IMPLIKASI PP NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG
TOPIKAL PAPER
Government Environment
IMPLIKASI PP NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI
KHUSUS BITUNG TERHADAP BISNIS 3PL (THIRD PARTY LOGISTIC)
(STUDY KASUS PT. PARANI ARTAMANDIRI)
Pengajar:
Dyah Mutiarin, M.Si., Ph.D.
Abul Aswad
13/360863/PEK/19147
Eks-B 27-A JKT
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
JAKARTA
2015
I.
Executive Summary
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang
telah di publikasikan tahun 2011 oleh pemerintah, Bab II tentang prinsip dasar, prasyarat
keberhasilan dan strategi utama MP3EI salah satunya adalah Peningkatan Potensi Ekonomi
Wilayah Melalui Koridor Ekonomi dan Penguatan Konektivitas Nasional.
Mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014
Tentang Kawasan Ekonomi Khusus Bitung Pasal 4 “Kawasan Ekonomi Khusus Bitung
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas: (1) Zona Industri. (2) Zona Logistik, dan
(3) Zona Pengolahan Ekspor.” Undang-Undang No. 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan
Ekonomi Khusus.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung meliputi bidang perikanan, industry kelapa,
dan dukungan logistic lainnya di wilayah Indonesia Timur, dengan total luas 534 ha, KEK
Bitung terletak didesa Tanjung Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Pengelolaan sepenuhnya
diserahkan kepada pemerintah provinsi. Memiliki keunggulan geo-ekonomi antara lain lokasi
strategis sebagai pusat pertumbuhan serta pusat distribusi barang dan penunjang logistic di
kawasan timur Indonesia serta memiliki akses internasional khususnya ke BIMP-EAGA,
AIDA, Asia Timur, dan Pasifik. Selain itu, lokasi yang diusulkan berdekatan dengan rencana
pengembangan International Hub Port (IHP) yang memiliki pelabuhan alam yang dalam.
Lokasi tersebut juga sangat strategis untuk industry pengolahan perikanan di mana
Sulawesi adalah salah satu penghasil ikan terbesar di Indonesia yang mampu memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) dan salah satu
eksportir ikan terbesar di Indonesia. Terintegrasi dengan konsep pengembangan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Manado – Bitung, pengembangan jaringan jalan
tol Manado – Bitung, dan pengembangan IHP Bitung.
II.
Company Profile
PT. Parani Artamandiri (Parani) merupakan sebuah perusahaan logistik & transportasi
yang memiliki core bisnis pengiriman unit motor, mobil, cargo in-out bound. Membangun
bisnis sejak tahun 1970-an, PT. Parani telah membuktikan eksistensi nya dalam dunia
logistik & transportasi.
Tergabung dalam Asosiasi Logistik & Transportasi Nasional dan Gabungan Perusahaan
Ekspedisi & Forwarder Indonesia, PT. Parani memiliki komitmen yang kuat dalam berbisnis,
dengan visi “ Menjadi perusahaan logistik & transportasi terbesar di Indonesia yang
memberikan layanan solusi Ter-integrasi dan inovatif “. Berjalan dalam koridor eksistensi
bisnis dengan misi “Berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan kualitas pelayanan
terbaik berdasarkan profesionalisme dan hubungan yang saling menguntungkan “, dan
penerapan kebijakan internal dengan berpegang teguh pada nilai-nilai inti perusahan “
Accountability
Continuous
Total
improvement
(ACTIVE)”.
1
Integrity
Value-Added
Excellent
III. Issue
Dalam tulisan ini akan coba diangkat peluang yang muncul bagi industry khususnya
logistic dan transportasi terkait dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dimana dalam KEK diberlakukan beberapa
perlakuan khusus mengenai kepabeanan, perpajakan, perijinan, keimigrasian, dan
ketenagakerjaan, studi kasus PT. Parani Artamandiri.
IV. Analysis
Teori Pertumbuhan Ekonomi, Menurut Kuznets (1969) pertumbuhan ekonomi adalah
kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan
berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan
oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan), dan ideologi
terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. Menurut Kuncoro (2003) menyatakan bahwa
pendekatan pembangunan lebih memfokuskan pada peningkatan PDRB suatu provinsi,
kabupaten, atau kota. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan
angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto).
