Echosounder untuk mencari hari ikan

TUGAS MATA KULIAH PANCASILA

PENERAPAN TEKNOLOGI ECHOSOUNDER GEODESI GEOMATIKA
DALAM KEGIATAN PERIKANAN DI INDONESIA

Disusun Oleh:

YUSVA HARDIYANTI
11/319132/TK/38263

JURUSAN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011

KATA PENGANTAR

Teknologi saat ini menjadi suatu hal yang harus ada dalam setiap kegiatan. Dan dalam setiap
sektor, penggunaan teknologi semakin diperluas disemua aspek. Indonesia yang merupakan
Negara dengan lautan sebesar dua pertiganya memerlukan penggunaan teknologi secara

maksimal agar perikanan dapat dimaksinalkan penggunaannya. Echosounder, adalah salah
satunya. Dengan menggunakan teknologi ini, kita dapat mengetahui kedalaman air sehingga
nelayan akan terbantu untuk menangkap ikan di laut. Memanfaatkan sifatnya yang mampu
memantulkan gelombang, akan membuat penangkapan ikan lebih efektif dan efisien.
Bersama dengan makalah ini, penulis berharap akan dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk
bidang kelautan khususnya. Karena dengan makalah ini, didalamnya menjelaskan semua
aspek yang diperlukan dalam memakai echosounder dalam prinsip pancasila tentunya.
Penulis mohon maaf bila ada suatu hal yang kurang dan tidak lengkap dalam makalah ini.
Dan penulis membuka lebar bagi kritik dan saran dari para pembaca.

Sekian

Yogyakarta, 16 Oktober 2011

Penulis

DAFTAR ISI
2

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
BAB II VISI DAN MISI..........................................................................................................2
BAB III DESKRIPSI TEKNOLOGI.......................................................................................3
BAB IV ANALISIS DAN KESIMPULAN.............................................................................6
Daftar Pustaka...........................................................................................................................7

BAB I
3

PENDAHULUAN

Alasan pemilihan teknologi echosounder
Indonesia merupakan negara yang luas dengan pulau-pulau terpisah sebagai daerahnya.
Segala kekayaan alamnya merupakan incaran semua negara. Dari dulu hingga sekarang,
Indonesia tidak pernah lepas dari proses penjajahan. Baik itu penjajahan sumber daya alam
maupun secara ekonomi. Darat dan lautan di Indonesia menjadi sebuah kebanggaan ketika
diteliti terdapat banyak SDA yang belum digunakan. Daratan telah digunakan secara
maksimal oleh Indonesia, namun sektor lautan masih belum dimaksimalkan.
Sektor lautan menjadi hal yang perlu dikembangkan di Indonesia. Sebagian daerah Indonesia

yang merupakan lautan perlu untuk dimanfaatkan potensinya. Masih banyak ikan yang belum
tertangkap secara maksimal oleh manusia. Keterbatasan teknologi yang dimiliki para nelayan
membuat penghasilan mereka menurun dan akan berdampak pada kemiskinan bagi mereka 1.
Hal itu semakin ditunjang ketika para nelayan hanya melaut saat air laut bersahabat dan tidak
terlalu besar ombaknya. Dan saat mereka melaut, tangkapannya belumlah seberapa jika
dibandingkan negara tetangga yang menggunakan teknologi untuk mengeruk perikanan kita.
Dari sekian teknologi yang tersedia, satu-satunya yang menunjang penangkapan perikanan
nelayan adalah dengan menggunakan echosounder. Memang hal itu sangat diperlukan untuk
mensejahterakan kehidupan nelayan yang sudah terpuruk saat ini. Kebijakan dan semua sikap
pemerintah belum memihak kepada para nelayan dalam menangkap ikan. Dan untuk
meningkatkan kehidupan mereka, perlu ada bentuk nyata yang tertuang dalam teknologi
tersebut. Satu–satunya teknologi nyata untuk meningkatkan hasil perikanan adalah dengan
menggunakan echosounder.
Berdasarkan atas pertimbangan kemiskinan yang meningkat di dalam diri nelayan, maka
perlu adanya teknologi untuk diterapkan. Untuk itulah penulis mengambil judul ”Penerapan
teknologi echosounder geodesi geomatika dalam kegiatan perikanan di Indonesia”

BAB II

1 Dapat dilihat di http://www.dpr.go.id/id/berita/komisi4/2010/jun/16/1701/kehidupan-para-nelayanindonesia-saat-ini-sangat-memprihatinkan diakses tanggal 16 Oktober 2011 pukul 12.34


