T POR 1302655 Chapter3
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode True eksperimen. Dengan true experimental, peneliti dapat mengontrol semua
variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi (Sugiyono,
2009, hlm. 112). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Randomize
Pretest-Postest Control Group Design. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut
:
Gambar 3.1
Bagan Randomize Pretest-postest Control Group Design Keterangan :
O1 = Nilai pretest kelompok eksperimen (sebelum diberi perlakuan).
O2 = Nilai posttest kelompok eksperimen(setelah diberi perlakuan).
X1 = Treatment Model Pembelajaran Inkuiri
O3 = Nilai pretest kelompok kontrol
O4 = Nilai posttest kelompok kontrol
X2 = Model Pembelajaran Konvensional
Siswa kelas V (kelompok eksperimen)
Model Pembelajaran
Inquiri
Hasil Belajar Keterampilan Gerak
Dasar Lompat Jauh Siswa kelas V
(kelompok kontrol)
Model Pembelajaran
Langsung
Hasil Belajar Keterampilan Gerak
(2)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2
Bagan Desain tujuan penelitian B. Partisipan, Populasi dan Sampel
1. Partisipan
Peserta pada penelitian ini yaitu siswa di Sekolah Dasar kelas lima sebanyak 120 siswa (N = 120). Sekolah setempat secara sukarela berpartisipasi dalam penelitian ini. Enam puluh siswa berpartisipasi dalam studi ini (30 laki-laki dan 30 perempuan). Mereka berkisar di usia 9-12. Izin untuk survei murid diperoleh dari kepala sekolah bersangkutan. Siswa diberitahu tujuan penelitian, hak-hak mereka sebagai partisipan. Para siswa juga diberi petunjuk dalam menyelesaikan penelitian. 2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V A dan B di SDN 2 Kedungdawa Kabupaten Cirebon sejumlah 72 siswa.
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Frankel dan wallen (1993, hlm. 92) menyarankan besar sampel minimum untuk :
1. Descriptive study of 100
2. Correlational study 50
3. Causal research ratio of 30/group
4. Experimental research as much 30 or 15 / group
Berdasarkan pernyataan di atas maka peneliti mengambil sampel secara acak
atau random dari kedua kelas (Random Sampling) . Dari hasil undian, peneliti
menetapkan sampel sebanyak 60 siswa, 30 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan. Kemudian dari 60 ditentukan dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga dihasilkan kelas eksperimen berjumlah 30 siswa dan kelas kontrol berjumlah 30 siswa. Penelitian dilakukan pada siswa kelas V SDN 2 Kedungdawa Kabupaten Cirebon.
(3)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1
Hasil Pengundian Sampel Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
C. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran
Bruce dan Marsha (2006) yang dikutip oleh Suherman ( 2009, hlm. 1)
menguraikan bahwa “ model pembelajaran adalah belajar sebagai
pengorganisasian lingkungan yang dapat menggiring siswa berinteraksi dan
mempelajari bagaimana belajar .”
2. Model Pembelajaran Inkuiri
Metzler (2000, hlm. 315) memaparkan bahwa: “The inquiry teaching model is
amalgam of saveral strategie that rely on the teacher to frame and ask questions and the student thing then move.”
3. Model Pembelajaran Konvensional
Metzler (2000, hlm. 161) menyebutkan bahwa,“While not often identified
formaly as model based direct instruction, its likely that the vast majority of
Kelompok Putra (Pa) Putri (Pi) Jumlah
Eksperimen (Model Pembelajran Inkuiri)
15 15 30
Kontrol (Model Pembelajaran Konvensional)
15 15 30
(4)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
physical education teacher today use some recognizable version of what is
known as direct instruction.”
4. Keterampilan Gerak Dasar
Keterampilan gerak dasar (motorik) merupakan suatu tugas gerak yang berwujud teknik olahraga (Sukintaka, 2004, hlm. 78-79). Keterampilan gerak dasar adalah suatu keterampilan yang mendasari gerakan yang sebenarnya atau lebih kompleks.
