ANALISIS PERBAIKAN MUTU DALAM MENGURANGI IRREGULARITY CARGO INCOMING GARUDA DI PT POS LOGISTIK INDONESIA BANDARA SOEKARNO HATTA CENGKARENG SKRIPSI

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

ANALISIS PERBAIKAN MUTU DALAM MENGURANGI IRREGULARITY
CARGO INCOMING GARUDA DI PT POS LOGISTIK INDONESIA
BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG SKRIPSI
LINK DOWNLOAD [0.97 MB]
ANALISIS PERBAIKAN MUTU DALAM MENGURANGI IRREGULARITY CARGO INCOMING GARUDA DI PT POS
LOGISTIK INDONESIA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG
SKRIPSI
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sains Terapan Politeknik Pos Indonesia
Oleh
DENI SUGIANTO
NPM : 6.11.4.007
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV LOGISTIK BISNIS
POLITEKNIK POS INDONESIA
2015
ABSTRAK
ANALISIS PERBAIKAN MUTU DALAM MENGURANGI IRREGULARITY CARGO INCOMING GARUDA DI PT POS
LOGISTIK INDONESIA BANDARA SOEKARNO-HATTA CENGKARENG

Oleh
Deni Sugianto
NPM : 6114007
Berkembangnya persaingan bisnis industry logistik tepatnya dibagian jasa penerimaan kargo PT Pos Logistik Indonesia harus
memperhatikan kualitas atau mutu pelayanan dalam menerima kargo guna untuk mencapai kepuasan pelanggan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya irregularity kargo pada saat penerimaan kargo
incoming.
Penelitian ini merupakan penelitian yang berjenis deskriptif , yaitu penelitian yang cenderung menggambarkan suatu fenomena apa
adanya dengan cara menelaah secara teratur dan ketat, mengutamakan obyektivitas, dilakukan secara cermat, tidak adanya perlakuan
yang diberikan atau dikendalikan, dan tidak adanya uji hipotesis. Data primer yang diolah pada penelitian ini yaitu data hasil
brainstorming yang dilakukan dengan karyawan PT Pos Logistik Indonesia. Sementara itu data sekunder diperoleh dari data
irregularity yang terjadi pada proses penerimaan kargo incoming selama bulan januari 2015 sampai dengan mei 2015 yang diambil
melalui system skychain yang terdapat pada perusahaan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Seven Quality Tools. Dimana setiap tools yang terdapat pada
metode ini akan memberikan informasi tentang bagaimana cara menangani irregularity yang terjadi pada saat proses penerimaan
kargo. Tools antara lain Check sheet, Histogram, Pareto, Diagram Kendali, Fishbone, Diagram Pencar. Penelitian ini akan berujung
pada analisis akar permasalahan yang terjadi pada setiap jenis incident yang diteliti melalui diagram fishbone. Dimana fishbone
merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam perbaikan proses, karena pada tahapan ini setiap jenis irregularity yang terjadi
dapat dianalisis dan ditemukan akar permasalahanya serta solusi dari perbaikan terhadap irregularity tersebut. Setelah menemukan
akar permasalahan dan memberikan solusi perbaikan dari setiap jenis irregularity yang terjadi, maka selanjutnya yaitu membuat

Matrix Diagram . Matrix Diagram berfungsi untuk menentukan siapa yang akan memantau, menetapkan dan mengimplementasikan
setiap solusi dari permasalahan yang terdapat pada diagram fishbone guna mengurangi irregularity yang terjadi pada saat
penerimaan kargo agar tidak terulang dan terjadi lagi dikemudian hari
KATA KUNCI : Perbaikan Mutu, Seven Quality Tools, Irregularity, Matrix Diagram Solusi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Logistik dalam perkembangannya merupakan ilmu yang mulai mendapat perhatian khusus mengingat sejarah pertumbuhan ekonomi
yang semakin kompleks seperti produktivitas barang-barang yang dihasilkan pabrik atau perusahaan bagaimana penyalurannya dan
penyimpanannya serta pengelolaan hasil produk secara menyeluruh memerlukan penanganan khusus dan serius. Untuk mencapai
hasil yang efisien dan efektivitas semua itu mutlak memerlukan pengorganisasian yang baik atau sering diistilahkan dengan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/28 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

manajemem logistik yang terpadu sehingga tidak terjadi ketimpangan dalam melaksanakan kegiatannya

Secara garis besar logistik terbagi ke dalam dua kegiatan utama, yaitu kegiatan pergerakan (move) dan kegiatan penyimpanan
(store). Kegiatan utama itu diurai menjadi tujuh bauran kegiatan yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya di dalam sebuah sistem
rantai pasok (Supply Chain System). Kegiatan tersebut meliputi pemrosesan pesanan, transportasi, persediaan, penanganan barang,
struktur fasilitas, sistem informasi, dan komunikasi. Mencermati bahwa aktivitas logistik merupakan supporting business activities
yang sangat penting bagi penciptaan nilai tambah dan keunggulan kompetitif maka PT Pos Indonesia (Persero) sebagai BUMN yang
memiliki kompetensi dibidang pendistribusian barang membentuk subsiadary company yaitu PT Pos Logistik Indonesia / Pos
Logistik. Pos Logistik didedikasikan untuk membantu entitas usaha agar dapat berkonsentrasi pada core business dengan
menyediakan dukungan pada supporting business activities, khususnya di bidang logistik. Pos Logistik merupakan layanan logistik
terintregasi yang dikelola secara profesional, efisien dan terukur. Layanan total berbasis supply chain management ini menangani
proses pergerakan barang dari hulu hingga hilir dengan mengintregasikan layanan freight forwading, warehousing dan transporting.
Aktivitas logistik yang ditangani Pos Logistik meliputi aktivitas distribusi barang, warehousing sebagai pusat distribusi dan
penyimpanan barang, layanan penyediaan alat angkut (Transportasi multi moda) sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan layanan
penggurusan dokumen kepabeanan.
Pengelolaan bisnis secara total dan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang profesional, sistem operasi yang fleksibel, efektif dan
efisien serta pemanfaatan teknologi informasi yang tepat, Pos Logistik merupakan solusi kebutuhan logistik bagi pelanggan. Untuk
membantu proses kegiatan kerjanya PT Pos Logistics Indonesia memiliki beberapa area operasi yang tersebar di berbagai daerah dan
dari setiap area operasi tersebut PT Pos LogistiK Indonesia memiliki beberapa customer pelanggan yang dilayani di area operasi
tersebut. Salah satunya adalah area Bandara dimana salah satu kegiatannya dilakukan di Terminal Cargo Gudang Lini 1 (Incoming
Warehouse) Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
Gudang (warehouse) merupakan komponen penting dari rantai pasokan modern. Rantai pasokan melibatkan kegiatan dalam

