POTENSI KARBON AKTIF SEKAM PADI SEBAGAI
POTENSI KARBON AKTIF SEKAM PADI SEBAGAI PENYERAP EMISI GAS CO PADA
KENDARAAN SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN PEM-9004
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA UNHAS Makassar
Rusdianto, Abd. Wahid Wahab, Maming
ABSTRAK
Sepeda motor merupakan penyumbang polusi udara terbesar di Indonesia yaitu mencapai 70 - 80%. Emisi yang
dihasilkan oleh kendaraan bermotor akan mencemari lingkungan dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, salah
satunya adalah gas karbon monoksida (CO). Gas CO bersifat sangat beracun dan bisa mengakibatkan kematian.
Pengujian emisi gas CO dilakukan terhadap beberapa sepeda motor dari keluaran tahun 2007-2011 menggunakan alat
PEM - 9004. Hasil pengukuran kadar emisi gas CO pada sepeda motor tahun 2007-2011 berurut-turut sebesar 1,135%,
0,831%; 0,626%; 0,547% dan 0,339%. Data tersebut menunjukkan bahwa semakin tua usia mesin maka semakin besar
pula kadar emisi gas CO yang dihasilkan. Penggunaan karbon aktif sekam padi mampu mengurangi emisi gas CO
sebesar 10,81%.
Kata Kunci: sepeda motor, emisi CO, karbon aktif, PEM-9004.
ABSTRACT
Motorcycles are the largest contributor to air pollution in Indonesia, reaching 70-80%. Emissions produced by
motor vehicles would pollute the environment and are very dangerous for human health, one of which is the gas carbon
monoxide (CO). CO gas is highly toxic and can cause death. CO emissions testing conducted on some of the motorcycle
output in 2007-2011 using a PEM - 9004. Results of measurement CO emissions in the 2007-2011 motorcycle also
sequential-by 1,135%; 0,831%; 0,626%; 0,547% and 0,339%. The data showed that the older machine age, the greater
levels emissions of CO gas produced. The use of rice husk activated carbon can reduce CO emissions by 10,81%.
Keywords: motorcycle, emissions of CO, activated carbon, PEM-9004.
1. PENDAHULUAN
Kendaraan bermotor dengan jenis dan
lingkungan dan kesehatan manusia.
Gas-gas
merk yang berbeda mengalami peningkatan
beracun dari jutaan knalpot setiap harinya
jumlah di tiap tahunnya. Peningkatan ini
menimbulkan masalah karena berdampak pada
disebabkan
penurunan
semakin
tingginya
aktivitas
kualitas
udara
yang
dapat
masyarakat yang sangat membutuhkan sarana
mengakibatkan berbagai penyakit kronis bila
transportasi untuk kelancaran aktivitas mereka.
dihirup
Seiring
tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya (Arisma,
meningkatnya
jumlah
kendaraan
bermotor mengakibatkan semakin menurunnya
bermotor
tersebut
manusia,
kerusakan
jaringan
2010).
kualitas udara. Gas buang yang ditimbulkan dari
kendaraan
oleh
Gas buang yang dihasilkan dari sisa
menimbulkan
pembakaran pada sepeda motor terdiri dari
polusi udara sebesar 70 - 80%, sedangkan
berbagai macam gas, ada yang beracun dan ada
pencemaran udara akibat industri hanya 20 -
juga yang tidak beracun.
30% saja (Budihardjo, 1991).
seperti
Emisi gas dari kendaraan bermotor dapat
menimbulkan
dampak
yang
buruk
bagi
Diantara
CO,
gas
HC
Gas yang beracun
(hidrokarbon)
yang
beracun
dan
tersebut,
NOx.
CO
memiliki persentase yang paling besar yaitu
1
60%. Gas CO tidak berwarna, serta tidak berbau
proses adsorpsi warna limbah tekstil
sehingga sulit diketahui.
Gas CO yang
denga reagen tawas. Sekam padi juga
berpengaruh bagi kesehatan makhluk hidup
menunjukkan hasil yang baik sebagai
perlu mendapat kajian khusus, karena gas CO
adsorben pada proses adsorpsi logam
hasil pembakaran bersifat racun bagi manusia,
timbal
dapat menimbulkan rasa sakit pada mata,
logam tembaga(II) (Cu2+) (Ngatijo dkk.,
gangguan saluran pernafasan, dan paru-paru.
2011), metilen biru dan eosin (Zakir
Gas CO ini merupakan salah satu sebab utama
dkk., 2011), limbah yang mengandung
keracunan gas yang paling umum bagi kesehatan
fenol dan turunannya (Yuliati, 2009),
manusia (Arisma, 2010).
dan Gas NOx dengan campuran Cu-
Agar kadar emisi gas buang CO yang
keluar dari knalpot dapat memenuhi standar
baku mutu, maka dilakukan upaya pengendalian
antara lain dengan cara
pembakar,
modifikasi mesin
pengembangan
dan
(Sembodo,
NaA
2006),
(Riesthandie
ion
dan
Muwarni, 2010).
