Index of /enm/images/dokumen
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
0
oleh :
Kamar Dagang dan Industri Indonesia Oktober 2008
Mempersiapkan
Ketahanan Ekonomi Nasional
(2)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
1
Agenda
1. Turbulensi
Ekonomi
Global
Dipicu
Kejatuhan
Sektor
Keuangan di
Amerika
Serikat
2. Dampak
Gejolak
Ekonomi
Global
Terhadap
Indonesia
3.
Usulan
Action
Plan:
a.
Memperkuat
Sektor
Keuangan
b.
Menjaga
Momentum
Ekspor
dan
Output
Produksi
Nasional
(3)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
2
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1.000
US Saving & Loans (1986‐95)
Krisis Perbankan Jepang (1990‐99)
Krisis Perbankan Asia (1998‐99)
Krisis Sub‐prime Mortgage (2007‐
sekarang)
0% 10% 20% 30% 40%
Lembaga Keuangan Lain Kerugian Perbankan Persentase GDP
Dalam USD 2007.
Asia termasuk Indonesia, Korea, Filipina dan Thailand Sumber: IMF
Krisis
Sub
‐
prime
Mortgage
Mengakibatkan
Kerugian
Terbesar
Bila
Dibandingkan
Dengan
Krisis
yang
Terjadi
Sebelumnya
Perbandingan Kerugian (USD Miliar) Dalam Berbagai Krisis
(4)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
3
Dengan
Kerugian
Yang
Menimpa
Lembaga
Keuangan
Internasional
Besar
Sehingga
Memaksa
Bank
Sentral
Berbagai
Negara
Memberikan
Bantuan
Bantuan dari Bank Sentral
Kerugian Lembaga Keuangan Internasional
(USD Miliar)
55,1 52,2 44,2
27,4 22,7 13,8
21,2 14,8 14,5 13,9
14,3 14,4
Citigroup Merrill Lynch UBS AG HSBC Wachovia Bank of America Washington Mutual Inc IKB Deutsche Industrie Bank AG Morgan Stanley JP Morgan Chase Royal Bank of Scotland Lehman Brothers
9 300
267
110
The Fed European Central Bank
Bank of England
Bank of Japan
(USD Miliar)
(5)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
4
....dan
Berimbas
Pada
Perlambatan
Pertumbuhan
Ekonomi
Serta
Potensi
Peningkatan
Inflasi
Global
Perkembangan Inflasi
Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi
11,9%
10,1% 10,0%
6,3% 6,4% 6,2%
1,3% 2,9%
2,0%
2,8%
3,1%
1,3% 1,4%
2,8%
1,5%
‐3,0%
2,1% 2,4%
11,1%
5,5%
2006 2007 2Q08 2008E
Indonesia
USA Cina
Eropa Jepang
Sumber: The Fed, European Commision, BOJ, Departemen Keuangan RI, Bloomberg
6,6%
10,1%
4,0%
3,2% 2,9%
4,4%
2,1%
3,6% 3,7%
2,2%
1,1% 1,4%
0,1% 0,3%
6,9% 7,8%
4,8%
1,5%
11,4%
5,1%
2006 2007 2Q08 2008E
Indonesia
USA
Cina Eropa
(6)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
5
Agenda
1. Turbulensi
Ekonomi
Global
Dipicu
Kejatuhan
Sektor
Keuangan di
Amerika
Serikat
2. Dampak
Gejolak
Ekonomi
Global
Terhadap
Indonesia
3.
Usulan
Action
Plan:
a.
Memperkuat
Sektor
Keuangan
b.
