ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI FINAL

72
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

ISSN 2085-3548

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza sativa L.) BENIH VARIETAS
CIHERANG YANG BERSERTIFIKAT DAN TIDAK BERSERTIFIKAT DI KECAMATAN
LABUAN AMAS SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH
(The Revenue analysis of Paddy Rice farming on Ciherang variety which using certificate or no
certificate in Labuan Amas Selatan Sub District Hulu Sungai Utara District)
Nor Laila1), Ana Zuraida2), Achmad Jaelani2)
1)

Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Fakultas Pertanian Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

2)

ABSTRACT
This research aims to determine the cost of production, receipts, revenues, profit, feasibility in
paddy rice farming which using certificate and no certificate. This research using Simple random

sampling method. Data analysis by t test. This research refers to the farmer which using certificate of
paddy rice, the production and receipts higher than farmer which using no certificate of paddy rice.
Average total cost Rp. 6.796.307 ha-1, average receipts Rp. 10.888.900 ha-1 and average Profit Rp.
4.092.593 ha-1. Farmer which using no certificate of paddy rice, average total cost Rp. 6.516.947 ha-1,
average receipts Rp. 7.695.380 ha-1 , Average profit Rp. 1.178.433 ha-1, otherwise R/C Ratio for
farmer which using certificate of paddy rice was 1,60 higher than no certificate of paddy rice was
1,18.
Key words : Certificate paddy rice,Revenue, Profit, Cost production, R/C ratio

PENDAHULUAN
Dalam rangka pembangunan ekonomi
nasional, sektor pertanian mendapat prioritas
utama. Hal ini dikarenakan jika ditinjau dari
berbagai segi, sektor pertanian merupakan
sektor yang dominan dalam ekonomi nasional,
misalnya kontribusi dalam pendapatan
nasional, peranannya dalam pemberian
lapangan kerja bagi penduduk yang bertambah
dengan cepat dan kontribusinya dalam
menghasilkan devisa negara.

Pemerintah mempunyai peranan yang
penting
dalam
usaha
meningkatkan
produktivitas
pertanian
yaitu
dengan
memberikan perhatian yang besar dalam
mengembangkan perbenihan di tanah air. Salah
satu keberhasilan usaha peningkatan produksi
padi sangat tergantung dari mutu benih.
Benih yang bermutu adalah benih yang
bersertifikat. Sertifikasi benih adalah suatu
cara
pemberian
sertifikat
atas
cara

perbanyakan, produksi dan penyebaran benih

yang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan
oleh
Departemen
Pertanian
Republik
Indonesia.
Suatu varietas hanya dapat
disertifikasi bila telah dianjurkan oleh tim
penilai dan pelepas varietas dari Badan Benih
Nasional dan disetujui oleh Menteri Pertanian.
Selanjutnya pelaksanaan sertifikasi benih
dilaksanakan oleh Dinas Pengawasan dan
Sertifikasi Benih, dengan tugas pokok yaitu
sertifikasi benih, pembinaan, pengaturan dan
peningkatan mutu perbenihan tanaman
pertanian. Tujuan sertifikasi benih adalah
memelihara kemurnian mutu benih dari
varietas unggul serta menyediakan secara

kontinyu kepada petani.
Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah
terdiri dari 11 Kecamatan, sebagian besar
masyarakatnya mengusahakan tanaman padi
(Oryza sativa L). Petani di Kecamatan Labuan
Amas Selatan yang mengusahakan tanaman
padi dengan menggunakan benih padi
bersertifikat dan benih padi tidak bersertifikat.

73
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

Petani disana lebih banyak menanam varietas
ciherang dibandingkan dengan petani di
kecamatan lain, salah satu alasannya karena
varietas ciherang lebih tinggi permintaan
pemasarannya dan kondisi lahan yang baik
untuk varietas itu sendiri sehingga hasil
produksi lebih banyak. Benih padi bersertifikat
merupakan penanaman benih padi berlabel