Sumber: (www.sulut.bps.go.id)
Sesuai dengan teori pusat pertumbuhan (The Growth Pole Theory), keuntungan
bertempat di daerah terkonsentrasi adalah terciptanya skala ekonomis (Economies of scale)
dan economies of agglomeration (economies of localization). Dikatakan economies of scale,
karena dalam berproduksi sudah berdasarkan spesialisasi, sehingga produksi menjadi lebih
besar dan biaya per unitnya menjadi lebih efisien. Economies of agglomeration adalah
keuntungan karena ditempat tersebut terdapat berbagai keperluan dan fasilitas yang dapat
digunakan untuk memperlancar kegiatan perusahaan, seperti: jasa perbankan, asuransi,
perbengkelan,
perusahaan
listrik,
perusahaan
air
bersih,
tempat-tempat
keterampilan, media untuk mengiklankan produk, dan lain sebagainya.
2
pelatihan
Jasa pengiriman barang (ekspedisi), memiliki peranan penting dalam menunjang
kelancaran perekonomian nasional. Pentingnya jasa ekspedisi tercermin pada sarana dalam
menunjang distribusi dan transportasi, sehingga dapat memperlancar arus barang secara
efisien dengan kecepatan dan ketepatan dalam kegiatan ekspor dan import di perdagangan
nasional maupun internasional. Dalam menghadapi globalisasi dan era perdagangan bebas,
perananan perusahaan ekspeditur yang mempunyai nilai lebih dalam jasa logistik & mata
rantai distribusi barang (Logistics and Supply Chain) semakin lebih penting lagi bagi para
industri dan perusahaan yang mempunyai ketergantungan besar terhadap kecepatan dan
ketepatan yang diperuntunkan kepada penerima barang.
Menggeliatnya 4 sektor utama di Sulawesi berdasarkan data diatas, dapat mendorong
pertumbuhan dan peningkatan kinerja usaha jasa pengiriman barang. Industry manufaktur,
pertanian dan perdagangan yang selama ini mengalami pertumbuhan yang baik dapat
menjadi sumber utama penghasilan bagi sector pengangkutan. Ketergantungan yang sangat
besar terhadap upaya dari pemerintah dalam membuat kebijakan-kenijakan yang mendukung
industry logistic dan transportasi mengingat biaya logistic Indonesia saat ini yang masih
terlampau tinggi dibandingkan dengan Negara-negara tetangga lainnya, lebih jauh, sarana
dan prasarana (infrastructure) masih merupakan fundamental isu bagi industry logistic dan
transportasi di Indonesia.
Gangguan produksi dan distribusi umumnya terjadi pada komoditas pangan, sehingga
harga komoditas pangan sering bergejolak (volatile food) dan sering menyebabkan inflasi di
Indonesia susah dikendalikan dan susah diprediksi. Memadukan transportasi antar moda
(Kapal Laut dan truk) dari basis produksi hingga ke konsumen, serta meningkatkan sarana
dan prasarana inti pendukung transportasi antar moda tersebut merupakan salah satu kunci
menjaga inflasi daerah dan nasional pada umumnya.
3
Sektor Jasa Pengangkutan Sulut
V.
Final Oppinion
Perekonomian Sulawesi Utara (Sulut) yang didominasi oleh 4 sektor unggulan yakni
pertanian,
industry perikanan,
perdagangan dan pengangkutan.
Kontribusi sector
pengangkutan ini masih menjadi yang cukup besar dalam 4 sektor unggulan Kota Bitung dan
terkait dengan bisnis PT. Parani Artamandiri. Berdasarkan keterangan dan data-data diatas,
sector
pengangkutan
akan
menjadi
penyumbang
terbesar
terhadap
pertumbuhan
perekonomian Kota Bitung, potensi industry yang cenderung meningkat setiap tahunnya,
kemudian sektro perdagangan yang memiliki kontribusi cukup besar yang kesemuanya itu
terkait dengan praktek bisnis PT. Parani, dengan asumsi Peraturan Pemerintah RI Nomor 32
Tahun 2014 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dapat direalisasikan
sebagaimana dikuatkan oleh Undang-Undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi
Khusus, kemudian konsistensi pemerintah dalam mewujudkan ekonomi kemaritiman,
penyediaan infrastruktur, maka rencana strategis dalam melakukan ekspansi bisnis
merupakan strategi yang tepat untuk di lakukan PT. Parani Artamandiri.
