S SDT 1105701 Chapter1

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Budaya lahir dan dibentuk oleh lingkungannya yang akan melahirkan berbagai bentuk pola tersendiri bagi masyarakat pendukungnya. Berbicara tentang kebudayaan tidak akan pernah lepas dari masyarakat pendukungnya. Demikian pula berbicara tentang masyarakat tanpa mengetahui budaya yang mendominasi pola-pola interaksi yang mewujudkan masyarakat itu sendiri, merupakan suatu hal yang sulit dilaksanakan karena kebudayaan dan masyarakat keduanya amat erat kaitannya. Tari sebagai kesenian termasuk ke dalam ranah budaya.

Penelitian menganalisis pola budaya tari sebagai budaya satu masyarakat, tidak akan lepas dari masyarakat pendukung tari itu sendiri yang berlaku di dalam masyarakat pendukungnya. Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri atas unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan sebagai kesatuan. Kata “kebudayaan” berasal dari (bahasa sansekerta) buddayah, yang merupakan bentuk jamak kata buddhi, yang berarti “budi” atau “akal”. Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Seperti yang dikatakan oleh Koentjaraningrat (dalam Agossa, 2013,hlm.2)bahwa:

Kebudayaan itu mempunyai paling sedikit tiga wujud, ialah: (1) Wujud kebudayan sebagia suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,norma-norma, peraturan dan sebagainya. (2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, (3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Kesenian merupakan salah satu unsur penting dalam kebudayaan yang memang mengalami perkembangan dari setiap waktunya. Pada perkembangan dalam hal ini dapat didasari dengan berkembangnya cara berpikir manusia yang cenderung dinamis. Kesenian merupakan bagian dari warisan nenek moyang yang perlu dikembangkan dan dipertahankan agar kesenian tersebut tidak hilang dimakan waktu. Yuliati (dalam Kasmahidayat, 2012, hlm.51)


(2)

Kesenian adalah komponen sosiokultural yang sifat universal. Isi dari kesenian adalah kesan-kesan atau pengungkapan-pengungkapan simbolik yang bersifat fisik, mempunyai nilai estetis, emosional intelektual bagi para anggota masyarakat.

Kesenian bagi masyarakat dahulu merupakan pewarisan dari nenek

moyang dapat dilihat dari beberapa kesenian yang masih erat kaitannya dengan kepercayaan animisme. Pada beberapa kesenian yang masih erat kaitannya dengan kepercayaan animisme biasanya digunakan sebagai upacara ritual, namun tidak sedikit karena perkembangan zaman fungsi kesenian sebagai sarana ritual berubah menjadi fungsi kesenian sebagai sarana hiburan. Hal demikian terjadi karena biasanya jika kesenian yang digunakan sebagai sarana ritual hanya dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat tertentu saja berbeda dengan hiburan yang memang dapat dinikmati oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan.

Kesenian tradisional merupakan salah satu unsur dalam kebudayaan, suatu bentuk kreativitas masyarakat yang merupakan karya-karya dari manusia dalam suatu wilayah tertentu. Kesenian tradisonal bersumber dari budaya dan tradisi masyarakat setempat, tradisi sering kali diartikan sebagai perkembangan modal yang diperlukan oleh setiap etnik agar selalu hidup. Tradisipun sering kali dihubungkan dengan kebiasaan sosial masyarakat tersebut yang memang sudah membudaya dalam kehidupan sosial atau yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.

Kerjasama dan semangat masyarakat menjadi gagasan saat menciptakan karya seni. Kebiasaan yang sudah tertanam di kehidupan masyarakat dilingkungannya akan sangat mempengaruhi pada seorang koreografer. Seni tradisipun dapat di artikan sebagai seni yang diselenggarakan untuk kelangsungan tradisi/adat istiadat suatu wilayah. Tidak hanya itu, masyarakat inilah yang menentukan segala bentuk perubahan yang terjadi pada kesenian yang ada dilingkungannya. Caturwati (dalam Lasmawanti, 2013, hlm. 10) menyatakan bahwa:


(3)

Seni tradisi merupakan suatu bentuk seni yang bersumber dan berakar serta telah dirasakan sebagai milik sendiri oleh masyarakat lingkungannya, pengolahannya berdasarkan atas cita-cita masyarakat pendukungnya. Cita rasa disini mempunyai pengertian yang luas, termasuk nilai kehidupan tradisi, pandangan hidup, pendekatan falsafah, rasa etis, dan estetis serta ungkapan budaya lingkungan.

