Menciptakan Jaringan Komunikasi Kantor y

Menciptakan Jaringan Komunikasi Kantor yang Efektif
Adam Amrullah Hamidi – 165211034
Program Studi D3 Administrasi Bisnis, Jurusan Administrasi Niaga,
Politeknik Negeri Bandung
adamrullahh@gmail.com

ABSTRACT
Communication is an important tool in office activities because it can create a sense of
togetherness and kinship in an office. With the communication will be faster information needed
by office employees and employees can know, rules, provisions that have been in charge of
leadership, and mutual respect in the implementation of their respective duties. To achieve the
predetermined office goals, an efficient communication network is required. The communication
network is divided into Formal Communications Network and Informal Communication Network
which have their respective advantages and disadvantages. Writing is done by way of literature,
through literature studies to find references related to the issues being discussed. By reading this
journal it is expected that readers can know and implement effective and efficient office
communication network.
Keywords

: Communications, Communications Networks, Office Communications


Komunikasi adalah sarana yang penting dalam kegiatan kantor karena dapat
menimbulkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan di dalam suatu kantor. Dengan adanya
komunikasi akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pegawai
kantor serta pegawai bisa mengetahui kebijaksanaan, peraturan–peraturan, ketentuan–ketentuan
yang telah di tetapkan pimpinan, dan saling menghargai dalam melakukan tugasnya masingmasing. Untuk mencapai tujuan kantor yang telah ditentukan, dibutuhkan jaringan komunikasi
yang efisien. Jaringan komunikasi dibagi menjadi Jaringan Komunikasi Formal dan Jaringan
Komunikasi Informal yang keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Penulisan ini dilakukan dengan cara literatur, melalui studi pustaka untuk mencari referensi yang
berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas. Dengan membaca jurnal ini diharapkan
pembaca dapat mengetahui serta menerapkan jaringan komunikasi kantor yang efektif dan efisien.
Kata Kunci

: Komunikasi, Jaringan Komunikasi, Komunikasi Kantor

1

PENDAHULUAN
Di suatu perusahaan atau kantor ditemukan
banyak karyawan atau pegawai yang
menuntaskan kegiatan administrasi seperti,

tulis-menulis, pelayanan umum, membuat
rapat, dan lain sebagainya. Pegawai dalam
mennuntaskan pekerjaannya, mereka tidak
dapat
bekerja
sendirian.
Mereka
membutuhkan bantuan dan kerja sama
dengan departemen lainnya dalam suatu
perusahaan. Kerja sama yang dikerjakan
antar pegawai tersebut melahirkan salah satu
kerangka komunikasi yang ada di
perusahaan. Menurut Carl I. Hovland dalam
(Putri,
2016)
mengatakan
bahwa,
“komunikasi
adalah
proses

yang
memungkinkan seseorang (communicator)
menyampaikan
rangsangan
(biasanya
lambang-lambang verbal) untuk mengubah
perilaku orang lain (communicate).”

Menurut Wiryanto dalam (Sentosa, 2015)
memaparkan bahwa “Communication is a
process that makes common to or several
what the monopoly of one or some
(Komunikasi adalah suatu proses yang
membuat kebersamaan bagi dua atau lebih
yang semula monopoli oleh satu atau
beberapa orang)”

Komunikasi adalah sarana yang penting
dalam kegiatan kantor karena dapat
menimbulkan rasa kebersamaan serta

kekeluargaan di dalam suatu kantor. Selain
itu bisa juga menimbulkan rasa disiplin yang
tinggi dari para pegawai di dalam kantor.
Dengan komunikasi kita dapat bekerja
dengan lebih baik dan informasi–informasi
yang di butuhkan oleh para pegawai kantor
dapat lebih cepat di dapatkan serta dengan
komunikasi semua pegawai bisa mengetahui
kebijaksanaan,
peraturan–peraturan,
ketentuan–ketentuan yang telah di tetapkan
pimpinan, dan saling menghargai dalam
melakukan tugasnya masing-masing.

Identifikasi Masalah

Untuk mencapai tujuan kantor yang telah
ditentukan, dibutuhkan jaringan komunikasi
yang efisien. Untuk menciptakan komunikasi
yang efisien harus dikerjakan oleh semua

pihak yang berpartisipasi di dalam
perusahaan itu. Dalam berkomunikasi di
perusahaan etika komunikasi sangat
diperlukan, merujuk kepada norma-norma
etika dalam rangka membentuk efektivitas
komunikasi.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah dalam jurnal
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari komunikasi?
2. Bagaimana menciptakan
kantor yang efektif?

komunikasi

3. Bagaimana
menerapkan
jaringan
komunikasi kantor yang efektif di dalam

sebuah kantor atau perusahaan?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini yaitu:

Komunikasi yang baik akan melahirkan
perusahaan yang baik, dan begitupun
komunikasi yang baik juga akan membuat
kantor yang baik. Di dalam mengendalikan
kegiatan kantor, proses komunikasi adalah
aktivitas yang paling berpengaruh untuk
dilakukan guna mendukung kinerja kantor
tersebut.
Untuk
mencapai
tujuan
perusahaan/organsisasi perlu melakukan
proses komunikasi yang telah ditentukan.

