3.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN) - DOCRPIJM 4da3eaab95 BAB IIIBab 3 RTRW sbg Arahan Spasial RPI2JM ok

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  Bab-3 Rencana Tata Ruang Wilayah Sebagai Arahan

  Spasial RPI2JM Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.

  

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan

sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara

hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi

peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi

lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya

harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain

untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat

mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara

lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya

alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta

pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat

pemanfaatan ruang.

3.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN)

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan

Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN).

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM

kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

A. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional

  1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan :

  1. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan

  2. Keharmonisa antara lingkungan alam dan lingkungan buatan

  3. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota

  4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan, ruang udara termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  

5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi,

dan kabupaten/kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan penceghan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang

  

6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat

  7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah

  8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor

  9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional RTRWN menjadi pedoman untuk :

  1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional

  2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional

  

3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah

nasional

  

4. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan

antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor

  5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi

  6. Penataan ruang kawasan strategis nasional

  7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota

  2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional

Meliputi kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.

  1. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki Kebijakan Pengembangan

  2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya Struktur Ruang air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah nasional

  1. Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan Strategi untuk perkotaan dan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan Peningkatan wilayah disekitarnya Akses Pelayanan

  2. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang Perkotaan dan belum terlayani oleh pusat pertumbuhan Pusat

  3. Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai Pertumbuhan

  4. Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar Ekonomi lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah Wilayah disekitarnya

  1. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung :

  a. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup

b. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat

  Kebijakan dan menimbulkan kerusakan lingkungan hidup Strategi Pengembangan

  2. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya : Pola Ruang

  a. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya b. Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan

  1. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung Kebijakan dan Strategi lingkungan hidup, dengan Strategi : Pengembangan

  a. Menetapkan kawasan strategis nasional berfungsi lindung Kawasan

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  Strategis

  b. Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis Nasional nasional yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan c. Membatasi pemanfaatan ruang disekitar kawasan strategis nasional yang berpotansi mengurangi fungsi lindung kawasan

  d. Membatasi pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan disekitar kawasan strategis nasional yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya

  e. Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun disekitar kawasan strategis nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya terbangun f. Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis nasional.

  2. Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan tingkat perkembangan antar kawasan, dengan Strategi :

  a. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan b. Membuka akses dan meningkatkan aksesbilitas antar kawasan tertinggal dan pusat pertumbuhan wilayah c. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat d. Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan

  e. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan ekonomi.

  B. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional Rencana struktur ruang wilayah nasional meliputi :

  1. Sistem perkotaan nasional

  2. Sistem jaringan transportasi nasional

  3. Sistem jaringan energi nasional

  4. Sistem jaringan telekomunikasi nasional 5. Sistem jaringan sumber daya air.

  Tabel 3. 1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

  NO. PROVINSI PKN PKW

21 Kelimantan Palangkaraya (I/C/1) Kuala Kapuas (II/C/1)

  Tengah Pangkalan Bun (I/C/2) Buntok (II/C/1) Sampit (I/C/1)

  Keterangan : I –

  IV : Tahapan Pengembangan A : Percepatan Pengembangan kota-kota utama kawasan Perbatasan

  A/1 : Pengembangan/Peningkatan fungsi

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  A/2 : Pengembangan Baru A/3 : Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi

  B : Mendorong Pengembangan Kota-Kota Sentra Produksi C : Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional

  C/1 : Pengembangan/Peningkatan fungsi C/2 : Pengembangan Baru C/3 : Revitalisasi kota-kota yang telah berfungsi

  D : Pengendalian Kota-kota Berbasis Mitigasi Bencana D/1 : Rehabilitasi kota akibat bencana alam D/2 : Pengendalian perkembangan kota-kota berbasis Mitigasi Bencana

3.2. RTR KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN)

  Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang

Penataan Ruang, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan

ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional

terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya,

dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Dalam hal pelaksanaan penataan ruang KSN, kewenangan Pemerintah mencakup :

  1. Penetapan kawasan strategis nasional,

  2. Perencanaan tata ruang kawasan strategis nasional,

  3. Pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional, dan 4. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis nasional.

