KEPATUHAN HUKUM PESERTA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN MANDIRI DALAM MEMBAYAR PREMI DI KOTA PADANG ARTIKEL

  KEPATUHAN HUKUM PESERTA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN MANDIRI DALAM MEMBAYAR PREMI DI KOTA PADANG ARTIKEL Oleh: AFWIL HUSNI NPM: 1410018412006 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA 2016

  

KEPATUHAN PESERTA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN

MANDIRI DALAM MEMBAYAR PREMI DI KOTA PADANG

Afwil Husni¹ , Uning Pratimaratri¹ , Adzandri ²,

  ¹Program Studi Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta ² RSUP. M. Djamil Padang

  Email : Afwil88_Husni@yahoo.com

  

ABSTRAK

  Pada Pasal 10 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS dinyatakan bahwa lembaga asuransi telah mempunyai kewenangan untuk memungut iuran biaya atau premi kepada masyarakat yang memakai asuransi. Defisit anggaran BPJS terjadi salah satunya. karena ketidakpatuhan masyarakat dalam membayar iuran. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana tingkat kepatuhan peserta BPJS Kesehatan Mandiri dalam membayar premi di Kota Padang? (2)Mengapa Peserta BPJS cenderung tidak membayar premi di Kota Padang?(3)Apa upaya BPJS untuk menumbuhkan kesadaran peserta dalam membayar premi? Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Data yang digunakan meliputi data primer dan Sekunder. Data dianalisis secara kualitatif. Hasil Penelitian(1) Lebih dari separoh Masyarakat Kota Padang tidak patuh dalam pembayaran iuran BPJS (2)Latar belakang peserta BPJS Kesehatan Mandiri tidak membayar premi yaitu (a) Peserta BPJS tidak menganggap penting asuransi Kesehatan, (b) Keberatan dengan pembayaran iuran tiap bulan(3)Upaya BPJS untuk Menumbuhkan kesadaran peserta dalam membayar premi yaitu (a)Pihak BPJS melakukan penagihan iuran ke peserta yang terlambat membayar premi melalui SMS, pos untuk memenuhi kewajiban membayar iuran perbulan BPJS, (b) BPJS melakukan sosialisasi ke instansi pemerintah dan mitra kerjasama BPJS kesehatan seperti Rumah sakit, Puskesmas, sosialisasi ini diharapkan dapat melancarkan koordinasi pelayanan peserta jaminan kesehatan.

  Kata kunci: kepatuhan, peserta, iuran, BPJS.

  

PARTICIPANT COMPLIANCE BOARD OF SELF IN THE INSURERS PAY

PREMIUMS IN PADANG

Afwil Husni¹, Uning Pratimaratri ¹,Adzandri ² ,

  

¹ Master of legal Studies, Faculty of Law,University of Bung Hatta

  ² RSUP. M. Djamil Padang Email: Afwil88_Husni@yahoo.com

  

ABSTRACT

On article 10 Constitution Number 24 Year 2011 about BPJS already otherwise that the

insurance institution already have the authority to levy premiums cost or premiums for the

society who has wear Insurance. BPJS Budgetting deficit occurs one of because disobedience

people in paying dues, be appointed in this resesarch is(1) How does the level obey

Participant of BPJS kesehatan mandiri in paid premium Padang City? (2) Why Participant of

BPJS tend do not pay premiums in Padang city? (3) what does effort BPJS for growing

awareness Participant pay premium? This resesrch used sociolegal approach. Data used

include primary data and secondary. Data analyzed qualitatively. Results (1) More than half

Society of Padang disobedient in the payment of dues BPJS (2) Background member of BPJS

Mandiri Not Payed Premiums (a) member of BPJS not regard to the importance of insurance

health, (b) objection to the payment of dues each month (3) efforts BPJS to increase

Awareness of the Participant to pay premiums, namely (a) institutions of BPJS charging cost

to Participant who are late paying premiums through (service message service) SMS, post to

fulfill the obligation to pay dues per month BPJS, (b) BPJS do socialization to government

instation and partners BPJS cooperation of health such as hospitals, health centers,

socialization is expected to launch the coordination of services Participant warrant health.

