Ekspor Migas dan Non Migas Indonesia
RINGKASAN EKSEKUTIF
Performa perekonomian Indonesia di tengah gejolak Ekonomi Dunia tetap mampu menjaga momentum pertumbuhan. Meskipun gejolak ekonomi global sedang melanda dunia dengan tantangan yang semakin berat, ekspor Indonesia masih menunjukkan kemajuan yang sangat menggembirakan. Optimisme untuk meraih sebagai salah satu negara eksportir dunia semakin menjadi kenyataan. Indonesia akan menjadi salah satu negara yang telah mencapai ekspor sebesar US$ 200 miliar dalam waktu dekat sekaligus sebagai negara yang mampu menggandakan ekspornya dalam kurun waktu lima tahun.
Sasaran pembangunan bidang perdagangan dalam waktu satu tahun telah mencapai target sebagaimana tercantum pada Renstra Kementerian Perdagangan sebagai berikut:
2010 *) 2011 No
Indikator Sasaran
1 Peningkatan Akses Pasar
31,44% **) b. Pangsa 5 (lima) Negara Ekspor Terbesar
a. Pertumbuhan Ekspor Non Migas
11 % - 12 %
46,48% c. Kontribusi Ekspor diluar 10 produk utama
2 Perbaikan Iklim Usaha Perdagangan
Perdagangan Luar Negeri (total ijin 2009: 108 ijin 2010: 89 ijin) • Jumlah ijin UPP (INATRADE)
89 ijin • Jumlah Online
89 ijin
53 ijin • Waktu Penyelesaian
53 ijin
55 ijin
3 hari Perdagangan Dalam Negeri (total 21 ijin) • Jumlah ijin UPP (INATRADE)
4 hari
3 hari
12 ijin • Jumlah Online
12 ijin
12 ijin
12 ijin • Waktu Penyelesaian
3 Peningkatan daya saing ekspor
• RCA >1 komoditi HS 6 (1996)
4 Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan internasional
• Jumlah hasil perundingan internasional
5 Stabilisasi dan Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok
a. Koefisien Variasi Harga (KVH)
3,5% b. Rasio KVH Komoditi tertentu didalam negeri dibanding luar negeri
5%-9%
0,3 c. Rasio KVH provinsi dan nasional
6 Peningkatan Pengawasan dan Perlindungan
Konsumen 7 Penciptaan Jaringan Distribusi Perdagangan yang
Efisien (Skor Logistic Performance Index) *) sd. November 2011
**)Berdasarkan moving p.a growth rate.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perbaikan kinerja perdagangan luar negeri terangkum dalam neraca perdagangan Indonesia yang surplus selama tahun 2011 sebesar US$ 23,9 Miliar atau meningkat tajam sebesar 51,09% dari tahun 2010.
Kinerja ekspor barang-
Ekspor Migas dan Non Migas Indonesia barang non-migas dan migas Persen US $ Milliar Non Migas : Ekspor Jan-Okt 2011 US$ 134,8 M (naik 30,4%)
Indonesia tahun
ini 20.0 Migas : Ekspor Jan-Okt 2011 US$ 34,5 M (naik 57,3 %)
diperkirakan meningkat 35 18.0
16.0 persen melampaui target, Growth rate (yoy)
lebih dari US$ 200 miliar.
Perkiraan ini bertolak dari 12.0
sementara 20.0 hingga bulan
Oktober Growth Rate (m to m) 2011 yang
mencapai 34,9%. Optimisme
Moving p.a. growth
tersebut juga diperkuat oleh
performa ekspor bulanan
selama ini yang cenderung (20.0)
Jan'10 Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des Jan'11 Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sep Okt*
menguat di bulan Nopember dan Desember 2011. Total Sumber : BPS (diolah) ekspor di bulan Oktober mencapai US$ 16,8 miliar, meningkat 16,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meskipun mengalami penurunan 4,2 persen dari bulan sebelumnya. Penguatan ekspor bulan Oktober 2011 didukung oleh peningkatan ekspor non migas sebesar 20,3 persen dan migas sebesar 1,9 persen. Kinerja ekspor bulan Oktober 2011 mengakumulasikan ekspor periode Januari-Oktober 2011 mencapai US$ 169,0 miliar, terdiri dari ekspor non migas sebesar US$ 134,7 miliar, naik 30,4 persen, dan migas sebesar US$ 34,3 miliar, naik 56,2 persen. Jika dilihat dari pergerakannya, pertumbuhan ekspor nonmigas maupun migas yang terus berada diatas 30 persen, maka optimis di tahun ini, total ekspor akan menembus lebih dari US$ 200 miliar.
KINERJA DIPLOMASI PERDAGANGAN
Dalam rangka meningkatkan akses pasar produk ekspor Indonesia dilakukan multitrack strategy di forum multilateral, regional, dan bilateral.
Keketuaan Indonesia untuk ASEAN pada tahun 2011 secara resmi diumumkan pada Closing Ceremony KTT ASEAN ke-17 di Hanoi, Vietnam, pada tanggal 30 Oktober 2010. Dalam masa Kepemimpinan tersebut, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT ke-18 ASEAN, KTT ke-19 ASEAN, dan East Asia Summit (EAS), serta rangkaian pertemuan ASEAN lainnya. Tema Keketuaan Indonesia untuk ASEAN di tahun 2011 ini adalah “ASEAN Community in a Global Community of Nations”.Tema ini mengusung keberhasilan pencapaian Komunitas ASEAN 2015.
Posisi Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2011 memiliki nilai strategis dimana Indonesia harus mampu meningkatkan relasi secara intens dengan para pemimpin tinggi di antara negara ASEAN dan mitra dialog.Di masa keketuaan Indonesia ini dicoba untuk memperkuat fondasi integrasi ekonomi Negara ASEAN yang tercermin dalam ke empat pilar ekonomi dalam rangka menuju terbentuknya Komunitas ASEAN di tahun 2015. Pada tahun 2011 telah dihasilkan 197 dokumen hasil perundingan yang berupa agreement, kesepakatan kerjasama komoditi, MRA, MoU, Agreed Minutes, Declaration, Chair Report, respon terhadap pengamanan kebijakan perdagangan, guidance of principal, dan dokumen perundingan lainnya yang memperjuangkan akses pasar bagi Indonesia dan kepentingan petani yang terkait dengan aspek ketahanan pangan.
PROMOSI PERDAGANGAN
Untuk mengembangkan pasar internasional dan sekaligus sebagai upaya pencitraan produk dan jasa Indonesia,dilakukan promosi ekspor, misi dagang, dan instore promotion secara lebih profesional dan berkualitas.
