DISTRIBUSI SPASIAL KARAKTERISTIK TANAH TAMBAK DI KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN
Rachm ansyah dan Ak hm ad M ust af a
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makm ur Dg. Sit akka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selat an
E- m ail: litkanta@indosat.net.id
(Naskah diterima: 3 Agustus 2011; Disetujui publikasi: 8 November 2011)
ABST RAK
Ident ifikasi dist ribusi spasial karakt erist ik t anah m em iliki peran pent ing dalam sist em bio- lingk ungan t erm asuk lingk ungan t am bak , sehingga dilak uk an penelit ian yang bertujuan untuk m engetahui distribusi spasial karakterist ik tanah tam bak di Kabupaten Pangk ep Pr ovinsi Sulawesi Selat an. Penent uan t it ik penguk ur an dan pengam bilan cont oh t anah secara acak sederhana pada 110 t it ik dan m asing- m asing pada dua kedalam an t anah yang berbeda yait u 0- 0,2 dan 0,2- 0,4 m . Sebanyak 21 karakt erist ik tanah diukur di lapangan dan dianalisis di laboratorium . Geostatistik dengan m etode Kriging dalam Program ArcGIS 9.3 digunakan dalam interpolasi terhadap data tanah yang ada. Dist ribusi spasial karakt erist ik t anah dit am pilkan dengan m em anf aat kan citra ALOS AVNIR- 2 akusisi 21 Juli 2008. Hasil penelitian m enunjukkan bahwa secara um um karakteristik tanah tam bak di Kabupaten Pangkep tergolong m em iliki variabilitas t i n g g i at au r el at i f h et er og en d en g an n i l ai k oef i si en var i asi yan g m el eb i h i 3 6 %. Karakteristik tanah yang m enunjukkan kem asam an tanah m em iliki pola distribusi spasial yan g r el at i f sam a d an d em i k i an j u g a h al n ya d en g an k ar ak t er i st i k t an ah yan g m enunjukkan kandungan unsur hara tanah juga m em iliki pola distribusi spasial yang relat if sam a. Derajat kem asam an t anah yang t inggi sert a kandungan bahan organik
dan N- Tot al t anah yang t inggi dan sebaliknya kandungan PO 4 dan f raksi liat yang rendah secara um um dij um pai di Kecam at an Minasa Te’ ne, Pangk aj ene, Bungoro, Labakkang, dan Ma’rang. Disarankan agar pengelolaan tanah yang dilakukan di tam bak Kabupaten Pangkep disesuaikan dengan karakteristik tanahnya yang tergam bar secara jelas pada pola distribusi spasial dari m asing- m asing karakterist ik tanah.
KATA KUNCI: dist r ibusi spasial, t anah, t am bak , Kabupat en Pangk ep ABST RACT :
Spatial Distribution of Brackish Water Ponds Soil Characteristics in Pangkep Regency South Sulawesi Province. By: Rachmansyah an d Ak h m ad M u st af a
Spatial distribution of soil has an important role in the management system of bio- environment including brackish water pond, as such, the research was conducted to determine the spatial distribution of brackish water pond soil characteristic in Pangkep Regency, South Sulawesi. Simple random sampling technique was employed in the research involving collection of samples in 110 sampling points at a depth of 0-0.2 and 0.2-0.4 m. A total of 21 soil characteristics measured in the field and analyzed in the laboratory. Geostatistic with Kriging method in the ArcGIS 9.3 software was used to interpolate the data. Furthermore, the spatial distribution of the area was presented by making use of ALOS AVNIR-2 image (acquisition July 21, 2008). The result of the research showed that in general, pond soil in Pangkep Regency could be classified as soil with high variability or relatively heterogenic with the value of variation coefficient
J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 479-493
of more than 36%. Not only the characteristics of acidic soil has shown similar pattern of spatial distribution over some areas, but also nutrient rich soil characteristic has the same pattern of distribution. Generally, pond areas in Minasa Te’ne, Pangkajene, Bungoro, Labakkang, and Ma’rang Sub-districts have soil with high value of acidity
degree, organic matter and total-N of soil, and low value of PO 4 and clay fraction. It is
suggested that pond soil management in the areas has to be based on soil characteristics which has been clearly defined through its pattern spatial distribution.
KEYWORD S: sp a t i a l d i st r i b u t i o n , so i l , b r a ck i sh w a t e r p o n d , Pa n g k e p
Regency
PENDAHULUAN
k ualit as air, proses biologis, dan rek ayasa t am bak (Boyd, 1995; Sam m ut , 1999). Oleh
Kem en t er i an Kel au t an d an Per i k an an karena it u, kualit as t anah t elah um um di- Republik Indonesia telah memfokuskan untuk
pert im bangk an dalam evaluasi k esesuaian m enggenj ot produk si perik anan budidaya,
lahan unt uk budidaya t am bak (Boyd, 1995; sehingga peluang sekaligus t um puan besar
Salam et al., 2003; Karthik et al., 2005; Mustafa akan tertuju pada perikanan budidaya tersebut.
et al., 2007).
Tot al t ar get p r od uk si per ik anan budidaya Indonesia yang ingin dicapai pada tahun 2014
Ident if ikasi dari dist ribusi spasial karak-
ad alah sek it ar 1 6 ,8 j ut a t on yang b er ar t i teristik tanah mempunyai peran penting dalam peningkatan produksi sampai 353%. Perikanan
banyak sistem bio- lingkungan (Zuo et al., 2008; budidaya yang sekarang ini dilaksanakan di
Dong et al., 2009; Akbarzadeh & Taghizadeh- Indonesia m eliput i: budidaya laut , budidaya
Mehrjardi, 2010; Zare- Mehrjardi et al., 2010). air payau, dan budidaya air t awar. Pot ensi
Penget ahuan m engenai variabilit as spasial l ah an p er i k an an b u d i d aya ai r p ayau at au
k ar ak t er i st i k t an ah d an h u b u n g an an t ar t am bak m encapai 1.224.076 ha, akan t et api
karakt erist ik t anah sangat diperlukan unt uk yang t elah dim anf aat kan seluas 612.530 ha
evaluasi praktek pengelolaan tanah (Huang et (Mu st af a, 2 0 1 1 ). Ber d asar k an Kep u t u san
al., 2001) dan peningk at an k eberlanj ut an Ment er i Kel aut an d an Per i k anan Rep ub l i k
p en g g u n aan t an ah (Li u et al . , 2 0 0 6 ). Variabilitas adalah salah satu karakteristik hakiki
Indonesia Nom or KEP.32/ MEN/ 2010 t ent ang Penet apan Kawasan Minapolit an, Kabupat en
dari kualitas tanah dan dalam ekosistem yang Pang k ep (Pr ovi nsi Sul awesi Sel at an) t el ah
sam a kualit as t anah dapat m em perlihat kan var i asi sp asi al yan g n yat a (Ro b i n so n &
d i t et ap k an seb ag ai sal ah sat u w i l ay ah Met t ernicht , 2006). Variasi- variasi t ersebut pengembangan Kawasan Minapolitan di Indo-
adalah terutama muncul dari faktor- faktor dan nesia dengan ikan bandeng (Chanos chanos)
dan rumput laut (Gracilaria verrucosa) sebagai proses pedogenesis (pembentukan tanah) dan k om odit as andalan. Tam bak di Kabupat en
p en g g u n aan l ah an (Er sah i n , 2 0 0 3 ) ser t a p r ak t ek - p r ak t ek p en g el o l aan t an ah
Pan g k ep m en cap ai l u as k ot or 1 2 .5 2 7 h a (PanGozalez et al., 2000; Anuar et al., 2008). yang digunakan unt uk m em produksi udang
Dengan statistik klasik yang mempertimbang- wi n d u (Penaeus monodon), ud ang ap i- ap i
(Metapenaeus monoceros), i k an b an d en g k an dat a t anah sebagai dat a bebas, m ak a (Chanos chanos), i k an m u j ai r (Tilapia
im plem ent asinya sering m enghasilkan hasil mosambica ), d an i k an b et o k (Anabas yang tidak realistis (Hasany- Pak, 1998 dalam Zare- Mehrjardi et al., 2010). Di sam ping it u,
testudineus) (Anonim, 2009b). su at u asu m si yan g b er t en t an g an k et i k a Komoditas yang dibudidayakan di tambak
d i g u n ak an st at i st i k k l asi k ad al ah b ah wa Kab u p at en Pan g k ep t er seb u t t er m asu k
karakt erist ik t anah pada suat u bent ang lahan kom oditas yang berbasis lahan. Telah dikenal
t idak t erdist ribusi secara acak (variabilit as bahwa lahan merupakan suatu lingkungan fisik
t idak hanya acak t et api juga t idak berkorelasi yang t erdiri at as t anah, t opograf i, hidrologi,
t erhadap lokasi spasial) (Essingt on, 2004). veget asi, dan iklim . Salah sat u f akt or ling-
Karakteristik tanah secara alami dapat berbeda- k ungan yang m em pengaruhi produk t ivit as
beda secara t erus- m enerus dalam wakt u dan t am bak adalah kualit as t anah. Kualit as t anah
t em pat , dan unt uk kondisi sepert i it u sangat m er u p ak an f ak t or p r od u k si u t am a d al am
sulit jika m ungkin m engukur kualit as t anah budidaya tambak sebab dapat mempengaruhi
pada setiap titik di lapangan (Madyaka, 2008).