Untuk dapat melakukan analisa yang lebih menyeluruh terhadap tujuan ekspansi bisnis
merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan. Masih banyak aspek yang dirasa kurang di
angkat dalam tulisan ini, misalnya, point-point yang tercantum dalam prinsip pengembangan
kawasan ekonomi khusus. Kekuatan management strategic division di PT. Parani harus
mampu melakukan penyesuaian terhadap industry, pasar, teknologi dan kebijakan yang
berkembang kemudian dilakukan penyelarasan / pensejajaran dengan tujuan-tujuan stratejik.
Penerapan konsep kepemimpinan yang sesuai dengan perkembangan kebijakan
pemerintah dan bottom line bisnis serta peranan manajemen dengan mengembangkan
4
konsep-konsep pembelajaran alur kerja yang sistematis melalui sosialisasi pendekatan
Cooperative Information System mungkin dapat dilakukan.
VI. References
Chang, Ha-Joon. (2003). Globalization, Economic Development and the Role of the State.
NewYork: Zet Books Ltd, TWN.
Lakshmanan, T.R. dan Anderson, W.P. (2002). Transportation Infrastructure, Freight Services
Sector and Economic Growth. A White Paper prepared for The U.S. Department of
Transportation Federal Highway Administration.
Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus Bitung (2014).
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025.
Tarigan, R. (2004). Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Widadari, F. Jeri, Luntungan, A. Sumual, J. (2012). Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Dalam
Perekonomian Kota Bitung (Periode 2002 - 2012). FEB, Ekonomi Pembangunan, Universitas
Sam Ratulangi.
VII. Exhibits
PDRB Lapangan Usaha Harga Konstant (2009 – 2013). Sulut.bps.go.id
5
Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan Menurut Sektor Ekonomi, 1995, 2000, dan 2005
Sumber: MP3EI - Konsep gerbang pelabuhan dan Bandar udara internasional
6
Government Environment
IMPLIKASI PP NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN EKONOMI
KHUSUS BITUNG TERHADAP BISNIS 3PL (THIRD PARTY LOGISTIC)
(STUDY KASUS PT. PARANI ARTAMANDIRI)
Pengajar:
Dyah Mutiarin, M.Si., Ph.D.
Abul Aswad
13/360863/PEK/19147
Eks-B 27-A JKT
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
JAKARTA
2015
I.
Executive Summary
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang
telah di publikasikan tahun 2011 oleh pemerintah, Bab II tentang prinsip dasar, prasyarat
keberhasilan dan strategi utama MP3EI salah satunya adalah Peningkatan Potensi Ekonomi
Wilayah Melalui Koridor Ekonomi dan Penguatan Konektivitas Nasional.
Mengacu kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014
Tentang Kawasan Ekonomi Khusus Bitung Pasal 4 “Kawasan Ekonomi Khusus Bitung
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas: (1) Zona Industri. (2) Zona Logistik, dan
(3) Zona Pengolahan Ekspor.” Undang-Undang No. 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan
Ekonomi Khusus.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung meliputi bidang perikanan, industry kelapa,
dan dukungan logistic lainnya di wilayah Indonesia Timur, dengan total luas 534 ha, KEK
Bitung terletak didesa Tanjung Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Pengelolaan sepenuhnya
diserahkan kepada pemerintah provinsi. Memiliki keunggulan geo-ekonomi antara lain lokasi
strategis sebagai pusat pertumbuhan serta pusat distribusi barang dan penunjang logistic di
kawasan timur Indonesia serta memiliki akses internasional khususnya ke BIMP-EAGA,
AIDA, Asia Timur, dan Pasifik. Selain itu, lokasi yang diusulkan berdekatan dengan rencana
pengembangan International Hub Port (IHP) yang memiliki pelabuhan alam yang dalam.
Lokasi tersebut juga sangat strategis untuk industry pengolahan perikanan di mana
Sulawesi adalah salah satu penghasil ikan terbesar di Indonesia yang mampu memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) dan salah satu
eksportir ikan terbesar di Indonesia. Terintegrasi dengan konsep pengembangan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Manado – Bitung, pengembangan jaringan jalan
tol Manado – Bitung, dan pengembangan IHP Bitung.