Menjaga
Momentum
Ekspor
dan
Output
Produksi
Nasional
(7)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
6
Kondisi
Perekonomian
Indonesia
Dalam
Setahun
Terakhir
Telah
Memperlihatkan
Perkembangan
yang
Relatif
Terkendali
Perkembangan Inflasi Indonesia (%‐YoY)
Perkembangan BI Rate (%‐YoY)
Sumber: Bloomberg
Impor Capital Goods (USD Miliar)
Impor Raw Material (USD Miliar)
11,03 11,85 11,90 10,38 8,17 8,96 6,59 7,36 7,40 Des‐ 07 Jan‐ 08 Feb‐ 08 Mar‐ 08 Apr‐ 08 Mei‐ 08 Jun‐ 08 Jul‐ 08 Agt‐ 08
8,3 8,5 8,8 9,0 9,3 8,0 8,0
8,0 8,0 8,0
Des‐ 07 Jan‐ 08 Feb‐ 08 Mar‐ 08 Apr‐ 08 Mei‐ 08 Jun‐ 08 Jul‐ 08 Agt‐ 08 Sep‐ 08 7. 73 0 11. 4 80 4. 68 3 11 .045 3. 430
Jun‐07 Des‐07 Ma r‐08 Jun‐08 Agt‐08
1 7. 051 55. 119 24 .917 60. 902 41. 487
Jun‐07 Des‐07 Ma r‐08 Jun‐08 Agt‐08
Penjualan Motor (Unit)
Penjualan Semen (Juta Ton)
5 43. 877 6 12. 032 370. 311 393. 30 1 488. 74 6
Jun‐07 Des‐07 Ma r‐08 Jun‐08 Agt‐08
3,
87
3,
76
3,
40 3,60
3,
37
(8)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
7
Didukung
Dengan
Peningkatan
Kinerja
Perbankan
Nasional
yang
Semakin
Membaik
Tingkat NPL Turun Drastis
Sumber: SEKI Bank Indonesia
Sementara LDR Meningkat Tajam Dengan CAR yang Terjaga Cukup Baik
3,50 3,50 6,10
4,10 6,80
4,50 7,60
2003 2004 2005 2006 2007 2Q08 Jul‐08
74,80 72,70
60,60 65,10
48,50
57,40 60,80
2003 2004 2005 2006 2007 2Q08 Jul‐08
17,44 17,60 21,30
19,30 19,40
19,40 19,30
2003 2004 2005 2006 2007 2Q08 Jul‐08
CAR Minimum 8%
(9)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
8
Trade Channel
Global Economic Crisis
Financial Channel
Export Declines
Current Account Deficits
If Foreign Direct Investment weak, Balance of Payment weaken and
Rp/USD depreciate
Collapse of Investment Bank
Liquidity Dry Up
Capital Outflow from Emerging Market
Financing & Liquidity Problem
Financial Sector Stability
Declining trends of commodity prices Financial Distress continues
in global market Slow down of the global growth
Sumber: Economic Outlook, M. Chatib Basri, Institute for Economic and Social Research Faculty of Economics University of Indonesia
Krisis
Ekonomi
Global
Akan
Memberikan
Dampak
Kurang
Menggembirakan
(10)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
9
Di
Sektor
Keuangan
:
Akses
Pembiayaan,
IHSG
dan
Kurs
Rupiah
Sudah
Memperlihatkan
Perkembangan
yang
Harus
Diwaspadai
PKLN Mengalami Peningkatan
Sumber: SEKI Bank Indonesia, Bloomberg
Sementara IHSG Menurun Drastis …dan Kurs Mulai Melemah
76,0 79,2 83,1 74,5 74,5 66,8 69,4 56,8 59,5 60,0 20 03 20 04 20 05 20 06
1Q07 2Q07 3Q07 4Q07 1Q08 2Q08
2.349 2.304 1.832 2.165 2.304 2.444 2.447 2.627 2.721 2.643 2.688 2.745 Ok t ‐ 07 No p ‐ 07 De s ‐ 07 Jan ‐ 08 Fe b ‐ 08 Ma r ‐ 08 Ap r ‐ 08 Me i ‐ 08 Ju n ‐ 08 Ju l ‐ 08 Ag u st ‐ 08 Se p ‐ 08 9.263 9.365 9.425 9.199 9.164 9.271 9.280 9.096 9.466 9.337 9.183 9.149 9.423 Se p ‐ 07 Ok t ‐ 07 No p ‐ 07 De s ‐ 07 Jan ‐ 08 Fe b ‐ 08 Ma r ‐ 08 Ap r ‐ 08 Me i ‐ 08 Ju n ‐ 08 Ju l ‐ 08 Ag u st ‐ 08 Se p ‐ 08
(11)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
10
Kredit Meningkat Cukup Tajam
Sumber: SEKI & SPI Bank Indonesia
Sementara SBI Menurun Tajam …dan SUN Mengalami Peningkatan
211
182
159
83
245 272 277
210 Des‐ 07 Ja n‐ 08 Feb‐ 08 Ma r‐ 08 Apr‐ 08 Mei‐ 08 Jun‐ 08 Agt‐ 08
499 512 520 534
477,
8
476 483 498
Des‐ 07 Ja n‐ 08 Feb‐ 08 Ma r‐ 08 Apr‐ 08 Mei‐ 08 Jun‐ 08 Agt‐ 08 1.