  

Gambar 3. 1 Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat membantu mewujudkan penyelesaian

RTR KSN dalam bentuk perpres sehingga memiliki landasan hukum yang jelas dalam

pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, dalam kaitannya dengan kebijakan

penataan ruang KSN dalam RTRWN yang diantaranya adalah :

  1. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional;

  2. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;

  3. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

  4. Pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa; dan

  5. Pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai warisan dunia, cagar biosfer, dan ramsar.

  1. Alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang pada KSN yang diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan;

  2. Acuan dalam sinkronisasi program Pemerintah dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta swasta dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan pembangunan Fungsi RTR untuk mewujudkanKSN; KSN

  3. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSN, termasuk acuan penentuan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang dalam RTRW provinsi dan RTRW kabupaten/kota dan dapat dijadikan dasar penerbitan perizinan sepanjang skala informasi RTR KSN setara dengan kedalaman RTRW yang seharusnya menjadi dasar perizinandalam hal peraturan daerah(perda)tentang RTRW provinsi dan RTRW kabupaten/kotabelum berlaku.

  1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam lingkup KSN; Manfaat

  2. Mewujudkan keserasian pembangunan KSN dengan wilayah sekitarnya dan wilayah RTR KSN provinsidan kabupaten/kota dimana KSN berada; dan 3. Menjamin Terwujudnya tata ruang KSN yang berkualitas.

  

Isu strategis nasional merupakan hal-hal yang menjadi kepentingan nasional pada suatu

kawasan sehingga kawasan tersebut perlu ditetapkan sebagai KSN. Isu strategis nasional

dikelompokkan berdasarkan sudut kepentingan strategis nasional yaitu :

  1. Pertahanan dan keamanan;

  2. Pertumbuhan ekonomi;

  3. Sosial dan budaya;

  4. Pendayagunaan sumber daya alam (SDA)dan/atau teknologi tinggi; dan 5. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Proses merumuskan isu strategis nasional dapat dilakukan melalui pendekatan top down

dan/atau bottom up. Isu strategis nasional dapat berasal dari cara pandang Pemerintah

terhadap potensi maupunpermasalahan di daerah yang dianggap memiliki nilai strategis

nasional (pendekatan top down), dan/atau berdasarkan permasalahan yang diusulkan oleh

daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah untuk diangkat menjadi isu strategis

nasional (pendekatan bottom up).

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  Tabel 3. 2 Penentuan Muatan RTR KSN berdasarkan Tipologi KSN

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  Sumber : Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional.

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  

Tabel 3. 3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun

2008 tentang RTRWN

  SUDUT STATUS NO. PROVINSI KOTA/KABUPATEN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

  KEPENTINGAN HUKUM

  1. Jawa Tiimur a. Kab. Gresik Kawasan Perkotaan : Ekonomi

  b. Kab. Bangkalan Gresik - Bangkalan - Mojokerto -

  c. Kab. Lamongan Surabaya - Sidoarjo - Lamongan (Gerbangkertosusila)

3.3. ARAHAN RTRW PULAU

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari

RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-

JM Kabupaten/Kota adalah:

  A. Definisi Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan merupakan rencana rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) berisi tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang, rencana struktur dan pola ruang, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, strategi operasionalisasi perwujudan struktur dan pola ruang, serta indikasi program jangka menengah lima tahun.

  B. Fungsi Rencana Tata Ruang Kepulauan Terhadap RPIJM Arahan pemanfaatan ruang Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan acuan dalam mewujudkan struktur ruang dan pola ruang (yang memuat rincian indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi waktu pelaksanaan), sehinga untuk operasionalisasinya perlu disusun Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM).

  C. Kedudukan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan disusun untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan ketentuan Pasal 123 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Dalam aturan persebut RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun sebagai perangkat operasional dan merupakan rencana rinci untuk RTRWN. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dan gambar berikut ini.

