PEMBUATAN LAPORAN.doc (351Kb)

PEMBUATAN LAPORAN

  Komputer → untuk membantu membuat laporan-laporan serta daftar-daftar untuk keperluan kelancaran administrasi perusahaan / kantor. Misal: Daftar Gaji, Laporan Keuangan, dsb.

  Data terdiri dari kumpulan simbol yang mempunyai arti tertentu. Unit paling kecil dari data → karakter Kumpulan dari karakter → Field atau variabel Field-field yang mempunyai hubungan satu sama lain dan menyatakan keadaan suatu individu → record Contoh: Record pegawai, terdiri atas:

  ☺ NIP ☺ NAMA PEGAWAI ☺ GOLONGAN ☺ TAHUN MASUK ☺ GAJI POKOK

  Record pasien, terdiri atas: ☺ No. Pasien ☺ Nama Pasien ☺ Tanggal Lahir ☺ Alamat ☺ Tanggal Periksa ☺ Jenis Penyakit

  Kumpulan dari record-record sejenis → Berkas (file) Contoh: file kepegawaian, file data pasien

  004 BUDI

  4A 1970 2000000 003 ANI

  2C 1990 5000000 002 ANA

  3B 1980 1000000 001 ALI

  4A 1970 2000000 Mulai Baca Record Selesai EO F

  Catatan: dalam pemrosesan berkas, biasanya

  Cetak Detail ditambahkan record sebagai panji. Record itu disebut

  record END OF FILE atau EOF. Mencetak daftar (listing) pegawai dilengkapi JUDUL (heading)

DAFTAR PEGAWAI NAMA DEPT. GOL. THN. MASUK GAPOK

  Mulai

   XXX

  XXXX

XX XXXX

  XXXX ? Judul Utama ? Judul Kolom

  Contoh:

  Baca Record

  Buat diagram alur untuk mencetak nama- nama pelamar yang lolos saringan tahap

  

EOF Selesai

  pertama. Dalam tes terdapat 2 materi. Bila jumlah nilai kedua materi tersebut

  Cetak Detail

  lebih besar dari 70 pelamar dinyatakan lolos saringan tahap pertama. Bentuk laporan yang diinginkan terdiri dari nama pelamar, nilai tes dan keterangan.

  Mulai Cetak Judul Laporan Cetak Judul Kolom Baca Nama$, N1, N2 Nama=”XXX”

  J = (N1 + N2)/2 J > 70 Ket$= “TL” Ket$= “L”

  ? Nama$, J, Ket$ Selesai

TEHNIK SWITCHING

  Tehnik Switching merupakan cara memperpendek jalur proses yang memakai suatu indikator untuk mengantisipasi proses yang akan dilakukan selanjutnya. Indikator ini dimisalkan seperti switch pada tombol lampu yang dapat mengatur dua kondisi yaitu nyala dan padam.

  Dalam flowchart, switch merupakan variabel yang diisi dengan dua kondisi yaitu 0 dan 1. Melalui isi variabel tersebut dapat diketahui kondisi proses yang telah dilakukan. Sehingga dapat dilakukan pengalihan proses tanpa memalui proses sebelumnya atau mempersingkat alur proses.

  Contoh : Suatu perusahaan akan membuat laporan gaji pegawainya berdasarkan golongannya. Data yang dibaca terdiri dari nomor pegawai, nama pegawai, golongan dan gaji bersih. Data yang dibaca sudah urut per golongan yang terdiri dari : golongan 1, 2, 3,4. Jika golongan berubah maka cetak TOTAL GAJI per golongan dan ganti halaman baru serta NOMOR dimulai dari 1.

  Pada akhir laporan cetak TOTAL SELURUH GAJI yaitu jumlah total gaji seluruh golongan. Lay out yang diinginkan : DAFTAR GAJI PT ’ABC’

  NO. NOPEG NAMA GOLONGAN GAJI 1 001 ANA 1 2500000 2 002 ANI 1 2000000 3 003 ALI 1 2500000

  TOTAL GAJI 7000000 DAFTAR GAJI PT ‘ABC’

  NO. NOPEG NAMA GOLONGAN GAJI 1 004 ADI 2 3000000 2 005 ADE 2 2750000

  TOTAL GAJI 5750000 TOTAL SELURUH GAJI 12750000 Bentuk data yang akan dibaca :

  start TSGJ=0 SW=0 TGJ= 0 NO=0 SOAL : Sebuah perusahaan ingin mengkomputerisasikan perhitungan pemakaina listrik. Dimana pelanggannya mencakup seluruh wilayah di Jakarta.

