PENGARUH KOMPETENSI KERJA DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA PEGAWAI PADA PROGRAM STUDI DI LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

PENGARUH KOMPETENSI KERJA DAN KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA
SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA PEGAWAI PADA
PROGRAM STUDI DI LINGKUNGAN POLITEKNIK
KESEHATAN TANJUNGKARANG
1)

Sri Indra Trigunarso1)
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

Abstract: The Work Competencies Influence and Transformacy Leadership of Work
Satisfaction with Implication to Worker Productivity of Study Program in Poltekkes
Tanjungkarang. The purpose of this research to knows and analyzes the influence of work
competency and transformational leadership toward work satisfaction and its implication on worker
performance of study program in Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Lampung Province.Population
in this research is 297 people or all worker, whereas the sample is a number of 260 workers suitable
with SEM requirement. The tool of data collection uses questioner instrument whereas the tool of data
analyzing uses statistics, i.e. structural equation modeling (SEM).Based on SEM analyzing by using
Lisrel 8.70, it is known that work competency variable and transformational leadership give influence
toward work satisfaction and simultaneously give influence toward worker performance of study
program in Politeknik Kesehatan Tanjungkarang environment. The result describes that worker

performance is very determined by work satisfaction which improve and work satisfaction is
influenced by transformational leadership which applies on Study program in Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang environment.

Keywords : Work competency, Transformational leadership, work satisfaction, worker
performance, Politeknik study program
Abstrak: Pengaruh Kompetensi Kerja Dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap
Kepuasan Kerja Serta Implikasinya Pada Kinerja Pegawai Pada Program Studi Di Lingkungan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh kompetensi kerja dan kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja serta
implikasinya pada kinerja pegawai program studi di lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
Provinsi Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah 297 orang atau seluruh pegawai yang ada,
sedangkan sampel sejumlah 260 pegawai. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan
instrument kuesioner sedangkan alat analisis data menggunakan statistika yaitu structural equation
modeling (SEM). Berdasarkan hasil analisis kuantitatif menggunakan structural equation modeling
(SEM) dengan program Lisrel 8.70 diketahui bahwa variabel kompetensi kerja dan kepemimpinan
transformasional berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan secara simultan berkontribusi kepada
kinerja pegawai program studi di lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. Hasil ini
menggambarkan bahwa kinerja pegawai dengan indikator menerima kritikan yang sangat ditentukan
oleh kepuasan dinilai melalui prestasi kerja yang meningkat dan kepuasan kerja ini dipengaruhi oleh

kepemimpinan transformasional khususnya arahan pemimpin dalam memahami visi misi organisasi
bagi pegawai. Penelitian ini merekomendasikan Kinerja pegawai Polteknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Tanjungkarang dapat ditingkatkan melalui upaya peningkatan kepuasan kerja dalam
prestasi kerja pegawai dengan cara memberikan penghargaan dan memperhatikan peningkatan karir
bagi pegawai yang berprestasi, hal tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan pemahaman
terhadap visi dan misi organisasi bagi pegawai melalui arahan pemimpin dalam kepemimpinan
transformasional serta meningkatkan keahlian dengan cara meningkatkan pengetahuan baik melalui
pendidikan maupun pelatihan pegawai.
Kata kunci:

Kompetensi Kerja, Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja dan
Kinerja Pegawai, Program Studi .

315

316 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 315-324

Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 mengamanatkan tujuan Bangsa Indonsesia
adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia,

seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan Bangsa. Untuk mencapai tujuan
tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana
dan terarah, termasuk Pembangunan kesehatan
yang merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Undang-undang Nomor
17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 20052025, dinyatakan bahwa pembangunan
kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap orang agar derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan
merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan,
melalui
peningkatan

upaya
kesehatan,
pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia
kesehatan, obat dan pembekalan kesehatan
yang disertai peningkatan pengawasan,
pemberdayaan masya-rakat, dan manajemen
kesehatan. Dalam rangka mencapai tujuan itu,
maka sangat diperlukan sumber daya manusia
yang
berkualitas
karena
keberhasilan
pemerintah sebagai suatu organisasi dalam
mencapai tujuan bergantung pada kualitas
manusia yang dimilikinya.
Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Tanjungkarang merupakan unit
pelaksana teknis Kementerian Kesehatan yang
berada di bawah Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDM Kes) yang menyelanggara-kan