4

VISI DAN MISI

Melihat perlunya penerapan teknologi untuk menunjang kehidupan nelayan, maka perlu
untuk dibuat sebuah pedoman dalam penggunaannya. Seperti pernyataan Menkominfo,
bahwa perlu diberikan alat pendeteksi ikan untuk menunjang kehidupan nelayan 2.
Sehubungan dengan pernyataan tersebut, dibuat visi dan misi untuk dijadikan rujukan dalam
penggunaan echosounder tersebut. Berikut visi serta misi yang dapat digunakan:
Visi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Pensejahteraan kehidupan nelayan dengan memanfaatkan teknologi secara efektif dan
efisien dalam perairan Indonesia
Misi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Misi yang dilakukan untuk mendukung visi tersebut antara lain:







Penggunaan echosounder dalam penangkapan ikan
Mendorong kemandirian dalam diri nelayan
Teknologi bersifat adil bagi seluruh nelayan
Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam penggunaannya
Teknologi yang berprinsip low cost dan high profit

Berdasarkan visi dan misi yang dibuat tersebut, maka penggunaan echosounder dalam
menangkap ikan digunakan untuk mendayagunakan masyarakat. Untuk itulah, perlu untuk
diikutsertakan masyarakat nelayan agar teknologi tersebut dapat dipakai secara mandiri oleh
mereka dalam melakukan kegiatannya di laut.

BAB III
DESKRIPSI TEKNOLOGI
2 Dapat dilihat di http://www.bbppi.info/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=116 diakses tanggal 15 Oktober
2011 pukul 12.15

5

Echosounder seringkali digunakan oleh negara-negara yang sebagian besar penduduknya

adalah nelayan. Malaysia, kebanyakan menggunakan alat ini untuk mendeteksi keberadaan
ikan. Dan wajar saja jika mereka mengeruk banyak hasil perikanan di Indonesia hingga
cadangan ikan kita menipis. Sistem mereka yang telah menerapkan teknologi dalam
perikanan merupakan hal yang perlu untuk kita contoh. Karena jika tetap bergantung secara
tradisional, hasil laut kita tidak akan maksimal. Dan untuk menghadapi mereka, kita pun juga
perlu menerapkan teknologi echosounder ini.
A. Kegunaan dan fungsi Echosounder
Teknologi ini selain untuk digunakan dalam mendeteksi ikan, kedalaman dasar laut,
pendeteksian bawah air, dan batas maritim Indonesia. Kedalaman air laut ini
dipergunakan oleh nelayan untuk mengukur dalamnya jala yang digunakan. Dengan
begitu, secara praktis nelayan tidak perlu lagi mengukur kedalaman secara tradisional.
Ketika nelayan menangkap ikan dengan menyelam, perlu untuk mengetahui keadaan
dasar laut terlebih dahulu. Hal ini agar saat melakukan penyelaman para nelayan tidak
akan menghadapi berbagai hambatan atau halangan.
B. Bagian Echosounder dan kegunaannya
Bagian- bagian echosounder ini dibagi menjadi tiga bagian3, diantaranya adalah:
 Pemancar, dari bagian inilah gelombang elektrik dikeluarkan. Yang selanjutnya


akan dapat dipantulkan dan diterima untuk digunakan sesuai kegunaannya.

Transduser, adalah sebuah bagian dimana gelombang elektrik ditukarkan dengan
gelombang bunyi sebelum dipancarkan ke dalam air. Apabila gelombang bunyi
tersebut melanggar benda seperti batu atau ikan, maka ia akan dibalikkan kembali



kepada transduser dan ditukar semula kedalam gelombang elektrik.
Penerima, bagian ini adalah merupakan bagian yang penting dalam echosounder.
Setelah proses pemantulan tersebut, maka akan diterima dan dimunculkan dalam
gelombang elektrik untuk ditinjau sesuai kebutuhannya masing- masing.

C. Cara Pemakaian
Berikut adalah cara pemakaian dalam menggunakan echosounder:
1. Memasang alat dan cek keadaan alat sebelum memulai pengambilan data
2. Pastikan kabel single beam dan display sudah terpasang
3. Pasang antena, jika diperlukan input satelit GPS
4. Masukkan single beam kedalam air
5. Set skala kedalaman yang ditampilkan display

3 Dapat dilihat di http://informasidanteknolodiperikanan.blogspot.com/2011/03/pengenalan-echosounder.html diakses pada tanggal 16 Oktober 2011 pukul 14.00


6

6. Set frekuensi yang akan digunakan 200 Hz untuk laut dangkal atau 50 Hz untuk
laut dalam atau dual untuk menggunakan keduanya
7. Set input data air yaitu salinitas, temperatur dan tekanan air
8. Pengambilan data
9. Pemrosesan data
D. Prinsip penggunaan Echosounder
Prinsip kerja penggunaan echosounder adalah pada transmitter terdapat tranduser yang
berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi suara. Kemudian, suara yang dihasilkan
dipancarkan dengan frekuensi tertentu. Suara ini dipancarkan melalui medium air yang
mempunyai kecepatan rambat sebesar, v=1500 m/s. Ketika suara ini mengenai objek,
misalnya ikan maka suara ini akan dipantulkan. Sesuai dengan sifat gelombang yaitu
gelombang ketika mengenai suatu penghalang dapat dipantulkan, diserap dan dibiaskan,
maka hal yang sama pun terjadi pada gelombang ini. Berikut adalah gambarnya:
Gambar prinsip kerja Echosounder4

