PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V DI MI. RIYADUL ULUM BICORONG PAKONG PAMEKASAN TAHUN PELAJARAN 2014-2015.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA
MELALUI MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA KELAS V DI MI. RIYADUL ULUM
BICORONG PAKONG PAMEKASAN
TAHUN PELAJARAN 2014-2015
SKRIPSI

Oleh
Kawim
D57211120

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

2015

i

ABSTRAK
Kawim, 2015, Peningkatan Keterampilan Menulis Siswa Melalui Media Gambar


Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V (Lima) Di Madrasah Ibtidaiyah
Riyadul Ulum Bicorong Pakong Pamekasan Tahun Pelajaran 2014 / 2015, Skripsi.
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing Dra. Mukhlisah, A.M, M.Pd
Kata Kunci: Bahasa Indonesia, Media Gambar, Keterampilan Menulis Siswa

Media gambar merupakan media pembelajaran yang kegiatan proses
pembelajarannya dilakukan oleh seorang guru. Dalam hal ini, media gambar
tampaknya bisa dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan yang
ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
menulis siswa kelas V MI Riyadul Ulum Bicorong Pakong Pamekasan setelah
diterapkannya media gambar.Penelitian ini dilakukan secara penelitian tindakan
kelas dengan pendekatan . Pengumpulan data pada penelitian ini melalui
wawancara dan dokumentasi serta dianalisis dengan menggunakan kolaboratif dan
partisipatif bekerja sama dengan guru Bahasa Indonesia kelas V di MI Riadul
Ulum Bicorong Pakong Pamekasan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil analisis
data, maka dapat disimpulkan bahwa : Peningkatan menulis karangan siswa kelas

V MI Riyadul Ulum Bicorong Pakong Pamekasan setelah diterapkannya media
gambar mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
peningkatan rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa siklus I dan siklus
II, yaitu rata-rata hasil belajar siklus I 66,61 dan rata-rata hasil belajar siklus II
adalah 74,54. Sedangkan ketuntasan belajar siklus I adalah 21,43%, dan
ketuntasan belajar siklus II mencapai 100%.

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

COVER DEPAN ..................................................................................................

i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................

ii


MOTTO ...............................................................................................................

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................

iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI ..........................................................................

v

KATA PENGANTAR .........................................................................................

vi

ABSTRAK ...........................................................................................................

viii


DAFTAR ISI ........................................................................................................

ix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................

1

A. Latar Belakang Permasalahan .................................................................

1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................

6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................

6


D. Manfaat Penelitian ..................................................................................

7

E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................

8

BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................

9

A. Tinjauan Teoritis tentang Media Gambar ................................................

9

1. Pengertian Media Gambar ................................................................

9


2. Prinsip-prinsip Pemakaian Media Gambar ........................................

10

3. Memilih Gambar yang Baik dalam Pengajaran .................................

13

4. Menggunakan Gambar di kelas .........................................................

14

5. Mengajar Siswa membaca Gambar ...................................................

15

6. Kelebihan Media Gambar .................................................................

16


B. Keterampilan Menulis .............................................................................

17

1.

Pengertian Menulis ..........................................................................

17

2.

Tujuan Menulis ................................................................................

18

3.

Manfaat Menulis ..............................................................................


20

4.

Fungsi Menulis ................................................................................

21

5.

Pembelajaran Menulis ......................................................................

22

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ...............................

24

A. Prosedur Penelitian ..................................................................................


24

B. Lokasi, Subjek, dan Objek Penelitian ......................................................

28

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ..............................

28

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

D. Teknik Analisis Data ...............................................................................

34

BAB IV LAPORAN EMPIRIS ............................................................................


36

A. Tahap Persiapan ......................................................................................

36

B. Tahap Pelaksanaan ..................................................................................

37

C. Tahap Penyajian Data ..............................................................................

37

BAB V PENUTUP ..............................................................................................

51

A. Kesimpulan .............................................................................................


51

B. Saran .......................................................................................................

51

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

52

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................

53

A. Pernyataan Keaslian Karya Tulis ............................................................

53

B. Riwayat Hidup ........................................................................................

54

C. Gambar Proses Penelitian ........................................................................

55

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan
manusia. Dimanapun terdapat masyarakat manusia, disana pula terjadi
pendidikan.

Pendidikan

merupakan

suatu

proses

pertumbuhan

dan

perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan social dan
lingkungan fisik yang berlangsung sepanjang hayat sejak manusia dilahirkan.
Warisan sosial merupakan bagian dari lingkungan masyarakat, merupakan
alat bagi manusia untuk pengembangan manusia yang terbaik dan inteligen,
untuk

meningkatkan

kesejahteraan

hidupnya.