Laporan Kinerja Menteri PerdaganganTahun 2011 | ii
Periode 2010-2014 merupakan masa penguatan Trade Expo Indonesia (TEI) sebagai pameran dagang produk Indonesia di dalam negeri yang berskala internasional agar lebih kredibel dan berstandar internasional dengan bertumpu pada B-to-B priority sebagai salah satu upaya Nation Branding. Selama 5 (lima) hari penyelenggaraan TEI 2011, tercatat sebanyak 8.311 buyers mancanegara dari 92 negara yang hadir pada arena pameran. Dari jumlah tersebut, sebanyak 86,55% buyers berasal dari negara-negara non tradisional dan emerging market seperti India, Malaysia, Arab Saudi, Mesir, Bangladesh dan Iran. Adapun jumlah transaksi yang berhasil diperoleh selama penyelenggaraan TEI 2011 sebesar USD 464,5 juta atau meningkat sebanyak 25,78% dibandingkan nilai transaksi yang berhasil dibukukan pada penyelenggaraan TEI di tahun sebelumnya.
PERDAGANGAN DALAM NEGERI
Untuk memperkuat jaringan distribusi nasional yang merupakan bagian dari sistem logistik nasional, Kementerian Perdagangan telah melakukan revitalisasi pasar tradisional yang akan dikembangkan sebagai pasar-pasar percontohan dan pembangunan gudang pangan. Pada tahun 2011, Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan pemerintah daerah telah melakukan revitalisasi terhadap pasar tradisional, baik fisik maupun manajemen. Kementerian Perdagangan juga telah membangun beberapa gudang di beberapa propinsi sentra produksi pangan.
Dalam rangka penguatan pasar dalam negeri, Kementerian Perdagangan melaksanakan berbagai upaya yang bertujuan meningkatkan perlindungan kepada konsumen dan menjaga kualitas barang beredar, antara lain melalui Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM); Peningkatan operasional Penyidik Pegawai Negeri Sipil-Perlindungan Konsumen (PPNS-PK) dan tenaga Petugas Pengawas Barang Beredar dan Jasa (PPBJ); serta Peningkatan pengawasan terhadap alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya (UTTP). Selain itu, sebagai upaya perlindungan konsumen, Pemerintah mewajibkan label berbahasa Indonesia dan penerapan SNI.
PENCIPTAAN IKLIM USAHA YANG KONDUSIF
Upaya penciptaan iklim usaha yang kondusif dilakukan Kementerian Perdagangan melalui penyempurnaan kebijakan perdagangan luar negeri baik untuk produk industri dan pertambangan maupun kebijakan perdagangan untuk produk pertanian dan kehutanan. Upaya lain juga diciptakan melalui positive campaign/sosialisasi kepada para stakeholders terhadap kebijakan Bea Keluar beberapa komoditi pertanian dan kehutanan terutama komoditi kakao dan CPO.
Kementerian Perdagangan juga meningkatkan pelayanan perizinan kepada para pelaku usaha melalui peningkatan waktu penyelesaian pelaksanaan perizinan perdagangan luar negeri yang rata-rata waktu penyelesaiannya dapat dilakukan selama 3 (tiga) hari. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga memindahkan Unit Pelayanan Perdagangan (UPP) ke tempat yang lebih luas dan nyaman serta dengan fasilitas yang semakin baik. Upaya peningkatan pelayanan juga dilakukan melalui perbaikan sistem pelayanan pada Instansi Penerbit Surat keterangan Asal (IPSKA).
Dalam hal pengelolaan impor, Kementerian melakukan beberapa penyempurnaan kebijakan yang lebih baik antara lain kebijakan impor barang modal bukan baru. Selain itu juga dilakukan monitoring dan evaluasi atas penerbitan IP/IT/SPI, dimana sejumlah 1.325 importir yang telah melanggar aturan dikenakan sanksi pencabutan.
Saat ini terdapat 21 jenis perijinan Perdagangan Dalam Negeri yang sudah dilayani secara online sejumlah 12 jenis perijinan. Waktu penyelesaian permohonan perijinan menjadi lebih singkat dan tanpa dipungut biaya dimana semula antara 5-15 hari kerja menjadi sekitar 1 −6 hari kerja.
REFORMASI BIROKRASI
Secara umum tujuan Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan adalah membangun profil dan perilaku aparatur negara dengan integritas tinggi, berproduktivitas tinggi dan bertanggungjawab, dan berkemampuan memberikan pelayanan yang prima.
Sedangkan tujuan khusus reformasi birokrasi di lingkungan kementerian perdagangan adalah membentuk birokrasi yang bersih; birokrasi yang efisien, efektif dan produktif; birokrasi yang transparan; birokrasi yang melayani masyarakat; serta birokrasi yang akuntabel.Kementerian Perdagangan juga melakukan upaya peningkatan kinerja pelayanan publik kepada masyarakat melalui penyederhanaan jumlah perijinan impor danpeningkatan kualitas pelayanan perijinan perdagangan dengan membentuk Unit Pelayanan Perdagangan (UPP) sebagai unit khusus yang memberikan pelayanan perijinan perdagangan kepada dunia usaha.
Pada tahun 2011, kegiatan utama Kementerian Perdagangan terkait Reformasi Birokrasi, antara lain: - Menyusun konsep Reformasi Birokrasi, dimana Pelayanan Publik (Quick Wins) menjadi prioritas
pelaksanaan; - Menyusun Soft Kompetensi Pegawai;
- Evaluasi Kinerja Organisasi; - Menyusun Road Map Reformasi Birokrasi; - Melaksanakan Manajemen Perubahan; - Analisis Jabatan, Evaluasi Jabatan dan Sistem Remunerasi (terdapat 22 Peringkat Jabatan di
Kemendag) dalam rangka penetapan peringkat jabatan atau job grading sebagai dasar penetapan harga jabatan atau job pricing dan besaran tunjangan kinerja;
- Analisa Beban Kerja; - Penyusunan SOP dalam rangka penataan ketatalaksanaan di Kementerian Perdagangan, dengan
menetapkan 15 Business process; - Membangun database pegawai;
- Perbaikan sarana dan prasarana.
KATA PENGANTAR
Perekonomian dunia saat ini sedang menghadapi tekanan yang kuat dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global. Tekanan terhadap perekonomian dunia, antara lain disebabkan kondisi perekonomian Eropa yang semakin rentan, dimana masalah krisis utang nampaknya belum bisa tertangani secara baik; pernyataan The Fed bahwa prospek ekonomi AS tidak terlalu baik; dan downgrade terhadap pertumbuhan ekonomi dunia oleh IMF. Dampak lebih lanjut, munculnya resiko ketidakpastian perekonomian lokal yang meningkat, membuat investor meninggalkan investasi saham serta mengurangi investasinya di negara berkembang untuk mencari tempat yang aman. Akibatnya bursa saham dunia terkoreksi, beberapa mata uang menguat dan rupiah melemah.
Indonesia juga terkena dampak dari tekanan perekonomian dunia, namun masih menunjukkan kondisi yang relatif kondusif, dan sentimen market dalam jangka menengah menunjukkan batas Indonesia masih positif. Hal tersebut antara lain diindikasikan dengan rupiah yang masih merupakan best performers currency jika dibandingkan dengan 10 mata uang paling aktif di Asia diluar Jepang sejak 2008. Enam puluh empat persen dari GDP adalah konsumsi domestik yang sangat membantu untuk buffer atas external exposure.
