42156 ID analisis komparatif usahatani jagung lahan sawah dan lahan kering di kabupaten s

Program Pascasarjana Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta
Jalan Bulaksumur Yogyakarta
e mail:nurwahidahsiti@yahoo.co.id
Masuk:15 Agustus 2014; Diterima: 29 September 2014

!
$
(

"#
&

%

'
) *+) ' "

) ,-. ' "
++ +12 .*2
"#


/01 2*3 4
+, 0*- *).
/22 %

"#

/0)
.

Keywords:
bulan (Cristoporus dan Sulaiman, 2009).
Hal ini mengambarkan terbukanya peluang

Sektor pertanian adalah salah satu

untuk usahatani jagung didalam negeri.

sektor sandaran hidup bagi sebagian besar
sehingga


sektor

Jagung merupakan tanaman pangan

menjadi

basis

penting kedua setelah padi mengingat

pertumbuhan ekonomi dimasa yang akan

fungsinya yang multiguna. Jagung dapat

datang.

Salah satu komoditi andalan di

dimanfaatkan untuk pangan, pakan, dan


sektor pertanian adalah jagung, karena

bahan baku industri. Jagung merupakan

jagung merupakan salah satu bahan pokok

pangan

makanan di Indonesia yang memiliki

terhadap Produk Domestik Regional Bruto

kedudukan penting setelah beras. Selain

(PDRB) setelah padi (Zubachtirodin

bahan pokok makanan setelah beras,

2007). Produksi jagung di Indonesia masih


jagung banyak digunakan untuk pakan

relatif rendah dan masih belum dapat

ternak dan bahan baku industri. Kebutuhan

memenuhi kebutuhan konsumen yang

jagung untuk pakan ternak kurang lebih

cenderung

200.000 ton jagung pipilan kering tiap

jagung

penduduk

Indonesia,


pertanian

diharapkan

118

penyumbang

terus
nasional

terbesar

kedua

.

meningkat.

Produksi


belum

mampu

54

6

(

7

mengimbangi permintaan yang sebagian

yang beragam, seperti lahan lahan kering,

dipacu oleh pengembangan industri pakan

lahan tadah hujan, lahan pasang surut, dan


dan pangan (Budiman, 2012).

Masih

lahan gambut. Hasil studi menunjukkan

rendahnya produksi jagung ini disebabkan

bahwa sekitar 79% areal tanaman jagung

oleh berbagai faktor antara lain, seperti

terdapat

teknologi bercocok tanam yang masih

berturut 11% dan 10% terdapat pada lahan

kurang, kesiapan dan ketrampilan petani


sawah irigasi dan sawah tadah hujan

jagung yang masih kurang, penyediaan

(Dirjen Tanaman Pangan, 2011).

pada

lahan

kering,

sisanya

sarana produksi yang masih belum tepat

Kabupaten Sumbawa sebagai salah

serta kurangnya permodalan petani jagung


satu kabupaten di Propinsi NTB memiliki

untuk

potensi untuk pengembangan jagung yang

melaksanakan

proses

produksi

sampai kepemasaran hasil.

sangat besar, karena Kabupaten Sumbawa

Pengembangan agribisnis jagung
merupakan


suatu

akselarasi

yang

unggulan

pengembangan jagung baik di lahan kering

daerah NTB, yang dirancang sebagai suatu

maupun di lahan sawah . Melihat potensi

upaya terobosan yang diyakini mampu

biologi dan permintaan komoditas jagung

memberikan kontribusi yang tinggi pada


yang terus meningkat maka diperlukan

peningkatan

kebijakan

pengembangan

program

memiliki iklim, jenis tanah dan topografi

komoditas

pendapatan

masyarakat

sangat

mendukung

yang

memihak

khususnya pelaku agribisnis jagung dari

pengembangan komoditas ini

hulu sampai hilir, menampung tenaga kerja

unggulan

yang

cukup

bergeraknya

dan

andalan

untuk

agar
menjadi

yang

dapat

serta

mendorong

mempercepat gerak roda perekonomian di

perekonomian

masyarakat

Kabupaten Sumbawa.

besar

pedesaan. Jagung salah satu komoditas

Lahan kering merupakan salah satu

merupakan

agroekosistem yang mempunyai potensi

pilihan yang sangat tepat karena tanaman

besar untuk usaha pertanian, baik tanaman

jagung sudah dikenal luas dimasyarakat,

pangan, hortikultura maupun tanaman

mudah

tahunan

unggulan di daerah NTB

dibudidayakan,

sedikit

dan

peternakan.

