Pengelolaan pembiayaan pendidikan dalam kepuasan peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan Nurul Karomah Galis Bangkalan.

(1)

ABSTRAK

Sari, Ayu Ratna (D33213028), 2017, Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Dalam Kepuasan Peserta Didik di Sekolah Kejuruan Menengah Nurul Karomah Galis Bangkalan Madura. Dosen Pembimbing I, Dr. H. A.Z. Fanani, M.Ag dan Dosen Pembimbing II, Dr. Samsul Maarif, M.Pd.

Kata Kunci: pengelolaan, pembiayaanpendidikan, kepuasanpesertadidik.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang pengelolaan pembiayaan pendidikan dan kepuasan peserta didik. Pengelolaan pembiayaan pendidikan dalam kepuasan peserta didik merupakan pengelolaan semua bentuk keuangan baik usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk membiayai aktifitas atau kegiatan program pendidikan yang secara langsung maupun tidak langsung untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan demi kelancaran peserta didik dalam menempuh pendidikan di sekolah.

Masalah-masalah yang terkait dalam pengkajian ini yang akan menjadi fokus

adalah: (1) Bagaimana perencanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nurul

Karomah Galis Bangkalan ?, (2) Bagaimana pelaksanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan ?, (3) Bagaimana evaluasi pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan ?, (4) Bagaimana kepuasan peserta didik dan orangtua di SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan?

Untuk menjawab keempat permasalahan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam terhadap subyek. Pengumpulan data dilaksanakan dengan; (1) wawancara, (2) observasi, (3) dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis

dengan cara; (1) Reduksi data (Data Reduction), (2) Penyajian data (Display

Data), (3) Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification). Sedangkan untuk

mendapatkan keabsahan data dilakukan uji kredilitas dengan cara; Triangulasi. Dari temuan penelitian dan pembahasan. Skripsi ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Dalam perencanaan, sekolah membuat RAPBS, penyusunan RAPBS ini direncanakan dengan melakukan rapat, (2) Dalam pelaksanaan, dana dialokasikan untuk semua kebutuhan di sekolah yang berbasis transparan dan akuntable, (3) Dalam evaluasi, melakukan laporan keuangan kepada Yayasan, kepada Dinas Provinsi, dan biaya praktek kepada Kepala Sekolah, (4) Kepuasan peserta didik dan orangtua, sekolah selalu berusaha memprioritaskan keadaan ekonomi masyarakatnya, dan memberi pelayanan yang baik kepada peserta didik dan wali murid.


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. TujuanPenelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Konseptual ... 7

F. Keaslian Penelitian ... 8

G. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II :KAJIAN PUSTAKA A. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan 1. Pengertian pengelolaan pembiayaan pendidikan ... 12


(3)

2. Fungsi pengelolaan pembiayaan pendidikan ... 22

B. Kepuasan Peserta Didik 1. Pengertian kepuasan ... 32

2. Metode pengukuran kepuasan ... 36

3. Pengertian peserta didik ... 37

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan peserta didik ... 38

5. Faktor utama yang menentukan tingkat kepuasan peserta didik ... 40

BAB III :METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 46

B. Lokasi Penelitian ... 47

C. Informan Penelitian ... 48

D. Cara Pengumpulan Data ... 48

E. Teknik Analisis Data ... 49

F. Keabsahan Data ... 51

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek ... 52

B. Paparan Data ... 55

C. Pembahasan ... 74

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Daftar Subyek ... 53

Tabel 4.2.Jadwal Kegiatan Wawancara ... 54

Tabel 4.3. Identitas Informan ... 54

Tabel 4.4. Triangulasi Perencanaan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan ... 62

Tabel 4.5. Triangulasi pelaksanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan ... 67

Tabel 4.6. Triangulasi evaluasi pengelolaan pembiayaan pendidikan ... 69


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I: Pedoman Teknik Pengambilan Data LampiranII : Transkip Hasil Wawancara

LampiranIII: Profil Sekolah

Lampiran IV : Sejarah SMK Nurul Karomah LampiranIV : Struktur Organisasi

Lampiran V : Visi dan Misi Sekolah LampiranVI : Surat Izin Penelitian

LampiranVII : Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah Lampiran VIII : Data Guru dan Pegawai

Lampiran IX : Dokumen RAPBS

Lampiran X : Notulen Hasil Rapat RAPBS Lampiran XI : Foto Sekolah


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh terhadap fertilitas masyarakat. Pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih bisa cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di

lingkungan kerja.1

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 ayat 1, diungkapkan yang dimaksud dengan pendidikan adalah “usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.2

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat besar sebagai agen

perubahan (agent of change), sekaligus untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran dan latihan, agar siap memasuki era global yang penuh persaingan. Pemerintah serius dalam menangani bidang pendidikan sebab dengan pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas, unggul dan kompetitif. Untuk menciptakan pendidikan yang maju dan berkualitas diperlukan manajemen yang baik dan dukungan guru yang berkualitas.

Ada beberapa aktivitas dalam menciptakan kualitas yang baik, salah satu yang terpenting adalah pengendalian kualitas, dimana menurut Purwanto pengendalian

1

Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 1 2


(7)

2

kualitas penting dilakukan agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan dan standar yang telah ditetapkan oleh badan yang berwenang.

Fenomena globalisasi juga berdampak terhadap pendidikan. Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia dan ini disajikan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Cahyono Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia itu sendiri.

Dalam upaya setiap pencapaian tujuan pendidikan baik bersifat kuantitatif dan kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Oleh karena itu, pendidikan tanpa dukungan biaya yang memadai, proses pendidikan di sekolah tidak

akan berjalan sesuai dengan harapan.3

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan

pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.4

Pengelolaan pembiayaan pendidikan merupakan pengelolaan semua bentuk keuangan baik usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk membiayai aktifitas atau kegiatan program pendidikan yang secara langsung maupun tidak langsung untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Gambaran tentang pengelolaan pembiayaan di sekolah tempat buat penelitian nanti sekilas bahwa keuangan

3

Suhirman, Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Hasil Belajar Melalui Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri se Kabupaten Rembang Tahun 2011(Journal of Economic Education 1 (2) 2012) hlm. 118

4


(8)

3

disana tidaklah semuanya berpangku pada orangtua siswa, karena sekolah disana dibawah naungan pondok yang berdekatan dengan sekolah tersebut. Walaupun sarana prasarana kurang memadai tetapi sekolah berusaha agar tidak memberatkan beban biaya kepada orangtua siswa.

Dalam konteks perencanaan pendidikan, pemahaman tentang anatomi dan problematik pembiayaan pendidikan baik pada tingkat makro, meso, maupun mikro sangatlah diperlukan. Berdasarkan pemahaman ini, dapatlah dikembangkan kebijakan pembiayaan pendidikan yang lebih tepat dan adil serta mengarah pada pencapaian tujuan

pendidikan, baik tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.5

Tujuan pendidikan akan terlaksana dengan baik jika pembiayaan pendidikan sesuai dengan fasilitas yang tersedia di sekolah sehingga membuat peserta didik akan nyaman dan puas, karena mereka tidak sia-sia mengeluarkan biaya sekolah untuk kepentingan mereka sendiri.

Kepuasan peserta didik adalah respon individu/peserta didik yang sudah mengalami perubahan, perkembangan dan dapat membentuk kepribadian yang lebih baik sehingga keinginannya terpenuhi. Respon konsumen yang telah memberikan kepuasan atas terpenuhinya keinginannya dalam bentuk barang ataupun jasa.

Keterkaitan pengelolaan pembiayaan pendidikan dalam kepuasan peserta didik berbeda pengertian dengan kepuasan peserta didik dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan. Jika pengelolaan pembiayaan pendidikan dalam kepuasan peserta didik membahas tentang cara mengelola biaya pendidikan untuk kepuasan peserta didik. Sedangkan kepuasan peserta didik dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan tentang kepuasan peserta didik terhadap pengelolaan pembiayaan pendidikan.

5

Dedi Supriyadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar Dan Menengah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) hlm. 1


(9)

4

Masalah ini perlu untuk diteliti karena antara pengelolaan pembiayaan pendidikan dan kepuasan peserta didik sangat berkaitan. Jika pengelolaan pembiayaan pendidikan baik maka akan memberikan rasa puas terhadap pelanggan atau orangtua siswa. Pembiayaan pendidikan yang akan dibahas biaya yang bersumber dari orangtua siswa. Pembiayaan pendidikan sangat berkaitan dengan kepuasan peserta didikPembiayaan sangat penting bagi pendidikan karena dengan adanya biaya, proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Dan pembiayaan berkaitan juga dengan sarana dan prasarana, sekolah butuh biaya untuk membeli sarana dan untuk prasarana untuk menunjang berlangsungnya proses belajar mengajar. Adapun tenaga administrasi yang mengatur proses penyelenggaraan kegiatan pendidikan.

