Eksploitasi Mikrrorganisme secara bank Komers
“Eksploitasi
Mikroorganisme secara
Komersial di Bidang
Pertanian : Composting
dan Mikroorganisme
Tanah untuk Memperbaiki
Struktur Tanah”
Kelompok 5 :
1. Annas Safita
(1511.100.002)
2.Lintang Gita D.
(1511.100.024)
3. Ahmad Rizki K.
(1511.100.048)
4. Hosnul Hotimah
(1511.100.074)
Jurusan Biology-Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya
Soils
1.mineral soils are derived from
the weathering of rock and
other inorganic materials,
2.organic soils are derived from
sedimentation in bogs and
marshes.
Madigan, 2012
Profile of a Mature
Soil
(Madigan,
2012)
Soils as an Environment for
Microorganisms
(Prescott,
2008)
Microorganisms in The
Soil Environment
(Madigan,
2012)
Microorganisms in The Soil
Environment
(Prescott,
2008)
Microorganism
Associations with Vascular
Plants
Microbe-plant interactions can be
broadly divided into two classes:
microbes that live on the surface of
plants are called epiphytes; those
that colonize internal plant tissues are
called endophytes. Two important
microbe-root symbioses—the
mycorrhizal fungi and the nitrogenfixing rhizobia (Prescott, 2008)
-Compost is obtained by composting
process.
-The process is an aerobic, biological
process that uses naturally occurring
microorganisms to convert biodegradable
organic matter into a humus-like product
(Imbeah, 1998), and
-Permits the hygienization of the product
by reaching thermophilic temperatures
and reducing mass and volume, which
makes compost suitable for agricultural
applications (Gea, 2005).
A. BIOACTIVE COMPOST
• Pengertian
• Manfaat
• Contoh Arkoba
• Cara kerja
• Cara pembuatan
PENGERTIAN
• Campuran arang dan kompos hasil proses
pengomposan dengan bantuan mikroba
lignoselulotik yang tetap hidup di dalam
kompos.
• Bioactive mempunyai kemampuan
sebagai biofungisida.
• Contoh mikroba yang dipakai orgadec
(Trichoderma pseudokningii, Cytopaga
sp., dan Omphalina sp.
MANFAAT
• Agen pembangun kesuburan tanah
arang yang menyatu dalam kompos
mampu meningkatkan pH tanah sekaligus
memperbaiki sirkulasi air dan udara
dalam tanah.
• Biofungisida melindungi tanaman dari
serangan penyakit akar
• Merupakan hasil optimalisasi dan
pemanfaatan limbah industri perkayuan
terutama serbuk gergaji
CARA KERJA
• Penyedia unsur-unsur tertentu (C, N, P, K)
• Menjadikan medium tumbuh tanaman
lebih porous
• Morfologi arang efektif untuk menyimpan
dan mengikat hara (efek slow release).
CARA PEMBUATAN (Arkoba
Nilam)
Mencampur bahan
kompos (daun nilam),
arang, orgadec, dan
air secara merata
Matang jika suhu
menurun, meski
dibalik tidak ada
kenaikan suhu, warna
lebih gelap, dan
berbau mirip tanah
Dimasukkan ke dalam
wadah pengomposan
suhu tetap dibalik
kering ditambah air
Ditutup dengan
plastik, bagian tengah
dipasang termometer
Suhu diukur setiap
hari untuk memonitor
apakah berjalan atau
tidak proses
pengomposannya
Dibongkar dan
diangin-anginkan
minimal 3 hari
sebelum diaplikasikan
B. BIOFERTILIZER
What is Biofertilizer ?
• Biofertilizers are the
formulation of living
microorganisms, which are
able to fix atmospheric
nitrogen in the available
form for plants either by
living freely in the soil or
being associated
symbiotically with plants
(Subba Rao,1993).