Performa perekonomian Indonesia di tengah gejolak Ekonomi Dunia tetap mampu menjaga momentum pertumbuhan. Meskipun gejolak ekonomi global sedang melanda dunia dengan tantangan yang semakin berat, ekspor Indonesia masih menunjukkan kemajuan yang sangat menggembirakan. Optimisme untuk meraih sebagai salah satu negara eksportir dunia semakin menjadi kenyataan. Indonesia akan menjadi salah satu negara yang telah mencapai ekspor sebesar US$ 200 miliar dalam waktu dekat. sekaligus sebagai negara yang mampu menggandakan ekspornya dalam kurun waktu lima tahun.
Dengan kondisi perekonomian sedang menurun, Kementerian Perdagangan harus tetap berupaya menjalankan tugas dan fungsi sebaik-baiknya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang diamanahkan dalam RPJPN 2005 −2025 dan RPJMN 2010−2014, serta diterjemahkan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Pembangunan Perdagangan 2010 −2014. Keberhasilan Kementerian Perdagangan ini tentunya juga tidak terlepas dari kerjasama yang baik dengan kementerian/instansi Pemerintah terkait, Pemerintah Daerah dan para pemangku kepentingan antara lain Kamar Dagang dan Industri, asosiasi terkait serta media. Disamping itu, keberhasilan yang dicapai juga karena kerja keras dan dukungan seluruh SDM Kementerian Perdagangan. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terwujudnya kinerja perdagangan tahunan dalam periode Januari – Desember 2011. Sebagai penutup, segala hal yang termuat dalam buku ini kiranya dapat memberi manfaat dalam
pertimbangan, konsistensi dan keberlanjutan kebijakan pembangunan perdagangan nasional, bagi generasi kini dan generasi ke depan, menuju bangsa yang semakin berdaya saing dan rakyat yang sejahtera.
Jakarta, Desember 2011 MENTERI PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA GITA IRAWAN WIRJAWAN
BAB 1
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III sebesar 6,5%. Pertumbuhan ekonomi (y-on-y) didukung kenaikan Konsumsi Pemerintah yang tumbuh sebesar 10,6 persen, Ekspor sebesar 5,2 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 5,1 persen, dan Konsumsi Rumah Tangga sebesar 2,3 persen.
PENDAHULUAN
Perlambatan Dampak krisis global mulai dapat terlihat dari pelemahan pertumbuhan Pertumbuhan Ekspor ke ekspor non migas Indonesia ke UE dan AS. Pertumbuhan ekspor non EU dan AS Akibat Krisis
migas ke UE di bulan Juli 2011 melemah menjadi 16,9 persen dari Global
sebelumnya 50,4 persen di bulan Juni 2011 dan terus menurun menjadi 0,03 persen dan 6,2 persen di bulan September dan Oktober 2011. Hal yang sama terjadi pada pertumbuhan ekspor non migas ke AS di bulan Oktober melemah menjadi 13,4 persen dari 21,2 persen di bulan Agustus (Gambar 1). Turunnya permintaan pasar impor UE juga dialami oleh produk China yang pertumbuhan ekspornya melemah menjadi 7,5 persen di bulan Oktober dari 9,8 persen di bulan sebelumnya.
Gambar 1 Gambar Pertumbuhan (yoy) Ekspor Non Migas Indonesia ke UE dan AS
Ekspor ke AS
Ekspor ke UE
Agst Sep Okt
Sumber: BPS (diolah).
Pergerakan Total ekspor di bulan Oktober mencapai US$ 16,8 miliar, meningkat 16,7 pertumbuhan total
persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meskipun mengalami ekspor terus berada
penurunan 4,2 persen dari bulan sebelumnya. Penguatan ekspor bulan diatas 30%
Oktober didukung oleh peningkatan ekspor non migas sebesar 20,3 persen dan migas sebesar 1,9 persen. Kinerja ekspor bulan Oktober mengakumulasikan ekspor periode Januari-Oktober 2011 mencapai US$ 169,0 miliar, terdiri dari ekspor non migas sebesar US$ 134,7 miliar, naik 30,4 persen, dan migas sebesar US$ 34,3 miliar, naik 56,2 persen. Jika dilihat dari pergerakannya, pertumbuhan ekspor nonmigas maupun migas yang terus berada diatas 30 persen (Grafik 1), maka optimis di tahun ini total ekspor akan menembus lebih dari US$ 200 miliar.
Gambar 2. Tabel PergerakanPertumbuhan Ekspor Terus Berada Di Atas 30%
US $ Milliar
16.0 Growth rate (yoy)
6.0 Growth Rate (m to m)
4.0 Moving p.a. growth
Jan'10 Feb
Des Jan'11 Feb
Mar
Apr Mei Jun Juli Agst Sep Okt*
Sumber: BPS
Surplus Neraca
Di bulan Oktober, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus non
Perdagangan
migas sebesar US$ 1,5 miliar sedangkan migas mengalami defisit sebesar US$ 0,4 miliar. Selama periode Januari-Oktober 2011 surplus perdagangan non migas mencapai US$ 23,9 miliar dan surplus perdagangan migas mencapai US$ 1,0 miliar.
Gambar 3. Neraca Perdagangan Migas dan Nonmigas
US $ Miliar
4.00 Non Migas
Jan'10 Feb Mar Apr Mei Juni Juli
Ags Sept Okt Nov
Des Jan'11 Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt*
Sumber: BPS
Peringkat Global
Hasil teranyar peringkat daya saing Indonesia menurut The Global
Competitiveness
Competitiveness Report 2011-2012 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum. Peringkat Indonesia menurun dari 44 ke 46 dari 142 negara yang disurvey, namun secara umum Indonesia masih menunjukkan kinerja yang baik diantara negara-negara Asia.
Meski masih di bawah Malaysia, namun peringkat Indonesia tahun ini masih di atas Viet Nam, India dan Filipina. Bahkan, diantara negara- negara yang tergabung dalam CIVET (Colombia, Indonesia Viet Nam, Egypt, Turkey), peringkat Indonesia adalah yang tertinggi, dibandingkan Kolombia (68), Viet Nam (65), Mesir (94) dan Turki (59). Sedangkan untuk negara-negara BRICS, hanya RRT yang peringkatnya di atas Indonesia (peringkat 26), sementara Brazil, India dan Rusia masing- masing ada di peringkat 53, 56 dan 66. Perlu dicatat, untuk tahun ini ada
3 negara baru yang ikut disurvey, yakni Suriname, Belize, dan Yaman, sehingga jumlah negara yang disurvey naik dari 139 menjadi 142.