   Data diinput oleh operator terdiri dari kode wilayah, nomor pelanggan, nama pelanggan dan jumlah pemakaian.

   Data habis jika operator memasukkan nomor pelanggan =0

   Data sudah urut perkode wilayah, terdiri dari “Jakarta Barat”, “ Jakarta Timur”, “Jakarta Pusat”, “Jakarta Utara”, dan “Jakarta Selatan”,

   Jika wilayah berubah, maka cetak total biaya per wilayah dan ganti halaman baru.

   Pada akhir laporan cetak total seluruh biaya yaitu jumlah total pemakaian litrik di semua wilayah.

   Lay out yang diinginkan : Pemakaian Listrik Wilayah : Jakarta…………….. No. Pelanggan Nama Jumlah pemakaian Xx xxxxxxxxxxx xxxxxxxxx …. …………….. …………… Total Pemakaian : Pemakaian Listrik Wilayah : Jakarta……………..

  No. Pelanggan Nama Jumlah pemakaian Xx xxxxxxxxxxx xxxxxxxxx …. …………….. …………… Total Pemakaian : Total Seluruh Pemakaian:

  TSGJ=0 SW=0 TGJ= 0 NO=0 TotSel=0 SW=0 TotWil= 0 NO=0

  Start

  TotSel=TotSel+Tot wil TotSel=TotSel+totwil

  Contoh soal untuk proses penghitungan pemakaian listrik setiap wilayah dimodifikasi menjadi :

   Data diinput oleh operator melalui keyboard. Data tersebut terdiri dari kode wilayah, kode pelanggan, nomor pelanggan, nama pelanggan, jumlah pemakaian.

   Data habis jika operator memasukkan kode pelanggan =0

   Kode pelanggan terdiri dari :  Kode = 10 berarti tempat hiburan. Untuk itu dikenakan biaya tambahan sebesar 25% dari biaya pemakaian.

   Kode = 20 berarti tempat sosial. Untuk ini dikenakan potonngan sebesar 25% dari biaya pemakaian.  Kode = 30 berarti rumah tangga.

   Biaya per KWH dihitung menurut jumlah pemakaian dengan keentuan sbb:

   Pemakaian (kwh) biaya (kwh) <100 500 100 – 500 750 > 500 1000

   Biaya pemakaian untuk tiap-tiap pelanggan dihitung berdasarkan : Jumalh pemakaian * biaya per kwh + biaya tambahan –potongan

   Data sudah urut perkode wilayah

   Jika kode wilayah berbeda cetak total biaya perwilayah dan ganti halaman baru

   Pada akhir laporan cetak total seluruh biaya

   Lay out laporan : Tagihan Listrik Wilayah : Jakarta…………….. No. Pelanggan Nama Ket Jumlah pemakaian Biaya Pemakaian Xx xxxxxxxxxxx sosial 500 xxxx … …………….. …………… ……. Total biaya : Tagihan Listrik Wilayah : Jakarta……………..

  No. Pelanggan Nama Ket Jumlah pemakaian Biaya Pemakaian

  Xx xxxxxxxxxxx sosial 500 xxxx … …………….. …………… ……. Total biaya :

  Total Seluruh Biaya :

MINOR DAN MAYOR TOTAL

  Minor Total adalah penjumlahan dari suatu komponen data menurut jenis kelompok / klasifikasinya. Mayor Total adalah penjumlahan dari suatu komponen data untuk seluruh data yang diolah. Misalkan kelompok data sbb: Kode klasifikasi Nomor barang harga barang 001 1000 A 002 2000 003 2500

  TOTAL KLASIFIKASI A : 5500 Kode klasifikasi Nomor barang harga barang 008 1500 B 009 3500 011 5000

  TOTAL KLASIFIKASI B : 10000 TOTAL SELURUH : 15500 Jadi untuk setiap perubahan kode klasifikasi, maka setiap harga barang di totalkan.