Sekam padi merupakan salah satu limbah
pertanian yang sangat berpotensi dimanfaatkan
sistem
sebagai biosorben sebab Indonesia merupakan
pembuangan gas buang. Upaya pengendalian
negara agraris menghasilkan limbah pertanian
emisi CO yang lain dan inovatif yakni subtitusi
berupa sekam sebesar 22% setiap tahunnya
bahan bakar untuk bensin, penambahan glass
(Nasution, 2006; Wilder, 2010). Di Sulawesi
wool, arang aktif, air atau bahan-bahan lain yang
Selatan, proses produksi gabah kering giling
berfungsi sebagai adsorben gas CO (Daryanto,
lebih dari 678.080 ton setiap tahunnya (Hamzah
1995).
dkk., 2009).
Seperti
yang
telah
reaktor
NaA
(Pb)
oleh
karbon yang dibuat dari limbah pertanian,
bahwa penambahan
termasuk sekam padi, umumnya memiliki
karbon aktif pada sistem pembuangan dapat
beberapa kelemahan seperti kapasitas adsorpsi
menurunkan kadar emisi CO pada kendaraan
relatif rendah, luas permukaan kecil, struktur
bermotor. Pemanfaatan karbon aktif komersial
mikropori terbatas, dan jalur difusi adsorbat (zat
(CAC) sebagai adsorben masih terbatas karena
pencemar) ke dalam partikel padat (partikel
biaya produksi yang cukup mahal. Oleh karena
adsorben) yang panjang (Milenkovic dkk., 2009;
itu, banyak penelitian dewasa ini yang mulai
Aggarwal dkk., 1999). Oleh karena itu dalam
melirik pembuatan karbon aktif dari bahan alam
penelitian ini memanfaatkan sekam padi sebagai
sebagai biosorben salah satunya sekam padi.
bahan pembuatan arang aktif untuk mengurangi
Cahyonugroho
kadar emisi gas CO pada kendaraan bermotor
Maryanto dkk. (2009)
melaporkan
dilakukan
Namun, pemanfaatan biosorben
(2007)
sekam
padi
telah
dapat
dimanfaatkan sebagai adsorben dalam
2
roda dua dalam mengatasi masalah pencemaran
kemudian dimasukkan kedalam cawan porselin
udara akibat emisi gas.
dan dipanaskan dalam muffle furnace pada suhu
400 oC selama 2 jam.
2.3 Pembuatan Pelet Karbon Aktif
Karbon aktif 100 gram dicampurkan
2. METODE PENELITIAN
dengan amilum bubuk 15 gram kemudian
2.1 Pembuatan karbon dari sekam padi
ditambahkan 100 mL akuades dan diaduk hingga
Sekam padi yang sudah bersih dan kering
o
tercampur rata. Campuran ini kemudian dibuat
dipanaskan dalam tungku pada suhu 400 C
pelet menggunakan alat pressing technology.
selama 2 jam sampai terbentuk karbon.
Pelet karbon aktif yang telah jadi kemudian
2.2 Aktivasi karbon menggunakan larutan
dikeringkan dalam oven pada suhu 80 oC selama
ZnCl2
2 jam.
Karbon direndam dalam larutan ZnCl2
2.4 Pembuatan Tabung Adsorbsi
selama 1 hari. Konsentrasi larutan ZnCl 2 adalah
Pipa paralon dengan diameter 5 cm
sebesar 10% (b/v). Karbon kemudian disaring
dipotong dengan panjang 20 cm, seperti yang
dan dicuci sampai bersih dengan akuades hingga
terlihat pada Gambar 1. Kemudian tabung yang
pH hasil cucian netral (pH = 7). Karbon aktif
telah jadi diisi dengan pelet karbon aktif.
Gambar 1. Tabung adsorbsi
3.4 Pengukuran Emisi Gas Kendaraan
mesin 800 rpm sampai dengan 1400 rpm atau
Kendaraan yang akan diukur ditempatkan
sesuai rekomendasi manufaktur. Dimasukkan
pada posisi datar. Dinyalakan dan dinaikkan
probe alat uji Portable Emissions Analyser
(akselerasi) putaran mesin hingga mencapai
(PEM-9004) ke pipa gas buang (knalpot) tunggu
1.900 rpm sampai dengan 2.100 rpm kemudian
20 detik dan dilakukan pengambilan data
tahan
konsentrasi gas yang terukur pada alat uji.
selama
kembalikan
60
pada
detik
kondisi
dan
idle.
selanjutnya
Dilakukan
Selanjutnya tabung adsorbsi yang berisi
pengukuran pada kondisi idle dengan putaran
karbon aktif disambungkan dengan knalpot
3
kendaraan kemudian dilakukan
pengukuran
seperti langkah diatas.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penentuan Kadar Emisi Gas Kendaraan Sepeda Motor
Tabel 1. Hasil pengukuran kadar emisi gas CO pada sepeda motor dengan PEM-9004
No
Tahun Awal Pemakaian
1
2
3
4
5
2007
2008
2009
2010
2011
1.2
Konsentrasi CO (%)
1,066
0,740
0,608
0,538
0,318
1,161
0,858
0,622
0,549
0,342
Rata- rata (%)
1,179
0,896
0,649
0,555
0,357
1,135
0,831
0,626
0,547
0,339
1.14
Konsentrasi CO (%)
1
0.83
0.8
0.63
0.6
0.55
0.34
0.4
0.2
0
2007
2008
2009
2010
2011
Tahun Awal Pemakaian
Diagram 1. Hasil pengukuran kadar emisi gas CO pada sepeda motor dengan PEM-9004
Berdasarkan data hasil pengukuran kadar
sebagian bahan bakar yang tidak terbakar yang
emisi gas CO pada sepeda motor dari tahun
ikut keluar bersama gas buang. Masa
pemakaian 2007-2011 dengan menggunakan
terkait
PEM-9004 (Tabel 1) diperoleh kadar CO
komponen
mesin
sepeda
minimum 0,339% dari emisi gas sepeda motor
komponen
yang
berperan
dengan pemakaian di tahun 2011, sedangkan
pembakaran yang mengalami kerusakan atau
kadar emisi CO maksimum diperoleh pada
penurunan unjuk kerja. Semakin tua umur
sepeda motor tahun 2007 yaitu sebesar 1,135%.