M. Zainal Anwar dalam penelitiannya dalam menakar kepuasan penggunaan layanan di Kabupaten Bantul memandang pelayanan publik di sektor pendidikan dasar masih

belum memuaskan, terutama dilihat dari aspek biaya dan akses informasi, menurut

catatan Flamma, pemda Bantul pernah menjanjikan membebaskan biaya pendidikan di

Sekolah Dasar (SD) atau yang sederajat. Untuk jenjang SMP atau yang sederajat, meski bagian dari pendidikan dasar, Pemda Bantul belum menggratiskan. Dari hasil survei yang dilakukan, terlihat bahwa Pemda Bantul masih belum maksimal dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada warganya. Ini terlihat dari masih minimnya informasi yang diberikan Pemda kepada masyarakat terkait kebijakan bidang pendidikan, khususnya pendidikan dasar. “Padahal semua kebijakan pemda seharusnya disosialisasikan ke masyarakat”, sekolah sebagai institusi yang menjalankan kewajiban pemerintah sebagai pelayan publik dalam bidang pendidikan, turut mensosialisasikan kebijakan pemda,

misalnya dengan menempelkan segala peraturan di sekolah.6

6


(10)

5

Pengelolaan pembiayaan pendidikan dalam kepuasan peserta didik merupakan pengelolaan semua bentuk keuangan baik usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk membiayai aktifitas atau kegiatan program pendidikan yang secara langsung maupun tidak langsung untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan demi kelancaran peserta didik dalam menempuh pendidikan di sekolah.

Dalam penelitian ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat (stakeholders) khususnya wali murid peserta didik SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan yang dijadikan unit analisis, karena diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan kondisi yang sebenarnya mengenai pengelolaan pembiayaan pendidikan dalam kepuasan masyarakat (stakeholder). Dengan mencari jawaban dari wali murid tentang kesesuaian pembiayaan pendidikan dengan kepuasan di tempat putra/putri mereka bersekolah. SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan merupakan sekolah negeri yang berdiri di daerah perdesaan. Sekolah ini bisa dikatakan menjadi tempat harapan untuk menuntut ilmu bagi masyarakat di daerah itu. Pemerintah dalam hal ini tentu saja turut ikut serta membantu terselenggaranya pendidikan di daerah perdesaan. Masalah yang dihadapi setelah terselenggaranya pendidikan untuk masyarakat desa tidak sampai disitu saja. Kepuasan peserta didik senantiasa diperhatikan juga. Di sinilah letak peran penting sebuah lembaga pendidikan untuk bisa mengelola pembiayaannya dengan baik agar dana yang ada dapat dimaksimalkan untuk kepuasan dan kenyamanan peserta didik.

SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan sebagai sekolah yang baru dibangun dituntut untuk bisa menyelenggarakan pendidikan dengan biaya yang tidak terlalu tinggi agar sekolah tersebut mampu bersaing dengan sekolah lainnya dan meluluskan siswanya dalam sistem ujian nasional yang diadakan oleh pemerintah. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukanlah suatu pengelolaan keuangan melalui sebuah manajemen pembiayaan yang baik.


(11)

6

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan permasalahan dalam fokus penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nurul

Karomah Galis Bangkalan ?

2. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nurul

Karomah Galis Bangkalan ?

3. Bagaimana evaluasi pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nurul Karomah

Galis Bangkalan ?

4. Bagaimana kepuasan peserta didik dan orangtua di SMK Nurul Karomah Galis

Bangkalan ? C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK

Nurul Karomah Galis Bangkalan

3. Untuk mendeskripsikan evaluasi pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan

4. Untuk mengetahui kepuasan peserta didik dan orangtua di SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan

D. Manfaat Penelitian


(12)

7

1. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti. Pertama, sebagai pengetahuan awal yang memberikan nuansa

tersendiri dalam upaya pengembangan potensi diri baik secara intelektual maupun

akademis. Kedua, Untuk menambah wawasan dan sebagai sebuah pengalaman

berharga dalam ilmu pengetahuan serta bersifat responsif, kreatif utamanya dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam.

b. Bagi Lembaga. Dapat dijadikan sebagai dasar untuk terampil dalam mengelola

pembiayaan pendidikan.

c. Bagi Masyarakat. Hasil penelitian ini berguna bagi semua lapisan masyarakat

pendidikan dan diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan kesadaran masyarakat pendidikan tentang pentingnya Manajemen Pendidikan Islam.

2. Manfaat teoritis

Suatu penelitian pada dasarnya dilakukan dengan maksud ingin menyumbangkan hasilnya untuk kemajuan ilmu pengetahuan, meningkatkan efektifitas kerja atau mengembangkan sesuatu, serta untuk merespon positif terhadap idealisme yang ada kaitannya dengan fenomena di lapangan. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan bidang manajemen khususnya mengenai pengelolaan pembiayaan sekolah di SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan.

E. Definisi Konseptual

Kerlinger menyatakan definisi konseptual adalah definisi yang dapat diukur, karena dalam penelitian harus diketahui terjemahan istilah atau konsep yang jelas, guna mempermudah pembahasan penulis menegakkan istilah-istilah yang merupakan istilah kunci dalam judul ini. Hal ini dilakukan agar dapat menghilangkan penafsiran-penafsiran yang memungkinkan timbulnya persoalan yang tidak diharapkan. Adapun judul skripsi


(13)

8

ini adalah Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Dalam Kepuasan Peserta Didik di SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan.

Istilah kunci penting yang perlu didefinisikan sebagai berikut :

1. Pengelolaan pembiayaan pendidikan adalah pengelolaan semua bentuk keuangan baik usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk membiayai aktifitas atau kegiatan program pendidikan yang secara langsung maupun tidak langsung untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

2. Kepuasan peserta didikadalah respon individu/peserta didik yang sudah mengalami perubahan, perkembangan dan dapat membentuk kepribadian yang lebih baik sehingga keinginannya terpenuhi.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian terdahulu dengan pembahasan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Dalam Kepuasan Peserta Didik, secara spesifik masih belum dijumpai hingga proposal penelitian ini rampung disusun. Penulis menjumpai beberapa tulisan yang berkaitan dengan tema penelitian ini, diantaranya :

1. Dini, Arfian. Manajemen Anggaran Pembiayaan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama NU 07 Brangsong Kendal ... Skripsi. Penelitian ini terfokus pada manajemen pembiayaan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memanfaatkan

sumber penerimaan yang ada seefektif dan seefisien mungkin.7

2. Yoto. Analisis Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia (Suatu Kajian Praktis Dalam

Sistem Pengelolaan Anggaran Pendidikan Pada Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan) ... Jurnal Teknik Mesin. Penelitian ini terfokus pada menganalisis pembiayaan pendidikan, sehingga di dalam jurnal ini fokus membahas pembiayaan pendidikan dan cara menganalisis keputusan investasi dalam pendidikan untuk

7Dini Arfian, “

Manajemen Anggaran Pembiayaan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama NU 07 Brangsong Kendal” (Skripsi---Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015 )


(14)

9

memberi pemahaman bagaimana rincian pembiayaan dan jalannya pembiayaan

pendidikan.8

3. Fathur. Rohman Studi tentang Manajemen Pembiayaan Pendidikan melalui Program

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Se-Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara ... Skripsi. Penelitian ini terfokus pada pelaksanaan manajemen pembiayaan pendidikan melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara dan problem dan solusi manajemen pembiayaan pendidikan melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Kecamatan Tahunan

Kabupaten Jepara.9

4. Masruroh. Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif

16 Nurul Hidayah Banyubang Solokuro Lamongan Jawa Timur ... Skripsi. Penelitian ini terfokus pada sistem pembiayaan di madrasah, yang berkaitan dengan proses manajemen pembiayaan, serta faktor pendukung dan penghambat manajemen

pembiayaan madrasah.10

5. Nurhasanah. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di SMK Nusantara Pisangan

Ciputat Tangerang ... Skripsi. Penelitian ini terfokus pada mendeskripsikan dan menganalisis hal-hal yang berkenaan dengan pengelolaan pembiayaan pendidikan di

8Yoto, “Analisis Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia (Suatu Kajian Praktis Dalam Sistem Pengelolaan Anggaran Pendidikan Pada Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan)” (Jurnal Teknik

Mesin Tahun 20, No. 1, April 2012)

9Fathur Rohman, “Studi tentang Manajemen Pembiayaan Pendidikan melalui Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Se-Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara” (Skripsi---Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semaran, 2009)

10Masruroh, Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif 16 Nurul Hidayah Banyubang Solokuro Lamongan Jawa Timur” (Skripsi---Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013)


(15)

10

SMK Nusantara, seperti perencanaan pembiayaan, penatausahaan, dan

pertanggungjawaban pembiayaan.11

Dari kelima penelitian terdahulu diatas ada perspektif yang berbeda dengan penulis. Penulis sendiri membahas Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Dalam Kepuasan Peserta Didik di SMK Nurul Karomah Galis Bangkalan. Skripsi yang pertama membahas tentang manajemen anggaran untuk meningkatkan mutu pendidikan, sedangkan yang kedua jurnal yang membahas tentang rincian pembiayaan dan jalannya pembiayaan pendidikan.