  Keywords: obey, Participant, premium, BPJS.

  setiap orang yang telah membayar

A. Pendahuluan

  Landasan hukum BPJS yang iuran atau iurannya diberikan oleh baru didasarkan pada Peraturan pemerintah Pemerintah No 101. Tahun 2012 dan (2) Badan penyelenggara Jaminan Sosial Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun Kesehatan yang selanjutnya disingkat 2013 tentang Jaminan Kesehatan: BPJS Kesehatan adalah Badan

  (1) Pasal 1 ayat (1) Hukum (BH) yang dibentuk untuk Kesehatan adalah jaminan berupa menyelenggarakan program Jaminan perlindungan kesehatan agar peserta Kesehatan. memperoleh manfaat pemeliharaan

  Pasal 2 kesehatan yang diberikan kepada Peserta Jaminan Kesehatan meliputi: a.PBI Jaminan Kesehatan dan (1) jatuh pada hari libur, maka b.Bukan PBI Jaminan Kesehatan iuran dibayarkan pada hari kerja

  Pasal 4 berikutnya. (1) Peserta Bukan PBI Jaminan (3) Pembayaran Iuran Jaminan

  Kesehatansebagaimana dimaksud Kesehatansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b merupakan pada ayat 1 sudah termasuk iuran Peserta yang tidak tergolong yang menjadi tanggung jawab fakir miskin dan orang tidak Peserta. mampu yang terdiri atas: (4) pembayaran iuran Jaminan

  a. Pekerja Penerima Upah dan Kesehatansebagaimana dimaksud anggota keluarganya pada ayat (1) dikenakan denda b. Pekerja Bukan Penerima adminitrasi sebesar 2% Upah dan anggota keluarganya, (dua persen) perbulan dari total dan iuran yang tertunggak dan c. Bukan Pekerja dan anggota dibayar oleh pemberi kerja. keluarganya. (5) Peserta pekerja bukan penerima

  (2) Pekerja Bukan Penerima Upah upah dan peserta bukan pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat wajib membayar iuran Jaminan (1) huruf b terdiri atas: Kesehatan Pada setiap bulan

  a. Pekerja di luar hubungan yang dibayarkan paling lambat kerja atau Pekerja mandiri, dan tanggal 10 ( sepuluh ) setiap b. Pekerja yang tidak termasuk bulan kepada BPJS Kesehatan. huruf a yang bukan penerima Landasan hukum menjadi sangat penting Upah sebagai dasar bagi BPJS Kesehatan dapat

  Pasal 17 menetapka kebijakan prosedur pemberian (1) Pemberi Kerja wajib membayar Jaminan Kesehatan, manfaat yang akan

  Iuran Jaminan Kesehatan seluruh diterima, sampai kepada kepatuhan yang Peserta yang menjadi tanggung mungkin terjadi dalam pembayaran iuran jawabnya pada setiap bulan yang kesehatan ke BPJS kesehatan. dibayarkan paling lambat tanggal Berdasarkan keadaan di lapangan 10 (sepuluh) setiap bulan kepada masalah kepatuhan masyarakat dalam BPJS Kesehatan. membayar premi BPJS Kesehatan di Kota

  (2) Apabila tanggal 10 (sepuluh) Padang ternyata dalam hal ini masih tidak sebagaimana dimaksud pada ayat disiplin peserta BPJS dalam membayar premi.sekitar 46% peserta BPJS mandiri tidak membayar premi lebih dari 6 bulan. Data kepesertaan jaminan kesehatan nasional Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kota Padang juga relatif rendah dari jumlah penduduk Kota padang sebesar 847.563 jiwa, peserta BPJS mencapai 654.106 jiwa. Namun jumlah Mandiri Pekerja Bukan Penerima Upah hanya 121.988 jiwa (18%).

  Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah No.101. Tahun 2012 dan Peraturan Presiden No.12 Tahun 2013

  Pasal 17 Ayat (3) menyatakan apabila terjadi suatu pelanggaran berdasarkan aturan yang berlaku maka si peserta tersebut, dikenakan denda administratif sebesar 2 ( dua persen ) perbulan dari total iuran yang tertunggak dibayar oleh peserta bukan penerima upah, jika lebih dari 6 bulan tidak membayar maka kartu pesertanya akan dinonaktifkan.

  Masalah kepatuhan peserta BPJS yang masih rendah tersebut, dapat menjadi gambaran umum yang di hadapi BPJS Kesehatan ketika mengelola sistem Jaminan Kesehatan Nasional, khususnya di Kota Padang.

  Poin terkuat yang menjadi alasan masih rendahnya kepatuhan peserta dalam membayar premi tersebut berada ditingkat kepercayaan peserta terhadap BPJS dalam mengelola Jaminan Kesehatan Nasional. Peserta BPJS mempunyai sudut pandang terkait siapakah yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan. Ketika Rumah Sakit sebagai provider tidak dapat memberikan pelayanan yang excelent dan menimbulkan kekecewaan maka terbentuklah opini bahwa BPJS Kesehatan tidak mampu memberikan perlindungan terhadap hak pesertanya. Ketika peserta BPJS merasa pelayanan kesehatan yang diterimanya tidak sesuai dengan harapan, maka BPJS Kesehatan akan menjadi front guard atas ketidakpuasan mereka. Demikian juga ketika peserta BPJS menilai fasilitas pelayanan kesehatan yang disekitar mereka tidak baik, kembali BPJS Kesehatan dituding sebagai pihak yang lurus.

  B. Rumusan Masalah.

  1. Bagaimana tingkat kepatuhan peserta BPJS Kesehatan mandiri dalam membayar premi di Kota Padang?

  2. Mengapa peserta BPJS Kesehatan Mandiri cendrung tidak membayar Premi di Kota Padang?

  3. Apa upaya BPJS untuk menumbuhkan Kepatuhan peserta dalam membayar premi di Kota Padang ? C. Metode Penelitian.

  1. Metode pendekatan

  Penelitian merupakan suatu sarana bagi ilmu pengetahuan untuk mengembangkan ilmu yang bersangkutan Di samping itu, penelitian ini juga

  4. Metode Penentuan Sample

  merupakan sarana bagi masyarakat Di Populasi dalam penelitian ini adalah samping itu, penelitian juga merupakan masyarakat Kota Padang yang sarana bagi masyarakat (terutama menggunakan kartu BPJS, Responden masyarakat akademis) untuk memecahkan ditetapkan dengan sistem Random berbagai masalah yang dihadapi Sampling, sedangkan sampel berikutnya

  Dalam menjawab permasalahan diambil berdasarkan satu interval tertentu sebagaimana dikemukakan di atas yaitu menentukan sampel masyarakat digunakan pendekatan Sosiologi Hukum berdasarkan lokasi yang telah dipilih. (Yuridis Sosiologis) yaitu penelitian yang

  5. Teknik pengumpulan Data

  terpusat pada masalah, yang bertujuan memecahkan masalah yang timbul dalam Dalam melakukan kegiatan pengumpulan data, metode yang perkembangan teori menganalisa secara digunakan dalam penelitian ini adalah terperinci tentang fenomena masyarakat dalam membayar premi BPJS kesehatan

  a. Wawancara Proses memperoleh keterangan yang menjadi pokok permasalahan. untuk tujuan penelitian dengan cara

  2. Spesifikasi Penelitian

  informan atau orang yang Dalam melakukan penelitian ini penulis lebih mengedepankan spesifikasi diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (gueid )

  Penelitian yang bersifat deskriptif analitis, Wawancara. karena penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran rinci sistematis Wawancara dilakukan secara tersturuktur dengan menggunakan dan menyeluruh mengenai segala hal yang pedoman wawancara. berhubungan dengan kesadaran hukum masyarakat dalam membayar premi BPJS a. Kuesioner

  Kuesioner adalah daftar Kesehatan Mandiri, Istilah analisi pertanyaan yang dibagikan mengandung makna terhadap Kepatuhan kepada responden untuk masyarakat dalam membayar premi BPJS

  

3. Lokasi Penelitian diberikan jawabannya oleh

responden.

