LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUANTITATIF D

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN

Nama
NRP
Kelompok
Meja
Asisten

: Denaya Candra Safira
: 143020117
:E
: 4 (Empat)
: M. Fitrian Wiriyanata

LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG

2014

ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN
Denaya Candra Safira
143020117
Asisten : M. Fitriyan Wiriyanata
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan analisis kuantitatif dan pengukuran pH adalah untuk
mengukur pH larutan, membuat dan mebakukan larutan, menentukan konsentrasi
dan dapat memilih indikator yang tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH
indikator dari larutan tersebut.
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan analisis kuantitatif dan pengukuran pH yaitu
berdasarkan metode Asidimetri dan Alkalimetri, dimana pereaksi standar bereaksi
dengan larutan yang di uji dengan dibantu oleh indikator sebagai petunjuk TAT
(Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori
Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu elektron melarut, sebagian dari elektrolit
ini terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif yang disebut ion.
Metode Percobaan
1.


Metode percobaan pengukuran pH
a. pH meter
Celupkan

Larutan Sampel
Gambar 1. Metode pengukuran pH dengan pH meter.
b. Indikator Universal
Celupkann

Larutan Sampel

Gambar 2. Metode pengukuran pH dengan indikator universal

c. Lakmus

Larutan Sampel

2.


Gambar 3. Metode percobaan pengukuran pH dengan kertas lakmus.
Metode percobaan analisis kuantitatif
a. Asidimetri
Pembuatan Larutan Na2B4O7 0,1 N

x gram Boraks

250 ml
Aquadest panas

Homogenkan

250 ml

Penentuan konsentrasi HCl

HCl XN

25 ml Boraks
+ 2 tetes MM


DUPLO!
Titrasikan
dari kuning hingga
merah muda
Hitung xN HCl

Penentuan kadar NaOH

25 ml NaOH xN
+ 2 tetes MM

HCl XN
Titrasikan

DUPLO!
Hitung xN NaOH

Penentuan kadar CH3COOH A
25 ml cuka A

+ 2 tetes PP
HCl XN
Titrasikan

Hitung % CH3COOH A

Gambar 5. Metode percobaan analisis kuantitatif Asidimetri
b. Alkalimetri
Pembuatan Larutan H2C2O4 0,1 N

x gram Oksalat
Homogenkan

250 ml
aquadest
250 ml

Penentuan konsentrasi NaOH

25 ml Oksalat

+ 2 tetes PP
NaOH XN
DUPLO!
Titrasikan

dari tidak berwarna
hingga merah muda

Hitung xN NaOH
Penentuan kadar HCl

Penentuan kadar CH3COOH A
25 ml cuka A
+ 2 tetes PP

25 ml HCl xN
+ 2 tetes PP
NaOH XN

NaOH XN


Titrasikan
DUPLO!

Titrasikan

Hitung xN HCl
Hitung % CH3COOH
A

Gambar 6. Metode percobaan analisis kuantitatif Alkalimetri
Hasil Pengamatan
N
Larutan
Lakmus
Indikator
pH meter
o
Universal
1. Buavita

Biru  merah (asam)
4
4,41
2. Soda kue
Merah  biru (basa)
8
8,72
3. Larutan garam
Tidak berubah (netral) 7
7
(Sumber : Denaya Candra Safira dan Tresna Fitriyanti, Meja 4, kelompok E,2014)
Asidimetri
No
V1 (V titrasi 1)
Titrasikan

V2 (V titrasi 2)

V Titrasi


kadar CH3COOH
Hitung % CH3COOHPenentuan
B
25Bml cuka B
NaOH XN
+ 2 tetes PP

.
1.
20 ml
19 ml
2.
17,5 ml
35 ml
3.
(Sumber : Riska dan Gumilang, Meja 1, Kelompok E, 2014)
Na2B4O7.10H2O 0,1 N 500ml
N
= gr x 1000
Be

v
0,1
= gr
x 1000
190,61
500
Gr
= 190,61 x 0,1
2
Gr
= 9,5305 gram

19,5 ml
26,25 ml
8,5 ml

Mr Na2B4O7.10H2O
= 381,22
Be = 381,22
2

Be = 190,61



V HCl . N HCl = V Na2B4O7 . N Na2B4O7
N HCl = V Na2B4O7 . N Na2B4O7
V HCl
N HCl = 25 . 0,1
19,5
N HCl = 0,128 N