Karya seni yang dimiliki setiap wilayah di bumi Indonesia memang sangat beragam, seperti seni tradisi yang berkembang di daerah Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan mengalami perubahan walaupun tidak semua susunan koreografinya namun hanya dibagian tertentu berkembang dari yang aslinya karena tuntutan zaman yang serba ingin instan sehingga beberapa bentuk mengalami pemadatan, di antaranya: Tari Sembah, Bedana, Mayang, Mantok, Khakot, Sunda Lilik, Indako, Butetop, Kenui, Melayang, Gawi Waya, Ngarak Lampung, Bedayo, dan Tari Tupping. Tari Tupping adalah salah satu contoh dari kesenian yang mengalami pemadatan dan pergeseran fungsi.

Tari Tupping awalnya hanya dinamakan “Tupping” saja. Tupping menurut sejarah penciptaannya (Darmawan) merupakan tarian sakral yang dulunya hanya boleh ditarikan oleh kaum bangsawan atau keturunan dari Radin petinggi yang ada di Lampung, yang di ambil dari cerita zaman dahulu yang berawal dari penjajahan Belanda terhadap masyarakat Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Menurut sejarahnya zaman penjajahan Belanda,

Radin Intan melakukan pengintaian dan pengawasan guna untuk melindungi dan mengelabui penjajah. Dadaunan yang berwarna hijau digunakan penutup baju atau tubuh agar tidak di ketahui bahwa ada pengintai dari masyarakat Desa Kuripan terhadap penjajah Belanda. Masyarakat Lampung memiliki istilah yang disebut Radin. Radin merupakan sebuah gelar atau jabatan untuk keturunan Raja yang ada di Lampung. Jika di Jawa, Radin itu sama halnya dengan Raden.

Tupping pada awalnya hanya dapat ditarikan oleh kaum bangsawan (keturunan Radin Intan). Kini mengalami perubahan dan mulai berkembang keluar tembok keraton, dan kini bisa dipelajarai dan ditarikan oleh remaja atau masyarakat desa tersebut dan bisa dipadatkan berdasarkan kebutuhan zaman. Saat

Tupping dipertunjukkan, sesajen merupakan bagian yang harus ada, apabila sesajen itu tidak sesuai dengan ketentuan atau di langgar, maka dipercaya akan


(4)

adanya musibah/berakibat dari salah satu penari mengalami kesurupan (tidak sadarkan diri). Tupping dahulu disajikan pada acara upacara adat atau hajatan yang memang bersifat sakral dan bentuk pertunjukannya Tupping bukan hanya mengutamakan keindahan dan keterampilan penarinya saja, namun penari akan memiliki hubungan/ komunikasi dengan sesuatu yang di keramatkan pada saat mengalami kesurupan.

Semakin berkembangnya zaman, maka kondisi dan situasi sangat mempengaruhi seni tradisi daerah yang mempunyai seni tradisi yang diagungkan ditandai dengan berubahnya nama Tupping menjadi Tari Tupping. Perubahan ini berawal pada tahun 1984 seorang budayawan yang bernama Bapak Darmawan mempunyai ide untuk membuat Tari Tupping. Pertunjukan Tari Tupping

dibawakan oleh 12 orang penari laki-laki yang mengenakan Tupping (topeng). Garap gerak Tari Tupping menggambarkan pasukan perang yang sedang berjaga-jaga dengan karakter jenaka dengan isi garap untuk mengelabuhi lawan.

Pada dasarnya Bapak Darmawan menciptakan Tari Tupping tidak

melepaskan kaidah-kaidah gerak yang ada dalam Tupping, garap gerak dipadatkan sesuai kebuthan dan tuntutan zaman dengan tidak menghilangkan garap isi sebelumnya, dipadatkan dengan wujud memadatkan gerak yang berulang-ulang yang sebelumnya gerak diulang tiga kali dalam gerak baru dipadatkan menjadi satu kali, yang tadinya ada gerak yang diulang empat dipadatkan menjadi dua kali, kebutuhan tersebut karena zaman yang menuntut harus instan, dan singkat. Jika pada Tupping sesajen merupakan hal yang wajib dan penari harus dari kaum bangsawan (keturunan Radin Intan), tapi jika dalam Tari Tupping penggunaan sesajen tidak dilakukan dan penari tidak harus dari kaum laki-laki bangsawan.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai data otentik yang didapat langsung dari lapangan untuk mengumpulkan data kemudian menganalisis hal-hal yang dapat diangkat dan di jadikan objek penelitian sebagai upaya pelestarian kesenian daerah setempat. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan dokumentasi mengenai Tari Tupping lebih lanjut, penelitian ini di lakukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan melalui penelitian yang berjudul “Tari Tupping Di Desa