sepeda motor maka komponen- komponen mesin
dengan
umur
material
pakai
komponen-
motor
dalam
terutama
proses
Dari diagram 1 mempelihatkan bahwa
(yang berperan penting pada proses pembakaran)
semakin lama masa pakai kendaraan sepeda
telah banyak mengalami keausan. Tahun kelima
motor maka semakin tinggi kadar emisi gas CO
dari masa pakai merupakan tahun kritis bagi
yang dihasilkan. Hal ini disebabkan adanya
komponen-komponen mesin dari sebuah sepeda
4
motor, sehingga pada tahun kelima umumnya
dilihat dengan pengukuran gas. Pengukuran gas
semua komponen tersebut harus diservis karena
dilakukan
operasinya tidak optimal lagi. Disamping itu,
kendaraan sepeda motor pada adsorben karbon
semakin
yang
aktif sebanyak 25 gram. Daya adsorpsi gas CO
menempel pada saringan udara sehingga udara
karbon aktif sekam padi dapat dilihat dengan
tidak lancar masuk ke karburator (Sayoga,
membandingkan hasil pengukuran emisi gas CO
2001).
tanpa adsorben.
banyak
kotoran-kotoran
dengan
melewatkan
emisi
gas
3.2 Penentuan Potensi Karbon Aktif Sekam
Hasil uji karbon aktif dari limbah sekam
Padi untuk mengurangi Kadar Emisi
padi sebagai adsorben gas CO pada sistem
Gas CO pada Kendaraan Sepeda Motor
pembakaran kendaraan sepeda motor dengan
Adsorpsi gas CO dengan adsorben karbon
perlakuan aktivasi kimia ZnCl2 dapat dilihat
aktif yang berasal dari limbah sekam padi dapat
pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kadar Emisi Gas Buang CO dengan Penambahan Arang Aktif Sekam
Padi Pada Kendaraan Motor menggunakan PEM-9004.
Kendaraan
Motor
Pengukuran tanpa
karbon aktif (%)
Pengkuran dengan
karbon aktif (%)
Penurunan
Emisi (%)
I
1,377
1,234
0,143
II
1,396
1,238
0,158
III
1,443
1,288
0,155
1.44
Konsentrasi CO (%)
1.45
1.4
1.38
1.4
1.35
1.3
1.25
1.29
1.24
1.23
1.2
Pengukuran tanpa karbon aktif
Pengkuran dengan karbon aktif
1.15
1.1
konsentrasi CO(%)
I
Diagram 2. Hasil Pengukuran Kadar Emisi Gas CO dengan Penambahan Pelet Arang Aktif Sekam
Padi pada Sistem Pembuangan Sepeda Motor menggunakan PEM-9004.
5
Berdasarkan data di Tabel 2 dan Diagram
dijadikan salah satu altenatif dalam mengurangi
2, hasil pengukuran emisi gas (I), konsentrasi
tingkat pencemaran gas CO yang diakibatkan
kadar emisi gas CO sebelum penambahan
oleh kendaraan sehingga kualitas udara menjadi
karbon aktif sebesar 1,377%, sedangkan setelah
lebih baik.
penambahan dengan arang aktif diperoleh hasil
4. KESIMPULAN DAN SARAN
sebesar 1,234%. Dengan demikian pemakaian
4.1 Kesimpulan
arang aktif
menyebabkan penurunan sebesar
Berdasarkan
penelitian
yang
0,143% atau dengan persentase penurunan rata –
telah
rata sebesar 10,38%. Pada pengukuran emisi gas
motor dengan tahun pemakaian 2007-
(II), konsentrasi kadar emisi gas CO sebelum
2011 diperoleh hasil berurut-turut sebesar
penambahan sebesar 1,396%, sedangkan setelah
1,135%, 0,831%; 0,626%; 0,547% dan 0,339%,
diadakan
penambahan
maka
diperoleh
hasil
dengan
sebesar
arang
dapat
terhadap
sepeda
disimpulkan
bahwa
Dengan
semakin tua umur mesin kendaraan
demikian pemakaian arang aktif menyebabkan
sepeda motor semakin besar pula
penurunan
dengan
kadar emisi gas CO yang dihasilkan.
persentase penurunan rata – rata sebesar 11,32%.
Karbon sekam padi sebanyak 25 gram
Pada pengukuran emisi gas
yang telah diaktivasi memiliki potensi
sebesar
1,238%.
aktif
dilakukan
0,158%
atau
(III), konsentrasi
kadar emisi gas CO sebelum penambahan
untuk
sebesar 1,443%, sedangkan setelah diadakan
kendaraan
penambahan dengan arang aktif diperoleh hasil
10,81%.
sebesar 1,288%. Dengan demikian pemakaian
4.2 Saran
arang aktif
menyerap
sepeda
emisi
gas
motor
CO
sebasar
menyebabkan penurunan sebesar
Untuk
0,155% atau dengan persentase penurunan rata –
disarankan:
rata sebesar 10,74%.