V NaOH. N NaOH = V HCl . N HCl
N NaOH = V HCl . N HCl
V NaOH
N NaOH = 26,25 . 0,128
25
N NaOH = 0,1344 N



% Cuka A = V NaOH . N NaOH. BM CH3COOH x 100%
V CH3COOH x 1000
= 8,5 . 0,1344 . 60 x 100%
25000
= 0,27 %

Alkalimetri
No
V1 (V titrasi 1)
V2 (V titrasi 2)
V Titrasi
.
1.
26,4 ml
26,2 ml
26,3 ml
2.
36,8 ml
36,5 ml
36,65 ml
3.
10,5 ml
(Sumber : Denaya Candra Safira dan Tresna Fitryanti, Meja 4, Kelompok E,
2014)

H2C2O4. 2H2O 0,1 N 500ml
N
= gr x 1000
Be
v
0,1
= gr
x 1000
63,035
500
Gr
= 63,035 x 0,1
2
Gr
= 3,152 gram

Mr H2C2O4. 2H2O
= 126,07
Be = 126,07
2
Be = 63,035



V NaOH . N NaOH = V H2C2O4 . N H2C2O4
N NaOH = V H2C2O4 . N H2C2O4
N NaOH = 25 . 0,1
26,3
N NaOH = 0,0950 N



V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH
N HCl = V NaOH . N NaOH
V HCl
N HCl = 36,65 . 0,095
25
N HCl = 0,1393 N



% Cuka A = V NaOH . N NaOH. BM CH3COOH x 100%
V CH3COOH x 1000
= 10,5 . 0,095 . 60 x 100%
25000
= 0,24 %

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada metode
Asidimetri digunakan Boraks sebagai larutan baku primer, dan HCl sebagai
larutan baku sekunder untuk menentukan konsentrasi dari NaOH yaitu 0,1344 N.
Sedangkan pada metode Alkalimetri digunakan Oksalat sebagai larutan baku
primer, dan NaOH sebahai larutan baku sekunder untuk menentukan konsentrasi
dari HCl yaitu 0,1393 N. Dari hasil pengamatan juga didapatkan persen cuka A
adalah 0,27% dan cuka B adalah 0,24%. Sedangkan hasil persen cuka A yang
tepat adalah 0,12 %. Faktor kesalahan yang mungkin dapat terjadi dalam
percobaan, sehingga membuat hasil pengamatan tidak sesuai dengan teori adalah :
1. Pembacaan skala pada buret
Membaca skala pada buret harus sangat teliti, kesalahan yang sering terjadi
adalah membaca skala yang tidak sejajar dengan mata, sehingga skala yang
dibaca tidak tepat.
2. Kesalahan penentuan titik akhir titrasi
Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna yang tidak
kembali lagi pada warna sebelumnya, warna berubah hanya sedikit saja, atau