yang benihnya diperoleh dari proses sertifikasi
yang prosesnya diawasi oleh pengawas benih
dari BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi
Benih), dimana prosesnya diawasi mulai dari
proses penanaman sampai panen. Beberapa
keunggulan dari benih padi bersertifikat adalah
pertumbuhannya seragam, lebih tahan terhadap
hama dan penyakit, respon terhadap
pemupukan dan hasil panennya atau
produksinya tinggi.
Benih padi tidak bersertifikat adalah benih
unggul tidak berlabel yang berasal dari hasil
panenan petani sendiri atau diperoleh dari
petani lainnya atau benih antar petani, adapun
kelemahan dari benih padi tidak bersertifikat
ini di antaranya adalah tidak tahan terhadap
serangan hama dan penyakit, tidak respon
terhadap pemupukan dan pertumbuhannya
tidak seragam serta bila ditanam secara terus
menerus dalam jangka waktu yang lama maka

akan dapat menurunkan kualitas benih padi itu
sendiri, maka tanaman akan mengalami
kemunduran sehingga hasil dan mutunya
semakin
menurun.
Bila
dilihat
dari
keunggulaannya sudah jelas bahwa benih padi
yang bersertifikat lebih baik, tetapi pada
kenyataannya masih ada petani di Kecamatan
Labuan Amas Selatan yang menanam dengan
menggunakan benih padi yang tidak
bersertifikat.
Adanya kenyataan tersebut, penulis
berkeinginan untuk melakukan penelitian
terkait hal di atas, di Kecamatan Labuan Amas
Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk
mengetahui besarnya biaya yang di keluarkan

dan pendapatan yang diterima dalam usahatani
padi dengan menggunakan benih padi
bersertifikat dan benih padi tidak bersertifikat.

ISSN 2085-3548

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kecamatan
Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah yang meliputi empat Desa yaitu Desa
Pantai Hambawang, Desa Sungai Rangas, Desa
Taras Padang dan Desa Durian Gantang.
Waktu penelitian dimulai pada bulan Mei
sampai dengan Desember 2011 mulai dari
persiapan, pengumpulan data, pengolahan dan
interpretasi data sampai dengan pembuatan
laporan.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian dilakukan dengan menggunakan

metode survey, dengan teknik observasi. Data
yang dikumpulkan meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh dari
petani responden dengan cara wawancara
langsung yang dibantu dengan daftar
pertanyaan yang telah disiapkan. Adapun data
sekunder diperoleh dari dinas atau instansi
terkait yang berhubungan dengan penelitian.
Metode Penarikan Contoh
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode survey dengan teknik
observasi. Populasi adalah petani yang
menggunakan benih padi bersertifikat dan
petani yang menggunakan benih padi tidak
bersertifikat varietas ciherang di Kecamatan
Labuan Amas Selatan. Teknik penetapan
sampel menggunakan metode Simple Random
Sampling, yaitu pengambilan contoh acak
sederhana,
setiap

petani
mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih, petani
yang menggunakan benih padi bersertifikat
dan petani yang menggunakan benih padi
tidak bersertifikat setelah sampel dipilih secara
acak, sehingga terpilih jumlah sampel
sebanyak 20 orang yang terdiri dari 10 orang
petani yang menggunakan benih padi
bersertifikat dan 10 orang petani yang
menggunakan benih padi tidak bersertifikat,
dari petani yang menjadi sampel (jumlah dan
macamnya) pemupukkan sesuai dengan
keadaan di lapangan.

74
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

Analisis Data
Untuk mengetahui tujuan penelitian yang

pertama menggunakan analisis finansial
dengan cara data yang diperoleh dari
responden
yang
berpedoman
dengan
pertanyaan atau kuesioner
dikumpulkan
kemudian
ditabulasi dan dianalisis, yang
kedua menggunakan analisis finansial dengan
cara data yang diperoleh dianalisis secara
tabulasi yang meliputi biaya penerimaan,
pendapatan, Keuntungan, dan R/C Ratio
kemudian dibandingkan secara statistik dengan
uji - t, yang akan
di uji dengan uji-t yaitu
pendapatan dan R/C Ratio.
Untuk menghitung biaya digunakan rumus :
1). Biaya

Menurut Kasim (2004) untuk menghitung
biaya digunakan rumus :
TC = TCe + TCi
Dimana :
TC = Biaya Total usahatani dalam
periode usahatani.
TCe = Besarnya biaya yang berupa
biaya eksplisit (explicit costs)
TCi = Besarnya biaya yang berupa
biaya implisit (implicit costs)
2). Penerimaan
Menurut Kasim (2004) untuk
menghitung penerimaan digunakan rumus
yaitu
TR = Y x Py
Dimana:
TR = Penerimaan Total
Y
= Produksi yang diperoleh
selama periode produksinya
Py = Harga dari hasil produksi
3). Pendapatan
Menurut Kasim (2004) untuk menghitung
pendapatan digunakan rumus yaitu :
I = TR – TCe