Mengingat

membutuhkan air, aman dari serangan

potensi ketersediaan lahan yang luas dan

penganggu, potensi pengembangan lahan

variasi usaha pertanian yang sangat besar,

tersedia

terus

maka lahan kering sangat potensial dan

meningkat baik untuk pakan, pangan dan

akan dapat berperan lebih besar dalam

bahan baku industri. Di Indonesia jagung

menyediakan lapangan usaha pertanian

dapat dibudidayakan pada lingkungan

dibandingkan lahan sawah kedepannya.

dan

permintaan

pasar

119

Sensus

54

6

pertanian

1983

(
dan

7

1993

menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga
penguna

lahan

sedangkan

lahan

penurunan

karena

pengguna, (Agung
2010).

Hal

ini

Metode

dasar

yang

digunakan

kering

meningkat,

dalam penelitian ini adalah

deskriptif

sawah

mengalami

analisis.

penelitian

berubah

fungsi

daerah

dilakukan secara sengaja (

dalam Wedastra,
menunjukkan

Penentuan

), yaitu

di Kabupaten Sumbawa dengan dua lokasi

bahwa

yaitu di Kecamatan Utan (lahan sawah)

peranan pertanian lahan kering sebagai

yang dilaksanakan pada musim panen

sumber pendapatan rumah tangga dan

MK 1 yaitu bulan Agustus 2013 sedang di

penyerapan tenaga kerja makin tinggi, oleh

Kecamatan Labangka (lahan kering) pada

karena itu memfungsikan lahan kering

akhir musim hujan yaitu bulan Maret

sebagai lahan produktif yang berbasis

2014. Kedua kecamatan merupakan sentra

agribisnis perlu mendapat perhatian.

produksi serta mempunyai potensi yang

Didaerah persawahan irigasi Nusa

cukup

besar

sebagai

Tenggara Barat ada kecenderungan bahwa

pengembangan

penanaman

Kabupaten Sumbawa.

jagung

telah

mengeser

tanaman kedelai sebagai tanaman kedua

tanaman

wilayah
jagung

di

Pengambilan sampel petani dalam

setelah padi, begitu juga dilahan kering

penelitian

ini

menggunakan

sudah mulai dilakukan penanaman jagung

metode

(acak sederhana)

yang berorientasi pasar dengan menanam

sebanyak

varietas Lamuru yang relative tahan kering

kecamatan, sehingga diperoleh 200 petani

dibandingkan dengan varietas lain. Dengan

responden. Data usahatani yang telah

teknologi tanpa olah tanah petani dapat

dikumpulkan

mengurangi biaya yang dikeluarkanya.

dianalisis t test, dan R/C ratio (

Begitu

meliputi faktor faktor produksi, biaya,

juga

para

pengusaha

telah

100

petani

masing masing

ditabulasi

kemudian
)

penerimaan dan pendapatan usahatani.

membaca peluang pasar untuk jagung. Hal
ini dapat dilihat dengan bermunculannya
pengusaha jagung di tanah air. Namun

!

demikian berdasarkan realita agribisnis

"

!#$"

"

%

jagung belum berjalan optimal (Mashur,

Umur petani akan mempengaruhi

2003).

secara fisik dalam bekerja dan terhadap
pengambilan

keputusan

dalam

menjalankan usahataninya. Petani yang
120

54

6

(

7

lebih muda memiliki fisik yang lebih baik

sehingga akan berpengaruh juga terhadap

daripada petani yang umurnya sudah tua,

produktivitas usahatani.