1. Melakukan penelitian menggunakan
penelitian
selanjutnya
Dari ketiga hasil pengukuran tersebut
karbon sekam padi tanpa diaktivasi
diperoleh bahwa karbon aktif sekam padi
untuk mengurangi kadar emisi gas
sebanyak 25 gram mampu mengurangi kadar
pada
emisi gas CO dari kendaraan sepeda motor
sebesar 10,81%. Meskipun kendaraan sepeda
motor yang diuji kadar emisinya masih di bawah
ambang
batas
sesuai
dengan
peraturan
kementrian lingkungan hidup tahun 2006 sebesar
4,5%.
Namun penambahan arang aktif pada
sistem pembakaran kendaraan bermotor dapat
kendaraan
sepeda
motor
sebagai perbandingan.
2. Melakukan penelitian menggunakan
karbon aktif dari bahan lain untuk
mengurangi kadar emisi gas pada
kendaraan sepeda motor sebagai
perbandingan.
6
3. Melakukan penelitian tentang waktu
optimum (batas kejenuhan) karbon
aktif untuk menyerap emisi gas
buang.
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, D., Goyal, M., dan Bansal,
R.C.,
1999,
Adsorption
of
Chromium by Activated Carbon
from Aqueous Solution, Carbon,
37, (1); 1989-1997.
Arisma, D., 2010, Pengaruh Penambahan
Reheater pada Knalpot terhadap Emisi
Gas Buang CO Sepeda Motor Yamaha
Jupiter Z Tahun 2004, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Budiraharjo, H., 1991, Pencemaran Udara di
DKI Jakarta Paru, Jakarta.
Cahyonugroho, O.H., 2007, Kinetika Adsorpsi
WarnaLimbah Tekstil dengan Abu Sekam
Padi Menggunakan Reagen Tawas,
Jurnal Teknik Kimia, 1, (2); 59-64.
Daryanto, 1995, Masalah Pencemaran, Transito,
Bandung.
Hamzah, N., Nuzul, M., dan Musa, L., 2009,
Pemanfaatan Sekam Padi sebagai Briket
Bahan Bakar pada Rumah Tangga,
Jurnal Teknologi, 9, (1); 37-45.
Kementrian
Lingkungan
Hidup,
2006,
Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 05 Tahun 2006 Tentang
Ambang Batas Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor Lama.
Maryanto, D., Mulasari, S. A., dan Suryani, D.,
2009, Penurunan Kadar Emisi Gas Buang
Karbon Monoksida (CO) dengan
Penambahan
Arang
Aktif
pada
Kendaraan Bermotor di Yogyakarta,
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3, (3);
162-232.
Milenkovic, D.D., Dasic, P.V., dan Veljkovic,
V.B.,
2009,
Ultrasound-assisted
adsorption of copper(II) ions on hazelnut
shell activated carbon, Ultrason.
Sonochem, 16, (2); 557-563.
Nasution, D.Y., 2006, Pengaruh Ukuran Partikel
dan Berat Abu Sekam Padi sebagai
Bahan Pengisi Terhadap Sifat Kuat
Sobek, Kekerasan dan Ketahanan Abrasi
Kompon, Jurnal Sains Kimia, 10, (2); 8691.
Ngatijo, Faried, F., dan Lestari, I., 2011,
Pemanfaatan Abu Sekam Padi (ASP)
Payo dari Kerinci sebagai Sumber Silika
dan Aplikasinya dalam Ekstraksi Fasa
Padat Ion Tembaga (II), Jurnal
Penelitian Universitas Jambi Seri Sains,
13 (2) : 47-52.
Riesthandie, dan Murwani, I.K., 2010,
Pemanfaatan Cu-NaA dan NaA
dengan prekursor SiO2 dari
sekam padi untuk adsorpsi gas
NOx, Prosiding Kimia FMIPA-ITS,
SK-06.
Sembodo, B.S.T., 2006, Model Kinetika
Langmuir untuk Adsorpsi Timbal
pada
Abu
Sekam
Padi,
Ekuilibrium, 5, (1); 28–33.
Teledyne
Analytical
Instruments,
2008,
Operating Instructions For PEM-9004
Portable Emissions Analyzer.
Wilder, O., 2010, Sekam Padi sebagai
Sumber
Energi
Alternatif,
(Online),
(http://layong.blog.binusian.org/20
10/08/04/sekam-padi-sebagaisumber-energi-alternatif, diakses
tanggal 17 Oktober 2013).
Yuliati, F., 2009, Kajian Produksi Arang Aktif
dari Sekam Padi untuk Pengolahan Air
7
Limbah Industri, Makalah disajikan pada
Seminar
Nasional
Teknik
Kimia
Indonesia, Program Studi Teknik Kimia
Jurusan
Teknologi
Industri
ITB,
Bandung, Oktober.
Yuliati, F., dan Susanto, H., 2011, Kajian
Pemanfaatan Arang Sekam Padi Aktif
sebagai Pengolah Air Limbah Gasifikasi,
Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 10, (1);
9–17.
Zakir, M., Maming, dan Achmad, A., 2011,
Adsorption of Methylene Blue and Eosin
on Rice Husk Based Activated Carbon,
Indo. Chem. Acta.,4, (2); 1-6.