pendidikan tenaga bidang kesehatan. Sebagai
institusi pendidikan tinggi bidang kesehatan,
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Tanjungkarang bertugas menyeleng-garakan
pendidikan tenaga kesehatan yang professional,
melakukan pengabdian kepada masyarakat dan
melakukan penelitian bidang kesehatan.
Keseluruhan tugas dan bentuk layanan
di atas ditujukan menghasilkan lulusan tenaga
kesehatan yang berkualitas dan berwawasan
global, sehingga dapat menjadi sumber daya
tenaga kesehatan yang handal dan mampu

menyokong visi misi Kementerian Kesehatan
RI serta mampu bersaing di pasar global.
Pentingnya kualitas sumber daya
manusia tersebut karena peranannya sebagai
motor penggerak yang dapat mempengaruhi
kemampuan dan keberhasilan pencapaian
tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Pengembangan
sumber
daya
manusia
merupakan suatu conditio sine qua non, atau
sesuatu yang tidak dapat dihindarkan yang
harus terus dilakukan, karena bagaimanapun
canggihnya sarana dan prasarana organisasi
tanpa ditunjang oleh sumber daya manusia yang
berkualitas, organisasi itu tidak dapat maju dan
berkembang, bahwa pengembangan kualitas
sumber daya manusia dengan cara pendidikan
dan
pelatihan,
khususnya
di
sektor
pemerintahan telah merupakan suatu keharusan
bagi organisasi birokrasi. Hal ini untuk
menjawab tantangan yang dihadapi setiap

perusahaan pada abad ke 21, terfokus pada
pelayanan kebutuhan customer atau orientasi
pelanggan, tidak hanya pada kepuasan
pelanggan (customer satisfaction) tetapi lebih
berorientasi pada nilai (customer value).
Salah satu faktor penting yang menjadi
fokus perhatian utama Poltekkes Kemenkes
Tanjungkarag untuk menjawab tantangan ini
adalah masalah kinerja pegawai karena sangat
berkaitan dengan produktivitas lembaga atau
organisasi. Hal ini senada dengan pernyataan
Hasibuan (2005:p.126) yang menjelaskan
bahwa kinerja mempunyai hubungan yang erat
dengan
masalah
produktivitas,
karena
merupakan indikator dalam menentukan
bagaimana usaha untuk mencapai tingkat
produktivitas yang tinggi dalam suatu

organisasi. Kinerja perlu dirumuskan menjadi
tolok ukur dalam mengadakan perbandingan
antara apa yang telah dipercayakan kepada
seseorang dengan standar. Pengukuran kinerja
akan memberikan manfaat dalam proses
pengembangan karier dan pengambilan
keputusan oleh para pemimpin.
Menurut
model
partner-lawyer
(Gibson, Invancevich and Donnelly, 1994),
kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh
faktor-faktor; (a) harapan mengenai imbalan;
(b) dorongan; (c) kemampuan; kebutuhan dan
sifat; (d) persepsi terhadap tugas; (e) imbalan
internal dan eksternal; (f) persepsi terhadap
tingkat imbalan dan kepuasan kerja.Selan itu,
faktor pentingyang mempengaruhi kinerja

Trigunarso, Pengaruh Kompetensi Kerja dan Kepemimpinan Transformasional 317


pegawai salah satunya adalah kompetensi kerja.
Menurut Wibowo (2011:p.324), kompetensi
menjelaskan apa yang dilakukan orang di
tempat kerja pada berbagai tingkatan dan
memperinci standar masing-masing tingkatan,
mengidentifikasi karakteristik, pengetahuan dan
ketrampilan yang diperlukan oleh individual
yang memungkinkan menjalankan tugas dan
tanggung jawab secara efektif sehingga
mencapai standar kualitas profesional dalam
bekerja dan mencakup semua aspek catatan
manajemen
kinerja,
ketrampilan
dan
pengetahuan tertentu, sikap, komunikasi,
aplikasi dan pengembangan.
Kompetensi
yaitu