Tabel 1. Jumlah dan Persentase Petani Responden
%
"
&
"'
%) &
"('
17 – 30
11
31 – 40
31
41 – 50
30
51 – 60
19
61 – 70
8
71 80
1
%)
+,,
Sumber: Analisis Data Primer, 2014
Pada tabel menunjukan

! " ! &*'
11
31
30
19
8
1
+,,

bahwa

%)

&
33
39
15
11
1
1
+,,

intelektual

dan

"
"('

"(
! " ! &*'
33
39
15
11
1
1
+,,

bahkan

dalam

hal

tingkat umur responden yang memiliki

pengambilan keputusan untuk mengelola

persentase terkecil pada kelompok ≥80

usahataninya. Tinggi rendahnya tingkat

tahun yaitu sebesar 1persen dari jumlah

pendidikan petani responden di Kecamatan

petani responden dari kelompok umur

Utan

dibawah 80 tahun. Hal ini menunjukkan

Labangka (lahan kering) dapat dilihat pada

rata rata usia petani responden di lokasi

tabel 2.

penelitian

masih

berada

pada

(lahan

sawah)

dan

Kecamatan

usia

Pada tabel 2 menunjukan bahwa

produktif, baik di Kecamatan Labangka

tingkat pendidikan yang paling banyak

maupun di Kecamatan utan. Menurut

tingkat pendidikannya adalah Sekolah

Suyatno (2007) dalam Budi (2011) bahwa

Dasar (SD) sebesar 30

umur produktif berada pada kisaran 15 –

jumlah

59 tahun. Dengan demikian peluang untuk

menunjukan rata rata pendidikan petani

menerapkan teknologi dan inovasi baru di

masih tergolong rendah tetapi mereka tetap

lokasi penelitian sangat potensial.

mengelola usahataninya ini dengan baik,
kerena

"(

"

"

Hal

ini

Keadaan

ini

sudah
tingkat

pendidikan seperti pada tabel diatas juga

pokok bagi setiap anggota masyarakat

memperlihatkan bahwa dalam pengelolaan

dalam peningkatan sumber daya manusia.
mempengaruhi

responden.

petani–petani

berpengalaman.

Pendidikan merupakan kebutuhan

Pendidikan

petani

44 persen dari

usaha pertanian lebih banyak diutamakan

seseorang

pada keahlian teknis (technical skill)

dalam menentukan sikap, peningkatan

daripada
121

keahlian

konsep

(conceptual

54

6

(

7

skill). Persentase tingkat pendidikan yang

pendidikan

terendah adalah perguruan tinggi (sarjana),

usahatani bukanlah menjadi pekerjaan

hal ini menunjukan bahwa masih ada

utama mereka.

yang

tinggi,

meskipun

petani responden yang mempunyai tingkat
Tabel 2.Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
"(
"

"

"

"

%)
&$ "('
Tidak Sekolah
2
SD
44
SMP
29
SMA
22
Perguruan Tinggi
3
%)
+,,
Sumber: Analisis Data Primer, 2014

"( ) % "

!

Tingkat

! " !
&*'
2
44
29
22
3
+,,

menunjukkan

lamanya

melaksanakan

usaha

! " !
&*'
13
30
28
27
2
+,,

petani merupakan proses pembelajaran

" - ( "(
pengalaman

"(

%)
&$ "('
13
30
28
27
2
+,,

petani

bagi petani dalam mengelola usahataninya.

petani

Sehingga

pertanian.

dengan

semakin

lama

pengalaman petani maka petani dapat

Pengalaman dapat juga mempengaruhi

mengelola

tingkat produksi usahatani. Semakin tinggi

Berikut distribusi pengalaman usahatani

pengalaman dalam berusahatani jagung

jagung petani responden di Kecamatan

maka akan memberi pengaruh positif

Labangka (lahan kering) dan Kecamatan

untuk peningkatan produksi. Pengalaman

Utan (lahan sawah).

usahataninya

dengan

baik.

Tabel 3. Pengalaman Berusahatani Jagung PetaniResponden
"( ) % "
&

!

