Pelaporan Korporat Pertemuan 4 10102014

TRANSAKSI SYARIAH BPR

1

Agenda
1.Prinsip Syariah
2.
KPLK dan Penyajian LK
3.Penyajian LK
4.Pelaporan BPR
5.
Transaksi Syariah BPR
6. Penutup
2

Prinsip Sistem Keuangan
Syariah
1. Pelarangan Riba
2. Pembagian Risiko
3. Tidak menganggap Uang sebagai modal
potensial

4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif
5. Kesucian Kontrak
6. Aktivitas Usaha harus sesuai Syariah

Transaksi Syariah
• Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur
aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan,
baik yang menyangkut hubungan interaksi vertikal dengan
Tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesama
makhluk.
• Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah
(transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku
dan stakeholder entitas yang melakukan transaksi syariah.
• Azas Transaksi Syariah







Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip
Prinsip

persaudaraan (ukhuwah);
keadilan (‘adalah);
kemaslahatan (maslahah);
keseimbangan (tawazun);
universalisme (syumuliyah).

Karakteristik Transaksi
Syariah
• transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan
saling ridha;
• prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan
baik (thayib);
• uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai,
bukan sebagai komoditas;

• tidak mengandung unsur riba; kezaliman; maysir; gharar; haram;
• tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang ( time value of money)
– karena keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan risiko
yang melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al-ghunmu
bil ghurmi (no gain without accompanying risk);

• transaksi dilakukan berdasarkan :





suatu perjanjian yang jelas dan benar;
untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain
tidak diperkenankan menggunakan standar ganda harga untuk satu akad
tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan (ta’alluq) dalam
satu akad;

PSAK Syariah
• PSAK 101

Syariah)
• PSAK 102
2013
• PSAK 103
• PSAK 104
• PSAK 105
• PSAK 106
• PSAK 107
• PSAK 108
Syariah)

(Penyajian Laporan Keuangan
(Akuntansi Murabahah) Revisi
(Akuntansi
(Akuntansi
(Akuntansi
(Akuntansi
(Akuntansi
(Akuntansi


Salam)
Istishna)
Mudharabah)
Musyarakah)
Ijarah)
Transaksi Asuransi

Al Islam
sebuah
pedoman
hidup
dan
berkehidupan
yang
dikeluarkan
langsung oleh Allah SWT, Pencipta,
Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa
tunggal alam semesta, agar manusia
tunduk, patuh, dan pasrah kepada
ketentuan-NYA agar dapat meraih

derajat kehidupan lebih tinggi yaitu
kedamaian,
kesejahteraan
dan
keselamatan baik di dunia maupun di
akhirat.

Dasar Dasar Ajaran Islam

AQIDAH

SYARIAH

SYARIAH

SYARIAH

SYARIAH

AKHLAQ


Hukum Islam
• secara istilah disebut juga hukum syara’ adalah
hukum Allah yang mengatur perbuatan manusia
yang didalamnya mengandung tuntutan untuk
dikerjakan
oleh
para
mukallaf
atau
ditinggalkannya atau yang mengandung pilihan
antara dikerjakan dan ditinggalkannya.
• Hukum syara’ hanya dapat diambil dari sumbersumber hukum Islam, yaitu Al Qur’an, As
Sunnah, ijma’ sahabat nabi, dan qiyas

Maqashidus Syariah

Memelihara
Harta


Memelihara
Akal

Memelihara
Keturunan

Memelihara
Jiwa

Memelihara
Agama

Secara Filosofi , Seluruh kegiatan
harus Sesuai Dengan Maqashidus
Syariah

Muamalah

Ibadah


Hak
Khusus

Hak Umum

Ekonomi

Maqashidus Syariah

Memelihara
Harta

Memelihara
Akal

Memelihara
Keturunan

Memelihara
Jiwa


Memelihara
Agama

Secara Filosofi , Seluruh kegiatan
Sesuai Dengan Maqashidus
Syariah

Yang Harus Dihindari

Gharar

Maisir

Riba

Risywah

Dzulmun


Prinsip Sistem Keuangan
Syariah
1. Pelarangan Riba
2. Pembagian Risiko
3. Tidak menganggap Uang sebagai
modal potensial
4. Larangan melakukan kegiatan
spekulatif
5. Kesucian Kontrak
6. Aktivitas Usaha harus sesuai Syariah

Instrumen Keuangan Syariah
1. AKAD INVESTASI (NUC)
- mudharabah
- musyarakah
- sukuk
- saham syari’ah
2. AKAD INVESTASI (NCC)
- murabahah
- salam
- istishna’

3. AKAD LAINNYA
- sharf
- wadiah
- qardhul hasan
- wakalah
- kafalah
- hiwalah
- rahn

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN
DAN PENYAJIAN
LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
(KDP2LKS)
Oleh
Wasilah

TUJUAN KERANGKA DASAR

15

PARADIGMA TRANSAKSI SYARIAH
Al-Falah
(Kesejahteraan Hakiki secara material dan
spiritual)

Amana
h
Alam semesta

Sarana
Pencapaia
n

Akuntabilitas
manusia:
Syariah dan
akhlaq
sebagai
indikator
baik/buruk –
benar/salah
suatu usaha

Terbentuk
integritas ->
GCG & Market
Discipline

16

ASAS TRANSAKSI SYARIAH

17

KARAKTERISTIK TRANSAKSI
SYARIAH
Transaksi hanya
dilakukan berdasarkan
prinsip

saling
paham dan
saling ridha Prinsip kebebasan

bertransaksi diakui
sepanjang

objeknya halal
dan baik
(thayib)
18

KARAKTERISTIK TRANSAKSI
SYARIAH













Semua aktifitas bisnis terkait
dengan barang dan jasa yang
diharamkan Allah
Riba
Penipuan
Perjudian
Gharar
Penimbunan Barang/Ihtikar
Monopoli
Rekayasa Permintaan (Bai’ An
najsy)
Suap (Risywah)
Ta’alluq
Bai’ al inah
Talaqqi al-Rukban

19

PEMAKAI LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

20

Bangun Prinsip Akuntansi Syariah

Sumber : Wiroso
21

ACUAN PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN SYARIAH

• Peraturan Bank Indonesia
• SAK

– KDPPLKS
– PSAK Syariah
– KDPPLK dan PSAK Lainnya (sepanjang tak bertentangan
dengan prinsip syariah)

• Accounting, Auditing and Governance Standards
for Islamic Financial Institutions—AAOIFI
• IAS dan SFAS sepanjang tak bertentangan
dengan prinsip syariah
• Peraturan perundang-undangan yang relevan
• Prinsip akuntansi berlaku umum lainnya yang
tak bertentangan dengan prinsip syariah
22

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
• Pengambilan putusan investasi dan
pembiayaan
• Menilai prospek arus kas
• Memberikan informasi atas sumber daya
ekonomi
• Memberikan informasi kepatuhan LKS
terhadap prinsip syariah
• Memberikan informasi mengenai zakat
• Memberikan informasi pemenuhan fungsi
sosial LKS
23

ASUMSI DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

• Dasar Akrual
kecuali untuk perhitungan bagi hasil
• Kelangsungan Usaha

24

KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN
KEUANGAN SYARIAH

25

UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
SYARIAH
Mencerminkan
kegiatan
komersial

Mencerminkan
kegiatan sosial






Lap Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Arus Kas

LKS:
Investor
Manajer Inv.



