Analisis Pengaruh Inflasi Pesaing dan Ke

Jurnal Ekonomi 2015
“ANALISIS PENGARUH INFLASI, PESAING, DAN KEKUATAN
TAWAR-MENAWAR TERHADAP TINGKAT HARGA YANG
DITETAPKAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL”
(Studi Kasus di Pasar Besar Malang)
Shandy Ribawa Kusuma, Dertiani Torina Liukae, Eka Ayuningtyas, Dia Eka Sukmawati,
Darmawi, Nurul Azizah, Astri Devi

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Merdeka Malang
Abstract
Economic activities in Indonesia is still increasing in recent years, especially with the
existence of traditional market. This is due to the fact that traditional market is still an
alternative means for Indonesian to increase their wealth through trades. Hence, good
decision making in pricing is important. The purpose of this research is to identify the
influence of inflation, competitiors, and customers as well as sellers bargaining ability as
variables in determining selling price. This research was done since middle and until end of
December 2015. And the researcher use primary data of 90 respondent (trader). This
research uses Pasar Besar Malang as obeservational object. Data processing uses Validity
Analysis, Reliability Analysis, and Multiple Regression Analysis utilizing SPSS application

version 20.0. And the result of this research is that out of the three independent variables only
inflation variable has significant influence to pricing decision of seller at Pasar Besar
Malang with regression coeficient is 0,353 and significance value is 0,012 (alpha = 0,10).
Key Words : Inflation, Competitors, Bargaining Ability, Selling Price, and Traditional
Market

Jurnal Ekonomi 2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah sejak zaman dahulu kota tidak akan
pernah terlepas dari pusat kegiatan
komersil yang disebut dengan pasar.
Sejarah pasar di awali pada zaman pra
sejarah, dimana di dalam memenuhi
kebutuhan manusia melakukan sistem
barter, yaitu suatu sistem yang diterapkan
antara dua individu dengan cara menukar
barang yang satu dengan barang yang
lainnya dan akhirnya sistem barter ini
berkembang secara luas. Proses penukaran

barang tersebut menimbulkan masalah
akan tempat, di mana tempat sendiri
berkaitan dengan jarak dan waktu tempuh.
Semakin dekat jarak pertukaran semakin
memudahkan memindahkan barang-barang
sehingga terbentuk sebuah pertukaran
barang-barang yang tidak jauh dari
lingkungan kediaman mereka. Tempat
tukar menukar inilah disebut dengan pasar.
Dan setelah manusia mengenal mata uang
sebagai alat tukar menukar yang menjadi
dasar perhitungan bagi seluruh proses
pertukaran barang maka proses tersebut
disebut dengan proses jual beli. Dengan
meningkatnya perkembangan penduduk,
kehidupan sosial, ekonomi dan juga
kemajuan teknologi khususnya dibidang
perdagangan
timbulah
sekelompok

individu baru yang bergerak dalam bidang
pedagang. Pedagang-pedagang inilah yang
membuat tempat-tempat yang
lebih
permanen untuk
berdagang. Pasar
tradisional adalah tempat berjualan yang
tradisional (turun
temurun), tempat
bertemunya penjual dan pembeli dimana
barang-barang
yang
diperjualbelikan
tergantung kepada permintaan pembeli
(konsumen). Pada umumnya pasar
tradisional merupakan tempat penjualan
bahan-bahan kebutuhan pokok (sembako).
Pasar tradisional biasanya dikelola oleh
pemerintah maupun swasta, fasilitas yang
tersedia biasanya merupakan bangsalbangsal, lapak-lapak, gudang, toko-toko,

stand-stand/kios-kios, toilet umum pada

sekitar pasar tradisional. Pada pasar
tradisional proses jual beli terjadi secara
manusiawi dan komunikasi dengan nilainilai kekeluargaan yang tinggi. Di pasar
tradisional cenderung harga menjadi salah
satu faktor pembeli untuk memilih
alternatif pasar tradisional sebagai tempat
untuk memenuhi kebutuhan pokok. Karena
seperti yang kita ketahui bahwa pasar
tradisional memiliki citra harga “murah”
dibandingkan dengan pasar modern yang
ada saat ini. Termasuk juga dengan Pasar
Besar Malang khususnya. Pasar Besar
Malang terdiri dari 914 pedagang dengan
jumlah kios sebanyak 762 unit dan jumlah
los/emper sebanyak 152 unit. Terdapat 15
komoditi yang diperdagangkan di Pasar
Besar Malang tersebut, dimana masingmasing komoditi memiliki dinamika
tersendiri soal urusan penetapan harga.

Bagi pedagang pasar tradisional penetapan
harga dilakukan dengan tujuan untuk
maksimasi laba. Untuk menetapkan harga
tersebut para pedagang memiliki prinsip
tersendiri.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pedagang
dalam
menetapkan harga sangat bervariasi, salah
satunya ialah inflasi, harga pesaing dari
produk sejenis, dan tingkat kekuatan
tawar-menawar antara penjual dan
pembeli. Inflasi dapat mempengaruhi
tingkat harga yang ditetapkan dan jika
dilihat di kota Malang khususnya,
berdasarkan data inflasi Bank Indonesia
kota Malang pada November 2015, tingkat
inflasi kota Malang tertinggi keempat di

Jawa Timur dengan persentase mencapai
5,19% dimana persentase tersebut dapat
dikatakan tinggi dibanding pada November
tahun 2014 lalu yang hanya sebesar 2,41%
dan oleh sebab itu tingkat inflasi tersebut
akan mengakibatkan tingkat harga barangbarang naik. Selain inflasi, pesaing pun
menjadi
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi tingkat harga yang
ditetapkan pedagang. Pedagang akan
melihat terlebih dahulu tingkat harga yang
ditetapkan pesaing untuk kemudian
pedagang mulai memperhitungkan dengan
biaya serta laba yang diinginkan, lalu

Jurnal Ekonomi 2015
menetapkan

harga
dengan
tujuan
memenangkan pasar melalui penetapan
harga yang lebih rendah dibandingkan
pesaingnya. Berikutnya, kekuatan tawarmenawar (bargaining power) merupakan
hal yang sering kita jumpai pada saat
masuk dalam pasar tradisional namun hal
ini kembali lagi kepada kesepakatan antara
pedagang dan pembeli, karena terkadang
tidak semua pedagang menyepakati harga
sesuai dengan apa yang ditawar oleh
pembeli akibat faktor-faktor lain yang
dipertimbangkan oleh pedagang (laba,
biaya, dll). Berlatar belakang hal tersebut
kami tertarik untuk melakukan penelitian
di
Pasar
Besar
Malang

dengan
pembahasan
mengenai
“ANALISIS
PENGARUH INFLASI, PESAING,
DAN
KEKUATAN
TAWARMENAWAR TERHADAP TINGKAT
HARGA
YANG
DITETAPKAN
PEDAGANG PASAR TRADISIONAL.”
B. Rumusan Penelitian
1. Bagaimana pengaruh dari inflasi
terhadap tingkat harga yang
ditetapkan pedagang pasar besar
Malang?
2. Bagaimana pengaruh dari pesaing
terhadap tingkat harga yang
ditetapkan pedagang pasar besar