"

"

"'

%)
&$ "('
Belum berpengalaman
0
1–5
79
6 – 10
18
11 20
2
≥21
1
%)
+,,
Sumber: Analisis Data Primer, 2014

"
! " !
&*'
0
79
18
2
1
+,,

122

%)
&$ "('
1
27
40
31
1
+,,

"(
! " !
&*'
1
27
40
31
1
+,,

54

6

(

7
seluruh petani responden tidak melalui

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
responden

kelompok tani atau koperasi tapi menjual

dalam menjalankan usahatani jagung untuk

sendiri. Hal ini dikarenakan adanya petani

Kecamatan Labangka (lahan kering) lebih

pengumpul desa yang banyak atau berada

tinggi dibandingkan pengalaman petani

di lokasi penelitian yang turun atau datang

responden Kecamatan Utan (lahan sawah).

langsung ke daerah atau wilayah produksi

Hal ini di karenakan Kecamatan Labangka

pada saat panen raya. Petani responden

merupakan

yang

juga banyak yang langsung membawa

merupakan perintis penanaman jagung

hasil panen jagungnya ke pengumpul

hibrida di lahan kering, sedang Kecamatan

kecamatan.

bahwa

pengalaman

lokasi

petani

transmigran

Utan mulai banyak diminati petani setelah
"( "

jagung menjadi komoditi prioritas atau
unggulan

di

NTB

dan

"

$ .

$

$

!

Penggunaan sarana produksi dalam

Kabupaten

berusahatani

Sumbawa sejak tahun 2009 atau 5 tahun

jagung

di

Kabupaten

Sumbawa baik di lahan sawah maupun

terakhir ini dan ditanam setelah panen padi

lahan kering sangat bervariasi diantaranya

(MK 1).

pupuk, tenaga kerja, herbisida, insektisida,
! %

% !

terutama penggunaan benih, baik dalam

"

jumlah dan jenisnya. Secara rinci dapat

Sistem pemasaran jagung di lokasi

dilihat pada tabel 4.

penelitian baik Kecamatan Utan dan
Kecamatan Labangka rata rata atau hampir

Tabel 4. Pengunaan Rata Rata Faktor Produksi dan Produksi UsahataniJagung di
Kabupaten Sumbawa
Lahan Kering
Min
Maks
per U.T
Benih
Kg
15
100
31,19
Urea
Kg
0
1200
412,00
Kg
NPK
0
1000
165,50
Kg
Za
0
600
23,50
Lt
Herbisida
0
20
6,65
Lt
Insektisida
0
3
0,15
HOK
T. Kerja
0
128
37,00
org
T. Kerja
0
146
42
Ha
Lahan
0,75
5
2,21
kg
Produksi
3.500 39.000
12.183
Sumber : Analisis Data Primer, 2014
Variabel

Ket

per Ha
14,11
186,43
74,89
10,63
3,01
0,07
16,74
19
1,00
6.092

123

Min
2
0
0
0
0
0
0
0
0,2
500

Lahan Sawah
Maks
per U.T
100
15,74
2000 373,00
1000 237,25
5000 110,83
25
2,57
25
0,90
273
46,00
312
52
5
1,12
30.000
6.716

per Ha
14,05
333,04
211,83
98,96
2,29
0,80
41,07
46
1,00
6.716

54
!

6

(

7
maupun

"

Kecamatan

Utan

semua

Luas lahan merupakan potensi

mengunakan benih jagung hibrida yang

ekonomi yang dimiliki petani. Semakin

bersertifikat; yaitu varietas BISI, Dekab,

luas lahan yang digarap petani maka

Pasifik dan varietas Pioner. Pengunaan

dimungkinkan produksi semakin tinggi

benih rata rata untuk Kecamatan Labangka

sehingga pendapatan juga tinggi. Luas

adalah 20 kilogram per hektar, sedang

lahan

Kecamatan Utan bervariasi antara 10

garapan

petani

responden

di

sampai 20 kilogram per hektar.

Kecamatan Labangka rata rata antara 1
hektar sampai dengan 3 hektar per kepala

"( " "

keluarga. Di Kecamatan Utan rata rata

Petani

luas areal tanam jagung berkisar antara 0.3

pupuk dasar Urea antara 200 kilogram

maupun Kecamatan Utan merupakan lahan

sampai dengan 300 kilogram per hektar,

sendiri, ada 2 atau 3 petani responden yang

sedang pengunaan pupuk dasar NPK

bestatus sebagai penyewa. Responden

antara 50 kilogram sampai dengan 200

yang mengarap lahan sewa umumnya

kilogram per hektar. Sedang rata rata

yang

utamanya

penggunan pupuk Za berkisar 50 kg

selain

sampai dengan 100 kg per hektar.

petani, dan ada juga sebagai pendatang
bukan penduduk asli.
Petani

Kecamatan

lokasi

Urea, dan NPK. Rata rata pengunaan

responden baik di Kecamatan Labangka

matapencahariannya

di

jagung semua mengunakan pupuk dasar

status kepemilikan lahan rata rata petani

responden

responden

penelitian dalam pelaksanaan usahatani

hektar sampai dengan 1 hektar. Sedang

adalah

#

"( " "
Labangka

/!

