Perjalanan panjang yang mengikuti pendek

Perjalanan panjang yang pendek
Awalnya seorang pria yang mengaku sebagai perwakilan dari SMA
Sampoerna datang ke sekolah saya di akhir semester 2 di tahun terakhir saya di
SMP. Ia mengenalkan Sekolah yang berlokasi di Bogor itu dengan berbagai macam
keunggulannya kepada kami. Ia pun mengatakan bahwa SMA Sampoerna sedang
melakukan penerimaan siswa baru. Ia juga berkata bahwa bagi siswa yang
berminat dapat segera mengisi formulir pendaftaran yang telah tersedia di
sekolah kami.
Saya melihat banyak keunggulan yang disampaikan oleh pihak SMA
Sampoerna kepada kami. Saya pun tertarik dan ingin mendaftar. Saya meminta
formulir pendaftaran yang ternyata berisi lembaran kertas yang banyak. Lalu, saya
pun mengisi formulir tersebut dengan berhati-hati dengan harapan saya di terima
di SMA Sampoerna. Kami pun di beri waktu untuk mengisi formulir pendaftaran
selama seminggu kedepan.
Seminggu pun telah berlalu. Saya mengumpulkan formulir pendaftaran itu.
Setelah itu, saya mengikuti tiga tes yang telah dirancang oleh pihak SMA
Sampoerna dalam proses penerimaan siswa baru. Tes-tes tersebut adalah tes
tulis, diskusi, dan wawancara. Saya merasa senang karena menurut saya, saya
telah menyelesaikan tes sersebut degan baik.
Tibalah saya pada hari pengumuman siswa yang diterima di SMA
Sampoerna. Nama siswa yang diterima di umumkan melalui website, Sayangnya

saya tidak menemukan nama saya di sana. Dengan rasa kecewa yang begitu
mendalam, say berniat untuk mencari sekolah lain yang mungkin akan lebih baik
bagi saya. Saat tengah mencari sekolah, tanpa terduga dan tiba-tiba, saya
dihubungi oleh pihak sekolah bahwasanya Saya diterima di SMA Sampoerna. Saya
terkejut tidak percaya akan berita yang baru saja saya terima. Dengan bangga dan
bahagia saya menceritakan kepada orang tua, bahwa saya diterima di SMA
Sampoerna meskipun nama saya tidak tercantum di website.

Saya mendengar kabar bahwa saya diberi waktu seminggu kedepan untuk
mempersiapkan semua barang yang harus dibawa ke Bogor kelak. Selanjutnya,
tanpa persiapan matang sebelumnya, saya penuhi semua barang yang saya
perlukan. Tidak terasa seminggu telah berlalu. Dengan segala keperluan yang
telah tercukupi, saya telah merasa siap untuk menghadapi tahun-tahun berat
masa SMA di Bogor.
Tanggal 22 juli 2016 merupakan pertama kalinya kaki ini elangkah menuju
perjalanan panjang ke pulau seberang ntuk menimba ilmu. Setelah menyusun
segala keperluan ke dalam koper, saya berangkat ke bandara dengan orang tua
mengunakan mobil. Selama dalam perjalanan, kami banyak berbicara dan
bercerita seakan tidak akan perah bertemu lagi di kemudian hari. Sesampainya di
bandara, saya melihat siswa baru lainnya. Saya bercengkerama asik dengan

mereka. Setelah menunggu sekitar 2 jam, jadwal penerbangan kami siap
diberangkatkan. Kami bergegas untuk berangkat, bergegas untuk pergi jauh dari
orang tua agar terapai masa depan cerah kami. Sedih rasanya hati ini pergi
meninggalkan kampung halaman. Sedih pula melihat orangtua yang dengan berat
hati melepas anaknya. Namun, apalah daya, inilah jalan yang telah ditetapkan
untukku. Pesawat kami lepas landas meninggalkan Ranah Minang, kampung
halaman, menuju Bogor.
Pesawat kami medarat di Jakarta. Dengan rasa gembira, saya
melangkahkan kaki keluar pesawat. Meskipun kini hidup akan terasa lebih berat
dengan berada jauh dari jangkauan orang tua. Selanjutnya, kami dibimbing
menuju bus yang akan membawa kami ke sekolah baru kami oleh kakak kelas yang
telah menanti kedatangan kami. Perjalanan lama saya pun terbayar tatkala
memasuki area sekolah, tatkala disambut dengan muka-muka bahagia siswa baru
dan lama yang bercampur aduk saling melepas rindu. Saya bangga dan bahagia
menjadi bagian dari sekolah.