Lamp II SK No.130 Thn 2015 ttg Izin Lingkungan kpd PT.Jofa Dini Lestari
Lampiran II
KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA
NOMOR 188.44/ /KUM/2015
TANGGGAL MARET 2015
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN PERUMAHAN SHALLI
MESSI PERMAI PT. JOFA DINI LESTARI
DI SUNGAI SEMANGAT DALAM DESA
SEMANGAT KARYA KECAMATAN ALALAK
KABUPATEN BARITO KUALA,
TELAAHAN SEBAGAI DASAR ARAHAN PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Pembangunan perumahan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan
upaya pemenuhan kebutuhan rakyat akan papan. Untuk mencapai
kemampuan hidup damai bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan kesejahteraan yang optimal. Pemenuhan akan perumahan
merupakan hak setiap warga Indonesia. Negara dalam hal ini
pemerintah daerah berkewajiban mengupayakan dan memfasilitasi
setiap usaha kearah kondisi tersebut. Fungsi rumah selain sebagai
tempat berlindung dan membentuk keluarga rumah juga sebagai
wahanan pendidikan dan penunjang proses tumbuh kembang anggota
keluarga baik dari segi fisik mental maupun sosial. Untuk
memfungsikan rumah seperti tujuan tersebut maka harus dipenuhi
beberapa persyaratan rumah yang kondusif. Lingkungan pemukiman
juga punya peran yang penting dalam hal tersebut. Untuk itu
perumahan dan permukiman perlu dikelola dengan baik sehingga
berjalan sesuai dengan fungsinya.
Menyadari hal tersebut maka pembangunan perumahan wajib
melakukan upaya pengelolaan lingkungan agar dampak negatif yang
ditimbulkan seperti pencemaran lingkungan dapat diminimalkan
sehingga perumahan sebagai sarana pemenuhan hidup bagi
masyarakat secara keseluruhan dapat terwujud. Mengingat dampak
yang ditimbulkan tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau
Kegiatan yang Wajib Melengkapi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, maka kegiatan ini wajib dilengkapi dokumen UKL dan
UPL. Pembangunan Perumahan Shalli Messi Permai PT. Jofa Dini
Lestari berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan
sekitar, baik berupa dampak positif maupun dampak negatif, untuk
meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan tersebut maka
perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan usaha kegiatan.
Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai
pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak
yang muncul akibat kegiatan Perumahan Shalli Messi Permai PT. Jofa
Dini Lestari di Jalan Sungai Semangat Dalam Desa Semangat Karya
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala diperkirakan akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif
maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena dampak tersebut
meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial ekonomi dan
budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan sifat dampak
akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu dengan
komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konsruksi dan tahap operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan
berubah akibat adanya suatu aktivitas/kegiatan manusia, maka
dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak
yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non
formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu
lingkungan yang ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan
pemantauan. Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk
meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak
positifnya. Dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini
berdasarkan rona lingkungan dan dampak yang ditimbulkan maka
pengelolaan yang dilakukan berdasarkan sumber dampak dan jenis
dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap kontruksi dan tahap
operasi, maka program kegiatan yang dilakukan adalah :
A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI,
KONSTRUKSI, OPERASI DAN PASCA OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan diprakirakan berdampak terhadap komponen
sosial ekonomi, terutama terhadap pendapatan rumah tangga. Bagi
mereka yang memiliki tanah atau lahan di lokasi rencana proyek,
maka mereka akan mendapat ganti rugi atas lahan mereka tersebut.
Tetapi jika pada lahan tersebut terdapat usaha atau kegiatan
produktif, maka otomatis mereka akan kehilangan sumber
pendapatan keluarga. Di sisi lain ganti rugi lahan merupakan
penerimaan uang tunai bagi keluarga yang lahannya terkena tapak
proyek. Besarnya nilai yang mereka terima tergantung pada luas
lahan masingmasing yang dibebaskan. Dampak positif yang
muncul dapat berlangsung singkat jika penduduk yang menerima
ganti rugi tidak dapat memanfaatkan secara optimal uang tersebut.
dan kelompok masyarakat yang demikian akan berpotensi
menyebabkan munculnya persepsi negatif pada tahapan kegiatan
selanjutnya yang akan berdampak lanjutan terhadap keamanan dan
ketertiban masyarakat Mengingat lahan yang dibebaskan telah
memperoleh sertifikat, maka dampak kegiatan terhadap komponen
lingkungan mempunyai intensitas yang kecil dan tergolong sebagai
dampak negatif tidak penting.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang
pembebasan lahan dan rencana pembangunan rumah dan
pemanfaatan lahan secara keseluruhan kepada masyarakat.
•
Pengukuran lahan dilakukan bersama antara pihak terkait, yaitu
pemilik lahan dan aparat desa/kelurahan.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosialisasi dan Perijinan
Kegiatan Sosialisasi diprakirakan akan menimbulkan dampak
terhadap persepsi masyarakat, yang dapat berakibat terhambatnya
tahapan kegiatan selanjutnya dari kegiatan pembangunan
perumahan. Mengingat kegiatan ini bersifat kontinyu dan lokasi
disekitarnya merupakan lahan sesuai peruntukkannya serta lahan
adalah milik sendiri, maka dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
sosialisasi terhadap persepsi masyarakat adalah adalah negatif.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Sosialisasi kegiatan yang akan dilakukan sehingga masyarakat
dapat mengetahui secara jelas dan lengkap mengenai proyek
pembangunan perumahan dan manfaatnya bagi masyarakat
sekitar.