Skripsi ketiga membahas tentang pelaksanaan manajemen pembiayaan pendidikan melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sedangkan keempat membahas tentang proses manajemen pembiayaan, serta faktor pendukung dan penghambat manajemen pembiayaan madrasah.

Skripsi kelima membahas tentang pengelolaan pembiayaan pendidikan meliputi perencanaan pembiayaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban, dan kelima penelitian terdahulu tersebut menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Adapun penulis lebih membahas pada Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Dalam Kepuasan Peserta Didik.

G. Sistematika Pembahasan

Agar hasil penelitian ini terbagi secara sistematis, maka pembahasannya akan dibagi menjadi beberapa bab, dengan masing-masing bab yang akan dibahas lagi menjadi sub-sub bab sebagai berikut :

BAB I akan dibahas tentang Pendahuluan : Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian , fokus penelitian , tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.

11Nurhasanah, “Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di SMK Nusantara Pisangan Ciputat Tangerang” (Skripsi---UIN Syarif Hidayatullah,2013)


(16)

11

BAB II akan membahas tentang Kajian Pustaka: Dalam bab ini akan mengemukakan kajian teori di dalamnya menguraikan tentang landasan teori yang dipakai oleh Penulis sebagai acuan, baik bersumber dari buku ataupun jurnal. Di dalamnya termuat konseptualisasi topik yang dikaji dan prespektif teoritis.

BAB III akan membahas tentang Metode Penelitian: Dalam bab ini akan berisi tentang metode penelitian yang didalamnya membahas tentang jenis dan pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini serta dari mana saja sumber yang diperoleh sekaligus bagaimana metode pengumpulan data dilakukan dan metode yang sesuai dengan teknik analisis data, keabsahan data.

BAB IV akan membahas tentang Laporan Hasil Penelitian: Dalam bab ini berisi tentang gambaran objek penelitian, laporan hasil penelitian yang terdiri dari deskripsi temuan, analisis data dan pembahasan.

BAB V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

Bagian akhir dari penelitian ini yaitu daftar pustaka yang menjadi daftar bahan atau sumber bahan yang dapat berupa buku teks, makalah, skripsi dan sebagian.


(17)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan

1. Pengertian Pembiayaan Pendidikan

a. Pengertian Pembiayaan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian

manajemen pendidikan.1

Definisi biaya menurut Supriyono biaya adalah pengorbanan ekonomis yang

dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Secara bahasa, biaya (cost) dapat diartikan

sebagai pengeluaran, dalam istilah ekonomi biaya pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk moneter lainnya. Menurut Dedi Supriadi dalam bukunya mendefinisikan biaya sebagai semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan

baik dalam bentuk uang, barang, dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).2

Menurut Hasbullah Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta

mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan.3 Biaya dalam pengertian ini

yaitu jenis pengeluaran baik dalam bentuk barang maupun tenaga untuk kepentingan penyelenggaraan pendidikan. Pembiayaan pendidikan pada dasarnya adalah menitikberatkan upaya pendistribusian benefit pendidikan dan beban yang harus ditanggung masyarakat. Unsur biaya adalah hal yang menentukan dalam mekanisme

1

Dr. E. Mulyasa, M.Pd, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002) hlm 47 2

Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan SD, SLTP, SMU (Jakarta: Depdiknas, 2001) hlm 3

3


(18)

13

penganggaran. Penentuan biaya sangat mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan lembaga/organisasi dalam mencapai tujuan tertentu.

Pembiayaan pendidikan tidak lepas dari persoalan “ekonomi pendidikan”.

Bahkan, secara tegas Mark Blaugh mengemukakan bahwa “the economics of education is a branch of economics”. Jadi, dapat dikatakan menurut pandangan ini bahwa pada dasarnya pembiayaan pendidikan merupakan bagian atau cabang dari

ilmu ekonomi. Sebab, pembiayaan pendidikan menurut Blaugh sebgai the costing and

financing of school places, yaitu bagian dari permasalahan ekonomi pendidikan. Pada

bagian lain Mark Blaugh mengemukakan, “the economic of education is only part of

the story of any educational issue”. Menurut pandangan ini mengkaji ilmu ekonomi pendidikan maupun pembiayaan pendidikan hanya merupakan salah satu isu penting

dalam dunia pendidikan.4

Menurut Yahya yang dikutip oleh Mulyono pembiayaan adalah bagaimana mencari dana atau sumber dana dan bagaimana menggunakan dana itu dengan memanfaatkan rencana biaya standar, memperbesar modal kerja, dan merencanakan

kebutuhan masa yang akan datang akan uang.5

Sedangkan Nanang Fattah mendefinisikan biaya pendidikan merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru, peningkatan profesional peralatan, pengadaan alat-alat dan buku pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler,

kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi pendidikan.6

Biaya merupakan suatu unsur yang menentukan dalam mekanisme penganggaran. Penentuan biaya akan mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitaas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan mencapai suatu tujuan tertentu. Kegiatan yang

4

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta:Ar-RUZZ MEDIA GROUP, 2010), hlm. 76 5

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan...,hlm. 87. 6


(19)

14

dilaksanakan dengan biaya yang rendah dan hasilnya mempunyai kualitas yang baik dapat dikatakan kegiatan tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif. Pemahaman tentang konsep pembiayaan pendidikan perlu diketahui pengertian dari tujuh konsep penting terkait dengan pembiayaan yang meliputi (1) objek biaya, (2) informasi

manajemen biaya, (3) pembiayaan (financing), (4) keuangan (finance), (5) anggaran

(budget), (6) biaya (cost), dan (7) pemicu biaya (cost driver).

a) Objek Biaya

Blocher dkk. mengatakan bahwa objek biaya merupakan sesuatu alumusi biaya dari berbagai aktivitas. Menurut Blocher ada empat jenis objek biaya, yakni (1) produk atau kelompok produk yang saling berhubungan, (2) jasa, (3) departemen (departemen teknis, departemen sumber daya manusia), dan (4) proyek, seperti penelitian, promosi pemasaran, atau usaha jasa komunitas.

Pendidikan sebagai suatu lembaga atau organisasi tidak berorientasi kepada laba, maka objek biayanya adalah jasa dengan seluruh elemen (perangkat keras dan lunak) yang melekat pada prosesnya.

b) Informasi Manajemen Biaya

Blocher dkk. mengatakan bahwa informasi manajemen biaya merupakan suatu konsep yang luas, yakni mencakup segala informasi yang dibutuhkan untuk mengelola secara efektif suatu perusahaan atau organisasi nonprofit, baik berupa informasi keuangan tentang biaya maupun informasi nonkeuangan yang ada kaitannya dengan produktivitas, kualitas, dan faktor kunci sukses lainnya untuk suatu organisasi.

c) Pembiayaan (Financing)

Pembiayaan adalah bagaimana mencari dana atau sumber dana dan bagaimana menggunakan dana itu dengan memanfaatkan rencana biaya standar,


(20)

15

memperbesar modal kerja, dan merencanakan kebutuhan masa yang akan datang akan uang. Sementara biaya pendidikan adalah seluruh usaha yang dicurahkan oleh pemerintah dan masyarakat pendidikan berupa uang maupun non moneter, biaya memerlukan penginventarisasian yang jelas.

Financing (pembelanjaan atau pembiayaan) merupakan fungsi penyediaan dana yang diperlukan untuk melaksanakan usaha. Kebanyakan usaha besar atau kecil memerlukan dana untuk modal tetap seperti tanah, bangunan, mesin, gudang, modal kerja, dan modal tetap lainnya. Dalam usaha yang besar atau kecil modal dapat terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.

d) Keuangan (Finance)

Definisi yang sederhana tentang keuangan (finance) adalah seni untuk

mendapatkan alat pembayaran.

e) Anggaran (Budget)

Anggaran (budget) merupakan suatu instrumen yang dirancang untuk

memfasilitasi perencanaan. Ensiklopedi Manajemen menggunakan budgeting

sebagai perencanaan dan koordinasi dari berbagai kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dalam suatu periode tertentu dengan melakukan prakiraan kebutuhan yang diperlukan dan hasil yang ingin dicapai serta pengawasan pelaksanaannya.