II.
Company Profile
PT. Parani Artamandiri (Parani) merupakan sebuah perusahaan logistik & transportasi
yang memiliki core bisnis pengiriman unit motor, mobil, cargo in-out bound. Membangun
bisnis sejak tahun 1970-an, PT. Parani telah membuktikan eksistensi nya dalam dunia
logistik & transportasi.
Tergabung dalam Asosiasi Logistik & Transportasi Nasional dan Gabungan Perusahaan
Ekspedisi & Forwarder Indonesia, PT. Parani memiliki komitmen yang kuat dalam berbisnis,
dengan visi “ Menjadi perusahaan logistik & transportasi terbesar di Indonesia yang
memberikan layanan solusi Ter-integrasi dan inovatif “. Berjalan dalam koridor eksistensi
bisnis dengan misi “Berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan kualitas pelayanan
terbaik berdasarkan profesionalisme dan hubungan yang saling menguntungkan “, dan
penerapan kebijakan internal dengan berpegang teguh pada nilai-nilai inti perusahan “
Accountability
Continuous
Total
improvement
(ACTIVE)”.
1
Integrity
Value-Added
Excellent
III. Issue
Dalam tulisan ini akan coba diangkat peluang yang muncul bagi industry khususnya
logistic dan transportasi terkait dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dimana dalam KEK diberlakukan beberapa
perlakuan khusus mengenai kepabeanan, perpajakan, perijinan, keimigrasian, dan
ketenagakerjaan, studi kasus PT. Parani Artamandiri.
IV. Analysis
Teori Pertumbuhan Ekonomi, Menurut Kuznets (1969) pertumbuhan ekonomi adalah
kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan
berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan
oleh adanya kemajuan atau penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan), dan ideologi
terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. Menurut Kuncoro (2003) menyatakan bahwa
pendekatan pembangunan lebih memfokuskan pada peningkatan PDRB suatu provinsi,
kabupaten, atau kota. Sedangkan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan
angka PDRB (Produk Domestik Regional Bruto).
Sumber: (www.sulut.bps.go.id)
Sesuai dengan teori pusat pertumbuhan (The Growth Pole Theory), keuntungan
bertempat di daerah terkonsentrasi adalah terciptanya skala ekonomis (Economies of scale)
dan economies of agglomeration (economies of localization). Dikatakan economies of scale,
karena dalam berproduksi sudah berdasarkan spesialisasi, sehingga produksi menjadi lebih
besar dan biaya per unitnya menjadi lebih efisien. Economies of agglomeration adalah
keuntungan karena ditempat tersebut terdapat berbagai keperluan dan fasilitas yang dapat
digunakan untuk memperlancar kegiatan perusahaan, seperti: jasa perbankan, asuransi,
perbengkelan,
perusahaan
listrik,
perusahaan
air
bersih,
tempat-tempat
keterampilan, media untuk mengiklankan produk, dan lain sebagainya.
2
pelatihan
Jasa pengiriman barang (ekspedisi), memiliki peranan penting dalam menunjang
kelancaran perekonomian nasional. Pentingnya jasa ekspedisi tercermin pada sarana dalam
menunjang distribusi dan transportasi, sehingga dapat memperlancar arus barang secara
efisien dengan kecepatan dan ketepatan dalam kegiatan ekspor dan import di perdagangan
nasional maupun internasional. Dalam menghadapi globalisasi dan era perdagangan bebas,
perananan perusahaan ekspeditur yang mempunyai nilai lebih dalam jasa logistik & mata
rantai distribusi barang (Logistics and Supply Chain) semakin lebih penting lagi bagi para
industri dan perusahaan yang mempunyai ketergantungan besar terhadap kecepatan dan
ketepatan yang diperuntunkan kepada penerima barang.