berbagai tahap: sourcing, produksi, dan distribusi barang, dari penanganan bahan baku dan barang dalam proses hingga produk jadi.
Warehouse dapat digambarkan sebagai bagian dari suatu sistem logistik sebuah perusahaan yang berfungsi untuk menyimpan
produk dan menyediakan informasi mengenai status serta kondisi material/persediaan yang disimpan di gudang, sehingga informasi
tersebut selalu up-to-date dan mudah diakses oleh siapa pun yang berkepentingan. Warehouse merupakan bagian integral dari rantai
pasokan. Trend tantangan dalam rantai pasokan, seperti peningkatan volatilitas pasar, dan kebutuhan untuk memperpendek lead time
pelanggan, semua berdampak pada peran yang diharapkan dari adanya gudang.
Dalam menjalankan bisnisnya, Pos Logistik bekerja sama dengan Garuda Indonesia Pada tanggal 06 November 2012 PT Pos
Logistics Indonesia menjalin kerja sama dengan Garuda Indonesia yang bertepat di area cargo Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng,
Banten yang menangani kiriman pos dan cargo incoming (yang masuk) dari daerah-daerah ke kota Jakarta yang khususnya di
maskapai Garuda Indonesia.
Proses kerja PT Pos Logistik Indonesia dalam proses penerimaan cargo. Penurunan barang dari pesawat ke gerobak pengangkut
barang dari bandara menuju ke gudang. Penurunan barang dari pesawat dilakukan oleh porter dari PT Gapura Angkasa dengan
menggunakan alat bantu yang disebut confire belt. Barang yang sudah diturunkan dari pesawat dan dimuat ke gerobak pengangkut
barang di bawa ke gudang PT Pos Logistik Indonesia sebagai tempat penyimpanan barang sementara. Setelah barang sampai di
gudang maka proses breakdown yang dimana proses pengecekan yang dilakukan oleh petugas cheker terhadap manifest dan sesuai
dengan no. Surat Muatan Udara (SMU) pada satu manifest terdapat 1 sampai 10 lebih no. SMU dan satu SMU mewakili 1 kargo
atau lebih, dalam proses breakdown tersebut di cek dan dipisahkan antara kargo tujuan Jakarta dengan kargo transit untuk kargo
tujuan Jakarta kargo tersebut di cek sesuai dengan manifest untuk kargo transit akan di pisahkan dan dibawa kebagian outgoing.
Setelah barang selesai di cek, maka selanjutnya barang dibawa ke dalam gudang. Barang yang ada didalam gudang disimpan dengan
posisi block stacking dengan menggunakan pallet plastic. Namun terdapat pula rack yang gunanya untuk menyimpan barang barang

valuable (barang berharga).
Pada prosesnya terdapat beberapa hambatan yang mempengaruhi pelayanan PT Pos Logistik Indonesia dalam memenuhi kepuasan
konsumen hal ini terlihat dari adanya indikasi pelayanan jasa pengiriman kargo Pos Logistik yang dirasa tidak sesuai dengan yang
diharapkan oleh konsumen. Beberapa indikasi tersebut dipengaruhi oleh hal ? hal sebagai berikut :
1. kesulitan dalam melacak posisi dan status kiriman, karena system skychain Garuda yang kurang berfungsi dengan baik (error).
2. Keterlambatan penyampaian kiriman, karena berbagai macam faktor penyebab seperti Faktor Penerbangan :
? Delay pesawat yang mengakibatkan adanya keterlambatan.
? Pesawat Overload.
? Shortlanded atau jumlah kargo yang diterima kurang dari apa yang tercantum di manifest

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/28 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

? Faktor Human Error :
Salah salur (kiriman dikirim ke alamat yang tidak sesuai dengan tujuan karena salah ketik alamat oleh petugas atau kesalahan
penulisan dari pengirim.

Salah serah (kiriman diserahkan kepada orang yang bukan seharusnya menjadi penerima kiriman tersebut).
3. Missing cargo atau kargo yang tidak dapat ditemukan (hilang).
4. Damage cargo atau kargo yang ditemukan dalam keadaan rusak baik itu kerusakan packing, isi, mutu dari kargo itu sendiri.
5. Found cargo atau kargo yang ditemukan di stsiun tertentu yang merupakan bukan stasiun tujuannya.
Pada proses penerimaan kargo terjadi pemasalahan (irregularity) dalam penerimaan kargo seperti damage cargo (kargo rusak),
missing cargo (kargo hilang) yang pada satu sisi akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan oleh PT Pos Logistik
Indonesia pada sisi lain akan berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan dari pelanggan.
Kesalahan-kesalahan (irregularity) ini bisa disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tersebut meliputi
Sumber Daya Manusia (SDM), proses Unloading dan storage, kesalahan eksternal bisa meliputi antara lain kesalahan builk up dari
bandara origin, kesalahan tata letak di pesawat dan penyebab lainnya, jadi banyak faktor yang bisa menjadi penyebab terjadinya
irregularity tersebut.
Tabel 1.1 Irregularity cargo tahun 2015 PT Pos Logistik Indonesia
NO
Bulan Jenis Irregularity
Total
Missing cargo Damage cargo Found cargo Overload cargo
1 Januari 127 22 9 6 164
2 Februari 74 25 2 6 107
3 Maret 91 26 3 3 123
4 April 94 28 6 6 134

5 Mei 98 48 2 7 155
Subtotal 484 149 22 28 683
Sumber: PT Pos Logistik Indonesia diolah kembali
Dari table 1.1 dapat dilihat bahwa banyaknya kargo yang Irregularity pada tahun 2015 yang akan menyebabkan consignee banyak
melakukan komplain , Penyebab kargo Irregularity tersebut yaitu proses penanganan kargo yang tidak melalui prosedur atau standar,
kesalahan manusia telat dalam menerbitkan dokumen dan beban muatan yang melebihi kapasitas dll. Hal inilah harus dikurangi
demi meningkatkan mutu pelayanan sehingga pendapatan perusahaan juga meningkat serta mengurangi terjadinya komplain yang
dilakukan consignee.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisa tentang banyaknya jumlah kargo Irregularity yang
terjadi di gudang lini 1 PT Pos Logistik Indonesia Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng serta menuangkan skripsi yang berjudul
?Analisis Perbaikan Mutu Dalam Mengurangi Irregularity Cargo Incoming Garuda di Gudang Lini 1 PT Pos Logistik Indonesia
Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng?.
1.2 Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas ditemukan beberapa masalah yang diidentifikasikan sebagai berikut :
1. kesulitan dalam melacak posisi dan status kiriman, karena system skychain Garuda yang kurang berfungsi dengan baik (error).
2. Kesulitan dalam melacak posisi dan status kiriman, karena system skychain garuda kurang berfungsi dengan baik (error).
3. Keterlambatan penyampaian kiriman, karena berbagai macam faktor penyebab seperti faktor penerbangan.
? Delay pesawat yang mengakibatkan adanya keterlambatan
? Pesawat overload.