055 1.089
1.
142
1.
265
995 980 995 1.029
Des‐ 07
Ja n‐ 08 Feb‐ 08 Ma r‐ 08 Apr‐ 08 Mei‐ 08 Jun‐ 08 Agt‐ 08
Likuiditas
Pasar
Keuangan
Juga
Mendapat
Tekanan
yang
Cukup
Besar
(Rp Triliun) (Rp Triliun) (Rp Triliun)
35%
(12)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
11
Krisis
Ekonomi
Global
Juga
Akan
Memberikan
Dampak
Kurang
Menggembirakan
Terhadap
Sektor
Perdagangan
Trade Channel
Global Economic Crisis
Financial Channel
Export Declines
Current Account Deficits
If Foreign Direct Investment weak, Balance of Payment weaken and
Rp/USD depreciate
Collapse of Investment Bank
Liquidity Dry Up
Capital Outflow from Emerging Market
Financing & Liquidity Problem
Financial Sector Stability
Declining trends of commodity prices Financial Distress continues
in global market Slow down of the global growth
(13)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
12
Di
Sektor
Perdagangan:
Terjadinya
Defisit
Transaksi
Berjalan
dan
Pertumbuhan
Impor
yang
Lebih
Tinggi
Perlu
Diwaspadai
Defisit Transaksi Berjalan
Sumber: SEKI Bank Indonesia
Pertumbuhan Ekspor Barang & Jasa Pertumbuhan Impor Barang & Jasa
29,2
37,3 8,1
Q2 2007 Pertumbuhan Q2 2008
21,1
31,9 10,8
Q2 2007 Pertumbuhan Q2 2008
27,6% 51,2%
‐1.477
10.365
2.329
2007 Q1‐2008 Q2‐2008
(14)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
13
Begitu
Juga
Dengan
Kecenderungan
Penurunan
Harga
Komoditas
Ekspor
Indonesia
Dalam
Beberapa
Bulan
Terakhir
Sumber: Bloomberg
1220,0 1207,5 842,5 705,0 1075,0 1245,0 995,0 945,0 880,0 752,5 822,5 602,5 850,0 1060,0 1017,5 Ja n ‐ 07 Ma r ‐ 07 Me i ‐ 07 Ju l ‐ 07 Se p ‐ 07 No p ‐ 07 Ja n ‐ 08 Ma r ‐ 08 Me i ‐ 08 Ju l ‐ 08 Se p ‐ 08
(USD/metric tonne‐Pasar Rotterdam)
Perkembangan Harga Batu Bara (Coal)
Perkembangan Harga Crude Palm Oil Perkembangan Volume Ekspor
(USD/short ton‐US Spot Big Sandy)
93,5 104,5 133,5 120,5 112,5 83,0 86,5 55,5 55,5 47,0 44,0 40,5 39,5 43,5 63,5 102,5 Ja n ‐ 07 Ma r ‐ 07 Me i ‐ 07 Ju l ‐ 07 Se p ‐ 07 No p ‐ 07 Ja n ‐ 08 Ma r ‐ 08 Me i ‐ 08 Ju l ‐ 08 Se p ‐ 08
(USD Miliar)
12,89 12,90 11,90 10,53 10,87 9,81 9,52 9,56 9,81 8,32 10,04 11,09 12,55 Ja n ‐ 07 Ma r ‐ 07 Me i ‐ 07 Ju l ‐ 07 Se p ‐ 07 No p ‐ 07 Ja n ‐ 08 Ma r ‐ 08 Me i ‐ 08 Ju l ‐ 08
(15)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
14
Agenda
1. Turbulensi
Ekonomi
Global
Dipicu
Kejatuhan
Sektor
Keuangan di
Amerika
Serikat
2. Dampak
Gejolak
Ekonomi
Global
Terhadap
Indonesia
3.
