Review Artikel Mengenal Lebih "Dalam" Schistosomiasis Peran Genome Schistosoma japonicum dalam Interaksi Inang dan Parasit
REVIEW ARTIKEL
MENGENALLEBIH,DALAM,SCHISTOSOMIASIS
-PERANGENOMESCHIST2S2MAJAPzNICUMDALAI/I
TNTERAKSI INANG DAN PARASIT
Anis NurwidaYati
t
tBalai Litban gP2B2Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan' Kementerian
Kesehatan
R'l'
ABSTRACT
worm' The genomc provide's
In this review is clescribecl a draft genomic sequence for-the
antl host interaclion of this complex
a global insight into the *oleiuia, architecture
exploit host nutrients, neuroendocrine
metazoan pathogen, revealing that it can
development and maturation. Hoving tt
hormones and signailing pathi,ays for growth,
senso? Vs1ery' S' japonicum can accept
complex nervous tytiuli *a o rni-derZloped
liganis as a physiological response to dffirent
stimulation of the
"rr*rp."aing
oi * intermediate and ntammaliart
environments, such ,t iitn *oii, ii the tissueselaifase, are implicated in mammaliun
hosts. Numerous proteases, including cercsrial
The genomic information will serve as a
skin penetration ,na"iou*oglobin de"gradation.
nei interventions for schistosomiasi's
valuable platfornt to facilitate dewlopment of
contol.
host and parasites
Keywords : genome, schistosoma japonicum'
terdapat 650 juta orang tinggal di
PENDAHULUAN
Schistosomiasis Yang
disebut bilharziasis
jugu
menemPati
urutan kedua setelah malaria dalam
masalah kesehrian masYarakat di
dunia. Menurut WHO diPerkirakan
lebih dati 200 juta orang di seluruh
dunia terinfeksi dengan cacing yang
penularannya melalui keong tersebut
Schistosomiasis endemis di 74 nega-
ra
berkembang terutama
pedesaan. Saat ini
di daerah
diPerkirakan
daerah endemis (WHO, 2009)'
Pengendalian schistosomiasis
meliputi kemoterapi dengan ptazuq
-
antel, pendidikan kesehatan, perbai -
kan sanitasi, modifikasi lingkungan
dan kontrol keong Penular' Akan
tetapi,
Pengembangan metode
pengendalian seperti pengembangan
obat baru dan vaksin
anti
schistosoma sangat diperlukan saat
ini untuk menghadaPi
tantangan
termasuk meluasnya
sPektrum
L4
I
1
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1,2011
resistensi schistosoma
terhadaP
'.
14 - 25
nya berkcmbang memporbanYak
memproduksi
praziquantclt'r
Selama siklus
Perkembang
biakan yang kompleks, schistosoma
sej
diri
umlah serkaria20.
Telur yarrg dihasilkan oleh
cacing S j aponicum dew asa, terdeposisi di organ hepar, usus dan jaringan
beralih dari hospes keong ke
marnalia melalui medium air.
Setelah menembus keluar tubuh
tubuh lain berperan penting dalam
hospes keong, serkaria berenang
miasis. Tingginya tingkat
bebas dan menembus
kulit
hosPes
mamalia, kemudian bersama aliran
darah menuju hepar melalui Paru
-
hal patologi dan kesakitan schistoso-
keberhasilan survival cacing S.i apo
cum dalan hospes keong maupun
hospes mamalia adalah
karena
paru dan berubah menjadi schistomu
kemamuan parasit untuk mengguna -
la. Cacing menjadi
dewasa dalam
kan sinyal endokrin dan imun dari
vena porta hepatic4 bereproduksi
hospes3'4. Strategi penghindaran dari
dan migrasi ke tujuan akhir, yaitu
sistem imun hospes, menyebabkan
plexus vena mesenterika. Cacing
Schistosoma dapat bertahan selama
betina dapat bertelur sampai dengan
beberapa tahun meskipun sistem
ribuan telur per hari, yang
imun hospes cukup kuat.
akan
dikeluarkan bersama feces setelah
berhasil merusal< dan
menembus
dinding usus. Apabila telur
dapat
Tidak seperti cacing pipih yang
lain, Schistosorna bersifat dioceus,
yaitu jenis kelaminnya
terpisah.
8
mencapai air, telur akan menetas
Genome tersusun atas
menjadi miracidium yang bersilia
kromosom, yaitu 7 pasang autosom
dan berenang bebas, yang dipandu
dan 1 pasang sex kromosom. Cacing
oleh stimuli cahaya dan kimia
mencari keong hospes yaitu
betina heterozigot (ZW) dan cacing
Di
pasang
jantan homozigot (ZZ)t'u
dalam
Gambaran mengenai genom ini
hemocoel keong, miracidium ber-
memberikan wawasan global ke
kembang secara aseksual menjadi
level molekul dan interaksi inang
sejumlah sporocyst, yang selanjut -
patogen
Oncomelania. hupensis.
ini. Kelompok metazoan
dapat memanfaatkan nutrisi host,
-15
Review Artike|.............. ( Anis Nurwijayati
)
hormon neuroendokrin dan ialur
protein. Genome S.japonicum telatif
sinyal untuk pertumbuhan, Pengem-
besar dengan kepadatan gen Yang
jaPon i-
cukup rendah apabila dibandingkan
bangan dan pematangan.
,S.
cum memiliki sebuah sistem sYaraf
dengan invertebrata lain, misalnya
kompleks dan sistem indra
Brugia malayi.Berdasarkan metode
Yang
baik, daPat
menerima stimulasi ligan Yang
DNA library (pustaka DNA).
sesuai sebagai fisiologis tanggapan
(single nucleotide polymorphism),
terhadap lingkungan Yang berbeda,
dengan rata
berkembang dengan
seperti
air
atau jaringan dari host
mamalia. Banyak protease, termasuk
Sjaponicum memiliki 557.739 SNP
-
rata kePadatan
1.4
SNP/I(bp, dengan tingkat insersi dan
delesi yang rendah2o.
elastase cercaria yang terlibat dalarn
penetrasi kulit, mamalia dan degrada-
si
hemoglobin. Informasi genom
Repeat Sequence
Keberadaan repeat
sekuen
akan berfungsi yang berharga untuk
dibuktikan dengan
memfasilitasi pengembangan inter -
Repeatscout versi
vensi baru untuk
memiliki 657 kelomPok
Pengendalian
sofh,t'are
1.0.i (14). Si
rePeat
sekuen yang berbed4 menYusun 159
schistosomiasis2o.
Mbp $A,1%) dari genom Si.