5. Lompat Jauh
Djumidar (2007, hlm. 12-40) menjelaskan bahwa ”Lompat jauh adalah
hasil dari kecepatan horisontal yang dibuat dari ancang-ancang dengan gerak vertikal yang dihasilkan dari kaki tumpu, formulasi dari kedua aspek
tadi menghasilkan suatu gaya gerak parabola dari titik pusat grafitasi”.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau tes yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan gerak
dasar lompat jauh siswa berupa tes keterampilan dengan skala pengukuran rating
scale. Untuk memperoleh data berdasarkan performa keterampilan siswa, pada saat
pelaksanaan tes menggunakan alat perekam video kemudin diamati, diteliti selanjutnya dicatat dan dimaknai. Rentang nilai yang diperoleh yaitu skor 5 menunjukan Sangat Baik (SB) skor 4 menunjukkan Baik (B), skor 3 menunjukkan Sedang (S), skor 2 menunjukan Cukup (C), skor 1 menunjukkan Kurang (K).
Komponen yang diukur pada tes keterampilan gerak dasar lompat jauh diantaranya fase awalan, fase tolakan, fase melayang, dan fase mendarat. Format penguasaan keterampilan gerak dasar lompat jauh ini diambil dari sumber (Suherman, 2003) (dalam Kastrena, 2014, hlm. 64-65). Instrumen tersebut kemudian dikembangkan sendiri oleh peneliti selanjutnya diujicobakan, dianalisis dan
(5)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
interpretasi sebagai dasar penyempurnaan instrumen. Berikut format pengamatan penguasaan keterampilan gerak dasar lompat jauh (Tabel 3. 2 dan Tabel 3. 4).
Tabel 3.2
Format Pengamatan Penguasaan Keterampilan Gerak Lompat Jauh
KOMPONEN YANG DIUKUR 1 2 3 4 5 JML
TEKNIK AWALAN TEKNIK TOLAKAN TEKNIK MELAYANG TEKNIK MENDARAT TOTAL SKOR Tabel 3.3
Format Penilaian Penguasaan Keterampilan Gerak Dasar Lompat Jauh
Indikator Kriteria yang dinilai Nilai
Awalan
a.Posisi berdiri saat mengawali lari
b.Berlari dengan kecondongan badan yang
cukup
c.Berlari dengan frekuensi langkah yang
cukup
d.Berlari lurus dengan lintasan
e.Dapat mengontrol lari saat akan menolak
1 = tercapai 1 kriteria
2 = tercapai 2 kriteria
3 = tercapai 3 kriteria
4 = tercapai 4 kriteria
5 = tercapai 5 kriteria
Tolakan
a.Melakukan tolakan dengan satu kaki
yang terkuat
b.Ketepatan saat melakukan tolakan
c.Melakukan persiapan tolakan
d.Melakukan tolakan dengan koordinasi
yang baik
e.Melakukan tolakan tepat dipapan tolakan
1 = tercapai 1 kriteria
2 = tercapai 2 kriteria
3 = tercapai 3 kriteria
4 = tercapai 4 kriteria
5 = tercapai 5 kriteria
Melayang a.Mempertahankan posisi tolakan
b.Pada saat melayang kaki diayun dan
1 = tercapai 1 kriteria
(6)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diangkat ke depan
c.Sikap badan dibusungkan kedepan atau
melenting ke belakang
d.Lengan diayunkan ke atas belakang
e.Siswa melakukan salah satu gaya melayang
(jongkok, menggantung, berjalan di udara)
2 = tercapai 2 kriteria
3 = tercapai 3 kriteria
4= tercapai 4
kriteria
5 = tercapai 5 kriteria
Mendarat
a. Mendarat dengan kedua kaki
b.Mendarat sesuai lintasan lompatan
c. Mempertahankan posisi kaki tertutup pada
saat mendarat
d.Menjulurkan kedua tangan kedepan saat
mendarat
e. Mendarat dengan keseimbangan yang baik
1 = tercapai 1 kriteria
2 = tercapai 2 kriteria
3 = tercapai 3 kriteria
4 = tercapai 4 kriteria
5 = tercapai 5 kriteria
a. Uji Coba Instrumen
Instrumen keterampilan lompat jauh sebelum digunakan untuk mengumpulkan data yang sebenarnya, akan dilakukan uji coba instrumen. Uji coba instrumen
dilakukan pada tanggal 26 Februari 2015. Uji coba ini dilakukan karena penulis
ingin menghasilkan data yang bisa memperkuat kelayakkan suatu instrumen. Data yang diperoleh dari hasil pengetesan dilakukan uji validitas dan reliabilitas setiap butir penilaian untuk menguji keabsahan data dalam penelitian.
b. Uji Validitas
Untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor yang ada pada butir yang
dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X
dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Metode yang digunakan dalam
penghitungan data yaitu menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Untuk menguji
signifikansi korelasi yaitu nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel Product Moment.