  Penelitian dilakukan di wilayah

  b. Studi Dokumen kantor cabang BPJS Kota padang dengan pertimbangan peserta BPJS mandiri di Dengan mempelajari data baik berupa buku, hasil penelitian, wilayah ini banyak yang menunggak hasil seminar maupun peraturan membayar iuran

  Kategori Nilai

  • –peraturan yang berkaikan dengan materi penelitian.

  b. Data sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

  Data Peserta BPJS Mandiri Cabang Padang

  Tabel dibawah ini, menerangkan tingkat kepatuhan akan membayar iuran BPJS dengan responden 50 orang.

  Iuran

  1. Kepatuhan Akan Pembayaran

  Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Analisis univarian

  Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu dari data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan terhadap masalah yang akan dibahas. Analisis data kualitatif ini adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptis analisis yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan.

  8. Teknik Analisa Data

  Sangat Tinggi 80-100 Tinggi 60-80 Sedang 40-60 Rendah <40

6. Jenis data

  Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu : a. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden yang dikumpulkan melalui studi lapangan dengan cara Kuesioner dan wawancara mendalam, Responden dalam penelitian adalah peserta BPJS mandiri Kota Padang sebanyak 50 orang Informan dari pihak BPJS adalah Bapak Ade Candra selaku Kepala Unit Dan SDM Kantor BPJS Cabang Padang

  Kesadaran hukum diukur dari tingkat kepatuhan peserta BPJS dalam membayar premi.

  847.563 121.988

  Kota Padang

  Mandiri (PBUP)

  Jumlah Penduduk

  Kab / Kota

7. Indikator Kesadaran Hukum

  Tabel dibawah ini, menerangkan tingkat pemahaman peserta BPJS tentang sanksi dan peraturan

  Pada Grafik terlihat bahwa lebih separoh (50%) masyarakat kota Padang tidak Patuh dalam pembayaran iuran peserta BPJS kesehatan mandiri

  Pada Grafik terlihat bahwa

  2. Pengetahuan tentang BPJS sebagian besar (70%) dari responden Tabel dibawah ini, menerangkan tidak mengerti atau tidak paham tingkat kepatuhan akan membayar tentang sanksi dan Peraturan dalam iuran BPJS dengan responden 50 menggunakan kartu BPJS kesehatan orang mandiri.

  Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap Informan, Peserta tidak membayar sesuai dengan jadwal ini disebabkan karena beberapa Faktor :

  A. Kelas 1 penyebab responden tidak membayar

  1. karena tidak punya waktu untuk pergi membayar, 2. tidak menganggap penting asuransi kesehatan. karena ada kebutuhan lain

  Pada grafik terlihat bahwa yang menjadi prioritas. sebagian (57%) dari responden

  3. Keadaan masyarakat yang tidak mempunyai tingkat pengetahuan menganggappenting untuk membayar yang rendah (43%) iuran untuk membayar iuran BPJS

  3. Pemahaman tentang BPJS dikarenakan pola perikehidupan yang tidak baik dalam masyarakat, sehingga banyak orang cenderung mempengaruhi menganggapnya diwariskan secara ketidakmandirianseseorang sehingga genetis. Faktor budaya ini juga yang mempengaruhi etos kerja seseorang. mampu mempengaruhi sikap Banyak yang berfikir bahwa masa masyarakat untuk berangsuransi. depan urusan nanti, yang terpenting Karena masyarakat cendrung lebih adalah memenuhi kebutuhan menyukai budaya yang sudah sekarang. Budaya seperti inilah yang dibangun sejak lama dari pada dapat mempengaruhi rendahnya menerima hal baru. Seperti tawaran kesadaran masyarakat dalam yang di berikan perusahaan asuransi membayar premi BPJS kesehatan lain untuk masyarakat dalam menyiasati yang lebih menjadi prioritas kehidupan sehari-hari dari risiko dan