1. Mengetahui pengertian dari komunikasi.
2. Mengetahui dan dapat menciptakan

komunikasi kantor yang efektif.
3. Mengetahui dan menerapkan jaringan
komunikasi kantor yang efektif di dalam
sebuah kantor atau perusahaan.
Metode Penelitian

2

Penulisan ini dilakukan dengan cara literatur,
melalui studi pustaka untuk mengambil
referensi
yang
berkaitan
dengan
permasalahan
yang sedang dibahas.
Pencarian referensi dimulai dari studi pustaka
yang sumbernya dari buku, informasi dari
internet berupa jurnal penelitian literatur dan
penjelasan tentang jaringan komunikasi.


Seperti menurut (Chaniago, 2013) proses
komunikasi
merupakan
penyampaian
pesan/informasi dari seseorang (pengirim) ke
orang yang lain (penerima). Ini berarti
komunikasi
dipakai
orang
untuk
menyampaikan
suatu
informasi/pesan
kepada orang lain untuk kemudian dapat
ditindak lanjuti/diberi tanggapan.

PEMBAHASAN

Dalam penyampaian informasi atau pesan

yang ingin disampaikan, bentuk komunikasi
tersebut dapat dibedakan menjadi dua
macam. Bentuk komunikasi tersebut adalah:

KOMUNIKASI KANTOR

a) Komunikasi Verbal

Komunikasi merupakan proses pengiriman
dan penerimaan pesan atau informasi antara
dua atau lebih individu secara efektif
sehingga dapat dipahami dengan mudah.
Komunikasi berasal dari kata communis
(artinya sama atau yang memiliki makna
pengerian bersama). Dalam suatu organisasi
komunikasi menguraikan proses tersebut
sehingga terjadi “pemaknaan yang sama”
baik antar sesama karyawan, dengan manajer
ataupun dengan masyarakat. Komunikasi
bisa diartikan sebagai sebuah perekat pada

organisasi, sehingga fungsi perencanaan
yang telah ditetapkan oleh pimpinan dapat
dijalankan, dikoordinasikan dan diawasi
sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Secara sederhana komunikasi diartikan
sebagai penyampaian informasi dari
seseorang atau mesin kepada pihak lain.

Komunikasi verbal adalah bentuk
komunikasi yang pesan/informasinya
disampaikan secara tertulis atau lisan
dimana menggunakan suatu bahasa.
Komunikasi
tertulis
adalah
komunikasi yang menggunakan
tulisan berupa rangkaian kata-kata,
kode dan yang lain sebagainya untuk
dimengerti oleh pihak penerima.
Komunikasi ini dapat dikatakan

merupakan komunikasi satu arah.
Sedangkan komunikasi lisan dapat
dilakukan secara langsung (secara
tatap muka) maupun melalui media
pendukung seperti telepon, video call,
dan lain sebagainya.
b) Komunikasi Nonverbal

Dalam melakukan komunikasi pada umunya
terdapat beberapa elemen komunikasi yang
terdiri dari pengirim pesan (sender), pesan
(message), media pendukung (media),
penerima pesan (receiver), tanggapan berupa
umpan balik (feedback) serta gangguan
(noise). Tidak pada setiap komunikasi yang
terjadi memiliki keenam elemen tersebut,
melainkan terdapat syarat minimal agar
komunikasi tersebut tetap dapat berlangsung,
yaitu terdapatnya pengirim pesan, pesan, dan
penerima pesan.

Komunikasi nonverbal merupakan
komunikasi yang tidak menggunakan
tulisan ataupun kata-kata, melainkan
menggunakan bahasa tubuh yang
dilihat melalui mimik wajah, gerak
isyarat atau body language. Informasi
yang disampaikan ini bersifat
spontan. Contohnya gerakan tangan,
mata, kepala, dan yang lainnya.
Komunikasi nonverbal ini memiliki
tujuan yaitu untuk mengekspresikan
emosi disaat menyampaikan suatu
3

informasi, mengendalikan serta
memengaruhi orang lain, dan lain
sebagainya.

berhadapan
langsung
atau
menggunakan media pendukung
untuk
membantu
jalannya
komunikasi.
d) Komunikasi Massa
(Mass Communication)
Komunikasi
massa
adalah
komunikasi
yang
umumnya
dilakukan oleh lembaga-lembaga
kepada khalayak umum melalui
media pendukung seperti televisi,
radio, surat kabar, atau internet.