Laporan Perubahan Investasi
Terikat

LKS:
Agen Investasi



Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana ZIS
Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana
Qardh

LKS:
Pengemban
Fungsi Sosial



Catatan atas Laporan Keuangan
Perbankan: Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil

26

NERACA
per 31 Des 200x

ASET

• KEWAJIBAN
• DANA SYIRKAH
TEMPORER

adalah dana yang diterima
sebagai investasi dengan
jangka waktu tertentu dari

EKUITAS
individu dan pihak lainnya
dimana entitas syariah
mempunyai hak untuk
mengelola dan
menginvestasikan dana
tersebut dengan pembagian
hasil investasi berdasarkan
kesepakatan.

27

ASET









Kas
Penempatan pada BI
Giro pada bank lain
Penempatan pada bank
lain
Investasi pada Surat
Berharga
Piutang








Piutang
Piutang
Piutang
Piutang










murabahah
Salam
istishna
Ijarah




Pinjaman Qardh
Pembiayaan /Investasi



Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Musyarakah
28

Persediaan
Aset yang dibeli untuk
Ijarah
Aset Istisna’ Dalam
Penyelesaian.
Penyertaan pada entitas
lain
Aset Tetap dan Akumulasi
Penyusutan.
Aset Pajak Tangguhan
Aset lain

KEWAJIBAN, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN
EKUITAS
DANA SYIRKAH TEMPORER
Dari Bukan Bank

Tabungan Mudharabah

Deposito Mudharabah
Dari Bank

Tabungan Mudharabah

Deposito Mudharabah
Musyarakah

KEWAJIBAN








Kewajiban Segera
Bagi Hasil yang Belum Dibagikan
Simpanan

Giro Wadiah

Tabungan Wadiah
Simpanan Dari Bank Lain

Giro Wadiah

Tabungan Wadiah
Kewajiban Lain:

Utang Salam

Utang Istishna



Kewajiban Kepada Bank Lain



Pembiayaan Yang Diterima
Hutang pajak
Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi
Penjaman Yang Diterima
Kewajiban Lainnya
Pinjaman Subordinasi







29

EKUITAS

Modal disetor

Tambahan modal

Saldo Laba/Rugi

Kepentingan Non Pengendali

ASET LANCAR

LIABILITAS LANCAR

30

Sumber : M.Yusuf Wibisana

LAPORAN POSISI KEUANGAN

Sumber : M.Yusuf Wibisana

31

LABA RUGI KOMPREHENSIF

Sumber : M.Yusuf
32
Wibisana

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
untuk periode yang berakhir 31 desember 20x2 dan 20X1
POS-POS

20X2

20X1

PENDAPATAN
Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai
Mudharib:
Pendapatan jual beli
• Pendapatan marjin murabahah

XXX

XXX

• Pendapatan bersih salam

XXX

XXX

• Pendapatan bersih istisna’

XXX

XXX

XXX

XXX

• Pendapatan bagi hasil mudharabah

XXX

XXX

• Pendapatan bagi hasil musyarakah

XXX

XXX

Pendapatan usaha utama lainnya

XXX

XXX

Jumlah Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank
sebagai Mudharib

XXX

XXX

Pendapatan sewa bersih
• Pendapatan bersih ijarah
Pendapatan bagi hasil

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
untuk periode yang berakhir 31 Desember 20X2 dan 20X1 – CONT’D
POS-POS
Jumlah Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai
Mudharib

20X2

20X1
XXX

XXX

(XXX)

(XXX)

XXX

XXX

• Pendapatan imbalan jasa perbankan

XXX

XXX

• Pendapatan imbalan investasi terikat

XXX

XXX

(XXX)

(XXX)

LABA (RUGI) USAHA

XXX

XXX

PENDAPATAN DAN (BEBAN) NON USAHA

XXX

XXX

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK

XXX

XXX

BEBAN PAJAK

(XXX)

(XXX)

ZAKAT*

(XXX)

(XXX)

XXX

XXX

HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL
Hak bagi hasil milik bank
PENDAPATAN USAHA LAINNYA:

BEBAN USAHA

LABA (RUGI) BERSIH PERIODE BERJALAN

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
untuk periode yang berakhir 31 Desember 20X2 dan 20X1 – CONT’D
POS-POS
LABA (RUGI) BERSIH PERIODE BERJALAN

20X2

20X1
XXX

XXX

Surplus revaluasi aset tetap

XXX

XXX

Keuntungan aktuarial

XXX

XXX

Keuntungan penjabaran laporan keuangan

XXX

XXX

Jumlah pendapatan komprehensif lain

XXX

XXX

(XXX)

(XXX)

XXX
XXX

XXX
XXX

Pendapatan Komprehensif Lain

Laba Komprehensif
Laba komprehensif yang dapat
diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Entitas Non Pengendali

Ringkasan Laporan Laba20X2
Rugi
Pendapatan pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib
• Pendapatan dari Jual Beli
• Pendapatan dari Sewa
• Pendapatan dari Bagi Hasil
• Pendapatan Usaha Utama Lainnya

20X1

XXX
XXX
XXX
XXX

XXX
XXX
XXX
XXX

XXX

XXX

(XXX)

(XXX)

XXX

XXX

(XXX)

(XXX)

XXX

XXX

BEBAN NON USAHA

(XXX)

(XXX)

ZAKAT

(XXX)

(XXX)

PAJAK

(XXX)

(XXX)

TOTAL
HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL DST
PENDAPATAN USAHA LAINNYA
BEBAN USAHA
PENDAPATAN NON USAHA

36

Laporan Perubahan Investasi Terikat
(Mudharabah Muqayyadah)
• Unsur Laporan Perubahan Investasi Terikat:
– saldo investasi terikat pada tanggal laporan;
– penyetoran dan penarikan dana oleh pemilik investasi;
– hasil investasi sebelum dikurangi bagian manajer
investasi; dan
– jasa agen investasi.

• Jika LKS sebagai manajer investasi:
– untung, dibagi sesuai nisbah
– rugi, LKS tidak memperoleh imbalan

• Jika LKS sebagai agen investasi:
– imbalan
sebesar
jumlah
yang
memperhatikan hasil investasi.

disepakati

tanpa

• CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
37

Pengungkapan Dana Investasi Terikat
• Periode yang dicakup
• Saldo awal, keuntungan (kerugian), dan saldo
akhir
• Sifat hubungan LKS dan pemilik dana:
– Mudharib
– Agen investasi

• Hak dan kewajiban terkait dengan jenis dana
investasi terikat

38

Contoh Laporan Perubahan Dana
Investasi Terikat

39

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

40
Sumber : M.Yusuf Wibisana

LAPORAN ARUS KAS

Sumber : M.Yusuf Wibisana

41

Laporan Rekonsiliasi Pendapatan untuk Bagi Hasil kepada Nasabah penghimpun dana

PENDAPATAN USAHA UTAMA (Akrual)
PENGURANG
• Pendapatan Periode Berjalan yang Kas/Setara Kasnya Belum Dierima
• Pendapatan Margin Murabahah
• Pendapatan Istishna
• Hak Bagi Hasil:
• Pembiayaan Mudharabah
• Pembiayaan Musyarakah
• Pendapatan Sewa

TOTAL
PENAMBAH
• Pendapatan periode sebelumnya yang kasnya diterima pada
periode berjalan:
• Penerimaan pelunasan piutang:
• Margin Murabahah
• Istishna

XXX

(XXX)
(XXX)
(XXX)
(XXX)
(XXX)

(XXX)