" "!

!

Herbisida yang banyak dipakai di

melakukan penanam jagung pada saat

lahan kering Kecamatan Labangka adalah

musim penghujan karena merupakan lahan

herbisida pembersih lahan seperti

kering, sedang petani di Kecamatan Utan

dan

penanaman jagung dilakukan pada musim

yang merupakan herbisida

bersifat sistemik untuk membersihkan

kering pertama (MK 1) setelah panen padi

lahan tanam sebelum jagung ditanam.

karena merupakan lahan sawah atau lahan

Herbisida yang digunakan di lahan sawah

basah.

Kecamatan Utan adalah herbisida sistemik

"( " "
Petani

yang merupakan herbisida purna tumbuh

"
responden

di

yaitu

lokasi

penelitian baik di Kecamatan Labangka
124

#

.

Sedang

pengunaan

54

6

(

7

insektisida di lokasi penelitian tidak

Kecamatan Utan karena luas areal rata rata

banyak petani yang mengunakan.

petani responden juga kecil antara 0.25
hektar sampai dengan 1 hektar. jadi petani

"( " "

" (

-

" )! " "

responden di Kecamatan Utan memakai

Pengunaan tenaga kerja luar dalam

hand sprayer biasa yang tidak pakai mesin

usahatani jagung di Kecamatan Labangka

dan tidak memakai tenaga kerja luar.

(lahan kering) terutama saat tanam dan
saat

panen,

serta

ada

juga

yang

$
!

mengunakan tenaga kerja luar keluarga

musim tanam jagung pada MK1 – MK2

Kecamatan Utan (lahan sawah) juga sama

(April – Oktober).

yaitu saat tanam dan panen. Di lahan

Rata rata produksi

jagung yang dihasilkan pada lahan kering

sawah Kecamatan Utan pemakaian traktor

(Kecamatan Labangka) sebanyak 12.183

tidak banyak dipakai petani karena pola

kg per usahatani dengan rata rata luas

tanam jagung adalah setelah panen padi

lahan 2 hektar, sedang rata rata produksi

yaitu musim kering pertama (MK 1).

jagung yang dihasilkan pada lahan sawah

sawah langsung saja ditebarin

(Kecamatan Utan) sebanyak 6.716 kg per

benih jagung hibrida, sehingga biaya

usahatani dengan rata rata luas lahan 1

usahatani di Kecamatan Utan lebih rendah

hektar.

dibandingkan di Kecamatan labangka.

Perbedaan

produktifitas

dan

pendapatan usahatani jagung di lahan

Pemakaian mesin perontok di Kecamatan

kering (Kecamatan Labangka) dan lahan

Utan sudah menjadi bagian dari pedagang

sawah (Kecamatan Utan) dianalisis dengan

Pemakaian
digunakan

musim

untuk lahan sawah (Kecamatan Utan)

Pemakaian tenaga kerja luar untuk

tidak

"

lahan kering (Kecamatan Labangka) dan

mesin perontok jagung saat panen.

mesin

#

tanam pada MH (Oktober – April) untuk

mesin untuk pengunaan herbisida serta

semprot

"

selama satu musim tanam yaitu

traktor saat pengolahan lahan, semprotan

Kecamatan.

"

dihitung adalah produksi yang dihasilkan

pertanian yang banyak digunakan adalah

pengumpul

" % "
( "(

Produksi usahatani jagung yang

untuk penyemprotan lahan. Alat dan mesin

Lahan

! 0
"

uji beda rata rata (t test) seperti disajikan

di

pada tabel 5.