Fungsi Mikroorganisme
•penyediaan hara
•peningkatan ketersediaan
hara
•pengontrol organisme
pengganggu tanaman
•pengurai bahan organik dan
pembentuk humus
KEUNTUNGAN PEMANFAATAN
BIOFERTILIZER
• Pemakaian pupuk anorganik (Urea, TSP,
KCl, dll) dapat ditinggalkan
• Meningkatkan kesuburan tanah dengan
jalan memperbaiki struktur tanah dan
mengoptimalkan mikroba yang bekerja
dalam tanah
• Meningkatkan hasil panen
• Ketersediaan hara makro dan mikro
terpenuhi dan aktifitas mikroorganisme
tanah untuk membantu kesuburan
tanah juga terjaga.
Teknik Pembuatan Biofertilizer
Menentuka
n Mikroba
Bahan Aktif
Mengisola
si Mikroba
Target
Menentukan
Metode dan
Bahan
Pembawa
(carrier)
Menentukan
Metode
Perbanyakan
Secara
Masal
Menguji
Prototipe
Menyelek
si Mikroba
Target
Membuat
Prototipe
• Bila ∑mikroba pengendali <
∑mikroorganisme patogen merugikan
tanaman
• Alam telah menyediakan mekanisme
perlindungan alami dg adanya
mikroba pengendali mikroorganisme
patogen tanaman umumnya sangat
• Jenis-jenis
rentan terhadap serangan hama dan
penyakit terbiasa dilindungi pestisida
• kimia
Hama dan penyakit = kendala
serius dalam budidaya pertanian
organik.
C. Agen Biokontrol
Mikroba
Contoh pengendali = agen biokontrol
Mikroba
Pengendali
HAMA dan
PENYAKIT
Paecilomyces sp.
Trichoderma
sp.
Bacillus
thurigiensis
Metharizium
anisopliae
Bauveria
bassiana
biokontrol yang
tersedia di pasaran
Beberapa contoh lain mikroba patogen :
• Botrytis cinerea pada strawbery
• Pythium ultimum pada jagung
• Colletotrichum graminicola
pada jagung
• Ganoderma boninense pada
kelapa sawit
• Burkholderia plantarii pada padi
• Acidovorax spp. pada padi
• Fusarium sp. pada pisang
• Albugo candida pada bayam
• Rhizoctonia solani pada kapas,
tembakau, timun
Ganoderma
sp.
Kriteria Isolasi
Kriteria konvensional yang dapat digunakan
untuk seleksi galur-galur mikroba yang dapat
berpotensi
sebagai agen biokontrol adalah
Aman
( memenuh
Asal
Resisten
mempunyai
sifat-sifat:
i prasyarat
Kemam
muasal
si
biosafety
puan/ak
atau yang
terhada
dari
tivitas
dikenal
p
mikroor
sebagai
antimikr
kondisi
ganisme
GRAS
oba
microin vitro
agen
organisms/
harus
biokontr
maupun
Generally
diuji
Recognized
ol
in vivo
.
As Safe)
STUDI KASUS
I. PENDAHULUAN
•Pestisida tidak hanya berdampak merugikan
pada “kesehatan” manusia dan “lingkungan”,
tetapi juga pada lahan “pertanian” dan
menyebabkan produk pertanian” tidak aman”
dikonsumsi.
•Agen biokontrol “penting untuk dipelajari” dan
“dikembangkan sebagai produser” berbagai
senyawa antibiotik yang aman digunakan
untuk mengatasi masalah penyakit tanaman.
Bakteri sebagai agen
mempunyai
beberapa
diantaranya :
biokontrol
kelebihan
•bakteri merupakan mikroorganisme yang
banyak terdapat di tanah, produksi massa
bakteri juga lebih mudah dan lebih cepat
daripada mikroorganisme lain seperti jamur.
•Bakteri sebagai agen biokontrol yang
pernah dilaporkan adalah Agrobacterium,
Pseudomonas, Bacillus, Alcaligenes,
Streptomyces (Shoda, 2000).
Contoh jamur patogen
Rhizoctonia solani
-Menyebabkan penyakit pada
padi, kacang, tomat, dll
-Bersifat
patogen
pada
kacang
panjang (Glycine max (L.) Merr.)
dan menyerang tunas tomat
(Solanum
lycopersicon)
Biokontrolnya
dapat
melalui
antibiotik yang dihasilkannya
atau kompetisi makanan.