tidak sampai berubah menjadi pekat, menandakan kedua senyawa tersebut
telah habis bereaksi, maka penentuan TAT (Titik Akhir Titrasi) harus tepat
agar volume yang didapat akurat. Warna yang berubah menjadi pekat
menandakan TET (Titik Ekivalen Titrasi) sudah terlewat cukup jauh.
3. Kebocoran buret
Buret dalam keadaan bocor sebaiknya tidak digunakan untuk menghindari
kesalahan dalam percobaan titrasi. Titrasi diperlakukan dengan perlahan
sampai mendapat perubahan yang tepat, erlenmeyer harus digoyang secara
konstan begitupun tetesan larutan baku harus konstan atau stabil. Sehingga
hasil titrasi didapatkan secara maksimal.
Titrasi Asidimetri dan Alkalimetri adalah metode titrasi yang
menggunakan asam dan basa sebagai larutan baku dan larutan yang akan di uji
konsentrasinya. Asidimetri adalah metode titrasi yang menggunakan larutan asam
sebagai larutan standar untuk menentukan konsentrasi dari larutan basa.
Sedangkan Alkalimetri adalah metode titrasi yang menggunakan larutan basa
sebagai larutan sandar untuk menentukan konsentrasi larutan asam. (Risma Ayu,
2014)
TAT (Titik Akhir Titrasi) adalah suatu titik dalam titrasi dimana ditandai
dengan perubahan warna, sehingga titrasi harus dihentikan, hal tersebut
menandakan kedua senyawa yang direaksikan telah habis bereaksi. TET (Titik
Ekivalen Titrasi) adalah suatu keadaan dimana jumlah asam dan basa dalam titrasi
adalah sama. Perbedaannya adalah pada keadaan TET tidak dapat diamati karena
tidak ada peerubahan warna, sedangkan pada keadaan TAT dapat diamati karena
warna dari larutan berubah. (Kompasiana, 2012)
Fenolftalein adalah salah satu indikator asam – basa sintetik yang memiliki
rentang pH antara 8,00 – 10,0. Pada larutan asam dan netral, fenolftalein tidak
berwarna. Sedangkan bila dimasukkan ke dalam larutan basa, warnanya akan
berubah menjadi merah. Larutan metil jingga dan metil merah dapat membedakan
antara larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah
dan jingga akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan netral berwarna kuning.
Akan tetapi, metil jingga dan metil merah juga akan menyebabkan larutan basa
berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa
atau netral kita tidak dapat menggunakan metil jingga. Bromtimol biru di dalam
larutan asam akan berwarna kuning, dalam larutan basa akan berwarna biru, dan
di dalam larutan netral akan berwarna biru kekuningan. Sebagai aturan umum,
indikator yang digunakan harus mengalami perubahan warna sekitar pH titik
ekuivalensi. Titrasi lebih mudah diamati apabila adanya perubahan warna dari
tidak berwarna menjadi berwarna dibandingkan dari berwarna menjadi tidak
berwarna, oleh karena itu indikator tidak bisa dipertukarkan penggunaannya
karena membuat identifikasi menjadi lebih sulit. (Novi Irayanti, 2013)
Larutan baku adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya dan digunakan
untuk mengetahui konsentrasi larutan lain. Larutan baku primer yaitu larutan
dimana dapat diketahui kaonsentrasinya dengan cara menimbang sehingga dapat
secara langsung digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain. Sedangkan
larutan baku sekunder adalah larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan
jalan pembakuan dengan larutan atau secara langsung tidak dapat diketahui kadar

dan kestabilannya didalam proses penimbangan, pelarutan dan penyimpanan.
Syarat-syarat larutan baku primer adalah :
- Mempunyai kemurnian yang tinggi
- Rumus molekulnya pasti
- Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
- Berat ekivalen yang tinggi (Agar kesalahan penimbangan dapat
diabaikan)
- Larutan stabil didalam penyimpanan
Syarat-syarat larutan baku sekunder adalah :
- Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
- Berat ekivalennya tinggi
- Larutan relatif stabil didalam penyimpanan (Kumpulan Artikel Kimia, 2012)
Aplikasi dalam bidang pangan analisis kuantitatif adalah untuk
menentukan persen boraks yang terkandung dalam baso atau alam bahan pangan
lainnya yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menentukan persen cuka
yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, membuat garam dapur NaCl dari
pencampuran antara NaOH dan HCl.
Berdasarkan hasil perngamatan dapat disimpulkan bahwa larutan A
(Buavita) termasuk kedalam larutan asam karena memiliki pH ±4,41, sedangkan
larutan B (soda kue) termasuk larutan basa karena memiliki pH ±8,72, dan larutan
C (larutan garam) termasuk kedalam larutan netral karena memiliki pH netral
yaitu 7. Faktor kesalahan yang dapat terjadi dalam percobaan ini adalah :
1. Kebersihan alat
Alat yang digunakan harus bersih, tidak merupakan alat yang bekas
digunakan dalam percobaan lain, tujuannya untuk menghindari kontaminasi
atau bercampurnya larutan sampel yang akan diuji, sehingga hasil
pengukuran pH tidak sesuai.
2. Alat ukur
Kebersihan alat ukur, pH meter tidak dibilas dengan bersih, seharusnya
elektroda dibilas dengan air agar tidak meninggalkan sisa pengamatan
sebelumnya. Selain itu juga pH meter yang dalam kondisi tidak baik atau
rusak akan menyebabkan ketidak akuratan pengukuran.
pH larutan sampel hasil pengamatan tidak berebeda jauh dengan literatur
yaitu memiliki pH sebagai berikut.
No
Larutan
pH meter
Literatur
.
1.
Buavita
4,41
3,78-4,55
2.
Soda kue
8,72
9
3.
Larutan garam
7
7
(sciencebuddies)
Kelebihan penggunaan kertas lakmus sebagai alat ukur asam basa adalah
tidak memerlukan banyak waktu untuk melakukan percobaan tersebut, hasil yang
didapat juga pasti akurat, namun selain kelebihan, terdapat juga kekurangan dalam
penggunaan kertas lakmus yaitu tidak bisa mengukur pH secara numerik.
Kelebihan indikator universal adalah mampu mengukur pH suatu larutan,
kekurangan indikator universal adalah tidak mampu mengukur pH larutan secara