Tabel 3. 4 Amanat UU 26/2007 dan PP 26/2008 terkait RTR Pulau / Kepulauan dan KSN

  • RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun sebagai perangkat operasional

  UU 26/2007 tentang Penataan Ruang

  Pasal 14 ayat (4) RTRWN RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun apabila : 

  RTRWN belum dapat dijadikan dasar pelaksanaan pemanfaatan ruang

  Pasal 14 Ayat (5 ) & pengendalian pemanfaatan ruang 

  RTRWN mencakup wilayah perencanaan yg luas & skala peta memerlukan perincian sebelum dioperasionakan

  Pasal 21 ayat (1) RTR Pulau/Kepulauan dan KSN diatur dengan peraturan presiden Penjelasan Pasal RTR Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan rencana rinci untuk RTRWN

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  14 Ayat (3) PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

  • Pasal 123 ayat (4) RTR Pulau/Kepulauan dan KSN ditetapkan dengan peraturan presiden

  Gambar 3. 2 Kedudukan RTR Pulau/Kepulauan

  D. Tujuan Penataan ruang Pulau Jawa-Bali bertujuan untuk mewujudkan :

  1. Lumbung pangan utama nasional;

  2. Kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;

  3. Pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan;

  4. Pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara berkelanjutan;

  5. Pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan secara berkelanjutan;

  6. Pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional;

  7. Pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting,Incentive, Convention and Exhibition/MICE);

  8. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai untuk pembangunan;

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  9. Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang dengan memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan kawasan rawan bencana; dan

10. Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan daya saing.

E. Kebijakan dan Strategi Kebijakan dan Strategi RT Pulau Jawa – Bali dapat dilihat pada tabel berikut ini.

   mempertahankan luas lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan dengendalikan kegiatan budi daya lainnya

   mengendalikan alih fungsi peruntukan lahan pertanian untuk tanaman pangan; dan

   mengendalikan perkembangan fisik kawasan perkotaan nasional untuk menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan pengembangan dan pemertahanan jaringan prasarana sumber daya air untuk meningkatkan luasan lahan pertanian untuk tanaman pangan

   mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya untuk mempertahankan daya tampung air yang menjamin penyediaan air baku bagi kegiatan pertanian tanaman pangan

   memelihara dan meningkatkan jaringan irigasi teknis pada daerah irigasi (DI) untuk meningkatkan luasan lahan pertanian tanaman pangan pengembangan sentra pertanian tanaman pangan melaluipeningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

  Pasal 6 Lumbung pangan utama nasional pemertahanan lahan pertanian untuk tanaman pangan, termasuk lahan pertanian pangan berkelanjutan

   mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan

   mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan.

  Pasal 7 Kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi bencana pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional yang menjalar (urban sprawl)

   mengendalikan perkembangan kawasan permukiman, perdagangan, jasa, dan/atau industri di kawasan perkotaan nasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

   mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan nasional yang berdekatan dengan kawasan lindung. pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional di kawasan rawan bencana.

   menetapkan zona-zona rawan bencana beserta ketentuan mengenai standar bangunan gedung yang sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana di kawasan perkotaan nasional

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

  

Tabel 3. 5 Kebijakan dan Strategi Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali

   mengembangkan sentra pertanian tanaman pangan untuk ketahanan pangan nasional

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

   mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan yang berfungsi sebagai lokasi dan jalur evakuasi bencana

   membangun sarana pemantauan bencana Pasal 8 pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan rehabilitasi dan peningkatan fungsi kawasan industri untuk meningkatkan daya saing kawasan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

   mengembangkan dan/atau meningkatkan kualitas prasarana dan sarana penunjang kegiatan industri

   meningkatkan penataan lokasi kegiatan industri di dalam kawasan industri; dan

   mengembangkan dan/atau meningkatkan kegiatan industri yang benilai tambah tinggi dengan penggunaan teknologi tinggi dan ramah lingkungan pengembangan kawasan untuk kegiatan industri kreatif yang berdaya saing dan ramah lingkungan di kawasan perkotaan nasional

   mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat kegiatan industri kreatif; dan

   mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan industri kreatif peningkatan keterkaitan ekonomi antarpusat industri

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi  mengendalikan perkembangan kawasan budi daya terbangun di kawasan perkotaan nasional yang berpotensi terjadinya bencana