Distribusi spasial karakteristik tanah tambak ..... (Rachmansyah)
Geost at ist ik dapat digunakan unt uk m eng- oven- kan pada suhu 80 o o C- 85
C selama 48 jam karakteristik dan mengukur variabilitas spasial
(Ahern & Blunden, 1998) unt uk t anah sulf at dari karakteristik tanah, melakukan interpolasi
m asam , sed an g k an con t oh t an ah l ai n n ya secara rasional dan m engest im asi perbedaan
d i k er i n g an g i n k an . Set el ah k er i n g , con t oh dari nilai yang diint erpolasi (Lin et al., 2001;
tanah dihaluskan dengan cara ditum buk pada Essington, 2004). Oleh karena itu, diaplikasikan
lum pang porselin dan diayak dengan ayakan m et ode geost at ist ik unt uk lebih m enger t i
ukuran lubang 2 mm dan selanjutnya dianalisis
d i st r i b usi sp asi al d ar i k ar ak t er i st i k t anah di Laborat orium Tanah Balai Penelit ian dan t am b ak d i Kab u p at en Pan g k ep Pr o vi n si
Pengem bangan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Su l awesi Sel at an ag ar p en g el ol aan t an ah
di Maros. Kualit as t anah yang dianalisis di dapat dilakukan sesuai dengan karakt erist ik
laboratorium meliputi pH KCl (pH dari ekstrak KCl) t anahnya.
(McElnea & Ahern, 2004a), pH OX (McElnea & Ahern, 2004b), S P (sulfur peroksida) (Melville,
BAHAN DAN METODE
1993; McElnea & Ahern, 2004c), S KCl (sulf ur yang diekst rak dengan KCl) (Melville, 1993;
Lokasi dan Waktu Penelitian
McElnea & Ahern, 2004d), S POS (S P -S KCl ) (Ahern & McElnea, 2004), TPA (Titratable Peroxide
Penelit ian dilaksanakan di wilayah pesisir Acidity at au seb el u m n ya d i k en al d en g an Kabupat en Pangkep Provinsi Sulawesi Selat an
Total Potential Acidity) (McElnea & Ahern, (Gam bar 1) yait u di Kecam at an Minasa Te’ ne,
2004b), TAA (Titratable Actual Acidity at au Pangkajene, Bungoro, Labakkang, Ma’ rang,
seb el u m n ya d i k en al d en g an Total Actual Segeri, dan Mandalle pada bulan Maret dan
April 2010. Penelit ian diawali berupa diskusi Acidity) (McEl n ea & Ah er n , 2 0 0 4 a), TSA
(Titratable Sulfidic Acidity at au sebelum nya dengan st af Dinas Kelaut an dan Perikanan
dikenal dengan Total Sulfidic Acidity) (TPA- TAA) Kab u p at en Pan g k ep d i Pan g k aj en e u n t u k
(McElnea & Ahern, 2004b), pirit (Ahern et al., mendapatkan informasi umum mengenai lahan
1 9 9 8 a; 1 9 9 8 b ), k ar b o n o r g an i k d en g an budidaya tam bak di Kabupaten Pangkep.
m et ode Walk ley & Black (Sulaem an et al.,
Pengumpulan Data
2 0 0 5 ), N- To t al d en g an m et o d e Kj ed h al (Sulaem an et al., 2005), PO 4 dengan m et ode
Data Primer
Br ay 1 at au Ol sen (t er g ant ung p H t anah) (Su l aem an et al . , 2 0 0 5 ), Fe d en g an
Dat a prim er yang dikum pulkan m eliput i spekt rof ot om et er (Menon, 1973), Al dengan dat a kualit as t anah. Penent uan t it ik pengu-
spektrofotom eter (Menon, 1973), dan tekstur k ur an dan pengam bilan cont oh t anah di-
dengan metode hidrometer (Agus et al., 2006). tentukan secara acak sederhana pada 110 titik pengukuran dan pengam bilan cont oh t anah
Data Sekunder
(Gam bar 1) m engikut i pet unjuk Hazelt on & Murphy (2009). Peubah kualit as t anah yang
Dat a sek u n d er d i k u m p u l k an m el al u i
penelusuran berbagai laporan, pust aka, dan t anah yang diukur di lapangan) dengan pH-
hasil penelit ian dari berbagai inst ansi t erkait . meter (Ahern & Rayment, 1998), pH
diukur langsung di lapangan adalah pH F (pH
Rupabum i Indonesia skala 1:50.000 dengan yang diukur di lapangan set elah dioksidasi
(pH tanah
Pet a yan g d i k u m p u l k an an t ar a l ai n p et a
FOX
nomor lembar 2011- 31 (Lembar Pangkajene), dengan pH- m et er (Ahern & Raym ent , 1998),
2011- 33 (Lembar Segeri), dan 2011- 22 (Lembar dan pot ensial redoks dengan redox - m et er.
d en g an h i d r o g en p er o k si d a (H 2 O 2 ) 3 0 %)
Bal an g Lo m p o ) ser t a p et a Ad m i n i st r asi Cont oh t anah diam bil pada dua kedalam an
Kabupat en Pangkep.
tanah yaitu 0- 0,2 dan 0,2- 0,4 m dari permukaan
Analisis Data
t anah. Unt uk analisis peubah kualit as t anah l ai n n y a, m ak a co n t o h t an ah y an g ad a
Pet a Penut up/ Penggunaan Lahan yang secepatnya dimasukkan dalam kantong plastik
digunakan berasal dari hasil klasif ikasi Cit ra dan selanjut nya dim asukkan dalam cool box
ALOS (Advanced Land Observing Satellite) yang diberi es, karena adanya cont oh t anah
AVNIR- 2 (The Advanced Visible and Near Infra- yang t er g ol ong t anah sul f at m asam . Si sa
red Radiometer type 2) akuisisi 21 Juli 2008 tumbuhan segar, kerikil, cangkang, dan kotoran
d engan Pr ogr am ER Map p er 7 .1 yang d i- l ai n n ya d i b u an g d an b o n g k ah an b esar
int egr asik an d engan p et a d asar d ar i p et a dikecilkan dengan t angan. Cont oh t anah di-
Rupabum i Indonesia. Inf orm asi spasial lain
J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 479-493
Gambar 1. Tit ik pengukuran dan pengam bilan cont oh t anah di kawasan t am bak
Kabupat en Pangkep Provinsi Sulawesi Selat an Figure 1.
