TINJAUAN AKAD IJARAH TERHADAP SEWA JASA PENGEBORAN SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN.

TINJAUAN AKAD IJA>RAH TERHADAP SEWA JASA
PENGEBORAN SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN
DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN
LAMONGAN

SKRIPSI
Oleh:
Moh Yusuf Zainal Arif
NIM.C02211092

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah)
Surabaya
2015

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

TINJAUAN AKAD IJA>RAH TERHADAP SEWA JASA
PENGEBORAN SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN
DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN

LAMONGAN

SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Strata Satu
Ilmu Syari’ah dan Hukum

Oleh
Moh Yusuf Zainal Arif
NIM. C02211092

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syar’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Ekonomi Syari’ah (Muamalah)
Surabaya
2015
i


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Moh Yusuf Zainal Arif
NIM
: C02211092
Fakutas/Jurusan/Prodi: Syari’ah dan Hukum/Hukum Perdata Islam/Muamalah
Judul Skripsi
: Tinjauan Akad Ija>rah Terhadap Sewa Jasa Pengeboran
Sumur dengan Sistem Borongan di Desa Kemantren
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau
karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Surabaya, 12 Januari 2015
Saya yang menyatakan,

Moh Yusuf Zainal Arif

NIM.C02211092

ii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang ditulis oleh Moh Yusuf Zainal Arif NIM. C02211092 ini telah
diperiksa dan disetujui untuk dimunaqasahkan.

Surabaya, 12 Januari 2015
Pembimbing,

Fatikul Himami, M.E.I
NIP. 198009232009121002

iii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


PENGESAHAN
Skripsi yang ditulis oleh Moh Yusuf Zainal Arif NIM. C02211092 ini telah
dipertahankan di depan sidang Majelis Munaqasah Skripsi Fakultas Syari’ah dan
Hukum UIN Sunan Ampel Pada hari Rabu, 28 Januari 2015, dan dapat diterima
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata satu
Ilmu Syari’ah.
Majelis Munaqasah Skripsi:
Ketua

Sekretaris

Fatikul Himami, M>.E.I.
NIP. 198009232009121002

Dra. Susilowati, MM.
NIP. 196006131990032002

Penguji I,

Penguji II,


Pembimbing,

Drs. H. M. Zayyin Chudlori, M.Ag.
NIP{. 195612201982031003

H. Mahir Amin, M.Fil.I
NIP. 197212042007011000

Fatikul Himami, M.E.I.
NIP. 198009232009121002

Surabaya, 05 Februari 2015
Mengesahkan,
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Dekan,

Dr. H. Sahid HM., M.Ag
NIP. 196803091996031002


iv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan tentang “Tinjauan Akad Ija>rah
Terhadap Sewa Jasa Pengeboran Sumur dengan Sistem Borongan di Desa
Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan”. Penelitian ini bertujuan
untuk menjawab pertanyaan bagaimana mekanisme sewa jasa pengeboran sumur
dengan sistem borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan dan bagaimana tinjauan akad ija>rah terhadap sewa jasa pengeboran
sumur dengan sistem borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research ) karena data
penelitian ini diperoleh dari masyarakat melalui proses pengamatan langsung di
lapangan (observasi), wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam
penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Setelah data-data terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan data
deskriptif analisis dengan menggunakan pola pikir induktif.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa akad sewa jasa pengeboran sumur
dengan sistem borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan boleh dan sah menurut hukum Islam. Hal ini dikarenakan dalam akad
sewa jasa pengeboran sumur telah memenuhi rukun dan syarat sahnya akad
ija>rah, yakni dengan adanya kerelaan dalam kesepakatan mekanisme sewa jasa
pengeboran sumur dengan sistem borongan.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka kepada masyarakat khususnya
pihak-pihak yang melakukan transaksi atau kesepakatan sewa jasa pengeboran
dengan sistem borongan di Desa Kemantren Paciran Lamongan agar lebih
memahami dengan jelas pekerjaan yang akan dilakukan agar terhindar dari
transaksi yang dapat merugikan salah satu pihak.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .....................................................................................


i

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................

iii

PENGESAHAN ............................................................................................

iv

ABSTRAK ...................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ..................................................................................


vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TRANSLITERASI .......................................................................

x

BAB I

PENDAHULUAN ......................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................

1

B. Identifikasi Masalah .................................................................

6


C. Rumusan Masalah ....................................................................

7

D. Kajian Pustaka ..........................................................................

8

E. Tujuan Penelitian .....................................................................

11

F. Kegunaan Hasil Penelitian .......................................................

11

G. Definisi Operasional .................................................................

12


H. Metode Penelitian ....................................................................

13

I. Sistematika Pembahasan ..........................................................

17

SEWA JASA DALAM HUKUM ISLAM ..................................

18

A. Definisi Ija>rah ...........................................................................

18

B. Rukun dan Syarat Ija>rah ...........................................................

20

C. Macam-macam Ija>rah ...............................................................

24

D. Landasan Hukum Ija>rah ...........................................................

28

E. Hukum Ija>rah ............................................................................

30

F. Pembayaran Ujrah ....................................................................

31

G. Pembatalan dan Berakhirnya Ija>rah .........................................

34

BAB II

BAB III

SEWA JASA PENGEBORAN SUMUR DI DESA KEMANTREN
KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN ........ 37

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Deskripsi Wilayah Penelitian ...................................................