(7)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tingkat derajat kebebasan (dk = n1+n2– 2) maka Nilai rtabel = 0,5 Butir pertanyaan
dikatakan valid atau signifikan apabila rhitung > rtabel.
Ujicoba Instrumen penelitian dilakukan terlebih dahulu kepada 36 responden atau siswa sebelum akhirnya diberikan kepada responden utama. Dari hasil uji coba yang telah dilakukan, instrumen keterampilan gerak dasar lompat jauh dari empat indikator dinyatakan valid. Berikut hasil data uji coba instrumen yang telah dilakukan
Tabel 3.4
Data Hasil Uji Coba Instrumen Lompat Jauh
No Indikator r-tabel r-hitung Keterangan
1 Awalan 0.32 0.753 VALID
2 Tolakan 0.32 0.657 VALID
3 Melayang 0.32 0.583 VALID
4 Mendarat 0.32 0.708 VALID
c. Uji Reliabilitas
Dalam menghitung koefisien reliabilitas Alfa-crombach pengujian reliabilitas
ini dilakukan dengan bantuan software SPSS 16.0 for Windows. Instrumen memiliki
tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh 0,60 (Ghozali,
2006, hlm. 41). Berdasarkan penghitungan uji reliabilitas, hasilnya menunjukan
bahwa tingkat reliabel sebesar 0.604. berikut data hasilnya :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.604 4
Gambar 3.3
Reliability statistic
1. Limitasi Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini terdapat beberapa ancaman penelitian. Untuk meminimalisirnya dalam aspek validasi model dan metodologi, instrumen, populasi
(8)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sampel, dan faktor lain yang berkaitan dengan variabel penelitian yang dalam penelitian ini adalah penguasaan keterampilan siswa. Berikut adalah upaya untuk meminimalisir ancaman dalam penelitian ditinjau dari beberapa faktor:
1. Validasi Model Penelitian
Untuk mengetahui dan membahas mengenai sejauh mana kesesuaian hasil penelitian dengan keadaan yang sebenarnya atau sejauh mana hasil penelitian mencerminkan keadaan yang sebenarnya dibutuhkan sebuah validasi penelitian agar data penelitian tersebut tidak bersifat bias. Dibawah ini terdapat beberapa validitas penelitian :
Validitas internal : validitas internal berbicara mengenai sejauh mana kesesuaian
antara data hasil penelitian dan keadaaan sebenarnya. Validitas ini diperoleh dengan penggunaan instrumen pengambil data yang memenuhi persyaratan ilmiah (valid dan reliabel)
Validitas eksternal : validitas eksternal membicarakan sejauh mana kesesuaian
antara generalisasi hasil penelitian dan keadaan yang sebenarnya. Validitas ini dapat terpenuhi dengan baik bila pengambilan sampel yang kita lakukan representatif.
Menurut Fraenkel dkk terdapat beberapa ancaman terhadap metode Randomize
pretest – posttest control group design yang digunakan pada penelitian ini. Frankael
dkk (2012, hlm. 280) analisa ancaman penelitian sebagai berikut:
Tabel 3.5. Analisis Ancaman Terhadap Desain Penelitian Randomized
pretest-posttest control group design. Fraenkel dkk (2012, hlm. 280)
No Threat Keefektivan
1 Subject characteristics ++
2 Mortality +
3 Location -
4 Instrumen Decay +
5 Data Collector Characteristics -
(9)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 Testing +
8 History +
9 Maturation ++
10 Attitude of Subjects -
11 Regression ++
12 Implementation -
Keterangan : ++ = Sangat Kuat + = Kuat
- = Lemah
Berdasarkan penjelasan pada tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa ancaman
terhadap ancaman yang dikontrol lemah dalam penelitian ini adalah location, data
collector characteristics, data collector bias, attitude of subjects dan implementation.