Diantara repeat sekuen
Profil genome dan evolusi
Informasi umum
mengenai
terdiri atas 29
genome Siaponicum
diPeroleh
meliputi Gulliver, Si Rl,Si R2'
tersebut
retrotransPosonSj
-pido
setelah dilakukan metode sekuensing
dan beberapa elemen baru sebanYak
dengan WGS (Whole Genome
Shotgun) untuk menkode sebanYak
25 elemen. Dari 25 elemen baru
tersebut 18 meruPakan LTR (long
397 Mbp sekuen, mencakuP 90%
tandem repeat),4 non LTR dan
dari keselumhan genome
kelompok merupakan "PeneloPe-
S.
iaponi-
3
protein telah berhasil diidentifikasi.
like" elemen (retro elemen
enigmatic yang berada dalam
Pada Sjaponicum jrga
intron)2o. Susunan genome Si
cum. sebartyak 13.469 gen penyandi
telah
ditemukan sebanYak 6.972 jenis
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1,2011 : 14 - 25
ditunjukkan pada diagram lingkaran
berikut ini
:
i,lofttslEsl tsJon
15061
gni
Mhlsal8llti
€..l79iti
Sglglne
3 Ain'sop*.llhB
,Etron8 ll.W96)
i{.slei)
.Bfia sr*i qrilft 18n(t'd fi,,lil4*
:gH,
Ii1YIEI
rl.i:ott ,u.furt; qu.6eoti g.oa9ti qs.109i,i
q'."2
l#
---* (i2.€se6i
ibFLlE r€fiirt8rBp€:n
$Fof
1u.?r*1
fl.fter)
#
LTB rel,slrsl€Eoson
stltE
1t3.16911
il 349(ti
Gambar 1. Diagram lingkaran struktur genom cacing
Sj
Sj (www.nature.com)
digunakan
Tiap tipe retrostransposon
diwakili oleh I sampai 793 copy
metabolism yaitu 34%o, kemudian
atau ratusan hingga ribuan copy
regulasi biologis 16oh, lokalisasi
parsial. Retrotransposon non LTR
sebesar l4o/o, orgarrisasi komponen
merupakan kelompok yang mendo -
seluler dan biogenesis
minasi, yaitu sebesar 12,6Yo dari
perkembangan sebesar 1102, respon
genom
untuk
1206,
terhadap stimulus sebesar
20
5Yo,
reproduksi 37o, adhesi biologis 2%,
Fungsi Protein pada Schistosoma
homeostasis seluler, sistem imun dan
japonicum
pergerakan masing
:
Pada Sjaponicum
telah
- masing sebesar
7Yo20. Pengelompokan
j
protein pada
berdasarkan fungsinya dapat
ditemukan sebanyak 6.972 jenis
S
protein Sebagian besar protein pada
dilihat pada diagram lingkaran di
bawah ini
:
17
Review Artike|.............. ( Anis Nurwijayati
i.l*fiEolEm
F{Si
)
' b:to[lsllon f1{$i
lnmmttrtwn
fllti
(tlul*r
hrmHerdgle fl 9ti
Cdluht
cf{nFrfEIll trrial:crnenl
€{FnEsft:n
ildHolrrEds
it1f6i
Bkl,Shal
filhffil:fi ESi
Hqrolucllon
rE$6i
i,Efri
HeaFrmeto
Etrniluei396i
Gambar
2.
Diagram lingkaran pembagian protein pada cacing Sj
bertlasarkan fu ngsinya. ( www.nature.com
)
18
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1;2011 : 14 - 25
Perkembangan dan Metabolisme
Jalur sinyal seluler dalam perkembangan
Pdlh'ilara ror g[ryrvlh
eD':l
Gambar
3.
{r,lEEFrmO0l
Skema
jalur sinyal untuk pertumbuhan dan
perkembangan
(www.nature.com)
Sj memiliki
gen yang menyan-
penting dalam jalrr
di pembentukanTGFB (fr ansfor ming
pertumbuhan yang
growth .factor), gen
komponen
reseptor, dan komponen
-
penyandi
komponen
sinyal
mirip
dari hospes
dengan
mamalia,
sehingga selain dapat menggunakan
Sj juga dapat
penting untuk mengatur berbagai
jalurnya sendiri,
proses seluler selama organogenesis
menggunakan faklor pertumbuhan
dan perkembangan jaringan.
dari hosoesnya untuk kepentingan
Sj juga
memiliki gen yang menyandi EGFlike (Epidermal Growth Factor) darr
pertumbuhan cacing
S
j2o.
Sj memiliki reseptor untuk
peptida yang menyerupai FGF
(Fibroblast Growth Factor). S j
reseptor pada mamalia, meskipun Sj
memiliki berbagai komponen
tidak memiliki molekul insulin I
insulin yang sangat identik dengan
L9
Review Artikel.............. ( Anis Nurwijayati
ATP,
)
insulin growth factor. Hal terseut
semakin menguatkan bahwa Sj
transporter pengikat
dapat mengeksploitasi komPonen
kunci dari jalur sinyal pertumbuhan
mengambil asam lemak dan
kolesterol dari plasma dan darah
hospes untuk pertumbuhan cacing
hospes mamaliaT.
s
serta
cholesterol esterase untuk
jt.
Analisis pada jalur KEGG
untuk metabolism Sj mengindikasi -
kan bahwa cacing Si
daPat
Sistem syaraf dan eurotransmitter
Platyhelminthes
memiliki
menggunakan karbohidrat sebagai
sistem syaraf pusat yang bervariasi
/ sumber karbon.
Akan tetapi, Si tidak daPat
dari segi struktur sensorisnya, yang
dapat meneruskan stimuli dalam
mensintesis asam lemak secara de
jangkauan yang luas. Platyhelmin -
sumber energy
novo, sterol, purin,
esensial
9
asam amino
dari manusia, arginin I
tyrosin. Kehilangan
kemamPuan
tersebut merupakan konsekuensi
thes juga menggunakan
neuroendokrin
untuk
sistem
mengatur
pertumbuhan, metabolism dan home
ostasise.
sebagai hewan parasit. Akan tetapi,
gen
-
gen yang menYandi Protein
Neurotransmitter dan resePtor
Sejumlah resePtor dan neuro -
- enzim kunci untuk sintesis
protein protein tersebut daPat
transmitter dibutuhkan
ditemukan pdaa trematoda
termasuk pada tahap miracidium dan
enzim
Yang
oleh Si.