karakteristik
individu yang mendasari kinerja atau perilaku
di tempat kerja. Kinerja di pekerjaan
dipengaruhi oleh: (a) pengetahuan, kemampuan
dan sikap; (b) gaya kerja, kepribadian,
kepentingan/minat, dasar-dasar, nilai sikap,
kepercayaan, dan gaya kepemimpinan. Oleh
karena itu, kompetensi merupakan karakteristik
yang mendasar pada setiap individu yang
dihubungkan
dengan
kriteria
yang
direferensikan terhadap kinerja yang unggul
atau efektif dalam sebuah pekerjaan atau
situasi (Wibowo, 2011:p.325).
Pegawai yang kompeten biasanya
memiliki karakter sikap, perilaku, kemauan dan
kemampuan kerja yang relatif stabil ketika
menghadapi suatu situasi di tempat kerja yang

terbentuk dari sinergi antara konsep diri,
motivasi internal dan kapasitas pengetahuan
sehingga ia dengan cepat dapat mengatasi
permasalahan kerja yang dihadapi dan
memandang pekerjaan sebagai suatu kewajiban
yang harus dilakukan secara ikhlas dan secara
terbuka meningkatkan kualitas diri melalui
proses pembelajaran tiada henti. Hal ini dapat
memberikan dorongan yang kuat bagi pegawai
untuk bekerja seefisien dan seefektif mungkin
serta memiliki rasa tanggung jawab pribadi
atas setiap pekerjaan yang dilakukan. Sehingga
pada akhirnya, seorang pegawai dapat
meningkatkan kinerjanya terutama yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
Hasil pengamatan pendahuluan di
lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjung-

karang, kinerja pegawai yang terdiri dari
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari
indikator-indikator sebagai berikut: Kurangnya
inisiatif pegawai dalam proses kerja, baik yang
menyangkut tugas pokok atau tugas tambahan,
hal tersebut terlihat masih seringnya pegawai
dalam melaksanakan tugas selalu menunggu
perintah atau minta petunjuk pada pimpinan.
Kurangnya keterampilan pegawai
dalam proses kerja, baik yang menyangkut
tugas pokok atau tugas tambahan, kondisi
tersebut dapat terlihat dengan masih adanya
beberapa dosen yang belum mampu menggunakan sarana teknologi dalam pembelajaran,
demikian juga para pegawai masih banyak
yang belum mampu memanfaatkan teknologi
dalam bekerja. Masih ditemukan pegawai yang
melaksanakan pekerjaan tanpa mempertimbangkan ketepatan dan kecepatan pekerjaan
sehingga kurang efisien dan efektif, terlihat
masih banyaknya pegawai yang terlambat
mengerjakan tugas dan belum dapat mendahulukan tugas yang seharusnya terlebih dahulu
diselesaikan.
Menurunnya dorongan kerja pegawai
yang terlihat dari adanya kecenderungan
meninggalkan kantor pada jam kerja tanpa
alasan tertentu dan masih banyaknya pegawai
pada jam kerja yang tidak melaksanakan
tugas,tetapi membicarakan hal-hal diluar tugas
pokoknya. Kurang disiplinnya pegawai dalam
menepati jam kerja dengan indikator terjadi
penurunan tingkat kehadiran rata- rata pegawai
di masing-masing jurusan sampai 20% pada
1(satu) tahun terakhir (Tahun 2010 – 2011).
Faktor lain yang perlu diperhatikan
dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja
pegawai adalah kepemimpinan transformasional. Sebagian besar definisi kepemimpinan
mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan
berkaitan dengan proses yang disengaja dari
seseorang untuk menekankan pengaruhnya
yang kuat terhadap orang lain untuk
membimbing, membuat struktur, memfasilitasi