Soil sampling points in the brackish water ponds areas of Pangkep Regency, South Sulawesi Province
yang diperoleh dari data prim er dan sekunder kem encengan berdasarkan pet unjuk Sokal & j uga diint egrasik an dengan pet a Penut up/
Rohlf (1981) pada kedalaman tanah yang sama. Penggunaan Lahan. Dat a dari peubah karak-
Met ode Kriging (Mulla & McBrat ney, 1999; t er i st i k t an ah d i an al i si s d en g an m et o d e
Essingt on, 2004; Lin, 2008) dalam Program statistik klasik untuk mendapatkan nilai mini-
Ar cGIS 9 .3 d i g u n ak an d al am i n t er p o l asi m um , m aksim um , rat a- rat a, st andar deviasi,
terhadap data tanah yang ada pada kedalaman k o ef i s i en v ar i as i , k er u n c i n g an , d an
tanah 0- 0,2 m.
Distribusi spasial karakteristik tanah tambak ..... (Rachmansyah)
HASIL DAN BAHASAN
1 dan 2 juga t erlihat bahwa dat a karakt erist ik t anah di Kabupat en Pangk ep lebih banyak Berdasarkan koefisien keruncingan m aka
dist ribusinya m enceng ke kanan dengan nilai kebanyakan data karaketristik tanah tambak di
koefisien kem encengan kurang dari 2. Hal ini Kabupat en Pangkep t ergolong berdist ribusi
m enunjukkan bahwa data setiap karakteristik platikurtik (datar) dengan nilai koefisien kerun-
tanah tambak di Kabupaten Pangkep memiliki cingan kurang dari 3 (Tabel 1 dan 2). Dari Tabel
distribusi yang relatif tidak sam a.
Tabel 1. Kualitas tanah tambak pada kedalaman 0- 0,2 m di Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan (n= 110)
Table 1. Soil quality of brackish water pond at the depth of 0-0.2 m in Pangkep Regency, South Sulawesi Province
St andar
Keruncingan Kemencengan Variables
Peubah
Maksimum Rat aan
deviasi
Koefisien variasi
Minimum Maximum Average St andard Kurt osis Skewness
Coefficient of
deviat ion
variance
Potensial redoks -395
53.97 1.333 0.920 Redox potential (mV)
11.11 32.330 -4.477 pH FOX
pH F 0.95 7.80 6.82 0.758
61.49 -1.536 -0.070 pH F -pH FOX
93.46 -1.497 0.159 pH KCl
20.25 1.181 -1.360 pH OX
53.64 -1.371 0.185 S KCl (%)
1.202 1.469 S P (%)
87.53 -0.850 0.703 S POS (%)
90.00 -0.303 0.822 TPA (mol H + / ton)
3.278 1.968 (mole H+/ton) TAA (mol H + / ton)
14.702 3.779 (mole H+/ton) TSA (mol H + / ton)
3.320 1.966 (mole H+/ton) Pirit (%)
3.320 1.966 Pyrite Bahan organik (%)
0.542 1.248 Organic matter
63.77 3.526 1.777 Total N
5.242 2.247 C:N ratio PO 4 (mg/ L)
Rasio C:N
72.68 0.213 0.985 Fe (mg/ L)
-1.363 0.661 Al (mg/ L)
94.07 -1.403 0.298 Liat
-0.515 0.831 Clay (%) Debu
14 94 50 18.0 36.14 -0.530 0.295 Silt (%)
Pasir 0 84 36 19.3 53.52 -0.614 0.341 Sand (%)
J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 479-493
Tabel 2. Kualit as t anah t am bak pada kedalam an 0,2- 0,4 m di Kabupat en Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan (n= 110)
Table 2. Soil quality of brackish water pond at the depth of 0.2-0.4 m in Pangkep Regency, South Sulawesi Province
St andar
Keruncingan Kemencengan Variables
Peubah
Maksimum Rat aan
deviasi
Koefisien variasi
Minimum Maximum Average St andard Kurt osis Skewness
Coefficient of
deviat ion
variance
Potensial redoks -423
67.74 -0.848 0.143 Redox potential (mV)
86 -191
13.06 16.960 -3.328 pH FOX
pH F 0.95 7.81 6.62 0.864
65.64 -1.599 0.001 pH F -pH FOX
88.45 -1.531 0.177 pH KCl
25.62 -0.085 -1.031 pH OX
56.69 -1.633 -0.001 S KCl (%)
1.326 1.441 S P (%)
-0.690 0.862 S POS (%)
-0.330 0.938 TPA (mol H + / ton)
3.937 2.041 (mole H+/ton) TAA (mol H + / ton)
24.143 4.580 (mole H+/ton) TSA (mol H + / ton)
4.205 2.058 (mole H+/ton)
Bahan organik (%)
-0.252 0.998 Organic matter
87.28 4.803 2.039 Total N
Rasio C:N
34.558 5.068 C:N ratio
92.77 0.738 1.218 Fe (mg/ L)
PO 4 (mg/ L)
-1.342 0.733 Al (mg/ L)
0 50 17 15.8 92.98 -1.115 0.577 Clay (%) Debu
8 94 46 17.0 36.70 -0.122 0.405 Silt (%) Pasir
0 86 37 19.5 52.89 -0.569 0.509 Sand (%)
Nilai k oef isien variasi t anah t am bak di juga pada TAA (320,21%) untuk kedalaman 0,2- Kabupat en Pangkep bervariasi dari t erendah
0,4 m (Tabel 2). Telah dilaporkan oleh Goh et pada pH F (11,11%) dan t ert inggi pada TAA
al. (1998) bahwa koefisien variasi karakteristik (324,12%) unt uk kedalam an t anah 0- 0,2 m
tanah di Sabah (Malaysia) dapat melebihi 100% (Tabel 1), sedangkan nilai koef isien variasi
p ad a ser i t an ah yan g sam a. Ber d asar k an terendah juga pada pH F (13,06%) dan tertinggi
k lasif ik asi yang dit et apk an oleh Essingt on
(2 0 0 4 ) m ak a p eu b ah y an g t er g o l o n g variabilit as kecil at au relat if hom ogen yait u
pH F , p eu b ah yan g t er g o l o n g var i ab i l i t as sedang yaitu pH KCl , dan peubah kualitas tanah lainnya tergolong variabilitas tinggi atau relatif het erogen baik unt uk k edalam an 0- 0,2 m maupun kedalaman 0,2- 0,4 m. Hal ini menun- jukkan bahwa secara umum karakteristik tanah t am b ak d i Kab u p at en Pan g k ep t er g ol on g var i ab i l i t as t i n g g i at au r el at i f h et er og en . Seperti dikatakan oleh Essington (2004) bahwa karakteristik tanah relatif tinggi variabilitasnya t er h ad ap l ok asi p ad a b en t an g l ah an d an k ed al am an t an ah . Var i ab i l i t as t i n g g i d ar i karakteristik tanah dalam seri tanah yang sama juga t elah dilaporkan di Sem enanjung Malay- sia oleh Law & Tan (1977). Dist ribusi spasial t anah t am bak di Kabupat en Pangkep, secara vert ikal dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 dan secara horizont al dapat dilihat pada Gam bar
2, 3, 4, dan 5.