? Faktor human error
4. Missing cargo (kargo hilang).
5. Damage cargo (kargo rusak).
6. Found cargo
1.2.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya Irregularity pada proses penerimaan kargo PT Pos Logistik di gudang lini 1
Bandara Hoekarno-Hatta Cengkareng?

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/28 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

2. Bagaimana cara mengurangi Irregularity pada proses penerimaan kargo PT Pos Logistik di gudang lini 1 Bandara Hoekarno-Hatta
Cengkareng?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pemecahan masalah terhadap penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya Irregularity pada penerimaan kargo incoming PT Pos Logistik di

gudang lini 1 Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
2. Untuk mengidentifikasi dan mengurangi terjadinya Irregularity pada penerimaan kargo incoming PT Pos Logistik di gudang lini 1
Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
? Dengan penelitian yang penulis lakukan terhadap Irregularity yang terjadi pada penerimaan kargo di PT Pos Logistik Indonesia
Gudang Lini 1 Soekarno-Hatta Cengkareng, diharapkan dapat memberikan sedikit masukan dan dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi perusahaan dalam proses penyimpanan dan menimalisir terjadinya Irregularity di PT Pos Logistik Indonesia
Gudang Lini 1 Soekarno-Hatta Cengkareng dimasa yang akan datang.
2. Bagi Penulis
a. Penulis dapat mengetahui lebih mendalam mengenai praktek langsung di dunia kerja, serta dapat membandingkan dan memahami
konsep-konsep, teori, dan penerapan mata kuliah.
b. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah kemampuan dan wawasan praktik mahasiswa sehingga pada gilirannya akan
menghasilkan kualitas lulusan yang makin mendekati dalam menghadapi dunia kerja
c. Melalui penelitian ini diharapkan penulis dapat memberikan solusi dan kontribusi dalam penyelesaian masalah yang terjadi di
perusahaan.
3. Bagi Akademik
a. Bagi kepentingan pengembangan akademik, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan umpan balik bagi Politeknik Pos
Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan wawasan pengetahuan praktis tenaga pengajar, muatan kurikulum lokal,

serta variasi dan kedalaman materi perkuliahan secara keseluruhan.
b. Bagi kelembagaan, melalui pelaksanaan penelitian ini diharapkan makin terbinanya jalinan komunikasi baik dan saling
menguntungkan antara Politeknik Pos Indonesia dengan masyarakat luas, khususnya dengan kalangan perusahaan swasta maupun
instansi pemerintahan.
4. Bagi penelitian selanjutnya
Sebagai wacana dan kajian untuk penelitian yang sejenis agar dapat membuat penelitian yang lebih baik.
1.5 Pembatasan Masalah dan Asumsi
1.5.1 Pembatasan Masalah
Untuk lebih memudahkan penulis dalam melakukan penelitian maka dibutuhkan pembatasan masalah penelitian sehingga
penyelesainnya menjadi lebih jelas. Adapun penelis menggunakan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian hanya dilakukan di gudang lini 1 PT Pos logistik Indonesia Soekarno-Hatta Cengkareng.
2. Penelitian hanya dilakukan terhadap Irregularity cargo yang terjadi pada proses penerimaan kargo incoming garuda pada bulan
januari sampai dengan mei 2015 yaitu missing cargo, damage cargo, found cargo, dan overload cargo.
1.5.2 Asumsi
Asumsi yang digunakan penulis untuk membuat laporan penelitian ini adalah
1. Data irregularity tidak mengalami perubahan yang terjadi pada proses penerimaan kargo incoming garuda di gudang lini 1 PT Pos
Logistik Indonesia Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
2. Alat bantu yang digunakan dalam keadaan normal dan tidak mengalami kerusakan.
3. Jumlah karyawan tetap tidak mengalami perubahan.
1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran singkat mengenai materi yang dibahas dalam penulisan skripsi ini, maka penulis menyusun
sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan uraian mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Pembatasan
Masalah dan Asumsi dan Sistematika Penulisan.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/28 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Pada bab ini berisi penjelasan tentang teori-teori dan konsep yang relevan dengan model yang digunakan, untuk pemecahan masalah
dan digunakan sebagai pedoman berpikir pada penelitian ini, seperti logistik, transportasi, gudang, jenis-jenis kargo, pelayanan,
termasuk di dalamnya teori mengenai metode pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini, berisi penjelasan tentang pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang model penjelasan, tentang Pengumpulan Data, Pengolahan Data, serta Analisis dan Pembahasan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang uraian kesimpulan dari perumusan atas dasar hasil pembahasan dari bab - bab sebelumnya, dan saran
yang berisikan tentang anjuran, yang menyangkut aspek operasional, yang bersifat membangun.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2. 1. Kajian Pustaka
Kajian pustaka sangat diperlukan keberadaannya dalam mendukung skripsi yang akan dibahas. Teori-teori dari beberapa ahli yang
akan dikemukakan sangat diperlukan dalam menganalisa masalah-masalah yang akan diangkat dalam skripsi ini. Berikut ini adalah
landasan teori sebagai teori pendukung dalam pemecahan maslah yang akan dibahas dalam skripsi ini.
2.1.1 Definisi Logistik
Menurut Gunawan (2014:7) Logistik merupakan seni dan ilmu yang mengatur dan menontrol arus barang, energi, informasi dan
sumber daya lainnya, seperti produk,jasa, dan manusia, dari smber produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan
modal. Manufaktur dan marketing akan sulit dilakukan tanpa dukungan logistik. Logistik juga mencangkup integrasi informasi,
transportasi, inventori, pegudangan, reverse logistics dan pemaketan.
Sedangkan menurut Christoper dalam bukunya ?Logistics and Supplychain Management adalah SCM yang mempunyai peranan
dalam mengatur hubungan yang terjadi baik dalam proses operasi dalam produksi diperusahaan ataupun ketika hasil produksi
disampaikan pada konsumen dimana dalam prosesnya perusahaan harus bisa menjaga hubungan baik antara supplier/pemasok serta
konsumennya, sehingga produk dapat diantar kepada para kekonsumennya memiliki nilai yang lebih, tentunya dengan menekan
ongkos serendah mungkin. Selain keuntungan materil, dengan menjaga hubungan baik dengan supplier ataupun konsumen,
perusahaan akan memiliki keuntungan lain, yaitu : perusahaan akan mendapatkan loyalitas dari supplier dan konsumen, dimana hal
itu akan dapat memudahkan perusahaan untuk terus tumbuh.
Sedangkan definisi lain dari SCM disampaikan oleh Bloomberg dalam bukunya ?Logistics Supply Chain Management?, adalah
SCM merupakan proses dari perencanaa, pengorganisasian, dan pengontrolan arus material dan jasa dari pemasok sampai pengguna
terakhir/konsumen. Pendekatan yang terintegrasi ini menggabungkan pemasok, manajemen persediaan, dan logistik yang
terintegrasi serta pengontrolan operasi.
Kedua pengertian di atas memiliki kesamaan dalam mengartikan Supply Chain Management sebagai suatu pendekatan atau metode
dalam memanajemeni hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang terjadi pada arus material dan jasa. Dan David J.
Bloomberg dalam mengartikan SCM, menambahkan peranan SCM sebagai integrator pemasok, manajemen persediaan, dan logsitik
terpadu serta tentunya pengontrol operasi produksi yang dilakukan perusahaan.
? Aktivitas-aktivitas Logistik
Berikut ini adalah aktivitas-aktivitas yang termasuk didalam kegiatan logistik menurut Gunawan (2014:13).
a. Pelayanan Pelanggan (Customer Service)
Definisi customer service suatu proses yang berlangsung di antara pembeli, penjual, dan pihak ketiga yang menghasilkan nilai
tambah untuk pertukaran produk atau jasa dalam jangka waktu pendek, seperti transaksi tunggal ataupun jangka panjang seperti
hubungan berdasarkan kontrak.Nilai tambah ini juga terbagi pada masing-masing kelompok transaksi atau kontrak, yang keadaan
lebih baik pada penyelesaian transaksi dibandingkan sebelum transaksi. Dengan demikian, customer service merupakan proses
penyediaan keuntungan nilai tambah yang penting pada supply chain dengan secara efektif.
b. Peramalan permintaan ( Demand Forecasting)
Ramalan permintaan, menetukan berapa banyak dari tiap barang yang diproduksi perusahaan harus diangkut ke berbagai pasar.
Manajemen logistik juga harus mengetahui dimana asalnya permintaan, sehingga dapat menempatkan dan menyimpan produk
dengan jumlah yang tepat di setiap area pasar. Perkiraan akurat tentang permintaan yang akan datang memungkinkan manajer