318 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 315-324

aktivitas dan hubungan di dalam kelompok
atau organisasi (Yukl, 2010:p.3).
Yukl (2010:p.10) menguraikan bahwa
sebagian besar peneliti mengevaluasi efektivitas kepemimpinan berdasarkan konsekuensi
dari tindakan pemimpin bagi pengikut dan
komponen lainnya dalam organisasi. Berbagai
jenis hasil yang digunakan itu mencakup
kinerja dan pertumbuhan kelompok atau
organisasi pemimpin tersebut, kesiapannya
untuk menghadapi tantangan atau krisis,
kepuasan para pengikut terhadap pemimpin,
komitmen pengikut terhadap tujuan kelompok,
kesejahteraan dan perkembangan psikologis
para pengikutnya, bertambahnya status
pemimpin dalam kelompok dan kemajuan
pemimpin ke posisi wewenang yang lebih
tinggi dalam organisasi.
Salah satu faktor situasional yang akan
semakin berpengaruh terhadap efektivitas
kepemimpinan dalam dekade mendatang
adalah relasi antara pemimpin dan pengikut.
Esensi relasi tersebut adalah interaksi antar
pribadi yang berbeda motivasi dan potensi
kekuasaan, termasuk di dalamnya keterampilan
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Bentuk interaksi tersebut salah satunya adalah
kepemimpinan transformasional.
Kepemimpinan transformasional, pemimpin menciptakan visi dan lingkungan yang
memotivasi para pegawai untuk berprestasi
melampaui harapan. Dalam hal ini, pegawai
merasa percaya, kagum, loyal dan hormat
kepada pemimpinnya sehingga mereka termotivasi melakukan lebih dari apa yang
diharapkan dari mereka. Bahkan tidak jarang
melampaui apa yang mereka perkirakan.
Kepemimpinan transformasional didefinisikan
sebagai kepemimpinan yang mencakup upaya
perubahan organisasi (sebagai lawan kepemimpinan yang dirancang untuk mempertahankan
status quo), diyakini gaya ini akan mengarahkan pada kinerja superior dalam organisasi
disaat menghadapi tuntutan pem-baharuan dan
perubahan (Handoko, Hani, 1999:p.29).

Berkaitan hal tersebut, di lingkungan
institusi pendidikan tinggi khususnya pada
Program Studi di Lingkungan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjungkarang, peranan pemimpin transformasional
belum berjalan dengan efektif. Para pimpinan
selama ini terbatas pada pemberian arahan
terkait dengan kegiatan belajar mengajar,
memberikan reward bagi dosen dan civitas
akademika serta punishment bagi yang tidak
mengikuti peraturan yang telah ditetapkan oleh
organisasi. Komunikasi dan saling bertukar
informasi antara pimpinan dan pegawai masih
sangat terbatas sehingga sharing of power
sebagai esensi kepemimpinan transformasional
belum terwujud.
METODE
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
pegawai Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
yaitu sejumlah 260 orang. Dengan asumsi
bahwa 30 orang pegawai dijadikan responden
dalam rangka uji instrumen pengumpulan data
dan 7 orang pegawai dengan masa kerja kurang
dari 1 (satu) tahun tidak termasuk dalam
populasi denganteknik pengambilan sampel
menggunakan metode sensus. Penentuan
jumlah sampel berdasarkan analisis SEM yang
digunakan adalah 260 orang sehingga penelitian
ini menggunakan sampel jenuh.
Metode Analisis
Metode SEM (Structural Equation
Modeling). Metode ini terdiri dari 6 (enam)
tahapan menurut Ghozali (2008:p.8) yaitu:
Tahap 1 (satu) Konseptualisasi Model : Tahap
ini berhubungan dengan pengembangan
hipotesis (berdasarkan teori-teori) sebagai dasar
dalam menghubungkan variabel laten dengan
variabel laten lainnya, dan juga dengan
indikator-indikatornya.
Konseptualisasi model mengharuskan
dua hal yang harus dilakukan. Pertama,
hubungan yang dihipotesiskan antara variabel
laten harus ditentukan. Kedua, konseptualisasi
model berfokus pada pengukuran model dan
menghubungkannya dengan operasionalisasi
variabel laten. Sehingga, dikenal beberapa
indikator (manifest variable) yang digunakan