  Pasal 9 pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara berkelanjutan pengembangan sentra pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara terkendali dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan meminimalkan dampak negative terhadap lingkungan hidup

   mengembangkan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi yang ramah lingkungan dan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;

   mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi yang berpotensi merusak fungsi kawasan lindung dan mengubah bentang alam; dan

   mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi pada kawasan peruntukan permukiman pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan

   mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan pertambangan minyak dan gas bumi melalui

   peningkatan fungsi industri pengolahan hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu

   memantapkan aksesibilitas antara kawasan perkotaan nasional dan sentra pertambangan

   memantapkan jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api nasional, pelabuhan, dan/atau bandar udara

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  Pasal 10 Pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan secaraberkelanj utan pengembangan sentra perikanan dengan memperhatikan potensi lestari yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan

   mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

   mengembangkan dan memantapkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan

   merehabilitasi kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta mengembangkan penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

  Pasal 12 pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, rehabilitasi dan pengembangan kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan

   mengembangkan dan memantapkan prasarana dan sarana untuk meningkatkan keterkaitan antarpusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

   mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional

  Pasal 11 pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional peningkatan fungsi dan pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup

   mengembangkan sentra kehutanan pada kawasan andalan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup; dan

   mengembangkan sentra perikanan tangkap dan perikanan budi daya yang ramah lingkungan

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

   mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan pengembangan potensi kehutanan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan

   merehabilitasi kawasan peruntukan pertanian untuk kegiatan perkebunan yang terdegradasi; dan

   mengembangkan sentra perkebunan berbasis bisnis yang didukung prasarana dan sarana dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

   mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan peningkatan sentra perkebunan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industry pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan

   mengembangkan kawasan minapolitan berbasis masyarakat

   merehabilitasi kawasan peruntukan perikanan budi daya untuk menjaga ekosistem sekitarnya;

   merehabilitasi kawasan peruntukan hutan yang terdegradasi;

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

   mengembangkan pusat jasa dan promosi pariwisata di kawasan perkotaan nasional; dan

   memantapkan akses prasarana dan sarana untuk meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan nasional dan kawasan- kawasan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran pengembangan keterpaduan antarpusat pariwisata yang berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

   meningkatkan keterkaitan antar PKN di Pulau Jawa-Bali sebagai pusat pariwisata dalam kesatuan tujuan pariwisata

  Pasal 13 kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai untuk pembangunan peningkatan luasan kawasan berfungsi lindung paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Pulau Jawa-Bali sesuai dengan kondisi ekosistemnya

   mempertahankan luasan kawasan berfungsi lindung dan merehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi;

   mengendalikan kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu kawasan berfungsi lindung

   mengendalikan dan merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) kritis;

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi bahari, ekowisata, serta penyelenggaraa n pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition / MICE) pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

  Sungai (WS), kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, dan kawasan konservasi; dan

   mengendalikan perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan pengembangan kawasan lindung dan kawasan budi daya untuk meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

   mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budi daya dengan menggunakan teknologi lingkungan;

   mengembangkan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budi daya melalui kerja sama antardaerah untuk kelestarian pemanfaatan sumber daya alam; dan

   mengembangkan kawasan perkotaan nasional dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim limbah

  Pasal 14 Pulau Jawa bagian selatan percepatan pengembangan

   mengembangkan sentra produksi untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi

   mengendalikan dan merehabilitasi kawasan lindung di bagian hulu Wilayah

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang dengan memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan kawasan rawan bencana kawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan serta keterkaitan Pulau Jawa bagian selatan dengan Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bagian utara dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;

   mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sektor unggulan; dan

   meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan antarkawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan, serta antara kawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan dan kawasan perkotaan nasional di Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bagian utara percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara serta keterkaitan Pulau Bali bagian utara dengan Pulau Bali bagian selatan

   mengembangkan sentra produksi untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;

   mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sektor unggulan; dan

   meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara dengan kawasan perkotaan di Pulau Bali bagian selatan pengembangan sentra produksi di luar kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara

   mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sentra produksi

   meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan sentra produksi di luar kawasan andalan dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara pemertahanan eksistensi 6 (enam) pulau kecil terluar di Pulau Jawa bagian selatan sebagai titik- titik garis pangkal kepulauan Indonesia untuk penegasan wilayah kedaulatan negara

   mengembangkan prasarana pengamanan pantai di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan

   membangun dan memelihara mercusuar sebagai penanda dan navigasi pelayaran di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan

   menyediakan dan meningkatkan prasarana dan sarana untuk pemenuhan kebutuhan air baku di Pulau Nusa Kambangan

  Pasal 15 jaringan transportasi antar moda yang dapat meningkatkan daya saing pengembangan dan pemantapan jaringan transportasi yang terpadu untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah dan efisiensi ekonomi

   mengembangkan dan/atau memantapkan akses prasarana dan sarana transportasi darat, laut, dan/atau udara yang menghubungkan antarkawasan perkotaan nasional dan memantapkan koridor ekonomi Pulau Jawa-Bali;

   memantapkan akses prasarana dan sarana transportasi darat yang meliputi jaringan jalan, jaringan jalur kereta api, serta jaringan transportasi penyeberangan yang menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan sentra produksi,

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi pelabuhan, dan/atau bandar udara; dan  mengembangkan jaringan transportasi dengan memperhatikan fungsi kawasan pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana, dan/atau penerapan prasarana dan sarana yang ramah lingkungan pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil

   mengembangkan jaringan transportasi yang menghubungkan perkotaan nasional dengan kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil Sumber : Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012.

3.4. ARAHAN RTRW PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

3.4.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi A.

  Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah Tujuan utama sebagai tujuan spesifik dari penyelenggaraan penataan ruang di Provinsi Kalimantan Tengah adalah Terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan dengan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional, untuk mewujudkan tatanan ruang wilayah Kalimantan Tengah berbasis pertanian yang berorientasi agribisnis dan agroindustri, serta sebagai lumbung energi dan lumbung pangan dengan tetap mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

  B.

  Kebijakan Dan Strategi Berdasarkan tujuan penataan ruang Jawa Timur, maka kebijakan dan strategi

pengembangan wilayah Kalimantan Tengah didefinisikan sebagai berikut :

  Kebijakan Strategi

  1. Struktur Ruang meningkatkan aksesibilitas perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah darat maupun laut dan pulau-pulau kecil a) meningkatkan interkoneksi antara kawasan perkotaan sebagai Pusat

  Kegiatan Nasional (PKN), maupun Pusat-Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu ibukota-ibukota kabupaten yang tidak termasuk dalam PKN maupun PKW, antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dengan wilayah sekitarnya;

  b) mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensil dan belum terlayani oleh pusat pertumbuhan eksisting; c) mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan, dan khususnya daerah pantai; dan d) mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya, terutama PKN, PKW dan PKL. meningkatkan kualitas

a) Meningkatkan aksessibilitas internal dalam kesatuan wilayah

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  h) Merevitalisasi koneksi langsung Palangkaraya-Buntok.

  a) menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi sistem ekologi wilayah; b) melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; c) melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya; d) mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;

  c) mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah khususnya pada DAS/ WS kritis sebagaimana dijelaskan pada lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, terutama sektor pemanfaatan energy dan pertanian

  a) menetapkan kawasan lindung di ruang darat maupun laut, termasuk di dalam bumi; b) mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah pulau dengan luas paling sedikit 30% dari luas provinsi tersebut sesuai dengan kondisi ekosistemnya; dan

  2. Pola Ruang kebijakan pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi ekologis wilayah

  j) meningkatkan jaringan energi dengan lebih menumbuh- kembangkan pemanfaatan sumberdaya terbarukan yang ramah lingkungan dalam sistem kemandirian energi listrik lingkungan mikro, baik di daerah perdesaan terpencil maupun pulau-pulau kecil terpencil; dan k) meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumberdaya air.

  g) Mensinergikan kekuatan 2 simpul berdekatan yakni Palangkaraya- Sampit.