Potensial redoks menggambarkan kondisi t an ah yan g t er o k si d asi at au t er ed u k si . Pot ensial r edok s adalah hasil penguk ur an k uant it at if unt uk m enginf orm asik an suat u indeks diagnost ik dari t ingkat anaerobik at au anoksia t anah (Pat rick & Delaune, 1977). Dari Tabel 1 terlihat bahwa potensial redoks tanah pada kedalaman 0- 0,2 m lebih rendah daripada kedalam an 0,2- 0,4 m . Dari Gam bar 2 t erlihat bahwa pot ensial redoks yang lebih rendah dijumpai tersebar di berbagai kecamatan yang memiliki tambak di Kabupaten Pangkep. Secara um um t anah t am bak di Kabupat en Pangkep t er g o l o n g d al am k o n d i si t er ed u k si yan g diperlihat kan dengan nilai pot ensial redoks t anah yang bernilai negat if . Hal ini sebagai akibat pengam bilan cont oh t anah dilakukan pada t am bak yang sem ent ara dalam proses
b u d i d ay a, b ai k b u d i d ay a u d an g w i n d u m aupun ik an bandeng secar a m onok ult ur maupun polikultur keduanya, sehingga tambak dalam keadaan tergenang air.
pH F d ap at d i g u n ak an u n t u k i n d i k at or secara cepat keberadaan dan kepelikan tanah sulfat m asam aktual. Secara um um , pH F tanah relatif tinggi pada kedalaman 0- 0,2 m daripada kedalam an t anah 0,2- 0,4 m . Hal ini diduga sebagai akibat proses pencucian secara alam i dalam jangka wakt u yang relat if lam a yang m em buang senyawa penyebab kem asam an pada perm ukaan t anah. Selain it u, prakt ek pengelolaan tanah seperti penggunaan kapur oleh pem budidaya yang m enyebabkan t ing-
ginya pH F t anah di perm ukaan. Pem budidaya
t am bak di Kabupat en Pangkep dapat m eng- aplikasikan kapur pertanian sampai 250 kg/ ha (Must af a et al., 2010). Kapur yang diberikan p ad a p er m u k aan t an ah h an y a d ap at m em berik an pengaruh yang nyat a sam pai kedalam an t anah 0,04 m (de Queiroz et al., 2004) dan 0,05 m (Conyers et al., 2003). Lain halnya dengan pengapuran pematang tambak t anah sulf at m asam yang dapat m encapai k ed al am an 0 ,4 m , seb ag ai ak i b at ad anya rekahan pada pematang sehingga kapur dapat m em berik an pengaruh yang nyat a sam pai k edalam an t ersebut (Must af a, 2007). Pada k ed alam an t anah 0 - 0 ,2 m t er lihat b ahwa
d ist r ib usi sp asial p H F r elat if sam a sep er t i t erlihat pada Gam bar 2 dan dit unjukkan pula
d engan nilai k oef isien var iasi yang r elat if r endah seper t i t er lihat pada Tabel 1 at au tergolong relatif hom ogen.
Nilai pH F - pH FOX sering digunakan sebagai sal ah sat u p eu b ah k u al i t as t an ah u n t u k m enget ahui pot ensi kem asam an dari t anah.
pH F adalah pH t anah yang diukur di lapangan
d al am k o n d i si t an ah j en u h d en g an ai r , sedangkan pH FOX adalah pH tanah yang diukur
d i l ap an g an set el ah d i ok si d asi sem p u r n a dengan H 2 O 2 (hidrogen peroksida) 30% (Ahern & Raym ent , 1998). Terlihat bahwa nilai pH F - pH FOX berk isar ant ara 1,40 dan 6,83 pada kedalam an 0- 0,2 m dan antara 1,47 dan 6,97 pada kedalaman 0,2- 0,4 m. Hal ini menunjukkan bahwa t anah t am bak di Kabupat en Pangkep ada yang tergolong tanah sulfat m asam . Pada
tanah sulfat masam, pH F - pH FOX dapat melebihi nilai 5 (Must af a & Rachm ansyah, 2008). Dari Gam bar 2 t erlihat bahwa ada daerah yang
m em iliki nilai pH F - pH FOX yang cukup t inggi di tambak Kabupaten Pangkep yaitu di kecamatan yang berada di bagian selatan seperti: Minasa Te’ ne, Pangkajene, Bungoro, Labakkang, dan Ma’ rang. Pola dist ribusi spasial yang relat if
sama dengan pH F - pH FOX adalah pola distribusi spasial dari pH OX , t et api pada daerah yang tinggi nilai pH F - pH FOX maka sebaliknya rendah
pH OX . pH OX
ad al ah p H t an ah yan g t el ah dikeringkan dan kem udian dioksidasi dengan
H 2 O 2 30% (McElnea & Ahern, 2004b), sehingga menggambarkan seluruh potensi kemasaman yang ada pada t anah.
Fakt or lain yang diduga dapat m enjadi p enyeb ab r end ahnya p ot ensi k em asam an t anah t am b ak d i b ag ian ut ar a Kab up at en Pangkep adalah keberadaan karst yang relatif dek at dengan k awasan t am bak . Telah di- laporkan bahwa Kawasan Karst Maros- Pangkep
Distribusi spasial karakteristik tanah tambak ..... (Rachmansyah)
J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 479-493
m erupakan yang terbesar dan terindah kedua pH F - pH FOX . Hal ini menunjukkan bahwa potensi
d i d u n i a set el ah k awasan k ar st d i Ci n a. k em asam an t an ah d i t am b ak Kab u p at en Gugusan karst yang t erdapat di Kabupat en
Pangkep, selain berasal dari pirit juga berasal Maros dan Pangkep, Sulawesi Selat an yang
dari bahan organik. Diduga kandungan bahan sebagian masuk dalam wilayah Taman Nasional
organik yang t inggi ini berasal dari lahan Bantimurung Bulusaraung membentang seluas
m angrove yang dijadikan t am bak. Daun yang 43.750 ha (Anonim, 2009a). Karst merupakan
gugur adalah penyum bang t erbesar bahan sum ber bahan kapur sehingga diduga dapat
organik di sedim en hut an m angrove (Koch, menyebabkan penurunan potensi kemasaman
2 0 0 5 ). Pen g u r ai an b ah an o r g an i k d ap at tanah.
m en g h asi l k an asam - asam h u m at y an g menyebabkan pH tanah menjadi lebih rendah.