Gambar 4. Peringkat Daya Saing Negara di Dunia Tahun 2011
Country (Rank)
Switzerland (1) Singapore (2) Sweden (3) Finland (4)
United States (5) Germany (6) Netherlands (7) Japan (9) Australia (20) Malaysia (21)
Korea, Rep. (24) China (26) Indonesia (46) South Africa (50) Brazil (53) India (56)
Vietnam (65) Russian Federation …
Sumber: Global Competitiveness Report 2011-2012, World Economic Forum
Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2011 | 3
BAB 2 SASARAN RENCANA STRATEG SASARAN RENCANA STRATEGIS SASARAN RENCANA STRATEG
Visi Kementerian Perdaganga Perdagangan adalah menjadikan ”Perdagangan ”Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi, Ekonomi, serta Pencipta Kemakmuran Rakyat Yang kmuran Rakyat Yang Berkeadilan”
Dalam mewujudkan visi tersebut, tersebut, maka Kementerian Perdaganga Perdagangan memiliki empat misi utama yang harus diemban, y ama yang harus diemban, yaitu:
1. Meningkatkan kinerja ekspor non migas nasional ekspor non migas nasional secara berkualitas secara berkualitas
2. Menguatkan pasar dalam negeri dalam negeri
3. Menjaga ketersediaan bahan pokok aan bahan pokok & penguatan jaringan distribusi & penguatan jaringan distribusi nasional
4. Optimalisasi Reformasi Birokrasi masi Birokrasi
Visi Kementerian
Kementerian Perdagangan sebagai salah satu pelaku pembangunan
Perdagangan untuk
perekonomian akan ikut berperan penting dalam mewujudkan daya saing
mewujudkan daya saing
ekonomi nasional. VISI Kementerian Perdagangan adalah:
ekonomi
”Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi serta Pencipta Kemakmuran Rakyat yang Berkeadilan”
Visi tersebut diwujudkan melalui Misi peningkatan kinerja ekspor non migas secara berkualitas, penguatan pasar dalam negeri dan stabilisasi ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional, dan Optimalisasi Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan.
11 Tujuan Pembangunan
Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Perdagangan, maka
Perdagangan:
tujuan pembangunan perdagangan periode 2010 −2014, meliputi sasaran
1. Peningkatan akses
yang ingin dicapai, yaitu:
pasar ekspor
Tujuan 1: Peningkatan akses pasar ekspor dan fasilitasi ekspor
2. Perbaikan iklim usaha
Sasaran yang ingin dicapai:
perdagangan luar negeri
1. Meningkatnya pertumbuhan ekspor non migas, sebagai salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi nasional; Target tahun 2011:
3. Peningkatan daya
Pertumbuhan ekspor non migas mencapai 11–12%.
saing ekspor
2. Diversifikasi pasar tujuan ekspor yang semakin baik, sebagai indikasi
4. Peningkatan peran
berkurangnya ketergantungan ekspor pada suatu negara tertentu,
dan kemampuan diplomasi
sehingga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi semakin baik;
perdagangan
Target tahun 2011: Pangsa 5 negara tujuan ekspor utama berada pada
internasional
kisaran 43-47%.
5. Perbaikan iklim usaha
3. Diversifikasi produk ekspor non migas yang semakin baik, sehingga
perdagangan dalam
ketergantungan pada produk ekspor tertentu menjadi berkurang.
negeri 6. Pengembangan
Target tahun 2011: Kontribusi ekspor di luar 10 produk utama berada
ekonomi kreatif
pada kisaran 53-60%.
7. Peningkatan
Tujuan 2: Peningkatan pengawasan dan perbaikan iklim usaha
perlindungan
perdagangan luar negeri
konsumen dan
Sasaran yang ingin dicapai:
pengamanan pasar
Membaiknya layanan perijinan dan non perijinan sektor perdagangan
dalam negeri
luar negeri, baik dalam hal jumlah perijinan online maupun dalam hal
8. Stabilisasi dan
minimasi waktu layanan.
penurunan disparitas harga bahan pokok
Target tahun 2011: Jumlah perijinan yang dapat dilayani secara online sebanyak 55 jenis perijinan, dengan rata-rata waktu pelayanan 3 hari.
9. Penciptaan jaringan distribusi yang efisien
Tujuan 3: Peningkatan daya saing ekspor
10. Peningkatan kualitas
Sasaran yang ingin dicapai:
kinerja organisasi
1. Meningkatnya keunggulan komparatif produk ekspor Indonesia di
11. Penguatan dan
pasar global, yang menunjukkan semakin banyaknya produk-produk
peningkatan kualitas
dalam negeri yang mampu bersaing di pasar global; dalam negeri yang mampu bersaing di pasar global;
Target tahun 2011: Jumlah komoditi dengan RCA>1 berkisar 590-605 komoditi.
2. Perbaikan citra produk ekspor Indonesia di pasar global, yang pada akhirnya akan mendukung kontinuitas dan pertumbuhan ekspor.
Target tahun 2011: Skor Dimensi Ekspor dalam Simon Anholt Nation Brand Index berkisar 44-49.
Tujuan 4: Peningkatan peran dan kemampuan Kementerian Perdagangan dalam diplomasi perdagangan internasional
Sasaran yang ingin dicapai: Meningkatnya intensitas dan kualitas keikutsertaan Indonesia di berbagai
forum internasional dan meningkatnya hasil perundingan yang dihasilkan di berbagai forum internasional, yang mampu memberi nilai tambah bagi kepentingan nasional.
Target tahun 2011: Jumlah hasil perundingan perdagangan internasional yang dihasilkan sebanyak 151 hasil perundingan.
Tujuan 5: Perbaikan iklim usaha perdagangan dalam negeri
Sasaran yang ingin dicapai: Membaiknya layanan perijinan dan non perijinan sektor perdagangan
dalam negeri, baik dalam hal jumlah perijinan online maupun dalam hal minimasi waktu layanan.
Target tahun 2011: Jumlah perijinan yang dilayani secara online sebanyak
15 jenis perijinan, dengan rata-rata waktu pelayanan 6 hari.
Tujuan 6: Peningkatan kinerja sektor perdagangan besar dan eceran, serta ekonomi kreatif
Sasaran yang ingin dicapai: Meningkatnya kepedulian pelaku kreatif dan masyarakat Indonesia
terhadap ekonomi kreatif.
Tujuan 7: Peningkatan pengawasan dan perlindungan konsumen
Sasaran yang ingin dicapai: Meningkatkan kesadaran konsumen akan hak dan kewajibannya,
menumbuhkan kesadaran pelaku usaha akan pentingnya perlindungan konsumen, meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa di pasar dalam negeri, serta menciptakan perlindungan konsumen.
Target tahun 2011: Akumulasi jumlah BPSK yang terbentuk sampai dengan tahun 2011 sebanyak 55 unit dimana setiap tahun bertambah 5 BPSK.