Contoh antibiotik yang dapat
menghambat pertumbuhan jamur
misal iturin dan surfaktin
Tujuan :
•untuk menskrining 31 isolat
bakteri yang berpotensi
sebagai agen pengendali hayati
R. solani dengan uji daya
hambat terhadap pertumbuhan
R. solani dan kemampuannya
dalam menghasilkan surfaktin.
salah satu jamur
patogen soilborne
terpenting
yang dapat
berkembang pada
kedua kultivasi,di tanah
maupun tanpa
tanah,penyebab
penyakit pada padi,
kacang,
tomat, dan tanaman
lainnya (Sneh et
al.,1991).
R
.s
ol
a
ni
II. METODOLOGI
• Bahan :
- 31 isolat bakteri
- Biakan R. solani,
- Bubuk jagung dan kedelai (pakan ternak),
polipepton, ekstrak khamir, NaCl, Potato
Dekstrose Agar (PDA), agar teknis, baktopepton,
ekstrak daging sapi, susu skim, larutan garam
fisiologis, KH2PO4, K2HPO4, MgSO4.5H2O,
FeSO4.7H2O, ZnSO4, MnCl2, tripton, dekstrosa
KM, tributyrin, 0,85% NaCl dan akuades. Sumber
Isolat adalah gambut, tanah sawah, tanah yang
tanamannya berpatogen, tanah kebun, tanah
lava gunung berapi, dan kompos.
CARA KERJA
Pembuatan
Medium
(LB, NA, PA, PDA)
Uji in vitro
terhadap isolat R.
solani
Pengukuran pH
dan penghitungan
populasi
Prekultivasi
Kultivasi
Uji aktivitas
surfaktin
III. HASIL &
PEMBAHASAN
a.Daya hambat isolat terhadap
pertumbuhan jamur R. solani
• Tiga isolat yang memilki daya
hambat terbesar terhadap
pertumbuhan jamur R. solani
yaitu 54 dan 163 adalah Bacillus
pantotheinticus dan isolat KC4
adalah Bacillus brevis.
• Uji daya hambat isolat terhadap
pertumbuhan jamur R. solani
merupakan uji semi kuantitatif
penentuan kemampuan isolat
bakteri untuk menghasilkan
”iturin”.
menunjukkan
semua
isolat
mampu
menghambat pertumbuhan R. solani dengan
persentase sekitar 60% hingga 96%. Isolat
dengan daya hambat terbesar adalah nomor
54 (96,43%), KC4 (93,45%), dan 163 (93,19%)
b. Jumlah populasi dan
medium produksi
Naiknya nilai pH
adalah karena
nilai
isolatpH pada
menghasilkan
metabolit
sekunder seperti
“iturin dan
surfaktin” yang
dibuktikan dengan
kemampuan isolat
dalam
menghambat
pertumbuhan R.
solani dan
terbentuknya
missel oleh
surfaktin yang
semua isolat bakteri mampu menghasilkan
surfaktin dengan indeks biosurfaktan yang berbedabeda, berkisar antara 1 hingga 3.9. Isolat yang
memiliki indeks biosurfaktan terbesar adalah isolat
nomor KB2 (3,92) ) yaitu Bacillus sp..
c.Uji aktivitas
biosurfaktan
Prinsip uji aktivitas
biosurfaktan adalah
berdasarkan sifat
surfaktin yang
mampu membentuk
misel mengelilingi
komponen hidrofobik.
Isolat bakteri yang
mampu menghasilkan
surfaktin akan
menimbulkan daerah
halo di sekitarnya
karena surfaktin yang
dikeluarkan akan
membentuk misel
mengelilingi
komponen hidrofobik,
•Iturin
-Merupakan
senyawa
antibiotik
penghambat
pertumbuhan
jamur
-Terdiri atas tujuh
buah residu
asam amino
yang
bersifat hidrofilik
dan ekor
hidrokarbon
dengan panjang
10- 13 karbon
• Surfaktin
Surfaktin adalah
antibiotik yang
memiliki kerja sebagai
suatu biosurfaktan,
• Dapat merusak
permeabilitas
membran sel dengan
cara menurunkan
tegangan permukaan
(Huang et al., 1993).