Malang?
3. Bagaimana pengaruh dari kekuatan
tawar-menawar terhadap tingkat
harga yang ditetapkan pedagang
pasar besar Malang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh dari
inflasi terhadap tingkat harga yang
ditetapkan pedagang pasar besar
Malang
2. Untuk mengetahui pengaruh dari
pesaing terhadap tingkat harga
yang ditetapkan pedagang pasar
besar Malang
3. Untuk mengetahui pengaruh dari
kekuatan tawar-menawar terhadap
tingkat harga yang ditetapkan
pedagang pasar besar Malang
D. Kegunaan Penelitian


Bagi Peneliti

:

Sebagai sarana belajar untuk
mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan
dengan
terjun
langsung
sehingga dapat melihat,
merasakan, dan menghayati apakah
praktikpraktik pembelajaran yang
dilakukan
selama ini sudah efektif dan
efisien.
Bagi Akademisi

:


Dapat dipergunakan sebagai dasar
dari penelitian terdahulu bagi
penelitian sejenis yang akan
datang.

II. LANDASAN TEORI
A. PASAR
1. Pengertian Pasar
Dalam pengertian sempit, pasar dapat
didefinisikan sebagai tempat bertemunya
penjual dan pembeli yang saling
melakukan transaksi jual beli. Di dalam
pasar lah kegiatan transaksi tawar
menawar maupun jual beli terjadi. Kotler
dan Amstrong (1999) mendefinisikan
pasar adalah seperangkat pembeli aktual
dan potensial dari sebuah produk atau jasa.
Ukuran dari pasar sendiri tergantung pada
jumlah
orang
yang
menunjukan
kebutuhan, memiliki kemampuan dalam
pertukaran. Banyak pemasar memandang
penjual sebagai industri dan pembeli
sebagai
pasar,
dimana
penjual
mengirimkan produk dan jasa yang mereka
produksi dan mengkomunikasikan atau
menyampaikannya kepada pasar ; sebagai
gantinya, mereka akan menerima uang dan
informasi dari pasar. Menurut Handri
Ma’aruf (2005) kata “pasar” memiliki tiga
pengertian, yaitu :
1) Pasar dalam arti “tempat”, yaitu
tempat bertemunya para penjual atau
produsen dengan pembeli atau
konsumen.

Jurnal Ekonomi 2015
2) Pasar dalam arti “interaksi
permintaan dan penawaran”, yaitu
pasar sebagai tempat terjadinya
transaksi jual beli.
3) Pasar dalam arti “sekelompok
anggota masyarakat yang memiliki
kebutuhan dan daya beli.” Pengertian
ini merujuk pada dua hal, yaitu
kebutuhan dan daya beli. Jadi, pasar
adalah
orang-orang
yang
menginginkan sesuatu barang atau
jasa dan memiliki kemampuan untuk
membeli.
Pasar tradisional selalu menjadi indikator
nasional
dalam
kaitannya
dengan
pergerakan tingkat kestabilan harga atau
inflasi
domestic.
(www.menlh.go.id/pasarberseri/.pdf).
2. Pasar Tradisional
Definisi istilah pasar tradisional digunakan
untuk
menunjukkan
tempat
bagi
perdagangan pasar yang asli setempat
(indigenous,
native)
yang
sudah
berlangsung sejak lama. Suatu pasar yang
baru dibangun 10 tahun terakhir, misalnya,
dapat dimasukkan dalam jenis pasar
tradisional
karena
perdagangannya
mengunakan cara- cara tradisional
(Brookfield 1969, Dalam Pamardi, 2002).

B. HARGA
1. Pengertian Harga
Harga adalah jumlah uang (kemungkinan
ditambah
beberapa
barang)
yang
dibutuhkan untuk memperoleh beberapa
kombinasi sebuah produk dan pelayanan
yang menyertainya (Angipora, 2002 :
268). Arti lain harga adalah jumlah uang
yang telah disepakati oleh calon pembeli
dan penjual untuk ditukar dengan barang
atau jasa dalam transaksi bisnis normal
(Tandjung , 2004 : 78). Berikut adalah
definisi lain dari harga menurut pandangan
beberapa ahli :
a. Menurut Dolan and Simon
(1996), harga merupakan

sejumlah uang atau jasa
atau barang yang ditukar
pembeli untuk beraneka
produk atau jasa yang
disediakan penjual.
b. Menurut Monroe (1990)
menyatakan bahwa harga
merupakan
pengorbanan
ekonomis yang dilakukan
pelanggan
untuk
memperoleh produk atau
jasa.
c. Menurut Engel, Blackwell
& Miniard dan Kotler
(1996), harga adalah salah
satu faktor penting bagi
konsumen
dalam
mengambil keputusan untuk
melakukan transaksi atau
tidak.
d. Menurut
Kotler
dan
Amstrong (1999), harga
adalah sejumlah uang yang
dibebankan
atas
suatu
produk atau jasa, atau
jumlah dari nilai yang
ditukar
konsumen
atas
manfaat-manfaat
karena
memiliki atau menggunakan
produk tersebut.
2. Faktor-Faktor Penetapan Harga
Keputusan penetapan harga pada
sebuah perusahaan dipengaruhi baik
oleh faktor- faktor internal perusahaan
maupun
faktor-faktor
eksternal
lingkungannya (Kotler, 1999).
 Faktor-faktor internal
yang
mempengaruhi penetapan harga
1) Tujuan Pemasaran

Sebelum menetapkan harga,
perusahaan terlebih dahulu
menentukan tujuan dan
strategi atas produk atau
jasa
yang
diproduksi.
Semakin
jelas
suatu
perusahaan, semakin mudah

Jurnal Ekonomi 2015
perusahaan
tersebut
menetapkan harganya.
3.

menetapkan harga dari
suatu produk atau jasa.
Inflasi

2) Strategi Bauran pemasaran
Keputusan dalam penetapan
harga, harus dihubungkan
dengan
keputusan
rancangan produk, distribusi
dan
promosi
untuk
membentuk
program
pemasaran yang efektif.
3) Biaya
Keputusan
menetapkan
harga di dasarkan pada
perhitungan
biaya-biaya
seperti biaya produksi,
distribusi dan penjualan
produk.
Dengan
memperhitungkan
faktor-faktor biaya yang
ada, perusahaan berharap
harga yang ditetapkan dapat
memberikan laba.


Faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi penetapan harga :
1.
Penawaran dan Permintaan

2.

Harga dipengaruhi oleh
faktor
penawaran
dan
permintaan yang ditetapkan
oleh
penjual
dengan
konsumen, karena harga
pada umumnya ditetapkan
melalui proses “tawarmenawar” antara penjual
dengan pembeli.
Pesaing
Para
pesaing
juga
merupakan faktor yang
cukup
penting
dalam
penetapan harga. Harga
yang
ditetapkan
oleh
pesaing dapat menjadi
ukuran atau patokan dalam

Akibat adanya permintaan
terhadap produk atau barang
jasa
yang
berlebih
sedangkan produk atau jasa
yang ditawarkan tidak dapat
memenuhi
permintaan
tersebut, sehingga terjadi
kenaikan harga dari produk
dan jasa tersebut.
3.
Pendekatan-Pendekatan
Umum
Dalam Penetapan Harga
Harga yang akan dibebankan oleh
perusahaan pada produk dan jasanya akan
berada pada kisaran mulai dari terlalu
rendah untuk menciptakan laba sampai
terlalu
tinggi
untuk
menimbulkan
permintaan (Kotler dan Amstrong ,1999).
Tiga pendekatan yang digunakan adalah :
a. Penetapan Harga Berdasarkan
Biaya
Metode penetapan harga yang
paling sederhana adalah penetapan
harga
biaya-plus
(cost-plus
pricing). Penetapan harga biayaplus
memiliki
pengertian
menambahkan markup standar
pada biaya produk. Menambahkan
markup
standar
memiliki
pengertian penetapan harga dengan
menambahkan biaya pokok produk
dengan semua biaya operasional
dan
perolehan
laba
yang
diinginkan.
b. Penetapan Harga Berdasarkan
Nilai
Metode
penetapan
harga
berdasarkan
nilai
memiliki
pengertian menetapkan harga
berdasarkan persepsi pembeli atas
nilai, bukannya atas biaya yang
ditanggung oleh penjual. Ada aspek
psikologis terkait pada penetapan
harga berdasarkan nilai, karena
minat konsumen akan produk atau

Jurnal Ekonomi 2015
jasa menjadi faktor yang harus
diperhatikan oleh perusahaan.

harga memiliki
peranan
penting
dalam
bauran
pemasaran dikarenakan :

c. Penetapan Harga Berdasarkan
Pesaing
Metode
penetapan
harga
berdasarkan pesaing, memiliki
pengertian
bahwa
perusahaan
menetapkan
harga
produknya
dengan berpatokan pada harga yang
ditawarkan oleh pesaing produk
sejenis. Dengan cara ini, peritel
tidak akan segera mengubah harga
jualnya meskipun ada perubahan
harga pokok produk atau ada
permintaan konsumen (Berman dan
Evans, 2001).

(1) Elasitas harga lebih
besar pengaruh terhadap
permintaan dibandingkan
dengan elasitas elemen
marketing mix lainnya;
(2) Perubahan
harga
sangat
mempengaruhi
perubahan
jumlah
penjualan;
(3) Pelaksanaan
perubahan harga jauh
lebih mudah dibandingkan
dengan rencana perubahan
strategi
produk
atau
promosi;
(4) Reaksi perusahaan
saingan
terhadap
perubahan harga biasanya
lebih cepat dan sensitif;
(5) Dalam
melaksanakan
implementasi harga tidak
memerlukan
investasi
modal (Baker, Michael J,
Prof., Marketing Strategy
and
Management
McMillan Press Ltd, 200).
Dilihat dari strategi yang
paling banyak digunakan
oleh para peritel tersebut
adalah
strategi
harga
murah, dimana masingmasing peritel berusaha
menjual
produknya
dengan harga yang lebih
murah agar gerai mereka
menjadi pilihan konsumen
untuk berbelanja.

4. Fungsi Harga
1. Mewujudkan tujuan perusahaan
dalam pencapaian laba
2. Menggambarkan sebuah produk
3. Mencari marketplace-nya (apakah
konsumen akan membeli pada
tingkat harga yang ditetapkan)
4. Membantu mempositioning produk
pada benak konsumen. Sedangkan
dilihat dari peranan harga dalam
bauran pemasaran peranan harga
cenderung
meningkat
apabila
kondisi-kondisi berikut terjadi;
a. produk tersebut pertama
kali diterjunkan ke pasar;
b. dikaitkan dengan tujuan
perusahaan;
c. perusahaan
kompetitor
melakukan
penurunan
harga;
d. adanya produk baru yang
dihasilkan
dari
pengembangan
teknologi
baru yang mempunyai sifat
subtitusi dan lebih efisien
serta
efektif
(Baker,
Michael J, Prof. Marketing
Strategy and Management:
McMillan Press Ltd, 200).
Disamping itu menurut dari
Prof. Michael J Baker,

C. INFLASI
Inflasi, merupakan suatu nilai dimana
tingkat harga barang dan jasa secara umum
mengalami kenaikan. Kenaikan harga ini
juga
bersifat
terus-menerus
dan
mengakibatkan kenaikan harga pada
barang lainnya. Kenaikan harga dari satu

Jurnal Ekonomi 2015
atau dua barang saja tidak disebut inflasi,
kecuali bila kenaikan tersebut meluas
kepada (atau mengakibatkan kenaikan)
sebagian besar dari harga barang-barang
lain (Boediono, 1982 : 155).
Teori Keynes mengemukakan bahwa
inflasi terjadi karena masyarakat ingin
hidup di luar batas kemampuan
ekonominya, sehingga menyebabkan
permintaan efektif masyarakat terhadap
barang-barang (permintaan agregat)
melebihi jumlah barang-barang yang
tersedia (penawaran agregat), akibatnya
akan
terjadi
inflationary
gap.
Keterbatasan jumlah persediaan barang
(penawaran agregat) ini terjadi karena
dalam jangka pendek kapasitas produksi
tidak dapat dikembangkan untuk
mengimbangi
kenaikan
permintaan
agregat. Oleh karenanya sama seperti
pandangan kaum monetarist, Keynesian
models ini lebih banyak dipakai untuk
menerangkan fenomena inflasi dalam
jangka pendek (Boediono, 1982 : 161).
Teori strukturalis, yakni teori yang
mengatakan bahwa inflasi disebabkan
oleh pertama, “ketidakelastisan” dari
penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor
yang tumbuh secara lamban dibanding
dengan pertumbuhan sektor-sektor lain.
Kelambanan ini disebabkan karena : (a)
Harga di pasar dunia dari barang-barang
ekspor negara tersebut makin tidak
menguntungkan (dibanding dengan harga
barang-barang impor yang harus
dibayar). (b) Supply atau produksi
barang-barang ekspor yang tidak
responsif terhadap kenaikan harga(supply
barang-barang ekspor yang tidak elastis).
Kelambanan pertumbuhan ekspor ini
berarti kelambanan kemampuan untuk
mengimpor
barang-barang
yang
dibutuhkan (untuk konsumsi maupun
investasi). Dan yang kedua, disebabkan
karena “ketidakelastisan” dari supply
atau produksi bahan makanan di dalam
negeri. Dikatakan bahwa produksi bahan
makanan dalam negeri tidak tumbuh