Tujuan 8: Stabilisasi dan penurunan disparitas harga bahan pokok
Sasaran yang ingin dicapai:
1. Stabilitas harga bahan pokok yang terkendali, sehingga harga tetap
terjangkau sesuai kondisi daya beli masyarakat; Target tahun 2011: Rata-rata koefisien variasi harga komoditi tertentu
mencapai 5-9%, dan rata-rata rasio koefisien variasi komoditi tertentu di mencapai 5-9%, dan rata-rata rasio koefisien variasi komoditi tertentu di
2. Penurunan disparitas harga bahan pokok antarprovinsi, sehingga
kelangkaan dan penimbunan bahan pokok dapat diminimasi. Target tahun 2011: Rata-rata penurunan disparitas harga antar provinsi
mencapai 1,5-2,5%.
Tujuan 9: Penciptaan jaringan distribusi perdagangan yang efisien
Sasaran yang ingin dicapai: Peningkatan kinerja logistik Indonesia. Target tahun 2011: tidak dapat ditentukan karena publikasi diterbitkan
hanya dua tahun sekali. Untuk menunjang pencapaian target sasaran Kementerian Perdagangan
didukung oleh pelaksanaan kegiatan Reformasi Birokrasi yang mengacu pada Cetak biru Postur Birokrasi Kementerian Perdagangan RI pada tahun 2025 yang berisi time-frame dan rencana kerja reformasi birokrasi Kementerian Perdagangan berdasarkan 9 program dan 23 rencana aksi dari Kementerian Negara PAN dan RB, dalam rangka mencapai postur birokrasi Kementerian Perdagangan tahun 2025 sesuai dengan PER/15/ M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi dan Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi.
Tujuan 10: Peningkatan kualitas kinerja organisasi
Sasaran yang ingin dicapai: Peningkatan kinerja keuangan dan performance organisasi. Target tahun 2011: pencapaian opini BPK dengan status “Wajar Tanpa
Pengecualian” dan penilaian terhadap dokumen SAKIP mencapai “B”.
Tujuan 11: Penguatan dan peningkatan kualitas organisasi dan SDM
Sasaran yang ingin dicapai:
1. Terwujudnya organisasi yang berbasis kinerja (berorientasi outcome).
Target 2011: skor hasil survey berada diatas angka 2,42.
2. Penerapan sistem manajemen SDM yang mampu mendorong peningkatan profesionalisme, kompetensi, dan remunerasi yang sesuai dengan beban kerja dan tanggungjawab. Target 2011: skor hasil survey berada diatas angka 1,90.
BAB 3 KINERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Empat kelompok sasaran pembangunan perdagangan telah tercapai target yang ditetapkan dalam RENSTRA Kementerian Perdagangan 2010-2014, bahkan melampaui target.
Target ekspor non migas terlampaui dengan pertumbuhan 33,08%, yang didukung oleh adanya diversifikasi pasar dan produk.
Meskipun terjadi gejolak siklus dan musim dari komoditas pangan dalam negeri, namun fluktuasi harga dan pasokan bahan pangan relatif terkendali dan andil inflasi relatif stabil
3.1 Kilas Capaian Perdagangan
Kinerja Perdagangan dalam waktu satu tahun menunjukkan peningkatan cukup baik hampir diseluruh indikator yang menjadi sasaran pembangunan perdagangan tahun 2011 sebagaimana tercantum pada RENSTRA Kementerian Perdagangan. Kilas capaian sasaran kinerja Kementerian Perdagangan tahun 2011 sebagai berikut:
No Indikator Sasaran
Capaian
Target
Capaian s.d Okt
1 Peningkatan Akses Pasar
31,43% b. Pangsa 5 (lima) Negara Ekspor
a. Pertumbuhan Ekspor Non Migas
53,55% c. Kontribusi Ekspor diluar 10 produk utama
53%-60%
2 Perbaikan Iklim Usaha Perdagangan
Perdagangan Luar Negeri (total ijin 2009: 108 ijin 2010: 89 ijin)
89 ijin • Jumlah ijin UPP (INATRADE)
89 ijin
53 ijin • Jumlah Online
53 ijin
55 ijin
3 hari* • Waktu Penyelesaian
4 hari
3 hari
Perdagangan Dalam Negeri (total 21
12 ijin ijin)
12 ijin
12 ijin
12 ijin • Jumlah ijin UPP (INATRADE)
12 ijin
15 ijin
6 hari • Jumlah Online • Waktu Penyelesaian
6 hari
6 hari
3 Peningkatan daya saing ekspor
• RCA >1 komoditi HS 6 (1996)
4 Peningkatan peran dan kemampuan diplomasi perdagangan internasional
• Jumlah hasil perundingan
5 Stabilisasi dan Penurunan Disparitas Harga Bahan Pokok
3,5% b. Rasio KVH Komoditi tertentu didalam negeri dibanding luar
a. Koefisien Variasi Harga
1,90 c. Rasio KVH provinsi dan nasional
6 Peningkatan Pengawasan dan
Perlindungan Konsumen 7 Penciptaan Jaringan Distribusi
Perdagangan yang Efisien (Skor Logistic Performance Index) 8 Pengembangan Ekonomi Kreatif
Telah dilaksanakan program pengembangan ekonomi kreatif, al :
- PPKI - World Batik Summit - Portal Indonesia Kreatif
3.2 Capaian Sasaran Perdagangan Tahun 2011
3.2.1 Peningkatan Akses Pasar Ekspor dan Fasilitasi Ekspor
Target Ekspor Non Migas
Pada tahun 2011 periode Januari–Oktober, kinerja ekspor Indonesia
tahun 2011 telah
meningkat 34,9% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang
terlampaui
sama, yaitu dari US$ 125,32 Milyar menjadi US$ 169,03 milyar. Ekspor tersebut terdiri dari ekspor migas senilai US$ 34,30 milyar dan ekspor non migas senilai US$ 134,73 milyar. Pertumbuhan ekspor non migas 2011 (Januari–Oktober) sebesar 30,36% telah melampaui target tahun 2011 sebesar 11-12%. Sementara itu, apabila dihitung secara tahunan (moving p.a growth rate), pertumbuhan ekspor non migas periode November 2010–Oktober 2011 terhadap November 2009–Oktober 2010 mencapai 31,44%.
Kontribusi Ekspor non-migas rata-rata Januari–Oktober 2011 sangat tinggi terhadap total ekspor Indonesia, yaitu sebesar 79,71% dibandingkan dengan rata-rata kontribusi ekspor migas Januari–Oktober 2011 sebesar 20.29%.
Kinerja ekspor Indonesia saat ini mengalami diversifikasi dengan mulai meningkatnya ekspor produk non migas tidak hanya produk utama tetapi produk lainnya.
Penguatan ekspor non migas selama periode Januari–Oktober 2011 didorong oleh peningkatan ekspor dari seluruh sektor. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, peningkatan tertinggi terjadi pada sektor pertambangan naik sebesar 36,08% disusul oleh peningkatan ekspor di sektor industri sebesar 30,29%, peningkatan pertanian 2,57% dan di sektor lainnya sebesar 30,31%.