125

54

6

(

7

Tabel 5. Uji Beda Rata rata Produktifitas dan Pendapatan Usahatani Jagung per Hektar
Uraian
Lahan Sawah
Produktifitas
6.716
Pendapatan
11.183.273
Sumber: Analisis Data Primer, 2014
6
:
*** : beda nyata pada α = 1%

Lahan Kering
6.092
10.479.762

t hitung
48,375
3,579

t tabel
2,374

pada tanaman tidak dapat terkontrol

Hasil uji t beda rata rata pada tabel
5. menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih

mengakibatkan

besar dari nilai t tabel atau signifikan pada

menjadi terganggu terutama pada saat

taraf α : 5 % maupun pada α : 1 %, hal ini

pembungaan dan pembentukkan tongkol.

memberikan informasi bahwa produktifitas

Kurangnya

dan pendapatan usahatani jagung di lahan

tongkol menjadi kecil. Pada lahan kering

sawah

dibandingkan

(Kecamatan Labangka) pengolahan lahan

produktifitas dan pendapatan usahatani

dan pemupukan dilakukan juga tergantung

jagung

curah hujan yang terjadi. Jika kondisi

lebih

di

besar

lahan

produktifitas

kering.

akan

Rendahnya

memberi

terlalu

dampak

pertumbuhan

hujan

lembab

bisa

menyebabkan

bisa

menyebabkan

pendapatan juga akan rendah. Rendahnya

terjadinya

produktifitas jagung pada lahan kering

tanaman

menjadi

(Kecamatan Labangka) disebabkan curah

usahatani

jagung

hujan kurang atau musim hujan yang tidak

(Kecamatan Utan) pada musim kemarau,

menentu yang merupakan kendala utama

terlihat produktifitas jagung meningkat,

usahatani di lahan kering. Usahatani

karena tanaman mendapat mendapat sinar

jagung dilahan kering sangat tergantung

matahari penuh untuk proses fotosintesis

dengan

dan petani dapat mengatur air dengan

turunnya

hujan

(musim

serangan

tanaman

hama
tinggi.
di

penyakit
Sebaliknya

lahan

sawah

mesin pompa air.

penghujan), kelebihan atau kekurangan air

Tabel 6. Analisis usahatani jagung lahan sawah dan lahan kering di Kabupaten Sumbawa
Uraian
Rata rata Produksi (kg)
Rata rata biaya usahatani (Rp)
Rata rata harga produksi (Rp/kg)
Rata rata penerimaan (Rp/musim)
Rata rata pendapatan (Rp/musim)
Rata rata luas lahan (ha)
R/C
Sumber: Analisis Data Primer, 2014

Lahan kering
per Ha
6.092
2.912.994
2.176
13.392.755
10.479.762
2
4,6

126

Lahan Sawah
per Ha
6.716
4.856.078
2.372
16.039.350
11.183.273
1
3,3

54

6

Rata rata

(

produksi

7

usahatani

kering

(Kecamatan

Labangka)

dan

jagung di lahan kering hampir sama

berbeda sangat nyata pada tingkat

dengan rata rata produksi usahatani jagung

kesalahan 1 %.

di lahan sawah, menunjukkan bahwa

2. Penerimaan usahatani jagung di lahan

karakteristik usahatani di lahan kering

sawah pada musim kering sebesar Rp.

sangat mendukung untuk melaksanakan

16.039.350 per hektar dan usahatani

usatani jagung, baik topografi lahan, iklim

jagung di lahan kering pada musim

dan serta didukung karakteristik petani di

hujan sebesar Rp. 13.392.755 per

lahan kering lokasi penelitian.

hektar, dengan pendapatan sebesar Rp.
dengan

11.183.273 per hektar untuk usahatani

membandingkan total penerimaan dengan

di lahan sawah dan Rp. 10.479.762 per

total biaya yang dikeluarkan. Nilai R/C

hektar untuk usahatani jagung di lahan

usahatani jagung di lahan kering lebih

kering. Perbedaan tersebut sangat nyata

tinggi

dengan t test pada tingkat kesalahan 1

Nilai

R/C

diperoleh

dibandingkan

usahatani

jagung

nilai

nilai

dilahan

R/C

%.

sawah
yang

3. Usahatani

dikeluarkan petani di lahan sawah lebih

Sumbawa

tinggi dibandingkan petani di lahan kering.