37

1. Letak dan Kondisi Geografis Desa Kemantren .................

38

2. Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Desa Kemantren ....

39

3. Kondisi Sosial Perekonomian Desa Kemantren ................

39

4. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Kemantren .............

40

B. Sejarah Pengeboran Sumur ......................................................

41

C. Praktik Sewa Jasa Pengeboran Sumur .....................................

42

1. Penentuan Lokasi atau Objek Pengeboran Sumur .............

43

2. Tata cara Kesepakatan dalam Sewa Jasa Pengeboran Sumur 45

BAB IV

3. Penentuan Biaya Sewa Jasa Pengeboran Sumur ................

45

4. Pembayaran Biaya Sewa Jasa Pengeboran Sumur .............

47

5. Berakhirnya Sewa Jasa Pengeboran Sumur .......................

47

ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP SEWA JASA
PENGEBORAN SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI
DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN
LAMONGAN ............................................................................
50
A. Analisis Terhadap Mekanisme Sewa Jasa Pengeboran Sumur
dengan Sistem Borongan .........................................................

50

B. Analisis Akad Ija>rah Terhadap Sewa Jasa Pengeboran Sumur
BAB V

dengan Sistem Borongan .........................................................

52

PENUTUP .................................................................................

60

A. Kesimpulan ...............................................................................

60

B. Saran .........................................................................................

61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TRANSLITERASI
Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis
(technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf latin.
Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai
berikut:
A. Konsonan
No
1

Arab

2

‫ب‬

B

3

‫ت‬

T

4

‫ث‬

Th

5

‫ج‬

J

6

‫ح‬

h}

7

‫خ‬

Kh

8

‫د‬

D

9

‫ذ‬

Dh

10

‫ر‬

R

11

‫ز‬

Z

12

‫س‬

S

13

‫ش‬

Sh

14

‫ص‬

s}

15

‫ض‬

d}

11

‫ط‬

t}

17

‫ظ‬

z}

18

‫ع‬



19

‫غ‬

Gh

20

‫ف‬

F

21

‫ق‬

Q

22

‫ك‬

k

22

‫ل‬

L

24

‫م‬

M

Indonesia


‫ا‬

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

‫ن‬

N

21

‫و‬

W

27

‫ه‬

H

28

‫ء‬



29

‫ي‬

Y

Sumber: Kate L. Turabian. A Manual of Writers of Term Papers,
Disertstions (Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987)
B. Vokal
1. Vokal Tunggal (monoftong)
Tanda dan
Nama
Huruf Arab

َ‫م‬
َِ
َُ

Indonesia

fath}ah

A

kasrah

I

d{ammah

U

Catatan: Khusu untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika
hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat
sukun. Contoh: iqtid}a>’ (‫)اقتضاء‬
2. Vokal Panjang (mad)
Tanda dan
Nama
Indonesia
Keterangan
Huruf Arab
fath}ah dan
a dan garis di
‫ىَا‬
a>
atas
alif
kasrah dan
i dan garis di
‫ىِي‬
i>
ya’
atas
d}ammah dan
ُ‫ىو‬
u>
u dan gari di atas
Contoh

wawu
: al-jama>’ah (‫)اجماعة‬
(‫)خير‬
: takhyi>r
: yadu>ru

(‫)يدور‬

C. Ta>’ Marbu>t}ah
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua:
1. Jika hidup (menjadi mud}a>f) transliterasinya adalah t.
2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalah h.
(‫)شريعة ااسام‬
Contoh : shri>’at al-Isla>m
: shari>’ah isla>mi>yah (‫)شريعة اسامية‬

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

D. Penulisan Huruf Kapital
Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau
kalimat yang ditulis dengan transliterasi Arab-Indonesia mengikuti
ketentuan penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter)
untuk nama diri, tempat, judul buku, lembaga dan yang lain ditulis dengan
huruf besar.

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama yang sempurna dalam mengatur semua aspek
kehidupan. Salah satunya adalah aturan atau hukum mengenai hubungan
antara sesama manusia, baik secara individu maupun dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia hidup saling
berhubungan dalam hal bermuamalah dengan sesama. Sebagai makhluk
sosial manusia membutuhkan jasa orang lain untuk memenuhi hajat hidup
dan mencapai kemajuan dalam hidupnya. Islam memerintahkan kepada
manusia untuk bekerja sama dalam segala hal, kecuali dalam perbuatan dosa
kepada Allah dan melakukan aniaya kepada sesama makhluk.1 Sebagaimana
firman Allah dalam surat an-Nisa>’ ayat 29:
            
            
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (anNisa>’ 4: 29).2

1

Ismail Nawawi, Ekonomi Islam – Teori, Sistem, dan Aspek Hukum, (Surabaya: CV Putra
Media Nusantara, 2009), 51.
2
Departemen Agam RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Surabaya: Duta Ilmu, 2005), 107-108.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Dengan adanya hubungan sesama manusia tersebut maka timbullah
hak dan kewajiban yang merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan
dalam kehidupan manusia. Sehingga Islam memberikan aturan bermuamalah
yang bersifat mudah guna memberikan kesempatan perkembangan
kehidupan manusia dikemudian hari.
Aturan-aturan dalam muamalah ditujukan untuk mengatur kehidupan
manusia dalam urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan
kemasyarakatan dalam memenuhi kebutuhannya masing-masing, aturanaturan tersebut sesuai dengan ajaran-ajaran dan prinsip-prinsip yang
terkandung dalam al-Quran dan Hadis.3
Dalam bermuamalah manusia hendaknya harus saling berbuat baik dan
memberikan bantuan terhadap sesama untuk memenuhi kebutuhan serta
mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Sebagaimana dalam firman
Allah SWT surat al-Ma>idah ayat 2:
                