Pola dist ribusi spasial kandungan bahan Kem u n g k i n an l ai n t i n g g i n y a p o t en s i organik juga memiliki pola yang sama dengan
k em asam an dari t anah veget asi m angrove
Gambar 2. Peta distribusi spasial potensial redoks (kiri atas), pH F (tengah atas), pH FOX (kanan atas), pH F - pH FOX (kiri bawah), pH KCl (tengah bawah), dan pH OX (kanan bawah) tanah tam bak kedalaman 0- 0,2 m di Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan
Figure 2. Spatial distribution map of redox potential (top left), pH F (top center), pH FOX (top right), pH F -pH FOX (left bottom), pH KCl (center bottom), and pH OX (right bottom) of brackish water pond soil at 0-0.2 m depth in Pangkep Regency, South Sulawesi Province
Distribusi spasial karakteristik tanah tambak ..... (Rachmansyah)
sebab adanya kandungan t anin yang t inggi hut an, ladang, dan pem uk im an. Penut up/ dari Rhizophora sp., Bruguiera sp., Ceriops
penggunaan lahan adalah sat u f akt or yang tagal, Xylocarpus granatum, d an Nypa
m enyebabk an adanya var iasi k ar ak t er ist ik fruticans yang dapat m enyebabk an t anah
tanah (Ersahin, 2003). lebih masam (Sunarto, 2008). Dengan demikian,
diduga adanya penut up/ penggunaan lahan Hasi l p en g u k u r an p eu b ah l ai n yan g t er t ent u seper t i k awasan m angr ove dapat
m enggam barkan kem asam an tanah yaitu S KCl , m enjadi penyebab adanya variasi kandungan
S P ,S POS , TPA, dan TSA m enunjukkan dist ribusi
b ah an o r g an i k t an ah . Tel ah d i l ap o r k an sp asial yang r elat if sam a d engan p eub ah sebelum nya oleh Must afa et al. (2006) bahwa
k em asam an t an ah yan g t el ah d i j el ask an p en u t u p / p en g g u n aan l ah an d i k aw asan
sebelum nya yait u pH F - pH FOX . Dari Gam bar 3 pesisir Kabupat en Pangkep selain kawasan
t erlihat bahwa nilai S KCl ,S P ,S POS . TPA dan TSA m angrove adalah t am bak , sawah, beluk ar,
t ert inggi dijum pai pada t anah t am bak yang
Gambar 3. Peta distribusi spasial S KCl (kiri atas), S P (tengah atas), S POS (kanan atas), TPA (kiri bawah) dan TSA (tengah bawah), dan pirit (kanan bawah) tanah tambak kedalaman 0- 0,2 m di Kabupat en Pangkep, Provinsi Sulawesi Selat an
Figure 3. Spatial distribution map of S KCl (top left), S P (top center), S POS (top right), TPA (left bottom), TSA (center bottom), and pyrite (right bottom) of brackish water pond soil at 0-0.2 m depth in Pangkep Regency, South Sulawesi Province
J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 479-493
b er l o k asi d i Kecam at an M i n asa T e’ n e, dijelaskan sebelum nya adalah sebagai akibat Pangkajene, Bungoro, Labakkang, dan Ma’rang.
t er j ad i n ya p en cu ci an secar a al am i d al am McElnea et al. (2002a; 2002b) m enyat akan
jangka yang cukup lam a yang m enyebabkan bahwa pada tanah sulfat masam, terutama yang
berkurangnya senyawa at au unsur penyebab rendah kandungan bahan organiknya, m aka
kem asam an. Telah dilaporkan oleh Must af a TSA berkorelasi baik dengan S POS . TSA juga
(2007) bahwa S POS tanah dasar tambak menurun m em punyai hubungan secara linier dengan
dari 2.1300 m enjadi 1,8587% atau berkurang kandungan pirit (Sut risno, 1990 dalam Noor,
0 ,2 7 1 3 % set el ah t an ah d asar t am b ak d i - 2004) pada tanah sulfat masam. Peubah kualitas
remediasi tiga kali selama 72 hari. tanah yang menggambarkan kemasaman tanah
it u secara um um lebih rendah kandungannya Pirit (FeS 2 ) merupakan ciri utama dari tanah p ad a k ed alam an t anah 0 - 0 ,2 m d ar ip ad a
sulf at m asam . Kandungan pirit yang relat if k ed al am an 0 ,2 - 0 ,4 m . Sep er t i j u g a t el ah
t inggi juga dijum pai di Kecam at an Minasa
Gambar 4. Peta distribusi spasial bahan organik (kiri atas), N- Total (tengah atas), rasio C:N (kanan atas), PO 4 (kiri bawah), Fe (tengah bawah), dan Al (kanan bawah) tanah tambak kedalaman
0- 0,2 m di Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan Figure 4. Spatial distribution map of organic matter (top left), total N (top center), C:N ratio
(top right), PO 4 (left bottom), Fe (center bottom), and Al (right bottom) of brackish water pond soil at 0-0.2 m depth in Pangkep Regency, South Sulawesi Province
Te’ ne, Pangkajene, Bungoro, Labakkang, dan Ma’ r an g (Gam b ar 3 ). Fak t o r - f ak t o r yan g m em p eng ar uhi p em b ent uk an p ir it ad alah jumlah bahan organik, suhu sedimen, pasokan
SO 4 , dan bikarbonat sert a suasana anaerob dan kandungan Fe (Dent , 1986). Tingginya kandungan pirit di lim a kecam at an pesisir bagian selat an Kabupat en Pangkep t ersebut sebagai akibat t ingginya kandungan bahan organik (Gam bar 4) yang m erupakan sum ber karbon bagi bakteri dalam pembentukan pirit. Selanjut nya Noor (2004) m enyat akan bahwa endapan liat yang berasal dari serat sisa akar vegetasi bakau mengandung pirit yang tinggi. Hal ini diduk ung oleh per nyat aan Er sahin (2003) bahwa variasi- variasi karakteristik tanah selain akibat dari f akt or- f akt or dan proses penggunaan lahan, juga sebagai akibat faktor-
f akt or at au proses pedogenesis. Sep er t i t el ah d i seb u t k an seb el u m n ya,
bahwa kandungan bahan organik t anah yang t inggi dij um pai di lim a k ecam at an pesisir bagian selat an Kabupat en Pangkep. Tanah
d i l i m a k ecam at an t er seb u t j u g a d ap at digolongk an sebagai t anah gam but sebab k andungan bahan or ganik nya lebih t inggi dari 20%. Tanah gam but adalah t anah yang m engandung bahan organik lebih dari 20% (bila t anah t idak m engandung liat ) at au lebih dari 30% (bila t anah m engandung liat lebih besar dari atau sama dengan 60%) (Soil Survey Staff, 2001).
Dist ribusi spasial kandungan unsur hara t anah t am bak di Kabupat en Pangkep t erlihat pada Gam bar 4. Dari Gam bar 4 terlihat bahwa kandungan bahan organik, N- Total, Fe, dan Al m em iliki pola dist ribusi yang relat if sam a. Bahan organik, selain sebagai sumber karbon, juga merupakan sumber nitrogen (Boyd, 2008). Den g an d em i k i an , t i n g g i n ya k an d u n g an N- Tot al t anah pada daerah yang m em ilik i kandungan bahan organik t anah yang t inggi sebagai akibat dari proses penguraian bahan o r g an i k y an g m en g h as i l k an n i t r o g en . Tingginya kandungan Fe dan Al di daerah yang kandungan bahan organiknya t inggi sebagai akibat pH yang rendah di daerah tersebut yang m enyebabkan kelarut an kedua unsur t oksik it u m enjadi t inggi. Kandungan Al pada t anah sulf at m asam m eningkat pada pH yang lebih rendah, yait u pH 4,0- 4,5 (Dent , 1986). Selain it u, kandungan Al pada t anah sulf at m asam berkaitan dengan oksidasi pirit. Suasana yang san g at m asam m em p er cep at p el ap u k an m ineral alum ino- silikat akibat perusakan kisi
dari m ineral t ipe 2:2 (sepert i m ont m orillonit ) m enjadi m ineral t ipe 1:1 (kaolinit ) dengan m em bebaskan dan m elarut kan Al yang lebih banyak (Pons, 1973). Kandungan Fe dan Al yan g t i n g g i d i Kecam at an Mi n asa Te’ n e, Pangkajene, Bungoro, Labakkang, dan Ma’rang
m enyebabkan kandungan PO 4 (f osf at ) t anah relatif lebih rendah. Hal ini sebagai akibat dari Fe dan Al tanah yang dapat m enyebabkan PO 4 menjadi tidak tersedia. Pada tanah yang pHnya
rendah, PO 4 diikat secara kuat oleh Fe dan Al dalam bentuk FePO 4 atau AlPO 4 yang tidak larut (Kselik et al., 1992; Tu et al., 1993; Mustafa & Sam m ut, 2007). Dari Gam bar 4 terlihat bahwa
kandungan PO 4 yang rendah dijum pai pada daerah yang kandungan Fe dan Al- nya tinggi.