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 5/28 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

logistik untuk menyediakan sumber (anggaran belanja) pada aktivitas-aktivitas yang akan melayani permintaan tersebut.
c. Manajemen Persediaan (Inventory Management)
Aktivitas pengendalian persediaan (inventory control activity) bersifat kritis karena membutuhkan finansial atas pemeliharaan
persediaan yang cukup untuk mempertemukan kebutuhan pelanggan dengan kebutuhan produksi. Bahan baku dan komponennya,
WIP (work in process), dan persediaan barang jadi, semuanya menghabiskan ruang fisik, waktu kerja dan modal. Uang yang
diivestasikan pada persedian dalam perusahaan adalah:
1. Memungkinkan perusahaan mencapai skla ekonomis.
2. Menyeimbangkan persediaan dengan permintaan.
3. Memungkinkan spesialisasi produksi.
4. Melindungi ketidakpastian permintaan dan siklus pemesanan.
5. Bertindak sebagai penyangga/buffer di antara interface yang bersifat kritis dalam rantai suplai (supply chain), buffer pada rantai
suplai (supply chain),meliputi:
1. Supplier ? procurement
2. Procurement ? production
3. Production ? marketing
4. Marketing ? distribution
5. Distribution ? intermediary/retail
6. Intermediary/retail ? consumer
d. Komunikasi Logistik (Logistics Communications)
Komunkasi merupakan jaringan vital diantara seluruh proses logistik dan pelangga perusahaan. Komunikasi yang akurat pada saat
yang tepat merupakan dasar dari keberhasilan manajemen logistik.
e. Penanganan Material (Material Handling)
Penanganan material berhubungan setiap aspek gerakan atau aliran bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadidalam pabrik
atau gudang.
Tujuan penanganan material adalah:
1. Menyederhanakan dan menghapus system penanganan apa pun yang memungkinkan.
2. Menimalkan jarak tempuh.
3. Memiinimalkan barang setengah jadi
4. Menyediakan aliran yang serentak bebas dari bottleneck
5. Meminimalkan kerugian akibat pembuangan, kerukasakan, dan pencurian.
Perusahaan mengeluarkan biaya setiap saat dilakukan penanganan barang. Bila berdasarkan penanganan tidak memberikan nilai
bagisebuah produk, seharusnya dibuat seminimum mungkin.
f. Proses Pemesanan (Order Processing)
Komponen order processing terbagi dalam:
1. Elemen operasional (operational elements)
Meliputi order entry atau perubahan pesanan, scheduling, persiapan pengiriman pesanan dan invoicing.
2. Elemen komunikasi (Communication elements)
Meliputi modifikasi pesanan, penyelidikan status pesanan, tracing, koreksi kesalahan dan permintaan informasi produk.
3. Kredit dan elemen pengumpulan (Credit and Collection Elements)
Meliputi pemeriksaan kredit dan proses dan penerimaan atau pengumpulan rekening.
g. Pengemasan (Packaging)
Pengemasan memiliki peran ganda:
1. Melindungi produk dari kerusakan ketika akan disimpan atau diangkut.
2. Pengemasan yang pantas dapat memudahkan penyimpanan serta pemindahan produk, sehingga mengurangi biaya penanganan
material.
Fungsi spesifik pengemasan:
1. Penahanan (containment)
2. Proteksi (protection)
3. Pembagian (apportionment)
4. Pengunitan (unitization)

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 6/28 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