ISSN 2085-3548

Dimana:
I
= Pendapatan usahatani
TR
= Total penerimaan (Rp)
TCe = Total biaya eksplisit (Rp)
4). Keuntungan
Menurut Kasim (2004) untuk menghitung
keuntungan digunakan rumus :
π = TR -TC
Dimana :
π
= Keuntunga atau laba
TR = Penerimaan total
TC = Biaya total
5). R/C Ratio
Untuk mengetahui kelayakan usahatani
padi yang menggunakan benih padi
bersertifikat dan yang tidak bersertifikat maka
digunakan Analisis R/C ratio merupakan
perbandingan antara penerimaan (revenue) dan
biaya (cost), menurut Rahim dan Hastuti
(2007) yaitu :
R/C ratio = TR
TC
Dimana :
R/C ratio = Revenue cost ratio
TR
= Total revenue (total
pendapatan)
TC
= Total production cost
(total biaya produksi)
Untuk membandingkan penerimaan dan
R/C Ratio antara yang menggunakan benih
padi bersertifikat dan benih padi tidak
bersertifikat pada usahatani padi menggunakan
rumus uji t, yang sebelumnya dilakukan uji
normalitas data (Gomez ,2006)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyelenggaraan Usahatani Padi yang
Menggunakan Benih Padi Bersertifikat dan
Benih Padi Tidak Bersertifikat Varietas
Ciherang
Secara teknis bercocok tanam dalam
penyelenggaraan usahatani padi pada petani
yang menggunakan benih padi bersertifikat dan

75
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

ISSN 2085-3548

dari bibit penyakit, selain itu juga hasil
produksinya lebih banyak bila dibandingkan
dengan hasil dari yang menggunakan benih
padi tidak bersertifikat dan lebih tahan
terhadap hama dan penyakit, pemberian
sertifikat benih ini dilakukan oleh Sub
Direktorat
Pembinaan
Mutu
Benih,
Departemen Pertanian. Para petani yang
mengusahakan
tanaman
padi
yang
menggunakan benih padi bersertifikat di
Kecamatan Labuan Amas Selatan ini
banyaknya jumlah benih yang digunakan
dalam 1 ha sudah sesuai dengan pendapat
Hermanto (1989), yaitu dalam 1 ha
penggunaan benih padi yang bersertifikat
memerlukan benih sebanyak 25-30 kg.

tidak bersertifikat varietas ciherang di
Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten
Hulu Sungai Tengah dapat dilihat pada Tabel
1.
1. Penggunaan benih
Di Kecamatan Labuan Amas Selatan secara
umum petani banyak mengusahakan usahatani
dengan menggunakan benih padi yang
bersertifikat, untuk mendapatkan benih yang
bersertifikat
maka
para petani
yang
mengusahakannya mendapatkan benih tersebut
dengan cara membeli di Balai Benih Pantai
Hambawang atau juga bisa membeli kepada
para penanggkar benih yang bersertifikat
dengan harga rata-rata Rp. 5.000/kg. Benih
bersertifikat terjamin mutunya dan juga bebas

Tabel 1. Teknis Bercocok Tanam Padi Antara Petani yang Menggunakan Benih Padi Bersertifikat dan
Tidak Bersertifikat Varietas Ciherang.
No

3.

Teknis bercocok tanam
padi
Benih
Penanaman
a. Ukuran jarak tanam
b. Banyaknya bibit
Penyiangan

4.

Pemupukan

1.
2.