  4. Faktor Citra BPJS perencanaan kesehatan untuk risiko Citra atau image didefinisikan penyakit yang datang, melalui sebagai a picture of mind, yaitu program jaminan kesehatan suatu gambaran yang ada di dalam perusahaan asuransi kesehatan, benak seseorang. Holt Rinehart and berharap dapat mengubah kejadian Winston, .Citra dapat berubah yang tidak pasti menjadi pasti. menjadi buruk atau negative apabila kemudian ternyata tidak didukung

  B. Kelas 2 Penyebab Responden Tidak

  oleh kemampuan atau keadaan yang Membayar Iuran sebenarnya.

  1. Perubahan peraturan dari BPJS

  5. Budaya Menurut Deddy Mulyana

  2. Jarak menuju tempat pembayaran iuran adalah suatu cara hidup yang

  3. Jarak merupakan besaran km yang berkembang dan dimiliki bersama ditempuh seseorang menuju suatu oleh sebuah kelompok orang dan tempat, Jarak menuju tempat diwariskan dari generasi ke generasi. pembayaran iuran merupakan hal Budaya terbentuk dari banyak unsur terpenting dalam keteraturan yang rumit, termasuk sistemagama pembayaran iuran, BPJS Kesehatan dan politik, adat istiadat, bahasa, sudah bekerja sama dengan tempat perkakas, pakaian, bangunan, dan pembayaran iuran yaitu BANK di karya seni. Bahasa, sebagaimana juga berbagai wilayah sehingga budaya, merupakan bagian tak memudahkan peserta BPJS untuk terpisahkan dari diri manusia mengakses tempat pembayaran iuran tersebut dan peserta dapat menempuh jarak tempat pembayaran terdekat dari tempat tinggal menuju tempat pembayaran iuran.

  Jarak tempuh menuju tempat pembayaran iuran memiliki hubungan dengan keteraturan pembayaran iuran BPJS, bagi peserta yang memiliki jarak tempuh dekat dengan tempat pembayaran iuran maka akan meningkatkan keteraturan peserta BPJS dalam membayar iuran serta meningkatkankesinambungan kepesertaan BPJS, begitu pula sebaliknya bagi peserta yang memiliki jarak tempuh jauh dengan tempat pembayaran iuran maka akan menurunkan keteraturan peserta BPJ dalam membayar iuran, Waktu tempuh menuju tempat pembayaran iuran Waktu tempuh merupakan waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu menuju suatu tempat. Waktu tempuh sangat berhubungan dengan jarak tempuh sehingga waktu tempuh menuju tempat pembayaran iuran sangat menjadi penentu peserta jaminan kesehatan dalam meningkatkan keteraturannya dalam membayar iuran.

  6. Waktu tempuh yang lebih singkat menuju tempat pembayaran iuran akan meningkatkan keteraturan peserta BPJS dalam membayar iuran sebaliknya pada peserta yang memiliki waktu tempuh yang lebih lama menuju tempat pembayaran iuran akan menurunkan keteraturan peserta BPJS dalam membayar iuran

  C. Kelas 2 Penyebab responden tidak membayar iuran

  1. Tingkat pendapatan masih rendah Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktifitas masyarakat setiap bulannya sesuai standar upah minimum pendapatan perkapita daerah. Menurut Sakinah, bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan masyarakat dengan kesadaran masyarakat dalam berasuransi. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi kesadaran masyarakat dalam berasuransi dan membayar iuran.