Komunikasi tidak berlangsung di dalam
ruang lingkup tidak adanya sosial, melainkan
ada pada konteks atau situasi tertentu.
Komunikasi dapat dikategorikan berdasarkan
jumlah pihak yang berpartisipasi di dalam
proses komunikasinya. Kategori komunikasi
tersebut yaitu:
a) Komunikasi Intrapersonal
(Intrapersonal Communication)
Komunikasi Intrapersonal adalah
komunikasi yang dilakukan dengan
diri sendiri dengan tujuan untuk
berpikir, penalaran, merenung dan
menganalisis sesuatu. Misalnya disaat
berpikir. Komunikasi ini merupakan
dasar yang digunakan sebelum
melakukan komunikasi interpersonal
(antarpribadi).

e) Komunikasi Organisasi
(Organization Communication)
Komunikasi
organisasi
adalah
komunikasi yang dilakukan di dalam
organisasi, baik dalam bentuk formal
maupun informal dan berlangsung
dalam jaringan yang lebih besar
daripada komunikasi kelompok.
f) Komunikasi Publik
(Public Communication)
Komunikasi
publik
adalah
komunikasi antara seorang pembicara
dengan sejumlah besar orang yang
biasanya berupa pidato, kolektif,
ceramah, dan lain sebagainya.
Umumnya komunikasi publik lebih
bersifat formal.

b) Komunikasi Antarpribadi
(Interpersonal Communication)
Komunikasi Antarpribadi adalah
proses komunikasi yang dilakukan
dengan/oleh dua orang atau lebih
yang mempnyai hubungan yang jelas.
Komunikasi ini biasanya dilakukan
secara
tatap
muka.
Tujuan
komunikasi ini adalah untuk
meluaskan
hubungan
terhadap
sesama, menghindari pergesekan,
serta berbagi pandanganmem dan
pengalaman yang dimiliki dengan
lawan bicara.

Komunikasi dibedakan menjadi empat dalam
teknik penyampaiannya, yaitu 1) Komunikasi
informatif, 2) Komunikasi persuasif, 3)
Komunikasi instruksi, dan 4) Hubungan antar
manusia. Teknik-teknik komunikasi tersebut
bisa digunakan sesuai kebutuhan baik
pengirim pesan ataupun penerima pesan.

c) Komunikasi Kelompok
(Group Communication)
Komunikasi
kelompok
adalah
komunikasi yang dilakukan oleh lebih
dari 3 orang dengan maksud
membicarakan tujuan yang sama.
Komunikasi ini sama seperti
komunikasi antarpribadi yaitu secara

MENCIPTAKAN KOMUNIKASI
KANTOR YANG EFEKTIF
Komunikasi dapat berlangsung di dalam
kehidupan sehari-hari, dan juga di dalam
perusahaan tempat bekerja (contohnya
4

tidak mempunyai unsur arahan di
dalamnya.
Komunikasi
yang
diintruksikan
hanya
bersifat
penyampaian informasi dalam
rangka pelaksanaan
pekerjaan
kantor.

seperti kantor). Komunikasi yang digunakan
di
kantor
dinamakan
komunikasi
perkantoran. Seperti yang diungkapkan oleh
Charles E. Redfield (dalam The Liang Gie,
1992:60) bahwa “Komunikasi administratif
paling baik dianggap sebagai bentuk
informasi komunikasi sosial atau manusia
yang terdiri dari lima elemen yaitu sebagai
berikut: Seorang komunikator (pembicara,
pengirim, penerbit) yang mentransmisikan
(mengatakan, mengirim, mengeluarkan)
pesan (perintah, laporan, saran) kepada
penerima (penerima alamat, responden,
penonton) untuk mempengaruhi perilaku
berkomunikasi, seperti yang terlihat dalam
tanggapannya (membalas, bereaksi).”.

Jika dilihat berdasarkan ruang lingkupnya di
dalam sebuah perusahaan atau kantor,
komunikasi meliputi dua bagian, yaitu
komunikasi
internal
(Internal
Communication) dan komunikasi eksternal
(External Communication).
Menurut Brennan di dalam (Syahputra, 2015)
“komunikasi internal adalah pertukaran
gagasan diantara para administrator dan
pegawai dalam suatu organisasi atau instansi
yang menyebabkan terwujudnya organisasi
tersebut lengkap dengan strukuturya yang
khas dan pertukaran gagasan secara
horizontal dan vertikal dalam suatu
organisasi yang menyebabkan pekerjaan
berlangsung (operasi manajemen).”. Dapat
kita katakan bahwa komunikasi internal
adalah proses komunikasi yang terjadi di
dalam cakupan kantor yang terjadi di
perusahaan tersebut dan mencakup orangorang yang berada di dalamnya. Misalnya
komunikasi antara pimpinan dengan
karyawan, pimpinan dengan manajemen,
atau antara sesama karyawan.

Karena
perkantoran
adalah
sebuah
organisasi, maka komunikasi perkantoran
dapat diterjemahkan sebagai komunikasi
organisasi,
adalah
pengiriman
serta
penerimaan informasi di dalam organisasi
yang kompleks. Yang dimaksud dengan
kompleks disini adalah meliputi hubungan
antara manusia diantaranya hubungan antara
atasan dengan bawahan ataupun sebaliknya,
penggunaan media pendukung dalam
penyampaian
pesan,
keterampilan
berkomunikasi dengan sesama di seluruh
lapisan organisasi. (Redding & Sanborn,
2005). Biasanya komunikasi kantor berlaku
hanya di kantor dan membicarakan tentang
pekerjaan kantor.