Bersertifikat

Tidak bersertifikat

25-30 kg

30-40 kg

25x25 cm
1-2 batang/lobang
Pertama umur 35 hari
Kedua umur 50 hari
Urea = 200 kg/ha
KCL = 175 kg/ha
TSP = 70 kg/ha

25x25 cm
3-5 batang/lobang
Umur 1-2 bulan

Di Kecamatan Labuan Amas Selatan yang
mengusahakan
tanaman
padi
dengan
menggunakan benih padi tidak bersertifikat
varietas ciherang, untuk mendapatkan benih
padi yang tidak bersertifikat petani biasanya
membeli benih padi tersebut di pasar dengan
harga rata-rata Rp. 3.800/kg atau bisa juga
benih tersebut didapatkan dari hasil panen
sebelumnya petani itu sendiri, banyaknya benih
yang
digunakan
oleh
petani
dalam
pertanamannya yaitu antara 30- 40 kg/ha. Para
petani di Kecamatan Labuan Amas Selatan
yang masih mengusahakan tanaman padi

Urea = 170 kg/ha
KCL = 170 kg/ha
TSP = 70 kg/ha

dengan menggunakan benih padi yang tidak
bersertifikat
salah
satunya
alasannya
dikarenakan harga benih yang bersertifikat
lebih mahal bila dibandingkan dengan benih
tidak bersertifikat.
2. Persemaian
Para petani di Kecamatan Labuan Amas
Selatan yang menggunakan benih padi
bersertifikat dan benih padi tidak bersertifikat
melakukan persemaian dengan terlebih dahulu
benih yang akan digunakan direndam selama ±
24 jam, perendaman ini dimaksudkan agar

76
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

benih dapat mengisap air yang cukup guna
proses perkecambahan, setelah direndam,
benih diperam selama ± 24 jam untuk
memberi kesempatan gabah berkecambah dan
setelah benih berkecambah maka benih siap
disebar pada persemaian, lahan yang telah
disiapkan dibuat bedengan-bedengan dan
diantara bedengan-bedengan dibuat selokan
sebesar ± 30 cm, ini berguna untuk
memudahkan penaburan benih, pemupukan,
penyemprotan hama, pengairan, penyiangan
dan pencabutan bibit.
3.

Pengolahan tanah
Petani di Kecamatan Labuan Amas Selatan
baik yang menggunakan benih padi
bersertifikat dan yang tidak bersertifikat untuk
pengolahan tanah dilakukan dengan cara
dicangkul atau ditraktor, pengolahan tanah
dilakukan pada saat terjadi hujan pertama yang
dapat melembabkan tanah setelah itu
pengolahan tanah dilakukan kembali pada saat
menjelang tanam, tenaga kerja yang digunakan
terdiri dari tenaga kerja luar keluarga.
4.

Penanaman
Petani responden yang menggunakan benih
padi bersertifikat dalam penanamannya jarak
tanam yang digunakan yaitu 25x25 cm dan
dalam 1 lobang memerlukan 1 – 2 batang bibit.
Petani responden yang menggunakan benih
padi tidak bersertifikat menggunakan jarak
tanam yang sama dengan benih padi yang
bersertifikat yaitu 25x25 cm dan memerlukan
lebih banyak bibit dalam 1 lobangnya
dibandingkan dengan benih yang bersertifikat
yaitu 3 – 5 bibit/lobang.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan dalam berusaha tani meliputi :
a. Penyiangan
Petani di Kecamatan Labuan Amas Selatan
yang mengusahakan tanaman padi dengan
menggunakan benih padi yang bersertifikat
melakukan penyiangan atau pembersihan
pertama pada saat tanaman berumur 35 hari
setelah
tanam
dan
penyiangan
atau
pembersihan kedua dilakukan pada saat