5. Kenyamanan (convenience)
6. Komunikasi (communication)
h. Komponen-komponen dan pelayanan pendukung (Parts and Service Support).
Salah satu aktivitas pemasaran perusahaan perusahaan dalah memberikan pelayanan pascapenjualan kepada pelanggan, seperti
penyediaan bagian-bagian pengganti ketika produk rusak atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini sangat penting bagi
aktivitas service dan bagian logistik bertanggung jawab meyakinkan bahwa bagian-bagian tersebut tersedia kapan dan dimana
pelanggan membutuhkannya.
i. Seleksi Lokasi Pabrik dan Tempat penyimpanan/Gudang (Plant and Warehouse Site Selection)
Pegudangan merupakan bagian integral dari semua system logistik yang berperan penting dalam melayani pelanggan dengan total
biaya seminimal mungkin, juga merupakan jaringan primer antara produsen dan pelanggan, yang digunakan untuk menyimpan
persediaan selama seluruh bagian proses logistik berjalan.
Pada umumnya tempat penyimpanan persediaan diperlukan untuk:
1. Mencapai transportasi yang ekonomis.
2. Mencapai produksi yang ekonomis.
3. Mendapat keuntungan dari diskon pembelian dengan kuantitas banyak dan pembelian duluan.
4. Memelihara sumber persediaan
5. Mendukung kebijakan pelayanan pelanggan perusahaan
6. Mengantisipasi kondisi perubahan pasar (seperti musiman, fluktuasi permintaan, kompetisi)
7. Mengatasi perbedaan ruang dan waktu yang berada diantara produsen dan konsumen.
8. Menetapkan setidak-tidaknya biaya total logistik seimbang dengan tingkat pelayanan pelanggan yang diinginkan.
9. Mendukung program just in time dari supplier dan pelanggan.
j. Procurement/Pruchasing
Tujuan dari purchasing:
1. Memberikan aliran material, persediaan dan pelayanan yang berkesinambungan yang dibutuhkan untuk menjalankan organisasi.
2. Meminimalkan investasi persediaan dan kerugian
3. Menjaga dan memperbaiki kualitas
4. Menemukan atau mengembangkan kemampuan supplier
5. Menstandardisasi, dimana kemungkinan barang dibeli
6. Pembelian barang yang diperlukan dan pelayanan pada tingkat biaya total terendah
7. Mengembangkan posisi organisasi yang kompetitif
8. Mencapai keharmonisan, hubungan kerja yang produktif dengan area fungsional lainnya dalam organisasi
9. Menyempurnakan sasaran pembelian dan kemungkinan tingkat biaya administrative yang terendah.
k. Reverse Logistics
Penanganan barang-barang retur baik berupa salvage dan scrap disposal, merupakan bagian dari proses yang berkaitan erat dengan
reverse logistics dan merupakan komponen logistik yang memerlukan perhatian lebih.
Barang-barang diretur bisa dikarenakan kerusakan produk, kadaluwarsa, kesalahan pengiriman, trade-ins dan alasan-alasan lain.
Biaya reverse logistics cenderung lebih tinggi dibandingkan biaya forward logistics.
l. Transportasi
Fungsi transportasi berhubungan dengan bagian luar dan dalam department logistik.
Dengan bagian finansial (freight bills/biaya pengiriman), engeneering (pemesanan transportasi peralatan), manajemen persediaan
(bahan baku, komponen gudang jadi), hukum (kontrak gudang dan alat angkut), produksi (pengiriman tepat waktu), purchasing
(pemilihan supplier), marketing/sales (standar pelayanan pelanggan) receiving (klaim, dokumentasi), dan pergudangan (suplai
peralatan, penjadwalan).
m. Pergudangan dan penyimpanan (Warehousing & Storage)
Produk harus disimpan dalam pabrik atau pada suatu tempat sebelum dijual. Semakin lama waktu antar produksi dan konsumsi,
semakin besar pula tingkat atau jumlah persediaan yang dibutuhkan.
Aktivitas pergudangan dan penyimpanan meliputi keputusan mengenai apakah fasilitas penyimpanan seharusnya milik sendiri,
dikontrakkan atau disewakan, perencanaan dan perancangan fasilitas penyimpanan, pertimbangan produk gabungan, prosedur
pengamanan dan pemeliharaan, pelatihan personaliadan pengukuran produktivitas.
2.1.2 Definisi Gudang (Warehousing)

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 7/28 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

Gudang merupakan suatu fasilitas yang berfungsi sebagai lokasi penyaluran barang dari supplier (pemasok), sampai ke end user
(pengguna). Dalam praktek operasional setiap perusahaan cendrung memiliki suatu ketidakpastian akan permintaan. Hal ini
mendorong timbulnya kebijakan dari perusahaan untuk melakukan system persediaan (inventory) agar permintaan dapat diantisipasi
dengan cermat. Dengan adanya kebijakan mengenai inventory ini mendorong perusahaan untuk menyediakan fasilitas gudang
sebagai tempat untuk menyimpan barang inventory.
Menurut (Bowersox, 1978:293), Gudang adalah lokasi untuk penyimpanan produk sampai permintaan (demand) cukup besar untuk
melaksanakan distribusinya. Penyimpanan dianggap perlu untuk menyesuaikan produk dengan kebutuhan konsumen. Prinsip
kegunaan waktu (time utility) dijadikan alas an untuk membenarkan alas an ini. Untuk manufaktur yang memproduksi berbagai
produk di banyak lokasi, pergudangan memberikan metode untuk mengurangi biaya penyimpanan bahan mentah, dan suku cadang
serta biaya penanganan, disamping memaksimumkan operasi produksi. Persediaan dasar untuk seluruh suku cadang dapat
dipertahankan di gudang sehingga dapat menurunkan kebutuhan penumpukan persediaan di masing-masing pabrik.
Menurut Apple (1990:242), gudang adalah tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan barang yang akan dipergunakan dalam
produksi, sampai barang tersebut diminta sesuai jadwal produksi. Gudang dapat digambarkan sebagai suatu sistem logistik dari
sebuah perusahaan yang berfungsi untuk menyimpan produk dan perlengkapan produksi lainnya dan menyediakan informasi
mengenai status serta kondisi material/produk yang disimpan di gudang sehingga informasi tersebut mudah diakses oleh siapapun
yang berkepentingan.
Secara umum gudang diperlukan dengan 4 alasan utama yaitu :
1. Pengurangan biaya transportasi dan produksi
Gudang memiliki peranan penting dalam proses pengendalian dan pengurangan biaya transportasi dan produksi, pada dasarnya
gudang berkaitan erat dengan persediaan barang namun pada posisi tertentu gudang dapat mengurangi biaya transportasi dan
produksi.
2. Pengkoordinasian antara penawaran dengan permintaan
Gudang mempunyai peranan dalam hal mengkoordinasikan antara penawaan dengan permintaan, hal ini disebabkan karena
permintaan pasar tidak selalu bisa diproyeksikan secara akurat sedangkan proses penawaran suatu barang harus terus berjalan. Untuk
itu diperlukan sebuah gudang untuk menyimpan barang pada saat volume produksi naik dan volume permintaan menurun.
3. Kebutuhan produksi
Dalam suatu produksi tentunya akan menghasilkan barang dengan karakteristik dan sifat yang berbeda pula, ada jenis barang yang
bisa langsung dikonsumsi dan ada juga barang yang harus disimpan terlebih dahulu untuk dikonsumsi. Contoh dari barang ini adalah
minuman anggur, untuk barang seperti ini dan karakteristik serupa memerlukan gudang sebagai tempat penyimpanan barang ini
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Kebutuhan pasar
Barang-barang yang telah beredar di pasaran memiliki banyak macam, namun ada beberapa barang yang diminta selalu ada oleh
konsumen. Agar pasokan barang tersebut tidak terputus maka diperlukan gudang yang relatif dekat dengan pasar sebagai media
pendistribusian untuk memenuhi kebutuhan pasar.
? Manfaat Gudang
Menurut Purnomo (2004:282) secara garis besar manfaat pergudangan antara lain adalah:
1. Manufacturing support (pendukung proses produksi )
Operasi pergudangan mempunyai peranan sangat penting dalam proses produksi, dukungan dari operasi pergudangan sangat mutlak
bagi kelancaran proses produksi, system administrasi proses penyimpanan, transportasi dan material handling serta aktivitas lain
dalam pergudangan diatur sedemikian hingga proses produksi bejalan sesuai dengan target yang hendak dicapai.
2. Production mixing
Menerima pengiriman barang berbagai macam dari berbagai sumber dan dengan system material handling baik otomatis maupun
manual dilakukan penyortiran dan menyiapkan pesanan pelanggan selanjutnya mengirimnya ke pelanggan.
3. Sebagai perlindungan terhadap barang
Gudang merupakan jenis peralatan /tempat dengan system pengamanan yang dapat diandalkan dengan demikian barang akan
mendapatkan jaminan keamanan baik dari bahaya pencurian, kebakaran, banjir, serta problem keamanan lainnya.
4. Dalam system pergudangan.
Material berbahaya dan material tidak berbahaya akan dipisahkan beberapa material ada yang beresiko membahayakan dan
menimbulkan pencemaran, untuk itu dengan menggunakan kode keamanan tidak diijinkan material yang beresiko tersebut
ditmpatkan dengan lokasi pabrik.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 8/28 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