(5)

adanya penelitian terhadap masalah Tari Tupping, maka pengetahuan masyarakat terhadap TariTupping akan bertambah.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang masalah yang telah di paparkan sebelumnya, maka penelitian merumuskan beberapa permasalahan di antaranya:

1. Bagaimana latar belakang Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan?

2. Bagaimana struktur penyajian Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan?

3. Bagaimana Rias dan Busana Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Merujuk dari rumusan masalah di atas, diharapkan peneliti mampu menjawab beberapa permasalahan yang diteliti dan tujuan. Adapun tujuan dalam penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mendeskripsikan dan memperoleh gambaran secara umum tentang Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui latar belakang Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

b. Mengetahui bagaimana struktur penyajian Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

c. Mengetahui bagaimana Rias, Busana, dan Iringan Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan.


(6)

D. Manfaat Signifikansi Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, di antaranya:

1. Teori

Sebagai sarana pengetahuan untuk mengetahui dan lebih dalam akan Tari Tupping.

2. Praktisi

a. Departemen Pendidikan Seni Tari

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai penambah referensi bagi peningkatan wawasan atau pengetahuan tentang Tari

Tupping, serta untuk menambah pustaka atau referensi pada Departemen Pendidikan Seni Tari Universitas Pendidikan Indonesia.

b. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan

Mendapatkan tambahan dokumentasi mengenai Tari Tupping dan diharapkan dapat mengupayakan pelestarian dan pengembangan untuk Tari Tupping.

c. Lembaga Pendidikan

1) Menambah sumber kepustakaan yang bersifat informasi,

khususnya dalam pengetahuan mengenai Tari Tupping sebagai salah satu kesenian tradisional.

2) Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa Departemen Pendidikan Seni Tari untuk seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai kesenian daerah.

d. Peneliti Lain

Untuk menambah acuan dalam wawasan di bidang seni budaya, khususnya untuk Tari Tupping yang berada di Kabupaten Lampung Selatan.


(7)

E. Sistematika Penulisan JUDUL

Judul skripsi dirumuskan secara ringkas, komunikatif dan dengan menggunakan bahasa ilmiah yang baik dan benar. Judul skripsi ini adalah

“Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten

Lampung Selatan”.

HALAMAN PENGESAHAN

Halaman pengesahan dimaksudkan untuk memberikan legalitas bahwa semua isi dari skripsi telah disahkan oleh pembimbing I, pembimbing II dan ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari.

PERNYATAAN

Pernyataan tentang keaslian skripsi bahwa skripsi yang ditulis benar-benar asli karya sendiri dan bebas dari plagiarism, oleh sebab itu pernyataan tersebut harus ditandatangani oleh penulis.

ABSTRAK

Abstrak untuk skripsi ini diuraikan secara singkat dan lengkap memuat beberapa hal mengenai judul, hakekat penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan, hasil dan kesimpulan.

DAFTAR ISI

Daftar isi ditulid dengan judul dan subjudul dan diberikan nomor halamannya, hal ini agar mempermudah para pembaca.

DAFTAR GAMBAR

Daftar gambar ditulis dengan nama gambarnya dan diberikan nomor halamannya, hal ini agar mempermudah para pembaca.

DAFTAR BAGAN

Daftar bagan ditulis dengan nama bagan dan diberikan nomr halamannya, apabila dalam skripsi terdapat table maka harus dicantumkan. BAB I PENDAHULUAN

Bab I pendahuluan merupakan pengantar, yaitu terdiri dari latar belakang masalah mengenai penjelasan dan alasan masalah tersebut diteliti, pentingnya masalah itu diteliti dan mengatasi masalah tersebut,


(8)

rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat Tanya setelah didahului uraian tentang masalah penelitian. Tujuan penelitian menyajikan hasil penelitian yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan, terdapat manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab II kajian teoritis memaparkan mengenai teori yang mendukung dalam penelitian ini yang mempunyai peran yang sangat penting. Kajian teoritis berisi tentang penelitian terdahulu, seni pertunjukan, pengertian tari, kesenian tradisional, fungsi tari di masyarakat, tari yang berfubgsi sebagai sarana ritual, struktur penyajian tari tradisional, unsur-unsur pendukung tari.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian memaparkan metode penelitian, partisipan dan tempat penelitian, penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, skema atau alur penelitian, analisis data.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Temuan Penelitian dan Pembahasan memaparkan mengenai hasil hasil penelitian yang terdiri dari Latar Belakang Tari

Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Struktur Penyajian Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Rias Busana dan Iringan Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penegahan Kabupaten Lampung Selatan. pembahasan terdiri dari Analisis Latar Belakang Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Analisis Struktur Penyajian Tari Tupping di Desa Kuripan kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Analisis Rias Busana dan Iringan Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan.