8
KENDARAAN SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN PEM-9004
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA UNHAS Makassar
Rusdianto, Abd. Wahid Wahab, Maming
ABSTRAK
Sepeda motor merupakan penyumbang polusi udara terbesar di Indonesia yaitu mencapai 70 - 80%. Emisi yang
dihasilkan oleh kendaraan bermotor akan mencemari lingkungan dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, salah
satunya adalah gas karbon monoksida (CO). Gas CO bersifat sangat beracun dan bisa mengakibatkan kematian.
Pengujian emisi gas CO dilakukan terhadap beberapa sepeda motor dari keluaran tahun 2007-2011 menggunakan alat
PEM - 9004. Hasil pengukuran kadar emisi gas CO pada sepeda motor tahun 2007-2011 berurut-turut sebesar 1,135%,
0,831%; 0,626%; 0,547% dan 0,339%. Data tersebut menunjukkan bahwa semakin tua usia mesin maka semakin besar
pula kadar emisi gas CO yang dihasilkan. Penggunaan karbon aktif sekam padi mampu mengurangi emisi gas CO
sebesar 10,81%.
Kata Kunci: sepeda motor, emisi CO, karbon aktif, PEM-9004.
ABSTRACT
Motorcycles are the largest contributor to air pollution in Indonesia, reaching 70-80%. Emissions produced by
motor vehicles would pollute the environment and are very dangerous for human health, one of which is the gas carbon
monoxide (CO). CO gas is highly toxic and can cause death. CO emissions testing conducted on some of the motorcycle
output in 2007-2011 using a PEM - 9004. Results of measurement CO emissions in the 2007-2011 motorcycle also
sequential-by 1,135%; 0,831%; 0,626%; 0,547% and 0,339%. The data showed that the older machine age, the greater
levels emissions of CO gas produced. The use of rice husk activated carbon can reduce CO emissions by 10,81%.
Keywords: motorcycle, emissions of CO, activated carbon, PEM-9004.
1. PENDAHULUAN
Kendaraan bermotor dengan jenis dan
lingkungan dan kesehatan manusia.
Gas-gas
merk yang berbeda mengalami peningkatan
beracun dari jutaan knalpot setiap harinya
jumlah di tiap tahunnya. Peningkatan ini
menimbulkan masalah karena berdampak pada
disebabkan
penurunan
semakin
tingginya
aktivitas
kualitas
udara
yang
dapat
masyarakat yang sangat membutuhkan sarana
mengakibatkan berbagai penyakit kronis bila
transportasi untuk kelancaran aktivitas mereka.
dihirup
Seiring
tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya (Arisma,
meningkatnya
jumlah
kendaraan
bermotor mengakibatkan semakin menurunnya
bermotor
tersebut
manusia,
kerusakan
jaringan
2010).
kualitas udara. Gas buang yang ditimbulkan dari
kendaraan
oleh
Gas buang yang dihasilkan dari sisa
menimbulkan
pembakaran pada sepeda motor terdiri dari
polusi udara sebesar 70 - 80%, sedangkan
berbagai macam gas, ada yang beracun dan ada
pencemaran udara akibat industri hanya 20 -
juga yang tidak beracun.
30% saja (Budihardjo, 1991).
seperti
Emisi gas dari kendaraan bermotor dapat
menimbulkan
dampak
yang
buruk
bagi
Diantara
CO,
gas
HC
Gas yang beracun
(hidrokarbon)
yang
beracun
dan
tersebut,
NOx.
CO
memiliki persentase yang paling besar yaitu
1
60%. Gas CO tidak berwarna, serta tidak berbau
proses adsorpsi warna limbah tekstil
sehingga sulit diketahui.
Gas CO yang
denga reagen tawas. Sekam padi juga
berpengaruh bagi kesehatan makhluk hidup
menunjukkan hasil yang baik sebagai
perlu mendapat kajian khusus, karena gas CO
adsorben pada proses adsorpsi logam
hasil pembakaran bersifat racun bagi manusia,
timbal
dapat menimbulkan rasa sakit pada mata,
logam tembaga(II) (Cu2+) (Ngatijo dkk.,
gangguan saluran pernafasan, dan paru-paru.
2011), metilen biru dan eosin (Zakir
Gas CO ini merupakan salah satu sebab utama
dkk., 2011), limbah yang mengandung
keracunan gas yang paling umum bagi kesehatan
fenol dan turunannya (Yuliati, 2009),
manusia (Arisma, 2010).
dan Gas NOx dengan campuran Cu-
Agar kadar emisi gas buang CO yang
keluar dari knalpot dapat memenuhi standar
baku mutu, maka dilakukan upaya pengendalian
antara lain dengan cara
pembakar,
modifikasi mesin
pengembangan
dan
(Sembodo,
NaA
2006),
(Riesthandie
ion
dan
Muwarni, 2010).
Sekam padi merupakan salah satu limbah
pertanian yang sangat berpotensi dimanfaatkan
sistem
sebagai biosorben sebab Indonesia merupakan
pembuangan gas buang. Upaya pengendalian
negara agraris menghasilkan limbah pertanian
emisi CO yang lain dan inovatif yakni subtitusi
berupa sekam sebesar 22% setiap tahunnya
bahan bakar untuk bensin, penambahan glass
(Nasution, 2006; Wilder, 2010). Di Sulawesi
wool, arang aktif, air atau bahan-bahan lain yang
Selatan, proses produksi gabah kering giling
berfungsi sebagai adsorben gas CO (Daryanto,
lebih dari 678.080 ton setiap tahunnya (Hamzah
1995).
dkk., 2009).