Sedangkan komunikasi eksternal merupakan
proses komunikasi dimana antara perusahaan
dengan pihak lain di luar perusahaan tersebut.
Komunikasi ini sangat diperlukan, karena
berhubung perusahaan tidak dapat berdiri
sendiri, perusahaan akan membutuhkan kerja
sama dan bantuan perusahaan atau organisasi
yang lain. Contohnya dari komunikasi
eksternal ini seperti komunikasi antara
manajemen kantor dengan pemegang saham,
atau antara manajemen kantor dengan
investor saham atau masyarakat umum.

Komunikasi
kantor
sendiri
dapat
dilasifikasikan menjadi dua bentuk, yaitu:
a) Tata hubungan administrasi, dimana
komunikasi ini dikerjakan oleh
seorang
yang
mempunyai
kedudukan dan fungsi sebagai
administrator/manajer bersama para
karyawan, serta isi dari komunikasi
tersebut umunya mengandung
perintah.
b) Hubungan tata usaha, dimana
komunikasi ini dikerjakan oleh antar
satuan organisasi/departemen yang

Komunikasi penting untuk dilakukan di
dalam ruang lingkup kantor. Menurut
5

Pengirim sebaiknya memberikan perhatian
kepada penerima komunikasi. Kurangnya
perhatian merupakan suatu kelemahan dalam
komunikasi. Karena jika tidak adanya
perhatian maka penerima pesan akan merasa
tidak dihargai dan jalannya komunikasi akan
lancar.

(Robbins & Coulter, 2007) terdapat fungsifungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Pengendalian (Control)
Komunikasi berguna untuk mengatur serta
mengendalikan perilaku anggota perusahaan
atau organisasi sesuai dengan kekuasaan dan
petunjuk
yang
berlaku
di
dalam
perusahaan/organisasi.

3. Ketulusan dan Integritas
Semakin banyak bawahan mengetahui
mengenai organisasi dan masa depannya
maka akan semakin mereka menghargai
integritas manajemen dan semangat kerja
akan meningkat.

2. Fungsi Motivasi (Persuasif)
Komunikasi dipakai untuk memberikan
penjelasan
terhadap
para
karyawan
bagaimana bekerja dengan menjalankan
ide/gagasan sehingga dapat meningkatkan
kemampuan serta kinerjanya.

4. Pemilihan Media Pendukung
Sangat penting untuk memilih media yang
paling tepat misalnya : a) Berhadapan muka
(contohnya:
rapat,
konferensi,
atau
wawancara), b) Lisan (telepon, radio, sistem
atau komunikasi yang memiliki sifat timbal
balik), c) Tertulis (surat, buku, buku
pedoman, SOP, dan lain sebagainya).

3. Fungsi Informasi (Informatif)
Komunikasi adalah cara yang digunakan
untuk
memperoleh
informasi
yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
dalam perusahaan/organisasi.

Menurut Quible dalam (Chaniago, 2013)
dijelaskan The Ten of Commandment of
Good Communication adalah sebagai
berikut:

4. Fungsi Emosional
Komunikasi berfungsi untuk berbagi rasa
senang atau rasa stres yang dirasakan.
Komunikasi
juga
digunakan
untuk
memenuhi kebutuhan emosi para karyawan
dengan menyalurkan psikis atau perasaan
emosionalnya.

1. Mencari kejelasan informasi terlebih
dahulu sebelum dikomunikasikan.
Untuk mencari tujuan komunikasi, usahakan
untuk sebisa mungkin mencari kejelasan
akan informasi yang akan di komunikasikan.
Jangan sampai gagasan yang kita akan
sampaikan memiliki banyak makna sehingga
menimbulkan perbedaan paham ataupun
persepsi yang melenceng dari apa yang akan
di sampaikan pengirim pesan.

Hal – hal yang perlu dipertimbangkan
untuk melakukan komunikasi kantor
1. Kejelasan
Bahasa yang akan digunakan jelas dan
singkat, dalam pemakainnya pengirim harus
menentukan sasaran dari komunikasi. Dalam
berkomunikasi sebaiknya menggunakan
kalimat-kalimat yang pendek, sederhana dan
mudah diartikan.

2. Teliti tujuan sebenarnya dari setiap
komunikasi.
Meneliti
kembali
apa
yang
akan
dikomunikasikan. Hal tersebut akan
mengurangi kesalahan-kesalahan yang akan
terjadi ketika terjadinya komunikasi.

2. Perhatian
6

Dalam penyampaian informasi oleh
seseorang mengenai hal tertentu sebaiknya
cenderung konsisten, tidak berubah-ubah
baik pada masa lalu maupun masa sekarang.