Walaupun

pendidikan

merupakan gejala umum dalam masyarakat, namun perbedaan pandangan
hidup dan falsafah hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau
masyarakat menyebabkan adanya perbedaan penyelenggaraan termasuk
perbedaan tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu bangsa atau
masyarakat. Kegiatan pendidikan tidak dapat dipisahkan Dari yang hendak
dicapainya.
Pendidikan adalah sebuah sistem yang di dalamnya tercakup berbagai
komponen yang memiliki hubungan antara yang satu dengan lainnya yang
bersifat fungsional. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh fungsi masingmasing komponen pendidikan. Apabila salah satu komponen tidak dapat

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

berfungsi dengan baik maka akan berakibat terganggunya proses pendidikan
secara keseluruhan. Karena pendidikan harus diarahkan pada perubahan
tingkah laku peserta didik untuk menuju masa depan yang lebih baik sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan1
Tujuan pendidikan memiliki kedudukan yang menentukan dalam kegiatan
pendidikan. Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu: memberikan arah
kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan suatu yang ingin dicapai
oleh segenap pendidikan.
Dalam proses pendidikan, untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat
upaya yang disebut “upaya pendidikan”, yaitu usaha-usaha tertentu terhadap
generasi muda. Dengan demikian terjadilah di dalam masyarakat suatu
perubahan kebudayaan (cultural change), disamping itu, juga perlu perlu
instrumen-instrumen pendukung di antaranya peningkatan kompetensi guru.
Diharapkan dalam melaksanakan tugasnya guru dapat menunjukkan adanya
kedisiplinan, kesungguhan, kemampuan dan keahliannya. Sehingga guru
diharapkan dapat melaksanakan dan meningkatkan kompetensinya secara
baik dan menggunakan pendekatan yang sesuai demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Berbagai program yang dilaksanakan telah memberikan harapan bagi
kelangsungan dan terkendalinya kualitas pendidikan Indonesia. Akan tetapi
karena pengelolaan yang terlalu kaku dan sentralistik, program itupun tidak
memberikan dampak positif. Angka partisipasi pendidikan nasional maupun

1

Martini, Yamin. Media pembelajaran. 2008. Hlm. 23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

kualitas pendidikan tetap menurun. Diduga hal tersebut erat kaitannya dengan
masalah manajemen. Dalam kaitan ini muncullah salah satu pemikiran ke
arah pengelolaan pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk
mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas. Pemikiran ini
dalam perjalanannya disebut manajemen sekolah yang telah berhasil
mengangkat kondisi dan memecahkan berbagai masalah dalam dunia
pendidikan.
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar
siswa dapat belajar secara efektif dan efesien, sehingga bisa mencapai tujuan
yang di harapkan, salah satu langkah agar memilki strategi itu adalah harus
menguasai tehnik-tehnik penyajian, atau yang biasa disebut metode mengajar.
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang di gunakan oleh guru agar materi yang diberikan mudah
ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di dalam
kenyataannya metode megajar yang digunakan oleh seorang guru untuk
menyampaikan informasi kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh
untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta
sikap. Metode yang digunakan untuk memotifasi siswa agar mampu
menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang
dihadapi atau untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode
yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berfikir dan menggunakan
pendapatnya didalam menghadapi segala persoalan2

2

Roestiyah. Strategi Mengajar. GP. Press. Jakarta. 2005

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Berbicara tentang penyelenggaraan pendidikan di sekolah, tentu tidak
terlepas dari peran serta guru dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa,
yang diwujudkan dalam bentuk interaksi belajar mengajar, baik antara
pendidik dengan pendidik lainnya, pendidik dengan peserta didik, maupun
peserta

didik

dengan

peserta

didik

dan

lingkungannya.

Dalam

menyelenggarakan pembelajaran formal, pendidik berpedoman pada rencana
dan pengaturan tentang pendidikan, yang keseluruhannya dikemas dalam
bentuk kurikulum.
Peran guru untuk dapat mengimplementasikan dan mengembangkan
kurikulum tampaknya bukan hal yang sederhana. Guru dituntut untuk dapat
memenuhi sejumlah prinsip pembelajaran tertentu, diantaranya guru harus
memperhatikan kebutuhan dan perbedaan individual, mengembangkan
strategi Pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif, kreatif dan
menyenangkan, serta menilai proses dan hasil pembelajaran siswa secara
akurat dan komperhensif3.
Untuk dapat mengimplementasikan kurikulum dengan baik tampaknya
masih ditemukan berbagai kendala, seperti persoalan rendahnya motivasi dan
kemampuan guru itu sendiri, rasio antara guru dengan siswa yang tidak
seimbang, dan keterbatasan sarana. Semua itu menuntut guru untuk dapat
mengelola pembelajaran dan mengembangkan bentuk-bentuk strategi
pembelajaran yang lebih tepat dan sesuai.