  Analisa Pendahuluan :

  1. Kita perlu melakukan penjumlahan seluruh harga barang ( sama dengan penjumlahan pada grand / mayor total ).

  2. Lakukan juga penjumlah total harga barang perkode klasifikasi maka :

  Minor total cetak total untuk kode yang sama. Total akan dicetak bila kode berubah. Kita perlu mengadakan pengecekan kode klasifikasi untuk setiap data yang dibaca dengan kode dari data sebelumnya, karena itu diperlukan variabel penampung KL & KK untuk kode klasifikasi.

  3. Tempat kode klasifikasi ini dapt ditempati pertama kali oleh kode klasifikasi data pertama, disamping harga barang dari data pertama dijumlahkan dengan isi dari total harga barang, untuk minor total dan mayor total.

  4. Bila masih ada data, lakukan pengecekan kode, bila kode beda, maka lakukan:

  • Isi dari total harga barang dicetak (minor total).
  • Isi THB di kosongkan.
  • Isi dari kode klasifikasi dari data terakhir, dikeluarkan , diganti dengan yang baru.
  • Proses selanjutnya seperti data semula ( untuk kode klasifikasi yang baru).
  • Kode sama ,proses dilanjutkan sesuai data dengan kode yang sama.

  5. Demikian seterusnya s/d data habis. Bila data habis baru cetak minor total terakhir dan mayor totalnya

OPERASI FILE RANDOM

I. PENYISIPAN RECORD

  Akses pada file random dapat dilakukan secara acak. Jadi akses data tidak

   dilakukan dengan membaca data satu per satu mulai dari record pertaa tapi dilakukan dengan nomor record, Pencarian record data dapat dilakukan dengan pindah dari record terakhir ke

   reocrd awal atau record lainnya. Flowchart proses penyimpanan data ke file

  start

2 Read Mast1.dat

NIM1,NM$, AL1$

  END /* N = 0

3 N= N + 1

  Read Mast2.DTA Record ke-N

NIM2,NM2$,AL2$

  1

  1 /* Write MAST.DTA NIMO=NIM 1

NIMO, NMO, ALO

  NMO = NM 1 ALO = AL 1 / *

  2

3 System flowchar penyisipan record

  MAST 1.DTA MAST2. DTA

   Data di MAST1.DTA di tambahkan ke MAST2.DTA dengan ketentuan , jika

  data MAST1.DTA sudah ada di MAST2.DT maka data tersebut diabaikan atau tidak di simpan ke MAST2..DTA

  

  Akses terhadap file random dapat dilakukan dengan mengunakan nomor record, sehingga dari satu record dapat pindah ke record lainnya tergantung dari nomor record tersebut.

II. PENGHAPUSAN RECORD

  Penghapusan dilakukan dengan membentuk file baru. Dimana file baru ini

   merupakan file berisiskan record dari file lama. Namun record dari file lama tersebut hanya terbatas pada record yang tidak

   sama dengan data yang akan dihapus. Sedangkan record yang sama dengan data yang akan dihapus diabaikan

   System flowcart penghapusan record

   MASTER.DTA NEW. DTA TRANS. DTA

  Record yang dihapus pada file MASTER.DTA ditentukan berdasarkan data

   yang terdapat di file TRANS. DTA Hasil penghapusan record disimpan di dalam file NEW.DTA . Jadi isi TRANS.

   DTA merupakan isi MASTER.DTA setelah mengalami penghapusan record.

