KKN PPL sebagai Wahana Pembentuk Kompeetnsi Calon Guru

Burhan Nurgiyantoro
LPM-UNY
28 Juni 2011

Sejak kelahirannya tahun 60-an, yang ketika itu
bernama IKIP Yogyakarta, UNY adalah sebuah
LPTK
Tugas utama sebuah LPTK adalah menghasilkan
tenaga keguruan
Sejalan dengan tuntutan zaman, pada akhir abad
ke-20, IKIP Yogyakarta berubah statuta menjadi
universitas, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Dengan statuta yang baru, UNY memiliki wider
mandate, yaitu selain menghasilkan sarjana
keguruan (kependidikan), juga sarjana keilmuan
yang berstatus nonkependidikan
Tugas pertama diemban lewat program
kependidikan, sedang yang kedua program
nonkependidikan

Hal itu tidak berarti program kependidikan

dianaktirikan, tetapi sebaliknya dicarikan
saudara kandung agar semakin berkompetitif
Dunia teknologi dan informasi yang berkembang
kian cepat, yang sebenarnya juga merupakan
salah satu dampak keberhasilan pendidikan,
menuntut dunia pendidikan mengikutinya
Untuk itu, UNY mesti mampu menghasilkan
tenaga keguruan yang profesional, profesional
sebagai guru dan pendidik
Tenaga profesional kependidikan yang mampu
menjawab tantangan zaman
Salah satu yang ditempuh UNY adalah
pengintensifan pelaksanaan KKN-PPL secara
terpadu

 Hal ini tidak lepas dari kebijakan
UNY
 Program KKN UNY: sejalan dengan
program perkuliahan yang
diselenggarakan yang mencakup

dua program:
 kependidikan: KKN-PPL
Terpadu
nonkependidikan: KKN
masyarakat

KKN-PPL
 KKN program kependidikan dikemas secara
Terpadu
terpadu dengan pelaksanaan PPL (Praktik







Pengalaman Lapangan) dan diberi nama KKN-PPL
Terpadu
Pelaksanaan KKN-PPL Terpadu di sekolah dengan

mencakup dua misi sekaligus, yaitu pengabdian
(KKN) dan profesionalisme mengajar (PPL)
Agar tujuan yang kedua tercapai, kegiatan KKN
mesti terkait dengan kegiatan PPL
Wujud KKN: membantu mengerjakan pekerjaan
administrasi sekolah, pengembangan media
pembelajaran, pemberdayaan masyarakat sekolah
dan di sekitar sekolah, dll (KKN PPM juga)
Wujud PPL: praktik mengajar di kelas dengan
seluruh rangkaian prosesnya dengan misi utama
capaian profesionalisme membelajarkan siswa
Pelaksanaan KKN selama dua bulan, sedang PPL
ditambah dua/tiga minggu (ke depan diwacanakan
satu semester)

MENGAPA KKN-PPL
(2)
 Ketika datang dan mengemban misi KKN yang

notabene adalah pengabdian, mahasiswa

berlaku sebagai fasilitator, motivator, inovator,
penggerak, dan sekaligus pelaku dan
pendamping
 Ketika datang sebagai praktikan, mahasiswa
adalah pihak yang membutuhkan dan perlu
diberdayakan agar memperoleh pengalaman
profesionalitas
 Kedua misi yang berbeda tersebut dipadukan
untuk mencapai misi yang lebih besar:
pemberdayaan pendidikan di sekolah dan
pemberdayaan para mahasiswa peserta KKNPPL itu sendiri
 Kegiatan yang termasuk lingkup KKN diarahkan
ke pengabdian yang juga berkaitan dengan
dunia kependidikan, sedang PPL diarahkan ke
pelatihan pengalaman profesionalisme
pembelajaran

Mengapa KKN-PPL

(3)


 Kegiatan KKN dan PPL saling mendukung dan

menunjang ke capaian tujuan pemberdayaan
dan profesionalisme
 Fokus kegiatan adalah hal-hal yang berkaitan
dengan usaha peningkatan kualitas pendidikan
di sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas
 Lewat berbagai kegiatan itu diharapkan
mahasiswa mampu mengidentifikasi,
menganalisis, mencari solusi, dan sekaligus
membantu menangani berbagai persoalan yang
secara konkret dihadapi di dunia pendidikan
sekolah
 Di pihak lain, sekolah juga diharapkan
memeroleh masukan dan bantuan dari
mahasiswa untuk lebih meningkatkan dan
memberdayakan sekolah

MISI PEMBENTUKAN

PROFESIONALISME GURU









(1)

