Suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal), lessor memberikan kepada lessee untuk menggunakan barang modal selama jangka waktu tertentu, dengan suatu imbalan berkala dari lessee yang besarnya tergantung dari pe

SEWA GUNA (LEASING)

PENGERTIAN SEWA GUNA BANGUNAN

  Sewa guna usaha adalah Suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal), lessor memberikan kepada lessee untuk menggunakan barang modal selama

jangka waktu tertentu, dengan suatu imbalan

berkala dari lessee yang besarnya tergantung dari perjanjian antara lessor dan lessee, lessee dapat diberikan opsi untuk membeli barang

BIDANG USAHA PEMBIAYAAN 1.

  SEWA GUNA USAHA (LEASING) 2. PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMER FINANCE)

1. SEWA GUNA USAHA (LEASING)

  

  Pengertian Leasing di Indonesia sebagaimana yang didefnisikan dalam ketentuan yang berlaku adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha tanpa dengan hak opsi (Finance Lease) maupun sewa guna usaha denga hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu

   Disebutkan bahwa Penyewa Guna Usaha (Lessee) adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari Perusahaan Pembiayaan (Lessor).

  Pengadaan barang modal melalui leasing juga dapat dilakukan dengan cara pembelian barang Penyewa Guna Usaha/Lessee oleh Perusahaan Pembiayaan/Lessor yang kemudian disewagunausahakan kembali oleh Penyewa Guna Usaha. Pengadaan dengan cara ini disebut Sales & Lease Back

DASAR HUKUM LEASING DI

  INDONESIA

  SKB Menkeu dan Menperin dan Mendag No. 122/MK/ 2/1974, No. 32/M/SK/1974, DAN NO.30/Kpb/I/1974 tanggal 7 Februari 1974 tentang Perijinan Usaha Leasing.

  SK MenKeu No. 650/MK/IV/5/1974 tentang

Penegasan Ketentuan Pajak Leasing dan Besarnya

Bea Materai terhadap Usaha Leasing.

  Kep Men Keu No. 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan Modal Leasing : Perusahaan swasta nasional Rp. 3 milyar, Perusahaan Patungan Indonesia

  • – Asing sebesar Rp. 10 milyar, Koperasi sebesar Rp. 3

  PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM LEASING

  LESSOR Perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal 

  LESSEE

SUPPLIER Perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk disewakan kepada lessee dengan pembiayaan tunai dari lessor

CIRI KEGIATAN SEWA GUNA USAHA 1.

  Perjanjian antara dengan Lessor Lessee 2.

  Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha, lessor mengalihkan hak penggunaan barang kepada pihak lessee 3.

  Lessee membayar kepada uang sewa atas lessor penggunaan barang (asset) 4. mengembalikan barang tersebut kepada

  Lessee lessor

pada akhir periode yang ditetapkan lebih dahulu dan

   Manfaat leasing Lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut tanpa harus memiliki aktiva tersebut.

  Sebagai kompensasi manfaat yang dinikmati, maka lessee mempunyai kewajiban untuk membayar secara periodic sebagai sewa aktiva yang digunakan.

  1. CARA PEMBIAYAAN FINANCE LEASE Perusahaan leasing sebagai lessor adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal

dengan tujuan untuk mendapatkan kembali

biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan mendapatkan keuntungan.

  Penyewa guna usaha (lessee) biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan dan atas nama perusahaan leasing sebagai pemilik barang modal tersebut, melakukan pemesanan,

  

  Mengenai penyerahan barang, suplier langsung menyerahkan barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yang memberikan pembiayaan.

  

  Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut sesuai dengan nilai sisa yang disepakati atau

  Finance Lease dibagi menjadi 2 bentuk transaksi yaitu: a.

  Direct Financial Lease

Merupakan bentuk transaksi leasing

dimana lessor membeli suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus menyewaguna usahakan

barang tersebut kepada lessee yang

bersangkutan. Spesifkasi barang yang akan dilease tersebut termasuk

  b.

  Sale and Lease back Pada prinsipnya adalah pihak lessee sengaja menjual barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut antara lessor dengan lessee yang dalam hal ini sebagai pihak yang menjual barang untuk digunakan selama masa lease

yang disetujui oleh kedua belah pihak.

2. OPERATING LEASE

  

  Perusahaan leasing dimana lessor sengaja membeli barang modal dan selanjutnya di leasekan kepada lessee.

  

  Dalam operating lease jumlah seluruh pembayaran berkala tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproleh barang modal tersebut berikut dengan bunganya.

  

  Perusahaan mengharapkan keuntungan justru dari penjualan barang modal yang dileasekan atau melalui beberapa kontrak leasing lainnya.