secepat pertambahan penduduk dan
penghasilan per kapita, sehingga harga
bahan makanan di dalam negeri
cenderung untuk naik melebihi kenaikan
harga-harga barang lain. Ketiga, inflasi
disebabkan juga oleh kebijaksanaan
moneter pemerintah sendiri. Sebagai
misal, ketidakmampuan produksi bahan
makanan dalam negeri untuk tumbuh
mungkin
sekali
disebabkan
oleh
penekanan harga bahan makanan di
dalam
negeri
sehingga
gairah
berproduksi petani menurun. Dan
seringkali
dijumpai
bahwa
ketidakmampuan produksi barang-barang
ekspor untuk tumbuh disebabkan karena
kurs valuta asing ditekan terlalu rendah
dengan tujuan untuk menekan inflasi
(Boediono, 1982 : 166).

D. HIPOTESIS
Hipotesis

dalam

penelitian

ini

adalah:
1. Ho
: Tidak ada pengaruh yang
signifikan secara parsial antara
inflasi terhadap tingkat harga yang
ditetapkan
pedagang
pasar
tradisional.
Ha
: Ada pengaruh yang
signifikan secara parsial antara
inflasi terhadap tingkat harga yang
ditetapkan
pedagang
pasar
tradisional.
2. Ho
: Tidak ada pengaruh yang
signifikan secara parsial antara
pesiang terhadap tingkat harga
yang ditetapkan pedagang pasar
tradisional.
Ha
: Ada pengaruh yang
signifikan secara parsial antara
pesaing terhadap tingkat harga
yang ditetapkan pedagang pasar
tradisional.
3. Ho
: Tidak ada pengaruh yang
signifikan secara parsial antara
kekuatan tawar-menawar terhadap
tingkat harga yang ditetapkan
pedagang pasar tradisional.

Jurnal Ekonomi 2015
Ha
: Ada pengaruh yang
signifikan secara parsial antara
Variabel

Definisi
Operasion
al

Nilai
Tukar
Rupiah,
Kenaikan
Harga
BBM, dan
Permintaa
n Barang
Pesaing Jumlah
Pesaing,
Diferensia
si Produk,
dan
Promosi
Kekuata Durasi
n Tawar- Waktu,
Menawa Dominasi,
dan
r
Frekuensi
TawarMenawar

Alat
Ukur

Hasil
Ukur

Skala
Ukur

Inflasi

-Sangat
Setuju
- Setuju
Kuesi
oner

- Netral
-Tidak
Setuju

Like
rt

-Sangat
Tidak
Setuju

kekuatan tawar-menawar terhadap
tingkat harga yang ditetapkan
pedagang pasar tradisional.

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
Penelitian ini terdiri atas variabel bebas,
yaitu Inflasi (X1), Pesaing (X2), Kekuatan
Tawar-Menawar (X3). Dan variabel terikat
adalah Tingkat Harga (Y).
B. Definisi Konseptual Variabel
 Variabel Bebas :
1. Variabel inflasi, adalah indikator
untuk melihat tingkat perubahan,
dan dianggap terjadi jika proses
kenaikan harga berlangsung secara
terus menerus dan saling pengaruhmempengaruhi atau dapat diartikan
peningkatan persediaan uang yang
dilihat
sebagai
penyebab

meningkatnya harga (Samuelson,
Nordhdaus, 2001 ; 381)
2. Variabel pesaing adalah perusahaan
atau individu yang menghasilkan
atau menjual barang dan jasa yang
sama atau mirip dengan produk
yang ditawarkan serta dengan
harga yang relatif sama (Michael
Porter, 2011)
3. Variabel kekuatan tawar-menawar
adalah suatu jenis negosiasi yang
dilakukan oleh penjual dan pembeli
untuk menentukan harga suatu
barang. Hal ini biasanya dilakukan
di pasar tradisional (Wikipedia,
2015)
 Variabel Terikat :
1. Variabel harga, adalah sejumlah
uang yang dibebankan untuk sebuah
produk dan
jasa (Philip
Kotler, 1999).
C. Definisi Operasional Variabel
D. Waktu dan Lokasi Penelitian
Kami melakukan penelitian ini dari
pertengahan bulan Desember 2015 hingga
akhir Desember 2015. Penelitian ini
dilakukan di Pasar Besar Jalan Kyai Tamin
no. 1A Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan
Klojen, Malang - Jawa Timur.
E. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data
objek penelitian kualitatif dari data primer
melalui pemberian kuesioner kepada 90
responden (pedagang pasar tradisional
Pasar Besar Malang) pada 5 sektor/
komoditi, yaitu elektronik, emas, sayuran
dan buah, sembako, serta baju dan sepatu.
F. Populasi, Sampel,
Pengambilan Sampel

dan

Teknik

Target populasi dalam penelitan ini
adalah pedagang pasar tradisional dari

Jurnal Ekonomi 2015
Pasar Besar Malang. Berdasarkan
informasi yang kami peroleh dari website
https://www.academia.edu/15768163/Pro
filing_Pasar_Tradisional_di_Kota_Malan
g bahwa jumlah populasi pedagang di
Pasar Besar Malang berjumlah 914
pedagang, dan yang diambil sebagai
sampel
menurut
rumus
Slovin
(Juliansyah Noor, 2011 : 158)
n=

N
2
1+ Nα

Keterangan :
n = sampel
N = populasi
α
=
tingkat
kesalahan
(10% atau
0,1)




Dan akan diperoleh
perhitungan
sebagai
berikut:
914
n=
1+914 x 0,12
n=90, 13

Jadi, banyaknya sampel yang
diambil sebanyak 90,13 atau
dibulatkan menjadi 90 pedagang
pasar tradisional dengan teknik
penarikan sampel menggunakan
accidental sampling.
G. Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
2. Studi Pustaka
H. Instrumen Penelitian
1) Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan
suatu instrumen (Arikunto, 2006 :
168). Validitas berkaitan dengan
permasalahan apakah instrumen
yang
dimaksudkan
untuk
mengukur sesuatu dapat mengukut

secara tepat terhadap sesuatu yang
diukur tersebut. Alat untuk
mengukur validitas ynag digunakan
adalah teknik korelasi product
moment Pearson. Suatu indikator
dikatakan valid, apabila rhitung >

rtabel.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas
adalah
sesuatu
instrumen yang cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto, 2006 : 178). Jadi, syarat
kualifikasi
suatu
instrumen
pengukur
adalah
konsistensi,
keajegan atau tidak berubahubah.Alat
untuk
mengukur
reliabilitas dengan menggunakan
Alpha Cronbach. Suatu variabel
dikatakan reliabel, apabila :
Hasil Alpha Cronbach > 0,60
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis
kualitatif. Dengan perincian sebagai
berikut :
1. Analisis Deskriptif : berisi
tentang
bahasan
secara
deskriptif mengenai jawaban
yang diberikan responden pada
kuesioner.
2. Analisis
Regresi
Linier
Berganda : untuk mengetahui
pengaruh
variabel
bebas
terhadap variabel tidak bebas
(terikat) dengan persamaan
regresi :
Y = a + b1x1 + b2x2+ b3x3
Keterangan :
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
Y = Tingkat Harga
X1 = Inflasi

