BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) - Prosedur Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang paling utama sehingga

  pemerintahan Indonesia mengupayakan bagaimana caranya agar penerimaan dari pajak tersebut dari tahun ke tahun mengalami suatu peningkatan.

  Seperti yang kita ketahui bahwa pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengabdian serta peran aktif setiap warga negara dan anggota masyarakat Indonesia untuk memenuhi atau membiayai setiap keperluan di negaranya yang berupa pembangunan nasional, yang di pelaksanaannya diatur oleh undang - undang dengan tujuan mensejahterakan rakyatnya atau bangsa dan negaranya, tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak sebagai pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat wajib pajak sendiri, pemerintah, dalam hal ini aparat perpajakan sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan yang digariskan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. dimana pajak ini telah memberikan prestasi balik yang dapat langsung dirasakan masyarakatnya. Sehingga di dalam menjalankan program pemerintah sangat diperlukan perhatian khusus agar target tersebut dapat tercapai jika dana yang digunakan kurang atau tidak mencukupi, maka dengan itu pemerintah harus berupaya dan mencari solusi bagaimana cara meningkatkan penerimaan Negara tersebut - sehingga dapat membiayai atau mendanai program pemerintah seperti yang ditargetkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) agar dapat di realisasikan.

  Adapun usaha yang dapat dilakukan meliputi perbaikan di dalam suatu organisasi tersebut atau dalam Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama itu sendiri dan diimbangi dengan penambahan wajib pajak atau memperluas objek pajak yang telah memenuhi suatu syarat-syarat tertentu, dimana harus seseorang wajib mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama dan melaporkan usahanya untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi wajib pajak orang pribadi atau nomor pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) bagi wajib pajak badan.

  Menurut Soemitro (dalam resmi: 1) definisi pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

  Pengertian pajak menurut Undang-Undang No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang teutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

  Berdasarkan Pasal 1 Undang - Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai disebutkan bahwa pengusaha orang pribadi atau badan sebagaimana dimaksud dalam pasal satu ayat 14 yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang atau mengekspor barang melakukan usaha perdagangan, dan memanfaatkan barang kena pajak tidak terwujud di luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa termasuk mengekspor jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean. Apabila pengusaha yang dimaksud di atas dikenakan pajak berdasarkan Undang - Undang Nomor 42 Tahun 2009 mengenai Pajak Pertambahan Nilai dikatakan sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib mendaftarkan dan melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang terhutang dan memperoleh Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

  Namun masih banyak wajib pajak khususnya pengusaha yang sudah memenuhi syarat di atas, masih belum memahami dan mengerti bagaimana proses mendaftarkan diri dan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) serta bagaimana melaksanakan kewajibannya. Dalam hal ini terdapat prosedur pendaftaran pengusaha tersebut sehingga tujuan pemungutan pajak yang baik dapat berjalan dengan semestinya melalui prosedur tersebut.

  Dengan bertitik dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahasnya dan penulis akhirnya mengangkat judul “Prosedur Pendaftaran dan Pengukuhan

  

Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan

Belawan”.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan PKLM adalah :

  

1.1 Untuk mengetahui prosedur pendaftaran dan pengukuhan Pengusaha Kena

  Pajak dan masalah yang timbul di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

  

1.2 Untuk mengetahui kuantitas pendaftaran dan pengukuhan Pengusaha Kena

  Pajak yang mempengaruhi jumlah penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  PKLM ini tentunya sangat bermanfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah :

  2.1 Bagi Mahasiswa a.

  Menambah wawasan tentang prosedur pendaftaran dan pengukuhan pengusaha kena pajak.

  b.

  Dapat mengetahui kuantitas pengukuhan pengusaha kena pajak yang mempengaruhi penerimaan pajak.

  c.

  Dapat mengetahui faktor – faktor kendala para wajib pajak dan pengusaha kena pajak tidak mendaftarkan dirinya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

  2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan a.

  Untuk meningkatkan kualitas generasi muda dengan praktik kerja lapangan jangka pendek.

  b.

  Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya terhadap instansi, baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut.

  c.

  Sebagai sarana menciptakan hubungan yang baik dengan pihak Universitas Sumatera Utara.

  d.

  Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan a.

  Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara Universitas Sumatera Utara dengan pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

  b.

  Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Adminitrasi Perpajakan dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

C. Uraian Teoritis

1. Pengertian Pajak

  Pengertian pajak menurut Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang tertuang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

2. Fungsi Pajak

  Terdapat dua fungsi pajak menurut Resmi (2011:3), yaitu fungsi budgetfair ( sumber keuangan negara) dan fungsi regularend (Pengatur).

  2.1 FungsiBudgetfair (Sumber Keuangan Negara)

  Pajak mempunyai fungsi budgetfair, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukan uang sebanyak – banyakanya untuk kas negara.