• Pendapatan Sewa

XXX
XXX
XXX

• Penerimaan piutang bagi hasil:
• Pembiayaan Mudharabah
• Pembiayaan Musyarakah

XXX
XXX

TOTAL
PENDAPATAN yang tersedia untuk bagi hasil

XXX
XXX
42

Pembagian Bagi Hasil

Contoh Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Zakat

44

Contoh Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana Kebajikan

45

CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan:
• informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterap-kan terhadap
peristiwa dan transaksi yang penting;


informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di Laporan Posisi
Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas; Laporan
Perubahan Ekuitas; Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Zakat; dan Laporan Penggunaan Dana Kebajikan;



informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara
wajar.
46

CATATAN LAPORAN KEUANGAN

Sumber : M.Yusuf Wibisana
47

CATATAN LAPORAN KEUANGAN

Sumber : M.Yusuf Wibisana
48

CATATAN LAPORAN KEUANGAN

Sumber : M.Yusuf Wibisana

49

Pengakuan Unsur-unsur Laporan
Keuangan LKS

50

Pengakuan Unsur-unsur Laporan
Keuangan LKS

Yang umum
digunakan

51

PERBANDINGAN PSAK 101
dan PSAK 101 Revisi 2011

Sumber : M.Yusuf Wibisana

52

PERBANDINGAN PSAK 101
dan PSAK 101 Revisi 2011

Sumber : M.Yusuf Wibisana

53

PERBANDINGAN PSAK 101
dan PSAK 101 Revisi 2011

Sumber : M.Yusuf Wibisana
54

PERBANDINGAN PSAK 101
dan PSAK 101 Revisi 2011

Sumber : M.Yusuf Wibisana
55

PERBANDINGAN PSAK 101
dan PSAK 101 Revisi 2011

Sumber : M.Yusuf Wibisana

56

PERBANDINGAN PSAK 101
dan PSAK 101 Revisi 2011

57

Akuntansi Murabahah
by Catur Sasongko

Definisi Murabahah
Menurut PSAK No. 102 par 5.
• Akad jual-beli barang
• Harga jual: biaya perolehan +
keuntungan
• Harga perolehan harus diungkapkan
ke pembeli.

ILLUSTRASI
TRANSAKSI MURABAHAH

Murabahah
• Berdasarkan pesanan
- terikat: pembeli tidak dapat
membatalkan pesanan
- tidak terikat
• Tanpa pesanan

Pembayaran
• Sekaligus
• Cicilan

Akuntansi untuk Penjual
• Aset murabahah diakui sebesar
harga perolehan
• Denda dicatat sebagai hutang, bukan
pendapatan
• Pada saat penyerahan, piutang
dicatat sebesar harga jual yang
disepakati
• Harga jual - harga perolehan =
keuntungan tangguhan atau
keuntungan

Pengakuan Pendapatan
• Dilakukan saat barang diserahkan ke
pembeli jika:
- tunai
- cicilan tidak lebih dari 1 tahun
• Ditangguhkan menunggu sampai
cicilan dibayarkan.

Akuntansi untuk Pembeli
• Utang murabahah diakui sebesar harga
beli yang disepakati
• Aset yang diperoleh diakui sebesar
biaya perolehan
• Utang murabahah – Aset = beban
tangguhan yang akan diamortisasi
• Diskon setelah akad mengurangi beban
tangguhan
• Denda diakui sebagai kerugian

Akuntansi Murabahah
Tanggal
1 Maret 2009

Transaksi
Pembeli mendatangi Bank/Perusahaan (Penjual) untuk
membeli motor Honda Revo dari Bank/Perusahaan.

Pihak Pembeli
No entry

Pihak Penjual
No entry

Akuntansi Murabahah

Akuntansi Murabahah

Akuntansi Murabahah

Penyelesaian Piutang Bermasalah
• Pembeli mengalami penurunan
dalam membayar tagihan
murabahah

3 Opsi Penyelesaian
Piutang Bermasalah

• Memberi potongan tagihan (hair cut)
– kreditur mengalami penurunan
kemampuan membayar permanen
• Melakukan penjadwalan kembali –
penurunan sementara
• Melakukan konversi akad murabahah

Akuntansi Piutang Bermasalah – Kreditur

• Potongan yang diberikan mengurangi
keuntungan tangguhan
Dr Keuntungan murbahah ditangguhkan XXX
Cr Piutang Murabahah
XXX

Akuntansi Piutang Bermasalah – Kreditur


Jika potongan lebih tinggi dari marjin keuntungan,
selisihnya diakui sebagai kerugian.
- Contoh:
- Saldo Piutang Murabahah
Rp 6.000
- Keuntungan murabahah tangguhan Rp 5.000
Jurnal:
Dr Keuntungan tangguhan
Dr Kerugian murabahah
Cr Piutang murabahah

5.000
1.000
6.000

Akuntansi Piutang Bermasalah – Kreditur

• Untuk penjadwalan ulang:
- tidak ada tambahan piutang
murabahah
- Pembebanan biaya dalam proses
penjadualan ulang adalah biaya riil
- Penjadualan harus melalui
kesepakatan kedua belah pihak

Barang Murabahah Dijual
• Jika pembeli tidak sanggup melunasi
utang maka barang dijual.
• Hasil penjualan > sisa utang;
kelebihan menjadi hak pembeli.
• Hasil penjualn < sisa hutang; hutang
masih menjadi tanggungan pembeli

Seminar dan Workshop Nasional Akuntansi Syariah
Depok 16 – 17 Juni 2010

MUDHARABAH

Definisi Mudharabah
• Secara bahasa:
dharaba yang berarti bepergian untuk berusaha
• Secara istilah
Akad kerjasama usaha antara pemilik dana ( shahibul
maal) dan pengelola dana (mudharib) untuk
melakukan kegiatan usaha,
dimana laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil
menurut kesepakatan kedua belah pihak;
sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung
oleh pemilik dana kecuali disebabkan oleh kelalaian
pengelola dana
77

Definisi Mudharabah

78

Dasar Hukum
• ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” (An Nisa: 29).
• “… dan orang-orang yang berjalan di muka bumi
mencari sebagian karunia Allah..” (Al-Muzammil:
20)

79

Dasar Hukum
• HR riwayat Al-Thabrani dari Ibn
Abbas r.a.:
”Abbas bin Abdul Mutthalib jika menyerahkan
harta sebagai Mudharabah ia mensyaratkan
kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi
lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak
membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu
dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung
risikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan
Abbas itu didengar Rasulullah, beliau
membolehkannya.”
80

Dasar Hukum
• HR al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
“Perjanjian dapat dilakukan diantara kaum
muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang haram; dan
kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau yang menghalalkan yang haram.”

81

Rukun Mudharabah

82

Rukun : Modal
• Bisakah Shahibul Maal Menyerahkan Modal
dalam bentuk Aset Non Kas?
• Apakah boleh Shahibul Maal menyerahkan
Modal dari Hutang?
• Mudharib menyerahkan dana Shahibul Maal
kepada Pihak Ketiga?
• Mudharib harus meminta persetujuan dari
Shahibul Maal dalam pengelolaan dana?
• Bolehkah Shahibul Maal ikut serta dalam
mengelola modal?