  Kebijakan Strategi dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, informasi, telekomunikasi, energi dan sumberdaya air

  f) Pilihan berbasis lokal : merealisasikan PLTA JeJoTuLaTe interkoneksi.

  e) Mengupayakan adanya prime mover (penggerak utama perekonomian) kawasan yang skalanya relevan dan rentang kegiatannya relatif lama.

  d) eningkatkan aksessibilitas internal wilayah, baik secara umum maupun dalam rangka sinergisme dengan pengembangan ekoturisme.

  c) Mempercepat perwujudan jalan Rel Kereta-Api dengan prioritas ialah Purukcahu - Sp.Muarateweh - Sp.Buntok - Sp.Pulangpisau – P.L.Bahaur.

  b) Mempercepat perwujudan Jalan Lintas Kalimantan Poros Tengah (JLK-T) dengan prioritas Km 60 Muarateweh - Sp.Tapinbini - Batas KalBar.

  KalTeng.

i) Mensinergikan kekuatan 2 simpul berdekatan yakni P.Bun- Sukamara.

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  Kebijakan Strategi

  e) mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijak untuk menjamin kepetingan generasi masa kini dan generasi masa depan; f) mengelola sumberdaya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana, termasuk revitalisasi fungsi sistem ekologi lokal serta pembangunan sumberdaya baru untuk dimanfaatkan dan menjaga kelestarian lingkungan; g) mengelola sumberdaya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan

  h) mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana. pengembangan dan

  a) penetapan kawasan lindung didasarkan pada Kepres No. 32 Tahun penetapan kawasan 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung, peta-peta eksisting / lindung yaitu peta dasar wilayah yang dioverlay dan dirumuskan sesuai dengan mengeluarkan kegiatan kriteria teknis yang telah ada; budidaya yang ada dan b) penetapan kawasan lindung didasarkan pada pola dan arah pemanfaatan dengan kebijakan pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Tengah; tetap menjaga fungsi lindung

  c) penetapan kawasan lindung didasarkan pada arah kecenderungan perkembangan yang terjadi dan didapatkan dari hasil analisis sebelumnya;

  d) pola pemanfaatan kawasan lindung dengan pertimbangan, yaitu; telah berkembangnya kegiatan budidaya di kawasan lindung, serta karakteristik kawasan lindung yang potensial untuk pariwisata, dan penelitian (observasi). kebijakan perwujudan

  a) menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis dan peningkatan Provinsi untuk memanfaatkan sumberdaya alam di ruang darat, laut keterpaduan dan dan udara, termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk keterkaitan antar kegiatan mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah; budidaya b) mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;

  c) mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan Provinsi, berdasarkan perwilayahan komoditi unggulan potensi tanaman pertanian;

  d) mendukung kegiatan pengelolaan sumberdaya kelautan yang bernilai ekonomi tinggi. kebijakan pengendalian

  a) membatasi perkembangan budidaya terbangun di kawasan rawan perkembangan kegiatan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi budidaya agar tidak kerugian akibat bencana, seperti daerah rawan gempa; melampaui daya dukung b) mengarahkan pola pemanfaatan kawasan budidaya, melalui dan daya tampung perluasan atau ekspansi / intensifikasi pengembangan kegiatan lingkungan baru;

  c) mengarahkan pola pengembangan sistem kota, pengembangan dan peningkatan: kota-kota (inter-regional), kota-kota menengah (intermediate-city), dan kota-kot.a kecil/kecamatan;

  d) menumbuh-kembangkan fisik pusat kota dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang secara vertikal dan kompak, asri dan lestari

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  Kebijakan Strategi seperti kota taman, di daerah yang aman terhadap risiko gempa; agropolitan yang memadukan

  e) menumbuh-kembangkan agroindustri, agrobisnis, agroedukasi, agrowisata serta model rumah kebun di klaster sentra-sentra produksi komoditi pertanian unggulan; f) mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30% dari luas kawasan perkotaan; g) membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan besar dan metroplitan untuk mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya; dan h) mengembangkan kegiatan budidaya kelautan yang dapat mempertahankan keberadaan pulau-pulau kecil.