5. Sebagai persediaan.
Untuk melakukan peramalan permintaan produk yang akurat merupakan hal yang sangat sulit, agar dapat melayani pelanggan setiap
waktu operasi pergudangan dapat digunakan sebagai alternativ tempat persediaan barang yang mana akan berfungsi sebagai tempat
penyimpanan dan penanganan persediaan.
Dari semua manfaat pergudangan diatas, diharapkan adanya system yang baik yang dapat mengontrol agar semua proses dapat
berjalan dengan sistematis.
2.1.3 Definisi Transportasi
Transpotasi dapat didefinisikan sebagai suatu usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang dan/atau penumpang dari suatu
tempat ketempat lainnya.
Dalam system transportasi ada lima unsur pokok, yaitu:
1. Orang/barang yang membutuhkan
2. Kendaraan sebagai alat angkut
3. Jalan sebagai prasarana angkutan
4. Terminal
5. Organisasi sebagai pengelola angkutan
Pengangkutan atau pemindahan penumpang/barang dengan transportasi adalah untuk dapat mencapai tempat tujuan dan
menciptakan/menaikkan utilitas atau kegunaan dari barang yang diangkut.
Utilitas yang dapat diciptakan oleh transportasi atau pengangkutan tersebut, khususnya untuk barang yang diangkut da dua macam:
a. Utulitas tempat (PlaceUtility)
Kenaikan/tambahan nilai ekonomi atau nilaikegunaan dari suatu komoditi yang diciptakan dengan mengangkutnya dari suatu
tempat/daerah, di mana barang tersebut mempunyai kegunaan yang lebih kecil ketempat/daerah di mana barang tersebut mempunyai
kegunaan yang lebih besar. Dalam hal ini, place utility yang diciptakan biasanya diukur dengan uang (in terms of money) yang pada
dasarnya merupakan perbedaan dari harga barang tersebut pda tempat dimana barang tersebut dihasilkan atau dimana barang
tersebut diperlukan atau mempunyai utilitas yang lebih tinggi dalam memenuhi kebutuhan manusia.
b. Utilitas Waktu (Time Utility)
Transportasi akan menyebabkan terciptanya kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menyediakan
barang yang bersangkutan tidak hanya dimana mereka dibutuhkan, tetapi juga pada waktu yang tepat bilaman diperlukan. Hal ini
adalah sehubungan dengan terciptanya utilitas yang disebut sebagai time utility atau utilitas waktu. Time utility berarti diusahakan
agar barang-barang dapat dipindahkan atau disampaikan ketempat tujuan (konsumen) tepat pada waktunya.
2.1.4 Sifat Jasa angkutan Udara
Jasa penerbangan memiliki keunggulan dari moda jasa lainnya, seperti kecepatan sangat tinggi dan dapat digunakan secara fleksibel,
karena terikat pada hambatan alam kecuali cuaca. Penerbangan lebih mengutamakan angkutan penumpang, sedangkan angkutan
barang adalah barang-barang yang bernilai tinggi dengan berat yang ringan.
Sifat atau karateristik umum jasa angkutan udara menurut Harry Gunawan (2014:117) sebagai berikut:
a. Produksi yang dihasilkan tidak dapat disimpan, diraba, tetapi dapat ditandai dengan adanya pemanfaatan waktu dan tempat. Unit
produksi adalah seat-km tersedia dan ton-km tersedia. Seat-km tersedia (available seat-km) adalah suatu seat yang diterbangkan
dalam jarak 1 km. bila seat-km tersedia dan volume ton tersedia telah digunakan users, maka produksi tersebut menjadi revenue
passenger-km dan revenue cargo-km.
b. Demandnya elastis. Permintaan jasa angkutan udara bersifat derived demand, yaitu sebagai akibat adanya demand yang lain.
Karena tariff angkutan udara relative mahal, bila terjadi perubahan harga, maka demand menjadi elastis.
c. Selalu menyesuaikan teknologi maju. Perusahaan penerbangan pada dasarnya bersifat dinamis yang dengan cepat menyesuaikan
perkembangan teknologi maju tidak hanya dibidang teknikpermesinan saja, tetapi juga dibidang lainnya, seperti system manajemen,
metode-metode, peraturan-peraturan dan prosedur, serta kebijaksanan.
d. Selalu ada campur tangan pemerintah, seperti pada umumnya kegiatan-kegiatan transportasi menyangkut hajat hidup orang
banyak, dan operator (dalam hal ini menyangkut pentarifan), jumlah investasi yang besar dan menjamin keselamatan penerbangan.
2.1.5 Fungsi jasa angkutan udara
Menurut Gunawan (2014:118) pada prinsipnya terdapat beberapa fungsi produk jasa angkutan udara yang harus tercapai.
a. Melaksanakan penerbangan yang aman (Safety)
b. Melaksanakan penerbangan yang tertib dan teratur (regularity)
c. Melaksanakan penerbangan yang nyaman (comfortable)