3

Mulyono. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2007

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Selama ini dalam proses belajar mengajar di MI Riyadul Ulum Bicorong
Pakong khususnya kelas V masih ditemukan berbagai kendala, seperti
rendahnya minat belajar siswa dan kurangnya motivasi belajar siswa terhadap
keterampilan menulis. Kondisi ini disebabkan oleh metode yang disampaikan
oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran masih monoton. Guru
hanya berperan aktif sebagai sumber informasi yang disampaikan dengan cara
berceramah dan murid mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Hal
itu merujuk pada pendapat Nurgyantoro 4 bahwa aktivitas menulis merupakan
suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai
pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan
membaca. Dibanding tiga kompetensi berbahasa yang lain, kompetensi
menulis secara umum boleh dikatakan lebih sulit dikuasai bahkan oleh
penutur asli bahasa sekali pun5.
Hal itu bisa dilihat dari hasil kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang
dicapai oleh siswa masih jauh dari kata memuaskan. Terbukti, dari 28 siswa
yang ada di kelas V yang mencapai KKM sebanyak 34% dan selebihnya tdak
mencapai KKM (70).
Jika melihat beberapa masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan,
dalam hal ini pihak sekolah dan guru-guru dituntut daya kreatifitasnya dalam
memilih strategi yang tepat agar segala tuntutan yang ditujukan terhadap guru
khususnya itu dapat terpenuhi dengan maksimal. Dan tampaknya metode

4

Nurgiyanto, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi-Edisi Pertama. PT.
BPFE. Yogyakarta. 2010
5
Nurgiyanto, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi-Edisi Pertama. PT.
BPFE. Yogyakarta. 2010

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

team

Teaching merupakan cara tepat dalam mengatasi berbagai macam

masalah dalam proses belajar mengajar6.
Media gambar merupakan media pembelajaran yang kegiatan proses
pembelajarannya dilakukan oleh seorang guru . Dalam hal ini, media gambar
tampaknya bisa dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan
yang ada. Melalui penelitian ini penulis menganggap penting untuk
mengetahui efektivitas Penerapan Metode Penerapan media gambar Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V di MI Riyadul
Ulum Bicorong Pakong Tahun Ajaran 2014/2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu
rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah peningkatan kemampuan
menulis siswa kelas V MI Riyadul Ulum Bicorong Pakong Pamekasan setelah
diterapkannya media gambar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
menulis siswa kelas V MI Riyadul Ulum Bicorong Pakong Pamekasan
setelah diterapkannya media gambar.

6

Hamzah. Modul Pembelajaran Pakem. Bumi Aksara. Jakarta. 2010

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain:
1.

Manfaat bagi siswa
a) Pengetahuan dan kemampuan siswa dalam berpikir semakin
meningkat,
b) Dapat membentuk sifat logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin,
c) Dapat menumbuhkan sikap aktif terhadap pelajaran,
d) Siswa lebih termotivasi dalam belajar, dan
e) Siswa dapat lebih memahami pelajaran.

2.

Manfaat bagi guru
a) Memperoleh banyak variasi dalam mengajar,
b) Kegiatan pembelejaran semakin aktif, dan
c) Situasi belajar mengajar menjadi lebih aktif dan menyenangkan.

3.

Manfaat bagi sekolah
a) Mutu pendidikan di sekolah semakin meningkat,
b) Dapat melahirkan siswa yang siap dalam jenjang pendidikan yang
lebih bermutu
c) Sekolah semakin dipercaya oleh masyarakat.

4.

Bagi Peneliti
Dapat memperoleh ilmu pengetahuan secara empiris yang dapat
meningkatkan cakrawala berfikir dalam melaksanakan penelitian
selanjutanya sebagai acuan bagi peneliti lain yang akan melaksanakan
penelitian.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

E. Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia di MI. Riyadul Ulum Desa Bicorong Pakong Pamekasan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Media Gambar
1. Pengertian media gambar
Di antara media pendidikan, gambar atau foto adalah media paling
umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti
dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina
mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu
kata.
Media gambar merupakan salah satu dari media pembelajaran yang
paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum dan dapat
dimengerti dan dinikmati dimana-mana.
Menurut Sadiman Arief S 7 , media gambar adalah sebagai berikut :
Media gambar adalah suatu gambar yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan dari guru kepada
siswa. Media gambar ini dapat membantu siswa untuk mengungkapkan
informasi yang terkandung dalam masalah sehingga hubungan antar
komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan lebih jelas.
Menurut Purwanto dan Alim
Gambar ilustrasi fotografi adalah gambar yang tidak dapat
diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak mau
7

Sadiman, Arief dan Rahardjo. Media Pendidikan-Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. CV. Rajawali. Jakarta. 1986

9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

pun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya
menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dantafsiran
sendiri. Karena itu gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidikan
dan

mempunyai

nilai-nilai

pendidikan

bagi

peserta

didik

yang

memungkinkan belajar secara efisien.
Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat
membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam
kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam
bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta
membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari
buku teks8
2. Prinsip-prinsip pemakaian media gambar.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik,
yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung
penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus
itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran.
Bilamana tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah
kemampuan siswa membandingkan kelompok hewan bertulang
belakang

dengan

tidak,

maka

gambar-gambarnya

harus

memperhatikan perbedaan yang mencolok.