Usulan
Action
Plan:
a.
Memperkuat
Sektor
Keuangan
b.
Menjaga
Momentum
Ekspor
dan
Output
Produksi
Nasional
(16)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
15
Usulan
Action
Plan
Untuk
Memperkuat
Sektor
Keuangan
Nasional
(1)
Pemerintah perlu mendorong penempatan dana valuta asing di perbankan besar melalui himbauan atas penempatan dana BUMN yang mempunyai ekses valuta asing maupun himbauan kepada eksportir besar untuk membawa masuk proceed ekspornya. Kebijakan ini penting sebagai safety line untuk mendukung BUMN maupun korporasi besar yang dapat mengalami kesulitan cash flow valuta asing agar mempunyai sumber dana dari perbankan di dalam negeri.
Mendorong
penempatan
dana valuta asing
Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kepercayaan pada sektor keuangan nasional adalah peningkatan jumlah yang ditanggung oleh LPS, seperti yang telah dilakukan di negara lainnya. Jumlah penjaminan sebesar Rp100 juta mungkin cukup memadai dalam kondisi stabil, namun mungkin tidak cukup dalam kondisi darurat yang penuh ketidakpastian.
Peningkatan
Jumlah LPS
Bank Indonesia dan Pemerintah (termasuk peranan Lembaga Penjaminan Simpanan) untuk memperkuat protokol implementasi financial safety net dan peran lender of the last resort dengan tetap memperhatikan aspek governance, sehingga terdapat mekanisme yang semakin tajam apabila terjadi krisis likuiditas perbankan dan obligasi. Dewan Perwakilan Rakyat dimohon untuk mempercepat pembahasan UU terkait ‘financial safety net’.
Implementasi
financial safety net&peran
lender of the last resort
Pemerintah perlu untuk mempercepat spending APBN sehingga akan mengembalikan likuditas di sektor keuangan yang sebelumnya sudah ditarik melalui penerbitan surat berharga Pemerintah (SUN).
Mempercepat
penyerapan
APBN
Bank Indonesia perlu untuk merelaksasi kebijakan uang ketat melalui perubahan kebijakan‐kebijakan terkait likuiditas (seperti penurunan tingkat Giro Wajib Minimum yang dikaitkan dengan LDR, perluasan fasilitas repo SUN untuk jangka waktu yang lebih panjang).
Relaksasi Kebijakan Uang
(17)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
16
Usulan
Action
Plan
Untuk
Memperkuat
Sektor
Keuangan
Nasional
(2)
Untuk memperkuat cadangan devisa, BI diharapkan dapat berkoordinasi dengan Bank Sentral negara ASEAN lainnya untuk memperoleh cadangan devisa tambahan serta melakukan operasi pasar.
Kerjasama Dengan
Bank Sentral Asean
Pemerintah untuk mendukung financing poolkhusus untuk membiayai proyek‐proyek prioritas, khususnya infrastruktur (seperti pembangkit tenaga listrik) yang membutuhkan pendanaan jangka panjang dalam jumlah besar ataupun pendanaan valuta asing untuk mengimpor capital goods.
Financing pool
untuk membiayai
proyek‐proyek prioritas
(18)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
17
Usulan
Action
Plan
Untuk
Menjaga
Momentum
Ekspor
dan
Output
Produksi
Nasional
1. Perlunya upaya lebih lanjut untuk menekan berbagai biaya logistik di pelabuhan. 2. Perlunya tinjauan ulang mengenai pengenaan biaya listrik peak hour cost.
3. Kenaikan Upah Minimum Regional seyogyanya untuk diserahkan kepada hasil perundingan masing‐masing perusahaan dan Serikat Pekerja dengan mempertimbangkan kepentingan ekonomis dan tetap melindungi kepentingan pekerja.