Seperti
yang
telah
reaktor
NaA
(Pb)
oleh
karbon yang dibuat dari limbah pertanian,
bahwa penambahan
termasuk sekam padi, umumnya memiliki
karbon aktif pada sistem pembuangan dapat
beberapa kelemahan seperti kapasitas adsorpsi
menurunkan kadar emisi CO pada kendaraan
relatif rendah, luas permukaan kecil, struktur
bermotor. Pemanfaatan karbon aktif komersial
mikropori terbatas, dan jalur difusi adsorbat (zat
(CAC) sebagai adsorben masih terbatas karena
pencemar) ke dalam partikel padat (partikel
biaya produksi yang cukup mahal. Oleh karena
adsorben) yang panjang (Milenkovic dkk., 2009;
itu, banyak penelitian dewasa ini yang mulai
Aggarwal dkk., 1999). Oleh karena itu dalam
melirik pembuatan karbon aktif dari bahan alam
penelitian ini memanfaatkan sekam padi sebagai
sebagai biosorben salah satunya sekam padi.
bahan pembuatan arang aktif untuk mengurangi
Cahyonugroho
kadar emisi gas CO pada kendaraan bermotor
Maryanto dkk. (2009)
melaporkan
dilakukan
Namun, pemanfaatan biosorben
(2007)
sekam
padi
telah
dapat
dimanfaatkan sebagai adsorben dalam
2
roda dua dalam mengatasi masalah pencemaran
kemudian dimasukkan kedalam cawan porselin
udara akibat emisi gas.
dan dipanaskan dalam muffle furnace pada suhu
400 oC selama 2 jam.
2.3 Pembuatan Pelet Karbon Aktif
Karbon aktif 100 gram dicampurkan
2. METODE PENELITIAN
dengan amilum bubuk 15 gram kemudian
2.1 Pembuatan karbon dari sekam padi
ditambahkan 100 mL akuades dan diaduk hingga
Sekam padi yang sudah bersih dan kering
o
tercampur rata. Campuran ini kemudian dibuat
dipanaskan dalam tungku pada suhu 400 C
pelet menggunakan alat pressing technology.
selama 2 jam sampai terbentuk karbon.
Pelet karbon aktif yang telah jadi kemudian
2.2 Aktivasi karbon menggunakan larutan
dikeringkan dalam oven pada suhu 80 oC selama
ZnCl2
2 jam.
Karbon direndam dalam larutan ZnCl2
2.4 Pembuatan Tabung Adsorbsi
selama 1 hari. Konsentrasi larutan ZnCl 2 adalah
Pipa paralon dengan diameter 5 cm
sebesar 10% (b/v). Karbon kemudian disaring
dipotong dengan panjang 20 cm, seperti yang
dan dicuci sampai bersih dengan akuades hingga
terlihat pada Gambar 1. Kemudian tabung yang
pH hasil cucian netral (pH = 7). Karbon aktif
telah jadi diisi dengan pelet karbon aktif.
Gambar 1. Tabung adsorbsi
3.4 Pengukuran Emisi Gas Kendaraan
mesin 800 rpm sampai dengan 1400 rpm atau
Kendaraan yang akan diukur ditempatkan
sesuai rekomendasi manufaktur. Dimasukkan
pada posisi datar. Dinyalakan dan dinaikkan
probe alat uji Portable Emissions Analyser
(akselerasi) putaran mesin hingga mencapai
(PEM-9004) ke pipa gas buang (knalpot) tunggu
1.900 rpm sampai dengan 2.100 rpm kemudian
20 detik dan dilakukan pengambilan data
tahan
konsentrasi gas yang terukur pada alat uji.
selama
kembalikan
60
pada
detik
kondisi
dan
idle.
selanjutnya
Dilakukan
Selanjutnya tabung adsorbsi yang berisi
pengukuran pada kondisi idle dengan putaran
karbon aktif disambungkan dengan knalpot
3
kendaraan kemudian dilakukan
pengukuran
seperti langkah diatas.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penentuan Kadar Emisi Gas Kendaraan Sepeda Motor
Tabel 1. Hasil pengukuran kadar emisi gas CO pada sepeda motor dengan PEM-9004
No
Tahun Awal Pemakaian
1
2
3
4
5
2007
2008
2009
2010
2011
1.2
Konsentrasi CO (%)
1,066
0,740
0,608
0,538
0,318
1,161
0,858
0,622
0,549
0,342
Rata- rata (%)
1,179
0,896
0,649
0,555
0,357
1,135
0,831
0,626
0,547
0,339
1.14
Konsentrasi CO (%)
1
0.83
0.8
0.63
0.6
0.55
0.34
0.4
0.2
0
2007
2008
2009
2010
2011
Tahun Awal Pemakaian
Diagram 1. Hasil pengukuran kadar emisi gas CO pada sepeda motor dengan PEM-9004
Berdasarkan data hasil pengukuran kadar
sebagian bahan bakar yang tidak terbakar yang
emisi gas CO pada sepeda motor dari tahun
ikut keluar bersama gas buang. Masa
pemakaian 2007-2011 dengan menggunakan
terkait
PEM-9004 (Tabel 1) diperoleh kadar CO
komponen
mesin
sepeda
minimum 0,339% dari emisi gas sepeda motor
komponen
yang
berperan
dengan pemakaian di tahun 2011, sedangkan
pembakaran yang mengalami kerusakan atau
kadar emisi CO maksimum diperoleh pada
penurunan unjuk kerja. Semakin tua umur
sepeda motor tahun 2007 yaitu sebesar 1,135%.