Tekst ur t anah m erupakan perbandingan ant ara f raksi liat , debu, dan pasir dari t anah. Tekst ur t anah t am bak sangat berpengaruh t erhadap porosit as dan pert um buhan klekap yang dapat menjadi salah satu sumber makanan bagi ikan dan udang. Tanah t am bak sering dijum pai bertekstur halus dengan kandungan liat m inim al 20%- 30% unt uk m enahan pere- sapan ke samping (Boyd, 1995). Dikatakan pula bahwa suat u m at erial t anah yang m erupakan cam puran dari part ikel yang berbeda ukuran dan m engandung m inim um 30% liat adalah ideal untuk konstruksi tambak. Secara umum, kandungan fraksi liat tanah tambak yang tinggi dijum pai di kecam at an pesisir bagian ut ara Kabupat en Pangkep, sebaliknya kandungan fraksi pasir yang tinggi dijumpai di kecamatan pesisir bagian selat an Kabupat en Pangk ep (Gambar 5). Oleh karena itu, kandungan fraksi liat, debu, dan pasir tanah tambak di Kabupaten Pan g k ep r el at i f h et er o g en yan g d i t an d ai
d engan nilai k oef isien var iasi yang r elat if besar baik pada kedalam an 0- 0,2 m (Tabel 1) m aupun pada kedalam an t anah 0,2- 0,4 m (Tabel 2).
KESIMPULAN DAN SARAN
Tan ah t am b ak d i Kab u p at en Pan g k ep t ergolong t anah Aluvial non- sulf at m asam , tanah sulfat masam, dan tanah gambut. Secara um um , karakt erist ik t anah t am bak t ergolong m em i l i k i var i ab i l i t as t i n g g i at au r el at i f het erogen dengan nilai koefisien variasi yang m el eb i h i 3 6 %. Kar ak t er i st i k t an ah yan g menunjukkan kemasaman tanah memiliki pola
d i st r i b u si sp asi al yan g r el at i f sam a d an dem ikian juga halnya dengan karakt erist ik t anah yang m enunjukkan kandungan unsur hara tanah juga memiliki pola distribusi spasial
Distribusi spasial karakteristik tanah tambak ..... (Rachmansyah)
J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 479-493
Gambar 5. Pet a dist ribusi spasial kandungan fraksi liat (kiri), debu (t engah), dan pasir (kanan) tanah tambak kedalaman 0- 0,2 m di Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan
Figure 5. Spatial distribution map of clay fractions (left), silt (center), and sand (right) of brackish water pond soil depth at 0-0.2 m in Pangkep Regency, South Sulawesi Province
yang relat if sam a. Derajat kem asam an t anah Guidelines. Acid Sulfate Soil Managem ent yang t inggi sert a kandungan bahan organik
Advisory Com m ittee, Wollongbar, NSW, p. dan N- Total tanah yang tinggi dan sebaliknya
2.1- 2.6.
kandungan PO 4 dan f raksi liat yang rendah Ahern, C.R. & McElnea, A.E. 2004. Calculat ed secara um um dijum pai di Kecam at an Minasa
sulfur parameters. In: Acid Sulfate Soils Labo- Te’ ne, Pangkajene, Bungoro, Labakkang, dan
ratory Methods Guidelines. Queensland Ma’ rang. Disarankan agar pengelolaan t anah
Depart m ent of Nat ural Resources, Mines yang dilakukan di tambak Kabupaten Pangkep
and Energy, Indooroopilly, Queensland, disesuaikan dengan karakt erist ik t anahnya
Australia, p. B11- 1- B11- 2. yang t ergam bar pada pola dist ribusi spasial
Ahern, C.R., McElnea, A., & Baker, D.E. 1998a. dari masing- masing karakteristik tanah.
Perox ide ox idat ion com bined acidit y and
UCAPAN TERIMA KASIH
sulfate. In: Ahern, C.R., Blunden, B., & Stone, Y. (Eds.) Acid Sulfate Soils Laboratory Meth-
Diucapkan t erim a kasih kepada Darsono ods Guidelines. Acid Sulfate Soil Manage-
d an Hak ing Mad e at as b ant uannya d alam m ent Advisory Com m it t ee, Wollongbar, pengukuran dan pengam bilan cont oh t anah
NSW, p. 4.1- 4.17.
dan juga Kam ariah, Rahm iyah, dan Rism awati Ahern, C.R., McElnea, A., & Baker, D.E. 1998b. at as bant uan dalam analisis kualit as t anah di
Tot al ox idisable sulfur. In: Ahern, C.R., laboratorium.
Blunden, B., & St one, Y. (Eds.) Acid Sulfate Soils Laboratory Methods Guidelines. Acid
DAFTAR ACUAN
Sulfate Soil Management Advisory Commit- Agus, Yusrial, F., & Sut ono. 2006. Penet apan
tee, Wollongbar, NSW, p. 5.1- 5.7. tekstur tanah. Dalam : Kurnia, U., Agus, F.,
Ahern, C.R. & Raym ent , G.E. 1998. Codes for Adimihardja, A., & Dariah, A. (Eds.) Sifat Fisik
acid sulfat e soils analyt ical m et hods. In: Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar
Ahern, C.R., Blunden, B., & Stone, Y. (Eds.) Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya
Acid Sulfate Soils Laboratory Methods Lahan Pertanian, Bogor, hlm. 43- 62.
Guidelines. Acid Sulfate Soil Managem ent Ahern, C.R. & Blunden. B. 1998. Designing a
Advisory Com m ittee, Wollongbar, NSW, p. soil sam pling and analysis program . In:
3.1- 3.5.
Ahern, C.R., Blunden, B., & Stone, Y. (Eds.) Akbarzadeh, A. & Taghizadeh- Mehrjardi, R. Acid Sulfate Soils Laboratory Methods
2010. Spat ial dist ribut ion of som e soil
Distribusi spasial karakteristik tanah tambak ..... (Rachmansyah)
properties, using geostatistical methods in Huang, X., Skidm ore, E.L., & Tibke, G. 2001. Kh ez r ab ad Reg i o n (Yaz d ) o f Ir an .
Spatial variability of soil properties along a ProEnvironment, 3: 100–109.
transect of CRP and continuously cropped Anonim . 2009a. Karst Maros Pangkep t erluas
l an d . In : St o t t , D.E., Mo h t ar , R.E., & k ed u a d i d u n i a. h t t p : / / al am en d ah .