Knezevich mengemukakan budgeting merupakan alat penjabaran suatu rencana ke dalam bentuk biaya untuk setiap komponen kegiatan. Prosedur penganggaran dilakukan dengan (1) menyusun ramalan tentang kemungkinan pendapatan dan belanja selama periode tertentu (2) menetapkan anggaran berdasarkan ramalan, (3) statistik pelaksanaan dikumpulkan dan dibandingkan dengan dugaan-dugaan, (4) mengukur varian-varian dan menganalisis penyebab-penyebabnya, dan (5) melakukan perbaikan.


(21)

16

Nanang Fattah menjelaskan bahwa anggaran (budget) merupakan rencana

operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, di dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga.

Sebagaimana dijelaskan Yahya, faktor-faktor yang perlu dikembangkan dalam membuat anggaran adalah (1) permintaan terhadap hasil produksi dan stabilitas permintaan potensi dasar, (2) jenis-jenis hasil produksi yang dibuat, (3) jenis-jenis dan sifat hasil produksi yang dibuat, (4) kemampuan menyusun jadwal dan mengatur pelaksanaan, (5) jumlah dana yang dipergunakan dibandingkan dengan hasil yang mungkin dicapai, serta (6) perencanaan dan pengawasan. Berikut bentuk-bentuk desain anggaran menurut Nanang Fattah: (1) anggaran

butir per butir (Line Item budget), (2) anggaran program (Program Budget

System), (3) anggaran berdasarkan hasil (Performance Budget), sistem

penyusunan program dan penganggaran (Planning Programming Budgeting

System/PPBS atau SP4).

Anggaran butir per butir (Line Item budget) merupakan bentuk anggaran

yang paling simple dan banyak digunakan. Setiap pengeluaran dikelompokkan berdasarkan kategori-kategori, misalnya gaji, upah, honor menjadi satu kategori atau satu nomor atau butir.

Anggaran program (Program Budget System) adalah bentuk anggaran yang

dirancang untuk mengidentifikasi biaya setiap program. Perhitungan anggaran didasarkan pada perhitungan dari masing-masing jenis program.

Anggaran berdasarkan hasil (Performance Budget) adalah bentuk anggaran


(22)

17

alokasi anggaran. Pekerjaan akhir dalam suatu program dipecah dalam bentuk beban kerja dan unit hasil yang dapat diukur. Hasil pengukurannya dipergunakan untuk menghitung masukan dana dan tenaga yang dipergunakan untuk mencapai suatu program.

Sistem penyusunan program dan penganggaran (Planning Programming

Budgeting System/PPBS atau SP4) adalah sebuah kerangka kerja dalam perencanaan dengan mengorganisasikan informasi dan menganalisisnya secara sistematis. Dalam bentuk ini, setiap program dinyatakan dengan jelas, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Semua tentang biaya, keuntungan, kelayakan suatu program disajikan secara lengkap sehingga pengambil keputusan dapat

menentukan pilihan program yang dianggap paling menguntungkan.7

f) Biaya (Cost)

Biaya adalah jumlah uang yang disediakan (dialokasikan) dan digunakan atau dibelanjakan untuk terlaksananya berbagai fungsi atau kegiatan guna mencapai suatu tujuan dan sasaran-sasaran dalam rangka proses manajemen. Konsep biaya secara keseluruhan berkaitan dengan setiap fungsi manajemen, yaitu (1) manajemen strategis, (2) perencanaan dan pengambilan keputusan, (3) penentuan harga pokok jasa dan pelaporan keuangan, dan (4) pengendalian manajemen dan pengendalian operasional.

g) Pemicu Biaya (Cost Driver)

Pemicu biaya (cost driver) menurut Blocher dkk. adalah faktor yang

memberi dampak pada perubahan biaya total. Artinya jumlah total biaya sangat

7


(23)

18

dipengaruhi oleh cost driver sebagai faktor yang mempunyai efek terhadap

perubahan level biaya total dari suatu objek biaya.8

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 62 ayat (1) dinyatakan bahwa pembiayaan

pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal.9

a) Biaya investasi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan

sumber daya manusia dan modal kerja tetap.

b) Biaya operasi meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala

tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain sebagainya.

c) Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta

didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.10

Sedangkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 40 tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana yaitu :

a) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan

pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

b) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang

kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang

8

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan...,hlm. 81-90

9

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 209.

10


(24)

19

kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.11

b. Pengertian Pendidikan

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, diungkapkan yang dimaksud dengan pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak „mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.12

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembiayaan pendidikan yaitu pengelolaan semua bentuk keuangan baik usaha memperoleh atau mengumpulkan modal untuk membiayai aktifitas atau kegiatan program pendidikan yang secara langsung maupun tidak langsung untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Depdiknas merumuskan tujuan manajemen keuangan pendidikan adalah sebagai berikut:

a) Memanfaatkan dana yang tersedia secara optimal berdasarkan prioritas kegiatan

pendidikan yang ditetapkan.

b) Mensinergikan berbagai kegiatan antarbidang secara harmonis untuk mencapai

tujuan-tujuan pendidikan.

c) Mengembangkan perilaku transparansi dan akuntabilitas dari pemanfaatan

keuangan pendidikan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

11

Di akses dari bsnp-indonesia.org pada tanggal 10 Juli 2017 12


(25)

20

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip transparansi (keterbukaan sumber keuangan,jumlah, rincian penggunaan, pertanggungjawaban, dsb), akuntabilitas (dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan), efektivitas (kualitas outcome sesuai rencana), dan efesiensi (kuantitas hasil sangat bagus perbandingan yang terbaik antara masukan/input

(pikiran, waktu, dan biaya) dan keluaran/output/hasil).13

c. Pembiayaan Pendidikan Di Sekolah

Sumber pendanaan pendidikan sebagaimana dinyatakan pada UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 46 ayat (1) yaitu pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan

masyarakat.14

Pembiayaan pendidikan terbagi menjadi 2 yaitu :

a) Pembiayaan pendidikan di Sekolah Swasta

Pembiayaan Pendidikan dari Swasta : Biaya pendidikan dari swasta yang dimaksud adalah biaya yang disumbangkan masyarakat (individu, perusahaan, lembaga nonpemerintah, dan lainnya) ke sekolah. Misalnya,

13

Lilik Huriyah, Manajemen Keuangan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Di Lembaga Pendidikan Islam, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press Anggota IKAPI, 2014) hlm. 6.

14

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm 99.


(26)

21

PT Pertamina, Sampoerna Foundation memberi beasiswa bagi anak-anak berprestasi, dan sponsor lainnya.

Pembiayaan Pendidikan dari Masyarakat : Biaya pendidikan dari masyarakat meliputi: sumbangan orang tua siswa, sumbangan perusahaan/swasta, dan lainnya. Sumbangan orang tua siswa yang dimaksud adalah dana yang disumbangkan langsung ke sekolah oleh orang tua siswa atau dikenal dengan dana komite sekolah. Dana tersebut terdiri atas Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) dan iuran atau dana Operasional Pendidikan (DOP).

b) Pembiayaan Pendidikan di Sekolah Negeri

Pembiayaan Pendidikan dari Pemerintah Pusat : Menurut Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, maka pengelolaan pendidikan menengah diserahkan kepada pemkab/pemkot.Aliran dana dari pusat ke daerah dilakukan melalui mekanisme dana perimbangan, khususnya melalui Dana Alokasi Umum (DAU). Menurut UU No.25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, selain DAU, dana perimbangan yang diterima pemerintah daerah adalah dana bagi hasil dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Sumber penerimaan daerah lainnya adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan pinjaman daerah. Semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka desentralisasi dicatat dan dikelola dalam APBD.