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab V merupakan kesimpulan dan rekomendasisebagai hasil penelitian. Rekomendasi yang dipaparkan setelah kesimpulan ditujukan kepada Lembaga Kebudayaan Lampung Selatan, Para Pelaku Seni dan Lingkungan Seni Lainnya, Penelitian Selanjutnya, Generasi Penerus. DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka memuat semua yang tertulis (buku, dokumentasi resmi dan sumber-sumber lainnya), semua sumber tertulis maupun tidak harus dicantumkan.

LAMPIRAN

Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah.

RIWAYAT HIDUP


(1)

adanya musibah/berakibat dari salah satu penari mengalami kesurupan (tidak sadarkan diri). Tupping dahulu disajikan pada acara upacara adat atau hajatan yang memang bersifat sakral dan bentuk pertunjukannya Tupping bukan hanya mengutamakan keindahan dan keterampilan penarinya saja, namun penari akan memiliki hubungan/ komunikasi dengan sesuatu yang di keramatkan pada saat mengalami kesurupan.

Semakin berkembangnya zaman, maka kondisi dan situasi sangat mempengaruhi seni tradisi daerah yang mempunyai seni tradisi yang diagungkan ditandai dengan berubahnya nama Tupping menjadi Tari Tupping. Perubahan ini berawal pada tahun 1984 seorang budayawan yang bernama Bapak Darmawan mempunyai ide untuk membuat Tari Tupping. Pertunjukan Tari Tupping dibawakan oleh 12 orang penari laki-laki yang mengenakan Tupping (topeng). Garap gerak Tari Tupping menggambarkan pasukan perang yang sedang berjaga-jaga dengan karakter jenaka dengan isi garap untuk mengelabuhi lawan.

Pada dasarnya Bapak Darmawan menciptakan Tari Tupping tidak melepaskan kaidah-kaidah gerak yang ada dalam Tupping, garap gerak dipadatkan sesuai kebuthan dan tuntutan zaman dengan tidak menghilangkan garap isi sebelumnya, dipadatkan dengan wujud memadatkan gerak yang berulang-ulang yang sebelumnya gerak diulang tiga kali dalam gerak baru dipadatkan menjadi satu kali, yang tadinya ada gerak yang diulang empat dipadatkan menjadi dua kali, kebutuhan tersebut karena zaman yang menuntut harus instan, dan singkat. Jika pada Tupping sesajen merupakan hal yang wajib dan penari harus dari kaum bangsawan (keturunan Radin Intan), tapi jika dalam Tari Tupping penggunaan sesajen tidak dilakukan dan penari tidak harus dari kaum laki-laki bangsawan.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai data otentik yang didapat langsung dari lapangan untuk mengumpulkan data kemudian menganalisis hal-hal yang dapat diangkat dan di jadikan objek penelitian sebagai upaya pelestarian kesenian daerah setempat. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan dokumentasi mengenai Tari Tupping lebih lanjut, penelitian ini di lakukan untuk mencari jawaban atas pertanyaan melalui penelitian yang berjudul “TariTupping Di Desa


(2)

adanya penelitian terhadap masalah Tari Tupping, maka pengetahuan masyarakat terhadap Tari Tupping akan bertambah.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang masalah yang telah di paparkan sebelumnya, maka penelitian merumuskan beberapa permasalahan di antaranya:

1. Bagaimana latar belakang Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan?

2. Bagaimana struktur penyajian Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan?

3. Bagaimana Rias dan Busana Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Merujuk dari rumusan masalah di atas, diharapkan peneliti mampu menjawab beberapa permasalahan yang diteliti dan tujuan. Adapun tujuan dalam penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini untuk mendeskripsikan dan memperoleh gambaran secara umum tentang Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui latar belakang Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

b. Mengetahui bagaimana struktur penyajian Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

c. Mengetahui bagaimana Rias, Busana, dan Iringan Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan.


(3)

D. Manfaat Signifikansi Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, di antaranya:

1. Teori

Sebagai sarana pengetahuan untuk mengetahui dan lebih dalam akan Tari Tupping.