3. Tentukan tujuan sebenarnya dari setiap
komunikasi.
Tujuan dari komunikasi tersebut ada banyak.
Apakah hanya sekedar pemberitahuan saja
yang tidak memerlukan timbal balik atau
feedback,
atau
komunikasi
yang
membutuhkan aksi tindakan sebagai timbal
balik atau feedback atas informasi yang
disampaikan

Setiap tindakan yang dilakukan harus
mendorong komunikasi agar menjadi
komunikasi yang efektif.

4. Pertimbangkan keadaan fisik dari orang
secara keseluruhan kapan saja komunikasi
akan dilakukan.

10. Menjadi
pendengar
yang
baik,
berkomunikasi tidak selalu tentang
berdialog.

Komunikasi akan dilakukan ketika keadaan
fisik dari penerima informasi sedang dalam
keadaan baik. Jika keadaan fisik dari
penerima
informasi
terlihat
tidak
memungkinkan untuk terjadinya komunikasi,
lebih baik ditunda.

Untuk menunjang keberhasilan dalam setiap
komunikasi adalah menjadi pendengar yang
baik. Ini dimaksudkan agar lawan bicara
menjadi lebih leluasa untuk menyampaikan
maksud dari pembicaraan yang sedang
dibahas.

5. Diskusikan dengan pihak yang lain bila
mengutarakan perencanaan komunikasi.

Hambatan-hambatan di dalam
komunikasi kantor

Lihatlah tekanan pada nada serta ekspresi
lainnya sesuai dengan isi dari berita dalam
berkomunikasi. Ketika lawan bicara
menekankan nada dan ekspresi tertentu,
pengirim informasi sebaiknya mengetahui
hal apa yang harus dilakukan.

Dalam lingkungan organisasi/perusahaan,
komunikasi kantor mempunyai hambatan
yang turut mempengaruhi kontribusi
jalannya komunikasi, diantaranya sebagai
berikut:

9. Tindakan
yang
dilakukan
mendorong komunikasi

harus

A. Posisi/Kedudukan dalam Organisasi/
Peerusahaan

6. Ambil kesempatan, untuk mendapatkan
kesempatan dari suatu komunikasi dengan
membantu atau umpan balik.

Posisi atau kedudukan di dalam sebuah
organisasi memengaruhi cara manusia
berkomunikasi.
Setiap
posisi
di
organisasi/perusahaan menuntut bahwa
orang yang menjabati posisi tersebut, harus
mempersepsikan dan berkomunikasi dari
pandangan posisinya. Anggota operasional
organisasi/perusahaan yang memegang
jabatan yang didalamnya terdapat tugas dan
kekuasaan yang diatur akan memiliki
pendirian dan sistem penilaian yang berbeda
dengan orang lain yang memiliki kedudukan
yang berbeda-beda.

Mengambil
kesempatan
dalam
berkomunikasi untuk mendapatkan hasil
yang memuaskan. Hal ini diperlukan ketika
sedang bernegosiasi, beradu argument, dan
yang lain sebagainya.
7. Ikuti secara lanjut komunikasi yang telah
dilakukan.
Jangan mengubah topik dari pembicaraan, ini
dimaksudkan agar penerima informasi
mengetahui dengan jelas apa yang sedang
dikomunikasikan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi
7

B. Hierarki
Perusahaan

dalam

Organisasi/

penundaan
arus
komunikasi
atau
menghindari penyampaian informasi dari
orang satu ke orang lain. Imbas lain dari
spesialisasi tugas ialah timbulnya sikap
penguasaan informasi. Sikap ini tidak sejalan
dengan kerja kelompok yang efisien.

Lapisan posisi dalam bentuk hierarki
menunjukkan bahwa ada orang yang
memegang posisi paling berkuasa dan yang
lainnya tidak mendapatkan wewenang.
Hirarki hubungan antara atasan dan bawahan
ini mempengaruhi cara berkomunikasi.
Orang yang memegang tempat yang lebih
tinggi mempunyai kendali yang lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang berada
pada bagian bawah. Informasi yang akan
disampaikan akan terganggu ke atas karena
bawahan
akan
berhati-hati
untuk
menegosiasikan sesuatu yang menarik bagi
atasannya untuk didengar dan menghindari
informasi atau cara penyampaian yang
sensitif terhadap atasannya.

F. Ketidakpedulian Pimpinan
Ketidakpedulian
pimpinan
organisasi/
perusahaan merupakan sebagai salah satu
penghambat dalam proses komunikasi yang
paling sering terjadi. Pimpinan jarang
mengirim pesan yang dibutuhkan karyawan
karena mereka mengira anggota telah
mengetahuinya, sehingga pimpinan itu
malas, atau cenderung menahan informasi.
Kemungkinan lain yang terjadi, karena
pimpinan terlalu berpusat pada dirinya
sendiri sehingga mereka tidak mendengarkan
orang lain secara efektif atau bersikap acuh
dengan tidak mempedulikan orang lain.

C. Keterbatasan Berkomunikasi
Keterbatasan berkomunikasi disini adalah
seseorang dibolehkan untuk berkomunkasi
dengan siapapun dan ketentuan siapa yang
akan membuat keputusan, hal ini akan
mempengaruhi cara anggota organisasi untuk
berkomunikasi.