 
Artinya:

3
4

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (alMa>idah 5: 2).4

Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012), 11.
Departemen Agam RI, Al-Quran dan Terjemahnya ..., 141.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Salah satu bentuk kegiatan bermuamalah adalah ija>rah yang
merupakan bentuk kegiatan muamalah untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, seperti sewa menyewa kontrak atau menjual jasa kepada pihak
yang membutuhkan jasa dan saling suka rela.5

Ija>rah dapat juga diartikan sebagai jual beli jasa (upah-mengupah),
yaitu mengambil manfaat dari hasil pekerjaan atau tenaga manusia, ada juga
yang menerjemahkan sebagai sewa-menyewa, yaitu mengambil manfaat dari
barang (objek sewa).6
Sewa menyewa sebagaimana perjanjian lainnya, merupakan perjanjian
yang bersifat konsensual, perjanjian ini memiliki kekuatan hukum pada saat
sewa menyewa berlangsung, dengan demikian pihak yang menyewakan harus
menyerahkan barang atau jasa kepada pihak penyewa. Dengan diserahkannya
barang atau jasa kepada pihak penyewa maka pihak penyewa berkewajiban
untuk menyerahkan uang sewa atau upah.7
Perihal sewa-menyewa telah ditentukan aturan-aturan hukum seperti
dasar hukum, rukun, syarat maupun bentuk dari sewa-menyewa yang
diperbolehkan. Untuk menyempurnakan sewa-menyewa, dalam hal ini sewa
jasa maka diperlukan perjanjian mengenai mekanisme sewa (upah) yang
disepakati dalam kegiatan tersebut. Hal ini diwujudkan dengan adanya
bentuk akad antara kedua belah pihak dengan ketentuan-ketentuan yang
harus disepakati oleh pihak yang melakukan akad tersebut.
5

Boedi Abdullah, Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka
Setia, 2014), 119.
6
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), 122.
7
Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,1993), 52.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Dalam Islam mengakui adanya akad sebagai solusi untuk meniadakan
ketidakadilan maupun ketidakjujuran dalam melaksanakan suatu transaksi
muamalah maupun perjanjian. Karena pada dasarnya ketidakadilan dan
ketidakjujuran akan merugikan pihak lain.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang sangat penting yaitu berupa
air dikenal dengan adanya istilah sewa jasa pengeboran sumur dimana pihak
yang menyewakan memberikan manfaat jasa pengeboran untuk mencari
sumber mata air. Pengeboran sumur tentunya harus berurusan dengan alam,
yakni kondisi lahan yang akan dijadikan objek pengeboran. Alam dalam hal
objek pengeboran sulit ditentukan apakah lahan itu mudah dalam proses
pengeboran atau mempersulit dalam proses pengeboran, sehingga dalam
urusan hal ini lebih bersifat mengira-ngira.
Pada praktik sewa jasa pengeboran sumur di Desa Kemantren Paciran
Lamongan kondisi lahan sebagai objek dari pengeboran tidak tentu, karena
kondisi geografis dari Desa Kemantren Paciran Lamongan memang sebagian
pegunungan sebagian lagi tanah lembah. Pada kondisi pegunungan proses
pengeboran jauh lebih sulit daripada kondisi tanah lembah, namun meskipun
kondisi tersebut berbeda kadang kala dilahan yang lembah juga mengalami
kesulitan dalam proses pengeboran. Oleh karena itu, masyarakat desa
Kemantren ketika menyewa jasa pengeboran biasanya menggunakan sistem
borongan dalam menetapkan harga jasa pengeboran.8

8

Yono, Wawancara, Lamongan, 27 September 2014.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Sistem borongan biasanya cenderung mengira-ngira atau hanya
memprediksi biaya yang akan dikeluarkan serta

keuntungan yang akan

didapatkan. Jika proses pengeboran itu mudah maka biaya yang dikeluarkan
menjadi sedikit sehingga pihak yang menyewakan jasa lebih diuntungkan
dan penyewa jasa merasa dirugikan. Namun jika proses pengeboran sulit
karena kondisi lahan maka biaya yang dikeluarkan akan melebihi batas
sehingga pihak yang menyewakan menjadi merugi.9
Dalam pelaksanaan perjanjian sewa jasa pengeboran sumur di Desa
Kemanteren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan yang menggunakan
sistem borongan biaya jasa ditetapkan dan dibayarakan sebelum pelaksanaan
proses pengeboran sumur dilakukan. Biaya pelaksanaan proses pengeboran
sumur tidak dapat ditentukan berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk
proses pengeboran sumur, karena dalam sewa jasa pengeboran sumur tidak
dapat ditentukan secara pasti dan detail waktu dan sulit atau tidaknya proses
pengeboran sumur hingga sumber mata air ditemukan.
Dengan sistem penentuan biaya dan pembayaran sebelum proses
pengeboran sumur dilakukan akan memberikan celah bagi pihak yang
menyewakan jasa pengeboran sumur untuk meminta tambahan biaya lagi
bilamana proses pengeboran sumur membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk menemukan sumber mata air. Adanya permintaan tambahan dari pihak
yang menyewakan jasa pengeboran sumur terlihat jelas bahwa telah ada
penyimpangan dari perjanjian sebelum proses pengeboran sumur dilakukan.
9