i
hidup secara bebas. Untuk mendapat
serkaria, untuk memberikan sinyal
Sj memPunYai
beberapa gen yang menYandi
navigasi pergerakan
untuk mentlju posisi hosPes
berbagai transporter,
misalnYa
baru. Reseptor dan neurotransmitter
apolipo protein, reseptor lipo protein
juga dibutuhkan oleh schistosomula
dengan densitas Yang
rendah,
untuk berkembang menjadi dewasa
reseptor scavenger, Protein untuk
dan bereproduksi di dalam pembuluh
berikatan dengan asam lemak,
darah. Reseptor
kan nutrisi, cacing
di
dalam air
Yang
neurotransmitter
yang sudah banyak diketahui adalah
20
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1,2011 . 14 - 25
octopamine, dan
2
enzym yang
tersebur, namun
komponen
penting untuk sintesis octopamine.
komponen reseptor tersebut dapat
Sistem syaraf Platyhelminthes dapat
membrikan pengaruh terhadap sel /
dikelompokkan sebag ai pept i de r gi ce .
jaringan tubuh cacing, seperti
regulasi untuk pertumbuhan atau
Pada
Sj juga ditemukan
reseptor
lain, yaitu opioids, galanin dan
melionin, yang menyebabkan Sj
perbaikan jaringan.
Reseptor lain
yang
yaitu reseptor untuk
dapat menerima sinyal dari ligand
ditemukan
sebagai respon fisiologis terhadap
hypocetin (orexin), leptin dan neuro
kondisi lingkungan yang
peptide hypothalamic, yangmenye -
berbeda,
seperti pada waktu berada di air atau
jaringan dari hospes keong
/
hospes
babkan Sj
memiliki
struktur
fisiologis yang lebih berkembang
daripada metazoan yang lain dengan
mamaliall.
Terdapat beberapa gen yang
karakter yang lebih tinggi. Reseptor
menyandi reseptor yang berfungis
myokinin juga ditemukan pada Sj,
untuk menerima sinyal
yang berfungsi dalam aktivitas
diuretic. Sj memproduksi myokinin
neuro peptide
hormone
gastrointestinal,
temasuk cholecystokinin, secretin,
karena hospesnya tidak memproduk-
polipetida penghambat dari
si peptide tersebutlo.
usus,
maupun xenin yang
semuanya
terlibat dalam memicu
pelepasan
cairan saluran pencernaan
beri
yarag
Sistem neuro endokrin
Sj
mempunyai reseptor
yang terlibat dalam
si enzim pencernaan.
Selain itu juga ditemukan
hormone endogen
menerima
sebagaimana
reseptor untuk urotensin, angiosten -
hospes mamalia. Sekuen gen Sj
nin dan neuromedin (tipe U dan B),
yang terlibat dalam
yang berperan penting
dalam
neuroendokrin antara lain reseptor
dari
sistem
pengaturan fisiologis
aktivitas
organ lain dari vertebrata. Ivleskipun
seperti TRH (Tyrosin-releasing
hormone), prolactin releasinS;
Sj
hormone, somastatin, melanin dan
cardiovascular, hipotalamus
tidak memiliki organ
-
dan
organ
21,
Review Artikel..'.......'... ( Anis Nurwijayati
)
leptin,juga protein trans membrane'
utama telur dan kandidat vaksin anti
Sj juga memiliki
caclng
resePtor hormone
steroid, sePerti Progesterone,
j
[rogestin, estrogen. S menggunakan
hormone endogen tersebut untuk
perrumbuhan dan perkembangans''
2'
S.f daPat melakukan Proses
.
B- 14.15
j, i
diantara
65
kelompok protease serin terdapat
Si
Pada
S
elastose cercaria (Si C E), merupakan
enzim yang berPeran Penting dalam
penetrasi ke
kulit hospes mamalia'
Sj memanjang
3 ekson dan 2 intron. Gen
glikolisis untuk menyediakan energi,
Lokus elastase Pada
sehingga cacing daPat memodulasi
berupa
metabolism energinya sebagai res -
penyandi
pon terhadaP hormone Yang miriP
stadium sporocyst dan serkaria Sj'
insulin milik hospes. Schistosomula
memperbarui tegument Pada saat
hal tersebut dibuktikan dengan
imunoblot, immunofluorossence
menjadi dewasa dengan Pengaruh
assay, elisa dengan anti-rekombinan
hormone ekdison.
Si C E
telahdiproduksi pada
SjCE antibodi Pada kulit
tikus
terinfeksi mengindikasikan bahwa
elastase serkaria dilepaskan oleh
Patogenesis PenYakit
Yang berPeran
dalam
patogenesis schistosomiasis adalah
parasit selama proses invasi ke kulit
,.16.17.18.19
mamalla
adanya protein elastase dan protease'
Protease pada serkaria memPunYai
peran penting dalam invasi, migrasi
dan nutrisi. Pada
Sj
telah diketahui
314 protease, trmasuk
metallo
Sistem imun dan faktor eradangan
Sistem imun
Sj
harus
mengahadapi mikrobia pathogen dan
respon imunbaik dari hosPes keong
mamalia. S'j
tidak
protease, cystein, serin, threonin, dan
maupun
aspartat. Metallo Protein Pada Sj
mempunyai komPonen molekul
ditemukan sebanYak 108 Yang
tergabung di dalam 21 tiPe, 16
adaptif seperti immunoglobulin, juga
komponen TLR
termasuk dalam golongan amino
akan tetapi
peptide. Amino PePtide leucine
yang mengandung Toll/ Interleukin-
M.17 dilaPorkan sebagai antigen
Sj
(toll like
resePtor),
memPunYai Protein
I
(IL-l) resistance motif. Sj memiliki
22
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1, 2011 : 14 - 25
jalur reseptor
sederhana yang
merupakan barisan pertama mela -
wan infeksi mikrobia, meliputi toll-
like receptor,
IL-l
receptor, TNF-
receptor, associated.factor 6 (TRAF
6), inhibitor nuclear factor
Q'{FrcB),
pjSMAPK, sebagai sistem
yang masih
alami
sederhana dalam
meyandi reseptor untuk leukotrien
84, cysteinyl leukotriene dan
prostaglandin E2 dan F2, hal
tersebut menunjukkan
bahwa
prostaglandin sangat penting dalam
fisiologi
Sj
dan interaksi
dengan
,20
nospes
Sj dapat
memproduksi
protein yang mirip dengan protein
pertahanan tubuh cacing2o .