G. Prestise
Prestise dapat datang dari bermacam bentuk
seperti besarnya ruang kerja atau kantor,
kemewahan perabotan kantor dan yang lain
sebagainya. Apapun bentuknya prestise itu
adalah penghambat komunikasi antara orang
yang berlainan level di dalam organisasi.
Prestise menjadikan komunikasi antara orang
yang mempunyai prestise tinggi dengan yang
rendah menjadi kaku atau tidak lancar.

D. Sistem Peraturan dan Kebijaksanaan
Pimpinan
Sistem peraturan, kebijaksanaan dan aturanaturan yang beriringan dengan pemikiran,
dan perkejaan, mempengaruhi cara orang
untuk berkomunikasi. Pemakaian aturan dan
kebijaksanaan yang kaku akan membuat
ketidakmampuan anggota untuk mengarah
pada hubungan yang tidak individu serta
kurangnya komunikasi yang bersifat
emosional antar anggota.

H. Jaringan Komunikasi
Hambatan lain yang dapat diakibatkan oleh
besarnya tingkatan atau tahapan yang harus
dilalui
oleh
suatu
informasi/pesan.
Informasi/pesan yang dibawakan secara
bertahap atau berantai banyak cenderung
diubah oleh sang penerima sebelum
dilanjutkan pengirimannya kepada yang
terkait. Menurut Lewis (1987) terdapat kirakira 30% pesan/informasi yang dikirim
secara bertahap sesuai dengan aslinya.
Semakin banyak tahapan yang dilalui oleh

E. Spesialisasi Tugas
Spesialisasi
tugas
mempersempit
pemahaman seseorang dan mempengaruhi
cara orang untuk berkomunikasi. Individu
akan mengenali bidang keahlian mereka
masing-masing. Imbasnya sering terjadi
8

pesan, maka akan semakin memungkinkan
pesan tersebut akan salah diterjemahkan.

komunikasi yang tidak selalu dapat dilihat
melalui saluran yang ada.

JARINGAN KOMUNIKASI KANTOR
Di dalam komunikasi organisasi tentunya
mempunyai suatu pola atau jaringan,
bagaimana pesan-pesan/informasi dikirim
oleh berbagai sumber dan diterima oleh
seluruh anggota organisasi melalui jaringan
komunikasi. Jaringan komunikasi adalah
hubungan antar individu yang terkoneksi dan
terpola dalam suatu jaringan serta memiliki
maksud dan tujuan tertentu.

A. Jaringan Komunikasi Formal
Menurut Muhammad Arni dalam (Gunawati,
Hartati, & Listiara, 2006) mengatakan
bahwa, komunikasi formal adalah “Bila
pesan mengalir melalui jalan resmi yang
ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau
oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu
menurut jaringan komunikasi formal. Pesan
dalam jaringan komunikasi formal biasanya
mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah
ke atas atau dari tingkat yang sama atau
secara horizontal”. Maksud dari formal disini
adalah jaringan komunikasi yang memiliki
rantai komando dimana mengalir dari atas ke
bawah sesuai dengan struktur organisasi
perusahaan tersebut. Proses pengiriman
informasi komunikasi formal ini bersifat
resmi/formal, sehingga penanganan yang
dilakukan juga secara resmi. Komunikasi
yang
dilakukan
contohnya
untuk
menyampaikan
informasi,
kebijakan,
petunjuk, prosedur, perintah, dan instruksi
kerja.

Jika komunikasi diterjemahkan sebagai
proses pengiriman dan penerimaan pesan
atau informasi, maka proses pengiriman
tersebut berlaku di dalam suatu jaringan
komunikasi
(communication
network).
Hanneman dan McEver dalam (Cindoswari,
2016) menyatakan
bahwa
“jaringan
komunikasi adalah pertukaran informasi
yang terjadi secara teratur antara dua orang
atau lebih.”.
Namun
menurut
(Chaniago,
2013)
mengungkapkan bahwa jaringan komunikasi
adalah pola penghubung komunikasi pesan
dari atau antar suatu kelompok formal atau
informal. Sedangkan menurut Rogers dan
Kincaid dalam (Hapsari, 2016) mengatakan
bahwa “jaringan komunikasi merupakan
individu-individu yang terkoneksi antara satu
dengan lainnya yang dihubungkan oleh arus
komunikasi yang terpola.”

Tujuan dari dilaksanakannya komunikasi ini
berpautan dengan kepentingan manajemen
atau kepentingan dinas. Untuk penyampaian
informasinya lebih sering dilakukan secara
tertulis.
Pasalnya,
karena
dengan
penyampaian tertulis baik dalam bentuk surat
resmi atau surat pemberitahuan, akan lebih
mudah penanganannya dan pengarsipannya
nanti. Sedangkan jika informasi/pesan yang
disampaikan secara lisan, kebanyakan
disampaikan saat rapat resmi atau pertemuan
seperti rapat antar staff, rapat kedinasan, dan
lain sebagainya. Sehingga penyampaian
informasi/pesan lebih efektif dan efisien.