8

Sadiman, Arief dan Rahardjo. Media Pendidikan-Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. CV. Rajawali. Jakarta. 1986

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

b) Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan
pemakaian

gambar-gambar

di

dalam

proses belajar mengajar

memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai
semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok
pelajaran. Pameran gambar di papan pengumuman pada umumnya
mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang kelas. Gambargambar yang ril sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena
maknanya akan membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan
ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.
c) Pergunakanlah

gambar-gambar

itu

sedikit

saja,

daripada

menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah
penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang
sedikit tetapi selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan
gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. Banyaknya ilustrasi gambargambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para siswa merasa
dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan
tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi
yang terpenting adalah pemusatan Perhatian pada gagasan utama.
Sekali gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa
berfaedah memperbesar konsep-konsep permulaan. Penyajian gambar
hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan
konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Lalu diperhatikan gambar yang menyertainya, lingkungannya, dan
lain-lain berturut-turut secara lengkap.
d) Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambargambar itu sangat penting dalam mengembangkan kata-kata atau
cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata
pelajaran biologi. Para siswa mengamati gambar-gambar candi gaya
Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan bahwa mengapa bentuk
tidak sama, apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru bisa saja
tidak bisa mudah dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal di
lingkungan

hutan

tropis

asing.

Demikian

pula

istilah

supermarket

terdengar asing bagi siswa-siswa yang hidup si

kampung. Melalui gambar itulah mereka akan memperoleh kejelasan
tentang istilah Verbal.
e) Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para
siswa akan didorong untuk mengembangkan keterampilan berbahasa
lisan dan tulisan, senigrafis dan bentuk-bentuk kegiatan lainnya.
Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan
bagi para siswa dalam membaca gambar-gambar itu..
f)

Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan
gambar baik secara umum maupun secara khusus. Jadi guru bisa
mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk
melakukan evaluasi belajar bagi para siswa. Pemakaian instrumen tes

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

secara bervariasi akan sangat baik dilakukan guru, dalam upaya
memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.
3. Memilih gambar yang baik dalam pengajaran
Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran
terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya,
seperti melihat keadaan atau benda yang sesungguhnya. Kekeliruan
dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar
yang palsu dikatakan asli.
b) Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan
kesan tertentu, mempunyai nilai estetis secara murni dan mengandung
nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan tidak
tertarik pada gambar.
c) Bentuk item. Hendaknya sipengamat dapat memperoleh tanggapan
yang tetap tentang obyek-obyek dalam gambar.
d) Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan.
Siswa akan lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar-gambar
yang sedang bergerak.
e) Fotografi. Siswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai
fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional seperti
terlalu terang atau gelap. Gambaryang bagus belum tentu menarik dan
efektif bagi pengajaran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

f)

Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai
gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai
Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah dikemukakan di

atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau tidak
untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi kriteria
tidak dapat digunakan sebagai media dalam mengajar.
4. Menggunakan gambar dalam kelas
Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak,
baik dalam hal besarnya gambar, detai, warna dan latar belakang untuk
penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta,
dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga menjadi tidak
efektif, apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang tidak lama.
Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan
dengan masalah yang luas.
Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti
pengajaran yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari
gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan cara, menulis
pertanyaan tentang gambar, menulis cerita, mencari gambar-gambar yang
sama, dan menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.
Pengajaran

dalam

kelas

dengan

gambar

sedapat

mungkin

penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar
yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

digantung atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel
pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa,
meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan siswa.
5. Mengajar siswa membaca gambar
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar siswa
membaca gambar:
a) Warna. Siswa sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna.
Umumnya pada mulanya mereka mengamati warna sebelum mereka
mengetahui nama warna, barulah ia tafsirkan. Pada umumnya mereka
memilikji kriteria tersendiri tentang kombinasi warna-warna. Melatih
menanggapi,

membedakan,

dan

menafsirkan

warna

perlu

dilakukan guru terhadap para siswa.
b) Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor
ayam dengan seekor sapi, mana yang lebih tinggi antara seorang
manusia dengan gereja, dan sebagainya.
c) Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu
obyek dengan obyek lainnya dalam suatu gambar, misalnya jarak
antara puncak gunung latar belakangnya.
d) Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang
sedang diparkir yang nampak dalam sebuah gambar, dalam gambar
terdapat sebuah simbol-simbol gerakan.
e) Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan apakah di dalam
gambar temperaturnya dingin atau panas. Bandingkan gambar yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

menunjukkan musim salju dan gambar orang-orang yang berada
dalam keadaan membuka pakaian. Maka dapat dibedakan temperatur
rendah dan keadaan panas.
6. Beberapa kelebihan yang lain dari media gambar adalah :
a) Sifatnya konkrit. Gambar atau foto lebih realistis menunjukkan pokok
masalah dibanding dengan media verbal semata.
b) Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak
semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak
selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar
atau foto dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat
disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang
terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu kadangkadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat
bermanfaat dalam hal ini.
c) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau
penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang
dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
d) Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk
tingkat