•Surfaktin merupakan
antibiotik yang
mampu menghambat
•
• semua
isolat
yang
diuji
adalah
kooproduser iturin dan surfaktin. Genus
Bacillus,
umumnya
merupakan
kooproduser
senyawa
antibiotik
polipeptida (Feignier et al., 1996).
Surfaktin
seperti
halnya
iturin
merupakan metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh bakteri pada fase
stasioner. Surfaktin dapat berperan
sebagai anti jamur dengan cara
membentuk misel dengan komponen
IV. KESIMPULAN
Dari hasil skrining terhadap 31 isolat
bakteri, didapatkan dua species Bacillus
yang berpotensi untuk agen biokontrol
jamur patogen Rhizotonia solani yaitu B.
pantotheinticus (Isolat 54 dan163) dan B.
brevis (Isolat KC4), dengan daya hambat
terbesar sekitar 93-96%. Semua isolat
yang diuji adalah ”kooproduser iturin dan
surfaktin”. Indeks surfaktin terbesar (3,91)
dihasilkan oleh Bacillus sp. (isolat KB2).
REFERENSI
• Gusmailina. 2010. “Pengaruh Arang Kompos Bioaktif
Terhadap Pertumbuhan Anakan Bulian (Eusyderoxylon
zwageri) dan Gaharu (Aquilaria malaccensis)”. Pusat
Litbang Hasil Hutan.
• Junaedi, Ahmad, Ahmad Rojidin, dan Eko Sutrisno.
Tanpa tahun. “Pembuatan Arang Kompos Bioaktif
(Arkoba) dari Limbah Penyulingan Nilam”.
• Nugroho, T.T.” Bioteknologi Fungi Biokontrol dan
Pengembangannya untuk Aplikasi dalam Bidang
Pertanian, Industri Ramah Lingkungan dan Kesehatan”.
Universitas Riau : Riau.
• Yuliar. 2008. “Skrining Bioantagonistik Bakteri untuk
Agen Biokontrol Rhizoctonia solani dan Kemampuannya
dalam Menghasilkan Surfaktin”. LIPI : Cibinong-Bogor.
TERIMAKASIh…..
Mikroorganisme secara
Komersial di Bidang
Pertanian : Composting
dan Mikroorganisme
Tanah untuk Memperbaiki
Struktur Tanah”
Kelompok 5 :
1. Annas Safita
(1511.100.002)
2.Lintang Gita D.
(1511.100.024)
3. Ahmad Rizki K.
(1511.100.048)
4. Hosnul Hotimah
(1511.100.074)
Jurusan Biology-Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya
Soils
1.mineral soils are derived from
the weathering of rock and
other inorganic materials,
2.organic soils are derived from
sedimentation in bogs and
marshes.
Madigan, 2012
Profile of a Mature
Soil
(Madigan,
2012)
Soils as an Environment for
Microorganisms
(Prescott,
2008)
Microorganisms in The
Soil Environment
(Madigan,
2012)
Microorganisms in The Soil
Environment
(Prescott,
2008)
Microorganism
Associations with Vascular
Plants
Microbe-plant interactions can be
broadly divided into two classes:
microbes that live on the surface of
plants are called epiphytes; those
that colonize internal plant tissues are
called endophytes. Two important
microbe-root symbioses—the
mycorrhizal fungi and the nitrogenfixing rhizobia (Prescott, 2008)
-Compost is obtained by composting
process.
-The process is an aerobic, biological
process that uses naturally occurring
microorganisms to convert biodegradable
organic matter into a humus-like product
(Imbeah, 1998), and
-Permits the hygienization of the product
by reaching thermophilic temperatures
and reducing mass and volume, which
makes compost suitable for agricultural
applications (Gea, 2005).
A. BIOACTIVE COMPOST
• Pengertian
• Manfaat
• Contoh Arkoba
• Cara kerja
• Cara pembuatan
PENGERTIAN
• Campuran arang dan kompos hasil proses
pengomposan dengan bantuan mikroba
lignoselulotik yang tetap hidup di dalam
kompos.
• Bioactive mempunyai kemampuan
sebagai biofungisida.