Dapat
disimpulkan
bahwa
jaringan
komunikasi
adalah
suatu
rangkaian
hubungan diantara masing-masing individu
dalam suatu jaringan sosial sebagai akibat
dari terjadinya pertukaran pesan/informasi
diantara individu tersebut, sehingga
membentuk bentuk jaringan komunikasi
tertentu. Melalui jaringan komunikasi juga
dapat digunakan untuk melihat karakterisitik

Jaringan komunikasi formal ini memiliki tiga
bentuk utama dari arus pesan yang mengikuti
9

garis komunikasi seperti dalam struktur
organisasi, yaitu:

3. Komunikasi Horizontal (Horizontal
Communication)
Komunikasi
horizontal
merupakan
pertukaran informasi di antara orang-orang
yang memiliki tingkatan yang sama di
otoritasnya dalam organisasi. Informasi yang
tersalurkan menurut fungsi di dalam
organisasi
adalah
secara
horizontal.
Informasi ini biasanya bersangkutan dengan
tugas-tugas atau kepentingan kantor seperti
pemecahan masalah, koordinasi dengan
sesama, penyelesaian konflik yang terjadi
dan saling memberikan informasi.

1. Komunikasi ke Bawah (Downward
Communication)
Komunikasi ke bawah memperlihatkan arus
pesan yang mengalir dari atas atau pimpinan
kepada
bawahannya.
Kebanyakan
komunikasi ini digunakan untuk memberikan
informasi-informasi yang berhubungan
dengan penyuluhan, disiplin, tujuan,
perintah, dan kebijaksanaan umum.
2. Komunikasi ke
Communication)

Atas

(Upward

Menurut Muhammad Arni dalam (Gunawati,
Hartati, & Listiara, 2006), “Komunikasi ke
atas berfungsi sebagai balikan bagi pimpinan
memberikan petunjuk tentang keberhasilan
suatu pesan yang disampaikan kepada
bawahan dapat memberikan stimulus kepada
karyawan untuk berpartisipasi dalam
merumuskan pelaksanaan kebijaksanaan bagi
departemennya atau organisasinya.”. Jadi
komunikasi ke atas adalah memberikan
laporan berupa data report kepada pihak
manajemen untuk mengevaluasi kembali
agar bawahan dapat berpartisipasi terhadap
departemen atau organisasinya.

Gambar 2. Komunikasi Horizontal

B. Jaringan Komunikasi Informal
Menurut Suranto dalam (Lumbantobing,
2015) “Komunikasi informal merupakan
proses penngiriman dan penerimaan pesan
yang terjadi secara tidak resmi serta tidak
tergolong saluran-saluran birokrasi formal
yang tersedia di dalam organisasi
perkantoran.”
Dalam jaringan komunikasi informal ini,
terdapat dua macam informasi yang mengalir
paling pokok (seperti: pengumuman
informal) dan informasi yang sering menjadi
bahan pembicaran di dalam organisasi yaitu
rumor atau desas-desus (grapevine).
Rumor/desas-desus (grapevine) adalah

Gambar 1. Komunikasi ke Atas dan Komunikasi ke Bawah

10

informasi-informasi yang belum diketahui
kebenarannya secara benar dan menyangkut
individu-individu atau kelompok-kelompok
yang dikenal secara langsung oleh si
penyebar informasi.

ini disebablkan jika suatu informasi sedang
menarik di perusahaan, maka informasi
tersebut akan segera merembet dengan cepat
secara berantai. Maka kebenaran dari
informasi tersebut akan sangat sulit untuk
dikendalikan. Pada umumnya komunikasi
informal disampaikan secara lisan, dan
sifatnya hanya desas desus (grapevine) serta
jika dalam bentuk tertulis, komunikasi
informal ini dilakukan melalui edaran yang
tidak resmi seperti dari media sosial,
percakapan media online, dan yang lain
sebagainya.

Komunikasi informal ini digunakan untuk
menyampaikan informasi yang bersifat
pribadi dan tidak berkaitan dengan persoalan
pekerjaan kantor. Komunikasi ini umumnya
membicarakan mengenai minat, tanggungan,
keluh kesah, dan hal yang lainnya. Namun,
pada umunya dari informasi informal yang
tersampaikan adalah informasi-informasi
yang menyangkut masalah bisnis juga.

Intensitas komunikasi informal yang rutin
dan terus berlanjut akan membentuk sebuah
kelompok informal. Fungsi komunikasi
informal adalah untuk menjaga hubungan
sosial pertemanan kelompok-kelompok
informal, penyebaran informasi yang bersifat
pribadi seperti issue, gossip, atau rumor.

Penanganan komunikasi informal dilakukan
secara tidak resmi, tidak terikat aturan dan
birokrasi
yang
berlangsung
di
perusahaan/organisasi tersebut. Komunikasi
informal ini lazimnya terjadi karena adanya
retriksi pada saluran komunikasi formal atau
saluran informal ini digunakan untuk
memenuhi keperluan komunikasi yang tidak
tersampaikan oleh komunikasi formal, ini
disebabkan setiap receiver tidak semua
mengerti isi dari komunikasi formal tersebut.