Sanaji, Wawancara, Lamongan, 28 September 2014.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Oleh karena itu, mekanisme dalam sewa jasa pengeboran jika tidak
diperhatikan pastinya akan memunculkan ketidak-adilan diantara pihak
setelah proses pengeboran selesai. Karena dalam muamalah sewa-menyewa
dilakukan atas dasar nilai-nilai keadilan dengan menghindari unsur-unsur
penganiayaan, dan unsur-unsur yang akan menimbulkan kerugian.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka menarik kiranya
mengangkat fenomena yang telah terjadi untuk diangkat sebagai topik
penelitian imiah terhadap praktik sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem
borongan di desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi masalah
Dari hasil penelitian sementara, maka muncul beberapa masalah yang
diantaranya adalah:
a. Praktik perjanjian sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem
borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan
b. Praktik sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan di Desa
Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
c. Penentuan harga dalam sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem
borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

d. Mekanisme sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan di
Desa Kemantren kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan
e. Tinjauan akad Ija>rah terhadap sewa jasa pengeboran sumur dengan
sistem borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan
2. Batasan masalah
Dari beberapa masalah diatas masih bersifat umum, sehingga
diperlukan adanya batasan-batasan masalah dalam pembahasan agar
lebih terarah dalam permasalahannya sebagai berikut:
a. Untuk menjelaskan mekanisme sewa jasa pengeboran sumur dengan
sistem borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan
b. Untuk menjelaskan tinjauan akad Ija>rah terhadap sewa jasa
pengeboran sumur dengan sistem borongan di Desa Kemantren
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
penyusun merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem
borongan di desa Kemantren Paciran Lamongan?
2. Bagaimana tinjauan akad Ija>rah terhadap sewa jasa pengeboran sumur
dengan sistem borongan di desa Kemantren Paciran Lamongan?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

D.

Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian
yang sudah pernah dilakukan seputar masalah yang akan diteliti sehingga
terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan
pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada10
Masalah muamalah adalah permasalahn yang rumit dalam kehidupan
sehari-hari, Permasalahan ini telah banyak dibahas oleh ulama-ulama
terdahulu sampai saat ini. Banyak pula penelitian yang terikat dan
mengangkat masalah sewa jasa. Sedangkan untuk retrukturisasi pada sewa
jasa pengeboran sumur dalam judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa
Jasa Pengeboran Sumur dengan Sistem Borongan di Desa Kemantren
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan” belum pernah dibahas. Adapun
referensi penulis yang penulis telusuri sudah banyak peneliti yang meneliti
tentang sewa jasa tetapi dengan objek, masalah dan tempat penelitian yang
berbeda. Seperti halnya yang penulis temui dalam referensi diantaranya
adalah:
“Tinjauan Hukun Islam Terhadap Kontrak Sewa KWH (Kilo Whatt)
Meter Listrik ketika Terjadi Peningkatan Daya Secara Ilegal di Dusun
Rejoso Desa Ngumpul Kecamatan Jegoroto Jombang”, hasil penulisan ini
menyimpulkan bahwa mekanisme kontrak sewa KWH (Kilo Whatt) dengan
cara ilegal tidak ada akad atau perjanjian baru sehingga dalam praktiknya

10

Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Edisi
Revisi, Cetakan V, 2014), 8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

kontrak sewa KWH berakibat batalnya akad sewa menyewa.11 Sedangkan
dalam penelitian ini membahas tentang mekanisme sewa jasa pengeboran
sumur dengan sistem borongan yang dalam penentuan biayanya berdasarkan
taksiran bersifat kira-kira di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan tidak sesuai yang disyariatkan dalam hukum ija>rah karena adanya
pihak yang merasa dirugikan.
“Studi Akad Ija>rah Terhadap Perjanjian Kerja Antara TKI dan PJTKI
(PT. Amri Maragatama Cab.Ponorogo”, hasil penulisan ini menyimpulkan
bahwa memang bentuk perjanjian kerja yang dibentuk secara tertulis oleh
pihak PJTKI: PT. Amri Margatama Cabang Ponorogo, tetapi para TKI tidak
diberi hak untuk memegang perjanjian kerja yang dibuat tersebut, maka
perjanjian antara TKI dengan PJTKI dianggap tidak sesuai dengan syarat
sahnya ija>rah, karena yang mengikatkan diri hanya pihak TKI saja.12
Sedangkan dalam penelitian ini membahas tentang mekanisme sewa jasa
pengeboran sumur dengan sistem borongan di Desa Kemantren Kecamatan
Paciran Kabupaten Lamongan tidak sesuai yang disyariatkan dalam hukum

ija>rah karena adanya pihak yang merasa dirugikan.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Eka Putri Rahmawati dengan
judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jasa Pembuatan Surat Mahram Bagi
Jamaah Haji dan Umroh di PT. Menara Suci Sejahtera Gresik”,