•
Upaya sosialisasi ini sudah dilakukan pada masyarakat sekitar
proyek oleh pemrakarsa dengan melakukan pengumuman lewat
media massa dan spanduk tentang pembukaan perumahan dan
temu wicara dengan masyarakat setempat.
•
Melaksanakan pemanfaatan lahan bekas penggalian material.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembersihan lahan dan
pemanfaatan lahan
Pembersihan lahan dan pemanfaatan lahan akan menghilangkan
vegetasi yang ada diatasnya, sehingga akan menimbulkan dampak
yang cukup besar terhadap penurunan kualitas habitat dari flora
dan fauna darat. Penggunaan peralatan pada saat pembersihan
lahan akan menghasilkan gas buang CO dan CO2 serta akan
meningkatkan kebisingan di lokasi proyek. Pembersihan lahan akan
merubah tata ruang yang tadinya adalah daerah berbukit akan
berubah bentuk menjadi permukiman sebagai bentuk pemanfaatan
lahan. Selain itu lahan yang terbuka akan menimbulkan dampak
terhadap komponen lingkungan hidrologis terutama terhadap arah
aliran dan resapan air, sehingga jika curah hujan tinggi akan terjadi
banjir lokal atau genangan air. Selain itu di samping rencana
kegiatan ada pemanfaatan lahan untuk perataan tanah yang akan
dimanfaatkan bagi rencana pembangunan perumahan. Dampak
primer yang ditimbulkan oleh kegiatan pembersihan lahan ini
selanjutnya akan menimbulkan dampak negatif lanjutan kepada
komponen lingkungan lain yaitu kualitas air, biota air, kesehatan
masyarakat dan persepsi masyarakat.
Mengingat jumlah peralatan yang digunakan dan luas lahan yang
dibersihkan relatif kecil sekitar 3,8 Ha, maka dampak yang
ditimbulkan terhadap komponen lingkungan terutama parameter
kualitas udara, kebisingan, biota darat, hidrologi, kualitas air dan
biota air diprakirakan juga akan mempunyai intensitas yang kecil.
Dengan demikian dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
pembersihan lahan dan pemanfaatan lahan terhadap komponen
lingkungan tergolong dampak negatif tidak penting.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan pembersihan dan pematangan lahan sesuai dengan
keperluan proyek.
•
Penggunaan penutup telinga berupa earplug bagi pekerja.
•
Mengisolasi air larian dengan membuat saluran keliling yang
bermuara ke kolam retensi.
•
segera melakukan penanaman penutup atau pelindung untuk
lahan terbuka.
4. Pengelolaan Dampak Terhadap Penerimaan tenaga kerja
konstruksi
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi akan
menimbulkan dampak terhadap kesempatan kerja, pendapatan
keluarga bagi masyarakat sekitar proyek, yang berlanjut pada
persepsi masyarakat terhadap kegiatan proyek. Dengan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan relatif sedikit, maka diperkirakan
kegiatan penerimaan tenaga kerja akan menimbulkan dampak
dengan intensitas yang sangat kecil terhadap komponen lingkungan
kesempatan kerja, pendapatan keluarga bagi masyarakat, serta
sikap dan persepsi masyarakat dan tergolong sebagai dampak
negatif tidak penting.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga
kerja.
•
Melakukan penerimaan tenaga kerja secara terbuka dan
transparan.
•
Melaksanakan penggajian sesuai standar upah yang ditetapkan.
5. Pengelolaan Dampak Terhadap Mobilisasi peralatan dan material
Kegiatan mobilisasi berupa pengangkutan peralatan dan bahan
bahan konstruksi berdampak terhadap lalulintas darat terutama
kemacetan dan kenyamanan berlalu lintas serta meningkatnya
kecelakaan lalulintas, terutama di segmen jalan menuju ke lokasi
proyek. Hilir mudiknya truktruk pengangkut material konstruksi
juga menyebabkan meningkatnya kadar debu dan gas buang di
sepanjang jalan yang dilewati. Dampak primer yang timbul
selanjutnya akan menimbulkan dampak negatif lanjutan terhadap
kesehatan masyarakat serta sikap dan persepsi masyarakat.
Mengingat jumlah peralatan dan material yang dimobilisasi relatif
sedikit dan kegiatan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif
singkat yakni selama pengangkutan dan bersifat insidentil serta
dilakukan pada jamjam tidak sibuk, maka kegiatan mobilisasi
peralatan dan material konstruksi diprakirakan akan menimbulkan
dampak negatif dengan intensitas yang kecil dan tergolong dampak
negatif tidak penting terhadap komponen lingkungan terutama
lalulintas, kualitas udara, kebisingan, kesehatan masyarakat serta
sikap dan persepsi masyarakat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Terhadap penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
yang mungkin terjadi.
•
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah dengan
cara mengurangi kecepatan kendaraan.
•
Pembatasan muatan sesuai kapasitas alat angkut dan kelas
jalan.
•
Melakukan pengangkutan pada jamjam tidak sibuk (sepi) serta
pemasangan rambu dan pengaturan lalulintas yang menuju
lokasi proyek perumahan.