Menggeliatnya 4 sektor utama di Sulawesi berdasarkan data diatas, dapat mendorong
pertumbuhan dan peningkatan kinerja usaha jasa pengiriman barang. Industry manufaktur,
pertanian dan perdagangan yang selama ini mengalami pertumbuhan yang baik dapat
menjadi sumber utama penghasilan bagi sector pengangkutan. Ketergantungan yang sangat
besar terhadap upaya dari pemerintah dalam membuat kebijakan-kenijakan yang mendukung
industry logistic dan transportasi mengingat biaya logistic Indonesia saat ini yang masih
terlampau tinggi dibandingkan dengan Negara-negara tetangga lainnya, lebih jauh, sarana
dan prasarana (infrastructure) masih merupakan fundamental isu bagi industry logistic dan
transportasi di Indonesia.
Gangguan produksi dan distribusi umumnya terjadi pada komoditas pangan, sehingga
harga komoditas pangan sering bergejolak (volatile food) dan sering menyebabkan inflasi di
Indonesia susah dikendalikan dan susah diprediksi. Memadukan transportasi antar moda
(Kapal Laut dan truk) dari basis produksi hingga ke konsumen, serta meningkatkan sarana
dan prasarana inti pendukung transportasi antar moda tersebut merupakan salah satu kunci
menjaga inflasi daerah dan nasional pada umumnya.
3
Sektor Jasa Pengangkutan Sulut
V.
Final Oppinion
Perekonomian Sulawesi Utara (Sulut) yang didominasi oleh 4 sektor unggulan yakni
pertanian,
industry perikanan,
perdagangan dan pengangkutan.
Kontribusi sector
pengangkutan ini masih menjadi yang cukup besar dalam 4 sektor unggulan Kota Bitung dan
terkait dengan bisnis PT. Parani Artamandiri. Berdasarkan keterangan dan data-data diatas,
sector
pengangkutan
akan
menjadi
penyumbang
terbesar
terhadap
pertumbuhan
perekonomian Kota Bitung, potensi industry yang cenderung meningkat setiap tahunnya,
kemudian sektro perdagangan yang memiliki kontribusi cukup besar yang kesemuanya itu
terkait dengan praktek bisnis PT. Parani, dengan asumsi Peraturan Pemerintah RI Nomor 32
Tahun 2014 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dapat direalisasikan
sebagaimana dikuatkan oleh Undang-Undang No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi
Khusus, kemudian konsistensi pemerintah dalam mewujudkan ekonomi kemaritiman,
penyediaan infrastruktur, maka rencana strategis dalam melakukan ekspansi bisnis
merupakan strategi yang tepat untuk di lakukan PT. Parani Artamandiri.
Untuk dapat melakukan analisa yang lebih menyeluruh terhadap tujuan ekspansi bisnis
merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan. Masih banyak aspek yang dirasa kurang di
angkat dalam tulisan ini, misalnya, point-point yang tercantum dalam prinsip pengembangan
kawasan ekonomi khusus. Kekuatan management strategic division di PT. Parani harus
mampu melakukan penyesuaian terhadap industry, pasar, teknologi dan kebijakan yang
berkembang kemudian dilakukan penyelarasan / pensejajaran dengan tujuan-tujuan stratejik.
Penerapan konsep kepemimpinan yang sesuai dengan perkembangan kebijakan
pemerintah dan bottom line bisnis serta peranan manajemen dengan mengembangkan
4
konsep-konsep pembelajaran alur kerja yang sistematis melalui sosialisasi pendekatan
Cooperative Information System mungkin dapat dilakukan.
VI. References
Chang, Ha-Joon. (2003). Globalization, Economic Development and the Role of the State.
NewYork: Zet Books Ltd, TWN.
Lakshmanan, T.R. dan Anderson, W.P. (2002). Transportation Infrastructure, Freight Services
Sector and Economic Growth. A White Paper prepared for The U.S. Department of
Transportation Federal Highway Administration.
Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus Bitung (2014).
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025.
Tarigan, R. (2004). Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Widadari, F. Jeri, Luntungan, A. Sumual, J. (2012). Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Dalam
Perekonomian Kota Bitung (Periode 2002 - 2012). FEB, Ekonomi Pembangunan, Universitas
Sam Ratulangi.
VII. Exhibits
PDRB Lapangan Usaha Harga Konstant (2009 – 2013). Sulut.bps.go.id
5
Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan Menurut Sektor Ekonomi, 1995, 2000, dan 2005
Sumber: MP3EI - Konsep gerbang pelabuhan dan Bandar udara internasional
6