Jurnal Ekonomi 2015
X2 = Pesaing
X3 = Kekuatan Tawar
Menawar
3. Pengujian Hipotesis : Untuk
membuktikan hipotesis dalam
penelitian ini apakah variabel
bebas berpengaruh terhadap
variabel
terikat,
maka
digunakan beberapa pengujian,
yaitu uji- t.
Dan dalam penelitian ini
menggunakan alat bantu SPSS
Versi 20.0.

IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Responden
Deskripsi responden dalam penelitian ini
dapat dilihat dari sektor/komoditi, jenis
kelamin, usia, pendapatan/bulan, dan
lama berjualan yang menjadi responden
penelitian mengenai pengaruh inflasi,
pesaing, dan kekuatan tawar-menawar
terhadap tingkat harga yang ditetapkan
pedagang pasar tradisional (studi kasus di
Pasar Besar Malang).
Dan berikut ini penjelasan mengenai
jumlah kuesioner yang disebar kepada
sejumlah pedagang pasar tradisional di
Pasar Besar Malang, jumlah jawaban
responden yang kembali serta jawaban
responden yang layak diolah, sebagai
berikut :
Tabel 4.1
Hasil Penyebaran Kuesioner
Keterangan
Kuesioner yang
disebar
Kuesioner
kembali
Kuesioner
rusak/tidak
lengkap
Kuesioner diolah

Jumlah
90
90
90

Tingkat
100%
kembalian
responden
Keterangan : Data Primer yang
diolah
Dari tabel hasil penyebaran kuesioner
menunjukkan dalam penelitian ini
disebarkan sebanyak 90 kuesioner, tidak
ada yang rusak, sehingga jumlah
kuesioner yang layak diolah sebanyak 90
kuesioner. Berikut ini akan disajikan
deskripsi para responden yang telah
melakukan pengisian kuesioner.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan
Sektor/Komoditi
Sebanyak 90 responden dapat dibedakan
menurut sektor/komoditinya seperti yang
ada dalam tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan
Sektor/Komoditi
No
.
1.
2.
3.
4.

Keterang Jumla Persenta
an
h
se
Elektronik 18
20%
Emas
18
20%
Sembako
18
20%
Sayuran
18
20%
dan Buah
5. Baju dan 18
20%
Sepatu
Total
90
100%
Keterangan : Data primer yang
diolah
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah
responden
berdasarkan
kelima
sektor/komoditi, masing-masing diambil
18 orang pedagang sebagai responden
dalam penelitian ini.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Dari sebanyak 90 responden dapat
dibedakan menurut jenis kelaminnya

Jurnal Ekonomi 2015
seperti yang ada dalam tabel 4.3 berikut ini
:

responden dengan usia 20-25 tahun
sebanyak 21 orang pedagang, responden
dengan usia 25-30 tahun sebanyak 25
orang pedagang, responden dengan usia
30-45 tahun sebanyk 31 orang pedagang,
dan terakhir responden dengan usia diatas
45 tahun sebanyak 7 orang pedagang. Hal
ini menunjukkan rata-rata usia pedagang di
Pasar Besar Malang adalah antara 30-45
tahun.

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
No Keterang Jumla Persenta
.
an
h
se
1. Perempua 52
57,8 %
n
2. Laki-Laki 38
42,2%
Total
90
100%
Keterangan : Data primer yang
diolah

4. Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendapatan/Bulan

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah
responden perempuan sebanyak 52 orang
pedagang dan jumlah responden laki-laki
sebanyak 38 orang pedagang, maka dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar
responden dalam penelitian ini adalah
perempuan. Jadi, pedagang di Pasar Besar
No
Malang didominasi oleh perempuan.

Dari sebanyak 90 responden dapat
dibedakan menurut pendapatan/bulannya
seperti tercantum dalam tabel 4.5 berikut
ini :
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendapatan/Bulan
Keterangan

Jumlah

Persentase

1-2 juta
5
5,6%
3. Karakteristik Responden Berdasarkan 1.
2.
2-3 juta
12
13,3%
Usia
3.
3-4 juta
19
21,1%
Usia menunjukkan umur responden pada 4.
4-5 juta
25
27,8%
saat penelitian dilakukan. Karakteristik 5.
> 5 juta
29
32,2%
usia responden dapat dilihat pada tabel 4.4 Total
90
100%
berikut ini :
Keterangan : Data primer yang diolah
Tabel 4.4
Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah
responden yang berpenghasilan/bulan
Karakteristik Responden Berdasarkan
sebesar 1-2 juta sebanyak 5 orang
Usia
pedagang, yang berpenghasilan/bulan
sebesar 2-3 juta sebanyak 12 orang
No Keterangan Jumla Persentase
pedagang, yang berpenghasilan/bulan
.
h
sebesar 3-4 juta sebanyak 19 orang
1.
< 20 tahun
6
6,7%
pedagang, yang berpengahasilan sebanyak
2.
20-25 tahun 21
23,3%
4-5 juta sebanyak 25 orang pedagang, dan
3.
25-30 tahun 25
27,8%
yang berpenghasilan lebih dari 5 juta
4.
30-45 tahun 31
34,4%
sebanyak 29 orang pedagang.
5.
> 45 tahun
7
7,8%
Total
90
100%
5. Karakteristik Responden Berdasarkan
Keterangan : Data primer yang diolah
Lama Berjualan
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah
responden berusia kurang dari 20 tahun
sebanyak 6 orang pedagang, kemudian

Karakteristik Responden Berdasarkan
lama berjualan dapat dilihat pada tabel 4.6
dibawah ini :

Jurnal Ekonomi 2015
Tabel 4.6

Keterangan : Data primer yang diolah

Karakteristik Responden Berdasarkan
Lama Berjualan

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas,
maka dapat dikemukakan bahwa hasil uji
rhitung pada setiap item pertanyaan lebih
besar daripada rtabel. Dengan demikian, 7
item uraian yang digunakan dalam inflasi
adalah valid.