ISSN 2085-3548

tanaman berumur 50 hari, maksud dari
penyiangan ini adalah untuk membersihkan
tanah dari rumput-rumput liar sekaligus
menggemburkan tanah dan juga pencegahan
terhadap serangan hama, penyiangan dilakukan
menggunakan parang.
Petani yang mengusahakan tanaman padi
dengan menggunakan benih padi tidak
bersertifikat melakukan penyiangan atau
pembersihan pada saat tanaman berumur 1 – 2
bulan, dengan tujuan untuk membersihkan
tanah dari rumput-rumput liar sekaligus
menggemburkan tanah dan juga pencegahan
terhadap serangan hama, penyiangan dilakukan
menggunakan parang.
b. Pemupukan
Petani di Kecamatan Labuan Amas Selatan
yang menggunakan benih padi bersertifikat
dalam pertanaman padi menggunakan pupuk
urea, TSP dan KCL, dengan dosis rata-rata
setiap petani responden menggunakan pupuk
urea 200 kg/ha, pupuk TSP 175 kg/ha dan
pupuk KCL 70 kg/ha, pemberian dilakukan
dengan cara disebar merata, cara pemberian
pupuk urea diberikan dua tahap yaitu 1/3
bagian bersamaan dengan TSP dan KCL pada
saat tanam (1-5 hari setelah taman), 1/3 urea
berikutnya diberikan pada saat tanaman
berumur 30 hari, pernyataan tersebut sesuai
dengan pendapat Hermanto (1989), yang
menyatakan dosis yang dianjurkan adalah
untuk Urea 200-250 kg/ha, TSP 100-150 kg/ha
dan KCL 75-100 kg/ha.
Petani di Kecamatan Labuan Amas
Selatan yang menggunakan benih padi tidak
bersertifikat
dalam
pertanaman
padi
menggunakan pupuk urea, TSP dan KCL,
dengan dosis rata-rata setiap petani responden
menggunakan pupuk rata-rata untuk pupuk
Urea 170 kg/ha, pupuk TSP 170 kg/ha dan
KCL 70 kg/ha, pemupukan dilakukan hanya
satu kali selama musim tanam.
c.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama penyakit merupakan faktor utama
dalam pembatas produksi pertanian. Agar
usaha produksi pertanian memberikan hasil
yang memuaskan maka tanaman harus bebas
dari serangan hama dan penyakit. Oleh sebab

77
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

ISSN 2085-3548

itu apabila ada serangan hama dan penyakit
perlu dilakukan tindakan pemberantasan. Pada
tanaman padi sawah yang sering menimbulkan
kerusakan yakni hama tikus, penggerek batang,
walang sangit dan penyakit seperti penyakit
bercak coklat, pengendalian hama dan penyakit
umumnya dilakukan dengan menggunakan
varietas tahan hama, penanaman padi
serempak, menjaga kebersihan lingkungan
(sanitasi) dan menggunakan insektisida atau
fungisida yang efektif (Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2009).
6. Panen
Panen dilakukan setelah butir padi masak
merata dan warna kuning. Panen yang terlalu
cepat menurunkan kualitas gabah, tanda
tanaman padi siap dipanen yakni 85% malai
menguning, daun bendera mengering, cabang
malaibagian bawah hijau tengah menguning
dan bagian atas/ujung telah masak. Pemanenan
dilakukan dengan menggunakan sabit (Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura,
2009).
Analisis ekonomi
Hasil analisis usaha petani yang
menggunakan benih padi bersertifikat dan

benih padi tidak bersertifikat di Kecamatan
Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah dapat di lihat pada Tabel 2.
Biaya
Biaya yang dikeluarkan pada kegiatan
usahatani padi yang menggunakan benih padi
bersertifikat dan tidak bersertifikat di
Kecamatan Labuan Amas Selatan yang terdiri
dari biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya
eksplisit adalah semua biaya yang secara nyata
dikeluarkan
oleh
petani
dalam
penyelenggaraan usahatani, dan biaya implisit
adalah
biaya
yang
sifatnya
hanya
diperhitungkan saja sebagai biaya tidak benarbenar pengeluaran yang dibayar secara nyata
oleh petani. Petani yang menggunakan benih
padi bersertifikat, biaya eksplisit rata-rata Rp.
5.046.252 yang mana biaya eksplisit ini
meliputi biaya pengolahan tanah, penanaman,
panen,
parang,
cangkul,
gumbaan,
handsprayer, karung, tikar, harit, benih, pupuk
dan obat-obatan, sedangkan untuk biaya
implisit rata-rata adalah Rp. 1.750.055 yang
mana meliputi biaya persemaian, penyiangan,
pemupukan, penyemprotan, dan sewa lahan,
dan rata-rata biaya total adalah Rp.
6.796.307/ha per satu kali musim tanam.

Tabel 2. Hasil Analisis Usahatani Padi yang Menggunakan Benih Padi Bersertifikat dan Tidak
Bersertifikat Varietas Ciherang di Kecamatan Labuan Amas Selatan.