  Struktur record file MASTER.DTA terdiri dari field : Nomor induk mahasiswa

   Nama mahasiswa

   Alamat mahasiswa

   Struktur file TRANS.DTA hanya terdiri dari field Nomor Induk Mahasiswa . Field ini menunjukkan record di MASTER.DTA yang akan di hapus. Flowchart penghapusan record

  start N=

  2 N = N + 1 Read MASTER.DTA RECORD KE N NIM2, NM2, AL2

  /* END M = 0

3 M= M + 1

  READ TRANS .DTA RECORD KE – M NIM 2

  /* NIMO = NIM1 NMO = NM1 ALO= AL1

  NIM2=

Write New. DTA

3 NIM 1

  Record ke – M NIMO, NMO, ALO

  2

III. PERUBAHAN ISI RECORD

  Perubahan record dilakukan dengan mencari record yang akan diubah lalu

   mengadakan perubahan terhadap isinya. Selanjutnya record tersebut disimpan kembali tanpa mengubah posisi record.

   Proses pencarian dilakukan dengan membaca record satu persatu mulai dari

   awal record sampai record terakhir. Setiap record yang dibaca dibandingkan melalui field yang berfungsi sebagai

   key. System flowchart perubahan record

   TRANS . DTA INDUK.DTA File INDUK.DTA dan TRANS.DTA terdiri dari field Nomor Induk Mahasiswa,

   nama dan alamat Data di INDUK.DTA akan diubah berdasarkan data di TRANS. DTA. Field  key yang dipakai adalah nomor induk mahasiswa.

  Flowchart perubahan record

  1 mulai

  • N = 0

  /* selesai

3 N = N + 1

  M = 0

  4 M = M +1 Read TRANS.DTA Record ke – N NIM1, NM1, AL 1

  1 Read INDUK.DTA Record ke M

  2 NIM2, NM2, AL2

  2 /*

  3 NIM2=

  4 NIM 1 NIM2=NIM1 AL2 = AL1

  Write INDUK.DTA RECORD KE – M

NIM2,NM2,AL2

  3

OPERASI FILE SEQUENTIAL

  Operasi terhadap file yang diorganisir secara sequential hanya dapat dilakukan secara berurutan.

I. PENYISIPAN RECORD / PENAMBAHAN RECORD BARU

  Untuk penambahan record ke dalam suatu file, maka posisi record terakhir harus diketahui, karena record yang baru diletakan pada posisi setelah record terakhir.

  Flowchart proses penyimpanan data ke file

  start Input NPM , NM $, NILAI NPM=

  END NPMO=NPM NM$O=NM$ NILAIO=NILAI WRITE

NPMO,NMO,NILAIO

  Flowchart proses penambahan record baru.

  start Read Data

NM,UM,ALM

  /*

  INPUT NM1,UM1, ALM1 NMO= NM1 UMO=UM1 ALMO=ALM1

  WRITE NMO,UMO,ALMO END

  Jika yang akan dilakukan adalah menyisipkan recor yang sudah ada, maka

   diperlukan satu file baru untuk menampung hasil akhir dari penyisipan. Untuk penyisipan record, posisi yang akan ditempati oleh record baru harus

   diketahui dengan jelas Posisi ini dpat diketahui dengan cara memeriksa salah satu isi dari suatu

   record System flowchart dibawah memperlihatkan bahwa data yang akan disisipkan

   diinput melelui keyboard Sedang file yang akan disisipkan data diambil dari FILE01 dan file baru hasil

   penyisipan adalah FILE 02

  FILE 02 FILE 01

II. PENGHAPUSAN RECORD

  Penghapusan dilakukan dengan cara membaca record satu persatu lalu

   menuliskan kembali ke file baru. Namun dalam proses pembacaan tersebut dilakukan pemeriksaan terhadap

   setiap record. Jika pada waktu pembacaan record ditemukan reocrd yang akan dihapus

   maka record tersebut diabaikan atau tidak ditulis ke file baru. Penghapusan record dilakukan terhadap file FILE01. Record yang akan

   dihapus diinput melalui keyboard. Hasil penghapusan record disimpan di dalam file FILE02.

  System flowchart proses penghapusan record

  FILE 02 FILE 01 Flowchart penghapusan record

  NMO=NM1 UMO=UM1 ALMO=ALM1

  START

INPUT NMH

1 READ FILE 01

NM1, UM1, AKM1

  /* END NM1= NMH

  

1

WRITE FILE02 NMO,UMO,ALMO

  1

III. PERUBAHAN ISI RECORD Perubahan record merupakan modifikasi terhadap isi record dari suatu file.

   Record yang akan dimodifikasi dicari dengan memeriksa isi salah satu field.