11

M. Muzakki Fuad, “Tinjauan Hukun Islam Terhadap Kontrak Sewa KWH (Kilo Whatt) Meter
Listrik ketika Terjadi Peningkatan Daya Secara Ilegal di Dusun Rejoso Desa Ngumpul
Kecamatan Jegoroto Jombang” (Skripsi--IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2007), 74.
12
Ruwiyati, “Studi Akad Ija>rah Terhadap Perjanjian Kerja Antara TKI dan PJTKI (PT. Amri
Maragatama Cab.Ponorogo” (Skripsi--IAIN Suna Ampel Surabaya, 2010), 70.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

menyimpulkan bahwa dalam mekanisme jasa pembuatan surat mahram
untuk jamaah haji dan umroh dilakukan atas dasar kerelaan dan tolong
menolong, yakni pihak PT. Menara Suci Sejahtera akan membuatkan surat
mahram dan disertai upah dari jamaah haji dan umroh. Sehingga praktik jasa
pembutan surat mahram untuk jamaah haji dan umroh di PT. Menara Suci
Sejahtera dalam hukum Islam diperbolehkan dan dianggap sah.13 Sedangkan
dalam penelitian ini membahas tentang mekanisme sewa jasa pengeboran
sumur dengan sistem borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan tidak sesuai yang disyariatkan dalam hukum ija>rah
karena adanya pihak yang merasa dirugikan.
Pada tahun 2013 skripsi dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Overmacht dalam perjanjian pemborongan (Studi Kasus Naskah Ujian
Nasional 2013) yang disusun oleh Imam Syafii, hanya membahas overmacht
dalam akad sewa jasa dalam benituk perjanjian borongan, dimana
kementerian pendidikan menyewa jasa pembuatan naskah ujian kepada PT.
Ghalia Indonesia dengan sistem borongan, praktik keadaan memaksa atau

overmacht dalam perjanjian borongan diperbolehkan atas dasar adanya
batasan-batasan darurat (uzur).14 Sedangkan dalam penelitian ini membahas
tentang mekanisme sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan di
Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan yang biaya

13

Eka Putri Rahmawati, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jasa Pembuatan Surat Mahram Bagi
Jamaah Haji dan Umroh di PT. Menara Suci Sejahtera Gresik” (Skripsi--IAIN Sunan Ampel
Surabaya, 2013), 78.
14
Imam Syafii, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Overmacht Dalam Perjanjian Pemborongan
(Studi Kasus Naskah Ujian Nasional 2013)” (Skripsi--IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2013), 87.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

borongan tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses
pengeboran sumur. Sehingga sewa jasa pengeboran sumur tidak sesuai yang
disyariatkan dalam hukum ija>rah karena adanya pihak yang merasa
dirugikan.

E. Tujuan Penelitian
Penulis meneliti dan membahas permasalahan ini dengan tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui mekanisme sewa jasa pengeboran sumur dengan
sistem borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan
2. Untuk mengetahui tinjauan akad Ija>rah terhadap sewa jasa pengeboran
sumur dengan sistem borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini penulis berharap skripsi ini bermanfaat dan
berguna untuk:
1. Secara teoritis, sebagai upaya untuk menambah dan memperluas wawasan
dan pengetahuan tentang sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem
borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan|,
sehingga

dapat

dijadikan

sebagai

informasi

untuk

menambah

pengetahuan tentang sewa jasa dalam hukum Islam.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

2. Secara praktis, sebagai acuan dan bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan sewa jasa pengeboran sumur.

G. Defenisi Operasional
Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini terutama mengenai
judul yang telah penulis ajukan yakni Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa
Jasa Pengeboran Sumur dengan Sistem Borongan di Desa Kemantren
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan, maka penulis jelaskan beberapa
istilah operasional sebagai berikut:
Tinjauan
Akad Ija>rah

:

Ketentuan-ketentuan

perjanjian

sewa

menyewa

khususnya dalam hal sewa jasa yang bersumber dari alQuran, Hadis dan beberapa pendapat Ulama Fikih.
Sewa jasa
Pengeboran Sumur: Perjanjian sewa menyewa dalam bentuk jasa dimana
pihak yang menyewakan memberikan jasa untuk mencari
sumber mata air dengan menggunakan alat berupa mesin
bor dalam kedalaman tertentu dan pihak yang menyewa
jasa memberikan upah.
Sistem Borongan : Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sistem
borongan adalah terjadinya kesepakatan antara kedua
belah pihak untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam
jangka waktu tertentu.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

H.

Metode Penelitian
1. Data yang dikumpulkan
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yakni
data yang diperoleh langsung dari masyarakat melalui proses pengamatan
(observasi), wawancara15 yang dilaksanakan di Desa Kemantren
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
a. Pelaksanaan sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan
yang selama ini telah dilakukan di Desa Kemantren Kecamatan
Paciran Kabupaten Lamongan.
b. Mekanisme sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan di
Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Sumber primer
Sumber primer adalah data yang diterima langsung dari objek
yang akan diteliti (responden) dengan tujuan untuk mendapatkan
data yang kongkrit.16 Sumber data primer diperoleh dari:
1) Pihak penyewa jasa
2) Pihak yang menyewakan jasa

Masruhan, Metoodologi Penelitian Hukum, (Surabaya : Hilal Pustaka, 2013), 91.
Bagong Suryanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Prenada Media Group,
2005), 55.
15
16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

b. Sumber sekunder
Sumber sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung oleh
peneliti sendiri. Data sekunder biasanya berwujud dokumentasi atau
data laporan yang tersedia.17 Adapun data tersebut meliputi:
1) Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian Dalam Islam
2) Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer
3) Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah
4) Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah
5) Boedi Abdullah & Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian

Ekonomi Islam Muamalah
6) Soeratno, Metode Penelitian Untuk Ekonomi Bisnis
7) Wahbah Az-zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu Jilid 4

8) Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum
3. Teknik pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang benar, penulis menggunakan metode
penelitian sebagai berikut:
a. Observasi adalah mengamati berserta mendengar, mencari jawaban
terhadap fenomena yang ada di lapangan.