  2.2 FungsiRegularend (Pengatur)

  Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, serta mencapai tujuan – tujuan tertentu di luar bidang keuangan.

3. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai

  Pajak Pertambahan Nilai menurut Departmen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak (2010 : 7) adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di Daerah Pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan distribusi. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat yang merupakan objek dari Pajak Pertanbahan Nilai.

  4. Pengertian Pengusaha Kena Pajak

  Pengertian Pengusaha Kena Pajak menurut Pasal 1 angka 15 Undang – Undang No. 42 Tahun 2009 adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

  5. Pengertian Faktur Pajak

  Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak atau bukti pungutan pajak karena impor barang kena pajak yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. (Mardiasmo,2011 : 272)

  6. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai

6.1 Subjek Pajak

  Berdasarkan Pasal 4, pasal 16 C dan pasal 16 D Undang - Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 serta Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2012, subjek PPn dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu :

1. Pengusaha Kena Pajak

  Termasuk dalam kelompok ini adalah pengusaha yang melakukan kegiatan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a yaitu menyerahkan Barang Kena Pajak, Pasal 4 ayat (1) huruf c yaitu menyerahkan Jasa Kena Pajak, dan Pasal 4 ayat (1) huruf f

  Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 yaitu mengekspor Barang Kena Pajak serta bentuk kerja sama operasi sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012. Sedangkan Pengusaha Kena Pajak di rumuskan dalam Pasal 1 angka 15 Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 yaitu Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak atau ekspor Barang Kena Pajak. Berdasarkan memori penjelaan

  Pasal 4 ayat (1) huruf a dan huruf c Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 “pengusaha” yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dalam ketentuan ini meliputi, baik pengusaha yang telah di kukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak , maupun pengusaha yang seharusnya dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Oleh karena itu, ketika seseorang pengusaha atau suatu perusahaan menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang dilakukan dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya, pada dasarnya sudah dapat dikenai Pajak Pertambahan Nilai tanpa menunggu pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Berbeda dengan ekspor Barang Kena Pjak, Dalam memori penjelasan

  Pasal 4 ayat (1) huruf f, ekspor Barang Kena Pajak dapat dikenai Pajak Pertambahan Nilai hanya apabila yang melakukan ekspor adalah pengusaha yang sudah di kukuhkan menjadi Pengusaha

  Kena Pajak, atas ekspor Barang Kena Pajak ini tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai. Pemahaman yang sama berlaku terhadap Pasal 4 ayat (1) huruf g dan huruf h.

2. Bukan Pengusaha Kena Pajak (non PKP)

  Pengusaha bukan Pengusaha Kena Pajak yang menjadi subjek Pajak Pertambahan Nilai meliputi pengusaha yang melakukan kegiatan dimaksud Pasal 4 ayat (1) huruf b, huruf d dan huruf e serta Pasal 16C Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984. Pengukuhan pengusaha ini sebagai atau menjadi Pengusaha Kena Pajak, bukan faktor yang menentukan statusnya sebgai subjek pajak. (Sukardji : 2014 : 63)

6.2 Objek Pajak Pertambahan Nilai

  Objek Pajak Pertambahan Nilai dalam Pasal 4, Pasal 16C, dan Pasal 16D Undang – undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang – undang Nomor 42 Tahun 2009 (untuk selanjutnya disebut Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai 1984), Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas : a.

  Pasal 4 ayat (1) huruf a yaitu Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan Pengusaha.

  b.

  Pasal 4 ayat (1) huruf b yaitu Impor Barang Kena Pajak.

  c.

  Pasal 4 ayat (1) huruf c yaitu Penyerahan Jasa Kena Pajak didalam Daerah Pabean yang dilakukan Pengusaha. d.

  Pasal 4 ayat (1) huruf d yaitu Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar di dalam Daerah Pabean.

  e.

  Pasal 4 ayat (1) huruf e yaitu Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

  f.

Pasal 4 ayat (1) huruf f yaitu ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

  g.

  Pasal 4 ayat (1) huruf g yaitu ekspor Barang Kena Pajak tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak.

  h.

  Pasal 4 ayat (1) huruf h yaitu Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak. i.

Pasal 16C yaitu Membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha/pekerjaan oleh orang pribadi/badan.

  j.

  Pasal 16D yaitu Penyerahan Barang Kena Pajak Berupa Aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan oleh Pengusaha Kena pajak. Kecuali Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan berdasarkan Pasal 9 ayat (8) huruf b & c. (Sukardji : 2014 : 23)

7. Tarif Pajak Pertambahan Nilai

  Tarif Pajak Pertambahan Nilai diatur dalam Pasal 7 Undang – undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 sebagai berikut :

  (1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10% (sepuluh persen). (2)

  Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas : a.

  Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud. b.

  Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud.

  c.

