Pakaian Muslimah yang Ideal

Pakaian Muslimah yang Ideal
OLEH: SHABARUN

Pengantar
Semakin banyaknya kasus pemerkosaan dewasa ini disebabkan oleh banyak faktor.
Misalnya dekadensi moral yang melanda generasi muda, banyaknya film-film blue yang
beredar di masyarakat kita dan kurangnya 'filter' terhadap arus globalisasi budaya dan
sebagainya. Salah satu faktor tersebut ialah lingkungan yang dikondisikan oleh kaum
wanita sendiri sebagai obyek pemerkosaan. Misalnya dengan memakai pakaian yang
merangsang syahwat laki-laki; memakai rok mini; serta media massa tertentu yang
sengaja mengeksploitasi ketelanjangan wanita sebagai 'strategy of business' mereka.
Faktor inilah yang menjadikan manusia-manusia abad informasi ini lebih cepat
kematangan seksualnya daripada kematangan sosialnya. Faktor inilah pula yang tidak
sedikit mempengaruhi laju pemerkosaan dan perbuatan cabul lainnya yang sering
dilakukan kaum laki-laki laki-laki.
Dari itu, jelaslah penyelewengan sedikit saja dari kebenaran Ilahi akan membawa dampak
kekacauan yang fatal bagi peri kehidupan manusia. Menyebabkan banyak kerusakan di
bumi. Dalam kasus di atas, karena ‘trend’ wanita kini, dalam dunia mode cenderung
berkiblat ke Eropa atau Perancis sebagai ibu peradaban mereka, yang hal ini jelas-jelas
bertentangan dengan standar Islami.
Adab Berpakaian dalam Islam

Islam merupakan sistem Allah bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini dan berlaku
untuk sepanjang sejarah kehidupannya. Karenanya Islam tidak membiarkan
perkembangan manusia jatuh ke alam perbudakan nafsu yang membelenggu
kebesarannya. Tetapi Islam menuntun dan membimbing manusia untuk tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tuntunan Ilahi dan fitrah kemanusiaannya yang paling hakiki
sebagai ‘abid’ Allah. Karena itulah Islam mengatur semua tatanan kehidupan manusia
yang meliputi aspek moral, sosial, hukum, kemasyarakatan dan lain-lain.
Salah satu segi kehidupan manusia yang diatur Islam ialah adab muslimah dalam
berpakaian. Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya: Dan suruhlah perempuan mukmin menundukkan pandangan mereka dan
memelihara kemaluan-kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan perhiasan
mereka melainkan apa yang lahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup dada
mereka dengan kudungnya; dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka
melainkan kepada suami-suami mereka, atau bapak-bapak mereka atau bapak-bapak
bagi suami-suami mereka, atau anak-anak mereka, atau -anak-anak suami-suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau anak-anak saudara-sauudara lakilaki mereka atau anak-anak saudara-saudara perempuan mereka atau perempuanperempuan mereka, atau siapa-siapa yang dimiliki oleh tangan kanan mereka (hamba
belian), atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan, atau anak-anak
yang belum melihat aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki
mereka untuk memberi tahu apa yang mereka sembunyikan dari perhiasan-perhiasan
mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai mu’minin, supaya kamu

mendapat kejayaan. (Q.S. an-Nur/24: 31).

Dari ayat di atas dapatlah dipahami bahwa:
a. muslimah harus nenundukkan pandangan dan memelihara kesucian mereka;
b. muslimah tidak boleh memamerkan kecantikan dan perhiasannya kecuali yang nampak
padanya (muka dan tangan);
c, muslimah harus melabuhkan kerudungnya;
d. dan lain-lain.
Pada ayat lain disebutkan:
Artinya: Hai Nabi! Suruhlah istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan perempuanperempuan mukmin mengulurkan jilbab mereka atas (muka-muka) mereka. Yang
demikian itu sekurang-kurangnva (cara) buat dikenal, supaya mereka tidak diganggu,
dan adalah Allah Maha pengampun dan penyayang. (Q.S. al-Ahzab/33: 59).
Demikianlah Islam memberikan solusi yang tepat bagi kelangsungan peradaban umat
manusia. Yaitu Islam menyuruh menutup rapat-rapat aurat wanita, sehingga tidak terjadi
kerusakan-kerusakan di bumi yang disebabkan olehnya. Selain itu Islam juga
memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku-pelaku tindak pemerkosaan maupun
perzinaan. Allah berfirman;
Artinya: Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina maka deralah tiap-tiap
seorang dari mereka seratus kali dera; dan janganlah kamu dikalahkan dalam
(menjalankan) agama Allah oleh kasihan (kamu) kepada mereka berdua, jika benar