Sedangkan validitas internal yang dikontrol secara kuat oleh desain ini adalah subject
characteristic, moratality, instrument decay, testing, history, maturation, dan
regression. Ancaman-ancaman yang terkontrol lemah antara lain:
a. Location
Lokasi penelitian saat tes dan pada saat pemberian perlakuan untuk kedua kelompok dilakukan pada tempat yang sama yakni di SDN 2 Kedungdawa Kabupaten Cirebon.
b. Data collector characteristics
Pada penelitian ini peneliti dibantu oleh teman dan guru penjas sekolah tersebut dalam proses pengumpulan data, yang sebelumnya diberi penjelasan tentang pelaksanaannya.
c. Data collector bias
Pemberian penjelasan mengenai langkah-langkah melakukan tes yang jelas, agar siswa memahami dengan mudah dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
(10)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan penelitian pada kedua kelompok dilakukan pada hari yang sama namun pada jam yang berbeda. Hal ini menghindari adanya perasaan diskriminasi yang dirasakan oleh sampel penelitian.
e. Implementation
Kelompok kontrol dalam penelitian ini mendapatkan perlakuan berupa pelajaran pendidikan jasmani seperti biasa oleh gurunya, maka pada kelas eksperimen, guru pendidikan jasmani pun hadir sehingga kedua kelompok belajar dengan guru yang sama.
Validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Dalam semua bentuk desain penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian ini adalah terbatas kepada para peserta dan kondisi seperti yang didefinisikan oleh kontur penelitian dan mengacu pada sejauh mana generalisasi hasil penelitian untuk lain kondisi, peserta, waktu, dan tempat (Graziano & Raulin, 2004 dalam Noho, 2013).
Ancaman terhadap validitas eksternal pada umumnya adalah kesalahan dalam membuat generalisasi. Umumnya, generalisasi terbatas ketika penyebabnya (yaitu variabel independen) tergantung pada faktor-faktor lain. Oleh karena itu, semua ancaman terhadap variabel eksternal berinteraksi dengan variabel independen (Wikipedia, 2015). Ancaman terhadap validitas eksternal disebutkan sebagai berikut (Tanpa nama, 2014, hlm. 5) :
Multiple treatment interference. Beberapa perlakuan terjadi secara simultan
bertujuan agar karakteristik sampel dapat mewakili populasi, sampel diambil secara acak dan memberikan hak yang sama pada setiap sampel dalam penerimaan perlakuan.
Reactive arrangements (Hawthorne effect). Partisipan menyadari bahwa
dirinya sedang berada dalam percobaan/sedang diteliti
Experimenter effects. Efek yang muncul karena kehadiran eksperimenter
(11)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengindari dan mengurangi adanya ancaman dari luar, sebelum diadakannya penelitian peneliti menjelaskan bagaimana jalannya penelitian dan perlakuan atau materi yang akan diberikan sehingga tidak terjadi ancaman di luar proses penelitian sehingga diharapkan penelitian ini merupakan akibat pengaruh dari perlakuan .
E. Prosedur Penelitian 1. Alur Penelitian
Dalam penelitian ini, dilakukan selama satu bulan yakni 12 kali pertemuan dimana akan dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Habbellinck (1978) dalam
Agustan (2011, hlm. 23) mengemukakan bahwa : “penelitian menyebutkan bahwa
frekuensi latihan paling sedikit tiga hari perminggu, baik untuk olahraga kesehatan, olahraga pendidikan dan olahraga prestasi. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok yang berbeda antara lain satu kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dan satu kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Dalam jangka waktu 12 kali pertemuan, kelompok eksperimen akan diberi perlakuan dengan menggunakan suatu model pembelajaran inkuiri selama jumlah waktu penelitian yang sudah ditentukan. Materi yang akan diterapkan yakni pembelajaran gerak dasar lompat jauh. Setiap pertemuan, siswa mendapat materi yang berbeda. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan. Frekuensi pertemuan dua kali seminggu, karena itu jumlah pertemuan keseluruhan adalah 12 kali, dan penelitian dilaksanakan pada jam ekstrakurikuler pada hari selasa dan kamis hal ini dilakukan agar tidak mengganggu jam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Sebagai contoh program pembelajaran inkuiri tersebut dapat dilihat pada lampiran.