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembangunan dan fasilitas
penunjang
Pembangunan Perumahan dan fasilitas penunjang diperkirakan
akan meningkatkan debu, gas polutan dan kebisingan serta akan
merubah ruang, tanah dan lahan serta kondisi hidrologis. Dampak
primer yang timbul akan menimbulkan dampak sekunder dan
tersier terhadap komponen kualitas air, biota air, kesehatan
masyarakat, sikap dan persepsi masyarakat. Mengingat pekerjaan
pembangunan Perumahan Taman Lenny Jaya berlangsung cukup
singkat dengan jumlah peralatan yang digunakan relatif sedikit,
maka kegiatan ini diprakirakan akan menimbulkan dampak dengan
intensitas yang kecil terhadap komponen lingkungan kualitas udara
dan kebisingan dengan luas sebaran dampak yang relatif sempit
(lokasi proyek dan sekitarnya).
Kegiatan pembangunan Perumahan Taman Lenny Jaya juga
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap sifat fisik tanah
yang berakibat menurunnya infiltrasi air ke dalam tanah. Selain itu
pembangunan Perumahan Taman Lenny Jaya akan menghambat
atau merubah arah aliran permukaan sehingga akan menyebabkan
timbulnya genangangenangan air pada tempattempat tertentu,
meningkatkan sedimentasi dan perubahan kualitas air. Perubahan
kualitas lingkungan selanjutnya akan menimbulkan dampak
lanjutan terhadap biota air, kesehatan masyarakat serta sikap dan
persepsi masyarakat. Mengingat lahan yang akan digunakan sebagai
tempat pembangunan Perumahan Taman Lenny Jaya dan fasilitas
umum relatif kecil, serta adanya usaha untuk mengatasi perubahan
pada komponen hidrologis dengan cara pembuatan
saluran/drainase keliling setiap jalan lingkungan dan jalan utama,
maka dampak yang timbul terhadap parameter lingkungan
diperkirakan mempunyai intensitas yang kecil.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Perawatan peralatan yang digunakan sehingga kebisingan, gas
buang dan ceceran minyak dapat diminimalkan.
•
Penggunaan penutup telinga berupa earplug bagi pekerja,
pemberlakuan peraturanperaturan K3.
•
Meminimalkan perubahan tata guna lahan dan kondisi
hidrologis dengan melakukan pembangunan Perumahan Sehat
Sederhana Taman Lenny Jaya sesuai dengan keperluan dan
tetap menyediakan lahan terbuka hijau yang cukup dan tetap
mempertahankan lahan tersebut tidak kedap air (sistem
panggung untuk halaman sebaiknya dipavingblok).
•
Menanam pohon penghijauan dan tanaman hias di sekitar tapak
proyek.
•
Serta pembuatan saluran drainase keliling diseluruh jalan
lingkungan dan jalan utama perumahan.
7. Pengelolaan Dampak Terhadap Pemakaian/Hunian Rumah
Kegiatan yang berhubungan dengan pemakaian rumah adalah
mobilisasi penghuni rumah dan tamu. Kegiatan ini diperkirakan
akan menimbulkan dampak terhadap kualitas udara, kebisingan
dan transportasi darat serta penciptaan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha.
Dampak mobilisasi penghuni komplek dan tamu terhadap kualitas
udara melalui pembakaran/operasional mesin kendaraan, dimana
pada proses tersebut akan menghasilkan atau mengeluarkan
sejumlah polutan ke udara seperti debu, SO2, dan NO2, sehingga
akan menambah kandungan senyawasenyawa tersebut di udara.
Operasional kendaraan juga akan menghasilkan bunyi, sehingga
akan meningkatkan nilai kebisingan di lokasi perumahan dan
sekitarnya. Mobilisasi penghuni rumah dengan menggunakan
kendaraan akan menambah jumlah kendaraan yang melintas,
sehingga berpotensi untuk meningkatkan gangguan terhadap
transportasi darat berupa kemacetan dan kecelakaan lalulintas.
Penghuni rumah dan tamu yang tidak menggunakan kendaraan
sendiri untuk mobilisasinya memerlukan jasa angkutan baik berupa
roda empat maupun roda dua atau lainnya. Keperluan akan jasa
angkutan ini akan menciptakan lapangan kerja baru bagi
masyarakat sekitar terutama dalam hal penyediaan jasa angkutan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan penanaman pohon terutama yang berfungsi untuk
menyerap bahan pencemar udara dan meredam bunyi sebagai
bentuk RTH.
•
Pengaturan lalulintas (pemasangan ramburambu) pada jalan
komplek serta memberikan kesempatan berusaha bagi
masyarakat sekitar untuk berusaha terutama yang berhubungan
dengan pemakaian/penghunian rumah.
•
Pengelolaan sampah diwajibkan menggunakan metode 3 R
( Reduce, Reuse dan Recycle).
•
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau sesuai dengan ketentuan Ijin
Lokasi dan Ijin terkait.
8. Pengelolaan Dampak Terhadap Aktivitas Dapur
Limbah padat dari dapur ini kalau dibuang secara langsung akan
berdampak terhadap estetika dan kualitas udara (bau tidak
sedap/busuk) yang selanjutnya dapat berdampak lanjutan terhadap
kesehatan penghuni rumah dan masyarakat sekitar. Kegiatan dapur
berupa pencucian bahan makanan dan peralatan dapur lainnya
akan menghasilkan limbah cair yang berdampak negatif terhadap
kualitas air badan air penerima. Limbah cair tersebut banyak
mengandung bahan organik yang walaupun tingkat toksisitasnya
tergolong rendah, namun dalam proses dekomposisinya akan
menimbulkan bau tidak sedap dan merupakan media hidup yang
baik bagi organisme patogen, sehingga akan menimbulkan dampak
lanjutan terhadap kesehatan masyarakat. Dalam proses
dekomposisinya bahan organik juga memerlukan sejumlah oksigen
terlarut yang diambil dari perairan dan akan menghasilkan
senyawasenyawa kimia yang bersifat toksik bagi organisme
perairan seperti NH3 dan H2S sehingga akan mengganggu
keseimbangan ekologis badan air penerima limbah. Dalam
aktivitasnya dapur menggunakan beberapa alat masak dan
pemanas yang pada saat operasionalnya akan menghasilkan asap
beserta berbagai senyawa polutan udara yang berpengaruh negatif
terhadap parameter kualitas udara. Penurunan terhadap kualitas
udara ini akan berdampak lanjutan terhadap penghuni rumah dan
masyarakat sekitar.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Meminimalkan limbah padat dan cair dengan cara efisiensi
penggunaan air.