No
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Jumlah
Benih bersertifikat
Benih tidak bersertifikat

Komponen
Biaya, meliputi :
a. Biaya eksplisit rata-rata
b. Biaya implisit rata-rata
c. Total biaya rata-rata
Harga gabah per kilogram
Produksi Total
Penerimaan rata-rata
Pendapatan rata-rata
Keuntungan rata-rata
R/C ratio

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

5.046.252
1.750.055
6.796.307
3.800/kg
28.655 kg
10.888.900
5.842.648
4.092.593
1,60

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

4.926.835
1.590.113
6.516.947
3.800/kg
20.251 kg
7.691.200
2.764.365
1.174.252
1,18

78
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

Petani yang menggunakan benih padi tidak
bersertifikat, biaya eksplisit rata-rata Rp.
4.926.835 yang mana biaya eksplisit ini
meliputi biaya pengolahan tanah, penanaman,
panen,
parang,
cangkul,
gumbaan,
handsprayer, karung, tikar, harit, benih, pupuk
dan obat-obatan, sedangkan untuk biaya
implisit rata-rata adalah Rp. 1.590.113 yang
mana meliputi biaya persemaian, penyiangan,
pemupukan, penyemprotan dan sewa lahan,
dan rata-rata biaya total adalah
Rp.
6.516.947/ha per satu kali musim tanam.
1.

Produksi dan penerimaan petani
Hasil penelitian yang dilaksanakan di
Kecamatan Labuan Amas Selatan petani yang
mengusahakan dengan menggunakan benih
padi bersertifikat
menggambarkan dalam
waktu satu kali musim tanam dengan luasan
rata-rata 1 ha menghasilkan rata-rata produksi
perhektar per satu kali musim tanam adalah
2.866 kg atau 2,866 ton gabah. Harga jual padi
di Kecamatan Labuan Amas Selatan selama
dilakukan penelitian ini yaitu Rp. 3.800/kg
sehingga petani yang mengusahakan tanaman
padi yang menggunakan benih padi
bersertifikat memperoleh penerimaan rata-rata
Rp. 10.888.900/ha per satu kali musim tanam,
Petani yang mengusahakan tanaman padi
dengan menggunakan benih padi tidak
bersertifikat rata-rata produksi perhektar
persatu kali musim tanam adalah 2.025 kg atau
2,025 ton gabah. Harga jual padi di Kecamatan
Labuan Amas Selatan selama dilakukan
penelitian ini yaitu Rp. 3.800/kg sehingga
petani yang mengusahakan tanaman padi yang
menggunakan benih padi tidak bersertifikat
memperoleh
penerimaan
rata-rata
Rp.
7.691.200/ha per satu kali musim tanam.

2.

Tingkat Pendapatan Petani
Setelah diketahui besarnya biaya total
eksplisit dan penerimaan maka akan diketahui
tingkat pendapatan yang diterima oleh petani
padi yang menggunakan benih padi
bersertifikat. Pendapatan adalah selisih antara
penerimaan dengan biaya total eksplisit,
penerimaan rata-rata sebesar Rp. 10.888.900

ISSN 2085-3548

dan biaya eksplisit rata-rata sebesar Rp.
5.046.252 maka setelah penerimaan rata-rata
dikurangi jumlah biaya eksplisit rata-rata maka
akan diperoleh pendapatan rata-rata yaitu
sebesar Rp. 5.842.648/ha per satu kali musim
tanam. Tingkat pendapatan yang diterima oleh
petani yang menggunakan benih padi tidak
bersertifikat, penerimaan rata-rata sebesar Rp.
7.691.200 dan biaya eksplisit rata-rata sebesar
Rp. 4.926.835 maka setelah penerimaan ratarata dikurangi jumlah biaya eksplisit rata-rata
maka akan diperoleh pendapatan rata-rata yaitu
sebesar Rp. 2.764.365/ha per satu kali musim
tanam.
3.

Keuntungan atau Laba
Keuntungan
adalah
selisih
antara
penerimaan dengan biaya total yang
dikeluarkan oleh petani dalam satu kali musim
tanam (biaya eksplisit dan biaya implisit),
penerimaan rata-rata yang diperoleh petani
yang menggunakan benih padi bersertifikat
sebesar Rp. 10.888.900 dan total biaya rata-rata
Rp. 6.796.307 maka setelah jumlah penerimaan
rata-rata dikurangi biaya total rata-rata akan
diperoleh keuntungan rata-rata yaitu sebesar
Rp. 4.092.593/ha per satu kali musim tanam.
Penerimaan rata-rata yang diperoleh petani
yang menggunakan benih padi tidak
bersertifikat sebesar Rp. 7.691.200 dan total
biaya rata-rata Rp. 6.516.947 maka setelah
jumlah penerimaan rata-rata dikurangi biaya
total rata-rata akan diperoleh keuntungan ratarata yaitu sebesar Rp. 1.174.252/ha per satu
kali musim tanam.
4.