usia

beberapa

saja,

sehingga

dapat

mencegah

atau

membetulkan kesalah pahaman.
e) Murah

harganya,

mudah

didapat,

mudah

digunakan,

tanpa

memerlukan peralatan yang khusus.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Selain kelebihan-kelebihan tersebut gambar atau foto mempunyai
beberapa kelemahan yaitu :
a) Gambar atau foto hanya menekankan presepsi indra mata.
b) Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatanpembelajaran.
c) Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
B. Keterampilan Menulis.
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu bagian dari keempat keterampilan
berbahasa (Menyimak, berbicara, membaca, menulis) yang tingkatnya
paling tinggi dibandingkan keempat keterampilan berbahasa lainnya. Oleh
karena itu kegiatan menulis sangat penting bagi siswa karena dengan
menulis siswa dapat menuangkan ide pikiran ke dalam sebuah tulisan,
misalnya dengan mengarang. Keterampilan menulis diperlukan siapa saja,
tidak hanya bagi penulis yang memang profesinya, akan tetapi
keterampilan menulis juga wajib dimiliki siapa saja. jadi sudah jelas
bahwa menulis merupakan bagian terpenting yang harus dimiliki oleh
siswa.
Mulyati9 mengatakan bahwa menulis pada hakikatnya menyampaikan
ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis (tulis).
dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan simbol atau lambang yang

9

Putra, Masri Sareb. Menulis Meningkatkan dan Menjual Kecerdasan Verbal Linguistik Anda.
IDIOMA. Malang. 2005. Hlm. 37

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

berupa tulisan sehingga bisa menciptakan suara atau kata dari sebuah
bahasa.
Menulis juga bisa dikatakan suatu kegiatan yang bersifat produktif
dan ekspresif. Produktif dan ekspresif mengandung arti kedua karakteristik
tersebut berfungsi sebagai penyampai informasi. Dikatakan produktif
karena kegiatan menulis merupakan kegiatan yang bersifat menghasilkan
suatu karya tulis berupa hasil dari ungkapan-ungkapan gagasan pikiran
seseorang. Sedangkan ekspresif dalam kamus besar bahasa indonesia
(KBBI, 2007:291) mengandung arti tepat (mampu) memberikan
(ungkapan) gambaran, maksud, gagasan dan perasaan.
2. Tujuan Menulis
Tujuan menulis adalah memproyeksikan sesuatu mengenai diri
seseorang.

Menulis

tidak

mengharuskan

memilih

suatu

pokok

pembicaraan yang cocok dan sesuai, tetapi harus menentukan siapa yang
akan membaca tulisan tersebut dan apa maksud dan tujuannya.
Menurut Tarigan 10 , tujuan menulis (the writer’s intention) adalah
respon atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperoleh oleh
pembaca. Berdasarkan batasan di atas dapat dikatakan bahwa tujuan
menulis adalah:
a) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut
wacana informatif (informative discourse),

10

Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa. Bandung.
1986

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

b) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut
wacana persuasif (persuasive discourse),
c) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau
yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (literary
discourse),
d) Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau
berapi-api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).
Hugo Hartig11 mengungkapkan, tujuan menulis meliputi:
a) Tujuan penugasan (assignment purpose), yaitu menulis karena
ditugaskan bukan kemauan sendiri,
b) Tujuan altruistrik (altruistic purpose), yaitu untuk menyenangkan
pembaca,
c) Tujuan persuasif (persuasive purpose), yaitu meyakinkan pembaca
dan kebenaran gagasan yang diutamakan,
d) Tujuan informasional (informational purpose), yaitu memberi
informasi kepada pembaca,
e) Tujuan

pernyataan

diri

(self-expressive

purpose),yaitu

memperkenalkan diri sebagai pengarang kepada pembaca,
f)

Tujuan kreatif (creative purpose), yaitu mencapai nilai-nilai artistik
dan nilai-nilai kesenian,

11

Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa. Bandung.
1986

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

g) Tujuan

pemecahan

masalah

(problem-solving

purpose),

yaitu

mencerminkan serta menjelajahi pikiran-pikiran agar dimengerti dan
diterima oleh pembaca.
Dalam