4. Perlunya dukungan khusus untuk komoditas ekspor andalan dengan penyediaan skema pendanaan melalui instrumen perbankan tertentu.
5. Peningkatan kemudahan dan percepatan waktu restitusi pajak dan khusus untuk perusahaan berorientasi ekspor, dapat diberikan fasilitas apabila perusahaan mempunyai dokumentasi kuat dan reputasi baik, maka bea masuk untuk raw materialyang akan di reekspor dapat dipertimbangkan untuk ditangguhkan.
6. Rasionalisasi berbagai iuran dan retribusi baik di pusat maupun di daerah.
7. Memperkuat perlindungan pasar dalam negeri dengan mekanisme yang disepakati WTO (seperti anti
dumping).
8. Upaya intensif untuk penurunan bea masuk ke negara‐negara tujuan ekspor besar dengan pendekatan bilateral.
9. Meingkatkan diversifikasi perekonomian sehingga mengurangi ketergantungan pada ekonomi AS dan Eropa memalui peningkatan kerjasama perdagangan dengan negara‐negara Gulf Country yang sejauh ini belum terlihat terpengaruh pada kondisi di AS.
(19)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
18
Usulan
Action
Plan
Untuk
Memperkuat
Resiliensi
Ekonomi
Domestik
1. Percepatan implementasi dari beberapa kebijakan sektor agro, pangan dan energi yang telah disepakati antara sektor swasta dan pemerintah, melalui koordinasi yang lebih erat antar departemen dan antara pusat dengan daerah.
2. Menjaga tingkat kepercayaan konsumen secara berkesinambungan sehingga permintaan domestik tidak menurun.
3. Meningkatkan efektivitas pola penyerapan APBN sehingga ekspansi fiskal dapat dirasakan lebih cepat di awal tahun.
4. Penurunan atau pembebasan pajak (seperti PPN dan PPNBM) pada barang‐barang tertentu untuk meningkatkan permintaan domestik.
5. Mempercepat pelaksanaan proyek infrastruktur yang sampai dengan saat ini masih menghadapi berbagai kendala.
(20)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
19
(1)
Agenda
1. Turbulensi
Ekonomi
Global
Dipicu
Kejatuhan
Sektor
Keuangan di
Amerika
Serikat
2. Dampak
Gejolak
Ekonomi
Global
Terhadap
Indonesia
3.
Usulan Action Plan:
a.
Memperkuat Sektor Keuangan
b.
Menjaga Momentum Ekspor dan Output Produksi Nasional
c.Memperkuat Resiliensi Ekonomi Domestik
(2)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
15
Usulan Action Plan Untuk Memperkuat Sektor Keuangan Nasional (1)
Pemerintah perlu mendorong penempatan dana valuta asing di perbankan besar melalui himbauan atas penempatan dana BUMN yang mempunyai ekses valuta asing maupun himbauan kepada eksportir besar untuk membawa masuk proceed ekspornya. Kebijakan ini penting sebagai safety line untuk mendukung BUMN maupun korporasi besar yang dapat mengalami kesulitan cash flow valuta asing agar mempunyai sumber dana dari perbankan di dalam negeri.
Mendorong
penempatan
dana valuta
asing
Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kepercayaan pada sektor keuangan nasional adalah peningkatan jumlah yang ditanggung oleh LPS, seperti yang telah dilakukan di negara lainnya. Jumlah penjaminan sebesar Rp100 juta mungkin cukup memadai dalam kondisi stabil, namun mungkin tidak cukup dalam kondisi darurat yang penuh ketidakpastian.
Peningkatan
Jumlah LPS
Bank Indonesia dan Pemerintah (termasuk peranan Lembaga Penjaminan Simpanan) untuk memperkuat protokol implementasi financial safety net dan peran lender of the last resort dengan tetap memperhatikan aspek governance, sehingga terdapat mekanisme yang semakin tajam apabila terjadi krisis likuiditas perbankan dan obligasi. Dewan Perwakilan Rakyat dimohon untuk mempercepat pembahasan UU terkait ‘financial safety net’.