Pembiayaan Pendidikan dari Pemerintah Kabupaten/Kota: Biaya pendidikan dari pemerintah kabupaten/kota yang diterima digunakan untuk belanja administrasi umum yang terdiri dari: belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan pemeliharaan. Biaya dari pemkab/pemkot


(27)

22

lainnya adalah dana beasiswa untuk siswa dan dana subsidi untuk penyelenggaraan ujian sekolah dan ujian nasional.15

d. DOP (Definisi Operasional Pengelolaan)

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata managemen yang berasal dari bahasa Inggris dan kemudian di Indonesia menjadi manajemen. Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya “Pengelolaan Kelas dan Siswa” bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar suatu yang dikelola dapat berjalan dengan

lancar, efektif, dan efisien.16

a. Perencanaan (Planning), menentukan apa yang harus terjadi di masa depan,

pembentukan rencana kegiatan.

b. Pengorganisasian (organizing), membuat terjadi penggunaan optimal sumber daya

untuk mencapai sasaran.

c. Pelaksanaan (actuating), menggerakkan orang untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

d. Pengendalian dan pemantauan (controlling, monitoring), memeriksa proses dibanding rencana, melakukan modifikasi rencana dan kegiatan selanjutnya. 17

2. Fungsi Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan

Pengelolaan pembiayaan pendidikan sama dengan manajemen pembiayaan, dan pengelolaan mempunyai tiga fungsi yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam penelitian ini yang akan dibahas yaitu perencanaan pembiayaan pendidikan, pelaksanaan pembiayaan pendidikan dan evaluasi pembiayaan pendidikan.

a. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan

15

Muhammad Anis, Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SDIT Assalamah Ungaran, Skripsi hlm 17-20 16

Arikunto Suharsimi, Pengelolaan Kelas dan Siswa (Jakarta: Rajawali Pers, 1998) hlm 2

17


(28)

23

Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan di masa yang akan datang diarahkan untuk tercapainya

tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal.18

Pada sebuah organisasi atau lembaga apapun bentuk dan namanya, sebelum melangkah untuk mencapai tujuan, maka terlebih dahulu ada perencanaan. Perencanaan pada sebuah lembaga sangat esensial, karena pada kenyataannya, perencanaan memegang pevranan yang lebih penting dibandingkan dengan fungsi-fungsi lain. Tanpa ada perencanaan, maka akan sulit mencapai tujuan.

Seorang perencana pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan dan wawasan yang luas agar dapat menyusun sebuah rancangan yang dapat dijadikan pegangan

pada pelaksanaan proses pendidikan selanjutnya.19 Dalam perspektif Islam

menjelaskan bahwa terdapat ayat Al-Qur‟an yang dikaitkan dengan perencanaan

pembiayaan pendidikan. Berikut ayat Al-Qur‟an yang terdapat dalam surah Al-Israa‟

ayat 36 yang berbunyi :

ك ل أ ّلك د فْل رص ْل عْ ّسل ّ ْ ع ب كل سْيل فْقت ا

ا ْس ْ ع ك

Artinya : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

Ayat tersebut merupakan suatu hal yang sangat prinsipil yang tidak boleh ditawar dalam proses perencanaan pembiayaan pendidikan, agar supaya tujuan yang ingin dicapai dapat tercapai dengan sempurna.

Ada empat langkah atau tahap dasar perencanaan, yaitu:

18

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008) hlm 9-14

19

Udin Syaefudin Sa‟ud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 46.


(29)

24

Pertama, tahapan menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, sebuah lembaga akan menggunakan sumber daya yang secara tidak efektif.

Kedua, merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan kondisi sekarang dari tujuan yang hendak dicapai sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.

Ketiga, mengidentifikasikan segala kemudahan, kekuatan, kelemahan serta hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan dalam mencapai tujuan, oleh karena itu perlu dipahami faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang dapat membantu mencapai tujuan, atau mungkin menimbulkan masalah.

Keempat, mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan tahap akhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai

alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan.20

Perencanaan diartikan sebagai suatu proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan ini mencakup kegiatan penting yaitu penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah atau Madrasah (RAPBS/M) dan pengembangan

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah atau Madrasah (RAPBS/M).21

Perencanaan keuangan sekolah sedikitnya mencakup dua kegiatan yakni penyusunan anggaran dan pengembangan rencana anggaran belanja sekolah. Penganggaran merupakan proses kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget). Budget merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam

20

T. Hani Handoko, MBA., Manajemen, (Yogyakarta, 2003), edisi 2, hlm. 167.

21


(30)

25

bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu.

Penganggaran (budgeting) merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran

(budget). Anggaran merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu

lembaga.22

Penyusunan anggaran merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Kegiatan ini melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada dasarnya, penyusunan anggaran merupakan negoisasi atau perundingan/kesepakatan antara puncak pimpinan dengan pimpinan di bawahnya dalam menentukan besarnya alokasi biaya suatu penganggaran. Hasil akhir dari suatu negoisasi merupakan suatu pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang

diharapkan dari setiap sumber dana.23

Dalam kaitannya dengan proses penyusunan anggaran ini, Liphan

mengungkapkan empat fase kegiatan pokok sebagai berikut:

1) Merencanakan anggaran, yaitu kegiatan mengidentifikasi tujuan, menentukan

prioritas, menjabarkan tujuan kedalam penampilan operasional yang dapat di ukur, menganalisis alternatif pencapaian tujuan dengan analisis biaya yang mempengaruhi (cost-affectivivenes) dan membuat rekomendasi alternatif pendekatan untuk mencapai sasaran.

2) Mempersiapkan anggaran, yaitu menyesuaikan kegiatan dengan mekanisme

anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusi, dan sasaran program pengajaran perlu dirumuskan dengan jelas. Melakukan inventarisasi kelengkapan peralatan dan bahan-bahan yang tersedia.

3) Mengelola pelaksanaan anggaran, yaitu mempersiapkan pembukuan,

melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi, membuat perhitungan

22

Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 47 23


(31)

26

mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku serta membuat laporan pertanggungjawaban keuangan.

4) Menilai pelaksanaan anggaran, yaitu menilai pelaksanaan program belajar

mengajar, menilai bagaimana mencapai sasaran program serta membuat

rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan datang.24

Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, bukan dari jumlah dana yang tersedia dan bagaimana dana itu dihabiskan. Langkah-langkah penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan, Menyusun rencana berdasar skala prioritas pelaksanaannya, Menentukan program kerja dan rincian program, Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program, dan Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.

Langkah I menyusun rencana biaya. Proses penyusunan rencana biaya dan pendanaan dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1) menghitung daftar biaya satuan dari semua kegiatan yang telah dirumuskan. Cara menghitung biaya satuan dengan menentukan jenis satuan dan jumlah satuan standar. (2) Menghitung biaya atau harga satuan yaitu dengan cara menghitung biaya satuan, menyusun rencana biaya pengembangan sekolah selama 4 tahun, menghitung perkiraan sumber pendanaan dan menyusun rencana kegiatan dan anggaran sekolah.

Langkah II menyusun biaya satuan. Daftar biaya satuan dapat disusun dengan cara yaitu menentukan jenis satuan dan jumlah satuan standar dan menghitung biaya atau harga satuan. Untuk menghitung biaya satuan misalnya dengan menghitung jumlah orang, maka kita harus membuat analisis harga satuan per orang.

24


(32)

27

Langkah III menyusun rencana biaya dan pendapatan. Rencana biaya pendapatan adalah rencana kebutuhan dana untuk setiap program dan kegiatan, baik untuk pengembangan maupun untuk operasional. Beberapa sumber pendapatan sesuai dengan urutan tingkat kepastian perolehan dana yaitu BOS (Bantuan Operasional Sekolah), Sumbangan masyarakat melalui komite sekolah belum dapat dipastikan, APBD kabupaten/kota, Donatur (Perusahaan/industri, perorangan, alumni, dan

sebagainya).25

Secara rinci langkah penyusunan RAPBS, yaitu :

a) Inventarisasi kegiatan untuk tahun yang akan datang, baik kegiatan rutin

maupun kegiatan pembangunan/pengembangan berdasarkan evaluasi

pelaksanaan kegiatan pada tahun sebelumnya, analisis kebutuhan tahun berikutnya, dan masukan dari seluruh warga sekolah maupun Komite Sekolah.

b) Inventarisasi sumber pembiayaan baik dari rutin maupun pengembangan.

c) Penyusunan Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) yang lengkap berdasarkan

langkah poin (1) dan (2). Kepala Sekolah membuat label RKS yang terdiri dari kolom-kolom nomor urut, uraian kegiatan, sasaran, kolom-kolom perincian dana dari berbagai sumber, dan kolom jumlah. Tabel tersebut diisi sesuai kolom yang ada.

d) Penyusunan RAPBS. Kepala Sekolah membuat tabel RAPBS yang terdiri dari

kolom-kolom, yaitu kolom rencana penerimaan dan jumlahnya, kolom rencana pengeluaran dan jumlahnya. Tabel tersebut diisi kemudian ditandatangani oleh

25

Muhaimin, “Manajemen Pendidikan” Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah


(33)

28

Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah dan diketahui oleh Kepala Dinas

Pendidikan setempat.26

b. Pelaksanaan Pembiayaan Pendidikan

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalah perluasan

aktivitas yang saling menyesuaikan.27

Setelah perencanaan pembiayaan pendidikan selesai dan disetujui oleh semua komponen yang terlibat, dan menghasilkan sebuah Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah atau Madrasah (RAPBS/M), tahapan manajemen selanjutnya yaitu pelaksanaan pembiayaan pendidikan. Kegiatan pelaksanaan pembiayaan madrasah meliputi dua kegiatan besar yakni penerimaan dan pengeluaran keuangan madrasah/sekolah.