18

Teknik ini digunakan

guna untuk mengetahui secara langsung praktik sewa jasa
pengeboran sumur di Desa Kemantren.
b. Wawancara atau interview adalah kegiatan tanya jawab dengan tatap
muka langsung pewawancara dengan orang yang diwawancarai
17
18

Azwar Saifudin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 91.
Masruhan, Metodologi Penlitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 212.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

dengan tujuan untuk memperoleh persepsi, sikap dan pola pikir yang
diwawancarai yang relevan dengan masalah yang diteliti.19
c. Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh
dari data tertulis.20 Dokumen dapat diperoleh dari buku harian, arsip
dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan data sewa jasa
pengeboran sumur di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan.
4. Teknik pengolahan data
Data yang diperoleh langsung dari pihak yang bersangkutan dan
bahan pustaka selanjutnya diolah dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
a. Editing adalah memeriksa kelengkapan data. Teknik ini digunakan
untuk meneliti kembali data-data yang diperoleh. 21
b. Organizing adalah mengatur dan menyusun data sedemikian rupa
sehingga menghasilkan bahan untuk menyusun skripsi ini dengan
baik.
c. Analizing adalah tahapan terakhir dengan menganalisis lebih lanjut
untuk memperoleh kesimpulan atas rumusan masalah yang ada.
5. Teknik analisis data
Teknik analisis data adalah upaya untuk mencari dan menata secara
sistematis hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui observasi dan
19

Ibid., 237.
Ibid., 208.
21
Soeratno, Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UUP AMP YKPM,
1995), 127.
20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

wawancara. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan validitas penelitian
dan penyajian hasil penelitian dalam deskripsi yang mudah dipahami oleh
pembaca.22
Penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan tentang sewa jasa
pengeboran sumur di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis yaitu pola pikir yang menggambarkan, meringkas
berbagai kondisi, berbagai situasi atau fenomena masyarakat (sosial)
atau kenyataan yang ada dilapangan menganai sewa jasa pengeboran
sumur dengan sistem borongan, berbagai variabel yang muncul di
masyarakat yang menjadi objek penelitian.23
Selanjutanya dianalisa dengan pola pikir induktif yaitu metode
penalaran yang berpangkal dari pengumpulan data-data empiris yang
bersifat khusus kemudian dianalisis untuk disimpulkan pada keadaan
yang lebih umum dan kongkrit dari hasil penelitian.24 Dalam penelitian
ini data-data empiris tersebut diperoleh dari mekanisme sewa jasa
pengeboran sumur di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan.

22
23
24

Masruhan, Metodologi Penlitian...,290.
Ibid,.48-49.
Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 24.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

I.

Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan penulis, skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, tiaptiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun susunan sistematikanya
adalah sebagai berikut:
Bab kesatu merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil
penelitian, definisi

operasional,

metode penelitian dan sistematika

pembahasan.
Bab kedua merupakan landasan teori dari penelitian ini yang berisi
pengertian ija>rah, rukun dan syarat ija>rah, macam-macam ija>rah, landasan
hukum ija>rah, hukum ija>rah, pembayaran ujrah, pembatalan dan berakhirnya
akad ija>rah.
Bab ketiga merupakan hasil penelitian yang berisi deskripsi wilayah
penelitian dan praktik sewa jasa pengeboran sumur yang terjadi di Desa
Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.
Bab keempat merupakan analisis terhadap mekanisme sewa jasa
pengeboran sumur dan analisis akad ija>rah terhadap sewa jasa pengeboran
sumur dengan sistem borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan.
Bab kelima berisi kesimpulan dan saran dari analisi akad ija>rah terhadap
sewa jasa pengeboran sumur di Desa Kemantren Kecamatan Paciran
Kabupaten Lamongan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
SEWA JASA DALAM HUKUM ISLAM

A. Definisi Ija>rah
1. Definisi ija>rah Secara Bahasa

Ija>rah berasal dari kata al-ajru (‫ )اأجر‬yang artinya al-‘iwadh (‫)العوض‬
yang dalam bahas Indonesia memiliki arti ganti dan upah.1 Rahmat
Syafi’i meberikan pengertian ija>rah sebagai (‫ام فعة‬

‫)بيع‬

yaitu jual beli

manfaat.2
Menurut pengertian syara’, ija>rah adalah suatu jenis akad untuk
mengambil manfaat dengan jalan penggantian.3 Wahbah az-Zuhayli
memberikan pengertian ija>rah yaitu baik arti secara bahasa maupun
istilah sama yaitu jual beli manfaat (‫ام فعة‬

‫)بيع‬.4

2. Definisi ija>rah Secara Istilah
Secara istilah atau terminologi, ija>rah terdapat banyak definisi yang
telah dikemukakan oleh para ulama dengan tujuan dan substansi yang
sama, antara lain sebagai berikut:
Menurut Ulama Hanafiyah, ija>rah adalah:
1

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 114.
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), 121.
3
Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, Kamaluddin A. Marzuki, Jilid: XIII (Bandung: al-Ma’arif,
1987), 7.
4
Wahbah az-Zuhayli, al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Abdul Hayyie al-Kattani, Jilid: V,
(Jakarta: Gema Insani, 2011), 387.