  Begitu pula dengan pengaruh pendapatan dengam keteraturan masyarakat dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pendapatan seseorang memegang peranan penting tingginya kesadaran seseorang terhadap keteraturan dalam membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Pendapatan yang Penutup rendah mampu menurunkan

  Kesimpulan

  keteraturan masyarkat dalam

  a. Berdasarkan keadaan di lapangan membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena masih masalah kepatuhan masyarakat dalam banyak kebutuhan yang harus membayar premi BPJS Kesehatan di

  Kota Padang ternyata dalam hal ini dipenuhi oleh keluarga sehingga masih tidak disiplin peserta BPJS dalam tidak ada alokasi pendapatan yang digunakan peserta untuk membayar membayar premi.sekitar 46% peserta

  BPJS mandiri tidak membayar premi iuran tersebut. Lain halnya dengan lebih dari 6 bulan. yang berpendapatan tinggi dan mempunyai tingkat kesejahteraan b. Latar Belakang peserta BPJS Kesehatan mandiri tidak membayar premi karena menegah keatas memiliki tingkat beberapa alasan keteraturan yang tinggi Membayar iuran Jaminan Kesehatan Nasional,

  1. Faktor Ekonomi

  2. Perubahan peraturan dari BPJS Tidak adanya sosialisasi yang

  3. Faktor Citra BPJS diberikan pihak BPJS kepada

  4. Jarak menuju tempat pembayaran Peserta Untuk meningkatkan kesadaran peserta diperlukan iuran

  5. BPJS Mewajibkan masyarakat adanya pembinaan maupun Untuk membayar iuran melalui

  Sosialisasi, agar warga masyarakat benar-benar mengetahui atau ATM sebagian msyarakat tidak mempunyai ATM mengerti kegunaan atau manfaat,

  6. Tidak menganggap penting aturan menjadi peserta BPJS asuransi kesehatan, karena ada

  2. ketika peserta BPJS Kesehatan kebutuhan lain yang menjadi merasa pelayanan kesehatan yang prioritas diterima tidak sesuai dengan

  c. Upaya BPJS dalam menumbuhkan harapan, maka terbentuklah opini kesadaran peserta dalam membayar bahwa BPJS Kesehatan tidak iuran. mampu memberi perlidungan

  Pihak BPJS melakukan penagihan iuran terhadap hak pesertanya ke peserta kerjasama dengan telkom

  3. keberatan dengan pembayaran iuran melalui SMS,Pos. Sosialisasi hanya tiap bulan dilakukan kepada instansi pemerintah Ari Yunanto, dkk., 2010, Hukum Pidana seperti Rumah Sakit. Malpraktik Medik , CV Andi Ofset,

  Saran

  Yogyakarta Berdasarkan dari hasil Simpulan penelitian ini dapat diambil beberapa Aditya Ranadireksa, 2014, Informasi seputar saran antara lain yang mungkin BPJS Kesehatan, Penerbit bermanfaat : Kementerian Komunikasi Dan a. Bagi pembuat Undang-Undang dan Informatika RI, Jakarta pengambilan kebijakan khususnya

  Hasyim, Ali 2002, Pengantar Asuransi, dalam Undang–Undang tentang BPJS dapat dijadikan masukan atau bahan Bumi Aksara, Jakarta pertimbangan untuk melihat Undang- Undang tentang BPJS. Abbas Salim, H.A. 1993, Manajemen BPJS Kesehatan harus meningkatkan Transportasi, Rajawali Pers, Jakarta kuantitas sosialisasinya. Hal ini dapat di lihat dari masih kurangnya Beni Ahmad Saebeni, 2007, Sosiologi sosialisasi terus menerus kepada Hukum , Pustaka Setia, Bandung masyarakat mandiri Peserta BPJS Fachmi, Idris, 2013, Informasi Seputar Bpjs Kota Padang Kesehatan.e-Paper Republika

  b. Pemasangan Spanduk, yang berisi slogan Program JKN sebaiknya Khairurahmi, 2009, Pengaruh faktor diperbanyak dan dipasang disetiap fredisposisi, Dukungan keluarga dan faskes. Media promosi seperti leaflet level penyakit orang dengan juga perlu disebar di ruang-ruang HIV/AIDS terhadap pemanfaatan publik. Selain itu, sebaiknya BPJS Universitas