Kurikulum

Tingkat

Satuan

Pendidikan

(KTSP)

pun

diungkapkan, bahwa tujuan pembelajaran menulis standart kompetensi
bahasa

dan

sastra

indonesia

MI

adalah

siswa

yang

mampu

mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat dan perasan dalam
berbagai ragam tulisan. Artinya, siswa terampil menulis secara efektif dan
efisien berbagai ragam tulisan dalam berbagai konteks. Berdasarkan urian
tujuan menulis yang disampaikan diatas, dapat diketahui bahwa menulis
mengandung tujuan untuk melatih diri siswa

memiliki kompetensi

menulis dalam memnyampaikan pendapat dan perasaannya.
3. Manfaat Menulis
Morsey 12 mengungkapkan, manfaat menulis adalah untuk merekam,
menyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang lain

dengan

maksud dan tujuan agar dapat oleh dicapai para penulis yang dapat
menyusun pikiran serta menyampai pesan dengan jelas dan mudah
dipahami. Kejelasan tersabut tergantung pada pikiran, organisasi,
penggunaan kata-kata, dan suktruk kalimat yang baik. Sehubungan dalam
hal tersebut, penulis tidak cukup menyampaikan ide, gagasan, dan
pendapat kepada penbaca dalam bentuk tulisan. Namun, penulis dituntut
mampu menyerap, mencari, menyakinkan pembaca, melaporkan, serta
12

Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa. Bandung.
1986

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

menguasai informasi berkaitan dengan topik yang tulis, selain itu penulis
hendak memiliki kreavisitas dalam mengorganisasikan gagasan secara
sistematis serta mengungkapkan secara tersurat.
Berdasarkan pendapat diatas .menulis bermanfaat untuk mengenali
kemampuan dan potensi diri, melatih mengembangkan berbagai gagasan,
menyerap, mencari serta menguasai informasi yang sehubungan dengan
topik yang ditulis, mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta
mengekpresikan secara tersurat, meninjau serta menilai gagasannya sendiri
secara objektif , memecahkan permasalahan, mendorong untuk belajar
secara aktif, menjadi terbiasa berfikir serta berbahasa secara tertib dan
teratur.
4. Fungsi Menulis
Secara umum fungsi menulis adalah menuangkan gagasan atau ide
seseorang ke dalam bentuk tulisan, dengan kata lain menulis juga disebut
dengan komunikasi secara tidak langsung. Pada prinsipnya fungsi utama
dari menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis
sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir.
Juga dapat menolong kita berpikir secara kritis juga dapat memudahkan
dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun
urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan
pikiran-pikiran kita. Tidak kita menemui apa yang sebenarnya kita

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalahmasalah, dan kejadian-kejadian, hanya dalam proses menulis yang aktual.
Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi
membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari tugas-tugas
terpenting sang penulis sebagai menulis adalah menguasai prinsip-prinsip
menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud
dan tujuannya. Paling penting antara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu
adalah penemuan susunan, dan gaya. Secara singkat : belajar menulis
adalah belajar berpikir dalam atau belajara berpikir dengan cara tertentu13
5. Pembelajaran Menulis
Menulis merupakan kemampuan komplek, yang menuntut sejumlah
pengetahuan dan ketrampilan. Untuk menulis sebuah karangan yang
sederhana pun secara teknis kita di tuntut memenuhi persyaratan dasar
seperti menulis karangan yang rumit. Dalam menulis karanagan hal
terpenting yang harus di perkatikan yaitu : memilih topik, membatasi,
mengembangkan gagasan, menyajikan dalam kalimat dan paragraf yang
tersusun secara logis14. Pembelajaran menulis merupakan suatu kegiatan
yang berencana dan bertujuan. Pembelajaran menulis terdapat dalam
pembelajaran keterampilan berbahasa disamping keterampilan menyimak,
berbicara dan membaca. Keempat keterampilan berbahasa tersebut dalam
pelajaran harus mendapat porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaannya
dilakukan secara terpadu serta intensif.
13

Akadhiah, Subarti, dkk. Bahasa Indonesia I. Depdikbud. Jakarta. 1996
Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa. Bandung.
1986
14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Tujuan pembelajaran menulis adalah membantu siswa untuk
mengembangkan

kemampuan

berkomunikasi

secara

tertulis.

Hal

terpenting dalam kegiatan menulis bukan panjang tulisan yang dihasilkan
siswa, melainkan kejelasan isi tulisan, efisiensi pemakaian, dan pemilihan
kata atau diksi. Selama kegiatan menulis berlangsung, siswa perlu
disadarkan bahwa ada berbagai kemungkinan cara penataan atau
pemilihan kata.
Pada dasarnya keterampilan menulis sangat penting dimiliki siswa MI
dalam mencapai kompetensi dasar. Para siswa sebagai pelajar akan lebih
mudah berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran menulis apabila
dilatih menulis secara rutin dan terus-menerus. Pada pembelajaran menulis
ini, siswa perlu dilatih untuk menguasai prinsip-prinsip menulis dan
berpikir. Hal itu dilaksanakan guna membantu siswa untuk mencapai
maksud dan tujuannya. Untuk itulah, keterampilan menulis diperoleh dari
pengalaman yang berulang-ulang melalui latihan terstruktur dan
memotivasi siswa dari fasilitator yang profesional dan berkompeten.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III
PROSEDUR PENELITIAN TIDAKAN KELAS

A.