2

18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

ِ ِ
ٍ ُ‫ك مْ مفع ٍة معل‬
ِ ْ ‫صومد ٍة ِمن الْ مع‬
ٍ ‫ْ الْ ُم ْستمأْ ِجمرِة بِ مع ْو‬
‫ض‬
‫عُ ْق ٌد يُفْي ُدَمْلْي ُ م م م ْ م‬
‫ومة مم ْق ُ ْ م‬
“Akad untuk membolehkan pemilikan manfaat yang diketahui dan
disengaja dari suatu zat yang disewa dengan imbalan”.
Menurut Ulama Malikiyah, ija>rah adalah:

ِ
ِ
ِ
ِ ‫اآد ِم ِى موبم ْع‬
‫ض الْ ممْ ُق ْوام ِن‬
‫تم ْسميمةُ الت معاقُد معلمى ممْ مف معة م‬
“Nama bagi akad-akad untuk kemanfaatan yang bersifat manusiawai dan
untuk sebagian yang dapat dipindahkan”.5
Menurut Ulama asy-Syafi’iyah, Ija>rah adalah:

ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ ‫ع ْق ٌد علمى مْ فع ٍة م ْقصودةٍ معلُوم ٍة مب‬
ٍ ‫اح ِة بِ مع ْو‬
‫ض مم ْعلُ ْوٍم‬
‫احة قمابلمة ل ْلبم ْذل موااءبم م‬
‫م م م م م م ُ ْ م م ْ ْ م ُم م‬
“Akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan
mubah serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti
tertentu”.6
Menurut Idris Ahmad, upah adalah mengambil manfaat tenaga orang
lain dengan jalan memberi ganti menurut syarat-syarat tertentu.7
Dari beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa ija>rah adalah
menukarkan sesuatu dengan imbalan tertentu yang dalam terjemahan bahasa
Indonesia disebut sewa menyewa atau upah mengupah. Sewa menyewa
merupakan jual beli manfaat atas barang tertentu, sedangkan upah mengupah
merupakan jual beli jasa atau tenaga atas perbuatan atau pekerjaan tertentu.
5
6
7

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah..., 114.
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah..., 122.
Sohari Sahrani, Ruf’ahAbdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 168.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Tujuan disyariatkan ija>rah menurut Amir Syarifuddin adalah untuk
memenuhi keringanan kepada umat manusia dalam pergaulan hidup.
Seseorang mempunyai uang akan tetapi tidak dapat bekerja, dipihak lain ada
yang punya tenaga dan membutuhkan uang. Seseorang tidak memiliki mobil
tapi membutuhkan mobil, dipihak lain seseorang mempunyai mobil dan
memerlukan uang. Dengan transaksi ija>rah kedua belah pihak dapat
memperoleh manfaat dari akad tersbut.8

B. Rukun dan Syarat Ija>rah
1. Rukun ija>rah
Menurut ulama Hanafiyah, rukun ija>rah adalah ijab dan qabul, antara
lain dengan menggunakan kalimat al-Ija>rah, al-Isti’jar dan al-Ikra.9
Sedangkan menurut jumhur ulama rukun ija>rah ada empat, yaitu dua
pelaku akad (pemilik sewa dan penyewa), shighat (ijab dan qabul), upah
dan manfaat.10 Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah menjelaskan bahwa
rukun ija>rah adalah sebagai berikut:
a. Adanya pihak yang melakukan akad, yaitu terdiri dari ajir dan

musta’jir yaitu orang yang akan melakukan akad sewa menyewa atau
upah mengupah. Ajir adalah orang yang menerima upah atas
pekerjaan yang dilakukan, sedangkan musta’jir adalah orang yang
memberi upah atau penyewa jasa.
8

Amir Syarifudin, Garis-garis Besar Fiqh, (Bogor: Kencana, 2003), 217.
Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah..., 125.
10
Wahbah az-Zuhayli, al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Abdul Hayyie al-Kattani, Jilid: V,
(Jakarta: Gema Insani, 2011), 387.
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

b. Shighat (ijab qabul) yaitu ikatan kata antara ajir dan musta’jir yang
menunjukan kerelaan antara keduanya.
c. Ujrah atau upah atau bisa dikatakan sebagai biaya yang dikeluarkan
atas manfaat yang telah diperoleh dari akad ija>rah.
d.