Berbagai komponen metabo
pada penyebab terjadinya penyakit
lism maupun hasil metabolism Sj
autoimun pada hospes terhadap auto
dapat mempengaruhi sistem imun
antigen. Protein tersebut antara lain
hospes. Molekul pada
Sj
seperti
69 kDa islet cell auto
antigen
glican dan lipid yang disintesis oleh
(ICAI), islet antigen 2(PTPRN), dan
cacing dewasa atau pada telur dapat
glutamate decarboxylase (GAD),
meregulasi sinyal sekunder melalui
yang dikenal sebagai auto antigen,
reseptor pada sel efektor hospes,
yang meningkatkan
sehingga menetralkan respon imun
auto antigen molekul mimicking,
hospes untuk melawan parasit.
sehingga menginduksi respon imun,
Molekul glycan dan lipid disandi
yaitu migrasi chemokine
oleh gen
mediated cell dan menginisiasi
migrasi leukosit ke jaringan yang
untukenzymeal,3-
mannosyltransferase2o.
kemungkinan
receptor
Prostaglandin yang merupa -
mengalami inflamasi. Hal tersebut
kan mediator inflamasi dapat
disintesis oleh j sebagai hasil
sangat berperan dalam formasi I
pembentukan granuloma yang
metabolism asam arakidonat. Sj
memicu survival dari parasit Sj2o.
S
dapat mensintesis asam arakidonat
dengan menggunakan lesitin, mengu
bah arakidonat menjadi leukotricn
A4 dengan arakidonat 55iporygenase genase. Gen Sj juga
23
Review Artike|.............. ( Anis Nurwijayati
Informasi genom akan berfung
si-yang berharga untu memfasilitasi
pengembangan intervensi baru untuk
Gambaran mengenai genom ini
memberikan wawasan global ke
level molekul dan interaksi inang
KelomPok metazoan
dapat memanfaatkan nutrisi host,
hormon neuroendokrin dan jalur
sinyal untuk pertumbuhan, Pengem bangan dan pematangan
DAFTAR PUSTAKA
1. Li, Y. S. et al,2007. Large water
management Projects
and
schistosomiasis control, Dongting
Lake region, China' Emerg-
Infect. Dis. 13, 973-979
2. Bergquist,
.
R., Utzinget, J. &
McManus,2AA8, D. P. Trick or
treat: the role of vaccines in
schistosomiasis
integrated
control. PLoS Negl. TroP. Dis. 2,
e244.
3. Amiri, P. et
al,
1992. Tumour
necrosis factor a
restores
granulomas and induces Parasite
egg-laying in schistosomeinfected SCID mice- Nature 356,
604447
.
S. J. et dl, 2A01Modulation of blood fluke
4. Davies,
Science 294, 1358-1361.
5. Hirai, H. et al, 2000. Chromo
somal differentiation of
the
Schistosoma j aponicum com-
pengendalian schistosomiasis.
ini.
in the liver bY
hepatic CD4l lYmPhocYtes.
development
KESIMPULAN
patogen
)
plex. tnt. J. Parasitol .30,441457
6. Mone', H. &. Boissier, J, 2004.
Sexual biology of schistosomes.
Adv. Parasitol. 57, 89-189 .
7. Pice, A. L., Jones, N. C. &
Pevzner, P. A, 2005. De novo
identification of rePeat famili
large
Bioinformatics 21,
es
in
genomes.
i351-i358
.Robb, S. M., Ross, E. & Sanchez
Alvarado, A, 2008. SmedGD: the
Schmidtea mediterranea genome
database. Nucleic Acids Res. 36,
Ds99*D606.
8. Hu, W. et aL,2003. Evolutionary
and biomedical imPlications of a
japonicum
Schistosoma
complementary DNA resource.
Nature Genet. 35,139-147 .
9. Mousley, A., Maule, A. G-.
Halton, D. W. & Marks, N. J.
2005. Inter-PhYla studies on
neuropeptides: the Potential for
broad-spectrum
anthelmintic
and/or endectocide disco very.
Parasitology 131, S143-S167 .
10. Holmes, S. P., Barhoumi, R',
Nachman,R.J. & Pietrantonio
,P.V,2003. Functional AnalYsis of
a G protein-couPled recePtor from
the southern cattle tick
BoophilusmicroPlus (Acari:
Ixodidae) identifies it as the first
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1,2011 : 14 - 25
.arttrgpod myokinin
receptor:
Mol. Biol. 12,27-38._. ,
11. Cohen, L. M., Neimark, H.
Eveland, L. K, 1980. Schisto
InsecJ
soma mansoni:response
&
.
Hu, W., Brindley, P.
McManus,
J.,
D. P., Feng, Z. &
Han,Z. G, 2004. Schistosome
transcriptomes: new insights
into the parasite
and
schistosomiasis. Trends Mol.
Med. 10,217-225 .
13.
Dvorak, J. et al, 2008.
Differential use of protease
families for invasion by
schi stosome cercariae.
Biochimie 90, 345-358 .
14. Dvorak, J. et aL,20A5. Multiple
cathepsin B isoform
in schistosomula of Trichobi
lharzia regenti: idenfication,
characterisation and putative
role in migration and nutrition.
Int. J. Parasitol. 35, 895-9i0 .
15. Koehler, J. W., Morales, M. E.,
Shelby, B. D. & Brindley, P.J,
2007. Aspartic
mice, J.. Egy,pt- Soc. Parasitol.
35, t47-156 .
17. Xu, Y. 2., Shawar, S. M. &
H,
1990.
Schistosoma mansoni: purifi
cation and characterization of
cercariae to a thermal grirdien
12.
tissue from infected
Dresden, M.
of
J. Parasitol . 66,362-364
in liver
a
membrane-associated leu -
cine
aminopeptidase. Exp.
Parasitol. 70, 12+-133
.
18. Hillyer, G. V, 2005. Fasciola
antigens as vaccines against
fascioliasisnd schistosomiasis.
J.Helminthol. 7 9, 241-247 .
19. Newport, G.R. et al, 1988.
Cloning of the proteinase that
facilitates infection by schis
tosome parasites. J. Biol. Chem.
263,13179-13184 .
20. Wang Shengyue. Han ZeGuang, Chen Zhu. The
Schistosoma japonicum
Genome Sequencing
and
Functional Analysis Consor tium. NATURE Vol (460).
www.nature.com/nafure
protease
activities of schistosomes cleave
mammalian hemoglo-
bins in a host-specific manner.
Mem. Inst. Oswaldo Cruz 102,
83-8s .