• Contoh mikroba yang dipakai orgadec
(Trichoderma pseudokningii, Cytopaga
sp., dan Omphalina sp.
MANFAAT
• Agen pembangun kesuburan tanah
arang yang menyatu dalam kompos
mampu meningkatkan pH tanah sekaligus
memperbaiki sirkulasi air dan udara
dalam tanah.
• Biofungisida melindungi tanaman dari
serangan penyakit akar
• Merupakan hasil optimalisasi dan
pemanfaatan limbah industri perkayuan
terutama serbuk gergaji
CARA KERJA
• Penyedia unsur-unsur tertentu (C, N, P, K)
• Menjadikan medium tumbuh tanaman
lebih porous
• Morfologi arang efektif untuk menyimpan
dan mengikat hara (efek slow release).
CARA PEMBUATAN (Arkoba
Nilam)
Mencampur bahan
kompos (daun nilam),
arang, orgadec, dan
air secara merata
Matang jika suhu
menurun, meski
dibalik tidak ada
kenaikan suhu, warna
lebih gelap, dan
berbau mirip tanah
Dimasukkan ke dalam
wadah pengomposan
suhu tetap dibalik
kering ditambah air
Ditutup dengan
plastik, bagian tengah
dipasang termometer
Suhu diukur setiap
hari untuk memonitor
apakah berjalan atau
tidak proses
pengomposannya
Dibongkar dan
diangin-anginkan
minimal 3 hari
sebelum diaplikasikan
B. BIOFERTILIZER
What is Biofertilizer ?
• Biofertilizers are the
formulation of living
microorganisms, which are
able to fix atmospheric
nitrogen in the available
form for plants either by
living freely in the soil or
being associated
symbiotically with plants
(Subba Rao,1993).
Fungsi Mikroorganisme
•penyediaan hara
•peningkatan ketersediaan
hara
•pengontrol organisme
pengganggu tanaman
•pengurai bahan organik dan
pembentuk humus
KEUNTUNGAN PEMANFAATAN
BIOFERTILIZER
• Pemakaian pupuk anorganik (Urea, TSP,
KCl, dll) dapat ditinggalkan
• Meningkatkan kesuburan tanah dengan
jalan memperbaiki struktur tanah dan
mengoptimalkan mikroba yang bekerja
dalam tanah
• Meningkatkan hasil panen
• Ketersediaan hara makro dan mikro
terpenuhi dan aktifitas mikroorganisme
tanah untuk membantu kesuburan
tanah juga terjaga.
Teknik Pembuatan Biofertilizer
Menentuka
n Mikroba
Bahan Aktif
Mengisola
si Mikroba
Target
Menentukan
Metode dan
Bahan
Pembawa
(carrier)
Menentukan
Metode
Perbanyakan
Secara
Masal
Menguji
Prototipe
Menyelek
si Mikroba
Target
Membuat
Prototipe
• Bila ∑mikroba pengendali <
∑mikroorganisme patogen merugikan
tanaman
• Alam telah menyediakan mekanisme
perlindungan alami dg adanya
mikroba pengendali mikroorganisme
patogen tanaman umumnya sangat
• Jenis-jenis
rentan terhadap serangan hama dan
penyakit terbiasa dilindungi pestisida
• kimia
Hama dan penyakit = kendala
serius dalam budidaya pertanian
organik.
C. Agen Biokontrol
Mikroba
Contoh pengendali = agen biokontrol
Mikroba
Pengendali
HAMA dan
PENYAKIT
Paecilomyces sp.
Trichoderma
sp.
Bacillus
thurigiensis
Metharizium
anisopliae
Bauveria
bassiana
biokontrol yang
tersedia di pasaran
Beberapa contoh lain mikroba patogen :
• Botrytis cinerea pada strawbery
• Pythium ultimum pada jagung
• Colletotrichum graminicola
pada jagung
• Ganoderma boninense pada
kelapa sawit
• Burkholderia plantarii pada padi
• Acidovorax spp. pada padi
• Fusarium sp. pada pisang
• Albugo candida pada bayam
• Rhizoctonia solani pada kapas,
tembakau, timun
Ganoderma
sp.