Trigunarso, Pengaruh Kompetensi Kerja dan Kepemimpinan Transformasional 319

untuk mengukur variabel laten (unobserved
variable) tersebut. Tahap 2 (dua) yaitu
Penyusunan diagram alur (path diagram) .
Path diagram merupakan representasi
grafis mengenai bagaiman beberapa variabel
pada suatu model berhubungan satu sama lain,
yang memberikan suatu pandangan menyeluruh
mengenai struktur model. Tahap 3 adalah
Spesifikasi Model, dalam penelitian ini
pendekatan yang lebih efisien adalah dengan
menggunakan notasi. Tahap 4 adalah
Identifikasi Model, yaitu menjawab apakah
model memiliki nilai yang unik sehingga model
tersebut dapat diestimasi.
Jika suatu model tidak dapat
diidentifikasi maka tidak mungkin dapat
menentukan nilai yang unik untuk koefisien
model. Masalah identifikasi dapat terjadi
dalam SEM, dimana informasi yang terdapat
pada data empiris (varians dan kovarians
variabel manifest) tidak cukup untuk
menghasilkan solusi yang unik untuk
memperoleh parameter model. Salah satu
cara
yang
digunakan
adalah
dengan
mengkonstraint model.

Tahap 5 yaitu Estimasi Parameter, pada
tahap ini, estimasi parameter untuk suatu model
diperoleh dari data karena program Lisrel
maupun Amos berusaha untuk menghasilkan
matriks kovarians berdasarkan model (model
based covariance matrix) yang sesuai dengan
kovarians matriks sesungguhnya (observed
covariance matrix). Uji signifikansi dilakukan
dengan menentukan apakah parameter yang
dihasilkan secara signifikan berbeda dari nol.
Tahap akhir atau 6 (enam) adalah Penilaian
Model Fit. Suatu model dikatakan fit apabila
kovarians matriks suatu model (model based
covariance matrix) adalah sama dengan
kovarians matriks data (observed).
PEMBAHASAN
Hipotesis sub struktur pertama yang
diuji adalah pengaruh kompetensi kerja dan
kepemimpinan
transformasional
terhadap
kepuasan kerja pada Program Studi di Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjung-karang.
Secara visual diagram jalur pengujian hipotesis
sub struktur pertama digambarkan berikut:
.

Gambar 1
Diagram Jalur Pengujian Hipotesis Sub Struktur I
0,4383

X1

0,2140

X2

0,3465

X3

0,6154

X4

0,4739

X5

0,3334

X6

0,3218

X7

0,1834

X8

0,2900

X9

0,5040

X10

0,4243

X11

0,2752

X12

0,4587

X13

0,7495
0,8866
0,8084
0,6202
0,7253

x1
0,3838

h1

0,3678
0,8164
0,8235
0,9036
0,8426
0,7043
0,7587
0,8514
0,7357

0,4693

x2

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Lisrel 8.70

0,5000

1

0,7392
0,7560
0,9362
0,7662
0,8373
0,7573

Y1

0,4536

Y2

0,4285

Y3

0,1236

Y4

0,4129

Y5

0,2989

Y6

0,4264

320 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 315-324

1. Pengaruh Kompetensi Kerja
Kepuasan Kerja

Terhadap

Tabel 1: Hasil Pengujian Pengaruh
Kompetensi kerja Terhadap
Kepuasan kerja
Koef.
Jalur

thitung

tkritis

0,3838

6,8948

1,96

Ho

Ha

Jadi berdasarkan hasil pengujian dapat
disimpulkan kepemimpinan transformasional
secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan
kerja pegawai pada Program Studi di Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Secara keseluruhan atau total, kepemimpinan
transformasional
memberikan
kontribusi
28,65% terhadap kepuasan kerja pegawai pada
Politeknik Program Studi di Lingkungan
Politeknik Kesehatan Tanjung-karang.

ditolak Diterima

Sumber: Hasil Pengolahan Data,2012

Berdasarkan hasil pengujian dapat
dilihat nilai thitung variabelkompetensi kerja
(6,8948) lebih besar dari tkritis (1,96). Karena
nilai thitung lebih besar dibanding tkritis, maka
pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk
menolak Ho sehingga Ha diterima. Jadi
berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan
bahwa kompetensi kerja secara parsial
berpengaruh terhadap kepuasan kerja pada
Program Studi di Lingkungan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang. Secara total
kompetensi kerja memberikan kontribusi
sebesar 21,35% terhadap kepuasan kerja
pegawai pada Program Studi di Lingkungan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
2. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kepuasan kerja
Tabel 2: Hasil Pengujian Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional
Terhadap Kepuasan kerja
Koef.
Jalur

thitung

tkritis

Ho

Ha

0,4693

8,7394

1,96

ditolak

diterima

Sumber: Hasil Pengolahan Data ,2012
Berdasarkan hasil pengujian dapat
dilihat nilai thitung variabelkepemimpinan
transformasional (8,7394) lebih besar dari tkritis
(1,96). Karena nilai thitung lebih besar dibanding
tkritis, maka dengan tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha
diterima.