Hubungan antar karyawan dengan frekuensi
yang cukup sering dan kedekatan fisik akan
menciptakan blok-blok pertemanan diluar
struktur organisasi. Hal tersebut berbahaya
karena dapat memecah kelompok-kelompok
informal sehingga dapat mengganggu kinerja
antar karyawan perusahaan atau organisasi

Komunikasi informal ini merupakan desasdesus (grapevine) yang membawa informasi
yang informal. Jaringan komunikasi informal
ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang
memberikan dampak kepada organisasi.
Adanya jaringan komunikasi informal
membuat pimpinan dapat mengetahui
pemikiran karyawan, karyawan dapat
melahirkan perasaan emosional dari
informasi-informasi yang mengakibatkan
terjadinya perdebatan, dapat membantu
mengartikan pengarahan dari pemimpin ke
dalam bahasa yang lebih mudah dimengerti
oleh karyawan. Hubungan yang efektif antara
atasan dan bawahan kelihatannya sangat
kursial untuk mengontrol informasi informal.
Penyebaran informasi melalui komunikasi
informal ini sangat sulit untuk dikendalikan,

Dalam jaringan komunikasi informal akan
ditemukan orang-orang yang dalam struktur
formal organisasi mungkin tidak memiliki
kedudukan strategis, namun di dalam
jaringan informal bisa saja terjadi orangorang tersebut berperan sebagai pemimpin
kelompok informal yang memiliki opini yang
menonjol (opinion leader). Berbagai peranan
yang lebih kompleks akan muncul di dalam
organisasi jika terjadi jaringan komunikasi
informal muncul dari interaksi diluar
kegiatan formal organisasi.

Kesimpulan
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan di
organisasi atau perusahaan orang orang yang
11

terlibat di dalamnya tidak terlepas dari
aktivitas
komunikasi.
Komunikasi
merupakan proses penyampaian informasi,
gagasan,
emosi,
keterampilan,
dan
sebagainya
yang
dilakukan
dengan
menggunakan lambang-lambang atau katakata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain.

Komunikasi Mahasiswa Dosen
Pembimbing Utama Skripsi Pada
Mahasiswa. Jurnal Psikologi, 93115.
Hapsari, D. R. (2016). Peran Jaringan
Komunikasi Dalam Gerakan Sosial.
Jurnal Komunikasi, 25-36.

Komunikasi juga merupakan sarana yang
penting dalam kegiatan kantor karena dapat
menimbulkan rasa kebersamaan dan
keakraban di dalam suatu kantor. Dalam
komunikasi terdapat beberapa elemen
elemen komunikasi yang terdiri dari
pengirim pesan (sender), pesan (message),
media pendukung (media), penerima pesan
(receiver), tanggapan berupa umpan balik
(feedback) serta gangguan (noise).

Lumbantobing, R. M. (2015). Peranan
Komunikasi dalam Kepemimpinan
Organisasi di Dinas Kebudayaan
Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Kota Sibolga. Komunikasi, 1-10.
Putri, D. D. (2016). Pola Komunikasi Pada
Program Mentoring. e-Proceeding of
Management : Vol.3, 3898-3901.

Di dalam komunikasi tentunya terdapat suatu
pola atau jaringan, dimana pesan/informasi
tersebut
bergerak
melalui
jaringan
komunikasi. Untuk membentuk jaringan
komunikasi yang efektif perlu adanya
pengirim pesan yang memahami fungsi dan
peran dari komunikasi tersebut, sehingga
penerima
pesan
dapat
memberikan
tanggapan berupa umpan balik dari
komunikasi tersebut.

Redding, W., & Sanborn, G. (2005).
Business and Industrial
Communication: A Source Book .
California: Harper & Row.
Robbins, S., & Coulter, M. (2007).
Manajemen, Edisi Kedelapan.
Jakarta: PT Indeks.
Sentosa, A. T. (2015). Pola Komunikasi
dalam Proses Interaksi Sosial di
Pondok Pesantren Nurul Islam
Samarinda. eJournal Ilmu
Komunikasi, 491-503.

Daftar Pustaka
Chaniago, H. (2013). Manajemen Kantor
Kontemporer. Bandung, Jawa Barat,
Indonesia: CV Akbar Limas Perkasa.

Syahputra, B. (2015). Hubungan
Komunikasi Internal terhadap
Kinerja Pegawai Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Kampar. Konsentrasi
Manajemen Komunikasi, 1-14.

Cindoswari, A. R. (2016). Analisis Struktur
Jaringan Komunikasi Dalam
Adaptasi Ekonomi, Sosial dan
Budaya Pada Paguyuban Babul
Akhirat di Kota Batam. Komunikasi,
129-144.
Gunawati, R., Hartati, S., & Listiara, A.
(2006). Hubungan Antara Efektivitas
12