berupa tulisan atau perkataan dari orang-orang
atau pelaku yang diamati.
Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Data – data yang dikumpulkan
Berdasarkan rumusan masalah seperti yang telah dikemukakan di atas,
maka data yang dikumpulkan sebagai berikut :
a. Mekanisme praktik jual beli beras dengan alat omplong.
b. Analisis hukum islam terhadap praktik jual beli beras dengan alat

omplong
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini agar bisa mendapatkan data yang
akurat terkait praktik jual beli beras dengan alat omplong di Desa
Jungkarang meliputi primer dan skunder, yaitu:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

a. Sumber primer
Sumber primer adalah sumber pertama di mana sebuah data
dihasilkan, yaitu sumber yang terkait secara langsung.18 Sumber data
primer dalam dalam penelitian ini adalah data utama yang berkaitan
langsung dengan obyek yang dikaji, yaitu tentang mekanisme jual beli
beras dengan alat omplong di Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik
Kabupaten Sampang, berupa:
1. Penjual beras di Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten
Sampang
2. Pembeli beras di Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten
Sampang
b. Sumber skunder
yang diambil dari bahan pustaka dan dokumen yang ada dan
berhubungan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Fiqh Muamalat (sistem transaksi dalam fiqh islam), Abdul Aziz
Muhammad Azzam.
2. Fiqh Muamalah, Hendi Suhendi.
3. Fiqh Islam, Wahbah Az-zuhaili.
4. Fiqh Muamalah, Nasroen Haroen.
5. Fiqh Muamalah, Rachmat Syafie.
6. Fiqh Islam, Sulaiman Rasjid.

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001),
129.
18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

7. Asas – Asas Muamalat, Ahmad Azhar Basyir.
3. Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian,
penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode observasi (Pengamatan)
Obeservasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan atau
mengandakan pengamatan atau pencatatan dengan sistematis tentang
fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak
langsung.19Observasi dalam penelitian ini adalah terhadap praktik
jual beli beras dengan alat omplong.
b. Metode interview (wawancara)
Metode interview atau wawancara adalah sutau percakapan yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya
jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara
fisik.20 Adapun wawancara yang dilakukan terkait dengan penelitian
ini adalah:
a. Pedagang atau penjual beras
b. Pembeli atau konsumen
4. Teknik pengelolaan data
Tahapan-tahapan dalam pengelolaan data pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :

19
20

Sutrisno Hadi, Metodologi Resarch, (Yogyakarta: FT. UGM, II, 1988), 136.
Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 235.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

1. Organizing adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan,
pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan penelitian.21
2. Editing adalah kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketepatan
data tersebut.22
3. Analyzing, Yaitu dengan memberikan anlis lanjutan terhadap hasil

editing dan organizing data yang diperoleh dari sumber-sumber
penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya,
sehingga diperoleh kesimpulan.
5. Teknik analisis data
Dalam rangka mempermudah dalam menganalisis data, dari hasil
pengumpulan data yang dilakukan selanjutya akan dibahas yang
kemudian

dilakukan

analisis

secara

kualitatif,

yaitu

dengan

menghasilkan data deskriptif.
Deskriptif yaitu menggambarkan/menguraikan sesuatu hal
menurut apa adanya yang sesuai dengan kenyataannya.23Dengan cara
mengumpulkan data tentang praktik jual beli beras dengan alat omplong
di Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang di sertai
analisis untuk diambil kesimpulan.
Dalam melakukan analisis data ini, penulis akan menggunakan
metode deskriptif dengan pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif yaitu
pola pikir yang berpijak pada fakta yang bersifat umum kemudian diteliti

Sony Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 89.
Ibid., 97
23
Pius Partanto dan Dahlan Barry, Kamus lmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001), 111.
21

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

dan akhirnya dikemukakan pemecahan persoalan yang bersifat khusus.
Pola pikir ini menggunakan hukum Islam sebagai acuan untuk
menganalisis hasil penelitian dari kenyataan yang terjadi di lapangan
yaitu hasil penelitian mengenai jual beli beras dengan alat omplong.

I. Sistematika Pembahasan
Memuat uraian dalam bentuk essay yang menggambarkan alur logis
dari struktur bahasan skripsi.24
Bab pertama pendahuluan berisi tentang pokok-pokok pikiran atau
landasan permasalahan yang melatarbelakangi penulisan proposal ini, antara
lain: identifikasi masalah, pembatasan masalah, Rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, defenisi operasional,
metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua mengemukakan landasan teori dan mendeskripsikan jual
beli menurut hukum Islam hal ini meliputi: pengertian jual beli, dasar hukum
jual beli, hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, macam-macam jual beli,
bentuk-bentuk jual beli yang dilarang, khiyar dalam jual beli, hikmah yang
terdapat di dalam jual beli.
Bab ketiga membahas tentang deskripsi lokasi penelitian yaitu di
Desa Jungkarang, praktik jual beli beras dengan alat omplong di Desa
Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang..