3. Kontribusi Kompetensi Kerja dan
Kepemimpinan Transformasional
Kepada Kepuasan Kerja
Hasil penelitian diperoleh nilai Fhitung
(128,50) dan lebih besar dibanding Ftabel
(3,031), maka pada tingkat kekeliruan 5%
diputuskan untuk menolak H0 sehingga Ha
diterima. Jadi berdasarkan hasil pengujian
dapat disimpulkan bahwa kompetensi kerja
dan kepemimpinan transformasional secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Program Studi
di
Lingkungan
Politeknik
Kesehatan
Tanjungkarang.
Sub struktur kedua yang diuji adalah
pengaruh kompetensi kerja, kepemimpinan
transformasional dan kepuasan kerja terhadap
kinerja pegawai. Berdasarkan paradigma
penelitian sub struktur kedua yang diuji
dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 3: Model struktural pengaruh
kompetensi kerja, kepemimpinan
transformasional dan kepuasan
kerja terhadap kinerja pegawai

Endegenous
Constructs
h2

Exogenous
Constructs
x1

Error
variance

x2h1

γ2.1x1

+ ζ2

γ2.2x22.1h1
Dari hasil pengolahan data menggunakan
software LISREL 8.70 diperoleh persamaan
struktural sebagai berikut:

Trigunarso, Pengaruh Kompetensi Kerja dan Kepemimpinan Transformasional 321

Tabel 4 : Persamaan struktural pengaruh
kompetensi kerja, kepemimpinan
transformasional dan kepuasan
kerja terhadap kinerja pegawai
Endegenous
Constructs
h2

Exogenous
Constructs
x1

Secara bersama-sama ketiga variabel
independen (kompetensi kerja, kepemimpinan
transformasional
dan
kepuasan
kerja)
memberikan kontribusi sebesar 57,23% kepada
kinerja pegawai pada pada Program Studi di
Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. Sementara sisanya sebesar 42,77%
merupakan pengaruh faktor-faktor lain diluar
ketiga variabel independen yang diteliti.
Melalui nilai-nilai koefisien yang terdapat
pada tabel 5 dapat dihitung besar pengaruh
masing-masing variabel bebas (kompetensi
kerja, kepemimpinan transformasional dan
kepuasan kerja) terhadap kinerja pegawai.

Rsquare

x2h1

0,2622
0,4029
(4,4539)
(5,8214)

0,2415 0,5723
(4,0088)

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
(Keterangan: Angka dalam kurung adalah
nilai statistik uji-t)

Tabel 5: Besar Pengaruh Kompetensi kerja (x1),Kepemimpinan Transformasional(x2) dan
Kepuasan kerja (h1) Terhadap Kinerja pegawai (h2).
Variabel
Eksogen

Koefisien
Jalur

Besar Pengaruh
Total
Langsung

Melalui x1

x1

0,2622

6,87%

x2

0,2415

5,83%

2,33%

h1

0,4029

16,23%

5,88%

Melalui x2
2,33%

5,94%

Melalui h1
5,88%

15,08%

5,94%

14,10%
28,05%

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2912
Diantara ketiga variabel bebas,
kepuasan kerja memberikan kontribusi yang
paling besar terhadap kinerja pegawai,
sebaliknya variabel kepemimpinan transformasional memberikan kontribusi yang paling
kecil terhadap kinerja pegawai pada pada
Program Studi di Lingkungan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang. Setelah koefisien

jalur dihitung, selanjutnya untuk membuktikan apakah kompetensi kerja, kepemimpinan
transformasional
dan
kepuasan
kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai, maka dilakukan pengujian hipotesis.
Secara visual diagram jalur pada pengujian
hipotesis sub struktur kedua digambarkan
sebagai berikut:

322 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 315-324

Gambar 2
Diagram Jalur Pengujian Hipotesis Sub Struktur II
0,4383

X1

0,2140

X2

0,3465

X3

0,6154

X4

0,4739

X5

0,7495
0,8866
0,8084
0,6202
0,7253

x1
0,3838

0,4536
0,4285
0,1236

0,3334

0,4129

X6

0,3218

X7

0,1834

X8

0,2900

X9

0,5040

X10

0,4243

X11

0,2752

X12

0,4587

X13

0,2989
0,8164
0,4264
0,8235
0,9036
0,8426
0,7043
0,7587
0,8514
0,7357

Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6

0,7392
0,7560
0,9362
0,7662
0,8373
0,7573

0,2622

h1

0,4693

0,4029

0,8207
0,7692
0,8294
0,6701
0,7868
0,8101
0,8737

h2
0,4277

0,2415

2

Y7

0,3264

Y8

0,4083

Y9

0,3120

Y10

0,5510

Y11

0,3809

Y12

0,3438

Y13

0,2366

x2

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Lisrel 8.70

4. Pengaruh Kompetensi Kerja
Kinerja Pegawai

Terhadap

Tabel 6: Hasil Pengujian Pengaruh
Kompetensi Kerja Terhadap
Kinerja pegawai
Koef.
Jalur
0,2622

thitung

tkritis

4,4539 1,96

Ho

Ha

ditolak Diteri
ma

Sumber: Hasil Penglahan Data, 2012
Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat
nilai thitung variabelkompetensi kerja (4,4539)
lebih besar dari tkritis (1,96). Karena nilai thitung
lebih besar dibanding tkritis, maka dengan
tingkat kekeliruan 5%
diputuskan untuk
menolak Ho sehingga Ha diterima. Jadi
berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan
bahwa kompetensi kerja secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada
Program Studi di Lingkungan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang.

Secara langsung kompetensi kerja
memberikan kontribusi sebesar 6,87% terhadap
kinerja pegawai, secara tidak langsung melalui
kepemimpinan transformasional sebesar 2,33%
dan melalui kepuasan kerja sebesar 5,88 persen.
Jadi secara total kontribusi (pengaruh)
kompetensi kerja terhadap kinerja pegawai pada
Program Studi di Lingkungan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang sebesar 15,08 %.
5. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai
Tabel 7 : Hasil Pengujian Pengaruh KepemimpinanTransformasional
Terhadap Kinerja pegawai
Koef.
Jalur

thitung

tkritis

Ho

Ha

0,2415

4,0088

1,96

ditolak

diterima

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat
nilai thitung variabel kepemimpinan transformasional (4,0088) lebih besar dari tkritis
(1,96). Karena nilai thitung lebih besar dibanding
tkritis, maka dengan tingkat kekeliruan 5%

Trigunarso, Pengaruh Kompetensi Kerja dan Kepemimpinan Transformasional 323

diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha
diterima. Jadi berdasarkan hasil pengujian dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional secara parsial berpengaruh terhadap
kinerja pegawai pada Program Studi di
Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Secara
langsung
kepemimpinan
transformasional
memberikan
kontribusi
sebesar 5,83% terhadap kinerja pegawai, secara
tidak langsung melalui kompetensi kerja
sebesar 2,33 persen dan melalui kepuasan kerja
sebesar 5,94 persen. Jadi total kontribusi
(pengaruh) kepemimpinan transformasional
terhadap kinerja pegawai pada Program Studi di
Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang sebesar 14,10 persen.
6. Pengaruh Kepuasan Kerja
Kinerja Pegawai

Terhadap

Tabel 8: Hasil Pengujian Pengaruh
Kepuasan kerja Terhadap Kinerja
pegawai

pada Program Studi di Lingkungan Politeknik
Kesehatan Tanjung-karang. Kepuasan kerja
secara total memberikan kontribusi sebesar
28,05% terhadap kinerja pegawai pada Program
Studi di Lingkungan Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang.
7.