Kegiatan kedua dari manajemen pembiayaan adalah pembukuan atau kegiatan

pengurusan keuangan.28 Hal-hal yang perlu dibukukan dalam keuangan sekolah

adalah menyangkut penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah dari sumber-sumber dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan kesepakatan yang telah disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah. Pencatatan keuangan juga dianjurkan dalam Al Qur’an seperti ayat dibawah ini :

26

Lilik Huriyah, Manajemen Keuangan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Di Lembaga Pendidikan Islam, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press Anggota IKAPI, 2014) hlm.35-36

27

Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2002) hlm 70

28


(34)

29

طسْقأ ْ كل جأ ىل ري ك ْ أ ريغص تْكت ْ أ أْست ا

ب تْرت اأ ىنْدأ د ّش ل ْقأ ّّ ْ ع

Artinya: Dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)

keraguanmu, (Tulislah muamalahmu itu). (Al-Baqarah/282:2)29

Dalam ayat diatas dianjurkan untuk menulis bentuk transaksi keuangan agar lebih menguatkan persaksian dan tidak menimbulkan keraguan. Kepala sekolah hendaknya benar-benar memahami dan dapat menjelaskan fungsi, tujuan, manfaat pembukuan kepada staf keuangan.

a) Penerimaan Biaya Pendidikan

Penerimaan terhadap biaya pendidikan ditentukan oleh besarnya biaya yang diterima oleh sekolah atau madrasah dari setiap sumber pendanaan. Sumber pembiayaan pendidikan secara umum berasal dari pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan sumber-sumber lain.

Sebagian besar penerimaan atau pendapatan biaya pendidikan selama ini

berasal dari orang tua siswa.30 Pembukuan terhadap penerimaan atau pendapatan

biaya pendidikan pada umumnya didasarkan pada prosedur pembukuan yang selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah. Penanggung jawab terhadap segala penerimaan/pendapatan biaya pendidikan dan juga pembukuannya dipegang sepenuhnya oleh bendahara lembaga pendidikan yang bersangkutan dengan diketahui oleh kepala sekolah.

b) Pengeluaran Biaya Pendidikan

29Qur’an dan Hadist Digital 30


(35)

30

Kegiatan pengeluaran biaya pendidikan tentunya tidak menyimpang dari Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Pengeluaran biaya pendidikan dipergunakan secara efektif dan efisien, artinya setiap penerimaan/ pendapatan dana, untuk pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan- kebutuhan yang telah direncanakan.

Pengeluaran biaya pendidikan biasanya berupa Biaya langsung dan tidak

langsung.31 Berikut pengertian biaya langsung dan biaya tidak langsung dari teori

yang berbeda.

Biaya langsung ialah biaya yang langsung digunakan untuk operasional sekolah dan langsung dikeluarkan untuk kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar,

terdiri atas dana pembangunan dan dana rutin.32

Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh siswa,

orangtua dan masyarakat untuk menunjang keperluan yang tidak langsung.33

c. Evaluasi Pembiayaan Pendidikan

Evaluasi pendidikan juga diartikan dengan proses untuk memberikan kualitas yaitu nilai dari kegiatan pendidikan yang telah dilaksanakan, yang mana proses tersebut berlangsung secara sistematis, berkelanjutan, terencana, dan dilaksanakan

sesuai dengan prosedur.34

Proses melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai persepsi teori yang dianut, ada bermacam-macam cara. Namun evaluasi harus memasukkan ketentuan dan tindakan sejalan dengan fungsi evaluasi, yaitu:

1) Memfokuskan evaluasi 31

Mochammad Idhochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2004) hlm. 144.

32

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002) hlm 168 33

Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 24 34


(36)

31

2) Mendesain evaluasi 3) Mengumpulkan informasi 4) Menganalisis informasi 5) Melaporkan hasil evaluasi

6) Mengelola evaluasi dan mengevaluasi evaluasi.

Evaluasi pembiayaan pendidikan merupakan alat untuk mengukur dari melihat hasil rencana yang dicanangkan pada planning. Memberikan imbalan kepada staff sesuai kinerja yang ditunjukkan, dan merancang serta merencanakan kembali sambil

memperbaiki hal-hal yang belum sempurna.35 Evaluasi pada administrasi berarti

kegiatan mengukur tingkat efektivitas kerja personal dan tingkat efisiensi penggunaan

metode dan alat bantu tertentu dalam usaha mencapai tujuan.36 Mengamati tingkat

efektivitas maksudnya menilai tindakan tindakan atau kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, apakah telah menghasilkan sesuatu seperti direncanakan atau sekurang-kurangnya, apakah kegiatan itu telah berjalan di atas rel yang sebenarnya dan tidak menyimpang dari perencanaan atau tujuan yang telah ditetapkan. Sedang mengamati tingkat efisiensi maksudnya menilai tindakan tindakan/ kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan itu apakah merupakan cara yang terbaik atau paling tidak untuk mencapai hasil yang sebesar besarnya dengan resiko yang sekecil-kecilnya, yang berarti apakah cara kerja tertentu yang sudah dipergunakan mampu memberi hasil yang maksimal.

Evaluasi pembiayaan pendidikan sebagai pertimbangan menurut seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggung- jawabkan. Tujuannya yaitu untuk

mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaanya.37

35

Ashar Arsyad, Pokok Manajemen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 20. 36

Hadori Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1996. Hlm 43

37


(37)

32

Konsep dasar evaluasi atau pengawasan terhadap penggunaan biaya pendidikan yaitu dapat mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi dari penggunaan sumber-sumber dana yang tersedia.

B. Kepuasan Peserta Didik

1. Pengertian Kepuasan

Menurut Zeithaml et al sebagaimana dikutip oleh Buchari Alma menjelaskan bahwa kepuasan adalah respon konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya. Tanggapan atau reaksi konsumen karena keinginannya yang telah terpenuhi sesuai dengan apa yang diinginkan.

Sedangkan menurut Kotler kepuasan adalah perasaan seseorang senang atau

kecewa yang dihasilkan dari membandingkan kinerja yang dirasakan suatu produk (atau hasil) dalam kaitannya dengan harapan.38 Perasaan senang atau kecewa dari seseorang setelah membandingkan hasil kinerja agar sesuai harapan hasil dari produknya.

Richard Oliver, kepuasan adalah terpenuhinya kebutuhannya. Hal itu berarti penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari suatu barang/jasa ataupun barang/jasa itu sendiri, memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan

pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan dibawah

harapan/pemenuhan kebutuhan melebihi harapan pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan konsep penting dalam pemasaran atau penelitian konsumen. Sudah menjadi pendapat umum bahwa jika konsumen merasa puas dengan suatu produk atau merek, mereka cenderung akan terus membeli dan menggunakannya serta memberitahu orang lain tentang pengalaman mereka yang menyenangkan dengan produk tersebut. Jika mereka tidak merasa puas, mereka cenderung beralih ke merek

38


(38)

33

lain serta mengajukan keberatan pada produsen, pengecer, dan bahkan

menceritakannya kepada konsumen atau pelanggan lain. Dalam dunia

pendidikan,layanan akademik juga harus dilakukan dengan baik untuk menciptakan kepuasan pengguna jasa, baik dalam lingkup intern maupun ekstern. Tujuan utama dari seluruh kegiatan yang dilakukan sekolah yaitu untuk memberikan kepuasan pada

pelanggan.39

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk

dan harapan-harapannya.40

Untuk memuaskan peserta didik dengan meningkatkan kualitas pendidikan,

dalam TQM (total quality management) kepuasan masuk dalam 10 unsur. Manajemen

kualitas (quality management) atau manajemen kualitas terpadu (total quality

management = TQM) didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan kinerja manajemen secara terus menerus pada setiap level operasi, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia

dan modal yang tersedia.41

Sedangkan ISO 8402 (quality vocabulary) mendefinisikan manajemen kualitas

sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan

kebijaksanaan kualitas, tujuan-tujuan dan tanggung jawab, serta

mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti perencanaan kualitas (quality

planning), pengendalian kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan peningkatan kualitas (quality improvement).42

39

Rumiyati, Kepuasan Peserta Didik, Pendidik, Pimpinan Sekolah Terhadap Layanan Tenaga Administrasi Sekolah Di SMK Muhammadiyah 1 Patuk, GunungKidul, Skripsi, hlm. 10-11