3.4.2. RENCANA STRUKTUR RUANG

  Sistem kota-kota di daerah terlihat dalam konteks wilayah serta keterkaitannya satu sama lain, baik secara spasial maupun fungsional terdiri dari:

  Palangka Raya − Kota PKN (Pusat Kegiatan Nasional) PKN

  − Pusat Wilayah Provinsi − Pintu Primer Transportasi Udara Regional-Nasional − Pusat Jasa Bisnis/Kegiatan MICE Regional/Nasional (meeting, Information, Conference, Entertainment) − Pusat Jasa Pariwisata Regional-Nasional-Global − Pusat Jasa Pendidikan Tinggi Regional-Nasional − Pusat Jasa Keuangan Regional-Nasional − Pusat Jasa Transportasi Darat Regional − Pusat Jasa Transportasi Sungai Regional − Pusat Distribusi-Koleksi Perdagangan Regional − Pusat Pemerintahan Daerah Otonom Kota − Pusat Distribusi-Koleksi Regional-Nasional

  PKW-1 Pangkalan Bun − Pusat Transportasi Laut (Umum) Regional-Nasional − Pusat Transportasi Laut (Fery) Regional-Nasional − Pintu Sekunder Transportasi Udara Regional-Nasional − Pusat Jasa Transportasi Darat Regional − Pusat Jasa Transportasi Sungai Regional − Pusat Jasa Keuangan Regional − Pusat Jasa Pariwisata Regional − Pusat Pemerintahan Daerah Otonom Kabupaten

  Sampit − Pusat Distribusi-Koleksi Regional-Nasional − Pusat Transportasi Laut (Umum) Regional-Nasional − Pintu Sekunder Transportasi Udara Regional-Nasional − Pusat Jasa Transportasi Darat Regional − Pusat Jasa Transportasi Sungai Regional

  PENYUSUNAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2JM) BIDANG CIPTA KARYA

  − Pusat Jasa Keuangan regional − Pusat Jasa Pariwisata Regional − Pusat Pemerintahan Daerah Otonomi Kabupaten

  Kuala Kapuas − Pusat Jasa Transportasi Darat Regional-Nasional − Pusat Distribusi-Koleksi Barang Umum Regional − Pusat Jasa Transportasi Sungai Regional − Pusat Jasa Keuangan Regional − Pusat Jasa Pariwisata Regional − Pusat Pemerintahan Daerah Otonomi Kabupaten

  MuaraTeweh − Pusat Kegiatan Pengembangan Rel Kereta-Api − Pusat Kegiatan Pengembangan PLTA Masa Depan − Pusat Transportasi Darat Regional-Nasional − Pusat Distribusi-Koleksi Barang Umum Regional − Pusat Jasa Transportasi Sungai Regional − Pusat Jasa Keuangan Regional − Pusat Jasa Pariwisata Regional − Pusat Pemerintahan Daerah Otonomi Kabupaten

  Sukamara − Pusat Pemerintahan Daerah Otonomi Kabupaten PKW-2

  − Pusat Distribusi-Koleksi Barang Umum Regional − Pusat Jasa Transportasi Darat Regional − Pusat Jasa Transportasi Sungai Regional − Pusat Jasa Pariwisata Regional

  ` Nangabulik − Pusat Pemerintahan Daerah Otonomi Kabupaten

  − Pusat Distribusi-Koleksi Barang Umum Regional − Pusat Jasa Transportasi Darat Regional − Pusat Jasa Transportasi Sungai Regional − Pusat Jasa Pariwisata Regional

  Kuala Pembuang − Pusat Pemerintahan Daerah Otonomi Kabupaten − Pusat Industri Perikanan-Laut Regional − Pusat Distribusi-Koleksi Barang Umum Regional

  Kasongan − Pusat Pemerintahan Daerah Otonom Kabupaten − Pusat Distribus-Koleksi Barang Umum Regional − Pusat Jasa Transportasi Darat Regional − Pusat Jasa Transportasi Sungai Regional − Pusat Jasa Pariwisata Regional