St einhardt , G.C. (Eds.) Sustaining the Glo- wordpress.com/ 2009/ 10/ 06/ karst- maros-
bal Farm. Selected papers from 10 th Inter- pangkep- terluas- kedua- di- dunia/ . Diakses
nat ional Soil Conservat ion Organizat ion tanggal 06 Mei 2011.
Meet ing held May 24- 29, 1999 at Purdue Anonim . 2009b. Laporan Statistik Perikanan
University and the USDA- ARS National Soil Sulawesi Selatan, 2008. Dinas Perikanan
Erosion Research Laboratory, p. 641- 647. dan Kelaut an Provinsi Sulawesi Selat an,
Karthik, M., Suri, J., Saharan, N., & Biradar, R.S. Makassar, 243 hlm.
2005. Brackish water aquaculture site se- Anuar, A.R., Goh, K.J., Heoh, T.B., & Ahmed, O.H.
lect ion in Palghar Taluk, Thane dist rict of 2008. Spatial variability of soil inorganic N
Maharasht ra, India, using t he t echniques in a m at ure oil palm plant at ion in Sabah,
of remote sensing and geographical infor- Malaysia. American J. of Applied Sciences,
m ation system . Aquacultural Engineering, 5(9): 1,239- 1,246.
32: 285- 302.
Boyd, C.E. 1995. Bottom Soils, Sediment, and Koch, B.P. 2005. Organic Matter Pathways in Pond Aquaculture. Chapman and Hall, New
a Mangrove System in Northen Brazil – York, 348 pp.
Chemical Tracers of Major Sources under Boyd, C.E. 2008. Pond bot t om soil analyses.
the Influence of Sedimentation and Biologi- Global Aquaculture Advocate Septem ber/
cal Degradation. Center for Tropical Ma- October, p. 91- 92.
rine Ecology, Brem en, 109 pp. Conyers, M.K., Heenan, D.P., McGhie, W.J., &
Kselik, R.A.L., Sm ilde, K.W., Rit zem a, H.P., Poile, G.P. 2003. Amelioration of acidity with
Subagyono, K., Saragih, S., Damanik, M., & t im e by lim est one under cont rast ing t ill-
Suwardjo, H. 1992. Integrated research on age. Soil & Tillage Research, 72: 85- 94.
water management, soil fertility and crop- ping syst em s on acid sulphat e soils in
Dent, D. 1986. Acid Sulphate Soils: A Baseline South Kalimantan, Indonesia. In: Dent, D.L. for Research and Development. ILRI Publi-
& van Mensvoort, M.E.F. (Eds.) Selected Pa- cat ion 39. Int ernat ional Inst it ut e for Land
pers of the Ho Chi Minh City Symposium on Recl am at i o n an d Im p r o v em en t ,
Acid Sulphate Soils. ILRI Publication 53. In- Wageningen, 204 pp.
ternational Institute for Land Reclam ation Dong, X.W., Zhang, X.K., Bao, X.L., & Wang, J.K.
and Im provem ent , Wageningen, p. 177- 2009. Spatial distribution of soil nutrients
af t er t he est ablishm ent of sand- f ix ing Law, W.M. & Tan, M.M. 1977. Chemical proper- shrubs on sand dune. Plant Soil Environ-
ties of som e Peninsular Malaysian soil se- ment, 55(7): 288–294.
ries. In: Proceedings of Chemistry and Fer- Ersahin, S. 2003. Com paring ordinary kriging
tility of Tropical Soils. Malaysian Society of and cokriging to estim ate infiltration rate.
Soil Society, Kuala Lumpur, p. 180- 191. Soil Science, 67: 1,848- 1,855.
Lin, Y.P. 2008. Simulating spatial distributions, Essington, M.E. 2004. Soil and Water Chem is-
variabilit y and uncert aint y of soil arsenic t ry: An Int egrat ive Approach. CRC Press,
by geostatistical simulations in geographic Boca Raton, 534 pp.
information systems. Open Environmental Goh, K.J., Kee, K.K., & Chew, P.S. 1998. Soil fer-
Sciences, 2: 26- 33. tility status of some common soils in Sabah,
Lin, Y.P., Chang, T.K., & Teng, T.P. 2001. Char- Malaysia. In: Aziz, B. & Husni, A.M.S. (Eds.)
acterization of soil lead by com paring se- Proceedings of the Soil Science Conference
quent ial Gaussian sim ulat ion, sim ulat ed of Malaysia. Malaysian Society of Soil So-
annealing simulation and kriging methods. ciety, Kuala Lumpur, p. 1- 16.
Environmental Geology, 41: 189- 199. Hazelt on, P. & Murphy, B. 2009. Interpreting
Liu, D., Wang, Z., Zhang, B., Song, K., Li, X., Li, J., Soil Test Results: What do All the Numbers
Li, F., & Duan, H. 2006. Spatial distribution Mean? CSIRO Publishing, Collingwood, 152
of soil organic carbon and analysis of re- pp.
lated factors in croplands of the black soil
J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 479-493
region, Northeast China. Agriculture, Eco- Mulla, D.J. & McBratney, A.B. 1999. Soil spatial systems and Environment, 113: 73–81.
variability. In: Sumner, M.E. (Ed.), Handbook Madyaka, M. 2008. Spatial Modelling and Pre-
of Soil Science. CRC Press, Boca Raton, p. diction of Soil Salinization Using SaltMod in
A321- A352.
a GIS Environment. Master of Science The- Mustafa, A. 2007. Improving Acid Sulfate Soils sis. International Institute for Geo- Informa-
for Brackish Water Ponds in South Sulawesi, t i o n Sci en ce an d Ear t h Ob ser vat i o n ,
Indonesia. Ph.D. Thesis. The University of Enschede, The Net herlands, 128 pp.
New Sout h Wales, Sydney, 418 pp. McElnea, A.E. & Ahern, C.R. 2004a. KCl extract-
Must afa, A. 2007. Teknologi Pendayagunaan able pH (pH KCl ) and titratable actual acidity
Tanah Sulfat Masam untuk Akuakultur (TAA). In: Acid Sulfate Soils Laboratory Meth-
Berkelanjutan. Orasi Pengukuhan Profesor ods Guidelines. Queensland Department of
Ri set Bi d an g Ak u ak u l t u r , Jak ar t a, 2 8 Nat ur al Resour ces, Mines and Ener gy,
Novem ber 2 0 1 1 . Badan Penelit ian dan Indooroopilly, Queensland, Australia, p. B2-
Pengem bangan Kelaut an dan Perikanan,
1- B2- 3.
Jakarta, 97 hlm.
McElnea, A.E. & Ahern, C.R. 2004b. Perox ide Must afa, A. & Rachm ansyah. 2008. Kebijakan pH (pH OX ), titratable perox ide acidity (TPA)
dalam pem anfaat an t anah sulfat m asam an d ex cess aci d n eu t r al i si n g cap aci t y
untuk budidaya tambak. Dalam: Sudradjat, (ANC E ). In: Acid Sulfate Soils Laboratory
A., Rusast ra, I W., & Budiharsono, S. (Eds.) Methods Guidelines. Queensland Depart-
Analisis Kebijakan Pembangunan ment of Natural Resources, Mines and En-
Perikanan Budidaya. Pusat Riset Perikanan ergy, Indooroopilly, Queensland, Australia,
Budidaya, Jakarta. hlm. 1- 11. p. B3- 1- B3- 7.