Rukun : Modal

84

Rukun 2b: Usaha Mudharabah

85

86

Rukun :Keuntungan/Kerugian

• Jika usaha mengalami kerugian,
bagaimana pembagian kerugiannya?
• Pembagian keuntungan berdasarkan
nilai
rupiah
tertentu?
Atau
prosentase tertentu?
• Kapan Keuntungan dibagikan?
• Kapan Penentuan besaran nisbah
bagi hasil?
87

Rukun :Keuntungan/Kerugian
• Kerugian dibagi berdasarkan modal yang
disetorkan, keuntungan dibagi
berdasarkan proporsi yang disepakati.
• Bagian (proporsi/nisbah) mudharib dari
keuntungan yang didapat harus ditentukan
di awal, misalnya ½, ⅓, ¼.
• Tidak ada keuntungan yang bisa dibagikan
kecuali bila modal mudharabah masih utuh
dan tidak tergerus oleh kerugian.
88

Ketentuan Nisbah Mudharabah

Sumber: Ascarya (2005)
89

Karakteristik Akad Mudharabah
● Mempunyai risiko tinggi
● Pemilik dana memiliki resiko dalam bentuk finansial
● Pengelola dana memiliki resiko dalam bentuk non finansial
● Keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati, kerugian
ditanggung sepenuhnya oleh shahibul maal (kecuali bila mudharib
lalai, kerugian akan ditanggung mudharib)
● Apabila terjadi kerugian, cara penyelesaian nya adalah:
● Diambil terlebih dahulu dari keuntungan karena keuntungan
merupakan pelindung modal.
● Bila kerugian melebihi keuntungan, maka baru diambil dari
pokok modal.

Karakteristik Akad Mudharabah

●Tidak boleh ada jaminan atas modal
● Namun demikian, agar pengelola dana tidak melakukan
penyimpangan, pemilik dana dapat meminta jaminan
dari pengelola dana atau pihak ketiga. Dan jaminan ini
hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti
melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau
melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah
disepakati bersama dalam akad.

●Akad sebaiknya dituangkan secara
tertulis dan disaksikan oleh para
saksi.

HIKMAH AKAD MUDHARABAH
●Agar dapat memberi manfaat dan
keringanan kepada manusia.
●Ada sebagian orang yang memiliki harta,
tetapi tidak mampu untuk membuatnya
menjadi produktif.
●Ada pula orang yang tidak memiliki harta
tetapi ia mempunyai kemampuan untuk
memproduktifkan nya.
●Dengan akad mudharabah, dapat tercipta
kerjasama antara modal dan kerjasama
demi kemashlahatan dan kesejahteraan
umat manusia.

Berakhirnya Akad Mudharabah
1.

Pada waktu yang telah ditentukan.

2.

Salah satu pihak memutuskan mengundurkan
diri

3.

Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang
akal

4.

Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya
sebagai pengelola usaha untuk mencapai tujuan
sebagaimana dituangkan dalam akad.

5.

Modal sudah tidak ada

Akad Mudharabah Dasar

94

Mudharabah pada Bank Syariah

95

Prinsip Pembagian Hasil Usaha
♦ Dapat menggunakan prinsip bagi hasil (net
revenue sharing) atau bagi laba (profit sharing).
♦ Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar
pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross
profit) bukan total pendapatan usaha (omzet).
♦ Dalam prinsip bagi laba, dasar pembagian
adalah laba neto (net profit) yaitu laba bruto
dikurangi beban yang berkaitan dengan
pengelolaan modal mudharabah.

CONTOH PERHITUNGAN BAGI
HASIL






Penjualan
Rp 1.000.000
HPP
Rp 650.000
Laba kotor
Rp 350.000
Biaya-biaya
Rp 250.000
Laba (rugi) bersih
Rp 100.000

● metode profit sharing dengan nisbah pemilik: pengelola =
30:70
- Pemilik
: 30% x Rp 100.000 = Rp 30.000
- Pengelola
: 70% x Rp 100.000 = Rp 70.000
● metode revenue sharing dengan nisbah
pemilik:pengelola=10:90
- Pemilik
: 10% x Rp 350.000 = Rp 35.000
- Pengelola
: 90% x Rp 350.000 = Rp 315.000

Bagi Hasil untuk akad Mudharabah Musytarakah(PSAK 105 par 34)

• Hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik
dana sesuai nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian
hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana
tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai
musytarik) dengan pemilik dana sesuai dengan porsi
modal masing-masing; atau
• Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai
musytarik) dan pemilik dana sesuai dengan porsi modal
masing-masing, selanjutnya bagian hasil investasi
setelah dikurangi untuk pengelola dana (sebagai
musytarik) tersebut dibagi antara pengelola dana
dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang
disepakati.

Contoh Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah Musytarakah

• A dan B usaha bersama, dimana A
Investasi uang Rp. 2.000.000 dalam
usaha B. Nisbah untuk A dan B
disepakati 1:3.
• Setelah usaha berjalan, B ikut
berinvestasi Rp. 500.000.
• Laba Januari 2008 : Rp. 1.000.000

Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah
Musytarakah : Alternatif 1


Bagian A: ¼ x Rp 1.000.000 = 250.000
Bagian B: ¾ x Rp 1.000.000 = 750.000



Kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk
pengelola dana tersebut (Rp 1.000.000 – Rp 750.000)
dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan
pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing;
Bagian A: Rp 2.000.000/Rp 2.500.000 x 250.000 = Rp
200.000
Bagian B : Rp 500.000/Rp 2.500.000 x 250.000 = Rp
50.000



Sehingga B sebagai pengelola dana akan memperoleh Rp
750.000 + Rp 50.000 = Rp 800.000, dan A sebagai
pemilik dana akan memperoleh Rp 200.000.

Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah
Musytarakah : Alternatif 2


Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai
musytarik) dan pemilik dana sesuai dengan porsi modal
masing-masing,
Bagian A: Rp 2.000.000/Rp 2.500.000 x Rp 1.000.000 = Rp
800.000
Bagian B: Rp 500.000/Rp 2.500.000 x Rp 1.000.000 = Rp
200.000



Kemudian bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk
pengelola dana (sebagai musytarik) sebesar Rp 800.000 (Rp
1.000.000 – Rp 200.000) tersebut dibagi antara pengelola dana
dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Bagian A: ¼ x Rp 800.000 = 200.000
Bagian B: ¾ x Rp 800.000 = 600.000



Sehingga B sebagai pengelola dana akan memperoleh Rp
200.000 + Rp 600.000 = Rp 800.000, dan A sebagai pemilik

Akuntansi
• PT Beta, PT Ceta serta PT Deta sepakat
menjalankan usaha bersama. Dimana PT Beta dan
PT Ceta mengeluarkan Modal sedangkan PT Deta
akan bertindak sebagai pengelola.
• Modal yang akan diserahkan oleh PT Beta adalah
senilai Rp20.000.000, PT Ceta menyerahkan Aset
Tetap berupa peralatan kantor dengan harga
perolehan Rp30.000.000, akm penyusutan
Rp10.000.000, harga pasar saat ini adalah
Rp15.000.000. Selama ini PT Ceta menyusutkan
mesin selama 6 thn, dan mesin tersebut telah
digunakan 2 tahun.

Akuntansi
• Pembagian nisbah disepakati sebesar
3:3:4. antara Beta, Ceta dan Deta
• Dasar Pembagian Nisbah adalah Net
Revenue Sharing: dimana disepakati
dalam Net Revenue sharing adalah
Pendapatan dikurangi biaya depresiasi,
dan biaya tenaga kerja langsung terkait
proyek. Mengingat perusahaan tersebut
adalah perusahaan pembuatan Maket.