•
Menyediakan tempat sampah disetiap blok kavling perumahan.
•
Pengelolaan sampah dari rumah tangga hingga ke TPS atau TPA
dilakukan dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga.
9. Pengelolaan Dampak Terhadap Aktivitas MCK
Kegiatan MCK dengan menggunakan bahan detergen serta bahan
lainnya akan menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung
bahanbahan kimia yang dapat berdampak negatif terhadap
parameter kualitas air, berupa peningkatan kandungan fosfat dan
senyawa lainnya di perairan. Peningkatan kandungan fosfat ini
akan mempengaruhi kesimbangan N/P diperairan sehingga unsur N
akan menjadi faktor pembatas pada ekosistem perairan. Senyawa
senyawa lainnya yang terdapat dalam limbah cair tersebut juga
akan masuk ke perairan sehingga akan menurunkan nilai kualitas
air dan mengganggu kehidupan organisme perairan yang ada di
dalamnya serta manusia yang mengkonsumsinya.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Membuat septic tank sesuai standar sanitasi.
•
Membuat saluran pembuangan air limbah secara terintegrasi.
•
Membuat sumur resapan.
10. Pengelolaan Dampak Terhadap Aktivitas sosial masyarakat
Aktivitas sosial ekonomi penghuni rumah berpotensi memunculkan
dampak penting terhadap parameter sosial ekonomi, sosial budaya,
kesehatan masyarakat, persepsi masyarakat serta keamanan dan
ketertiban.
Keberadaan penghuni rumah didalam interaksinya di masyarakat
akan membangkitkan perekonomian masyarakat sehingga akan
menumbuhkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
masyarakat, sehingga akan berdampak positif terhadap parameter
sosial ekonomi. Disamping itu keberadaan penghuni rumah di
masyarakat sekitar proyek dengan berbagai latar belakang budaya
dan daerah di dalam interaksinya akan mewarnai dan berpengaruh
terhadap sosial budaya masyarakat setempat. Sedangkan dampak
kegiatan ini terhadap kesehatan masyarakat adalah adanya
penularan penyakit pada masyarakat sekitar atau antar penghuni
rumah. Penyakitpenyakit yang kemungkinan dapat menular
adalah penyakit yang ditularkan oleh serangga/vektor (malaria,
demam berdarah, filarias dan lainlain) dan penyakit lainnya yang
berbasis lingkungan.
Persepsi masyarakat yang timbul dari kegiatan ini sangat tergantung
dari dampak yang timbul pada parameter lainnya seperti sosial
ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan pertemuan antar warga secara rutin misal bulanan
guna pemecahan permasalahan perumahan atau pemeliharaan
komplek perumahan.
•
Melakukan atau membuat dan mengaktifkan pos pelayanan
seperti kesehatan serta keamanan dan ketertiban.
B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak
penting, maka kegiatan Perumahan Shalli Messi Permai PT. Jofa
Dini Lestari di Jalan Sungai Semangat Dalam Desa Semangat Karya
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala dapat dinilai layak
dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan
Perumahan Shalli Messi Permai PT. Jofa Dini Lestari di Jalan
Sungai Semangat Dalam Desa Semangat Karya Kecamatan
Alalak, Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi aturan pada
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 9 tahun
2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun 20002015 dan
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor 6 tahun 2012.
2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan Perumahan Shalli Messi
Permai PT. Jofa Dini Lestari di Jalan Sungai Semangat Dalam
Desa Semangat Karya Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito
Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga terjamin
keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur
perijinan yang akan diperoleh.
3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani
dengan segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat
canggih namun lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara
umum bila memang dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang
timbul telah diberikan rancangan dan rumusan tindakan yang
bersifat mudah dilakukan baik melalui pendekatan teknis,
pendekatan sosialekonomibudaya maupun pendekatan
institusi.