Gambar 5. Pertumbuhan Ekspor Non Migas Berdasarkan Sektor Tahun 2010-2011 (Jan-Okt)
Ekspor Non Migas Menurut Sektor (US$ Miliar)
4.2 Jan-Okt '11
Pertanian
4.1 Jan-Okt '10
Sumber: BPS
Kontribusi ekspor 10
Dalam upaya peningkatan ekspor, Kementerian Perdagangan memiliki
produk utama sebesar
fokus pada peningkatan dan pengembangan ekspor pada 10 produk
46% dari ekspor non
utama dan produk lainnya. Sepuluh produk ekspor utama (TPT,
migas
Elektronika, Karet dan Produk Karet, CPO, Hasil Hutan, Alas Kaki, Otomotif, Udang, Kakao, dan Kopi) memberikan kontribusi sebesar 49 % terhadap total ekspor non-migas pada Januari-September 2011. Kenaikan
Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2011 | 10 Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2011 | 10
Gambar 6. Nilai Ekspor Menurut 10 Produk Utama (US$ juta)
Nilai Ekspor (US$ Milliar)
KARET DAN PRODUK KARET
PRODUK HASIL HUTAN
ALAS KAKI
0.83 3.3 21.7 Nilai Satuan 0.68 17.8
Sumber: BPS.
Gambar 7. Komposisi Ekspor Produk Utama Dan Produk Lainnya Tahun 2010- Kontribusi ekspor produk
2011 (Jan-Sep)
lainnya sebesar 54% dari ekspor non migas
Sumber: BPS.
Diversifikasi Pasar Ekspor
Kinerja ekspor non migas selama tahun 2011 ini didukung oleh
Tercapai
diversifikasi pasar ekspor non migas terutama ke negara mitra FTA dan emerging market lainnya. Saat ini, China merupakan negara tujuan utama ekspor non migas Indonesia yang selama periode Januari–Oktober 2011 meningkat sebesar 61,4 persen, tumbuh jauh lebih cepat daripada ekspor ke negara-negara lain.
Laporan Kinerja Menteri Perdagangan Tahun 2011 | 11
Gambar 8. Pangsa Pasar Ekspor Indonesia Tahun 2010-2011 (Jan-Okt) Jan-Okt 2010
HONG KONG
HONG KONG
5 NEGARA TUJUAN UTAMA
5 NEGARA TUJUAN
Sumber: BPS
Promosi Ekspor melalui
Dalam upaya untuk mendorong peningkatan kinerja ekspor nonmigas
Partisipasi pada Pameran
Indonesia melalui kegiatan promosi, Kementerian Perdagangan
Dagang Internasional
senantiasa berpartisipasi pada sejumlah kegiatan promosi dagang internasional di sejumlah negara. Partisipasi pada kegiatan ini melibatkan sejumlah pengusaha Indonesia dengan beragam kategori produk. Dalam kepesertaannya di berbagai kegiatan dimaksud, Kementerian Perdagangan juga berkoordinasi dengan berbagai pihak meliputi sejumlah instansi terkait di pusat dan daerah, asosiasi pengusaha, BUMN, serta pihak swasta.
Adapun beberapa pameran internasional yang telah diikuti oleh Kementerian Perdagangan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
a. MACEF 2011
b. International Jewellery Kobe 2011
c. CommunicAsia 2011
d. International Design Exhibition (INDEX) 2011
e. China ASEAN Expo (CAEXPO) 2011
Penyelenggaraan Trade
TEI ke-26 yang diselenggarakan pada tanggal 19-23 Oktober 2011 di
Expo Indonesia (TEI) ke-
JIExpo, Kemayoran – Jakarta ini dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden
26 tahun 2011
RI didampingi oleh Menteri Perdagangan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Gubernur DKI Jakarta.
Sebanyak 1.005 peserta berpartisipasi pada TEI 2011, termasuk dari berbagai instansi terkait, BUMN, Pemda, Asosiasi dan sebagainya. Produk-produk yang ditampilkan antara lain komponen otomotif, peralatan elektronik, tekstil dan produk tekstil (TPT), kakao, alas kaki, karet dan produk karet, kopi, furnitur, CPO, udang, minyak atsiri, perhiasan, makanan olahan, ikan dan produk ikan, kulit dan produk kulit, alat tulis non kertas, kerajinan, peralatan medis, rempah-rempah dan produk herbal serta produk jasa seperti tenaga kerja terampil.
Selama 5 (lima) hari penyelenggaraan TEI 2011, tercatat sebanyak 8.311 buyers mancanegara dari 92 negara yang hadir pada arena pameran. Dari jumlah tersebut, sebanyak 86,55% buyers berasal dari negara-negara non tradisional dan emerging market seperti India, Malaysia, Arab Saudi, Mesir, Bangladesh dan Iran. Adapun jumlah transaksi yang berhasil Selama 5 (lima) hari penyelenggaraan TEI 2011, tercatat sebanyak 8.311 buyers mancanegara dari 92 negara yang hadir pada arena pameran. Dari jumlah tersebut, sebanyak 86,55% buyers berasal dari negara-negara non tradisional dan emerging market seperti India, Malaysia, Arab Saudi, Mesir, Bangladesh dan Iran. Adapun jumlah transaksi yang berhasil
Pengiriman Misi Dagang
Misi dagang dimaksudkan sebagai forum kerjasama antar bisnis (B2B) sekaligus antar pemerintah (G2G) guna mengamankan akses pasar Indonesia. Sampai dengan Desember 2011 telah dilakukan misi dagang ke beberapa negara yang antara lain sebagai berikut .
Misi Dagang ke India:
Kesepakatan untuk melanjutkan hubungan bilateral ke level yang lebih
perluasan hubungan
tinggi dimana kedua pihak sepakat untuk meningkatkan, memperluas
perdagangan dan
dan memperdalam hubungan perdagangan, investasi dan kerjasama
investasi
ekonomi dengan membentuk mekanisme hubungan yang lebih terarah baik di tingkat pemerintah maupun sektor swasta.
Selain itu, juga mendukung pembangunan di bidang transportasi dan infratruktur di Indonesia dan meminta untuk menghadirkan perusahaan Indonesia yang bergerak di sektor infrastruktur untuk hadir dalam Forum bilateral kedua negara.
Kunjungan Kerja Mendag
Dalam rangka kunjungan kerja Mendag ke London pada tanggal 29-31 Juli 2011,
dan Business Forum ke
telah dilakukan pertemuan bilateral dengan Minister of State for Trade and
London
Investment, Mr. Stephen Green. Pertemuan dengan tersebut dimaksudkan untuk membahas draft Memorandum of Understanding (MoU) antara Ministry of Trade of the Republic of Indonesian and Department of Business, Innovation and Skill on the United Kingdom on Annual Trade Talks. Annual Trade Talks merupakan forum yang diusulkan dilaksanakan pada tingkat Menteri secara berkala setiap tahun dengan tujuan membicarakan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing negara dalam membuka akses pasar sehingga diharapkan arus perdagangan menjadi lebih kondusif. Pada akhir pertemuan disepakati untuk dilakukan penandatanganan MoU pada bulan November 2011.