R/C Ratio
Kelayakan
usahatani
padi
dengan
menggunakan benih padi bersertifikat yang
dilaksanakan di Kecamatan Labuan Amas
Selatan dapat diketahui dengan menggunakan
Analisis Revenue Cost Ratio (R/C) Ratio, yang
mana
merupakan
perbandingan
antara
penerimaan (revenue) dan biaya (cost).
Usahatani padi yang menggunakan benih
padi bersertifikat jumlah penerimaan rata-rata
yang diperoleh Rp. 10.888.900 dan biaya total
rata-rata
Rp. 6.796.307 maka setelah

79
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

penerimaan rata-rata dibagi dengan biaya total
rata-rata maka akan diketahui rata-rata R/C
Ratio sebesar 1,60 artinya setiap satu rupiah
yang dikeluarkan oleh responden akan
diperoleh keuntungan sebesar 0,60 rupiah,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
usahatani padi yang diusahakan dengan
menggunakan benih padi bersertifikat tersebut
layak untuk diusahakan.
Usahatani padi yang menggunakan benih
padi tidak bersertifikat jumlah penerimaan ratarata yang diperoleh Rp. 7.691.200 dan biaya
total rata-rata Rp. 6.516.947 maka setelah
penerimaan rata-rata dibagi dengan biaya total
rata-rata maka akan diketahui R/C ratio sebesar
1,18 artinya setiap satu rupiah yang
dikeluarkan oleh responden akan diperoleh
keuntungan sebesar 0,18 rupiah dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa usahatani
padi yang diusahakan di Kecamatan Labuan
Amas Selatan dengan menggunakan benih padi
bersertifikat dan benih padi tidak bersertifikat
tersebut layak untuk diusahakan, hal ini sesuai
dengan pendapat Rahim dan Hastuti (2007)
menyatakan bahwa R/C lebih dari 1 adalah
untung dan layak diusahakan.
Pada
saat
penelitian
dilihat
dari
penerimaan, pendapatan dan keuntungan yang
diperoleh petani yang mengusahakan tanaman
padi khususnya di Kecamatan Labuan Amas
Selatan terlihat jelas bahwa petani yang
mengusahakan dengan menggunakan benih
padi bersertifikat itu lebih besar baik itu
produksi, pendapatan dan keuntungannya bila
dibandingkan
dengan
petani
yang
menggunakan benih padi tidak bersertifikat,
hal ini salah satu disebabkan dalam hal
pemupukan yang tidak bersertifikat dosisnya
lebih sedikit dibanding yang bersertifikat,
walaupun dalam penelitian ini pendapatan yang
diterima petani per satuan luas beda tipis tetapi
yang menggunakan benih yang bersertifikat
tetap lebih unggul lebih banyak produksinya,
sehingga petani yang ada di Kabupaten Hulu
Sungai Tengah khususnya di Kecamatan
Labuan Amas Selatan itu lebih banyak yang
menggunakan benih padi bersertifikat.