4. Dari aspek kemitraan dengan pihak masyarakat terutama
masyarakat di wilayah Jalan Sungai Semangat Dalam Desa
Semangat Karya Kecamatan Alalak, menjadi wilayah administrasi
proyek yang mendapat dampak langsung telah dapat dilakukan
komunikasi dan pendekatan atau sosialisasi bersama yang
menguntungkan kedua belah pihak sehingga proses pengelolaan
dampak pada aspek adanya gesekan atau ketidaksepahaman
dengan masyarakat sekitar dapat segera diminimalisir.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan
Perumahan Shalli Messi Permai PT. Jofa Dini Lestari di Jalan Sungai
Semangat Dalam Desa Semangat Karya Kecamatan Alalak,
Kabupaten Barito Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA
H. HASANUDDIN MURAD
KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA
NOMOR 188.44/ /KUM/2015
TANGGGAL MARET 2015
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN PERUMAHAN SHALLI
MESSI PERMAI PT. JOFA DINI LESTARI
DI SUNGAI SEMANGAT DALAM DESA
SEMANGAT KARYA KECAMATAN ALALAK
KABUPATEN BARITO KUALA,
TELAAHAN SEBAGAI DASAR ARAHAN PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Pembangunan perumahan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan
upaya pemenuhan kebutuhan rakyat akan papan. Untuk mencapai
kemampuan hidup damai bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan kesejahteraan yang optimal. Pemenuhan akan perumahan
merupakan hak setiap warga Indonesia. Negara dalam hal ini
pemerintah daerah berkewajiban mengupayakan dan memfasilitasi
setiap usaha kearah kondisi tersebut. Fungsi rumah selain sebagai
tempat berlindung dan membentuk keluarga rumah juga sebagai
wahanan pendidikan dan penunjang proses tumbuh kembang anggota
keluarga baik dari segi fisik mental maupun sosial. Untuk
memfungsikan rumah seperti tujuan tersebut maka harus dipenuhi
beberapa persyaratan rumah yang kondusif. Lingkungan pemukiman
juga punya peran yang penting dalam hal tersebut. Untuk itu
perumahan dan permukiman perlu dikelola dengan baik sehingga
berjalan sesuai dengan fungsinya.
Menyadari hal tersebut maka pembangunan perumahan wajib
melakukan upaya pengelolaan lingkungan agar dampak negatif yang
ditimbulkan seperti pencemaran lingkungan dapat diminimalkan
sehingga perumahan sebagai sarana pemenuhan hidup bagi
masyarakat secara keseluruhan dapat terwujud. Mengingat dampak
yang ditimbulkan tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau
Kegiatan yang Wajib Melengkapi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan, maka kegiatan ini wajib dilengkapi dokumen UKL dan
UPL. Pembangunan Perumahan Shalli Messi Permai PT. Jofa Dini
Lestari berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan
sekitar, baik berupa dampak positif maupun dampak negatif, untuk
meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan tersebut maka
perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan usaha kegiatan.
Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai
pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak
yang muncul akibat kegiatan Perumahan Shalli Messi Permai PT. Jofa
Dini Lestari di Jalan Sungai Semangat Dalam Desa Semangat Karya
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala diperkirakan akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat positif
maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena dampak tersebut
meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial ekonomi dan
budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan sifat dampak
akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu dengan
komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konsruksi dan tahap operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan
berubah akibat adanya suatu aktivitas/kegiatan manusia, maka
dilakukan perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak
yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non
formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku mutu
lingkungan yang ada sehingga perlu dilakukan arahan pengelolaan dan
pemantauan. Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk
meminimalkan dampak negatif dan mengoptimalkan dampak
positifnya. Dari rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini
berdasarkan rona lingkungan dan dampak yang ditimbulkan maka
pengelolaan yang dilakukan berdasarkan sumber dampak dan jenis
dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap kontruksi dan tahap
operasi, maka program kegiatan yang dilakukan adalah :
A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI,
KONSTRUKSI, OPERASI DAN PASCA OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan diprakirakan berdampak terhadap komponen
sosial ekonomi, terutama terhadap pendapatan rumah tangga. Bagi
mereka yang memiliki tanah atau lahan di lokasi rencana proyek,
maka mereka akan mendapat ganti rugi atas lahan mereka tersebut.
Tetapi jika pada lahan tersebut terdapat usaha atau kegiatan
produktif, maka otomatis mereka akan kehilangan sumber
pendapatan keluarga. Di sisi lain ganti rugi lahan merupakan
penerimaan uang tunai bagi keluarga yang lahannya terkena tapak
proyek. Besarnya nilai yang mereka terima tergantung pada luas
lahan masingmasing yang dibebaskan. Dampak positif yang
muncul dapat berlangsung singkat jika penduduk yang menerima
ganti rugi tidak dapat memanfaatkan secara optimal uang tersebut.
dan kelompok masyarakat yang demikian akan berpotensi
menyebabkan munculnya persepsi negatif pada tahapan kegiatan
selanjutnya yang akan berdampak lanjutan terhadap keamanan dan
ketertiban masyarakat Mengingat lahan yang dibebaskan telah
memperoleh sertifikat, maka dampak kegiatan terhadap komponen
lingkungan mempunyai intensitas yang kecil dan tergolong sebagai
dampak negatif tidak penting.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang
pembebasan lahan dan rencana pembangunan rumah dan
pemanfaatan lahan secara keseluruhan kepada masyarakat.
•
Pengukuran lahan dilakukan bersama antara pihak terkait, yaitu
pemilik lahan dan aparat desa/kelurahan.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosialisasi dan Perijinan
Kegiatan Sosialisasi diprakirakan akan menimbulkan dampak
terhadap persepsi masyarakat, yang dapat berakibat terhambatnya
tahapan kegiatan selanjutnya dari kegiatan pembangunan
perumahan. Mengingat kegiatan ini bersifat kontinyu dan lokasi
disekitarnya merupakan lahan sesuai peruntukkannya serta lahan
adalah milik sendiri, maka dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
sosialisasi terhadap persepsi masyarakat adalah adalah negatif.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Sosialisasi kegiatan yang akan dilakukan sehingga masyarakat
dapat mengetahui secara jelas dan lengkap mengenai proyek
pembangunan perumahan dan manfaatnya bagi masyarakat
sekitar.