Akuntansi Mudharabah
• Penyerahan Dana Mudharabah
PT Beta

Tangga
l
1 Jan
2009

Keterangan

Debit

Investasi
Mudharabah

20.000.000
Kas

Tanggal
PT Ceta

1 Jan
2010

Kredit

Keterangan
Investasi
Mudharabah
Kerugian Penurunan
Nilai
Aset Non Kas

20.000.000
Debit

Kredit

15.000.000
5.000.000
20.000.000

Akuntansi Mudharabah
• Penerimaan Dana Mudharabah
PT Deta

Tanggal

Keterangan

Debit

Kas - Mudharabah

30.000.000

Aset Non Kas Mudharabah

20.000.000

Dana Syirkah
Temporrer

Kredit

50.000.000

Akuntansi
• Pada tahun berjalan, PT Deta
memperoleh pendapatan
Rp200.000.000. Beban langsung
Rp50.000.000, biaya depresiasi
Rp5.000.000 Biaya Operasional Lain
Rp50.000.000. Pajak Rp10.000.000.
• Laba Bersih Perusahaan
Rp85.000.000

Akuntansi Mudharabah
• Pengakuan Laba Oleh Pengelola
PT Deta

Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

30.000.000
Aset Non Kas Mudharabah
Dana Syirkah
Temporrer

20.000.000
50.000.000

Akuntansi Mudharabah
PT Beta

Tangga
l
1 Jan
2009

Keterangan

Debit

Investasi
Mudharabah

20.000.000
Kas

Tanggal
PT Ceta

1 Jan
2010

Kredit

Keterangan
Investasi
Mudharabah
Kerugian Penurunan
Nilai
Aset Non Kas

20.000.000
Debit

Kredit

15.000.000
5.000.000
20.000.000

Akuntansi Mudharabah
• Penerimaan Dana Mudharabah
PT Deta

Tanggal

Keterangan

Debit

Kas - Mudharabah

30.000.000

Aset Non Kas Mudharabah

20.000.000

Dana Syirkah
Temporrer

Kredit

50.000.000

AKUNTANSI

AKUNTANSI -2

AKUNTANSI -3

AKUNTANSI -4

AKUNTANSI -5

Akuntansi untuk Pemilik Dana
• Jurnal Penyerahan modal mudharabah berupa
Aset Non Kas:
● Nilai wajar > nilai tercatatnya  selisihnya diakui sebagai
keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu
akad mudharabah
Dr. Investasi mudharabah
xxx
Cr. Keuntungan tangguhan
xxx
Cr. Aset non kas
xxx
Dr. Keuntungan tangguhan
xxx
Cr. Keuntungan
xxx
● Nilai wajar < nilai tercatatnya  selisihnya diakui sebagai
kerugian.
Dr. Investasi mudharabah
xxx
Dr. Kerugian
xxx
Cr. Aset non kas
xxx

Akuntansi untuk Pemilik Dana
Penurunan nilai aset nonkas

1. Terjadi sebelum usaha dimulai  diakui sebagai
kerugian; mengurangi saldo investasi mudharabah.
Dr. Kerugian investasi mudharabah
Cr. Investasi mudharabah

xxx
xxx

2. Terjadi setelah usaha dimulai  diakui sebagai
kerugian dan diperhitungkan pada saat pembagian
bagi hasil.
Dr. Kerugian investasi mudharabah
Cr. Penyisihan Investasi Mudharabah

xxx
xxx

Akuntansi untuk Pemilik Dana
• Penyajian

Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan
keuangan sebesar nilai tercatat. Contoh:

Akuntansi untuk Pemilik Dana
• Pengungkapan

Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi
mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada:
– isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi
dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharabah,
dan lain-lain;
– rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya;
– penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode
berjalan;
– pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.

Contoh Pengungkapan Investasi Mudharabah
pada Bank Syariah

Contoh Pengungkapan Investasi
Mudharabah pada Bank Syariah

Contoh Pengungkapan Investasi
Mudharabah pada Bank Syariah

Akuntansi untuk Pengelola Dana
• Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau
kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban
pengelola dana
Dr. Beban

xxx

Cr. Utang lain-lain/kas

xxx

Akuntansi untuk Pengelola Dana
Penyajian dalam laporan keuangan:


Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan
sebesar nilai tercatatnya untuk setiap jenis mudharabah;

Akuntansi untuk Pengelola Dana
Penyajian dalam laporan keuangan:
● Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah
diperhitungkan tetapi belum diserahkan kepada
pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil
yang belum dibagikan di kewajiban.

Akuntansi untuk Pengelola Dana
Pengungkapan
• Isi kesepakatan utama usaha mudharabah,
rincian dana syirkah temporer yang diterima
berdasarkan jenisnya; penyaluran dana berasal
mudharabah muqayadah.

AKUNTANSI MUSYARAKAH
Disampaikan oleh: Sri Nurhayati, MM, SAS

Definisi
• Secara bahasa: syirkah “‫ررررررك‬
‫” ش‬
Berarti: serikat/partnership
• Secara istilah
Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberi
kontribusi dana dan kerja dengan ketentuan bahwa
keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan
kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.

127

Skema Akad Musyarakah

Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan,
kerugian dibagi berdasarkan kontribusi modal

128

Dasar Hukum: Al-Qur’an

”Dan sesungguhnya kebanyakan dari
orang-orang yang berserikat itu
sebagian mereka berbuat dzalim
kepada sebagian yang lain kecuali
orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh.”
(QS.Shad:24)

129

Dasar Hukum: Al-Hadits
• “Allah berfirman, Aku akan menjadi pihak
ketiga dari orang yang berserikat,
selama salah seorang dari keduanya
tidak mengkhianati sahabatnya
(pihaknya).”
(HR. Abu Daud dan Hakim no 2936, dalam Kitab al-Buyu)

• “tangan Allah di atas dua orang yang
berserikat selama keduanya tidak
saling mengkhianati.”
HR. ad-Daruquthni (3/35)

130

Rukun Syirkah

131

Rukun 1: Pihak yang Berakad
• Orang yang merdeka, baligh, berakal
sehat, dan rasyid (mampu menggunakan
hartanya dengan baik serta bukan orang
yang boros yang terkena larangan
mengelola harta).
• Kompeten dalam memberikan atau
diberikan kekuasaan perwakilan (cakap
hukum).

132

Rukun 2a: Modal

133

Rukun 2b: Kerja

134

Rukun 2c: Keuntungan/Kerugian
• Keuntungan dibagi berdasarkan proporsi yang
disepakati.
• Bagian (proporsi/nisbah) syarik dari keuntungan
yang didapat harus ditentukan di awal, misalnya
½, ⅓, ¼.
• Kerugian dibagi berdasarkan proporsi modal yang
disetorkan

135

Rukun 3: Sighat Ijab Kabul
• Ijab Kabul merupakan ekspresi kesepakatan
antar syarik yang dilakukan sama-sama rela.
• Akad dituangkan secara tertulis, melalui
korespondensi, atau dengan menggunakan
cara-cara komunikasi modern.
• Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan
dalam akad.