Kecamatan Labangka maupun lahan

Walaupun

yang

sawah di Kecamatan Utan sangat

analisa

menguntung yaitu dengan melihat R/C

usahatani jagung di lahan kering dan lahan

ratio yang nilainya lebih besar dari satu

sawah menunjukkan nilai yang lebih dari

(R/C>1).

dikarenakan

diperoleh

satu,

biaya

demikian
dari

maka

usahatani

nilai

R/C

masing masing

dapat

diartikan

bahwa

jagung
baik

di
di

Kabupaten

lahan

kering

"

usahatani jagung di Kabupaten Sumbawa

Usahatani jagung di Kabupaten

baik dilahan sawah maupun di lahan

Sumbawa harus terus di kembangkan

kering

karena melihat nilai potensial ekonomi

sangat

menguntungkan

untuk

usahatani R/C ratio yang menunjukkan

diteruskan.

nilai positif lebih besar dari 1 (R/C>1).
Untuk mencapai kondisi efisien dalam
! %# ) "
1. Produktifitas

pengunaan
usahatani

jagung

per

lebih

tinggi

produksi

dalam

usahatani jagung di lahan kering maupun

hektar di lahan sawah (Kecamatan
Utan)

faktor

di lahan sawah, maka penggunaan faktor

dibandingkan

produksi perlu dioptimalkan. Diperlukan

produktifitas usahatani jagung di lahan

suatu standar penggunaan faktor produksi
127

54

6

(

7
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,
2011. '
8
7
.
Direktorat
Budidaya
Serelia
Kementerian Pertanian Indonesia.

dalam usaha untuk melihat sejauh mana
efisiensi
dalam
tersebut

penggunaan
usahatani
sangat

faktor

jagung,

produksi

karena

berpengaruh

hal

terhadap

Mashur, 2003. ;
' '
6
<
8 +
<
<
'
< '
.
Balai
Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) NTB.

penambahan produksi secara maksimal
dan pendapatan petani.

Budiman, H., 2012. 8
7
9
' :
8
6
. Pustaka Baru Putra.
Yogyakarta

Zubachtirodin, M.S. Pabbage dan Subandi.
2007.
<
'
<
<
7
.
Badan
Penelitian
dan
Pengembangan Pertanian.

Cristoporus dan Sulaeman., 2009. Analisis
Produksi dan Pemasaran jagung di
Desa Labuan Toposo Kecamatan
Tawaeli Kabupaten Donggala. 7
4
, Vol. 16, No. 2, 141 147,
Juni 2009.

Wedastra, M.S., 2011. Pemberdayaan
Potensi Pertanian Lahan Kering
Berbasis Agribisnis di Kabupaten
Lombok Barat. 7
= #
, Vo. 5, No. 2, September
20011.

128

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF KINERJA BUDIDAYA TEBU PETANI PADA LAHAN SAWAH DAN LAHAN KERING DI WILAYAH KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

0 17 134

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI KUBIS (Brassica oleracea) PADA LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

31 101 175

Analisis daya saing dan insentif kebijakan pemerintah pada usahatani jagung lahan sawah dan lahan kering di Propinsi Sumatera Utara

0 8 267

Efisiensi Dan Daya Saing Usahatani Jagung Pada Lahan Kering Dan Sawah Di Kabupaten Sumbawa

0 2 114

Analisis daya saing dan insentif kebijakan pemerintah pada usahatani jagung lahan sawah dan lahan kering di Propinsi Sumatera Utara

0 6 137

ANALISIS VEGETASI GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI MALAMPAH KABUPATEN PASAMAN.

0 0 10

Analisis Keunggulan Komparatif dan Keunggulan Kompetitif Usahatani Tembakau “Aseli” Pada Lahan Sawah dan Lahan Perbukitan Di Kabupaten Mojokerto.

1 6 108

Analisis Komparatif Usahatani Semangka pada Lahan Pasir di Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen dengan Lahan Sawah di Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.

0 1 14

Model Simulasi Pengembangan Sistem Irigasi untuk Tanaman Jagung di Lahan Sawah dan Lahan Kering (Studi Kasus Pada Usahatani Jagung di Kabupaten Kediri) | Prabowo | Agritech 9511 17596 1 PB

0 0 10

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF USAHATANI TEMBAKAU ”ASELI” PADA LAHAN SAWAH DAN LAHAN PERBUKITAN DI KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

0 0 22