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 9/28 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

d. Melaksanakan penerbangan yang ekonomis
1. Safety
Perusahaan penerbangan harus mengutamakan factor keselamatan di atas segala-galanya dalam pengoperasian pesawat dari suatu
rute tertentu ke rute tertentu. Seluruh penumpang, awak pesawat dan barang-barang selama penerbangan harus benar-benar
diperhatikan keselamatannya, agar perusahaan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Untuk menunjang keselamatan pesawat yang
akan dioperasikan, perusahaan mengadakan tindakan-tindakan sebagai berikut:
a. Pesawatnya harus memenuhi syarat seperti laik udara yang dibuktikan dengan certificate of airworhiness dari yang berwenang
b. Release sheet oleh dinas teknik perusahaan tersebut (krunya harus qualified)
c. Membuat flight planning yang mencangkup arah penerbangan kemana, bahan bakar yang dibawa, tinggi yang kana diterbangi,
dan lain-lain
d. Air traffic control yang baik pada stasiun tertentu
e. Adanya peta-peta dan navigation bag yang lengkap
2. Comfortable
Dalam hal ini perusahaan berusaha semaksimal mungkin agar penumpang mendapat kenyamanan selama penerbangan berlangsung.
Dengan demikian, penumpang harus mendapat pelayanan yang sebaik mungkin dari petugas perusahaan yang bersangkutan. Servis
yang dimaksud disini adalah pada saat calon penumpang di tempat tujuan. Bilamana hal ini dapat dipertahankan, penumpang
tersebut akan ?terkesan? pada perusahaan tersebut akan dapat mencapai kesuksesannya.
3. Regularity
Dalam mengoperasikan pesawat udara harus dilaksanakan sesuai dengan jadwal penerbangan yang telah ditentukan secara tepat dan
teratur serta sesuai dengan waktu yang diinginkan oleh penumpang. Hal tersebut sangat diperlukan untuk menjamin kepuasan
penumpang dan citra perusahaan penerbangn sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk dapat
melaukan operasi penerbangan tepat waktu, diperlukan disiplin dan koordinasi antara bagian produksi atau operasi dengan bagian
pemeliharaan pesawat, pemasaran, dan bagian lainnya.
4. Economy for company
Bilamana safety dan passenger comfort telah berjalan dengan baik, tibalah saatnya bagi perusahaan menikmati hasil dari
pengoperasian pesawat terbang. Di samping mengadakan penghematan biaya di segala bidang serta adanya pegawai yang cakap dan
terampil, penjualan yang tinggiakan menimbulkan perbandingan antara revenue dan cost yang menonjol. Profit semaksimal mungkin
akan tercapai dan efisiensi perusahaan akan selalu meningkat sehingga asas kontinuitas perusahaan dapat dipertahankan. Hal ini
akan dapat mengadakan ekspansi (perluasan) perusahaan tersebut, seperti pembaruan armada, meningkatkan frekuensi penerbangan
dalam maupun luar negeri dan sebagainya.
Untuk mencapai fungsi-funsi tersebut jasa angkutan yang dihasilkan harus memenuhi kualitas pelayanan, yaitu dalam bentuk:
a. Kecepatan, indikatornya km per jam
b. Keselamatan, indikatornya jumlah kecelakaan dibandingkan jumlah penerbangan
c. Kenyamanan
d. Kapasitas angkutan , indikatornya seat km tersedia dan ton km tersedia
e. Frekuensi penerbangan
f. Keteraturan penerbangan
g. Terjangkau, indikatornya tariff yang relative rendah
2.1.6 Definisi Cargo
Menurut Warpani (2009:95) Cargo atau kargo didefinisikan secara sederhana adalah semua (goods) yang dikirim melalui udara
(pesawat terbang), laut (kapal), atau darat (truk container) yang biasanya untuk diperdagangkan,baik antar wilayah/kota didalam
negeri maupun antar Negara (internasional) yang dikenal dengan istilah ekspor-impor. Apapun jenisnya, semua barang kiriman ?
kecuali benda-benda Pos dan bagasi penumpang- baik yang diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk keperluan lainnya
(nonkomersial) dan dilengkapi dengan dokumen pengangkutan (SMU atau Air Way Bill) dikategorikan sebagai kargo.
? Syarat Penerimaan Kargo
Menurut IATA TACT Rules (2.3.2) Secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menerima kargo, kargo harus
masuk kedalam kategori Ready For Carriage dengan syarat:
? Air Way Bill
Air way bill diisi dengan benar, sesuai dengan aturan TACT Rules 6.2
? Documentation

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 10/28 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