Implementasi
financial safety
net&peran
lender of the last resort
Pemerintah perlu untuk mempercepat spending APBN sehingga akan mengembalikan likuditas di sektor keuangan yang sebelumnya sudah ditarik melalui penerbitan surat berharga Pemerintah (SUN).
Mempercepat
penyerapan
APBN
Bank Indonesia perlu untuk merelaksasi kebijakan uang ketat melalui perubahan kebijakan‐kebijakan terkait likuiditas (seperti penurunan tingkat Giro Wajib Minimum yang dikaitkan dengan LDR, perluasan fasilitas repo SUN untuk jangka waktu yang lebih panjang).
Relaksasi
Kebijakan Uang
(3)
Usulan
Action
Plan
Untuk Memperkuat Sektor Keuangan Nasional (2)
Untuk memperkuat cadangan devisa, BI diharapkan dapat berkoordinasi dengan Bank Sentral negara ASEAN lainnya untuk memperoleh cadangan devisa tambahan serta melakukan operasi pasar.
Kerjasama Dengan
Bank Sentral Asean
Pemerintah untuk mendukung financing poolkhusus untuk membiayai proyek‐proyek prioritas, khususnya infrastruktur (seperti pembangkit tenaga listrik) yang membutuhkan pendanaan jangka panjang dalam jumlah besar ataupun pendanaan valuta asing untuk mengimpor capital goods.
Financing pool
untuk membiayai
proyek‐proyek
(4)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
17
Usulan
Action
Plan
Untuk Menjaga Momentum Ekspor dan
Output
Produksi Nasional
1. Perlunya upaya lebih lanjut untuk menekan berbagai biaya logistik di pelabuhan. 2. Perlunya tinjauan ulang mengenai pengenaan biaya listrik peak hour cost.
3. Kenaikan Upah Minimum Regional seyogyanya untuk diserahkan kepada hasil perundingan masing‐masing perusahaan dan Serikat Pekerja dengan mempertimbangkan kepentingan ekonomis dan tetap melindungi kepentingan pekerja.
4. Perlunya dukungan khusus untuk komoditas ekspor andalan dengan penyediaan skema pendanaan melalui instrumen perbankan tertentu.
5. Peningkatan kemudahan dan percepatan waktu restitusi pajak dan khusus untuk perusahaan berorientasi ekspor, dapat diberikan fasilitas apabila perusahaan mempunyai dokumentasi kuat dan reputasi baik, maka bea masuk untuk raw materialyang akan di reekspor dapat dipertimbangkan untuk ditangguhkan.
6. Rasionalisasi berbagai iuran dan retribusi baik di pusat maupun di daerah.
7. Memperkuat perlindungan pasar dalam negeri dengan mekanisme yang disepakati WTO (seperti anti dumping).
8. Upaya intensif untuk penurunan bea masuk ke negara‐negara tujuan ekspor besar dengan pendekatan bilateral.
9. Meingkatkan diversifikasi perekonomian sehingga mengurangi ketergantungan pada ekonomi AS dan Eropa memalui peningkatan kerjasama perdagangan dengan negara‐negara Gulf Country yang sejauh ini belum terlihat terpengaruh pada kondisi di AS.
(5)
Usulan
Action
Plan
Untuk Memperkuat Resiliensi Ekonomi Domestik
1. Percepatan implementasi dari beberapa kebijakan sektor agro, pangan dan energi yang telah disepakati antara sektor swasta dan pemerintah, melalui koordinasi yang lebih erat antar departemen dan antara pusat dengan daerah.
2. Menjaga tingkat kepercayaan konsumen secara berkesinambungan sehingga permintaan domestik tidak menurun.
3. Meningkatkan efektivitas pola penyerapan APBN sehingga ekspansi fiskal dapat dirasakan lebih cepat di awal tahun.
4. Penurunan atau pembebasan pajak (seperti PPN dan PPNBM) pada barang‐barang tertentu untuk meningkatkan permintaan domestik.
5. Mempercepat pelaksanaan proyek infrastruktur yang sampai dengan saat ini masih menghadapi berbagai kendala.
(6)
Terdepan,Terpercaya. Tumbuh bersama Anda
19