   Untuk mengadakan perubahan pada record ke – 3 maka proses pembacaan

   record dilakukan mulai dari record pertama sampai pada record yang dituju. Flowchart perubahan record

  start Input NAMA$

1 Baca FILE02

NPM2,NM2$, NILAI

  /* END

2 NM2=

  INPUT NPMB,NMB$, NAM NILAIB A

  NPMO=NPMB

  1 NMO$=NMB$ NILAIO=NILAIB WRITE FILE02 NPMO,NMO$,NILAIO

  2

SOAL FILE SEQUENTIAL

  1. Buat flowchart untuk menyimpan data ke dalam file. Spesifikasi data tersebut adalah : nomor induk pegawai, nama pegawai, alamat dan gaji pokok. Proses input data berakhir jika operator mengisi 0 untuk nomor induk pegawai.

  2. Buat flowchart dengan permasalahan soal no.1 namun data pegawai yang disimpan ke file hanya pegawai dengan gaji pokok > 200. Sebaliknya, untuk gaji pokoklebih kecil atau sama dengan 200 dicetak melalui printer.

  3. Perhatikan sistem flowchart sebagai berikut : Mhsnew.dat Mhs.dat File mhs.dat terdiri dari field : nomor induk mahasiswa, nama, alamat, dan ipk.

  Buat flowchart untuk proses penghapusan record filemhs.dat. Spesifikasi proses adalah sebagai berikut :

  • Record yang dihapus ditentukan berdasarkan nomor induk mahasiswa ( NIM ) yang diinput melalui keyboard
  • Data di dalam file.mhs.dat telah diurutkan berdasarkan

  NIM

  • Hasil proses penghapusan pada file mhs.dat disimpan ke file mhsnew.dat
  • Proses selesai jika operator mengetik 0 untuk nomor induk mahasiswa.

  

PENERAPAN KONSEP TABEL DALAM MASALAH

I. Argumen dan Fungsi

  Tabel merupakan data pembantu dalam pengolahan data. Misal dalam

  suatu lembar dokumen terdapat data pegawai sbb : NIP Gapok Tunjangan

  10200 500.000 120.000 10201 300.000 100.000 10202 350.000 120.000 10203 400.000 230.000 10204 450.000 100.000 10205 500.000 50.000

  Dari data pegawai tersebut tidak dapat diketahui nama setiap pegawai.

Untuk itu dapat dibuat suatu tabel yang berisi khusus untuk nama pagawai seperti

dibawah ini :

NIP NAMA

  10200 Amat 10201 Bondan 10202 Amir 10203 Dwi 10204 Tika 10205 Toni

  Item NIP merupakan item yang dipakai sebagai acuan untuk mencari data nama pegawai di dalam tabel. Item ini berfungsi sebagai kontrol field yang sering disebut ARGUMEN. Sedang item NAMA merupakan FUNCTION dari tabel tersebut.

  II. Penggunaan Storage untuk Penyimpanan Tabel

  Data di dalam media penyimpanan seperti disk, kartu, dokumen dll yang

   berfungsi sebagai tabel disebut External Tabel. Dalam proses pengolahan data, external tabel ini sebaiknya dipindahkan ke

   memori agar proses menjadi cepat. Di dalam memori external tabel menempati lokasi yang disebut storage. Di  storage ini terbentuk suatu tabel yang disebut sebagai Internal Tabel. Selanjutnya proses pengolahan data menggunakan internal tabel.

  Flowchart proses pembentukan internal tabel.

  START I =

  INPUT NIP,NM

  YA

  NIP =

END

  TIDAK

  I = I + 1 NIPTAB(I) = NIP NMTAB(I) = NM Setiap data yang dibaca dari external tabel disimpan di dalam NIPTAB(I) dan

   NMTAB(I). Variabel ini merupakan variabel berindeks atau variabel array. Variabel array merupakan suatu variabel dengan beberapa tempat

   penyimpanan. Gambar dibawah memperlihatkan ilustrasi variabel array NIPTAB.