16. Abouel-Nour, M. F., Lotfiz, M.,
El-Kady, I., El-Shahat, M. &
Doughty, B. L,
Localization of
aminopeptidase in
2005.
leucine
the
Schistosoma mansoni eggs and
25
MENGENALLEBIH,DALAM,SCHISTOSOMIASIS
-PERANGENOMESCHIST2S2MAJAPzNICUMDALAI/I
TNTERAKSI INANG DAN PARASIT
Anis NurwidaYati
t
tBalai Litban gP2B2Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan' Kementerian
Kesehatan
R'l'
ABSTRACT
worm' The genomc provide's
In this review is clescribecl a draft genomic sequence for-the
antl host interaclion of this complex
a global insight into the *oleiuia, architecture
exploit host nutrients, neuroendocrine
metazoan pathogen, revealing that it can
development and maturation. Hoving tt
hormones and signailing pathi,ays for growth,
senso? Vs1ery' S' japonicum can accept
complex nervous tytiuli *a o rni-derZloped
liganis as a physiological response to dffirent
stimulation of the
"rr*rp."aing
oi * intermediate and ntammaliart
environments, such ,t iitn *oii, ii the tissueselaifase, are implicated in mammaliun
hosts. Numerous proteases, including cercsrial
The genomic information will serve as a
skin penetration ,na"iou*oglobin de"gradation.
nei interventions for schistosomiasi's
valuable platfornt to facilitate dewlopment of
contol.
host and parasites
Keywords : genome, schistosoma japonicum'
terdapat 650 juta orang tinggal di
PENDAHULUAN
Schistosomiasis Yang
disebut bilharziasis
jugu
menemPati
urutan kedua setelah malaria dalam
masalah kesehrian masYarakat di
dunia. Menurut WHO diPerkirakan
lebih dati 200 juta orang di seluruh
dunia terinfeksi dengan cacing yang
penularannya melalui keong tersebut
Schistosomiasis endemis di 74 nega-
ra
berkembang terutama
pedesaan. Saat ini
di daerah
diPerkirakan
daerah endemis (WHO, 2009)'
Pengendalian schistosomiasis
meliputi kemoterapi dengan ptazuq
-
antel, pendidikan kesehatan, perbai -
kan sanitasi, modifikasi lingkungan
dan kontrol keong Penular' Akan
tetapi,
Pengembangan metode
pengendalian seperti pengembangan
obat baru dan vaksin
anti
schistosoma sangat diperlukan saat
ini untuk menghadaPi
tantangan
termasuk meluasnya
sPektrum
L4
I
1
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1,2011
resistensi schistosoma
terhadaP
'.
14 - 25
nya berkcmbang memporbanYak
memproduksi
praziquantclt'r
Selama siklus
Perkembang
biakan yang kompleks, schistosoma
sej
diri
umlah serkaria20.
Telur yarrg dihasilkan oleh
cacing S j aponicum dew asa, terdeposisi di organ hepar, usus dan jaringan
beralih dari hospes keong ke
marnalia melalui medium air.
Setelah menembus keluar tubuh
tubuh lain berperan penting dalam
hospes keong, serkaria berenang
miasis. Tingginya tingkat
bebas dan menembus
kulit
hosPes
mamalia, kemudian bersama aliran
darah menuju hepar melalui Paru
-
hal patologi dan kesakitan schistoso-
keberhasilan survival cacing S.i apo
cum dalan hospes keong maupun
hospes mamalia adalah
karena
paru dan berubah menjadi schistomu
kemamuan parasit untuk mengguna -
la. Cacing menjadi
dewasa dalam
kan sinyal endokrin dan imun dari
vena porta hepatic4 bereproduksi
hospes3'4. Strategi penghindaran dari
dan migrasi ke tujuan akhir, yaitu
sistem imun hospes, menyebabkan
plexus vena mesenterika. Cacing
Schistosoma dapat bertahan selama
betina dapat bertelur sampai dengan
beberapa tahun meskipun sistem
ribuan telur per hari, yang
imun hospes cukup kuat.
akan
dikeluarkan bersama feces setelah
berhasil merusal< dan
menembus
dinding usus. Apabila telur
dapat
Tidak seperti cacing pipih yang
lain, Schistosorna bersifat dioceus,
yaitu jenis kelaminnya
terpisah.
8
mencapai air, telur akan menetas
Genome tersusun atas
menjadi miracidium yang bersilia
kromosom, yaitu 7 pasang autosom
dan berenang bebas, yang dipandu
dan 1 pasang sex kromosom. Cacing
oleh stimuli cahaya dan kimia
mencari keong hospes yaitu
betina heterozigot (ZW) dan cacing
Di
pasang
jantan homozigot (ZZ)t'u
dalam
Gambaran mengenai genom ini
hemocoel keong, miracidium ber-
memberikan wawasan global ke
kembang secara aseksual menjadi
level molekul dan interaksi inang
sejumlah sporocyst, yang selanjut -
patogen
Oncomelania. hupensis.
ini. Kelompok metazoan
dapat memanfaatkan nutrisi host,
-15
Review Artike|.............. ( Anis Nurwijayati
)
hormon neuroendokrin dan ialur
protein. Genome S.japonicum telatif
sinyal untuk pertumbuhan, Pengem-
besar dengan kepadatan gen Yang
jaPon i-
cukup rendah apabila dibandingkan
bangan dan pematangan.
,S.
cum memiliki sebuah sistem sYaraf
dengan invertebrata lain, misalnya
kompleks dan sistem indra
Brugia malayi.Berdasarkan metode
Yang
baik, daPat
menerima stimulasi ligan Yang
DNA library (pustaka DNA).
sesuai sebagai fisiologis tanggapan
(single nucleotide polymorphism),
terhadap lingkungan Yang berbeda,
dengan rata
berkembang dengan
seperti
air
atau jaringan dari host
mamalia. Banyak protease, termasuk
Sjaponicum memiliki 557.739 SNP
-
rata kePadatan
1.4
SNP/I(bp, dengan tingkat insersi dan
delesi yang rendah2o.
elastase cercaria yang terlibat dalarn
penetrasi kulit, mamalia dan degrada-
si
hemoglobin. Informasi genom
Repeat Sequence
Keberadaan repeat
sekuen
akan berfungsi yang berharga untuk
dibuktikan dengan
memfasilitasi pengembangan inter -
Repeatscout versi
vensi baru untuk
memiliki 657 kelomPok
Pengendalian
sofh,t'are
1.0.i (14). Si
rePeat
sekuen yang berbed4 menYusun 159
schistosomiasis2o.
Mbp $A,1%) dari genom Si.