136

Karakteristik Akad Musyarakah







Mitra Aktif dan Mitra Pasif
Modal musyarakah
Keuntungan
Kerugian
Jaminan modal

Fatwa No. 14
Sistem Distribusi Hasil Usaha
• Pada prinsipnya, LKS boleh menggunakan
sistem accrual basis maupun cash basis
dalam administrasi keuangan.
• Dilihat dari segi kemaslahatan ( al-ashlah),
dalam pencatatan sebaiknya digunakan
sistem accrual basis; akan tetapi, dalam
distribusi hasil usaha hendaknya ditentukan
atas dasar penerimaan yang benar-benar
terjadi (cash basis)
138

Metode Distribusi Bagi Hasil
• Fatwa No. 15/DSN-MUI/IX/2000:
– LKS boleh menerapkan profit sharing atau net
revenue sharing
– Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat
ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan
prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing).
– Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang
dipilih harus disepakati dalam akad.

139

Contoh Perhitungan Pembagian
Keuntungan
Uraian







Penjualan
100
Harga pokok penjualan 65
Laba Kotor
35
Beban
25
Laba/rugi bersih
10

Metode



Net Revenue
Sharing/Bag
i Hasil



Profit
Sharing/Bag
i laba

140

Jenis Musyarakah

Prinsip Akuntansi Musyarakah
• Pembiayaan/Investasi Musyarakah diakui pada
saat penyerahan kas atau aset nonkas untuk
usaha musyarakah oleh mitra.
• Biaya pra akad tidak dapat dianggap sebagai
bagian investasi musyarakah kecuali jika ada
persetujuan dari seluruh mitra.
• Modal dalam bentuk kas dinilai sebesar jumlah
yang diserahkan

Prinsip Akuntansi Musyarakah
• Setoran Modal dalam bentuk Aset Non Kas dinilai
sebesar nilai wajar
• Jika Nilai Wajar > Nilai buku aset non kas
Untuk mitra aktif
- diakui sebagai selisih penilaian asset
musyarakah
- disajikan di sisi ekuitas
• Untuk mitra pasif
- diakui sebagai keuntungan tangguhan
- disajikan sebagai kontra akun investasi
musyarakah

Prinsip Akuntansi Musyarakah
• Baik selisih penilaian asset maupun keuntungan
tangguhan diamortisasi selama masa akad
• Jika Nilai wajar < Nilai buku
Baik Mitra Aktif maupun Mitra Pasif mengakui
sebagai kerugian pada saat penyerahan aset
nonkas

Pencatatan Penerimaan Dana InvestasiPerusahaan Bentukan

• Mencatat penerimaan dana pada
akun Dana Syirkah Temporer (DST)
• Sebesar kas diterima atau nilai wajar
aset nonkas

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah
• 1 Januari 2008 Mitra Aktif menyerahkan :
uang tunai Rp 50.000
aset nonkas dengan harga perolehan Rp 100.000
akm penyusutan Rp 20.000
nilai pasar Rp 120.000.
Diakhir akad Aset Nonkas akan dikembalikan. Masa
manfaat 10 tahun
• Mitra Pasif menyerahkan:
aset dengan harga perolehan Rp 50.000
akm penyusutan Rp 10.000
nilai pasar Rp 30.000
Diakhir akad Aset Nonkas tidak dikembalikan. Masa
manfaat 3 tahun.
• Masa akad 2 tahun. Nisbah bagi hasil 3:1

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah
Perusahaan memperoleh pendapatan Rp 80.000
dan beban Rp 100.000

Pengakuan dan Pengukuran (Selama
Akad)

• Modal berupa aset tetap, pada akhir
akad:
– Dikembalikan, beban depresiasi diakui
mitra yang menyerahkan.
– Jika tidak dikembalikan, usaha
musyarakah yang mencatat beban
depresiasi

• Penyusutan dilakukan berdasarkan
nilai wajar untuk masa akad/umur
ekonomis

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah
• Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2008 untuk
– Beban penyusutan
– Amortisasi selisih nilai Aset Non Kas.

Pengakuan dan Pengukuran (Selama
Akad)

• Keuntungan akan dibagikan kepada
mitra untuk periode yang disepakati
• Kerugian ditampung dalam akun
Penyisihan Kerugian sebagai akun
kontra Investasi Musyarakah
• Kerugian karena lalai akan ditanggung
oleh mitra ybs

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah
• Jurnal bagi hasil
• Jurnal penutup

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah
Penyajian

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah
• Tahun ke-2: Perusahaan memperoleh pendapatan
Rp 200.000 dan beban Rp 80.000

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah
• Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2006 untuk
– Beban penyusutan
– Amortisasi selisih nilai Aset Non Kas

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah
• Jurnal bagi hasil
• Jurnal penutup

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah
Penyajian

Saat Akad Musyarakah Berakhir
• Jurnal: Pemindahan kepemilikan
aset non kas kepada mitra aktif
• Jurnal: Pengembalian modal
musyarakah kepada para mitra

Ilustrasi Akuntansi Musyarakah

Berakhirnya Akad Musyarakah
1.

Pada waktu yang telah ditentukan.

2.

Salah satu pihak memutuskan
mengundurkan diri

3.

Salah satu pihak meninggal dunia atau
hilang akal

4.

Pengelola dana tidak menjalankan
amanahnya sebagai pengelola usaha untuk
mencapai tujuan sebagaimana dituangkan
dalam akad.

5.

Modal sudah tidak ada

Akuntansi untuk Pengelola Dana
Penyajian
Pengelola menyajikan hal-hal sebagai berikut
yang terkait dengan usaha musyarakah dalam
laporan keuangan:
• Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif dan
yang diterima dari mitra pasif disajikan sebagai investasi
musyarakah;
• Aset musyarakah yang diterima dari mitra pasif disajikan
sebagai unsur dana syirkah temporer;
• Selisih penilaian aset musyarakah, disajikan sebagai unsur
ekuitas.

Akuntansi untuk Mitra Aktif & Mitra
Pasif

Penyajian
Mitra pasif menyajikan hal-hal sebagai berikut
yang terkait dengan usaha musyarakah dalam
laporan keuangan:
• Kas atau aset nonkas yang disisihkan oleh mitra aktif
disajikan sebagai investasi musyarakah
• Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset nonkas
yang diserahkan pada nilai wajar disajikan sebagai pos
lawan (contra account) dari investasi musyarakah.

Akuntansi untuk Mitra Aktif & Mitra
Pasif

Pengungkapan
Mitra mengungkapkan hal-hal yang terkait transaksi
musyarakah, tetapi tidak terbatas pada:


isi kesepakatan utama usaha musyarakah, seperti porsi
dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha musyarakah,
dan lain-lain;



pengelola usaha, jika tidak ada mitra aktif; dan



pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101
tentang Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.

Contoh Pengungkapan Investasi
Musyarakah pada Bank Syariah

Contoh Pengungkapan Investasi
Musyarakah pada Bank Syariah

Contoh Pengungkapan Investasi
Musyarakah pada Bank Syariah

Contoh Pengungkapan Investasi
Musyarakah pada Bank Syariah

TERIMA KASIH
Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEUI
Gedung Perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Kampus UI Depok 16424
Tlp. 021-7272425 ext. 157 Fax. 021-7864057
Email: pebs.feui@yahoo.com

Seminar dan Workshop Nasional Akuntansi Syariah
Depok 16 – 17 Juni 2010

IJARAH

Definisi Ijarah
• Secara bahasa:
al Ajru yang berarti al ‘Iwadhu : (ganti/kompensasi)
• Secara istilah
akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan
pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu
sendiri

171

Definisi Ijarah

172

Dasar Hukum


membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan
Kami telah meninggikan sebagian mereka atas
sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan yang
lain. Dan rahmat Tuhan-mu lebih baik dari apa
yang mereka kumpulkan.” (QS 43:32)
“Apakah mereka yang

• “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh
orang lain, maka tidak dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketauhilah
bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
173

Dasar Hukum
• Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw Beliau
bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Ada tiga
golongan yang pada hari kiamat (kelak) Aku akan
menjadi musuh mereka: (pertama) seorang lakilaki yang mengucapkan sumpah karena Aku
kemudian ia curang, (kedua) seorang lakilaki
yang menjual seorang merdeka lalu dimakan
harganya, dan (ketiga) seorang laki-laki yang
mempekerjakan seorang buruh lalu sang buruh
mengerjakan tugas dengan sempurna, namun ia
tidak memberinya upahnya.”