•
Upaya sosialisasi ini sudah dilakukan pada masyarakat sekitar
proyek oleh pemrakarsa dengan melakukan pengumuman lewat
media massa dan spanduk tentang pembukaan perumahan dan
temu wicara dengan masyarakat setempat.
•
Melaksanakan pemanfaatan lahan bekas penggalian material.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembersihan lahan dan
pemanfaatan lahan
Pembersihan lahan dan pemanfaatan lahan akan menghilangkan
vegetasi yang ada diatasnya, sehingga akan menimbulkan dampak
yang cukup besar terhadap penurunan kualitas habitat dari flora
dan fauna darat. Penggunaan peralatan pada saat pembersihan
lahan akan menghasilkan gas buang CO dan CO2 serta akan
meningkatkan kebisingan di lokasi proyek. Pembersihan lahan akan
merubah tata ruang yang tadinya adalah daerah berbukit akan
berubah bentuk menjadi permukiman sebagai bentuk pemanfaatan
lahan. Selain itu lahan yang terbuka akan menimbulkan dampak
terhadap komponen lingkungan hidrologis terutama terhadap arah
aliran dan resapan air, sehingga jika curah hujan tinggi akan terjadi
banjir lokal atau genangan air. Selain itu di samping rencana
kegiatan ada pemanfaatan lahan untuk perataan tanah yang akan
dimanfaatkan bagi rencana pembangunan perumahan. Dampak
primer yang ditimbulkan oleh kegiatan pembersihan lahan ini
selanjutnya akan menimbulkan dampak negatif lanjutan kepada
komponen lingkungan lain yaitu kualitas air, biota air, kesehatan
masyarakat dan persepsi masyarakat.
Mengingat jumlah peralatan yang digunakan dan luas lahan yang
dibersihkan relatif kecil sekitar 3,8 Ha, maka dampak yang
ditimbulkan terhadap komponen lingkungan terutama parameter
kualitas udara, kebisingan, biota darat, hidrologi, kualitas air dan
biota air diprakirakan juga akan mempunyai intensitas yang kecil.
Dengan demikian dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
pembersihan lahan dan pemanfaatan lahan terhadap komponen
lingkungan tergolong dampak negatif tidak penting.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan pembersihan dan pematangan lahan sesuai dengan
keperluan proyek.
•
Penggunaan penutup telinga berupa earplug bagi pekerja.
•
Mengisolasi air larian dengan membuat saluran keliling yang
bermuara ke kolam retensi.
•
segera melakukan penanaman penutup atau pelindung untuk
lahan terbuka.
4. Pengelolaan Dampak Terhadap Penerimaan tenaga kerja
konstruksi
Kegiatan penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi akan
menimbulkan dampak terhadap kesempatan kerja, pendapatan
keluarga bagi masyarakat sekitar proyek, yang berlanjut pada
persepsi masyarakat terhadap kegiatan proyek. Dengan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan relatif sedikit, maka diperkirakan
kegiatan penerimaan tenaga kerja akan menimbulkan dampak
dengan intensitas yang sangat kecil terhadap komponen lingkungan
kesempatan kerja, pendapatan keluarga bagi masyarakat, serta
sikap dan persepsi masyarakat dan tergolong sebagai dampak
negatif tidak penting.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga
kerja.
•
Melakukan penerimaan tenaga kerja secara terbuka dan
transparan.
•
Melaksanakan penggajian sesuai standar upah yang ditetapkan.
5. Pengelolaan Dampak Terhadap Mobilisasi peralatan dan material
Kegiatan mobilisasi berupa pengangkutan peralatan dan bahan
bahan konstruksi berdampak terhadap lalulintas darat terutama
kemacetan dan kenyamanan berlalu lintas serta meningkatnya
kecelakaan lalulintas, terutama di segmen jalan menuju ke lokasi
proyek. Hilir mudiknya truktruk pengangkut material konstruksi
juga menyebabkan meningkatnya kadar debu dan gas buang di
sepanjang jalan yang dilewati. Dampak primer yang timbul
selanjutnya akan menimbulkan dampak negatif lanjutan terhadap
kesehatan masyarakat serta sikap dan persepsi masyarakat.
Mengingat jumlah peralatan dan material yang dimobilisasi relatif
sedikit dan kegiatan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif
singkat yakni selama pengangkutan dan bersifat insidentil serta
dilakukan pada jamjam tidak sibuk, maka kegiatan mobilisasi
peralatan dan material konstruksi diprakirakan akan menimbulkan
dampak negatif dengan intensitas yang kecil dan tergolong dampak
negatif tidak penting terhadap komponen lingkungan terutama
lalulintas, kualitas udara, kebisingan, kesehatan masyarakat serta
sikap dan persepsi masyarakat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Terhadap penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
yang mungkin terjadi.
•
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan adalah dengan
cara mengurangi kecepatan kendaraan.
•
Pembatasan muatan sesuai kapasitas alat angkut dan kelas
jalan.
•
Melakukan pengangkutan pada jamjam tidak sibuk (sepi) serta
pemasangan rambu dan pengaturan lalulintas yang menuju
lokasi proyek perumahan.