Diantara repeat sekuen
Profil genome dan evolusi
Informasi umum
mengenai
terdiri atas 29
genome Siaponicum
diPeroleh
meliputi Gulliver, Si Rl,Si R2'
tersebut
retrotransPosonSj
-pido
setelah dilakukan metode sekuensing
dan beberapa elemen baru sebanYak
dengan WGS (Whole Genome
Shotgun) untuk menkode sebanYak
25 elemen. Dari 25 elemen baru
tersebut 18 meruPakan LTR (long
397 Mbp sekuen, mencakuP 90%
tandem repeat),4 non LTR dan
dari keselumhan genome
kelompok merupakan "PeneloPe-
S.
iaponi-
3
protein telah berhasil diidentifikasi.
like" elemen (retro elemen
enigmatic yang berada dalam
Pada Sjaponicum jrga
intron)2o. Susunan genome Si
cum. sebartyak 13.469 gen penyandi
telah
ditemukan sebanYak 6.972 jenis
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1,2011 : 14 - 25
ditunjukkan pada diagram lingkaran
berikut ini
:
i,lofttslEsl tsJon
15061
gni
Mhlsal8llti
€..l79iti
Sglglne
3 Ain'sop*.llhB
,Etron8 ll.W96)
i{.slei)
.Bfia sr*i qrilft 18n(t'd fi,,lil4*
:gH,
Ii1YIEI
rl.i:ott ,u.furt; qu.6eoti g.oa9ti qs.109i,i
q'."2
l#
---* (i2.€se6i
ibFLlE r€fiirt8rBp€:n
$Fof
1u.?r*1
fl.fter)
#
LTB rel,slrsl€Eoson
stltE
1t3.16911
il 349(ti
Gambar 1. Diagram lingkaran struktur genom cacing
Sj
Sj (www.nature.com)
digunakan
Tiap tipe retrostransposon
diwakili oleh I sampai 793 copy
metabolism yaitu 34%o, kemudian
atau ratusan hingga ribuan copy
regulasi biologis 16oh, lokalisasi
parsial. Retrotransposon non LTR
sebesar l4o/o, orgarrisasi komponen
merupakan kelompok yang mendo -
seluler dan biogenesis
minasi, yaitu sebesar 12,6Yo dari
perkembangan sebesar 1102, respon
genom
untuk
1206,
terhadap stimulus sebesar
20
5Yo,
reproduksi 37o, adhesi biologis 2%,
Fungsi Protein pada Schistosoma
homeostasis seluler, sistem imun dan
japonicum
pergerakan masing
:
Pada Sjaponicum
telah
- masing sebesar
7Yo20. Pengelompokan
j
protein pada
berdasarkan fungsinya dapat
ditemukan sebanyak 6.972 jenis
S
protein Sebagian besar protein pada
dilihat pada diagram lingkaran di
bawah ini
:
17
Review Artike|.............. ( Anis Nurwijayati
i.l*fiEolEm
F{Si
)
' b:to[lsllon f1{$i
lnmmttrtwn
fllti
(tlul*r
hrmHerdgle fl 9ti
Cdluht
cf{nFrfEIll trrial:crnenl
€{FnEsft:n
ildHolrrEds
it1f6i
Bkl,Shal
filhffil:fi ESi
Hqrolucllon
rE$6i
i,Efri
HeaFrmeto
Etrniluei396i
Gambar
2.
Diagram lingkaran pembagian protein pada cacing Sj
bertlasarkan fu ngsinya. ( www.nature.com
)
18
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1;2011 : 14 - 25
Perkembangan dan Metabolisme
Jalur sinyal seluler dalam perkembangan
Pdlh'ilara ror g[ryrvlh
eD':l
Gambar
3.
{r,lEEFrmO0l
Skema
jalur sinyal untuk pertumbuhan dan
perkembangan
(www.nature.com)
Sj memiliki
gen yang menyan-
penting dalam jalrr
di pembentukanTGFB (fr ansfor ming
pertumbuhan yang
growth .factor), gen
komponen
reseptor, dan komponen
-
penyandi
komponen
sinyal
mirip
dari hospes
dengan
mamalia,
sehingga selain dapat menggunakan
Sj juga dapat
penting untuk mengatur berbagai
jalurnya sendiri,
proses seluler selama organogenesis
menggunakan faklor pertumbuhan
dan perkembangan jaringan.
dari hosoesnya untuk kepentingan
Sj juga
memiliki gen yang menyandi EGFlike (Epidermal Growth Factor) darr
pertumbuhan cacing
S
j2o.
Sj memiliki reseptor untuk
peptida yang menyerupai FGF
(Fibroblast Growth Factor). S j
reseptor pada mamalia, meskipun Sj
memiliki berbagai komponen
tidak memiliki molekul insulin I
insulin yang sangat identik dengan
L9
Review Artikel.............. ( Anis Nurwijayati
ATP,
)
insulin growth factor. Hal terseut
semakin menguatkan bahwa Sj
transporter pengikat
dapat mengeksploitasi komPonen
kunci dari jalur sinyal pertumbuhan
mengambil asam lemak dan
kolesterol dari plasma dan darah
hospes untuk pertumbuhan cacing
hospes mamaliaT.
s
serta
cholesterol esterase untuk
jt.
Analisis pada jalur KEGG
untuk metabolism Sj mengindikasi -
kan bahwa cacing Si
daPat
Sistem syaraf dan eurotransmitter
Platyhelminthes
memiliki
menggunakan karbohidrat sebagai
sistem syaraf pusat yang bervariasi
/ sumber karbon.
Akan tetapi, Si tidak daPat
dari segi struktur sensorisnya, yang
dapat meneruskan stimuli dalam
mensintesis asam lemak secara de
jangkauan yang luas. Platyhelmin -
sumber energy
novo, sterol, purin,
esensial
9
asam amino
dari manusia, arginin I
tyrosin. Kehilangan
kemamPuan
tersebut merupakan konsekuensi
thes juga menggunakan
neuroendokrin
untuk
sistem
mengatur
pertumbuhan, metabolism dan home
ostasise.
sebagai hewan parasit. Akan tetapi,
gen
-
gen yang menYandi Protein
Neurotransmitter dan resePtor
Sejumlah resePtor dan neuro -
- enzim kunci untuk sintesis
protein protein tersebut daPat
transmitter dibutuhkan
ditemukan pdaa trematoda
termasuk pada tahap miracidium dan
enzim
Yang
oleh Si.