sepeda motor maka komponen- komponen mesin
dengan
umur
material
pakai
komponen-
motor
dalam
terutama
proses
Dari diagram 1 mempelihatkan bahwa
(yang berperan penting pada proses pembakaran)
semakin lama masa pakai kendaraan sepeda
telah banyak mengalami keausan. Tahun kelima
motor maka semakin tinggi kadar emisi gas CO
dari masa pakai merupakan tahun kritis bagi
yang dihasilkan. Hal ini disebabkan adanya
komponen-komponen mesin dari sebuah sepeda
4
motor, sehingga pada tahun kelima umumnya
dilihat dengan pengukuran gas. Pengukuran gas
semua komponen tersebut harus diservis karena
dilakukan
operasinya tidak optimal lagi. Disamping itu,
kendaraan sepeda motor pada adsorben karbon
semakin
yang
aktif sebanyak 25 gram. Daya adsorpsi gas CO
menempel pada saringan udara sehingga udara
karbon aktif sekam padi dapat dilihat dengan
tidak lancar masuk ke karburator (Sayoga,
membandingkan hasil pengukuran emisi gas CO
2001).
tanpa adsorben.
banyak
kotoran-kotoran
dengan
melewatkan
emisi
gas
3.2 Penentuan Potensi Karbon Aktif Sekam
Hasil uji karbon aktif dari limbah sekam
Padi untuk mengurangi Kadar Emisi
padi sebagai adsorben gas CO pada sistem
Gas CO pada Kendaraan Sepeda Motor
pembakaran kendaraan sepeda motor dengan
Adsorpsi gas CO dengan adsorben karbon
perlakuan aktivasi kimia ZnCl2 dapat dilihat
aktif yang berasal dari limbah sekam padi dapat
pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kadar Emisi Gas Buang CO dengan Penambahan Arang Aktif Sekam
Padi Pada Kendaraan Motor menggunakan PEM-9004.
Kendaraan
Motor
Pengukuran tanpa
karbon aktif (%)
Pengkuran dengan
karbon aktif (%)
Penurunan
Emisi (%)
I
1,377
1,234
0,143
II
1,396
1,238
0,158
III
1,443
1,288
0,155
1.44
Konsentrasi CO (%)
1.45
1.4
1.38
1.4
1.35
1.3
1.25
1.29
1.24
1.23
1.2
Pengukuran tanpa karbon aktif
Pengkuran dengan karbon aktif
1.15
1.1
konsentrasi CO(%)
I
Diagram 2. Hasil Pengukuran Kadar Emisi Gas CO dengan Penambahan Pelet Arang Aktif Sekam
Padi pada Sistem Pembuangan Sepeda Motor menggunakan PEM-9004.
5
Berdasarkan data di Tabel 2 dan Diagram
dijadikan salah satu altenatif dalam mengurangi
2, hasil pengukuran emisi gas (I), konsentrasi
tingkat pencemaran gas CO yang diakibatkan
kadar emisi gas CO sebelum penambahan
oleh kendaraan sehingga kualitas udara menjadi
karbon aktif sebesar 1,377%, sedangkan setelah
lebih baik.
penambahan dengan arang aktif diperoleh hasil
4. KESIMPULAN DAN SARAN
sebesar 1,234%. Dengan demikian pemakaian
4.1 Kesimpulan
arang aktif
menyebabkan penurunan sebesar
Berdasarkan
penelitian
yang
0,143% atau dengan persentase penurunan rata –
telah
rata sebesar 10,38%. Pada pengukuran emisi gas
motor dengan tahun pemakaian 2007-
(II), konsentrasi kadar emisi gas CO sebelum
2011 diperoleh hasil berurut-turut sebesar
penambahan sebesar 1,396%, sedangkan setelah
1,135%, 0,831%; 0,626%; 0,547% dan 0,339%,
diadakan
penambahan
maka
diperoleh
hasil
dengan
sebesar
arang
dapat
terhadap
sepeda
disimpulkan
bahwa
Dengan
semakin tua umur mesin kendaraan
demikian pemakaian arang aktif menyebabkan
sepeda motor semakin besar pula
penurunan
dengan
kadar emisi gas CO yang dihasilkan.
persentase penurunan rata – rata sebesar 11,32%.
Karbon sekam padi sebanyak 25 gram
Pada pengukuran emisi gas
yang telah diaktivasi memiliki potensi
sebesar
1,238%.
aktif
dilakukan
0,158%
atau
(III), konsentrasi
kadar emisi gas CO sebelum penambahan
untuk
sebesar 1,443%, sedangkan setelah diadakan
kendaraan
penambahan dengan arang aktif diperoleh hasil
10,81%.
sebesar 1,288%. Dengan demikian pemakaian
4.2 Saran
arang aktif
menyerap
sepeda
emisi
gas
motor
CO
sebasar
menyebabkan penurunan sebesar
Untuk
0,155% atau dengan persentase penurunan rata –
disarankan:
rata sebesar 10,74%.