40

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta, PT Ikrar Mandiriabadi: 2002) hlm. 42

41

Vincent Gaspersz, Total Quality Management, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 6. 42


(39)

34

Menurut Nursya’bani Purnama, TQM (total quality management) adalah sebagai

suatu sistem yang dilaksanakan dalam jangka panjang dan terus-menerus untuk

memuaskan konsumen dengan meningkatkan kualitas produk perusahaan. Sasaran

yang ingin dicapai dari peningkatan kualitas produk adalah kepuasan konsumen.43

TQM (total quality management) adalah suatu pendekatan dalam menjalankan

usaha yang mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya. Beberapa karakteristik TQM adalah sebagai berikut : (1) Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal; (2) Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas; (3) Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah; (4) Memiliki komitmen jangka panjang; (5) Membutuhkan kerja sama tim (teamwork); (5) Memperbaiki proses secara berkesinambungan; (6) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, memberikan kebebasan yang terkendali; (7) Memiliki kesatuan tujuan; dan (8) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan

karyawan.44 Terdapat 4 pilar dasar dalam penerapan TQM, yaitu:

a. Kepuasan konsumen. Untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen,

langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi siapa pelanggan perusahaan, apa kebutuhan dan keinginan mereka;

b. Perbaikan terus menerus. Konsumen akan selalu memahami dinamika seiring

lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengikuti gerak perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen.

c. Hormat terhadap setiap orang. Setiap orang dalam organisasi merupakan individu

yang memiliki kontribusi bagi pencapaian kualitas yang diharapkan. Oleh karena

43

Nursya’bani Purnama, Manajemen Kualitas: Perspektif Global, Yogyakarta: EKONISIA, 2006, hlm 51-52.

44

Kuat Ismanto, Manajemen Syariah: Implementasi TQM dalam Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm 70-71


(40)

35

itu setiap orang dalam organisasi harus diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan; dan

d. Manajemen berdasarkan fakta. Setiap konsumen yang diambil akan memberikan

hasil yang memuaskan jika didasarkan pada data dan informasi objektif, lengkap

dan akurat.45 Berikut ciri-ciri pelanggan yang merasa puas :

a) Loyal terhadap produk

Pelanggan yang puas cenderung loyal dimana mereka akan membeli ulang dari produsen yang sama. Dalam dunia sekolah orangtua yang puas cenderung menyuruh anaknya yang lain untuk bersekolah ditempat yang sama.

b) Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif.

Komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif yaitu rekomendasi kepada calon pelanggan lain dan mengatakan hal yang baik-baik mengenai produk dan perusahaan. Dalam dunia pendidikan orang akan bercerita yang baik-baik tentang sekolah anaknya yang bagus kepada orang lain.

c) Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merek lain.

Ketika pelanggan ingin membeli produk yang lain maka perusahaan yang telah memberikan kepuasan kepadanya akan menjadi pertimbangan yang

utama.46 Ketika orangtua ingin menyekolahkan anak lainnya ke tempat lain

maka sekolah yang telah memberikan kepuasan kepada orangtua murid akan menjadi pertimbangan utama.

2. Metode Pengukuran Kepuasan (Utility) Konsumen

45Nursya’bani Purnama,

Op Cit., hlm. 53. 46


(41)

36

Menurut Kotler yang dikutip dari Buku Total Quality Management ada beberapa

metode yang dapat digunakan dalam melakukan pengukuran kepuasan pelanggan, diantaranya :

a. Sistem keluhan dan saran, organisasi yang berpusat pelanggan (Customer

Centered) memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk

menyampaikan saran dan keluhan. Informasi-informasi ini dapatmemberikan

ide-ide cemerlang bagi perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi secara

tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalahyang timbul.

b. Ghost shopping, salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghot shopper juga dapat mengamati cara penanganan setiap keluhan.

c. Lost customer analysis, perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan

yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat

memahami mengapa hal itu terjadi. Pemantauan customer loss rate (tingkat

pelanggan yang hilang) juga penting, peningkatan customer loss rate

menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya.

d. Survei kepuasan pelanggan, umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan

dilakukan dengan penelitian survai, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung. Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa

perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.47

47


(42)

37

3. Pengertian Peserta Didik

Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran. Sebagai individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju kesempurnaan. Hal ini dapat dicontohkan ketika seorang peserta didik berada pada usia balita seorang selalu banyak mendapat bantuan dari orang tua ataupun saudara yang lebih tua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peserta didik merupakan

barang mentah (raw material) yang harus diolah dan bentuk sehingga menjadi suatu

produk pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut secara singkat dapat dikatakan bahwa setiap peserta didik memiliki eksistensi atau kehadiran dalam sebuah lingkungan, seperti halnya sekolah, keluarga, pesantren bahkan dalam lingkungan masyarakat. Dalam proses ini peserta didik akan banyak sekali menerima bantuan yang mungkin tidak disadarinya, sebagai contoh seorang peserta didik mendapatkan buku pelajaran tertentu yang ia beli dari sebuah toko buku.

Dengan diakuinya keberadaan seorang peserta didik dalam konteks kehadiran dan keindividuannya, maka tugas dari seorang pendidik adalah memberikan bantuan, arahan dan bimbingan kepada peserta didik menuju kesempurnaan atau


(43)

38

kedewasaannya sesuai dengan kedewasaannya. Dalam konteks ini seorang pendidik harus mengetahui ciri-ciri dari peserta didik tersebut.

Ciri-ciri peserta didik :

a) Kelemahan dan ketak berdayaannya

b) Berkemauan keras untuk berkembang

c) Ingin menjadi diri sendiri (memperoleh kemampuan).48

Jadi disimpulkan disimpulkan bahwa kepuasan peserta didik adalah respon individu/peserta didik yang sudah mengalami perubahan, perkembangan dan dapat membentuk kepribadian yang lebih baik sehingga keinginannya terpenuhi.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Peserta Didik

Suatu instansi/lembaga sekolah harus mampu mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggannya yaitu peserta didik, pendidik, dan pimpinan sekolah, sehingga tenaga administrasi sekolah yang bertugas memberikan layanan secara langsung kepada mereka harus mengetahui berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan dari peserta didik, pendidik, dan pimpinan sekolah . Freddy Rangkuti, ada lima faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, yaitu :

a) Nilai

Nilai adalah pengkajian secara menyeluruh tentang manfaat dari suatu produk yang didasarkan pada persepsi pelanggan atas apa yang telah diterima oleh pelanggan dan yang telah diberikan oleh produk tersebut.

b) Citra

Citra yang buruk akan menimbulkan persepsi produk yang tidak berkualitas sehingga konsumen akan mudah merasa kecewa terhadap kesalahan kecil sekalipun.

48

Drs. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Cetakan ke II (Jakarta: PT Rineka Cipta:2006) hlm 40


(44)

39

Sedangkan citra yang baik akan menimbulkan persepsi produk yang berkualitas, sehingga pelanggan akan merasakan kepuasan yang lebih terhadap suatu produk.

c) Tahap layanan

Kepuasan pelanggan ditentukan oleh berbagai jenis layanan yang didapatkan oleh pelanggan selama ia menggunakan beberapa tahapan layanan tersebut. Ketidakpuasan yang diperoleh pada tahap awal layanan menimbulkan persepsi yang buruk untuk tahap layanan yang selanjutnya sehingga pelanggan merasa tidak puas dengan layanan secara keseluruhan.

d) Situasi layanan

Persepsi pelanggan terhadap suatu layanan ditentukan oleh tiga hal yaitu layanan, proses layanan, dan lingkungan fisik di mana layanan tersebut diberikan.

e) Tingkat kepentingan pelanggan

Tingkat kepentingan pelanggan yaitu keyakinan palanggan sebelulm mencoba atau membeli suatu produk jasa yang akan dijadikannya sebgai standar acuan dalam menilai kinerja produk tersebut.

Layanan yang diberikan harus memperhatikan mutu, karena mutu dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Definisi ini merupakan definisi yang sangat penting sebab, ada satu resiko yang sering sekali kita abaikan dari definisi ini, yaitu kenyataan bahwa para pelanggan adalah pihak yang membuat keputusan terhadap mutu dan mereka melakukan penilaian tersebut dengan merujuk pada produk terbaik yang bisa bertahan dalam persaingan. Tenaga administrasi sekolah harus mampu memberikan layanan secara profesional.