i
hidup secara bebas. Untuk mendapat
serkaria, untuk memberikan sinyal
Sj memPunYai
beberapa gen yang menYandi
navigasi pergerakan
untuk mentlju posisi hosPes
berbagai transporter,
misalnYa
baru. Reseptor dan neurotransmitter
apolipo protein, reseptor lipo protein
juga dibutuhkan oleh schistosomula
dengan densitas Yang
rendah,
untuk berkembang menjadi dewasa
reseptor scavenger, Protein untuk
dan bereproduksi di dalam pembuluh
berikatan dengan asam lemak,
darah. Reseptor
kan nutrisi, cacing
di
dalam air
Yang
neurotransmitter
yang sudah banyak diketahui adalah
20
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1,2011 . 14 - 25
octopamine, dan
2
enzym yang
tersebur, namun
komponen
penting untuk sintesis octopamine.
komponen reseptor tersebut dapat
Sistem syaraf Platyhelminthes dapat
membrikan pengaruh terhadap sel /
dikelompokkan sebag ai pept i de r gi ce .
jaringan tubuh cacing, seperti
regulasi untuk pertumbuhan atau
Pada
Sj juga ditemukan
reseptor
lain, yaitu opioids, galanin dan
melionin, yang menyebabkan Sj
perbaikan jaringan.
Reseptor lain
yang
yaitu reseptor untuk
dapat menerima sinyal dari ligand
ditemukan
sebagai respon fisiologis terhadap
hypocetin (orexin), leptin dan neuro
kondisi lingkungan yang
peptide hypothalamic, yangmenye -
berbeda,
seperti pada waktu berada di air atau
jaringan dari hospes keong
/
hospes
babkan Sj
memiliki
struktur
fisiologis yang lebih berkembang
daripada metazoan yang lain dengan
mamaliall.
Terdapat beberapa gen yang
karakter yang lebih tinggi. Reseptor
menyandi reseptor yang berfungis
myokinin juga ditemukan pada Sj,
untuk menerima sinyal
yang berfungsi dalam aktivitas
diuretic. Sj memproduksi myokinin
neuro peptide
hormone
gastrointestinal,
temasuk cholecystokinin, secretin,
karena hospesnya tidak memproduk-
polipetida penghambat dari
si peptide tersebutlo.
usus,
maupun xenin yang
semuanya
terlibat dalam memicu
pelepasan
cairan saluran pencernaan
beri
yarag
Sistem neuro endokrin
Sj
mempunyai reseptor
yang terlibat dalam
si enzim pencernaan.
Selain itu juga ditemukan
hormone endogen
menerima
sebagaimana
reseptor untuk urotensin, angiosten -
hospes mamalia. Sekuen gen Sj
nin dan neuromedin (tipe U dan B),
yang terlibat dalam
yang berperan penting
dalam
neuroendokrin antara lain reseptor
dari
sistem
pengaturan fisiologis
aktivitas
organ lain dari vertebrata. Ivleskipun
seperti TRH (Tyrosin-releasing
hormone), prolactin releasinS;
Sj
hormone, somastatin, melanin dan
cardiovascular, hipotalamus
tidak memiliki organ
-
dan
organ
21,
Review Artikel..'.......'... ( Anis Nurwijayati
)
leptin,juga protein trans membrane'
utama telur dan kandidat vaksin anti
Sj juga memiliki
caclng
resePtor hormone
steroid, sePerti Progesterone,
j
[rogestin, estrogen. S menggunakan
hormone endogen tersebut untuk
perrumbuhan dan perkembangans''
2'
S.f daPat melakukan Proses
.
B- 14.15
j, i
diantara
65
kelompok protease serin terdapat
Si
Pada
S
elastose cercaria (Si C E), merupakan
enzim yang berPeran Penting dalam
penetrasi ke
kulit hospes mamalia'
Sj memanjang
3 ekson dan 2 intron. Gen
glikolisis untuk menyediakan energi,
Lokus elastase Pada
sehingga cacing daPat memodulasi
berupa
metabolism energinya sebagai res -
penyandi
pon terhadaP hormone Yang miriP
stadium sporocyst dan serkaria Sj'
insulin milik hospes. Schistosomula
memperbarui tegument Pada saat
hal tersebut dibuktikan dengan
imunoblot, immunofluorossence
menjadi dewasa dengan Pengaruh
assay, elisa dengan anti-rekombinan
hormone ekdison.
Si C E
telahdiproduksi pada
SjCE antibodi Pada kulit
tikus
terinfeksi mengindikasikan bahwa
elastase serkaria dilepaskan oleh
Patogenesis PenYakit
Yang berPeran
dalam
patogenesis schistosomiasis adalah
parasit selama proses invasi ke kulit
,.16.17.18.19
mamalla
adanya protein elastase dan protease'
Protease pada serkaria memPunYai
peran penting dalam invasi, migrasi
dan nutrisi. Pada
Sj
telah diketahui
314 protease, trmasuk
metallo
Sistem imun dan faktor eradangan
Sistem imun
Sj
harus
mengahadapi mikrobia pathogen dan
respon imunbaik dari hosPes keong
mamalia. S'j
tidak
protease, cystein, serin, threonin, dan
maupun
aspartat. Metallo Protein Pada Sj
mempunyai komPonen molekul
ditemukan sebanYak 108 Yang
tergabung di dalam 21 tiPe, 16
adaptif seperti immunoglobulin, juga
komponen TLR
termasuk dalam golongan amino
akan tetapi
peptide. Amino PePtide leucine
yang mengandung Toll/ Interleukin-
M.17 dilaPorkan sebagai antigen
Sj
(toll like
resePtor),
memPunYai Protein
I
(IL-l) resistance motif. Sj memiliki
22
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1, 2011 : 14 - 25
jalur reseptor
sederhana yang
merupakan barisan pertama mela -
wan infeksi mikrobia, meliputi toll-
like receptor,
IL-l
receptor, TNF-
receptor, associated.factor 6 (TRAF
6), inhibitor nuclear factor
Q'{FrcB),
pjSMAPK, sebagai sistem
yang masih
alami
sederhana dalam
meyandi reseptor untuk leukotrien
84, cysteinyl leukotriene dan
prostaglandin E2 dan F2, hal
tersebut menunjukkan
bahwa
prostaglandin sangat penting dalam
fisiologi
Sj
dan interaksi
dengan
,20
nospes
Sj dapat
memproduksi
protein yang mirip dengan protein
pertahanan tubuh cacing2o .