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembangunan dan fasilitas
penunjang
Pembangunan Perumahan dan fasilitas penunjang diperkirakan
akan meningkatkan debu, gas polutan dan kebisingan serta akan
merubah ruang, tanah dan lahan serta kondisi hidrologis. Dampak
primer yang timbul akan menimbulkan dampak sekunder dan
tersier terhadap komponen kualitas air, biota air, kesehatan
masyarakat, sikap dan persepsi masyarakat. Mengingat pekerjaan
pembangunan Perumahan Taman Lenny Jaya berlangsung cukup
singkat dengan jumlah peralatan yang digunakan relatif sedikit,
maka kegiatan ini diprakirakan akan menimbulkan dampak dengan
intensitas yang kecil terhadap komponen lingkungan kualitas udara
dan kebisingan dengan luas sebaran dampak yang relatif sempit
(lokasi proyek dan sekitarnya).
Kegiatan pembangunan Perumahan Taman Lenny Jaya juga
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap sifat fisik tanah
yang berakibat menurunnya infiltrasi air ke dalam tanah. Selain itu
pembangunan Perumahan Taman Lenny Jaya akan menghambat
atau merubah arah aliran permukaan sehingga akan menyebabkan
timbulnya genangangenangan air pada tempattempat tertentu,
meningkatkan sedimentasi dan perubahan kualitas air. Perubahan
kualitas lingkungan selanjutnya akan menimbulkan dampak
lanjutan terhadap biota air, kesehatan masyarakat serta sikap dan
persepsi masyarakat. Mengingat lahan yang akan digunakan sebagai
tempat pembangunan Perumahan Taman Lenny Jaya dan fasilitas
umum relatif kecil, serta adanya usaha untuk mengatasi perubahan
pada komponen hidrologis dengan cara pembuatan
saluran/drainase keliling setiap jalan lingkungan dan jalan utama,
maka dampak yang timbul terhadap parameter lingkungan
diperkirakan mempunyai intensitas yang kecil.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Perawatan peralatan yang digunakan sehingga kebisingan, gas
buang dan ceceran minyak dapat diminimalkan.
•
Penggunaan penutup telinga berupa earplug bagi pekerja,
pemberlakuan peraturanperaturan K3.
•
Meminimalkan perubahan tata guna lahan dan kondisi
hidrologis dengan melakukan pembangunan Perumahan Sehat
Sederhana Taman Lenny Jaya sesuai dengan keperluan dan
tetap menyediakan lahan terbuka hijau yang cukup dan tetap
mempertahankan lahan tersebut tidak kedap air (sistem
panggung untuk halaman sebaiknya dipavingblok).
•
Menanam pohon penghijauan dan tanaman hias di sekitar tapak
proyek.
•
Serta pembuatan saluran drainase keliling diseluruh jalan
lingkungan dan jalan utama perumahan.
7. Pengelolaan Dampak Terhadap Pemakaian/Hunian Rumah
Kegiatan yang berhubungan dengan pemakaian rumah adalah
mobilisasi penghuni rumah dan tamu. Kegiatan ini diperkirakan
akan menimbulkan dampak terhadap kualitas udara, kebisingan
dan transportasi darat serta penciptaan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha.
Dampak mobilisasi penghuni komplek dan tamu terhadap kualitas
udara melalui pembakaran/operasional mesin kendaraan, dimana
pada proses tersebut akan menghasilkan atau mengeluarkan
sejumlah polutan ke udara seperti debu, SO2, dan NO2, sehingga
akan menambah kandungan senyawasenyawa tersebut di udara.
Operasional kendaraan juga akan menghasilkan bunyi, sehingga
akan meningkatkan nilai kebisingan di lokasi perumahan dan
sekitarnya. Mobilisasi penghuni rumah dengan menggunakan
kendaraan akan menambah jumlah kendaraan yang melintas,
sehingga berpotensi untuk meningkatkan gangguan terhadap
transportasi darat berupa kemacetan dan kecelakaan lalulintas.
Penghuni rumah dan tamu yang tidak menggunakan kendaraan
sendiri untuk mobilisasinya memerlukan jasa angkutan baik berupa
roda empat maupun roda dua atau lainnya. Keperluan akan jasa
angkutan ini akan menciptakan lapangan kerja baru bagi
masyarakat sekitar terutama dalam hal penyediaan jasa angkutan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan penanaman pohon terutama yang berfungsi untuk
menyerap bahan pencemar udara dan meredam bunyi sebagai
bentuk RTH.
•
Pengaturan lalulintas (pemasangan ramburambu) pada jalan
komplek serta memberikan kesempatan berusaha bagi
masyarakat sekitar untuk berusaha terutama yang berhubungan
dengan pemakaian/penghunian rumah.
•
Pengelolaan sampah diwajibkan menggunakan metode 3 R
( Reduce, Reuse dan Recycle).
•
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau sesuai dengan ketentuan Ijin
Lokasi dan Ijin terkait.
8. Pengelolaan Dampak Terhadap Aktivitas Dapur
Limbah padat dari dapur ini kalau dibuang secara langsung akan
berdampak terhadap estetika dan kualitas udara (bau tidak
sedap/busuk) yang selanjutnya dapat berdampak lanjutan terhadap
kesehatan penghuni rumah dan masyarakat sekitar. Kegiatan dapur
berupa pencucian bahan makanan dan peralatan dapur lainnya
akan menghasilkan limbah cair yang berdampak negatif terhadap
kualitas air badan air penerima. Limbah cair tersebut banyak
mengandung bahan organik yang walaupun tingkat toksisitasnya
tergolong rendah, namun dalam proses dekomposisinya akan
menimbulkan bau tidak sedap dan merupakan media hidup yang
baik bagi organisme patogen, sehingga akan menimbulkan dampak
lanjutan terhadap kesehatan masyarakat. Dalam proses
dekomposisinya bahan organik juga memerlukan sejumlah oksigen
terlarut yang diambil dari perairan dan akan menghasilkan
senyawasenyawa kimia yang bersifat toksik bagi organisme
perairan seperti NH3 dan H2S sehingga akan mengganggu
keseimbangan ekologis badan air penerima limbah. Dalam
aktivitasnya dapur menggunakan beberapa alat masak dan
pemanas yang pada saat operasionalnya akan menghasilkan asap
beserta berbagai senyawa polutan udara yang berpengaruh negatif
terhadap parameter kualitas udara. Penurunan terhadap kualitas
udara ini akan berdampak lanjutan terhadap penghuni rumah dan
masyarakat sekitar.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Meminimalkan limbah padat dan cair dengan cara efisiensi
penggunaan air.