No Keterangan Jumlah Persentase
.
1.
< 5 tahun
20
22.2 %
2.
> 5 tahun
70
77,8%
Total
90
100%
Keterangan : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa
jumlah
responden
yang
berjualan/berdagang di Pasar Besar
Malang kurang dari 5 tahun sebanyak 20
orang pedagang, sedangkan yang telah
berjualan/berdagang di Pasar Besar
Malang diatas 5 tahun sebanyak 70 orang
pedagang. Hal ini menunjukkan eksistensi
Pasar Besar Malang yang sudah ada sejak
bertahun-tahun lamanya.
B. Uji Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan analisis terhadap data
primer maka perlu dilakukan uji validitas
dan reliabilitas terhadap kuesioner yang
dipakai dalam penelitian ini. Analisis data
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.

Uji Validitas
Hasil uji validitas adalah sebagai
berikut :

b. Variabel Pesaing (X2)
Variab
el

Urai
an
1
2
Tingkat 3
Harga
4
5
6

rhitung

rtabel

0,460 0,175
0,566 0,175
0,265 0,175
0,421 0,175
0,479 0,175
0,499 0,175
Tabel 4.8

Keterang
an
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Rangkuman Hasil Uji Validitas Pesaing
Variabe
l

Ura rhitung rtabel
Ketera
ian
ngan
1
0,498 0,175 Valid
2
0,427 0,175 Valid
3
0,461 0,175 Valid
Pesaing
4
0,495 0,175 Valid
5
0,331 0,175 Valid
6
0,414 0,175 Valid
Keterangan : Data primer yang diolah

Tabel 4.7

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas,
maka dapat dikemukakan
bahwa hasil
uji rhitung pada setiap item pertanyaan lebih
besar daripada rtabel. Dengan demikian, 6
item uraian yang digunakan dalam pesaing
adalah valid.

Rangkuman Hasil Uji Validitas Inflasi

c. Variabel Kekuatan Tawar-Menawar (X3)

a. Variabel Inflasi (X1)

Varia
bel
Inflasi
Variabel

Urai
an
1
2Uraia
3n
41
2
Kekuatan 5
63
Tawar4
Menawar 7
5
6

rhitung

rtabel

Ketera
ngan
0,695 0,175 Valid
rhitung 0,175
rtabel Valid
Keterang
0,761
an
0,219 0,175 Valid
0,648
0,175
Valid
0,396 0,175 Valid
0,2930,175
0,175Valid
Valid
0,617
0,302
0,175
Valid
0,223 0,175 Valid
0,6510,175
0,175Valid
Valid
0,508
0,469 0,175 Valid
0,283 0,175 Valid

Tabel 4.9
Rangkuman Hasil Uji Validitas
Kekuatan Tawar-Menawar
Keterangan : Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas,
maka dapat dikemukakan bahwa hasil uji
rhitung pada setiap item pertanyaan lebih
besar daripada rtabel. Dengan demikian, 6

Jurnal Ekonomi 2015
item uraian yang digunakan dalam
kekuatan tawar-menawar adalah valid.

sebesar 0,657, dan variabel tingkat harga
sebesar 0,636. Dan dari hasil-hasil
tersebut terlihat bahwa reliabilitas
masing-masing variabel menunjukkan
angka lebih besar dari 0,6 sehingga
kuesioner dinyatakan reliabel.

d. Variabel Tingkat Harga (Y)
Tabel 4.10
Rangkuman Hasil Uji Validitas
Variabel

Koef.reg
resi

Std.Er
or

Konstanta 2,212

0,593

thitun
g
3,728

Sig.

Inflasi

0,353

0,138

2,561

0,012

Pesaing

0,073

0,116

0,625

0,534

Kekuatan
TawarMenawar

- 0,078

0,131

0,595

0,553

0,000

C. Uji Hipotesis
1. Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Regresi
linier
berganda
digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas. Hasil
regresi tersebut adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.12

R
0,272
R-Squared
0,074
Adj R-Squared
0,042
F-Hitung
2,292
Probabilitas F
0,084
Tingkat Harga
Keterangan : Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data di
atas, maka dapat dikemukakan bahwa
hasil uji rhitung pada setiap item pertanyaan
lebih besar daripada rtabel. Dengan
demikian, 6 item uraian yang digunakan
dalam tingkat harga adalah valid.
2. Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dari penelitian pada
masing-masing variabel adalah sebagai
berikut
Tabel 4.11
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas
Keterangan : Data primer yang
diolah
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan
dengan menggunakan program SPSS, hasil
perhitungan terhadap variabel inflasi
sebesar 0,688, variabel pesaing sebesar
0,620, variabel kekuatan tawar-menawar

Rangkuman Hasil Regresi Linier
Berganda
Keterangan : Data primer yang
diolah
a. Analisis Regresi Linier Berganda
dengan Persamaan
Variabel
Koefisie Critic
n
al
Keterang
Cronbac Value an
h Alpha
Inflasi (X1) 0,688
0,6
Reliabel
Pesaing
0,620
0,6
Reliabel
(X2)
Kekuatan
0,657
0,6
Reliabel
TawarMenawar
(X3)
Tingkat
0,636
0,6
Reliabel
Harga (Y)
Hasil pengolahan data untuk regresi
linier berganda dengan menggunakan
program SPSS 20.0 dapat dilihat pada
tabel 4.12. Dari tabel tersebut dapat
disusun persamaan regresi linier
berganda seperti berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2+ b3x3
Y = 2,212 + 0,353 X1 + 0,073 X2 –
0,078 X3

Jurnal Ekonomi 2015
Berdasarkan persamaan regresi linier
berganda di atas dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Nilai konstanta sebesar 2,212,
hal ini menunjukkan bahwa
apabila
variabel
inflasi,
pesaing, dan kekuatan tawarmenawar berubah, maka tingkat
harga tetap bernilai positif.
2) Koefisien
regresi
variabel
inflasi (b1) bernilai positif
sebesar
0,353,
hal
ini
menunjukkan bahwa jika inflasi
meningkat satu persen maka
akan terjadi kenaikan harga
sebesar 0,353 persen, dimana
Variabel thitung ttabel Sig.
Kesimpu
lan
Inflasi
2,561 1,66 0,012 Signifika
n
Pesaing 0,625 1,66 0,534 Tidak
Signifika
n
Tingkat 1,66 0,553 Tidak
Harga
0,595
Signifika
n
variabel pesaing dan kekuatan
tawar-menawar dianggap tetap.
3)
Koefisien
regresi
variabel
pesaing (b2) bernilai positif
sebesar
0,073,
hal
ini
menunjukkan
bahwa
jika
jumlah pesaing meningkat satu
persen maka akan terjadi
kenaikan harga sebesar 0,073
persen, dimana variabel inflasi
dan kekuatan tawar-menawar
dianggap tetap.
4)
Koefisien
regresi
variabel
kekuatan tawar-menawar (b3)
bernilai negatif sebesar 0,078,
hal ini menunjukkan bahwa jika
kekuatan
tawar-menawar
meningkat satu persen maka
akan terjadi penurunan harga
sebesar 0,078 persen, dimana
variabel inflasi dan pesaing
dianggap tetap.

b. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah secara parsial
terdapat pengaruh antara inflasi, pesaing,
dan kekuatan tawar-menawar terhadap
tingkat harga yang ditetapkan pedagang
pasar tradisional.
 Uji t
Uji t ini digunakan untuk
membuktikan pengaruh antara
inflasi, pesaing, dan kekuatan
tawar-menawar
terhadap
tingkat harga yang ditetapkan
pedagang pasar tradisional
dapat dilakukan dengan cara
membuktikan nilai sig. dengan
α =0,10.
Hasil pengujian hipotesis
tersebut adalah sebagai berikut
:
Tabel 4.13
Hasil Uji t
Keterangan : Data primer yang diolah
1. Inflasi
1) Ho : Tidak ada pengaruh yang
signifikan
secara
parsial
variabel inflasi terhadap tingkat
harga.
Ha : Ada pengaruh yang
signifikan
secara
parsial
variabel inflasi terhadap tingkat
harga.
2) Menggunakan
taraf
signifikansi ( α ¿=0,10 dan
ttabel
Inflasi (X1) = 2,561 dan sig. =
0,012.
Karena
tingkat
α < 0,10
signifikansi
dan
thitung > ttabel , maka Ho ditolak
dan menerima
Ha. Artinya
bahwa ada pengaruh yang
signifikan secara parsial antara
inflasi dengan tingkat harga.
2.
Pesaing

Jurnal Ekonomi 2015
1) Ho : Tidak ada pengaruh yang
signifikan
secara
parsial
variabel pesaing terhadap
tingkat harga.
Ha : Ada pengaruh yang
signifikan
secara
parsial
variabel pesaing terhadap
tingkat harga.
2) Menggunakan
taraf
signifikansi ( α ¿=0,10 dan
ttabel
Pesaing (X2) = 0,625 dan sig. =
0,534.
Karena
tingkat
α > 0,10
signifikansi
dan
thitung < ttabel , maka Ho diterima
dan menolak Ha. Artinya,
bahwa tidak ada pengaruh
yang signifikan secara parsial
antara pesaing dengan tingkat
harga.
3.
Kekuatan Tawar-Menawar
1) Ho : Tidak ada pengaruh yang
signifikan
secara
parsial
variabel
kekuatan
tawarmenawar terhadap tingkat
harga.
Ha : Ada pengaruh yang
signifikan
secara
parsial
variabel kekuatan tawarmenawar terhadap tingkat
harga.
2) Menggunakan
taraf
α
¿=0,10
signifikansi (
dan
ttabel
Kekuatan tawar-menawar (X3)
= - 0,595 dan sig. = 0,553.
Karena tingkat signifikansi
α > 0,10 thitung < ttabel, maka
Ho diterima dan menolak Ha.
Artinya, bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan
secara parsial antara kekuatan
tawar-menawar dengan tingkat
harga.
D. Pembahasan
Hasil penelitian mengenai pengaruh
inflasi, pesaing, dan kekuatan tawarmenawar terhadap tingkat harga yang
ditetapkan pedagang pasar tradisional
dapat dibuat pembahasan sebagai berikut:

1. Pengaruh Inflasi
Tingkat Harga

Terhadap

Inflasi mempunyai pengaruh
terhadap tingkat harga yang
ditetapkan pedagang dengan
didapati uji t 2,561 dengan sig.
0,012. Penyebab utama inflasi
di Kota Malang adalah antara
lain: daging ayam ras sebesar
0,0569%, cabai merah sebesar
0,0366%, tongkol pindang
sebesar 0,0142 %, pir sebesar
0,0126%, kentang sebesar
0,0104%, labu siam/ jipang
sebesar 0,0083%, telur ayam
ras sebesar 0,0075%, daging
sapi sebesar 0,0066%, ketimun
sebesar
0,0055%,
bumbu
masak jadi sebesar 0,0048%,
dll. Dan -0,1047% sumbangan
inflasi dari komoditas sandang,
komoditas
sandang
yang
dominan
memberikan
sumbangan inflasi adalah
celana panjang katun sebesar
0,0018%, celana panjang jeans
sebesar 0,0005%, kemeja
panjang katun dan kemeja
pendek sebesar 0,0002%, dll
(BPS
Kota
Malang,
November 2015). Adanya
inflasi tersebut disebabkan
karena adanya indikator seperti
penurunan mata uang Rupiah
terhadap Dolar, kemudian
naiknya turunnya harga BBM,
serta demand pull inflationn
(naiknya permintaan dengan
tidak diimbangi kenaikan
potensi
produktif)
yang
akhirnya
menyebabkan
sektor/komoditi yang telah
disebutkan tersebut mengalami
kenaikan harga dan menjadi
pemicu kenaikan tingkat inflasi
Kota Malang pada khususnya.
Dan hasil analisis juga
menunjukkan adanya pengaruh

Jurnal Ekonomi 2015
yang signifikan dan positif dari
inflasi terhadap tingkat harga.
Pengaruh
positif
tersebut
menunjukkan bahwa, jika
inflasi
di
kota
Malang
meningkat/naik maka harga
barang/komoditas
yang
diperjualbelikan oleh pedagang
di Pasar Besar Malang juga
mengalami kenaikan. Jadi, saat
pedagang akan menetapkan
harga jual barang dagangan,
sebagian besar melihat kondisi
perekonomian terlebih dahulu
sehingga
mereka
akan
menyesuaikan dengan tingkat
laba (profit margin) untuk pada
akhirnya mereka menyepakati
harga tertentu yang akan
diberlakukan
bagi
calon
pembeli.
2. Pengaruh Pesaing
Tingkat Harga

Terhadap

Setelah di uji t didapati hasil uji
t sebesar 0,625 dengan sig.
0,534. Dan secara parsial
pesaing
tidak
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap tingkat harga. Hal ini
dapat saja terjadi karena
berdasarkan survei saat turun di
lapangan (pasar besar Malang)
didapat fakta bahwa hampir
rata-rata dari 90 responden
tidak
terpengaruh
dengan
adanya pesaing (harga pesaing
khususnya) karena pengaruh
lamanya
jangka
waktu
berjualan para pedagang (tabel
4.6) sehingga berimbas pada
strategi
dagang
mereka.
Artinya, semakin seseorang
berpengalaman maka mereka
telah memiliki pakem masingmasing dalam menetapkan
harga, tanpa harus dipengaruhi
pesaing (bukan faktor utama).
Dan dari hasil uji t tersebut

mendukung adanya fakta itu.
Jadi, ketika pesaing (harga
pesaing) meningkat/naik maka
harga barang/komoditas yang
diperjualbelikan oleh pedagang
di Pasar Besar Malang belum
tentu
akan
mengalami
perubahan yang signifikan
dikarenakan pasar besar hampir
mendekati pasar persaingan
sempurna.
3. Pengaruh
Menawar
Harga