   NIPTAB nama variabel 1 2 3 4 5 6 ..... N indeks Penyimpanan ke dalam variabel array NIPTAB dilakukan berdasarkan nilai indeksnya. Pada flowchart di atas nilai indeks ditentukan melalui variabel I.

III. Proses Pencarian (Searching)

  Proses pencarian di dalam internal tabel dilakukan dengan berpatokan pada

   nilai indeksnya. Misal untuk mencari nama pegawai dengan NIP = 10203 dapat digambarkan

   melalui flowchart berikut :

  START NO = 10203 I = 0

  I = I + 1

  YA

  PRINT NO= EN NMTAB(I

NIPTAB(I

  D )

  IV. Pengurutan dengan Eksternal Tabel

  IV.1. Pembentukan File Indeks

  Proses pengurutan bilangan dilakukan di internal tabel. Semua bilangan

   yang akan diurutkan disimpan dahulu ke suatu penyimpanan di dalam memori yaitu variabel array.

  Di memori, proses pengurutan dapat dilakukan dengan lebih cepat. Namun

   jika datanya banyak, maka proses ini akan membutuhkan ukuran memori yang besar. Untuk menghindarinya, proses pengurutan dilakukan di dalam eksternal tabel.

  Eksternal tabel dibentuk dengan cara membuat file baru. File ini desebut

   sebagai File Indeks. Isi file indeks adalah field yang berfungsi sebagai field kunci (key field) dari record data yang akan diurutkan. Key Field merupakan field yang dipakai sebagai dasar pengurutan. Misal data yang harus diurutkan berdasarkan NIP, maka field kuncinya adalah field yang berisi NIP.

  Secara garis besar, proses pengurutan dengan eksternal tabel terdiri dari langkah- langkah o Bentuk file indeks yang hanya berisi field kunci. o Lakukan pengurutan pada file indeks. Pengurutan dapat dilakukan dengan metode bubble sort atau straight selection. o Pindahkan record dari file lama ke file baru dengan posisi record sesuai pada file indeks.

  IV.2. Proses Pembentukan File Indeks File PEG.DTA

NIP NAMA ALAMAT /*

  93004 Amat Jl. P 93001 Badu Jl. G 93003 Dono Jl. H 93006 Rina Jl. Z 93002 Tuti Jl. W 93005 Kiki Jl. Q

  Jika data di file PEG.DTA ingin diurutkan berdasarkan NIP, maka harus dibentuk file indeks yang hanya berisi field NIP. Proses pembentukan file indeks ini dapat digambarkan melalui flowchart :

  START N = 0 N = N + 1 READ PEG.DTA

  Record ke-N NIP, NAMA, ALM

  YA

  /* END

  TIDAK

  ONIP=NIP WRITE

  INDEKS.DTA RECORD KE-N ONIP Berdasarkan flowchart diatas, terbentuk file indeks yaitu INDEKS.DTA. NIP 93004 record pertama

  93001 93003 93006 93002 93005 /*

  

PENGURUTAN BILANGAN DENGAN METODE

STRAIGHT SELECTION

I. Proses Pengurutan

  metode ini dikatakan kebalikan dari metode Bubble sort. Pencarian dimulai

   dengan bilangan terkecil.

   Bilangan terkecil ini lalu diletakan di elemen atau urutan pertama, demikian

   seterusnya sampai dihasilkan urutan bilangan dari kecil ke besar. Contoh Array :

   20

  12

  35

  11

  17

  

9

  58

  23

  1

  2

  3

  4

  5

  

6

  7

  8

  12

  20

  35

  11

  17

  

9

  58

  23

  1

  2

  3

  4

  5

  

6

  7

  8

  11

  20

  35

  12

  17

  

9

  58

  23

  1

  2

  3

  4

  5

  

6

  7

  8 Proses diatas hanya membandingkan elemen pertama dengan semua

   9

  20

  35

  12

  17

  

9

  58

  23

  1

  2

  3

  4

  5

  

6

  7

  8 elemen array. Sehingga elemen pertama terisi bilangan terkecil.