Selain pertemuan tersebut, juga dilakukan Kegiatan Business Forum yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2011, dan diikuti oleh 100 orang peserta terdiri dari pelaku bisnis, trading house, buying agent, perwakilan perusahaan, perwakilan pemerintahan serta wartawan dari Indonesia dan Inggris. Pada kesempatan tersebut, dipaparkan pertumbuhan ekonomi dan potensi Indonesia serta prospek sektor perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Inggris di tahun-tahun mendatang. Kegiatan dilanjutkan dengan business-to-business meeting antara pengusaha Indonesia dengan Inggris.
Perdagangan dan
Wakil Menteri Perdagangan bersama sejumlah pengusaha yang bergerak
Investasi Kunci Penetrasi
di bidang farmasi, makanan dan minuman olahan, kebutuhan rumah
Pasar Afrika Barat
tangga, kelapa sawit, telekomunikasi serta keuangan, mengadakan kunjungan kerja ke Nigeria dan Ghana pada tanggal 25-28 September 2011. Kunjungan ini dilakukan untuk meningkatkan hubungan perdagangan, investasi dan kerja sama ekonomi antar kedua negara.
Selama di Lagos dan Abuja, Nigeria, dilakukan pertemuan dengan Menteri Negara Keuangan, pimpinan Nigerian Investment Promotion Commission (NIPC), Wakil Menteri Perdagangan dan Investasi, Ketua Kadin dan sejumlah pengusaha utama negara tersebut.
Di Accra, Ghana dijajaki kemitraan dengan Ghana Cocoa Board. Ghana Di Accra, Ghana dijajaki kemitraan dengan Ghana Cocoa Board. Ghana
Penyelenggaraan Misi
Kegiatan Misi Dagang dilakukan pada tanggal 1-2 Desember 2011 di Afrika Selatan
Dagang Afrika Selatan
dan diikuti oleh Delegasi RI yang terdiri atas Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kemendag, perwakilan Direktorat Afrika Kemenlu, serta beberapa delegasi pengusaha Indonesia. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Afrika Selatan, khususnya terkait kerjasama ekonomi dalam bidang perdagangan dan investasi.
Pada kesempatan kunjungan kerja tersebut, Menteri Perdagangan RI melakukan serangkaian pertemuan dengan mitra kerja di Afrika Selatan, yaitu Menteri Perdagangan dan Industri Afrika Selatan, Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Afrika Selatan, South Africa Institute of International Affairs (SAIIA), Business Unity of South Africa (BUSA); Pertemuan dengan 4 (empat) perusahaan besar di Afrika Selatan yaitu Drakensberg Truck Manufacturers (armored personnel vehicles), DENEL (military aerospace and landward defense equipments), MALAS (automotive tires) dan SASOL (energy); Pertemuan Masyarakat dengan Warga Negara Indonesia di Afrika Selatan; dan Kegiatan Forum Bisnis Indonesia – Afrika Selatan yang dilanjutkan dengan One on One Business Meeting.
3.2.2 Perbaikan Iklim Usaha Perdagangan
Upaya-upaya
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan investasi dan
peningkatan investasi dan
menciptakan iklim usaha yang kondusif adalah: reformasi kebijakan
penciptaan iklim usaha
investasi; pengembangan kawasan perdagangan bebas & kawasan
yang kondusif
ekonomi khusus; dan peningkatan pelayanan perijinan perdagangan bagi dunia usaha. Selama beberapa tahun ke depan, Kementerian Perdagangan akan fokus pada kebijakan perdagangan yang mendukung sustainable trade, pengembangan INATRADE, INSW dan SKA Elektronik.
Melalui kebijakan ini, diharapkan komoditi ekspor Indonesia akan semakin memenuhi persyaratan yang ditetapkan di negara tujuan ekspor seperti Uni Eropa yang selama beberapa tahun terakhir sangat concern terhadap produk-produk yang memenuhi standar ramah lingkungan (environmentally friendly). Selain kebijakan sustainable trade, Kementerian Perdagangan juga memfokuskan pada INSW, INATRADE dan Elektronik SKA.
Peningkatan pelayanan
Untuk meningkatkan pelayanan perijinan perdagangan bagi dunia usaha
perdagangan bagi dunia
telah dilakukan:
usaha didukung oleh sistem informasi
1. Penerapan otomasi SKA di 28 IPSKA pada tanggal 1 Desember 2011
terintegrasi
seluruh IPSKA yang berjumlah 85 menjadi satu sistem penerbitan online. Ketentuan terkait dengan IPSKA ditetapkan melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 60/M-DAG/PER/12/2010 Tentang
Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal Untuk Barang Ekspor Indonesia.
2. Saat ini, seluruh perijinan impor telah dapat diakses secara online melalui website INATRADE dengan menggunakan hak akses. Seluruh perijinan ini diintegrasikan ke dalam sistem NSW. Hal ini tentu saja merupakan keberhasilan yang sangat baik dalam proses kelancaran arus barang dan peningkatan daya saing. Target waktu penyelesaian pelayanan perijinan secara online yang diharapkan pada Tahun 2011 adalah selama 3 hari.
3. Mendukung program SPIPISE sesuai dengan Instruksi Presiden No.1 tahun 2010 tentang Percepatan Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010 pada program Penyederhanaan Prosedur, Investasi dan Usaha. Jumlah instansi yang terintegrasi dalam SPIPISE berjumlah 16 instansi, diantaranya adalah Kementerian Perdagangan.
Peningkatan Pelayanan
Pelayanan Perizinan Perdagangan khususnya di bidang perdagangan luar
pada Unit Pelayanan
negeri sudah sangat baik selama beberapa tahun terakhir, antara lain
Perdagangan (UPP)
telah menerapkan single entry and exit point, pelayanan perizinan
dengan ruangan dan
perdagangan secara elektronik melalui INATRADE (e-licencing),
fasilitas yang lebih baik
kepemilikan hak akses bagi pengguna jasa pelayanan, pengembangan sistem perizinan perdagangan luar negeri yang telah terintegrasi dengan sistem NSW. Total perijinan perdagangan luar negeri yang telah dapat dilakukan melalui INATRADE adalah 89 perizinan yaitu 53 perizinan impor (telah dapat dilakukan secara online) dan 36 perizinan ekspor.
Kementerian Perdagangan terus meningkatkan pelayanan perizinan bagi pelaku usaha dan dengan semakin bertambahnya jumlah pelaku usaha yang melakukan pengurusan perizinan ke Kementerian Perdagangan, diperlukan ruangan yang lebih besar dan lebih memadai demi kenyamanan para pelaku usaha, Kementerian Perdagangan telah memindahkan tempat UPP yang sebelumnya berada di Lantai Dasar Gedung 2 ke Lantai 2 Gedung Utama Kementerian Perdagangan. UPP tersebut diperlengkap dengan Petugas Pelayanan Pelanggan (Customer Service) yang dapat menjawab berbagai informasi yang dibutuhkan oleh pelaku usaha yang mengurus perizinan baik ekspor, impor maupun perizinan di bidang perdagangan dalam negeri. Selain itu, pelayanan yang diberikan kepada pelaku usaha dapat lebih cepat, dan lebih informatif.