Populasi
Sampel
Tes Awal Tes Awal
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
(12)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.4
Bagan Alur Penelitian F. Analisis Data
Pengolahan analisis data menggunakan teknik analisis statistik menggunakan program SPSS 16 dengan urutan analisis data sebagai berikut :
1. Menghitung Gain Pretest-Posttest
2. Uji Normalitas data menggunakan Kolmogorof Smirnov
3. Uji Homogenitas data menggunakan One way Anova (Levene’s test)
4. Pengujian hipotesis menggunakan Uji-t Paired Samples Test dan Independent
Samples Test.
1). Uji normalitas
(13)
Kolmogorov-Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Smirnov Test dimana penghitungan dilakukan dengan program SPSS. Interpretasi
normalitas data dihitung dengan cara membandingkan nilai p-value
Kolmogorov-Smirnov Test yang diperoleh. Data dikatakan berdistribusi normal jika dengan nilai
p-value > 0,05 jika p > 0,05 artinya data tersebut berdistribusi normal.
2). Uji Homoginitas
Untuk melakukan uji homoginitas distribusi data digunakan One way Anova
(Levene’s test) dimana penghitungan dilakukan dengan program SPSS. Interpretasi homoginitas data dihitung dengan cara apabila nilai sig > 0,05 maka data variabel tersebut homogen namun apabila nilai sig < 0,05 maka data variabel tersebut tidak homogen.
3). Pengujian Hipotesis
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan gerak dasar lompat jauh
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan gerak dasar lompat jauh
H0 :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran konvensional
terhadap keterampilan gerak dasar lompat jauh
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran konvensional
terhadap keterampilan gerak dasar lompat jauh
H0 : Tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan keterampilan gerak dasar
lompat jauh antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional
H1 : Terdapat perbedaan skor yang signifikan keterampilan gerak dasar lompat
jauh antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional?
(14)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian hipotesis menggunakan Uji-t Paired Samples Test dan
Independent Samples Test dengan Kriteria pengujian adalah jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak sedangkan jika p-value > 0,05 maka Ho diterima.
(1)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 Testing +
8 History +
9 Maturation ++
10 Attitude of Subjects -
11 Regression ++
12 Implementation -
Keterangan : ++ = Sangat Kuat + = Kuat
- = Lemah
Berdasarkan penjelasan pada tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa ancaman terhadap ancaman yang dikontrol lemah dalam penelitian ini adalah location, data collector characteristics, data collector bias, attitude of subjects dan implementation. Sedangkan validitas internal yang dikontrol secara kuat oleh desain ini adalah subject characteristic, moratality, instrument decay, testing, history, maturation, dan regression. Ancaman-ancaman yang terkontrol lemah antara lain:
a. Location
Lokasi penelitian saat tes dan pada saat pemberian perlakuan untuk kedua kelompok dilakukan pada tempat yang sama yakni di SDN 2 Kedungdawa Kabupaten Cirebon.
b. Data collector characteristics
Pada penelitian ini peneliti dibantu oleh teman dan guru penjas sekolah tersebut dalam proses pengumpulan data, yang sebelumnya diberi penjelasan tentang pelaksanaannya.
c. Data collector bias
Pemberian penjelasan mengenai langkah-langkah melakukan tes yang jelas, agar siswa memahami dengan mudah dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. d. Attitude of subject
(2)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan penelitian pada kedua kelompok dilakukan pada hari yang sama namun pada jam yang berbeda. Hal ini menghindari adanya perasaan diskriminasi yang dirasakan oleh sampel penelitian.
e. Implementation
Kelompok kontrol dalam penelitian ini mendapatkan perlakuan berupa pelajaran pendidikan jasmani seperti biasa oleh gurunya, maka pada kelas eksperimen, guru pendidikan jasmani pun hadir sehingga kedua kelompok belajar dengan guru yang sama.
Validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Dalam semua bentuk desain penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian ini adalah terbatas kepada para peserta dan kondisi seperti yang didefinisikan oleh kontur penelitian dan mengacu pada sejauh mana generalisasi hasil penelitian untuk lain kondisi, peserta, waktu, dan tempat (Graziano & Raulin, 2004 dalam Noho, 2013).