  Ulangi proses diatas untuk membandingkan elemen ke –2 dengan elemen

   lainnya. Kini isi elemen pertama dan ke – 2 sudah urut dari bilangan kecil kebesar

   9

  12

  35

  20

  17

  11

  58

  23

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  11

  35

  20

  17

  12

  58

  23

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8 Ulangi proses di atas untuk membandingkan elemen ke-3 dengan elemen

   lainnya. Setelah itu elemen ke-4 dan seterusnya sampai elemen terakhir 

  Sehingga hasil akhirnya adalah

   9

  11

  12

  17

  20

  

23

  35

  58

  1

  2

  3

  4

  5

  

6

  7

  8

IMPLEMENTASI DALAM BENTUK FLOWCHART

  START

  1 I = I + 1 I = 0 N = 0

  J = I + 1

  INPUT BIL

  YA

  BIL =

ARRBIL( YA

1 I)

  TIDAK

  < ARRBIL( N = N+1

  J)

  TIDAK

  TEMP = ARRBIL(1) ARRBIL(N) = BIL ARRBIL(I) = ARRBIL(J) ARRBIL(J) = TEMP

  TIDAK YA

  1 I = N - N = J

  1 YA TIDAK I = I + 1 I = 0 J = J + 1 PRINT ARRBILL(I ) TIDAK

  I = N

  

PENGURUTAN BILANGAN DENGAN

METODE BUBBLE SORT

  Proses Pengurutan Bubble Sort adalah nama yang diberikan pada prosedur untuk mengatur

   sekelompok bilangan dengan urutan dari kecil ke besar. Untuk mengurutkan bilangan diperlukan variabel array yang digunakan untuk

   menampung semua bilangan yang akan diurutkan. Proses pengurutan dilakukan dengan membandingkan semua elemen array satu

   persatu.

  Contoh :

  20

  12

  35

  11

  17

  9

  58

  23 Dalam metode bubble sort, pengurutan demulai dengan membandingkan elemen pertama untuk mendapatkan angka terbesar. Lalu angka tersebut ditempatkan pada elemen terakhir.

IMPLEMENTASI DALAM BENTUK FLOWCHART

  1 START I = 0 J = J + 1 J = 0

  N = 0

  2 I = I + 1

  INPUT BIL

  YA

BILLAR(I)

  YA

  < BILLAR(I+ BIL= 1 1)

  TIDAK

  TEMP = BILLAR(I) BILLAR(I) = BILLAR(I+1) N = N + 1 BILLAR = TEMP

  BILLAR(N) = BIL I = N -

  2 J

  YA

  PRINT J = N - I = I + 1 I = 0

  BILLAR(

  YA

  1 I) I = I = 0

  TIDAK

  N

  TIDAK

  1 Bubble Sort tidak lain adalah pengulangan prosedur hingga bilangan – bilangan yang ada tersusun menurut urutan dari yang kecil ke yang besar. Contoh Buble Sort

  6

  5

  8

  3 Pertama :

  6

  5

  8

  3

  5

  6

  3

  8

  5

  6

  8

  3

  5

  6

  8

  3 Pada akhir proses pertama ini, bilangan yang terbesar menempati tempat yang sesuai.

  Kedua :

  5

  6

  3

  8

  5

  3

  6

  8

  5

  6

  3

  8

  5

  3

  6

  8 Pada akhir proses kedua ini, bilangan terbesar kedua menempatkan tempat yang sesuai.

  Ketiga :

  5

  3

  6

  8

  3

  5

  6

  8

  3

  5

  6

  8

  3

  5

  6

  8 Bila proses ini dilanjutkan, tidak ada pertukaran tempat lagi bagi bilangan – bilangan tersebut, sebab bilangan tersebut telah selesai disusun.

  TUGAS :

  1. Untuk yang NPM – nya ganjil jalankan flowchart Pengurutan Bilangan dengan Metode Bubble Sort untuk data :

  17 99 8 69 45 36 21

  2. Untuk yang NPM – nya genap jalankan flowchart Pengurutan Bilangan dengan Metode Buble Sort untuk data : 54 70 81 3 11 48 90