Ketika gelombang mengenai objek, maka sebagian energinya ada yang dipantulkan,
dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang dipantulkan energinya akan diterima

oleh receiver. Besarnya energi yang diterima akan diolah dengan suatu program,
kemudian akan diperoleh keluaran (output) dari program tersebut. Hasil yang diterima
berasal dari pengolahan data yang diperoleh dari penentuan selang waktu antara pulsa
yang dipancarkan dan pulsa yang diterima. Dari hasil ini dapat diketahui jarak dari suatu
objek yang deteksi.
E. Pengolahan data
Setelah data yang diinginkan diperoleh, tahap berikutnya adalah pengolahan data.
Perhitungan kedalaman diperoleh dari setengah waktu pemantulan signal dari
echosounder memantul ke dasar laut kemudian kembali ke echosounder. Nilai waktu
yang diperoleh dikonversikan dengan kecepatan gelombang suara di dalam air. Untuk
data kedalaman air yang lebih tepat, dimasukkan pula data- data temperatur air, salinitas
4 Dapat dilihat di http://mariez.blog.uns.ac.id/2009/09/30/echosounder-sebuah-teknologi-pencari-ikan-2/
diakses pada tanggal 16 Oktober 2011 pukul 14.36

7

air dan tekanan air. Hal ini diperlukan untuk memperoleh konversi yang tepat pada cepat
rambat suara di dalam air.
Berikut ini adalah perhitungannya5:
c = 1448.6 + 4.618T2 − 0.0523 + 1.25 * (S − 35) + 0.017D, dimana:

c = kecepatan suara (m/s)
T = temperatur (degrees Celsius)
S = salinitas (pro mille)
D = kedalaman

BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN

a. Analisis dan Sudut Pandangnya
Pancasila sebagai dasar sebuah negara Indonesia memiliki lima pasal yang harus
dijadikan landasan dalam melakukan kewajibannya sebagai warga negara. Melihat
penggunaan teknologi ini, maka perlu digunakan konsep keadilan dalam penyalurannya.
Setiap nelayan memiliki potensi dan kebutuhan yang sama untuk memperkaya dirinya
dalam rangka mensejahterakan kehidupannya. Kebutuhannya untuk meningkatkan hasil
ikan menjadi sangat penting dan tidak perlu dijadikan pembeda.
5 Dapat dilihat di http://upzzz559.blogspot.com/2010/06/echosounder.html diakses pada tanggal 16 Oktober
2011 pukul 14.44

8


Pemberian fasilitas teknologi semacam ini hendaklah diberikan kepada setiap nelayan di
Indonesia. Dan tidak memandang ras atau lapisan dalam masyarakat secara struktural.
Karena konsep keadilan yang didengungkan pancasila menjadi wajib untuk dijalankan.
Bersikap adil dan tidak memilih dalam memberikan echosounder ini juga akan
menunjang nilai- nilai pancasila. Karena sudah sepantasnya sebagai warga negara
Indonesia untuk saling berlaku adil dan tidak pilih kasih.
b. Kesimpulan
Penggunaan teknologi echosounder merupakan salah satu dari sekian macam teknologi
yang dapat digunakan. Masih banyak teknologi yang dapat diterapkan dalam setiap
aktivitas penduduk Indonesia untuk meningkatkan hasil produksinya. Karena dengan
penggunaan teknologi tersebut pun juga akan menunjang kehidupan penduduk Indonesia
menjadi sejahtera.
Selain itu, dalam upaya menggunakan teknologi perlu untuk mengamalkan nilai- nilai
pancasila di dalamnya. Kelima sila yang menjadi prinsip kita haruslah diterapkan dalam
kehidupan sehari- hari. Ketika kita yang mampu untuk membawa perubahan, maka perlu
untuk menerapkan nilai pancasila agar terjadi pemerataan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.dpr.go.id/id/berita/komisi4/2010/jun/16/1701/kehidupan-para-nelayan-indonesiasaat-ini-sangat-memprihatinkan diakses tanggal 16 Oktober 2011 pukul 12.34
http://upzzz559.blogspot.com/2010/06/echosounder.html diakses pada tanggal 16 Oktober
2011 pukul 14.44
http://mariez.blog.uns.ac.id/2009/09/30/echosounder-sebuah-teknologi-pencari-ikan-2/
diakses pada tanggal 16 Oktober 2011 pukul 14.36
http://informasidanteknolodiperikanan.blogspot.com/2011/03/pengenalan-echo-sounder.html
diakses pada tanggal 16 Oktober 2011 pukul 14.00
http://www.bbppi.info/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=116
Oktober 2011 pukul 12.15
9

diakses

tanggal

15

10