UPP perdagangan dalam
Perbaikan layanan perijinan sektor perdagangan dalam negeri
negeri menerapkan
merupakan upaya mendukung penciptaan iklim investasi dan iklim usaha
prinsip “single entry dan
yang kondusif yang akhirnya dapat menguatkan pasar domestik.
single exit point”
UPP perdagangan dalam negeri memberikan layanan perijinan dengan prinsip ”single entry dan single exit point” sehingga proses perijinan khususnya perdagangan dalam negeri tidak lagi dilakukan secara tatap muka antara pemohon dengan pejabat pemroses.
Saat ini terdapat 21 jenis perijinan PDN yang dilayani oleh Kementerian Perdagangan, dengan 12 jenis perijinan yang sudah dapat dilayani secara online. Target jumlah perijinan perdagangan dalam negeri dapat tercapai sesuai RENSTRA, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem distribusi nasional yang menjamin kepastian berusaha. Lebih lanjut, perijinan-perijinan ini sudah terintegrasi dengan INATRADE, sebuah sistem yang mengintegrasikan berbagai perijinan dari berbagai unit yang Saat ini terdapat 21 jenis perijinan PDN yang dilayani oleh Kementerian Perdagangan, dengan 12 jenis perijinan yang sudah dapat dilayani secara online. Target jumlah perijinan perdagangan dalam negeri dapat tercapai sesuai RENSTRA, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem distribusi nasional yang menjamin kepastian berusaha. Lebih lanjut, perijinan-perijinan ini sudah terintegrasi dengan INATRADE, sebuah sistem yang mengintegrasikan berbagai perijinan dari berbagai unit yang
tanpa dipungut biaya. Sebelumnya, penyelesaian perijinan memakan waktu antara 5-15 hari kerja, tetapi dengan penerapan sistem ini, waktu persetujuan permohonan perijinan menjadi sekitar 1 −6 hari kerja. Perijinan tersebut antara lain: (i) Pedagang Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT), (ii) Pedagang Gula Antar Pulau Terdaftar (PGAPT), (iii) Surat Persetujuan Perdagangan Gula Antar Pulau (SPPGAP), (iv) Surat Persetujuan Perdagangan Gula Rafinasi Antar Pulau (SPPGRAP), (v) Surat Ijin Usaha Perdagangan Bahan Berbahaya (SIUP B2), (vi) Surat Ijin Usaha Perdagangan Minuman Beralkohol (SIUPMB), dan (vii) Persetujuan Penyelenggaraan Pameran Dagang.
85 IPSKA telah
Peningkatan manajemen layanan bagi para eksportir juga dilakukan
menggunakan sistem
dengan meningkatkan fasilitas pada Instansi Penerbit Surat Keterangan
otomasi dan sudah
Asal (IPSKA) di daerah, melalui sarana otomasi dan sistem elektronik. Dari
terintegrasi dengan
keseluruhan 85 IPSKA yang ada, 28 IPSKA dari tahun 2007 sudah
sistem INATRADE
menggunakan sistem otomasi, saat ini sudah dapat terintegrasi dengan sisten INATRADE, sedangkan 57 IPSKA lainnya saat ini sudah dapat mengajukan permohonan penerbitan SKA secara on-line melalui internet. Hal ini, selain meningkatkan pelayanan bagi para eksportir juga sesuai dengan komitmen Indonesia pada ASEAN Economic Community.
Evaluasi perijinan impor,
Dalam upaya mencapai tujuan kebijakan impor, Kementerian
sejumlah 1.325 importir
Perdagangan telah melakukan pengelolaan impor dengan menerapkan
telah melanggar
instrumen dalam kebijakan di bidang impor yaitu:
ketentuan dikenakan sanksi pencabutan
a. Importir Terdaftar (IT) adalah perusahaan pemilik API-U yang telah
IT/IP/SPI
mendapat penunjukan sebagai importir terdaftar untuk melakukan impor barang untuk keperluan kegiatan usaha dengan memperdagangkan atau memindahtangankan barang kepada pihak lain.
b. Importir Produsen (IP) adalah perusahaan pemilik API-P yang melakukan impor barang untuk dipergunakan sendiri dan/atau untuk mendukung proses produksi dan tidak diperbolehkan untuk memperdagangkan atau memindahtangankan kepada pihak lain.
c. Surat Persetujuan Impor (SPI) adalah surat yang harus dimiliki oleh perseorangan/badan usaha/badan hukum yang melakukan kegiatan impor memasukan barang ke dalam daerah pabean.
Pada tahun 2010, untuk mengetahui ketaatan dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban sesuai ketentuan dalam penetapan sebagai IT, pengakuan sebagai IP dan SPI, Kementerian Perdagangan melakukan kegiatan evaluasi atas perijinan yang telah diterbitkan.
Hasil evaluasi bahwa importir yang telah mendapatkan IT/IP/SPI sebanyak 10.017 Importir. Dari seluruh importir tersebut yang taat atas kewajibannya sebanyak 8.692 importir atau 86,78%, sedangkan sisanya sebanyak 1.325 importir atau 13,22% telah melanggar ketentuan dan telah dikenakan sanksi pencabutan.
Forum Ekspor sebagai
Dalam rangka revitalisasi Pokja Ekspor Timnas Peningkatan Ekspor dan
sasarana komunikasi
Peningkatan Investasi (Timnas PEPI) serta peningkatan daya saing ekspor
Pemerintah dan Pelaku
nasional, Menteri Perdagangan selaku Ketua Pokja Ekspor telah
Usaha
meningkatkan komunikasi dan fasilitasi dengan para pelaku usaha. Hal ini diwujudkan melalui Nota Kesepahaman antara Kementerian Perdagangan
No.538/M-DAG/MoU/4/2011 dan MoU/024/IV/2011 Tentang Pembentukan Forum Ekspor Untuk Meningkatkan Daya Saing dan Nilai Tambah Ekspor Seluruh Daerah di Indonesia.
dan
KADIN
Salah satu tugas forum ekspor adalah menganalisa dan mengidentifikasi hambatan ekspor dan menyiapkan rekomendasi kebijakan dan langkah- langkah penyelesaian masalah sesuai prioritas penyelesaiannya.
Kementerian Perdagangan telah melaksanakan beberapa forum ekspor yaitu Forum Ekspor Dialog Menteri Perdagangan dengan Pelaku Usaha dan Jajaran Pemerintah Daerah di Batam Bintan Karimun (BBK), Forum Ekspor Tekstil dan Produk Tekstil, Forum Ekspor Alas Kaki dan Produk Kulit, Forum Ekspor Otomotif & Elektronika, Forum Ekspor Furnitur, Pulp & Kertas, Forum Ekspor CPO, Karet dan Forum Ekspor Produk Makanan Minuman, serta Perhiasan.