  Ekspor Jasa Kena Pajak. (3)

  Dengan Peraturan Pemerintah , tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat di ubah menjadi serendah – rendahnya 5% (lima persen) dan setinggi – tingginya 15% (lima belas persen). (Sukarndji : 2014 : 141)

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Dalam laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka yang menjadi ruang lingkup penulisan adalah :

  1. Tatacara Pendaftaran Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

  2. Masalah - masalah lain yang dihadapi oleh pengusaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak khususnya di seksi Tata Usaha Perpajakan (TUP) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

  3. Jumlah yang mendaftar sebagai Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi sesuai dengan metode yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

  Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai dari pemilihan objek dan lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, pengajuan proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan surat pengantar, serta hal-hal yang mendukung untuk kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

  2. Studi Literatur Di dalam tahapan ini penulis mencari berbagai bacaan seperti buku- buku tentang ketentuan perpajakan Indonesia, undang-undang tentang perpajakan, bahan-bahan kuliah, internet, majalah berita pajak, kliping pajak (termasuk kliping yang ada kaitannya dengan pajak pertambahan nilai tentang Prosedur Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak), dan lain-lain maupun literatur yang ada kaitannya dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

  3. Observasi Lapangan Di dalan tahapan ini, sebelum penulis melaksanakan Praktik Kerja

  Lapangan Mandiri, penulis terlebih dahulu melakukan observasi lapangan, baik tempat ataupun sasaran praktik maupun pengantaran surat-surat yang menyangkut Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

  4. Pengumpulan Data

  • Data primer

  Data yang bersumber dari pihak yang memahami tentang Pajak, khususnya Pajak Pertambahan Nilai, dalam hal ini pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

  • Data sekunder

  Data yang bersumber dari buku-buku ilmiah tentang perpajakan, bahan-bahan kuliah, internet, Undang-undang tentang perpajakan, ,dan lain-lain yang berkaitan dengan perpajakan.

5. Analisis dan Evaluasi

  Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap, maka penulis sudah dapat memulai menganalisis dan mengevaluasi data tersebut serta menarik kesimpulan berdasarkan pemikiran, pengetahuan, dan teori yang telah diterima dan menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis dan secara objektif.

F. Metode Pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data dan Informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

  1. Daftar Wawancara ( Interview Guide ) Dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan melibatakan pegawai pada instansi yang bersangkutan baik secara lisan maupun secara tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu Prosedur Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

  2. Daftar Observasi ( Observasi Guide ) Melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang objek Praktik

  Kerja Lapangan Mandiri yang tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran dari sumber dana yang perlu.

3. Daftar Dokumentasi ( Dokumentasi Guide )

  Pengumpulan data dengan studi dokumentasi, untuk lebih memperjelas teori – teori dan penjelasan tentang Pajak Pertambahan Nilai.

G. Sistematika Penyusunan Laporan

  Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) adalah :

BAB I : PENDAHULUAN Di dalam Bab ini penulis menguraikan latar belakang, tujuan dan

  manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup, metode PKLM, dan sistematika penulisan.

  BAB II :GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM Penulis menerangkan gambaran umum objek atau lokasi PKLM,

  sejarah singkat, visi dan misi beserta dengan struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

  BAB III :GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM Pada bab ini penulis nmenguraikan tentang ketentuan umum, jangka

  waktu pendaftaran atau pelaporan kegiatan usaha, tempat pelaporan kegiatan usaha, prosedur pendaftaran dan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

  BAB IV :ANALISIS DAN EVALUASI Bab ini membahas tentang analisis dan evaluasi data yang diperoleh

  mengenai kuantitas pengusaha kena pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan.

  BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari dua hal yaitu Simpulan dan saran.Simpulan

  merupakan intisari dan bersumber dari PKLM.selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di lapangan .

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia - Hubungan Pelayanan Profesional Dokter Spesialis dengan Kepuasan Pasien Umum di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 2 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pelayanan Profesional Dokter Spesialis dengan Kepuasan Pasien Umum di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 3 9

Hubungan Pelayanan Profesional Dokter Spesialis dengan Kepuasan Pasien Umum di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 18

BAB II PROFIL PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk A. Profil PT Perusahaan Gas Negara (Persero)Tbk - Analisis Manajemen Risiko pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah III Medan

1 4 24

Evaluasi terhadap Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dan Petani (Kasus : Agribisnis Kopi Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 74

Evaluasi terhadap Pelaksanaan Kesepakatan Agribisnis Kopi antara PT. Volkopi Indonesia dan Petani (Kasus : Agribisnis Kopi Kecamatan Lintongnihuta dan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 0 17

BAB II PROFIL LPP RRI (RADIO REPUBLIK INDONESIA) MEDAN - Analisis Sumber dan Penggunaan Dana pada Radio Republik Indonesia (RRI) Medan

0 0 21

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi - Sistem Informasi Sekolah Berbasis Web

0 0 23

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan 1. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan - Prosedur Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayan

0 0 14