Berbagai komponen metabo
pada penyebab terjadinya penyakit
lism maupun hasil metabolism Sj
autoimun pada hospes terhadap auto
dapat mempengaruhi sistem imun
antigen. Protein tersebut antara lain
hospes. Molekul pada
Sj
seperti
69 kDa islet cell auto
antigen
glican dan lipid yang disintesis oleh
(ICAI), islet antigen 2(PTPRN), dan
cacing dewasa atau pada telur dapat
glutamate decarboxylase (GAD),
meregulasi sinyal sekunder melalui
yang dikenal sebagai auto antigen,
reseptor pada sel efektor hospes,
yang meningkatkan
sehingga menetralkan respon imun
auto antigen molekul mimicking,
hospes untuk melawan parasit.
sehingga menginduksi respon imun,
Molekul glycan dan lipid disandi
yaitu migrasi chemokine
oleh gen
mediated cell dan menginisiasi
migrasi leukosit ke jaringan yang
untukenzymeal,3-
mannosyltransferase2o.
kemungkinan
receptor
Prostaglandin yang merupa -
mengalami inflamasi. Hal tersebut
kan mediator inflamasi dapat
disintesis oleh j sebagai hasil
sangat berperan dalam formasi I
pembentukan granuloma yang
metabolism asam arakidonat. Sj
memicu survival dari parasit Sj2o.
S
dapat mensintesis asam arakidonat
dengan menggunakan lesitin, mengu
bah arakidonat menjadi leukotricn
A4 dengan arakidonat 55iporygenase genase. Gen Sj juga
23
Review Artike|.............. ( Anis Nurwijayati
Informasi genom akan berfung
si-yang berharga untu memfasilitasi
pengembangan intervensi baru untuk
Gambaran mengenai genom ini
memberikan wawasan global ke
level molekul dan interaksi inang
KelomPok metazoan
dapat memanfaatkan nutrisi host,
hormon neuroendokrin dan jalur
sinyal untuk pertumbuhan, Pengem bangan dan pematangan
DAFTAR PUSTAKA
1. Li, Y. S. et al,2007. Large water
management Projects
and
schistosomiasis control, Dongting
Lake region, China' Emerg-
Infect. Dis. 13, 973-979
2. Bergquist,
.
R., Utzinget, J. &
McManus,2AA8, D. P. Trick or
treat: the role of vaccines in
schistosomiasis
integrated
control. PLoS Negl. TroP. Dis. 2,
e244.
3. Amiri, P. et
al,
1992. Tumour
necrosis factor a
restores
granulomas and induces Parasite
egg-laying in schistosomeinfected SCID mice- Nature 356,
604447
.
S. J. et dl, 2A01Modulation of blood fluke
4. Davies,
Science 294, 1358-1361.
5. Hirai, H. et al, 2000. Chromo
somal differentiation of
the
Schistosoma j aponicum com-
pengendalian schistosomiasis.
ini.
in the liver bY
hepatic CD4l lYmPhocYtes.
development
KESIMPULAN
patogen
)
plex. tnt. J. Parasitol .30,441457
6. Mone', H. &. Boissier, J, 2004.
Sexual biology of schistosomes.
Adv. Parasitol. 57, 89-189 .
7. Pice, A. L., Jones, N. C. &
Pevzner, P. A, 2005. De novo
identification of rePeat famili
large
Bioinformatics 21,
es
in
genomes.
i351-i358
.Robb, S. M., Ross, E. & Sanchez
Alvarado, A, 2008. SmedGD: the
Schmidtea mediterranea genome
database. Nucleic Acids Res. 36,
Ds99*D606.
8. Hu, W. et aL,2003. Evolutionary
and biomedical imPlications of a
japonicum
Schistosoma
complementary DNA resource.
Nature Genet. 35,139-147 .
9. Mousley, A., Maule, A. G-.
Halton, D. W. & Marks, N. J.
2005. Inter-PhYla studies on
neuropeptides: the Potential for
broad-spectrum
anthelmintic
and/or endectocide disco very.
Parasitology 131, S143-S167 .
10. Holmes, S. P., Barhoumi, R',
Nachman,R.J. & Pietrantonio
,P.V,2003. Functional AnalYsis of
a G protein-couPled recePtor from
the southern cattle tick
BoophilusmicroPlus (Acari:
Ixodidae) identifies it as the first
Jurnal Vektor Penyakit, Vol.V No. 1,2011 : 14 - 25
.arttrgpod myokinin
receptor:
Mol. Biol. 12,27-38._. ,
11. Cohen, L. M., Neimark, H.
Eveland, L. K, 1980. Schisto
InsecJ
soma mansoni:response
&
.
Hu, W., Brindley, P.
McManus,
J.,
D. P., Feng, Z. &
Han,Z. G, 2004. Schistosome
transcriptomes: new insights
into the parasite
and
schistosomiasis. Trends Mol.
Med. 10,217-225 .
13.
Dvorak, J. et al, 2008.
Differential use of protease
families for invasion by
schi stosome cercariae.
Biochimie 90, 345-358 .
14. Dvorak, J. et aL,20A5. Multiple
cathepsin B isoform
in schistosomula of Trichobi
lharzia regenti: idenfication,
characterisation and putative
role in migration and nutrition.
Int. J. Parasitol. 35, 895-9i0 .
15. Koehler, J. W., Morales, M. E.,
Shelby, B. D. & Brindley, P.J,
2007. Aspartic
mice, J.. Egy,pt- Soc. Parasitol.
35, t47-156 .
17. Xu, Y. 2., Shawar, S. M. &
H,
1990.
Schistosoma mansoni: purifi
cation and characterization of
cercariae to a thermal grirdien
12.
tissue from infected
Dresden, M.
of
J. Parasitol . 66,362-364
in liver
a
membrane-associated leu -
cine
aminopeptidase. Exp.
Parasitol. 70, 12+-133
.
18. Hillyer, G. V, 2005. Fasciola
antigens as vaccines against
fascioliasisnd schistosomiasis.
J.Helminthol. 7 9, 241-247 .
19. Newport, G.R. et al, 1988.
Cloning of the proteinase that
facilitates infection by schis
tosome parasites. J. Biol. Chem.
263,13179-13184 .
20. Wang Shengyue. Han ZeGuang, Chen Zhu. The
Schistosoma japonicum
Genome Sequencing
and
Functional Analysis Consor tium. NATURE Vol (460).
www.nature.com/nafure
protease
activities of schistosomes cleave
mammalian hemoglo-
bins in a host-specific manner.
Mem. Inst. Oswaldo Cruz 102,
83-8s .
16. Abouel-Nour, M. F., Lotfiz, M.,
El-Kady, I., El-Shahat, M. &
Doughty, B. L,
Localization of
aminopeptidase in
2005.
leucine
the
Schistosoma mansoni eggs and
25