Kriteria Isolasi
Kriteria konvensional yang dapat digunakan
untuk seleksi galur-galur mikroba yang dapat
berpotensi
sebagai agen biokontrol adalah
Aman
( memenuh
Asal
Resisten
mempunyai
sifat-sifat:
i prasyarat
Kemam
muasal
si
biosafety
puan/ak
atau yang
terhada
dari
tivitas
dikenal
p
mikroor
sebagai
antimikr
kondisi
ganisme
GRAS
oba
microin vitro
agen
organisms/
harus
biokontr
maupun
Generally
diuji
Recognized
ol
in vivo
.
As Safe)
STUDI KASUS
I. PENDAHULUAN
•Pestisida tidak hanya berdampak merugikan
pada “kesehatan” manusia dan “lingkungan”,
tetapi juga pada lahan “pertanian” dan
menyebabkan produk pertanian” tidak aman”
dikonsumsi.
•Agen biokontrol “penting untuk dipelajari” dan
“dikembangkan sebagai produser” berbagai
senyawa antibiotik yang aman digunakan
untuk mengatasi masalah penyakit tanaman.
Bakteri sebagai agen
mempunyai
beberapa
diantaranya :
biokontrol
kelebihan
•bakteri merupakan mikroorganisme yang
banyak terdapat di tanah, produksi massa
bakteri juga lebih mudah dan lebih cepat
daripada mikroorganisme lain seperti jamur.
•Bakteri sebagai agen biokontrol yang
pernah dilaporkan adalah Agrobacterium,
Pseudomonas, Bacillus, Alcaligenes,
Streptomyces (Shoda, 2000).
Contoh jamur patogen
Rhizoctonia solani
-Menyebabkan penyakit pada
padi, kacang, tomat, dll
-Bersifat
patogen
pada
kacang
panjang (Glycine max (L.) Merr.)
dan menyerang tunas tomat
(Solanum
lycopersicon)
Biokontrolnya
dapat
melalui
antibiotik yang dihasilkannya
atau kompetisi makanan.
Contoh antibiotik yang dapat
menghambat pertumbuhan jamur
misal iturin dan surfaktin
Tujuan :
•untuk menskrining 31 isolat
bakteri yang berpotensi
sebagai agen pengendali hayati
R. solani dengan uji daya
hambat terhadap pertumbuhan
R. solani dan kemampuannya
dalam menghasilkan surfaktin.
salah satu jamur
patogen soilborne
terpenting
yang dapat
berkembang pada
kedua kultivasi,di tanah
maupun tanpa
tanah,penyebab
penyakit pada padi,
kacang,
tomat, dan tanaman
lainnya (Sneh et
al.,1991).
R
.s
ol
a
ni
II. METODOLOGI
• Bahan :
- 31 isolat bakteri
- Biakan R. solani,
- Bubuk jagung dan kedelai (pakan ternak),
polipepton, ekstrak khamir, NaCl, Potato
Dekstrose Agar (PDA), agar teknis, baktopepton,
ekstrak daging sapi, susu skim, larutan garam
fisiologis, KH2PO4, K2HPO4, MgSO4.5H2O,
FeSO4.7H2O, ZnSO4, MnCl2, tripton, dekstrosa
KM, tributyrin, 0,85% NaCl dan akuades. Sumber
Isolat adalah gambut, tanah sawah, tanah yang
tanamannya berpatogen, tanah kebun, tanah
lava gunung berapi, dan kompos.
CARA KERJA
Pembuatan
Medium
(LB, NA, PA, PDA)
Uji in vitro
terhadap isolat R.
solani
Pengukuran pH
dan penghitungan
populasi
Prekultivasi
Kultivasi
Uji aktivitas
surfaktin
III. HASIL &
PEMBAHASAN
a.Daya hambat isolat terhadap
pertumbuhan jamur R. solani
• Tiga isolat yang memilki daya
hambat terbesar terhadap
pertumbuhan jamur R. solani
yaitu 54 dan 163 adalah Bacillus
pantotheinticus dan isolat KC4
adalah Bacillus brevis.