teliti. Kelebihan dari pH meter adalah dapat mengukur pH secara teliti,
kekurangannya adalah harga yang tidak murah. (Noveriyanti Uswatun, 2013)
Deionized water dapat dimanfaatkan sebagai larutan elektrolit untuk
mengisi tabung elektroliser. Larutan ini akan dicampur sodium bikarbonat
(KOH). Volume deionized water yang digunakan tergantung pada volume tabung
yang digunakan. Air mineral juga dapat digunakan sebagai pengganti air ini,
namun hal ini akan membuat risiko rusaknya elektroda semakin tinggi. Hal ini
disebabkan kandungan logam dan mineral dalam air mineral masih cukup tinggi.
Deionized water juga digunakan untuk membilas berbagai peralatan
untuk analisis laboratorium. Larutan penyangga atau
larutan dapar,
atau buffer adalah larutan yang
digunakan
untuk
mempertahankan
nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung.
Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit
dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat. (wikipedia, 2014)
Aplikasi pengukuran pH dalam bidang pangan adalah untuk mengukur pH
dari yogurt, nata de coco, dan membuat soda kue.
Kesimpulan
Pada titrasi Alkalimetri menggunakan H2C2O4 (Oksalat) sebagai larutan
baku primer untuk standarisasi NaOH sebagai larutan baku sekunder. Sedangkan
pada titrasi Asidimetri menggunakan Na2B4O7 (Boraks) sebagai larutan baku
primer untuk standarisasi HCl sebagai larutan baku sekunder. Konsentrasi HCl
digunakan dalam titrasi Alkalimetri adalah 0,1393 N, sedangkan NaOH yang
digunakan dalam titrasi Asidimetri memiliki konsentrasi 0,1344 N.
pH dari larutan Buavita adalah 4,41, masih dalam rentang pH pada
literatur, sehingga larutan Buavita termasuk kedalam larutan asam. pH dari larutan
soda kue adalah 8,72 sedangkan pada literatur soda kue memiliki pH 9 mendekati
hasil pengukuran dan larutan soda kue dapat digolongkan sebagai larutan basa,
sedangkan larutan garam diukur memiliki pH 7 sesuai dengan literatur sehingga
dapat digolongkan sebagai larutan netral.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Larutan Penyangga. Tersedia dalam :
http://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_penyangga Diakses : 21 November
2014.
Anonim. 2014. Air Suling. Tersedia dalam :
http://id.wikipedia.org/wiki/Air_suling. Diakses : 21 November 2014
Anonim. 2012. Larutan Baku Primer dan Sekunder. Tersedia dalam :
http://teknikkimiakita.blogspot.com/2012/03/larutan-baku-primer-dansekunder.html. Diakses : 22 November 2014.
Brady, J.E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara : Jakarta.
Iriyanti, Novi. 2013. Indikator Asam Basa. Tersedia dalam :
http://bisakimia.com/2013/11/09/indikator-asam-basa/. Diakses : 21
November 2014.