  FCT Di kota medan,

  Kesehatan Kota Padang membuat dan sumatera utara memasang baliho di ruang publik atau tempat-tempat yang mudah di Krisnawan, 2010, Menuju Sistem temui masyarakat Pengelolaan yang Efektif dan Efisien

  

DAFTAR PUSTAKA melalui Manajemen care , Yogyakarta

A. Buku-buku

  Koentjaraningrat, 2004, Pengantar

  Antropologi , Universitas Indonesia,

  Jakarta

  Selo Soemardjan, 1965, Perkembangan ilmu

  Praktek , PT Remaja Rosdakarya,

  sosial di indonesia , CV Pustaka

  setia, bandung Satjipto Rahardjo, 1981, Hukum Kekerasan

  dan Penganiayaan Masalah- Masalah Hukum, jakarta

  ....................., 2000, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung Salamanja, 2009, Rasionalisasi Tarif

  Berdasarkan Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Toto Kabupaten Bone Bolango.

  Susanto, 2013, Ilmu Komunikasi Teori dan

  Bandung Sistem, 2007, Jaminan Kesehatan Konsep

  Sosiologi , CV. Rajawali, jakarta

  Desenteralisasi Terintegrasi , Penerbit

  Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

  Thabrany H, 2005, Dasar-dasar Asuransi

  • , 2010, Pengantar Metode

  Kesehatan Bagian

  A, Jakarta Yandianto, 2009 Kamus Umum Bahasa

  Indonesia , Bandung, M2S, Cetakan

  Persada, Jakarta

  2

  Notoadmodjo, 2003,

  Linton, 1936, The Study of Manan

  Introduction

  , New York : Apleton – Century Crofts Inc,

  Mulyana Deddy, Komunikasi Antar Budaya, Panduan berkomunikasi dengan orang- orang berbeda remaja, Rosdakarya, Bandung

  Niven,2008, Psikologi Kesehatan,Pengantar Untuk Perawat Dan Profesional .

  Jakarta , EGD

  Pendidikan dan perilaku kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta

  Penelitian Hukum , Raja Grafindo

  Soerjono Soekanto, 1982, Kesadaran Hukum

  Dan Kepatuhan Edisi Pertama, CV

  Rajawali, Jakarta ........................, 1988, Pengantar Sosiologi

  Hukum, Bina Aksara, Jakarta

  ......................, 1993, Faktor-Faktor Yang

  Mempengaruhi Penegakan Hukum ,

  Raja Grafindo Persada, Jakarta

  • , 1992, Memperkenalkan

  B. Peraturan Perundang-undangan

  BPJS Kesehatan , Pendaftaran Dan Iuran

  Kepatuhan Hukum , dalam http :// zriefmaronie. blogspot.

  www. Jurnal Kesehatan Zrief Maronie, 2014, Kesadaran Dan

  (Ability To Pay) Masyarakat untuk Iuran Jaminan Kesehatan, http // :

  Yulianawati, 2011, Kemampuan Membayar

  dalamhttp://artikel.kantorhukum- lhs.com/kebudayaan-hukum-antara- kesadaran-kepatuhan

  antara Kesadaran dan Kepatuhan ,

  Jakarta Syofan Lubis, 2015, Kebudayaan Hukum

  BPJS, 2014, Panduan layanan bagi peserta

  UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan

  BPJS Kesehatan , Hak dan Kewajiban, Jakarta

  Jakarta, BPJS, 2014, Panduan Layanan Bagi peserta

  Masyarakat Informasi Indonesia,

  , Kominfo Menuju

  kesehatan

  BPJS, 2014, Tanya jawab seputar BPJS

  C. Sumber Lain

  co.id/2014/05/kesadaran-kepatuhan- hukum.html