ISSN 2085-3548

Pada Tabel 2 diterangkan bahwa
perbandingan pendapatan yang diperoleh oleh
petani antara petani yang menggunakan benih
padi
bersertifikat
dan
petani
yang
menggunakan benih padi tidak bersertifikat
menunjukkan hasil yang berbeda nyata, yaitu
pendapatan rata-rata yang diperoleh petani
yang menggunakan benih padi bersertifikat
sebesar Rp. 5.842.648/ha dan Rp. 2.764.365/ha
pendapatan rata-rata yang diterima petani yang
menggunakan benih padi tidak bersertifikat.
Perbedaan tingkat pendapatan tersebut
diakibatkan karena dalam penggunaan benih
padi yang bersertifikat pertumbuhannya
seragam sehingga produksi lebih tinggi,
benihnya lebih tahan terhadap hama penyakit
dan lebih respon terhadap pemupukan.
Hasil R/C Ratio antara petani yang
menggunakan benih padi bersertifikat dan
petani yang menggunakan benih padi tidak
bersertifikat terlihat berbeda, yaitu lebih tinggi
R/C Ratio yang menggunakan benih padi
bersertifikat, yang mana R/C Ratio rata-rata
yang menggunakan benih padi bersertifikat
adalah 1,60 dan R/C Ratio rata-rata yang
menggunakan benih padi tidak bersertifikat
adalah 1,18 yang artinya usahatani tersebut
layak untuk diusahakan, dari perbandingan
tersebut untuk R/C Ratio yang menggunakan
benih padi tidak bersertifikat lebih rendah, hal
tersebut dikarenakan tanaman tidak respon
terhadap pemupukan, tidak tahan terhadap
hama dan penyakit sehingga tingkat produksi
lebih rendah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan di
Kecamatan Labuan Amas Selatan dalam
usahatani padi yang menggunakan benih padi
bersertifikat dan benih padi tidak bersertifikat
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1). Biaya total eksplisit rata-rata petani yang
menggunakan benih padi bersertifikat
adalah Rp. 5.046.252 biaya total rata-rata
implisit responden
Rp. 1.750.055
sehingga didapat total biaya rata-rata
responden (biaya eksplisit + biaya implsit)

80
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

adalah Rp. 6.796.307/ha per satu kali
musim tanam sedangkan petani yang
menggunakan
benih
padi
tidak
bersertifikat biaya total eksplisit rata-rata
petani responden Rp. 4.926.835 biaya
total rata-rata implisit responden Rp.
1.590.113 sehingga didapat total biaya
rata-rata responden (biaya eksplisit + biaya
implsit) adalah Rp. 6.516.947/ha per satu
kali musim tanam.
2). Petani yang menggunakan benih padi
bersertifikat pendapatan total rata-rata
yang diperoleh petani responden Rp.
5.842.648/ha per satu kali musim tanam
dan petani yang menggunakan benih padi
tidak bersertifikat pendapatan total ratarata yang diperoleh responden Rp.
2.768.545/ha per satu kali musim tanam.
Saran
Untuk meningkatkan produksi, pendapatan
dan keuntungan yang diperoleh
para petani
yang mengusahakan tanaman padi di
Kecamatan Labuhan Amas Selatan sebaiknya
menggunakan benih padi bersertifikat. Dengan
produksi yang lebih tinggi maka akan
meningkatkan keuntungan bagi petani itu
sendiri sehingga kehidupan lebih sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A. 2002. Budi Daya Padi Secara
Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2011.
Deskripsi Sederhana Varietas Padi Tahun
1978-2010. Kalimantan Selatan.

ISSN 2085-3548

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura.
2009.
Budidaya Padi
Sawah Irigasi dan Rawa. Tapin.
Gomez, A.K. 2006. Prosedur Statistik Untuk
Penelitian Pertanian.
Universitas
Indonesia Press.
Hermanto, 1989. Ilmu Usaha Tani, PT.
Penerbit Swadaya. Jakarta.
Istiastuti, 1996. Budidaya Aneka Tanaman
Pangan. Cetakan I. Penerbit Trigenda
Karya. Jakarta Pusat.
Kasim, S.
2004.
Petunjuk Menghitung
Keuntungan dan Pendapatan Usahatani.
Universitas
Lambung
Mangkurat.
Banjarbaru.
Kartasapoetra. 1986. Teknologi Benih, PT.
Bina Aksara. Jakarta.
Mugnisyah. 1999.
Teknologi
Universitas Terbuka. Jakarta.

Benih.

Mubyarto.
1995.
Pengantar Ekonomi
Pertanian.
Lembaga
Penelitian
Pendidikan dan Penerangan Ekonomi
Sosial. Jakarta.
Rahim, A dan Hastuti, D.R.D, 2007.
Pengantar Teori dan Kasus Ekonomi
Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta
Suryana. A. 2008. Padi Sawah Tadah Hujan.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Departemen pertanian.
Jakarta.

81
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012

Sutopo, L. 1998. Teknologi Benih. Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya.
PT
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Saladien, dkk, 1981.
Geografi dan
Kependudukan. Bina Ilmu. Malang.

ISSN 2085-3548