Rita Wahyuni, petugas harus tahu persis layanan yang menjadi tanggung jawab. Tanpa bantuan atau petunjuk orang lain. Ia dapat memberi kepastian atau keputusan


(45)

40

setelah menjelaskan permasalahan yang dihadapi pelanggan. Jadi, dituntut kemampuan pribadi dalam memberikan layanan sedemikian rupa, sehingga dimata pelanggan, petugas dianggap cekatan, terampil, dan dapat memberikan jawaban serta layanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Tenaga administrasi sekolah harus mampu menciptakan kepuasan pelanggan dengan mempelajari faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan dan semaksimal mungkin

memberikan layanan secara profesional.49

5. Faktor utama dalam menentukan tingkat kepuasan peserta didik

Dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan yaitu :

a) Kualitas produk

Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Dalam hal pendidikan peserta didik dan wali murid akan merasa puas apabila pengurus sekolah menunjukkan bahwa sekolah tersebut berkualitas.

b) Kualitas pelayanan

Terutama untuk industri jasa. Konsumen akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan. Jika dalam sekolah peserta didik atau wali murid akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

c) Emosional

Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merk tertentu yang

49

Rumiyati, Kepuasan Peserta Didik, Pendidik, Pimpinan Sekolah Terhadap Layanan Tenaga Administrasi Sekolah Di SMK Muhammadiyah 1 Patuk, GunungKidul, Skripsi, hlm 10-12


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah mengadakan serangkaian jenis penelitian, memaparkan data dan

kemudian menganalisisnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagaimana

berikut :

1. Perencanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nurul Karomah

: Di perencanaan, pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK mulai

dengan menyusun RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah), penyusunan RAPBS dilakukan diawal tahun, dan yang terlibat

dalam penyusunan RAPBS disekolah SMK Nurul Karomah Galis yaitu

Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Ketua Yayasan, bendahara dan orangtua

siswa, sumber dana yang didapat dari BOS, dari donatur yang alumni

pondok sendiri, alumni MTs, SMA, dan SMK Nurul Karomah yang sudah

sukses dan gaji guru tetap dan tidak tetap dari Yayasan, sertifikasi, dan ke

Negeri.

2. Pelaksanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nurul

Karomah: Di pelaksanaan, pendanaan yang menjadi prioritas utama yaitu

Laboratorium dan sarana prasarana karena setiap tahun pasti ada yang

rusak dan ada penambahan dari sarana prasarana. Dalam pelaksanaan ini

berbasis transparan, akuntable, dan didukung dengan perencanaan

partisipatif berbasis program, dengan seimbang antara pengeluaran dan


(2)

88

3. Evaluasi pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nurul Karomah :

Di evaluasi, terdapat laporan keuangan yang terdiri dari dua laporan yaitu

untuk honor guru laporan ke Yayasan, untuk dana BOS laporan ke Dinas

Provinsi, sedangkan biaya praktek laporan ke Kepala Sekolah. Setiap

pengeluaran untuk pembiayaan pendidikan harus ditandatangani Kepala

Sekolah dan Ketua Yayasan yang terlebih dahulu laporannya dipelajari

oleh Yayasan.

4. Kepuasan peserta didik dan orangtua di SMK Nurul Karomah : Cukup

puas karena setiap pengeluaran berbasis program, bila program

tidak/kurang berhasil pembiayaan dikembalikan dan

dipertanggungjawabkan kepada Yayasan. penetapan uang komite

melibatkan wali murid (tidak memberatkan). Sekolah selalu berusaha

memberi pelayanan yang baik kepada peserta didik atau wali murid

diantaranya : Sistem Informasi Akademik, Media Pembelajaran (LCD,

DVD, TV, Laboratorium komputer, sarana dan prasarana yang mendekati

ideal sesuai delapan standart).

B. Saran

Dengan memperhatikan hasil penelitian dan beberapa kesimpulan diatas,

maka dengan rasa hormat Penulis memberikan saran dengan harapan

perbaikan ke arah yang lebih baik lagi.

1. Untuk Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan


(3)

89

b. Sekolah harusnya menambahkan bendahara satu lagi agar lebih baik

lagi dan tidak membebankan ke satu bendahara.

c. Tingkatkan lagi cara mempromosikan sekolah agar lebih maju dan

lebih dikenal sehingga masyarakat desa Galis tidak menyekolahkan

anaknya ke kota atau desa lainnya.

d. Ada baiknya diadakan rapat dalam hal perencanaan pembiayaan

pendidikan agar lebih jelas dan wali murid lebih paham.

2. Untuk Peneliti selanjutnya

Hendaknya Peneliti selanjutnya memberikan indikator yang lebih rinci

dalam pelaksanaan Penelitian tentang Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Cetakan ke II, Jakarta: PT Rineka Cipta:2006.

Ali, Mohammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993. Alma, Buchari, Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2005.

Anis, Muhammad, Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SDIT Assalamah Ungaran, Skripsi---Universitas Negeri Semarang, 2013.

Arfian, Dini, “Manajemen Anggaran Pembiayaan Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama NU 07 Brangsong Kendal” , Skripsi---Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015.

Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Rosda, 2010), cet. 2

Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2008.

Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas dan Siswa Jakarta: Rajawali Pers, 1998.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Arsyad, Ashar, Pokok Manajemen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002) Bastian, Indra, Akuntansi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 2006.

Black, A. James, dan Champion, J. Dean, Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Petrj: E. Koswara, Bandung:Refika Aditama, 2001.

Fatah, Nanang, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000.

Fattah, Nanang, Standar Pembiayaan Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012)

Gaspersz, Vincent , Total Quality Management, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003

Handoko, T. Hani, MBA., Manajemen, (Yogyakarta, 2003), edisi 2 Hasbullah, Otonomi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010

Huriyah, Lilik, Manajemen Keuangan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Di Lembaga Pendidikan Islam, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press Anggota IKAPI, 2014)


(5)

Lampiran Permen 24 2007 Standar Sarana Prasarana.pdf

Masruroh, “Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif

16 Nurul Hidayah Banyubang Solokuro Lamongan Jawa Timur” Skripsi---Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

Moloeng, J. Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta:Rake Sarasin, 2002. Mulyasa, E , Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002 Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media ,2010. Nawawi, Hadori, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1996. Nazir, Moh., Metode Penelitian, Bandung: Ghalia Indonesia, 2009.

Nurhasanah, “Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di SMK Nusantara Pisangan

Ciputat Tangerang” Skripsi---UIN Syarif Hidayatullah,2013. Prasarana bsnp-indonesia.org diakses pada tanggal 10 Juli 2017

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 40 tahun 2008 tentang Standar Sarana Purnama, Nursya’bani, Manajemen Kualitas: Perspektif Global, Yogyakarta: EKONISIA, 2006.

Qur’an dan Hadist Digital

Rangkuti, Freddy., Measuring Customer Satisfaction: Gaining Customer Relationship Strategy: Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan & Analisis Kasus PLN-JP (Jakarta: Gramedia:2003)

Rohman, Fathur “Studi tentang Manajemen Pembiayaan Pendidikan melalui Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Se-Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara” Skripsi---Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, 2009.

Rumiyati, Kepuasan Peserta Didik, Pendidik, Pimpinan Sekolah Terhadap Layanan Tenaga Administrasi Sekolah Di SMK Muhammadiyah 1 Patuk, GunungKidul, Skripsi. Soebagio, Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia Jakarta: PT Ardadizzya Jaya, 2000.


(6)

Sobari, Rizky Nurmeida, Tingkat Kepuasan Peserta Didik Terhadap Pelayanan Proses Pembelajaran Di SMK Averus, Skripsi---Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2014

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D Bandung: Alfabeta, 2007.

Suhirman, Pengaruh Biaya Pendidikan Terhadap Hasil Belajar Melalui Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri se Kabupaten Rembang Tahun 2011 (Journal of Economic Education 1 (2) 2012)

Sukmadinata, Nata Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya: 2007

Supriyadi, Dedi, Satuan Biaya Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006 Supriadi, Dedi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Syaefudin Udin, Sa’ud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005)

Tjiptono. Fandy, Total Quality Manajemen, (Yogyakarta: Andy, 2003)

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), (Bandung: Citra Umbara, 2006)

Usman, Nurdin, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Yoto, “Analisis Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia (Suatu Kajian Praktis Dalam Sistem Pengelolaan Anggaran Pendidikan Pada Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan)” (Jurnal Teknik Mesin Tahun 20, No. 1, April 2012)

Wulandari, Sasti Persepsi Siswa Terhadap Pelayanan Tenaga Administrasi Sekolah Di SMA Piri 1 Yogyakarta Dan SMK Piri Sleman, Skripsi

www.kajianpustaka.com diakses pada tanggal 15 Juli 2017 www.academia.edu diakses pada tanggal 14 Juli 2017

http://asriyusniar.blogspot.co.id di akses pada tanggal 26 Juli 2017, Kepuasan Pelanggan