174

Rukun Ijarah

175

Elemen
• Aset yang habis dikonsumsi bolehkah menjadi
objek ijarah?
• Nilai dari Manfaat Aset haruskah Ada?
• Bolehkah Menyewakan barang yang haram?
• Jika Manfaat Aset tidak Dapat Dialihkan,
Apakah Akad Ijarah masih dapat dilakukan?
• Bolehkah Periode Waktu Tidak Ditentukan?
• Bolehkan Pembayaran tidak dilakukan dengan
tunai?
• Bisakah Pembayaran Sewa Berubah?

Elemen
• Apakah Hukum Wa’ad Mengikat?
• Siapakah yang menanggung Biaya
Perawatan?
• Siapakah yang menanggung Biaya
Perbaikan?
• Bolehkan ada Pembayaran Jaminan
atas Akad Ijarah?

Rukun : Objek Ijarah

178

Rukun : Pembayaran Ijarah

179

Jenis Ijarah

180

Berakhirnya Akad Ijarah
1. Periode akad sudah selesai
2. Para Pihak sepakat menghentikan
akad ijarah
3. Terjadi kerusakan aset.
4. Penyewa tidak dapat membayar sewa.
5. Salah satu pihak meninggal dan ahli
waris tidak berkeinginan untuk
meneruskan akad karena
memberatkannya

Ijarah Muntahiya Bit Tamlik
• Pihak yang melakukan Ijarah
Muntahiya bit Tamlik harus
melaksanakan akad ijarah terlebih
dahulu.
• Janji pemindahan kepemilikan yang
disepakati di awal akad ijarah adalah
wa'ad, yang hukumnya tidak
mengikat
• Transaksi pemindahan akad terpisah
dengan akad ijarahnya sendiri.

Perlakuan Setelah Ijarah

183

Ijarah Muntahiya Bit Tamlik
• Hibah, maka nilai tercatat objek ijarah diakui
sebagai beban
• Penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar
sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati,
maka selisih antara harga jual dan jumlah
tercatat objek ijarah diakui sebagai
keuntungan atau kerugian.
• Penjualan setelah selesai masa akad, maka
selisih antara harga jual dan jumlah tercatat
objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau
kerugian

Ijarah Muntahiya Bit Tamlik
• Penjualan objek ijarah secara bertahap,
maka:
• (i) selisih antara harga jual dan jumlah
tercatat sebagian objek ijarah yang telah
dijual diakui sebagai keuntungan atau
kerugian
• (ii) bagian objek ijarah yang tidak dibeli
penyewa diakui sebagai aset tidak lancar
atau aset lancar sesuai dengan tujuan
penggunaan aset tersebut.

Akuntansi
• Tgl. 30 Desember 2006

Pemberi sewa dan penyewa menandatangi akad ijarah atas
mobil selama 3 tahun. Disepakati bahwa pembayaran
dilakukan setiap bulan sebesar Rp12.500.000. Pembayaran
dilakukan setiap bulan
• Pemberi sewa membeli mobil yang disewakan sebesar
Rp150.000.000 dari PT B.
Pemberi Sewa
Tanggal

Keterangan

30
Aset Ijarah
Desember
Kas
2006

Debit

Kredit

150.000.000
150.000.000

Akuntansi
•Tgl. 30 Januari 2007 : Menerima Pembayaran
Pemberi Sewa
Tanggal
30Januari
2007

Keterangan
Kas

Debit

Kredit

12.500.000

Pendapatan Sewa

12.500.000

Penyewa
Tanggal
30Januari
2007

Keterangan
Beban Sewa

Debit

Kredit

12.500.000
Kas

12.500.000

Akuntansi
•Tgl. 30 Januari 2007 : Menerima Pembayaran Sewa
Pemberi Sewa
Tanggal
30Januari
2007

Keterangan
Kas

Debit

Kredit

12.500.000

Pendapatan Sewa

12.500.000

Penyewa
Tanggal
30Januari
2007

Keterangan
Beban Sewa

Debit

Kredit

12.500.000
Kas

12.500.000

Akuntansi
•Tgl. 1 Juli 2007 : Penyewa Mengeluarkan Biaya Perawatan
Pemberi Sewa
Tanggal

Keterangan

1 Juli 2007 Beban Perawatan

Debit

Kredit

.500.000

Utang

500.000

Penyewa
Tanggal

Keterangan

1 Juli 2007 Piutang

Debit

Kredit

.500.000
Kas

.500.000

Akuntansi
•Tgl. 2 Juli 2007 : Pemberi Sewa Membayar B. Perawatan
Pemberi Sewa
Tanggal
2Juli 2007

Keterangan
Utang

Debit

Kredit

.500.000
Kas

500.000

Penyewa
Tanggal
2Juli 2007

Keterangan
Kas

Debit

Kredit

.500.000
Piutang

.500.000

Akuntansi
•Tgl. 30 Des 2007: Mencatat Depresiasi (masa sewa 10 Thn)
Pemberi Sewa
Tanggal
30 Des
2007

Keterangan

Debit

Beban Penyusutan

Kredit

15.000.000

Akm Penyusutan

15.000.000

Penyewa
Tanggal
30 Des
2007

Keterangan

Debit

-

Kredit
0

-

0

Akuntansi
• Tgl. 2 Jan 2011: Aset Ijarah Diterima
Pemberi Sewa
Tanggal
2 Jan
2011

Tanggal
2 Jan
2010

Keterangan
Aset Tetap

Debit
150.000.000

Aset Ijarah

Keterangan
Akm Peny - Ijarah
Akm. Peny. Aset
Tetap-

Kredit

150.000.000

Debit

Kredit

75.000.000
75.000.000

Akuntansi
• Pemberi Sewa dan Penyewa
menyepakati akad IMBT. Dimana
saat akhir sewa, Aset perolehannya
Rp100.000.000, akumulasi
Penyusutan Rp90.000.000 (setelah
3 tahun)

Akuntansi IMBT
• Akhir Masa Sewa : Hibah
Pemberi Sewa
Tanggal
30 Des
2007

Keterangan

Debit

Beban Ijarah

10.000.000

Akm Penyusutan

90.000.000

Aset Ijarah

Kredit

100.000.000

Penyewa
Tanggal
30 Des
2007

Keterangan
Aset Non Kas
Keuntungan

Debit

Kredit

12.500.000
12.500.000

Akuntansi IMBT
• Akhir Masa Sewa : Dijual dengan Harga Rp.12.000.000
Pemberi
Sewa

Tanggal
30 Des
2007

Penyewa

Tanggal
30 Des
2007

Keterangan

Debit

Kas

12.000.000

Akm Penyusutan

90.000.000

Kredit

Aset Ijarah

100.000.000

Keuntungan

2.000.000

Keterangan
Aset Non Kas

Debit

Kredit

12.000.000
Kas

12.000.000

Akuntansi IMBT
• Pada Masa Sewa (akhir thn 2): Dijual dengan Harga Rp.40.000.000
Pemberi
Sewa