Prosedur Penelitian
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi di
dalam sebuah kelas15. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan secara
kolaboratif dan partisipatif bekerja sama dengan guru bahasa Indonesia
kelas V MI Riyadul Ulum Bicorong Pakong Pamekasan.
Penelitian

tindakan

kelas

merupakan

sebuah

bentuk

inkuiri

(penyelidikan) yang dilakukan melalui refleksi diri 16 . Dalam pelaksanaan
PTK, siswa bukan hanya diajar seperti biasa dan mengerjakan LKS yang
intinya mengerjakan soal-soal setelah mempelajari ringkasan, tetapi harus
melakukan suatu tindakan. Siswa harus aktif bekerja melakukan sesuatu
yang diarahkan oleh guru. Ketika sampai saat refleksi, siswa di ajak diskusi,
ditanya tentang pembelajaran yang yang mereka alami. Dari hasil refleksi
itulah guru mengadakan perbaikan untuk perencanaan siklus kedua17
Model penelitian tindakan kelas (PTK) adalah model siklus. Dengan
model ini apabila dalam awal pelaksanaan tindakan kelas ditemukan adanya
kekurangan pada siklus I maka pelaksanaan tindakan kelas tersebut bisa
dilanjutkan pada siklus berikutnya (siklus II) sampai target yang diinginkan

15

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. 2006
Hamzah, Modul Pembelajaran Pakem. Bumi Aksara. Jakarta. 2010
17
Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. 2006

16

24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

tercapai18
Model ini teridiri dari komponen sebagai berikut:
(a) Rencana: Rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku tau sikap sebgai
solusi.
(b) Tindakan : apa yang akan dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai
upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang diinginkan.
(c) Observasi: mengamati hasil atu dampak dari tindakan yang dilakukan
atau dikenakan pada siswa.
(d) Refleksi : peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari pelbagai kriteria.

Rencana tindakan

Refleksi I

Analisis Data I

Observasi I

Permasalahan

Rencana Tindakan

Pelaksanaan
Tindakan

Refleksi II

Analisis Data II

Observasi II

Masalah
Terselesaikan

18

Pelaksanaan

Permasalahan

Tindakan

Siklus PTK

Sugiyono, Nana. Penilaian Hasil Belajar. Bandung. PT. Angkasa. 2009

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

1) Siklus I
Penggunaan media gambar Pada kemampuan bahasa indonesia
khususnya menulis berdasarkan gambar, berdasarkan RPP dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a) Perencanaan
Pada awal pelaksanaan pembelajaran, siswa memperhatikan
penjelasan guru dan melakukan tanya jawab dengan guru tentang
pengalaman pribadi.
b) Pelaksanaan
Pada kegiatan ini, guru memberikan kesempatan beberapa menit
kepada siswa untuk mengingat-ingat pengalaman mereka yang
tidak terlupakan berkaitan dengan materi yang ada. Kemudian guru
menyuruh siswa untuk menulis pengalaman apa yang menurut
mereka tidak terlupakan.
c) Evaluasi
Pada kegiatan ini, guru menyuruh siswa menyimpulkan kembali
tentang pengalaman pribadi dan kemudian menyuruh siswa
mengumpulkan hasil tulisannya.
d) Refleksi
Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti melakukan
observasi aktivitas siswa di kelas.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

2) Siklus II
Guru mengimplementasikan hasil analisis dan refleksinya setelah
guru

melaksanakan

pembelajaran

pada

siklus

I,

ditemukan

permasalahan yang harus di pecahkan pada siklus II dengan melalui
tahapan perencanaan,implementasi tindakan kelas dan observasi.
Langkah pada siklus II sama dengan siklus I dan berupa pembenahan
terhadap masalah yang terdapat pada siklus I. Penggunaan Media
gambar Pada kemampuan bahasa indonesia khususnya menulis
berdasarkan gambar, berdasarkan RPP dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a) Perencanaan
Pada awal pelaksanaan pembelajaran, siswa memperhatikan
penjelasan guru dan melakukan tanya jawab tentang pengalaman
pribadi.
b) Pelaksanaan
Pada kegiatan ini, guru memberikan kesempatan beberapa menit
kepada siswa untuk mengingat-ingat pengalaman mereka yang
tidak terlupakan berkaitan dengan materi yang ada. Kemudian guru
menyuruh siswa untuk menulis pengalaman apa yang menurut
mereka tidak terlupakan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

c) Evaluasi
Selanjutnya siswa saling mengukur hasil tulisannyadengan teman
sebangku dan mengoreksi dan memberikan penilaian pada tulisan
teman sebangkunya.
d) Refleksi
Pada kegiatan penutup, menyuruh siswa menyimpulkan kembali
tentang pengalaman pribadi dan kemudian menyuruh siswa
mengumpulkan hasil tulisannya.
Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti melakukan
observasi aktivitas siswa di kelas.
B.

Lokasi, Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MI Riyadul Ulum
Bicorong Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan.
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Riyadul
Ulum yang berjumlah 28 siswa.
Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan media gambar
dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa berdasarkan media gambar.