24

Tim Penyusun, Petunjuk Teknis..., 10.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Bab keempat, analisis hasil penelitian, bab ini memuat tentang
Analisis hukum Islam terhadap jual beli beras dengan alat omplong di Desa
Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang.
Bab kelima, penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang
menjawab rumusan masalah dani saran – saran. Selain itu dilengkapi dengan
daftar pustaka dan lampiran – lampiran yang dianggap perlu.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

A. Pengertian Jual Beli
Pada umumnya orang memerlukan benda yang ada pada orang lain
(pemiliknya) dapat dimiliki dengan mudah, tetapi pemiliknya kadang-kadang
tidak mau memberikannya. Adanya syari‘at jual beli menjadi wasilah (jalan)
untuk mendapatkan keinginan tersebut, tanpa berbuat salah. Jual beli
menurut bahasa, artinya menukar kepemilikan barang dengan barang atau
saling tukar menukar.1
Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al-bay‘, al-tija>rah
dan al-mubathah”.8
Adapun menurut jumhur ulama, rukun jual beli itu ada empat, yaitu:
1. Orang yang berakad (penjual dan pembeli)
2. Sighat ( lafadz ijab dan kabul)
3. Ada barang yang dibeli
4. Ada nilai tukar pengganti barang.

7

Wahbah az-Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu, ( Depok: GEMA INSANI, 2016), 27.
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: Grafindo persada, 2004), cet
ke-2, 118.
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Menurut mazhab Hanafi, orang yang berakad, barang yang dibeli
dan nilai tukar barang di atas termasuk syarat jual beli, bukan rukun. 9dalam
bertransaksi itu diperlukan rukun-rukun. Adapun rukun jual beli ada tiga,
yaitu akad (ijab dan qabul), orang yang berakad (penjual dan pembeli), dan
ma’qud alaih (objek akad).10
Ijab, menurut mazhab Hanafi, ialah menetapkan perbuatan khusus
yang menunjukkan kerelaan yang terucap pertamakali dari perkataan salah
satu pihak, baik dari penjual seperti kata bi‘tu ( saya menjual) maupun dari
pembeli seperti pembeli mendahului menyatakan kalimat “ saya ingin
membelinya dengan harga sekian” sedangkan qabul adalah apa yang
dikatakan kali kedua dari salah satu pihak. Dengan demikian, ucapan yang
dijadikan sandaran hukum adalah siapa yang memulai pernyataan dan
menyusulinya saja, baik itu dari penjual maupun pembeli.
Namun, ijab menurut mayoritas ulama adalah pernyataan yang
keluar dari orang yang memiliki barang meskipun dinyatakannya diakhir.
Sementara kabul adalah pernyataan dari orang yang akan memiliki barang
meskipun dinyatakan lebih awal.11
Sedangkan syarat sahnya akad yang harus terpenuhi terbagi menjadi
dua bagian yaitu :
1. Syarat umum adalah syarat-syarat yang berhubungan dengan semua
bentuk jual beli yang telah ditetapkan syarak. Diantaranya yang

9

Ibid.
Hendi suhendi, Fikih Muamalah,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), 70.
11
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, 29.
10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

disebutkan dalam rukun diatas, juga harus terhindar dari kecacatan
jual beli, yaitu ketidak jelasan, keterpaksaan, pembatasan dengan
waktu (tawqit), penipuan (gharar), kemadharatan, dan pesyaratan
yang merusak lainnya.
2. Syarat khusus adalah syarat-syarat yang hanya ada pada barangbarang tertentu. Jual beli ini harus memenuhi persyaratan berikut:
1) Barang yang diperjual belikan harus dapat dipegang, yaitu pada
jual beli benda yang harus dipegang sebab apabila dilepaskan
akan rusak atau hilang.
2) Harga awal harus diketahui, yaitu pada jual beli amanat.
3) Serah terima benda dilakukan sebelum berpisah, yaitu pada jual
beli yang bendanya ada di tempat.
4) Harus seimbang dalam ukuran timbangan, yaitu dalam jual beli
yang memakai takaran atau timbangan. 12
Syarat-syarat Jual beli yang sesuai dengan rukun jual beli yang
dikemukakan jumhur ulama yaitu:
1. Syarat dua orang atau lebih yang melakukan akad.
Para ulama fikih sepakat menyatakan bahwa orang yang melakukan akad
jual beli itu harus memenuhi syarat:
a. Baligh berakal agar tidak mudah ditipu orang. Batal akad anak kecil,
orang gila dan orang bodoh, sebab mereka tidak pandai mengendalikan
harta. Dalam Alquran Surah Annisa’ ayat 5 Allah berfirman:
12

Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), 79-80

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

           
    
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan
pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata
yang baik.
b. Beragama Islam, syarat ini khusus untuk pembeli benda-benda
tertentu, misalnya seseorang m

Dokumen yang terkait

Analisis Sistem Tataniaga Sapi Potong di Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura

0 9 72

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI PADI DENGAN SISTEM TEBAS (Studi Kasus Desa Mlaten Kecamatan Mijen Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Padi Dengan Sistem Tebas (Studi Kasus Desa Mlaten Kecamatan Mijen Kabupaten Demak Tahun 2015

0 9 20

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI PADI DENGAN SISTEM TEBAS (Studi Kasus Desa Mlaten Kecamatan Mijen Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Padi Dengan Sistem Tebas (Studi Kasus Desa Mlaten Kecamatan Mijen Kabupaten Demak Tahun 2015

0 2 15

Analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli sapi dengan sistem pembayaran berjangka di Desa Takerharjo Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan.

0 0 97

TIJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI SISTEM CAWUKAN DI DESA GEMPOLMANIS KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN.

1 7 103

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI MINDRINGAN DI DESA LENTENG BARAT KECAMATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP.

0 5 81

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GABAH BASAH DI DESA KARANGAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO

0 1 80

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI URINE KELINCI DI DESA NGAMPEL KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO

0 1 15

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI EMAS DENGAN SISTIM BON DI DESA TOSANAN KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO

0 0 73

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SEMBAKO DI DESA NGAGLIK KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

0 1 72