Kekuatan TawarTerhadap Tingkat

Berdasarkan uji t didapati hasil
uji t sebesar - 0,595 dengan
sig. 0,553 dan dari hasil
tersebut disimpulkan bahwa
ada pengaruh negatif tetapi
tidak signifikan secara parsial
dari kekuatan tawar-menawar
terhadap tingkat harga. Ini
menunjukkan bahwa ketika
kekuatan
tawar-menawar
antara penjual dan pembeli
menguat, maka harga tidak
akan mengalami perubahan
secara
signifikan
(tidak
mengubah harga secara drastis)
meskipun dapat dikatakan
Pasar Besar hampir mendekati
pasar persaingan sempurna,
namun hal tersebut belum
dipraktikan
dengan
baik
sehingga terkadang ada faktor
lain
yang
menyebabkan
negosiasi dari tawar menawar
antara penjual dan pembeli
tidak tercapai. Dan penyebab
hal tersebut bermacam-macam
salah satunya seperti yang kita
temukan ketika turun ke
lapangan
adanya sejumlah
pedagang
yang
dalam
praktiknya mempunyai strategi
harga dengan menetapkan 2

Jurnal Ekonomi 2015
harga yang berbeda (pertama,
harga yang sebenarnya dan
yang kedua, harga manipulasi).
Artinya, penjual menawarkan
harga yang kedua terlebih
dahulu, agar terjadi tawarmenawar antara penjual dan
pembeli dan biasanya pada
akhir proses tawar-menawar
penjual menyepakati harga
sesuai
harga
pertama
(sesungguhnya). Atau dapat
disederhanakan, bahwa harga
barang yang dijual tersebut
sebenarnya tidak mengalami
peningkatan
maupun
penurunan (statis). Dan pemicu
lainnya adalah karena beberapa
sektor yang kami ambil
sebagai penelitian seperti
elektronik dan emas karena
seringkali harga dari kedua
komoditas
tersebut
tidak
berpengaruh terhadap tawarmenawar
atau
relatif
berpanutan pada harga standar
(harga pas).

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan
yang kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Inflasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat
harga
yang
ditetapkan
pedagang pasar tradisional, hal
ini dibuktikan dengan nilai
koefisien regresi 0,353 dan
nilai signifikansi sebesar 0,012
(Ha diterima).
2. Pesaing tidak berpengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap tingkat harga yang
ditetapkan pedagang pasar
tradisional, hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien regresi

0,073 dan nilai signifikansi
sebesar 0,534 (Ha ditolak).
3. Kekuatan tawar-menawar tidak
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap tingkat
harga
yang
ditetapkan
pedagang pasar tradisional, hal
ini dibuktikan dengan nilai
koefisien regresi -0,078 dan
nilai signifikansi sebesar 0,553
(Ha ditolak).
B. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini masih memiliki
beberapa
keterbatasan
diantaranya
sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya terbatas pada 3
variabel bebas untuk mengukur
tingkat harga yang ditetapkan
pedagang pasar tradisional, terlihat
dari hasil uji regresi berganda yang
berpengaruh secara signifikan
adalah variabel inflasi sehingga
perlu dicari tahu variabel bebas lain
yang juga berpengaruh signifikan
terhadap tingkat harga yang
ditetapkan
pedagang
pasar
tradisional di Pasar Besar Malang
selain inflasi.
2. Penelitian ini juga belum cukup
mencerminkan gambaran secara
keseluruhan pedagang di Pasar
Besar
Malang
dikarenakan
kuesioner
yang
dibagikan
menggunakan
sistem
acak
(accidental sampling) dan hanya
untuk 5 sektor/komoditi.
3. Penelitian ini kurang didukung
dengan penelitian terdahulu yang
sejenis dikarenakan sulit mencari
referensi yang serupa dengan jurnal
ini.
C. Saran

Jurnal Ekonomi 2015
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dikemukakan, dapat diberikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti dengan topik
sejenis diharapkan untuk
melanjutkan penelitian ini
dengan
menambahkan
variabel independen lainnya
sehingga mencakup lebih luas
lagi dalam penelitiannya.
2. Penelitian
selanjutnya
diharapkan
memperluas
sampel pasar yang tidak hanya
pada Pasar Besar Malang
untuk
memperkuat
hasil
penelitian.
3. Penelitian
selanjutnya
diharapkan
menambah
sektor/komoditi lain ketika
melakukan penelitian untuk
memperkuat dan memperjelas
hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Belajar

Ekonomi. 2015. Pengertian
Inflasi, Jenis, Teori, Dampak, dan
Cara
Mengatasi
Inflasi.
http://www.ekonomiholic.com/20
15/01/pengertian-inflasi-jenisteori-dampak.

Boediono. 1982. Ekonomi Makro. Edisi
Ke-IV. Cetakan Ke-V. BPFE.
Jogjakarta.
Budi Wahyono. 2013. Pengertian, Dasar
Penetapan dan Tujuan Penetapan
Harga.http://www.pendidikaneko
nomi.com/2013/02/pengertiandasar-penetapan-dan-tujuan.
Juliansyah, Noor. 2011. Metodologi
Penelitian.
Edisi
Ke-I.
Prenadamedia Group. Jakarta.

Lp3i.

2013.
Makalah
Strategi
Pemasaran dan Analisis Pesaing
Kewirausahaan.
http://dstar966.blogspot.co.id/201
3/12/strategi-pemasaran-dananalisis-pesaing.

Molan, Benyamin. (trans). 2005. Philip
Kotler. Manajemen Pemasaran.
Edisi Ke-XII. Jilid I. PT.Intan
Sejati Klaten. Jakarta.
Santi.

2012.
Teori
Bargaining.
http://www.pengertianmenurutpar
aahli.com/pengertian-bargaining.

Sihombing, Damos. (trans). 1999. Philip
Kotler., Gery Amstrong. PrinsipPrinsip Pemasaran. Erlangga.
Jakarta.
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur
Penelitian. PT.Rineka Cipta.
Jakarta.
Tandjung.,
Jenu
Widjaja.
2004.
Marketing
Management
:
Pendekatan Pada Nilai-Nilai
Pelanggan. Edisi Ke-II. Cetakan
Ke-II. Bayumedia Publishing
Malang.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65