  

  Mengenai penyerahan barang supplier menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan kepada kedua belah pihak yaitu secara tunai atau

   Lessor sebagai pemilik objek leasing

  kemudian menyerahkan kepada pihak

  lessee untuk digunakan dengan jangka

  relatif lebih pendek daripada umur ekonomis barang modal tersebut.

   Lessor menanggung segala risiko

  ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang tersebut.

   Lessee pada akhir kontrak harus

JANGKA WAKTU SEWA GUNA USAHA

  

  Jangka waktu untuk Operating Lease umumnya lebih pendek dibandingkan dengan umur ekonomis barang yang disewa guna usahakan.

  

  Sedangkan untuk Financial Lease umumnya jangka waktu sewa guna usaha mendekati umur ekonomis barang modal yang bersangkutan.

  PENGGOLONGAN 1. PERUSAHAAN LEASING

INDEPENDENT LEASING COMPANY

  Perusahaan leasing yang berdiri sendiri atau independent dari supplier/ produsen. Perusahaan dapat memperoleh barang dari berbagai supplier/produsen 2. Contoh : Adira, WOM, SOF (Summit Oto Finance), CAPTIVE LESSOR Perusahaan leasing yang didirikan sendiri oleh produsen untuk membiayai penjualan produk- produknya.

  PENGGOLONGAN

PERUSAHAAN LEASING 3.

  Perusahaan leasing yang mempertemukan calon lessee dengan pihak lessor yang

membutuhkan barang dengan cara leasing.

Perusahaan ini juga dapat memberikan jasa-jasa yang dibutuhkan dalam leasing

seperti pendanaan dan barang, tetap dalam

fungsinya sebagai penghubung.

KELEBIHAN TRANSAKSI LEASING

  

  Fleksibilitas

  

  Fee yang Relatif Murah

  

  Penghematan pajak

  

  Tidak terlalu complicated

  

  Kriteria yang cukup longgar

  

  Proses Cepat

KELEMAHAN TRANSAKSI LEASING

   Biaya Bunga Cukup Tinggi

  

Kurangnya Perlindungan Hukum

   Proses Eksekusi Leasing Macet yang cukup sulit

OBJEK SEWA GUNA USAHA

  

  Objek Sewa Guna Usaha sangat beragam, umumnya bersifat barang modal, bentuk dari Objek Sewa Guna Usaha ini dapat berupa alat-alat, mesin, kendaraan, komputer, gedung dan lain-lain.

PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA

  

Pada perjanjian sewa guna usaha, paling

tidak

harus memuat keterangan terperinci mengenai

1. hal berikut: 2. Objek perjanjian 3. Jangka waktu Leasing 4. Harga sewa serta pembayarannya Kewajiban perpajakan

2. PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMER

   FINANCE) Pengertian Pembiayaan Konsumen sebagaimana yang didefnisikan dalam ketentuan yang berlaku adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen.

  Dalam kegiatan usaha Pembiayaan Konsumen ini, secara umum Perusahaan Pembiayaan

  

  Fidusia adalah suatu pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda (secara khusus telah diterbitkan pengaturan Jaminan Fidusia melalui Undang- undang RI No.42 Tahun 1999).

LAHIRNYA PEMBIAYAAN KONSUMEN

  

  Bank Kurang tertarik untuk menyediakan kredit berukuran kecil.

  

  Sumber dana formal lainnya kurang feksibel, contoh pegadaian.

  

  Sistem pendanaan Informal seperti tengkulak / lintah darat sudah ALASAN DEBITUR MEMILIH TRANSAKSI PEMBIAYAAN KONSUMEN  Tidak terlalu banyak persyaratan.  Tidak berorientasi pada jaminan. 

  Tidak mengganggu keuangan konsumen.

  

  Pembayaran dan jangka waktu bisa di-sesuaikan dengan kemampuan KOMPARATIF LEASING DENGAN TEKNIK PEMBIAYAAN LAINNYA Penjelasan Leasing Sewa beli Sewa menyewa Kredit Bank Jenis Barang Barang bergerak & Tidak bergerak Barang bergerak Barang bergerak perlu pemeliharaan Semua jenis investasi Penyewa / pembeli Perusahaan atau perorangan

Perusahaan atau

perorangan Perusahaan atau perorangan Perusahaan atau perorangan Bentuk perusahaan Badan hukum Suplier Suplier Bank Pemilikan Jangka Waktu Menengah Pendek Menengah / barang Perusahaan Leasing Pemilik Barang Pemilik Barang Debitur pendek Pendek / Panjang / menengah Besarnya pembiayaan 100% 80% Lebih rendah 80%

Biaya bunga Bunga + margin Tinggi Bunga + margin Interbank rate :

spread

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147