2. Praktisi

a. Departemen Pendidikan Seni Tari

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai penambah referensi bagi peningkatan wawasan atau pengetahuan tentang Tari Tupping, serta untuk menambah pustaka atau referensi pada Departemen Pendidikan Seni Tari Universitas Pendidikan Indonesia. b. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan

Mendapatkan tambahan dokumentasi mengenai Tari Tupping dan diharapkan dapat mengupayakan pelestarian dan pengembangan untuk Tari Tupping.

c. Lembaga Pendidikan

1) Menambah sumber kepustakaan yang bersifat informasi, khususnya dalam pengetahuan mengenai Tari Tupping sebagai salah satu kesenian tradisional.

2) Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa Departemen Pendidikan Seni Tari untuk seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai kesenian daerah.

d. Peneliti Lain

Untuk menambah acuan dalam wawasan di bidang seni budaya, khususnya untuk Tari Tupping yang berada di Kabupaten Lampung Selatan.


(4)

E. Sistematika Penulisan JUDUL

Judul skripsi dirumuskan secara ringkas, komunikatif dan dengan menggunakan bahasa ilmiah yang baik dan benar. Judul skripsi ini adalah

“Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten

Lampung Selatan”.

HALAMAN PENGESAHAN

Halaman pengesahan dimaksudkan untuk memberikan legalitas bahwa semua isi dari skripsi telah disahkan oleh pembimbing I, pembimbing II dan ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari.

PERNYATAAN

Pernyataan tentang keaslian skripsi bahwa skripsi yang ditulis benar-benar asli karya sendiri dan bebas dari plagiarism, oleh sebab itu pernyataan tersebut harus ditandatangani oleh penulis.

ABSTRAK

Abstrak untuk skripsi ini diuraikan secara singkat dan lengkap memuat beberapa hal mengenai judul, hakekat penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan, hasil dan kesimpulan.

DAFTAR ISI

Daftar isi ditulid dengan judul dan subjudul dan diberikan nomor halamannya, hal ini agar mempermudah para pembaca.

DAFTAR GAMBAR

Daftar gambar ditulis dengan nama gambarnya dan diberikan nomor halamannya, hal ini agar mempermudah para pembaca.

DAFTAR BAGAN

Daftar bagan ditulis dengan nama bagan dan diberikan nomr halamannya, apabila dalam skripsi terdapat table maka harus dicantumkan. BAB I PENDAHULUAN

Bab I pendahuluan merupakan pengantar, yaitu terdiri dari latar belakang masalah mengenai penjelasan dan alasan masalah tersebut diteliti, pentingnya masalah itu diteliti dan mengatasi masalah tersebut,


(5)

rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat Tanya setelah didahului uraian tentang masalah penelitian. Tujuan penelitian menyajikan hasil penelitian yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan, terdapat manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab II kajian teoritis memaparkan mengenai teori yang mendukung dalam penelitian ini yang mempunyai peran yang sangat penting. Kajian teoritis berisi tentang penelitian terdahulu, seni pertunjukan, pengertian tari, kesenian tradisional, fungsi tari di masyarakat, tari yang berfubgsi sebagai sarana ritual, struktur penyajian tari tradisional, unsur-unsur pendukung tari.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian memaparkan metode penelitian, partisipan dan tempat penelitian, penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, skema atau alur penelitian, analisis data.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Temuan Penelitian dan Pembahasan memaparkan mengenai hasil hasil penelitian yang terdiri dari Latar Belakang Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Struktur Penyajian Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Rias Busana dan Iringan Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penegahan Kabupaten Lampung Selatan. pembahasan terdiri dari Analisis Latar Belakang Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Analisis Struktur Penyajian Tari Tupping di Desa Kuripan kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, Analisis Rias Busana dan Iringan Tari Tupping di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan.


(6)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab V merupakan kesimpulan dan rekomendasisebagai hasil penelitian. Rekomendasi yang dipaparkan setelah kesimpulan ditujukan kepada Lembaga Kebudayaan Lampung Selatan, Para Pelaku Seni dan Lingkungan Seni Lainnya, Penelitian Selanjutnya, Generasi Penerus. DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka memuat semua yang tertulis (buku, dokumentasi resmi dan sumber-sumber lainnya), semua sumber tertulis maupun tidak harus dicantumkan.

LAMPIRAN

Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian dan penulisan hasil-hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah.

RIWAYAT HIDUP