kamu beriman kepada Allah dan Hari Akhir; dan adzab mereka itu hendaklah disaksikan
oleh segolongan dari mu'minin (Q.S. an-Nur/24: 2 ).
Syarat-syarat Pakaian Muslimah
1. Menutup seluruh tubuh
Pakaian muslimah harus menutupi seluruh tubuh kecuali apa-apa yang boleh
ditampakkan seperti muka dan tangan. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi saw.:
Artinya: Telah berkata Aisyah: Sesungguhnya Asma’ binti Abu Bakar pernah datang
menghadap Nabi saw. dengan berpakaian tipis, maka Nabi berpaling darinya dan
bersabda: “Hai Asma’! sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah baligh, tidak
boleh dilihat dari anggota tubuhnya kecuali ini dan ini”, sambil Rasulullah
mengisyaratkan kepada muka dan dua tangannya. (H.R. Abu Dawud).
2. Longgar dan tidak tipis
Pakaian muslimah harus didesain cukup longgar sehingga tidak menampakkan bentuk
tubuh. la juga harus cukup tebal sehingga tidak menampakkan warna kulit yang
menutupinya dan bentuk tubuh yang seharusnya disembunyikan. Karenanya,
bertentangan dengan standar Islami, apabila pakaian didesain sedemikian rupa sehingga
memperlihatkan warna kulit (transparan) dan lebih dari itu malah menampakkan bentuk
tubuh (ketat) sebagaimana yang kini sedang merebak di masyarakat kita. Sehubungan.
dengan itu Rasulullah bersabda;


Abu Hurairsh r.a. berkata: Rasulullah bersabda: Dua macam orang ahli neraka yang
belum saya lihat: satu, kaum yang memegang cemeti bagaikan ekor lembu digunakan
memukul orang-orang. Dan dua, orang perempuan yang perpakaian tetapi bagaikan
telanjang, merayu-rayu, menarik hati dan berlenggang-lenggang, membesarkan
kondenya bagaikan punggung unta yang miring, mereka tidak akan masuk sorga dan
tidak mendapat baunya, padahal bau sorga terasa dari jarak perjalanan sekian-sekian
(jarak yang sangat jauh ) ( H.R. Muslim ) .
3. Tidak boleh meniru pakaian laki-laki
Pakaian muslimah tidak boleh meniru pakaian laki-leki dan sebaliknya. Rasulullah
bersabda:
Artinya : Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. telah melaknat orang laki-laki yang
meniru pekaian perempuan dan orang perempuan memakai pakaian laki-laki (H.R. Abu
Dawud).
Harapan
Ayat-ayat maupun hadits-hadits yang menyuruh wanita menutup surat telah empat belas
abad yang lalu disiarkan. Dan ini telah dipraktikkan kaum muslimin sejak periode
pertama kehidupan dakwah sampai abad-abad berikutnya.
Meskipun demikian, sampai awal abad lima belas ini, ayat-ayat dan hadits-hadits di atas
masih banyak yang belum dimengerti dan dipahami kaum wanita. Hal ini terbukti,
terlebih di masysrakat kita, banyak wanita yang mengaku muslimah belum atau tidak

memakai penutup aurat yang Islami. Bahkan dalam hal pakaian, mereka cenderung
berkiblat ke Eropa atau Perancis daripada Islam. Akibatnya muncullah tatanan
masyarakat baru di masyarakat kita yang memamerkan aurat-aurat wanita, pakaianpakaian yang serba ketat, dan busana-busana yang laknatullah. Dan itulah merupakan
bentuk Ghazwul fikri di bidang kebudayaan. Imbasnya, tidak saja dalam perilaku wanita
yang bertingkah tidak lslami, namun lebih dari itu, dekadensi moral, kehancuran
masyarakat, tingginya laju pemerkosaan dan lain-lain. Sungguh dalam radius ini, wanita
Islam menghadapi serangan kebudayaan yang hebat dan berat.
Hal ini terbukti, di masyarakat kita yang lebih dari 80% muslim, namun masih sedikit
sekali wanitanya yang berbusana muslimah. Berapa prosen yang masih berbusana
jahiliyah, menampakkan sebagian alat tubuh dan perhiasannya? (Q.S. al-Ahzab/33: 33).
Nilai-nilai normatif dan moral di masyarakat kita, dalam hal ini telah sengaja digeser
sedemikian jauh. Sehingga apa-apa yang dulu dianggap tabu di masyarakat kita, sekarang
telah terbuka lebar-lebar. Apa-apa yang dulu dianggap aib dalam masyarakat, sekarang
telah dianggap modern dan mengikuti mode. Akibat yang teramat fatal ialah kehancuran
nilai-nilai moral dan norma masyarakat. Pada akhirnya perilaku umat: jauh dari dustur
kehidupan yang paling asasi yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah.
Bagi muslimah sejati tentu tidak akan mengikuti arus budaya 'telanjang' di atas. Karena ia
tidak akan mau memilih pilihan lain terhadap apa-apa yang telah diputuskan Allah dan
Rasul-Nya. Firman Allah;
Artinya: Dan tidak sspantasnya bagi mukmin: laki-laki dan perempuan -apabila

diputuskan (sesuatu hukum) oleh Allah dan Rasul-Nya- maka ada bagi mereka (hak)

memilih dalam urusan mereka; karena barang siapa durhaka kepada Allah dan RasulNya, maka sesatlah ia dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. al-Ahzab/33: 36).
Wallahu a’lam.
Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 21-04