Kontribusi
Kompetensi
Kerja,
Kepemimpinan Transformasional dan
Kepuasan Kerja Kepada
Kinerja
Pegawai

Pengujian hipotesis tersebut dilakukan
melalui statistik uji F dengan ketentuan tolak
Ho jika Fhitunglebih besar dari Ftabel, atau
sebaliknya terima Ho jika Fhitung lebih kecil atau
sama dengan
Ftabel. Melalui koefisien
determinasi (0,6788) dapat dihitung nilai F
dengan rumus sebagai berikut:

Fhitung =

(n-k-1)R 2Z(X1X2Y)
k(1-R 2Z(X1X2Y ) )
(260-3-1)×0,5723
3×(1-0,5723)
= 114,183

Fhitung =
Koef.
Jalur

thitung

tkritis

Ho

Ha

0,4029

5,8214

1,96

Ditola diterima
k

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat
nilai thitung variabelkepuasan kerja (5,8214) lebih
besar dari tkritis (1,96). Karena nilai thitung lebih
besar dibanding tkritis, maka dengan tingkat
kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho
sehingga Ha diterima.
Jadi berdasarkan hasil pengujian dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai
SIMPULAN
Berdasarkan Pembahasan pada bab
sebelumnya maka bagian akhir dari penelitian
ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompetensi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai
pada Program Studi di Lingkungan

Dari tabel F untuk tingkat signifikansi 0.05
dan derajat bebas (3;256) diperoleh nilai F
tabel sebesar 2,640. Karena dari hasil penelitian
diperoleh nilai Fhitung (114,183) dan lebih besar
dibanding Ftabel (2,640), maka pada tingkat
kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak H0
sehingga Ha diterima. Jadi berdasarkan hasil
pengujian dapat disimpulkan bahwa kompetensi
kerja, kepemimpinan transformasional dan
kepuasan
kerja
secara
bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai pada Program Studi di Lingkungan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang dengan
indikator
yang
paling
dominan
mempengaruhi adalah indikator keahlian.
2. Kepemimpinan
transformasional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Program Studi
di Lingkungan Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang dengan indikator yang paling

324 Jurnal Kesehatan, Volume IV, Nomor 2,Oktober 2013, hlm 315-324

dominan mempengaruhi adalah indikator
memahami visi misi.
3. Secara simultan, kompetensi kerja dan
kepemimpinan
transformasional
memberikan kontribusi
sebesar 50,0%
kepada kepuasan kerja pegawai pada
Program Studi di Lingkungan Politeknik
Kesehatan Tanjung-karang.
4. Kompetensi kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai pada
Program Studi di Lingkungan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang dengan indikator
yang paling dominan mempengaruhi adalah
indikator keahlian.
5. Kepemimpinan
transformasional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai pada Program Studi di
Lingkungan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang dengan indikator yang paling
dominan mempengaruhi adalah indikator
memahami visi misi.

6. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai pada
Program Studi di Lingkungan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang dengan indikator
paling dominan mempengaruhi adalah
indikator prestasi kerja.
7. Secara
simultan,
kompetensi
kerja,
kepemimpinan
transformasional
dan
kepuasan kerja memberikan kontribusi
sebesar 57,23% kepada kinerja pegawai
pada Program Studi di Lingkungan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
8. Kinerja pegawai khususnya dalam menerima
kritikan (indikator Y13) dapat ditingkatkan
oleh kepuasan kerja yang dinilai melalui
prestasi kerja pegawai (indikator Y3) dan ini
semua dipengaruhi oleh kepemimpinan
transformasional
khususnya
arahan
pemimpin dalam memahami visi misi
organisasi bagi pegawai (indikator X8).

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, H. Malayu S.P. 2005. Manajemen
Sumber Daya Manusia (edisi revisi).
Jakarta: Bumi Aksara.

Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., dan Donnelly,
J.Jr. 1994. Organisasi dan Manajemen:
Perilaku, Sruktur, dan Proses. Edisi
Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ghozali, Imam. 2008. SEM teori, konsep dan
Aplikasi dengan Lisrel 8.80. Semarang:
Penerbit Universitas Diponegoro
Handoko, Hani.1999. Manajemen. Yogyakarta:
BPFE.

Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja, Jakarta:
Penerbit PT. Raja Grafindo.
Yukl, Gary. 2010. Kepemimpinan dalam
Organisasi. Alih bahasa: Budi Supriyanto
dan Editor Eli Tanya. Jakarta: PT. Indeks.