1. Melakukan penelitian menggunakan
penelitian
selanjutnya
Dari ketiga hasil pengukuran tersebut
karbon sekam padi tanpa diaktivasi
diperoleh bahwa karbon aktif sekam padi
untuk mengurangi kadar emisi gas
sebanyak 25 gram mampu mengurangi kadar
pada
emisi gas CO dari kendaraan sepeda motor
sebesar 10,81%. Meskipun kendaraan sepeda
motor yang diuji kadar emisinya masih di bawah
ambang
batas
sesuai
dengan
peraturan
kementrian lingkungan hidup tahun 2006 sebesar
4,5%.
Namun penambahan arang aktif pada
sistem pembakaran kendaraan bermotor dapat
kendaraan
sepeda
motor
sebagai perbandingan.
2. Melakukan penelitian menggunakan
karbon aktif dari bahan lain untuk
mengurangi kadar emisi gas pada
kendaraan sepeda motor sebagai
perbandingan.
6
3. Melakukan penelitian tentang waktu
optimum (batas kejenuhan) karbon
aktif untuk menyerap emisi gas
buang.
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal, D., Goyal, M., dan Bansal,
R.C.,
1999,
Adsorption
of
Chromium by Activated Carbon
from Aqueous Solution, Carbon,
37, (1); 1989-1997.
Arisma, D., 2010, Pengaruh Penambahan
Reheater pada Knalpot terhadap Emisi
Gas Buang CO Sepeda Motor Yamaha
Jupiter Z Tahun 2004, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Budiraharjo, H., 1991, Pencemaran Udara di
DKI Jakarta Paru, Jakarta.
Cahyonugroho, O.H., 2007, Kinetika Adsorpsi
WarnaLimbah Tekstil dengan Abu Sekam
Padi Menggunakan Reagen Tawas,
Jurnal Teknik Kimia, 1, (2); 59-64.
Daryanto, 1995, Masalah Pencemaran, Transito,
Bandung.
Hamzah, N., Nuzul, M., dan Musa, L., 2009,
Pemanfaatan Sekam Padi sebagai Briket
Bahan Bakar pada Rumah Tangga,
Jurnal Teknologi, 9, (1); 37-45.
Kementrian
Lingkungan
Hidup,
2006,
Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 05 Tahun 2006 Tentang
Ambang Batas Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor Lama.
Maryanto, D., Mulasari, S. A., dan Suryani, D.,
2009, Penurunan Kadar Emisi Gas Buang
Karbon Monoksida (CO) dengan
Penambahan
Arang
Aktif
pada
Kendaraan Bermotor di Yogyakarta,
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3, (3);
162-232.
Milenkovic, D.D., Dasic, P.V., dan Veljkovic,
V.B.,
2009,
Ultrasound-assisted
adsorption of copper(II) ions on hazelnut
shell activated carbon, Ultrason.
Sonochem, 16, (2); 557-563.
Nasution, D.Y., 2006, Pengaruh Ukuran Partikel
dan Berat Abu Sekam Padi sebagai
Bahan Pengisi Terhadap Sifat Kuat
Sobek, Kekerasan dan Ketahanan Abrasi
Kompon, Jurnal Sains Kimia, 10, (2); 8691.
Ngatijo, Faried, F., dan Lestari, I., 2011,
Pemanfaatan Abu Sekam Padi (ASP)
Payo dari Kerinci sebagai Sumber Silika
dan Aplikasinya dalam Ekstraksi Fasa
Padat Ion Tembaga (II), Jurnal
Penelitian Universitas Jambi Seri Sains,
13 (2) : 47-52.
Riesthandie, dan Murwani, I.K., 2010,
Pemanfaatan Cu-NaA dan NaA
dengan prekursor SiO2 dari
sekam padi untuk adsorpsi gas
NOx, Prosiding Kimia FMIPA-ITS,
SK-06.
Sembodo, B.S.T., 2006, Model Kinetika
Langmuir untuk Adsorpsi Timbal
pada
Abu
Sekam
Padi,
Ekuilibrium, 5, (1); 28–33.
Teledyne
Analytical
Instruments,
2008,
Operating Instructions For PEM-9004
Portable Emissions Analyzer.
Wilder, O., 2010, Sekam Padi sebagai
Sumber
Energi
Alternatif,
(Online),
(http://layong.blog.binusian.org/20
10/08/04/sekam-padi-sebagaisumber-energi-alternatif, diakses
tanggal 17 Oktober 2013).
Yuliati, F., 2009, Kajian Produksi Arang Aktif
dari Sekam Padi untuk Pengolahan Air
7
Limbah Industri, Makalah disajikan pada
Seminar
Nasional
Teknik
Kimia
Indonesia, Program Studi Teknik Kimia
Jurusan
Teknologi
Industri
ITB,
Bandung, Oktober.
Yuliati, F., dan Susanto, H., 2011, Kajian
Pemanfaatan Arang Sekam Padi Aktif
sebagai Pengolah Air Limbah Gasifikasi,
Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 10, (1);
9–17.
Zakir, M., Maming, dan Achmad, A., 2011,
Adsorption of Methylene Blue and Eosin
on Rice Husk Based Activated Carbon,
Indo. Chem. Acta.,4, (2); 1-6.
8