Manfaat, yaitu sesuatu diperoleh dari barang yang disewakan atau
pekerjaan yang akan dikerjakan.11

2. Syarat ija>rah
Menurut Wahbah az-Zuhayli akad ija>rah dianggap sah apabila telah
memenuhi syarat sah ija>rah sebagai berikut:
1. Adanya kerelaan antara kedua pelaku akad
2. Hendaknya objek akad (manfaat) harus diketahui manfaatnya guna
menghindari perselisihan. Penjelasan objek kerja dalam penyewaan tenaga
kerja adalah sebuah tuntutan untuk menghindari ketidakjelasan. Karena
ketidakjelasan dari objek kerja maka akan mengakibatkan perselisihan
dan rusaknya akad ija>rah. Sehingga objek kerja harus dijelaskan jenis,
tipe, kadar dan sifat dari objek kerja tersebut.
3. Objek akad dapat diserahkan secara nyata (hakiki) maupun syara
4. Manfaat yang dijadikan objek ija>rah dibolehkan secara syara
5. Hendaknya upah berupa harta yang bernilai dan dapat diketahui12
Selain itu banyak pendapat menegenai syarat ija>rah, diantaranya adalah
sebagaimana yang telah dikutip oleh Helmi Karim sebagai berikut:

11

Sohari Sahrani, Ruf’ahAbdullah, Fikih Muamalah..., 170.
Wahbah az-Zuhayli, al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, Abdul Hayyie al-Kattani, Jilid: V,
(Jakarta: Gema Insani, 2011), 390.
12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

a. Adanya kerelaan antara kedua belah pihak yang melakukan akad,
yaitu ajir dan musta’jir. Dalam konteks ini tidak boleh dilakukan
akad ija>rah oleh salah satu pihak atau kedua-duanya atas dasar
keterpaksaan, baik keterpaksaan itu datangnya dari pihak-pihak yang
berakad atau pihak lainnya.13 Sebagaimana firman Allah dalam surat
an-Nisa>’ ayat 29:
          
              
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” (an-Nisa>’ 4: 29).14
b. Helmi Karim menambahkan bahwa didalam melakukan akad shighat

ijab qabul harus jelas artinya didalam akad tidak boleh adanya unsur
penipuan, baik dari ajir maupun musta’jir. Hukum Islam telah
melarang berbuat khianat ataupun menipu dalam berbagai transaksi
muamalah. Sehingga kedua belah pihak dalam berakad harus
mempunyai pengetahuan yang luas tentang mekanisme ija>rah supaya
diantara kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan atau
tidak mendatangkan perselisihan dikemudian hari.

13
14

Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), 35
Departemen Agam RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Surabaya: Duta Ilmu, 2005), 107-108.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

c. Objek dari akad ija>rah adalah sesuai dengan realitas, bukan sesuatu
yang tidak berwujud. Dengan demikian, objek yang menjadi manfaat
kerja yang diperjanjikan dapat diketahui dengan jalan mengadakan
pembatasa jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
d. Manfaat dari yang menjadi objek ija>rah adalah hal yang
diperbolehkan dan bukan sesuatu yang dilarang. Dalam hal ini berarti
pekerjaan yang diperjanjikan termasuk jenis pekerjaan yang
dihalalkan menurut syara’ bermanfaat bagi perorangan maupun
masyarakat. Dengan demikian, tidak dibenarkan menerima upah
untuk sesuatu perbuatan yang dilarang agama.15 Chairuman Pasaribu
menambahkan bahwa manfaat pekerjaan yang diperjanjikan juga
harus dapat diketahui dengan jelas dan dapat diketahui secara
sempurna. Kejelasan manfaat pekerjaan ini dapat diketahui dengan
cara mengadakan pembatasan waktu atau jenis pekerjaan yang harus
dilakukan.
e. Pemberian upah atau imbalan dalam ija>rah harus sesuatu yang
bernilai yang tidak bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku.
Serta harus diketahui jumlahnya, wujudnya dan pembayarannya.16
Menurut Nasrun Haroen upah juga harus dapat diserahkan sehingga
tidak sah upah dalam bentuk burung di udara dan ikan didalam air.
Upah juga tidak boleh berupa manfaat yang sejenis dengan objek
akad, misalnya menyewa rumah dibayar dengan menyewa rumah.
15
16

Helmi Karim, Fiqh Muamalah..., 35-36.
Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,1993), 155.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

f. Manfaat yang menjadi objek ija>rah harus jelas dan dapat diketahui
secara sempurna, sehingga tidak memicu perselisihan dikemudian
hari. Apabila kejelasan manfaat dari ija>rah tidak diketahui secara
jelas dan sempurna maka akad ija>rah dianggap tidak sah.
g. Objek ija>rah harus dapat diserahkan dan dipergunakan secara
langsung dan tidak bercacat. Para ulama sepakat menyatakan bahwa
tidak boleh menyewakan sesuatu yang tidak boleh diserahkan secara
dan dimanfaatkan secara langsung.17

C. Macam-macam Ija>rah
Menurut ulama Syafi’iyah akad ija>rah dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Ija>rah ‘ain
Sewa menyewa atas barang tertentu seperti rumah dan mobil. Ija>rah
ini memiliki tiga syarat yaitu: upah harus diketahui secara spesifik atau
sudah diketahui, barang yang disewakan terlihat oleh kedua pelaku akad
dan ija>rah tidak boleh disandarkan pada masa yang akan datang.
2. Ija>rah dhimmah
Sewa menyewa atas manfaat yang berkaitan dengan tanggung jawab
orang yang menyewakan. Ija>rah ini memiliki dua syarat, yaitu: upah
harus diberikan di majelis dan barang yang disewa harus ditentukan jenis,
tipe, dan sifatnya.

17

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Radar Jaya Pratama, 2000), 232-233.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Menurut Sudarsono, akad ija>rah jika dilihat dari objeknya terdiri dari
dua macam, yaitu:
1. Ija>rah ‘ala> al-‘aya>n
Sewa menyewa dalam bentuk benda atau binatang dimana orang
ya