• Uji daya hambat isolat terhadap
pertumbuhan jamur R. solani
merupakan uji semi kuantitatif
penentuan kemampuan isolat
bakteri untuk menghasilkan
”iturin”.
menunjukkan
semua
isolat
mampu
menghambat pertumbuhan R. solani dengan
persentase sekitar 60% hingga 96%. Isolat
dengan daya hambat terbesar adalah nomor
54 (96,43%), KC4 (93,45%), dan 163 (93,19%)
b. Jumlah populasi dan
medium produksi
Naiknya nilai pH
adalah karena
nilai
isolatpH pada
menghasilkan
metabolit
sekunder seperti
“iturin dan
surfaktin” yang
dibuktikan dengan
kemampuan isolat
dalam
menghambat
pertumbuhan R.
solani dan
terbentuknya
missel oleh
surfaktin yang
semua isolat bakteri mampu menghasilkan
surfaktin dengan indeks biosurfaktan yang berbedabeda, berkisar antara 1 hingga 3.9. Isolat yang
memiliki indeks biosurfaktan terbesar adalah isolat
nomor KB2 (3,92) ) yaitu Bacillus sp..
c.Uji aktivitas
biosurfaktan
Prinsip uji aktivitas
biosurfaktan adalah
berdasarkan sifat
surfaktin yang
mampu membentuk
misel mengelilingi
komponen hidrofobik.
Isolat bakteri yang
mampu menghasilkan
surfaktin akan
menimbulkan daerah
halo di sekitarnya
karena surfaktin yang
dikeluarkan akan
membentuk misel
mengelilingi
komponen hidrofobik,
•Iturin
-Merupakan
senyawa
antibiotik
penghambat
pertumbuhan
jamur
-Terdiri atas tujuh
buah residu
asam amino
yang
bersifat hidrofilik
dan ekor
hidrokarbon
dengan panjang
10- 13 karbon
• Surfaktin
Surfaktin adalah
antibiotik yang
memiliki kerja sebagai
suatu biosurfaktan,
• Dapat merusak
permeabilitas
membran sel dengan
cara menurunkan
tegangan permukaan
(Huang et al., 1993).
•Surfaktin merupakan
antibiotik yang
mampu menghambat
•
• semua
isolat
yang
diuji
adalah
kooproduser iturin dan surfaktin. Genus
Bacillus,
umumnya
merupakan
kooproduser
senyawa
antibiotik
polipeptida (Feignier et al., 1996).
Surfaktin
seperti
halnya
iturin
merupakan metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh bakteri pada fase
stasioner. Surfaktin dapat berperan
sebagai anti jamur dengan cara
membentuk misel dengan komponen
IV. KESIMPULAN
Dari hasil skrining terhadap 31 isolat
bakteri, didapatkan dua species Bacillus
yang berpotensi untuk agen biokontrol
jamur patogen Rhizotonia solani yaitu B.
pantotheinticus (Isolat 54 dan163) dan B.
brevis (Isolat KC4), dengan daya hambat
terbesar sekitar 93-96%. Semua isolat
yang diuji adalah ”kooproduser iturin dan
surfaktin”. Indeks surfaktin terbesar (3,91)
dihasilkan oleh Bacillus sp. (isolat KB2).
REFERENSI
• Gusmailina. 2010. “Pengaruh Arang Kompos Bioaktif
Terhadap Pertumbuhan Anakan Bulian (Eusyderoxylon
zwageri) dan Gaharu (Aquilaria malaccensis)”. Pusat
Litbang Hasil Hutan.
• Junaedi, Ahmad, Ahmad Rojidin, dan Eko Sutrisno.
Tanpa tahun. “Pembuatan Arang Kompos Bioaktif
(Arkoba) dari Limbah Penyulingan Nilam”.
• Nugroho, T.T.” Bioteknologi Fungi Biokontrol dan
Pengembangannya untuk Aplikasi dalam Bidang
Pertanian, Industri Ramah Lingkungan dan Kesehatan”.
Universitas Riau : Riau.
• Yuliar. 2008. “Skrining Bioantagonistik Bakteri untuk
Agen Biokontrol Rhizoctonia solani dan Kemampuannya
dalam Menghasilkan Surfaktin”. LIPI : Cibinong-Bogor.
TERIMAKASIh…..