Semua dokumen diperlukan bagi setiap kiriman harus disertai dengan dokumen-dokumen pelengkap lain yang diperlukan.
? Marking of paxkage
Semua kargo dari setiap kiriman harus ditandai dengan hal-hal sebagai berikut : Menunjukan nama Consignee, nama jalan, dan
alamat kota yang sama sesuai dengan MAWB
? Packing
Isi dari setiap kiriman harus dikemas secara baik sesuai dengan batas normal transportasi. Dangerous goods harus dikemas
berdasarkan aturan IATA Dangerous goods regulation, untuk live animal mengacu pada aturan IATA live animal regulation.
? Labelling of package
Label harus benar-benar terlihat dan semua label atau tanda yang sudah lama harus diganti.
? Shipper declaration for dangerous goods
Dokumen ini harus ditandatangani dan dilengkapi seperti yang sudah pada aturan IATA dangerous goods regulations.
? Shipper certification for live animals
Dokumen ini harus ditandatangani dan dilengkapi seperti yang sudah pada aturan IATA dangerous goods regulations.
? Klasifikasi Kargo
Menurut Warpani (2009;101) adapu berdasarkan penangannya, kargo dibagi ke dalam dua golongan besar, yaitu general cargo dan
special cargo. Sementara itu, berdasarkan cara pelayanan dan jenis produknya, menurut ?IATA AHM?, kargo dibagi menjadi
general cargo, special shipment (misalnya ?AVI, DG, LHO, HUM, VAL, VUN, PER, dan lain-lain, dan specialized cargo products
(misalnya : express cargo, courier shipments, same day delivery).
Adapun macam-macam jenis kargo sebagai berikut:
1. General cargo
General cargo adalah barang-barang kiriman biasa sehingga tidak perlu memerlukan penanganan secara khusus, namun tetap harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan aspek safety. Contoh barang yang dikategorikan general cargo antara lain:
barang-barang keperluan rumah tangga, peralatan kantor, peralatan olahraga, pakaian (garmen, tekstil) dan lain-lain.
2. Special cargo
Special cargo adalah barang-barang kiriman yang memerlukan penangan khusus (special handling). Jenis barang ini pada dasarnya
dapat diangkut lewat angkutan udara dan harus memenuhi persyaratan dan penanganan secara khusus sesuai dengan regulasi IATA
dan atau pengangkut.
Barang benda atau bahan yang termasuk dalam kategori special cargo adalah : AVI, DG, PER, PES PEM, HEA, dan lain-lain.
a. Valuable goods (VAL) yaitu barang-barang berharga dan mengandung unsur kimia didalamnya. Contoh logam mulia, perhiasan,
kertas/dokumen berharga.
b. Perishable goods (PER) yaitu barang-barang yang peka waktu. Contoh buah-buahan, tumbuh-tumbuhan hidup, bunga dan lain
sebagainya. Untuk binatang harus ada ijin dari karantina bandara. Barang-barang yang mudah rusak/busuk karena perubahan
temperature, cuaca.
PER dibagi lagi atas beberapa jenis berikut:
1. Perishable flower (PEF) yaitu bunga, misalnya bunga anggrek, bunga melati, dan lain-lain.
2. Perishable fish (PES) yaitu ikan, namun bukan ikan hidup, misalnya ikan tuna, ikan olahan, dan lain-lain.
3. Perishable meat (PEM) yaitu kiriman berisi daging mentah olahan, misalnya daging sapi, daging ayam, dan lain-lain.
4. Perishable food (PEP) yaitu kiriman berupa makanan olahan, misalnya biscuit, makanan kaleng, dan lain-lain.
c. Living human organ (LHO) yaitu cargo berupa organ tubuh manusia untuk keperluan transplantasi dan lai-lain.
d. Live animal (AVI) yaitu cargo berupa kiriman binatang hidup seperti anak ayam, (day old chicks), sapi, kuda, ikan hias, monyet,
anjing, kucing, burung, dan lain-lain.
e. Heavy cargo (HEA) yaitu cargo yang berat perkilonya melebihi 150 kg, misalnya mesin, besi baja, dan lain-lain.
f. Frozen cargo (FRC) yaitu berupa benda yang dibekukan misalnya ice cream.
g. Human remains (HUM) adalah pengangkutan jenazah manusia melalui udara, baik dalam bentuk jenazah utuh (jasad), sudah
dikremasi/abu, dibalsem, atau tidak dibalsem. Jenazah manusia, kecuali yang sudah dikremasi harus dimasukan kedalam peti mati
yang steril dan kedap suara/rapat yang dilapisi dengan seng/aluminium oil. Peti harus kuat yang dapat melindungi isi dari kerusakan
atau benturan dan harus dikemas dengan dibungkus kanvas atau kain terpal sehingga secara alami dapat menutupi isinya secara tidak
nyata.
h. Vulnerable (VUN) adalah jenis cargo biasa yang diperlakuakan secara VAL.
i. Diplomatic pouch (DIP) adalah barang-barang kiriman diplomatic.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 11/28 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:20:14 2017 / +0000 GMT

j. Dan lain-lain.
2.1.7 Irregularity cargo
Menurut SBU Garuda irregularity adalah permasalahan yang terjadi dalam penanganan kargo selain itu irrelagurity juga dapat
diartikan sebagai kejadian penyimpangan yang terjadi pelayanan lapangan yang penerapannya yang tidak sesuai dengan standard
operation procedure, jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa irregularity cargo adalah kargo yang dalam proses penerimaan atau
pengiriman mengalami ketidak beresan karena tidak sesuai dengan standard operation procedure yang berlaku.
Berikut ini merupakan macam-macam irregularity cargo:
1. Missing cargo
Missing Cargo adalah kargo yang tidak dapat ditemukan dan berdasarkan sumber pemberitahuan, maka irregularities-nya terbagi
atas :
? Missing di stasiun pemberangkatan (origin station), yang berarti bahwa kargo hilang di stasiun pemberangkatan.
? Missing di stasiun kedatangan (destination station), yang berarti bahwa kargo hilang di stasiun tujuan
2. Damage Cargo
Damage cargo adalah kargo yang ditemukan dalam keadaan rusak baik itu untuk kerusakanpacking, isi, mutu dari kargo itu sendiri.
Damage cargo terdiri atas beberapa jenis yakni :
? Pilferage: kargo yang isinya rusak atau pun hilang,
? Spoile: kargo rusak dan tidak layak untuk digunakan lagi (hancur),
? Torn: kargo yang packingnya ditemukan dalam keadaan rusak atau robek tetapi belum bisa dipastikan apakah isi dari kargo
tersebut itu hilang atau masih dalam keadaan komplit.
? Breakage: kargo rusak atau pecah biasanya digunakan untuk kargo yang berlabel fragile.
? Mortality: biasanya digunakan untuk live animal cargo antara lain live fish, chicken atau binatang hidup lainnya yang diterima di
stasiun tujuan dalam keadaan mati.
? Deterioration: biasanya digunakan untuk menyatakan kargo irregularity pada perishable cargo seperti ikan komsumsi, sayur mayur
dan lainnya yaitu adanya kerusakan mutu atau adanya penurunan mutu dari kargo.
3. Overload cargo
Overload cargo adalah kargo yang sudah dibuatkan manifest serta dokumen lain siap untuk diberangkatkan tapi gagal
diberangkatkan karena terjadi kelebihan kapasitas muat pesawat.
4. Found cargo
Found cargo adalah kargo ditemukan di stasiun tertentu yang bukan merupakan stasiun tujuannya.
2.1.8 Claim cargo
Pelanggan mengklaim kompensasi kepada operator untuk kerusakan; kekurangan dan / atau kerugian yang timbul dari kesalahan
penanganan atau keterlambatan kargo di bawah hukum akuntabilitas dan kontrol dari operator (PT. Garuda Indonesia) menyebabkan
bersalah telah dibuktikan oleh orang ya