•
Menyediakan tempat sampah disetiap blok kavling perumahan.
•
Pengelolaan sampah dari rumah tangga hingga ke TPS atau TPA
dilakukan dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga.
9. Pengelolaan Dampak Terhadap Aktivitas MCK
Kegiatan MCK dengan menggunakan bahan detergen serta bahan
lainnya akan menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung
bahanbahan kimia yang dapat berdampak negatif terhadap
parameter kualitas air, berupa peningkatan kandungan fosfat dan
senyawa lainnya di perairan. Peningkatan kandungan fosfat ini
akan mempengaruhi kesimbangan N/P diperairan sehingga unsur N
akan menjadi faktor pembatas pada ekosistem perairan. Senyawa
senyawa lainnya yang terdapat dalam limbah cair tersebut juga
akan masuk ke perairan sehingga akan menurunkan nilai kualitas
air dan mengganggu kehidupan organisme perairan yang ada di
dalamnya serta manusia yang mengkonsumsinya.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Membuat septic tank sesuai standar sanitasi.
•
Membuat saluran pembuangan air limbah secara terintegrasi.
•
Membuat sumur resapan.
10. Pengelolaan Dampak Terhadap Aktivitas sosial masyarakat
Aktivitas sosial ekonomi penghuni rumah berpotensi memunculkan
dampak penting terhadap parameter sosial ekonomi, sosial budaya,
kesehatan masyarakat, persepsi masyarakat serta keamanan dan
ketertiban.
Keberadaan penghuni rumah didalam interaksinya di masyarakat
akan membangkitkan perekonomian masyarakat sehingga akan
menumbuhkan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
masyarakat, sehingga akan berdampak positif terhadap parameter
sosial ekonomi. Disamping itu keberadaan penghuni rumah di
masyarakat sekitar proyek dengan berbagai latar belakang budaya
dan daerah di dalam interaksinya akan mewarnai dan berpengaruh
terhadap sosial budaya masyarakat setempat. Sedangkan dampak
kegiatan ini terhadap kesehatan masyarakat adalah adanya
penularan penyakit pada masyarakat sekitar atau antar penghuni
rumah. Penyakitpenyakit yang kemungkinan dapat menular
adalah penyakit yang ditularkan oleh serangga/vektor (malaria,
demam berdarah, filarias dan lainlain) dan penyakit lainnya yang
berbasis lingkungan.
Persepsi masyarakat yang timbul dari kegiatan ini sangat tergantung
dari dampak yang timbul pada parameter lainnya seperti sosial
ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi
dampak yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan pertemuan antar warga secara rutin misal bulanan
guna pemecahan permasalahan perumahan atau pemeliharaan
komplek perumahan.
•
Melakukan atau membuat dan mengaktifkan pos pelayanan
seperti kesehatan serta keamanan dan ketertiban.
B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak
penting, maka kegiatan Perumahan Shalli Messi Permai PT. Jofa
Dini Lestari di Jalan Sungai Semangat Dalam Desa Semangat Karya
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala dapat dinilai layak
dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut :
1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan
Perumahan Shalli Messi Permai PT. Jofa Dini Lestari di Jalan
Sungai Semangat Dalam Desa Semangat Karya Kecamatan
Alalak, Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi aturan pada
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 9 tahun
2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun 20002015 dan
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor 6 tahun 2012.
2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan Perumahan Shalli Messi
Permai PT. Jofa Dini Lestari di Jalan Sungai Semangat Dalam
Desa Semangat Karya Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito
Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga terjamin
keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur
perijinan yang akan diperoleh.
3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani
dengan segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat
canggih namun lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara
umum bila memang dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang
timbul telah diberikan rancangan dan rumusan tindakan yang
bersifat mudah dilakukan baik melalui pendekatan teknis,
pendekatan sosialekonomibudaya maupun pendekatan
institusi.
4. Dari aspek kemitraan dengan pihak masyarakat terutama
masyarakat di wilayah Jalan Sungai Semangat Dalam Desa
Semangat Karya Kecamatan Alalak, menjadi wilayah administrasi
proyek yang mendapat dampak langsung telah dapat dilakukan
komunikasi dan pendekatan atau sosialisasi bersama yang
menguntungkan kedua belah pihak sehingga proses pengelolaan
dampak pada aspek adanya gesekan atau ketidaksepahaman
dengan masyarakat sekitar dapat segera diminimalisir.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan
Perumahan Shalli Messi Permai PT. Jofa Dini Lestari di Jalan Sungai
Semangat Dalam Desa Semangat Karya Kecamatan Alalak,
Kabupaten Barito Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA
H. HASANUDDIN MURAD