Dewasa ini merupakan era profesional, ada tuntuan
profesionalitas dalam semua lapangan pekerjaan
Juga di dunia pendidikan, ada tuntutan profesionalisme
pendidik, guru, juga dosen
Guru dan dosen dituntut mampu mengajar secara
profesional sesuai dengan bidangnya
Guru dan dan dosen dewasa ini dinilai
profesionalismenya lewat program sertifikasi guru dan

dosen lewat penilaian portofolio
Guru dan dosen yang lolos dinyatakan profesional, dan
artinya berhak memperoleh imbalan dari pekerjaannya
sebagaimana pekerja profesional lainnya
Kegiatan ini dalam banyak hal dapat memacu motivasi
guru dan dosen untuk meningkatkan kompetensi
kependidikannya

Misi Pembentukan
Profesionalisme Guru
 Usaha pembentukan profesionalitas








(2)


terkait dengan lembaga yang
menghasilkannya
Maka, alamat berikutnya yang dituntut
untuk profesional adalah LPTK penghasil
tenaga keguruan
Masalah: bagaimana dapat menghasilkan
lulusan keguruan yang profesional jika
“produsen”-nya belum profesional
Inilah akar persoalannya: sarjana
keguruan lulusan LPTK umumnya belum
siap mengajar, belum profesional
Salah satu cara meraih lulusan yang
profesional adalah dengan meningkatkan
kualitas praktik mengajar mahasiswa
lewat KKN-PPL
Mahasiswa dihadapkan langsung dengan
kondisi nyata di lapangan
Dengan KKN-PPL mahasiswa dihadapkan
pada pengalaman kerja secara konkret


Profesional: Memiliki Kompetensi
 Seseorang, dalam pekerjaan apa pun,

dikatakan profesional jika memiliki
kompetensi yang dibutuhkan dalam
dunia kerjanya
 Guru profesional: memiliki sejumlah
standar kompetensi yang diperlukan
dalam tugasnya sebagai seorang guru
 Kompetensi: pengetahuan,
keterampilan, nilai-nilai dasar yang
terefleksi dalam berpikir dan bertindak
 Kompetensi: seperangkat tindakan
cerdas untuk berpikir dan bertindak
 Standar kompetensi: batas dan arah
kemampuan yang harus dikuasai
 Kompetensi dasar: kemampuan
minimal yang harus dikuasai dan
dijabarkan langsung dari standar

kompetensi

Standar Kompetensi Lulusan
Calon Guru:
 Memahami karakteristik peserta

didik dan mampu merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran yang mendidik
 Memiliki kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, dan berakhlak mulia
 Menguasai keilmuan, kajian kritis
dan pendalaman isi dalam
konteks kurikulum sekolah
 Mampu berkomunikasi dan
bergaul dengan peserta didik,
kolega, dan masyarakat

Tujuan Utama KKN-PPL

 Mengabdikan sebagian kompetensi mahasiswa

untuk membantu lebih memberdayakan
masyarakat sekolah demi tercapainya keluaran
sekolah yang lebih berkualitas
 Melatih kemampuan profesionalisme mengajar
mahasiswa secara konkret
 Kedua tujuan utama inilah yang kemudian harus dijabarkan

menjadi program-program khusus secara konkret dan
sekaligus disusun indikator kadar ketercapaiannya
 Kedua tujuan utama itu harus pula dipakai sebagai sarana
berlatih untuk mencapai keempat kompetensi lulusan calon
guru di atas
 Jadi, diusahakan titik temu yang maksimal antara tujuan
pembentukan profesionalisme lulusan calon guru dan
tujuan program sekolah
 Harapannya: terbentuk lulusan calon guru yang profesional

Ada banyak faktor penentu keberhasilan, tetapi
yang lebih konkret dan perlu mendapat
perhatian di antaranya sbb:
 Kompetensi awal mahasiswa (terutama







kompetensi akademik)
Kreativitas mahasiswa
Kedisiplinan dan kesungguhan mahasiswa
Waktu dan kesempatan mahasiswa
untuk praktik mengajar
Guru pembimbing dan unsur sekolah
yang lain
Dosen pembimbing
Sarana dan prasarana yang ada

 Kompetensi akademik (satu jurusan

dengan mahasiswa yang dibimbing,
atau minimum satu rumpun keilmuan)
 Kompetensi metodologis pembelajaran
 Kemampuan berempati terhadap
mahasiswa (juga mudah dan mau
ditemui, kemauan menemui
mahasiswa)
 Kedisiplinan, kerajinan, ketekunan,
kesungguhan membimbing;
berpengalaman
 Kemampuan menilai masalah yang
dihadapi mahasiswa dan menyarankan
solusi
 Kemampuan menjalin komunikasi
dengan mahasiswa dan semua unsur
yang terkait, dll

 Kompetensi akademik guru (juga





harus satu jurusan)
Kompetensi metodologis
pembelajaran
Pengalaman yang memadai
Kemampuan berempati terhadap
mahasiswa (juga memahami
kebutuhan mahasiswa)
Intinya: mahasiswa peserta PPL
dibimbing oleh guru yang
profesional (lebih baik jika sudah
tersertifikasi)

SEMOGA ANDA, KITA,
MAMPU MENJADI
PENDIDIK YANG
PROFESIONAL