Mustafa, A., Rachm ansyah, & Hanafi, A. 2007. McElnea, A.E. & Ahern, C.R. 2004c. Sulfur- per-
Kelayakan Lahan untuk Budi Daya ox ide ox idat ion m et hod. In: Acid Sulfate
Perikanan Pesisir. Dal am : Kumpulan Soils Laboratory Methods Guidelines.
Makalah Bidang Riset Perikanan Budidaya. Queensland Depart m ent of Nat ural Re-
Disampaikan pada Simposium Kelautan dan sources, Mines and Energy, Indooroopilly,
Perikanan pada tanggal 7 Agustus 2007 di Queensland, Australia, p. B7- 1- B7- 2.
Ged ung Bi d ak ar a, Jak ar t a. Pusat Ri set McElnea, A.E. & Ahern, C.R. 2004d. Sulfur 1M
Perikanan Budidaya, Jakarta, 28 hlm. KCl ex t ract ion (S KCl ). In: Acid Sulfate Soils
Must af a, A., Rat nawat i, E., & Ut oj o. 2010. Laboratory Methods Guidelines.
Penent uan f ak t or p engelolaan t am b ak Queensland Depart m ent of Nat ural Re-
yang mempengaruhi produktivitas tambak sources, Mines and Energy, Indooroopilly,
di Kabupat en Pangkep Provinsi Sulawesi Queensland, Australia, p. B8- 1- B8- 2.
Selatan. Dalam: Syamsuddin, S., Sipahutar, McElnea, A.E., Ahern, C.R., & Menzies, N.W.
Y.H., Saifurridjal, Basith, A., Nurbani, S.Z., 2002a. Im provem ents to perox ide ox ida-
Suhart o, Siregar, A.N., Rahardjo, S., Hadi, t ion m et hods for analysing sulfur in acid
R.S., & Sanova, V. (Eds.), Prosiding Seminar sulfate soils. Australian J. of Soil Research,
Nasional Perikanan 2010: Budidaya
40: 1,115- 1,132. Perikanan. Pusat Penelitian dan Pengem - McElnea, A.E., Ahern, C.R., & Menzies, N.W.
b an g an M asyar ak at , Sek o l ah Ti n g g i 2002b. The measurement of actual acidity
Perikanan, Jakarta, hlm. 320- 329. in acid sulfate soils and the determ ination
Mustafa, A. & Sammut, J. 2007. Effect of differ- of sulfidic acidity in suspension after per-
ent rem ediat ion t echniques and dosages ox ide ox idat ion. Australian J. of Soil Re-
of phosphorus fertilizer on soil quality and search, 40: 1,133- 1,157.
k lek ap product ion in acid sulf at e soil- Melville, M.D. 1993. Soil Laboratory Manual.
af f ect ed aquacult ure ponds. Indonesian School of Geography, The Universit y of
Aquaculture Journal, 2(2): 141- 157. New Sout h Wales, Sydney, 74 pp.
Must afa, A., Ut ojo, Hasnawi, & Rachm ansyah. Menon, R.G. 1973. Soil and Water Analysis: A
2006. Validasi dat a luas lahan budi daya Laboratory Manual for the Analysis of Soil
tambak di Kabupaten Maros dan Pangkep, and Water. Proyek Survey O.K.T. Sumatera
Pr o v i n si Su l aw esi Sel at an d en g an Selatan, Palembang, 190 pp.
m enggunak an t ek nologi penginder aan
Distribusi spasial karakteristik tanah tambak ..... (Rachmansyah)
jauh dan sistem informasi geografis. J. Ris. land and the Region. ACIAR Proceedings Akuakultur, 1(3): 419- 430.
No. 90. Australian Centre for International Noor, M. 2004. Lahan Rawa: Sifat dan Penge-
Agricult ural Research, Canberra, p. 102- lolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam.
106.
PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 238 hlm. Soil Survey St aff. 2001. Soil Taxonomy, a Ba- PanGonzalez, A., Vieira, S.R., & Taboada, C.M.T.
sic System of Soil Classification for Making 2000. The effect of cultivation on the spa-
and Interpreting Soil Survey. United State t ial variabilit y of select ed propert ies of an
Depart m ent of Agricult ure, Washingt on, umbric horizon. Geoderma, 97(3- 4): 273-
D.C., 734 pp.
292. Sokal, R.R. & Rohlf, F.J. 1981. Biometry: The Prin- Patrick, W.H.Jr. & Delaune, R.D. 1977. Chemical
ciples and Practice of Statistics in Biologi- and biological redox syst em s af f ect ing
cal Research. Second edition: W.H. Free- nutrient availability in the coastal wetlands.
man and Co., New York, 859 pp. Geoscience and Man, 18: 131- 137.
Sulaem an, Supart o, & Eviat i. 2005. Petunjuk Pons, L.J. 1973. Outline of genesis, character-
Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, ist ics, classificat ion and im provem ent of
dan Pupuk. Diedit oleh: Praset yo, B.H., acid sulphat e soil. In: Dost , H. (Ed.) Acid
Santoso, D., & Widowati, L.R. Balai Penelitian Sulphate Soils. ILRI Publication 18. Interna-
Tanah, Bogor, 136 hlm. t ional Inst it ut e for Land Reclam at ion and
Su n ar t o . 2 0 0 8 . Peranan Ekologis dan Improvement, Wageningen, p. 1- 27.
Antropogenesis Ekosistem Mangrove. Karya Robinson, T.P. & Metternicht, G. 2006. Testing
Il m i ah . Fak u l t as Per i k an an d an Il m u t he perform ance of spat ial int erpolat ion
Kel au t an , Un i v er si t as Pad j ad j ar an , t echniques for m apping soil propert ies.
Jatinangor, 34 hlm. Computer and Electronics in Agriculture,
Tu, S.X., Guo, Z.F., & Chen, S.S. 1993. Transfor-
50: 97- 108. mation of applied phosphorus in a calcare-
de Queiroz, J.F., Nicolella, G., Wood, C.W., & ous fluvisol. Pedosphere, 3: 277- 283. Boyd, C.E. 2004. Lime application methods,
Zare- Mehrjardi, M., Taghizadeh- Mehrjardi, R., wat er and bot t om soil acidit y in f resh
& Ak b ar z ad eh, A. 2 0 1 0 . Evaluat ion of wat er f ish ponds. Piracicaba Sept ./ Oct .
geostatistical techniques for mapping spa- Scientia Agricola, 61(5).
tial distribution of soil pH, salinity and plant Salam , M.A., Ross, L.G., & Beveridge, C.M.M.
cover affect ed by environm ent al fact ors 2003. A com parison of developm ent op-
i n So u t h er n Ir an . Notulae Scientia port unit ies for crab and shrim p aquacul-
Biologicae, 2(4): 92- 103. ture in southwestern Bangladesh, using GIS
Zuo, X.A., Zhao, H.L., Zhao, X.Y., Zhang, T.H., modeling. Aquaculture, 220: 477- 494.
Guo, Y.R., Wang, S.K., & Sam, D. 2008. Spa- Sammut, J. 1999. Amelioration and management
tial pattern and heterogeneity of soil prop- of shrim p ponds in acid sulfat e soils: key
ert ies in sand dunes under grazing and researchable issues. In: Sm it h, P.T. (Ed.),
rest orat ion in Horqin Sandy Land, Nort h- Towards Sustainable Shrimp Culture in Thai-
ern China. Soil and Tillage Research, 99: 202- 212.