Tanggal
30 Des
2007

Keterangan

Debit

Kas

40.000.000

Akm Penyusutan

60.000.000

Aset Ijarah

Penyewa

Tanggal
30 Des
2007

Keterangan
Aset Non Kas

Kredit

100.000.000

Debit

Kredit

40.000.000
Kas

40.000.000

Akuntansi IMBT
• Pada Akhir Masa Sewa : Dijual bertahap 50% Harga Rp.10.000.000
Pemberi
Sewa

Tanggal
30 Des
2007

Penyewa

Tanggal
30 Des
2007

Keterangan

Debit

Kas

10.000.000

Akm Penyusutan

45.000.000

Kredit

Aset Ijarah

50.000.000

Keuntungan

5.000.000

Keterangan
Aset Non Kas

Debit

Kredit

10.000.000
Kas

10.000.000

Akuntansi IMBT
• Pada Akhir Masa Sewa : Pencatatan Atas Sisa Tidak Terjual
Pemberi
Sewa

Tanggal
30 Des
2007

Penyewa

Keterangan

Kredit

Aset Tetap

50.000.000

Akm Penyusutan

45.000.000

Tanggal
30 Des
2007

Debit

Aset Ijarah

50.000.000

Akm. Peny. Aset
Ijarah

45.000.000

Keterangan

Debit

-

Kredit
0

-

0

Ijarah pada Bank Syariah

199

Contoh Pengungkapan Ijarah pada Bank
Syariah

Contoh Pengungkapan Ijarah pada
Bank Syariah

Contoh Pengungkapan Ijarah pada
Bank Syariah

Seminar dan Workshop Nasional Akuntansi Syariah
Depok 16 – 17 Juni 2010

hawalah

Definisi Hawalah
• Secara bahasa:
pengalihan, pemindahan, perubahan warna kulit
atau memikul sesuatu
• Secara istilah
akad pengalihan utang/piutang dari satu pihak yang
berutang/berpiutang kepada pihak lain yang wajib
menanggung (membayar) utangnya/menerima
pembayaran piutang.

204

Definisi Hawalah
Hak Membayar

Penjual

Jual Beli

Pembeli

Barang

 Memberi hak Menagih
 PA Membayar

 PA Menagih
 PA Menerima Pembayaran

Pengambil Alih

205

Dasar Hukum
• “Menunda pembayaran bagi orang yang
mampu adalah kezaliman, dan jika salah
seorang kamu dialihkan (dihiwalahkan)
kepada orang yang kaya yang mampu,
maka turutlah (menerima pengalihan
tersebut).” (HR. Bukhari Muslim)

206

Rukun Ijarah

207

Rukun : Objek Hawalah

208

Jenis Hawalah

209

Proses Hawalah – Alternatif 1
Kewajiban Membayar

Penjual

Jual Beli

Pembeli

Barang

 LKS : Memberikan Qardh
 Pembeli : Jual Aset pada LKS
 LKS : Akad Murabah

LKS

210

Proses Hawalah – Alternatif 2
Kewajiban Membayar

Penjual

Jual Beli

Pembeli

Barang

 LKS : Memberikan Qardh
 Pembeli : Jual Aset pada LKS
 LKS : Akad Murabah

LKS

211

Proses Hawalah – Alternatif 3

Kewajiban Membayar

Penjual

Jual Beli

Pembeli

Barang

 LKS : Melakukan akad Syirkah
Melalui Pembelian sebagian hak
 LKS : menjual melalui murabahah

LKS

212

Proses Hawalah – Alternatif 4
Kewajiban Membayar

Penjual

Jual Beli

Pembeli

Barang

 LKS : Melakukan Akad Ijarah dan
Qardh jika dibutuhkan
 Jasa ijarah tidak boleh dihubungkan
dengan pinjaman

LKS

213

Akuntansi
• PT Dina supplier ATK berhutang kepada PT Komputer
untuk pembelian komputer sebanyak 200 unit @
Rp3.000.000 selama 2 bulan.
• PT Dina menjual komputer tersebut kepada PT Xena
dengan harga Rp3.500.000, dengan masa pembayaran
1 bulan.
• Ternyata PT Xena mengalami kesulitan pembayaran,
sehingga PT Dina setuju menunda pembayaran hingga
1 bulan kemudian.
• Ternyata PT Xena tetap kesulitan membayar, sehingga
PT Dina mengajukan permohonan hawalah al Haqq
pada Bank Syariah mengingat harus membayar kepada
PT Komputer. Akan membayar dalam 5 bulan. Beban
hawalah yang disepakati Rp10 juta.

Akuntansi
• 5 Januari 2010 Saat Hawalah disepakati
Pengambil alih
Tanggal

Keterangan
Piutang - Dina

Debit

Kredit

700.000.000
Kas

690.000.000

Pendapatan
Hawalah

10.000.000

Akuntansi
• 5 Januari 2010 Saat Hawalah disepakati
Yang Mengalihkan
Tanggal

Keterangan
Kas
Beban Hawalah
Piutang- PT Xena

Debit

Kredit

690.000.000
10.000.000
700.000.000

Akuntansi
• 5 Mei 2010 : PT Xena Membayar pada BS
Pengambil alih
Tanggal

Keterangan
Kas

Debit

Kredit

700.000.000
Piutang-Dina

700.000.000

Seminar dan Workshop Nasional Akuntansi Syariah
Depok 16 – 17 Juni 2010

qardh

Definisi Qardh
• pinjaman tanpa dikenakan biaya (hanya wajib
membayar sebesar pokok (utangnya), pinjaman
uang seperti inilah yang sesuai dengan ketentuan
syariah (tidak ada riba), karena kalau meminjamkan
uang maka ia tidak boleh meminta pengembalian
yang lebih besar dari pinjaman yang diberikan.
Namun si peminjam boleh saja atas kehendaknya
sendiri memberikan kelebihan atas pokok
pinjamannya

219

Definisi Qardh
Kewajiban Membayar

Pemberi
Pinjaman

Akad Qardh

Penerima
Pinjaman

Pemberian Pinjaman
LAKUKAN BISNIS

HASIL USAHA

220

Dasar Hukum
• “Dan jika ia (orang yang berutang itu)
dalam kesulitan, berilah tangguh sampai ia
berkelapangan. Dan menyedekahkan
(sebagian atau semua utang) itu, lebih
baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS
2:280)

221

Dasar Hukum
• “Orang yang melepaskan seorang muslim dari
kesulitannya di dunia, Allah akan melepaskan
kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa
menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong
saudaranya” (HR. Muslim)
• Dari Abu Qatadah: “Wahai Rasulullah,
bagaimanakah jika aku berjihad dengan jiwa dan
hartaku, aku bertempur penuh sabar demi
mengharap pahala Allah dan maju terus pantang
mundur, apakah aku masuk surga?” Rasulullah
menjawab: “ya” Beliau mengatakan sebanyak tiga
kali, kemudian ia bersabda: “kecuali jika kamu
mati dan kamu punya utang serta kamutidak
membayarnya...”(HR. Muslim)
222

Rukun Qardh

223

Rukun : Objek Qardh

224

Sumber Dana Qardh

225

Akuntansi
• Bapak A membutuhkan uang untuk membayar
BOP kuliah anaknya, di saat yang sama dia
juga memperoleh pesanan untuk membuat
kursi. Beli