Ancaman terhadap validitas eksternal pada umumnya adalah kesalahan dalam membuat generalisasi. Umumnya, generalisasi terbatas ketika penyebabnya (yaitu variabel independen) tergantung pada faktor-faktor lain. Oleh karena itu, semua ancaman terhadap variabel eksternal berinteraksi dengan variabel independen (Wikipedia, 2015). Ancaman terhadap validitas eksternal disebutkan sebagai berikut (Tanpa nama, 2014, hlm. 5) :
Multiple treatment interference. Beberapa perlakuan terjadi secara simultan bertujuan agar karakteristik sampel dapat mewakili populasi, sampel diambil secara acak dan memberikan hak yang sama pada setiap sampel dalam penerimaan perlakuan.
Reactive arrangements (Hawthorne effect). Partisipan menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam percobaan/sedang diteliti
Experimenter effects. Efek yang muncul karena kehadiran eksperimenter Pretest sensitization. Sensitisasi terhadap adanya pretest
(3)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengindari dan mengurangi adanya ancaman dari luar, sebelum diadakannya penelitian peneliti menjelaskan bagaimana jalannya penelitian dan perlakuan atau materi yang akan diberikan sehingga tidak terjadi ancaman di luar proses penelitian sehingga diharapkan penelitian ini merupakan akibat pengaruh dari perlakuan .
E. Prosedur Penelitian 1. Alur Penelitian
Dalam penelitian ini, dilakukan selama satu bulan yakni 12 kali pertemuan dimana akan dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Habbellinck (1978) dalam Agustan (2011, hlm. 23) mengemukakan bahwa : “penelitian menyebutkan bahwa frekuensi latihan paling sedikit tiga hari perminggu, baik untuk olahraga kesehatan, olahraga pendidikan dan olahraga prestasi. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok yang berbeda antara lain satu kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dan satu kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Dalam jangka waktu 12 kali pertemuan, kelompok eksperimen akan diberi perlakuan dengan menggunakan suatu model pembelajaran inkuiri selama jumlah waktu penelitian yang sudah ditentukan. Materi yang akan diterapkan yakni pembelajaran gerak dasar lompat jauh. Setiap pertemuan, siswa mendapat materi yang berbeda. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan. Frekuensi pertemuan dua kali seminggu, karena itu jumlah pertemuan keseluruhan adalah 12 kali, dan penelitian dilaksanakan pada jam ekstrakurikuler pada hari selasa dan kamis hal ini dilakukan agar tidak mengganggu jam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Sebagai contoh program pembelajaran inkuiri tersebut dapat dilihat pada lampiran.
Populasi
Sampel
Tes Awal Tes Awal
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
(4)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4 Bagan Alur Penelitian F. Analisis Data
Pengolahan analisis data menggunakan teknik analisis statistik menggunakan program SPSS 16 dengan urutan analisis data sebagai berikut :
1. Menghitung Gain Pretest-Posttest
2. Uji Normalitas data menggunakan Kolmogorof Smirnov
3. Uji Homogenitas data menggunakan One way Anova (Levene’s test)
4. Pengujian hipotesis menggunakan Uji-t Paired Samples Test dan Independent Samples Test.
1). Uji normalitas
(5)
Kolmogorov-Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Smirnov Test dimana penghitungan dilakukan dengan program SPSS. Interpretasi normalitas data dihitung dengan cara membandingkan nilai p-value Kolmogorov-Smirnov Test yang diperoleh. Data dikatakan berdistribusi normal jika dengan nilai p-value > 0,05 jika p > 0,05 artinya data tersebut berdistribusi normal.
2). Uji Homoginitas
Untuk melakukan uji homoginitas distribusi data digunakan One way Anova (Levene’s test) dimana penghitungan dilakukan dengan program SPSS. Interpretasi homoginitas data dihitung dengan cara apabila nilai sig > 0,05 maka data variabel tersebut homogen namun apabila nilai sig < 0,05 maka data variabel tersebut tidak homogen.
3). Pengujian Hipotesis
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan gerak dasar lompat jauh
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan gerak dasar lompat jauh
H0 :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran konvensional terhadap keterampilan gerak dasar lompat jauh
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran konvensional terhadap keterampilan gerak dasar lompat jauh
H0 : Tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan keterampilan gerak dasar lompat jauh antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional
H1 : Terdapat perbedaan skor yang signifikan keterampilan gerak dasar lompat jauh antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional?
(6)
Ali Priyono,2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian hipotesis menggunakan Uji-t Paired Samples Test dan Independent Samples Test dengan Kriteria pengujian adalah jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak sedangkan jika p-value > 0,05 maka Ho diterima.