C.

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1.

Teknik Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas ini mengandung data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif berupa data perilaku siswa selama dalam
proses penulisan karangan narasi dengan menggunakan media gambar.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Data kuantitatif berupa tingkat kemampuan siswa yang ditunjukkan
dengan nilai tes penulisan paragraf persuasi.
Data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh
melalui beberapa cara, yaitu sebagai berikut.
a.

Observasi
Observasi atau monitoring kelas dilakukan untuk memperoleh
data tentang perilaku siswa dan perilaku guru dalam proses
pembelajaran. Dalam observasi ini peneliti dibantu oleh seorang
observer pendukung. Observasi kelas dilakukan dengan berpegang
pada pedoman observasi dan didukung oleh fotografi, semua
peristiwa dalam pembelajaran dicatat dalam catatan lapangan
dengan menggunakan panduan catatan lapangan.

Adapun jenis

observasi dalam penelitian ini adalah observasi terfokus. Observasi
terfokus merupakan salah satu jenis pengamatan yang secara cukup
spesifik ditujukan pada aspek tindakan guru atau siswa dalam
Penelitian Tindakan Kelas.
Kelebihan teknik observasi:
1) Data

yang

dikumpulkan

melalui

observasi

cenderung

mempunyai keandalan yang tinggi.
2) Penganalisis melalui observasi dapat melihat langsung apa
yang sedang dikerjakan. Pekerjaan-pekerjaan yang rumit
kadang-kadang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata.
Melalui observasi, penganalisis dapat mengidentifikasikan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

kegiatan-kegiatan yang tidak tepat yang telah digambarkan
oleh teknik pengumpulan data yang lain.
3) Dengan

observasi,

penganalisis

dapat

menggambarkan

lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata letak
fisik perlatan, penerangan, gangguan suara, dsb.
Kekurangan teknik observasi:
1) Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak
nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaanya dengan tidak
semestinya.
2) Pekerjaan yang sedang diobservasi mungkin tidak dapat
mewakili suatu tingkat kesulitas pekerjaan tertentu atau
kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan.
3) Observasi

dapat

mengganggu

pekerjaan

yang

sedang

dilakukan.
4) Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya
dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutupi
kejelekannya.
Adapun upaya-upaya mengatasi kelemahan dalam observasi
yaitu :
a)

Data-data yang belum terungkap bisa kita resum guna
menambah kelengkapan data yang akan kita gunakan. Setelah
data-data yang teresume tersebut sudah selesai kita bisa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

meminta bantuan misalnya dari keluarga, teman-temannya,
sahabat dekatnya.
b) Sebagai seorang peneliti harus benar-benar bisa menjaga
kerahasiaan dirinya, ini dimungkinkan jika terjadi hal yang
tidak diinginkan, misalnya jika identitas observer terbongkar
maka pihak yang diteliti merasa tidak nyaman dan akan
menghindar dari penelitian yang dilakukan observer yang
nantinya akan menghambat proses observasi.
b. Tes Menulis
Untuk menjaring data yang menunjukkan tingkat keterampilan
siswa dalam penulisan karangan narasi dilakukan tes penulisan
karangan narasi. Tes dilakukan pada saat sesudah pemberian
tindakan. Guru kelas melakukan evaluasi untuk mengukur tingkat
keterampilan siswa.
Adapun soal pada siklus I sama dengan soal pada siklus II
yaitu berupa soal tertulis berbentuk tes unjuk kerja (Performance
assesment).
2.

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini berbentuk tes dan nontes.
a) Instrumen Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk
kerja. adalah penilaian yang dapat mengungkapkan kemampuan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

siswa

dalam pemahaman konsep, pemecahan masalah dan

komunikasi

19

. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menguji

kemampuan peserta didik dalam mendemontrasikan pengetahuan
dan keterampilan20. Unjuk kerja dalam konteks hasil pembelajaran
bahasa berkaitan dengan kinerja aktif-produktif lewat

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menulis paragraph deskripsi dengan media gambar pada siswa kelas V MI Al-Khoeriyah, Leuwisadeng, Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014

0 7 91

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penerapan Media Gambar Seri Dan Papan Cerita Bagi Siswa Kelas IV SD

0 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGANMATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Benda Replika Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gedongan Tahun 2013/2014.

2 7 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Menggunakan Media Benda Replika Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Gedongan Tahun 2013/

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INQUIRY Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN N

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Training Siswa Kelas V SDN Negeri Sekarjalak 1 Kecamatan

0 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Urai, Ruang Dan Waktu (URW) Pada Siswa Kelas V Di

0 2 17

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR TOKOH KARTUN IDOLA PADA MATA PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR TOKOH KARTUN IDOLA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI NGARU

0 2 12

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA GAMBAR SERI Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jatipurwo Wonogi

0 0 15

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Ketrampilan Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SDN I Granting Jogonalan Klaten

0 0 14